Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS ANTARA LATIHAN JALAN TANDEM DENGAN

GAZE STABILITY EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN


KESEIMBANGAN TUBUH PADA PASIEN STROKE
DI RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU

Liza Fitri Lina, Devinta Aminanda, Ferasinta


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
email: devintaaminanda@gmail.com1

ABSTRAK

Pasca stroke merupakan pasien yang telah mengalami stroke. Pada gangguan
keseimbangan muncul masalah seperti kekakuan atau kematian jaringan. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui efektivitas latihan jalan tandem dengan gaze stability exercise
terhadap peningkatan keseimbangan tubuh pasien pasca stroke di RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu. Desain penelitian yang digunakan quasy eksperimen dengan rancangan two
group pre and post design sampel sebanyak 30 responden diambil dengan teknik
purposive sampling selanjutnya data diperoleh dengan lembar observasi BBS (Berg
Balance Scale) dan diolah menggunakan uji t dependen dan uji independen. Hasil analisis
univariat keseimbangan tubuh pada pasien pasca stroke sebelum dilakukan latihan jalan
tandem yaitu 13 orang (86,7%) kategori rendah, sesudah dilakukan intervensi 15 orang
(100%) kategori rendah. Keseimbangan tubuh pada pasien pasca stroke sebelum dilakukan
gaze stability exercise yaitu 11 orang (73,3%) kategori rendah, setelah dilakukan intervensi
14 orang (93,3%) kategori rendah. Hasil analisis bivariat ada pengaruh setelah diberikan
latihan jalan tandem dengan p value=0,000 dan ada pengaruh setelah diberikan gaze
stability exercise dengan p value=0,001. Ada perbedaan keseimbangan tubuh pasien pasca
stroke antara latihan jalan tandem dan gaze stability exercise di RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu dengan p value=0,001. Kesimpulan ada perbedaan efektifitas antara kedua
intervensi, dimana jalan tandem lebih efektif dibandingkan gaze stability exercise. Saran
kepeda peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan melakukan
penilaian menggunakan metode lain seperti balance exercise.

Kata Kunci: Gaze Stability Exercise, Jalan Tandem,Pasca Stroke


EFFECTIVENESS OF TANDEM WALKING EXERCISE WITH GAZE
STABILITY EXERCISE ON IMPROVING BODY BALANCE
IN POST STROKE PATIENTS IN Dr. M. YUNUS
BENGKULU REGIONAL HOSPITAL

ABSTRACT

Post stroke patients are patients who have had a stroke. In equilibrium problems arises
such stiffness or tissue death. The purpose of this study was to determine the effectiveness
of tandem walking exercises with gaze stability exercise on improving body balance in
post-stroke patients at Dr. M. Yunus Bengkulu regional hospital. The research design used
was quasy experiment with the design of two groups pre and post design sampleles of 30
respondents were taken with purpovise sampling techniques then the data were obtained
with bbs (Berg Balance Scale) observation sheet and processed using dependen t test and
independent t test. The results of the univariate analysis showed that the body balance of
post-stroke patients before the exercise of the tandem walking exercise is 13 people
(86.7%) in the low category and after the intervention there are 15 people (100%) in the
low category. The body balance of post stroke patients before gaze stability exercise is
done are 11 people (73.3%) in low category, and after intervention there are 14 people
(93.3%) in low category. The results of the bivariate analysis showed that there is an effect
after being given a tandem walking exercise with p value = 0,000, and there is an effect
after being given gaze stability exercise with p value = 0.001. There is a difference of post-
stroke patient body balance between tandem walking exercises and gaze stability exercise
in Dr. M. Yunus Bengkulu regional hospital with p value = 0.001. In conclusion, there ia a
difference in effectiveness between the two interventions, where the tandem part is more
effective that gaze stability exercise. The recommendations for future studies are expected
to continue this research by evaluating using other methods such as balance exercise.

Keywords: Gaze Stability Exercise, Tandem Road, Post Stroke


Pendahuluan kematian jaringan dan gangguan aktivitas
Stroke didefinisikan sebagai (Pramita, 2017).
gangguan suplai darah pada otak yang Keseimbangan adalah kemampuan
biasany karena suplai darah atau sumbatan untuk mempertahankan pusat gravitasi
oleh gumpalan. Stroke menduduki urutan atas dasar dukungan, biasanya ketika
kedua penyebab kematian didunia setelah dalam posisi tegak. Keseimbangan dibagi
penyakit jantung iskemik, terdapat sekitar menjadi dua yaitu keseimbangan statis
15 juta orang menderita stroke setiap dan keseimbangan dinamis.Keseimbangan
tahun. Diantaranya ditemukan jumlah statis adalah kemampuan tubuh untuk
kematian sebanyak 5 juta dan 5 juta dapat menjaga keseimbangan tubuhnya
mengalami kecacatan permanen (World pada suatu posisi diam misalnya saat
Health Organization (WHO), 2016). berdiri. Keseimbangan dinamis adalah
Angka kejadian stroke di Indonesia kemampuan tubuh untuk dapat menjaga
dari hasil riset kesehatan dasar tahun 2018 keseimbangan tubuh pada saat bergerak
menyebutkan penyakit tidak menular misalnya saat berjalan (Mauk, 2010).
seperti hipertensi, stroke, penyakit jantung Upaya pencegahan dapat dilakukan
dan sendi mengalami peningkatan. dengan cara mengidentifikasi faktor
Penyakit stroke mengalami peningkatan penyebab stroke. Pencegahan yang dapat
yang signifikan dari 7% pada tahun 2013 dilakukan pada pasien pasca stroke
mengalami peningkatan pada tahun 2018 dengan melakukan rehabilitasi,
menjadi 10,9% (Riskesdas, 2018). pencegahan komplikasi, meningkatkan
Data dari Dinas Kesehataan Provinsi kualitas hidup, dan melakukan perubahan
Bengkulu tahun 2019 jumlah kejadian pola hidup yang sehat. Rehabilitasi
stroke 1.899 orang dengan kematian pencegahan pasien pasca stroke yang
sebanyak 127 orang (6,68%). Penderita dapat dilakukan dengan melakukan terapi
stroke tertinggi yaitu di kota Bengkulu gerak (Blackmer, 2012).
sebanyak 1.296 orang dengan kematian Jalan tandem merupakan suatu tes
sebanyak 57 orang (4,39%), kabupaten dan juga latihan yang dilakukan dengan
Bengkulu Utara sebanyak 160 orang cara berjalan dalam satu garis lurus dalam
dengan kematian sebanyak 20 orang posisi tumit kaki menyentuh jari kaki yang
(12,5%) dan kabupaten Rejang Lebong lainnya sejauh 3 – 6 meter, latihan ini
sebanyak 89 orang dengan kematian dapa tmeningkatkan keseimbangan
sebanyak 38 orang (2,69%). postural bagian lateral, yang berperan
Data dari RSUD Dr. M. Yunus dalam mengurangi resiko jatuh pada
Bengkulu kejadian stroke pada tahun 2018 pasien pasca stroke (Irhas, 2017).
sebanyak 242 orang dengan kematian Gaze stability exercise adalah latihan
sebanyak 68 orang (28,09%), pada tahun yang didasarkan pada kemampuan yang
2017 sebanyak 324 orang dengan ditunjukkan dari sistem vestibular untuk
kematian sebanyak 111 orang (34,25%) memodifikasi besarnya vestibule okular
dan pada tahun 2016 sebanyak 141 orang refleks dalam menanggapi input yang
dengan kematian sebanyak 58 orang diberikan (Bhardwaj & Vats, 2014).
(41,13%). Sedangkan pasien pasca stroke Saat melakukan wawancara terhadap
sebanyak 371 orang pada tahun 2018 salah satu perawat di RSUD Dr. M Yunus
(Rekam Medik. RSUD Dr. M. Yunus menyebutkan bahwa belum pernah
Bengkulu, 2019). melakukan rehabilitasi seperti latihan
Pasien pasca stroke dapat mengalami jalan tandem dan gaze stability exercise.
gangguan keseimbangan tubuh yang mana Serta wawancara terhadap 6 responden
jika tidak melakukan aktivitas atau latihan pasca stroke seluruh responden belum
dapat menyebabkan kekakuan atau pernah dilakukan fisioterapi latihan jalan
tandem dan gaze stability exercise.
Berdasarkan uraian diatas peneliti Hasil Penelitian
tertarik untuk melakukan penelitian 1. Analisis Univariat
efektivitas antara latihan jalan tandem Tabel 1.1.
dengan gaze stability exercise terhadap Distribusi frekuensi keseimbangan tubuh
peningkatan keseimbangan tubuh pada sebelum jalan tandem
pasien pasca stroke di RSUD Dr. M. Keseimbangan Skala Kategori F (%)
Yunus Bengkulu.
Tubuh Jalan
Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui efektivitas antara latihan Tandem
jalan tandem dengan gaze stability
43 Rendah
exercise terhadap peningkatan
keseimbangan tubuh pada pasien pasca 41 Rendah
stroke di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu.
45 Rendah
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian 41 Rendah
kuantitatif dengan menggunakan desain
quasy eksperimen dengan rancangan two 46 Rendah
group pre and post design sampel
sebanyak 30 responden diambil dengan 47 Rendah
teknik puporsive sampling selanjutnya
data diperoleh dengan lembar observasi 41 Rendah 13 86,7
Berg Balance Scale (Vincent, 2013).
42 Rendah
Pelaksanaan penelitian dilakukan
Sebelum
untuk mengukur keseimbangan pasien
42 Rendah
dengan menggunakan lembar observasi
berg balance scale dengan dua (2) kali 43 Rendah
pengukuran yaitu pengukuran pertama
sebelum diberikan intervensi jalan tandem 43 Rendah
dan gaze stability exercise, setelah itu
peneliti memberikan intervensi jalan 44 Rendah
tandem dan gaze stability exercise.
Prosedur latihan jalan tandem berjalan 43 Rendah
dalam satu garis lurus dalam posisi tumit
kaki menyentuh jari kaki yang lainnya, 40 Sedang
Latihan jalan tandem dilakukan sejauh 3 – 2 13,3
6 meter dilakukan 3x seminggu dan setiap 40 Sedang
latihan melakukan latihan jalan tandem
- Tinggi 0 0,0
sebanyak 3x bolak-balik. Sedangkan gaze
stability exercise yaitu latihan Total 15 100,0
menggerakkan kepala untuk menambah
keseimbangan baik secara statis maupun Sumber: Data primer yang diolah (2019)
dinamis, latihan dilakukan sebanyak 3x Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui
setiap hari selama 5 – 10 menit (1 keseimbangan tubuh pasien pasca stroke
minggu). sebelum jalan tandem sebagian responden
13 orang (86,7%) dengan kategori rendah.
Tabel 1.2 Tabel 1.3
Distribusi frekuensi keseimbangan tubuh Distribusi frekuensi keseimbangan tubuh
setelah jalan tandem sebelum gaze stability exercise
Keseimbangan Skala Kategori F (%) Keseimbangan Skala Kategori F (%)
Tubuh Jalan Tubuh Gaze
Tandem Stability
Exercise
46 Rendah
41 Rendah
42 Rendah
42 Rendah
43 Rendah
41 Rendah
49 Rendah
41 Rendah
44 Rendah
42 Rendah
46 Rendah
41 Rendah 11 73,3
48 Rendah
43 Rendah
44 Rendah 15 100,0
Setelah 42 Rendah
45 Rendah Sebelum
44 Rendah
43 Rendah
45 Rendah
45 Rendah
42 Rendah
46 Rendah
40 Sedang
43 Rendah
40 Sedang
47 Rendah 4 26,7
40 Sedang
45 Rendah
40 Sedang
- Sedang 0 0,0
- Tinggi 0 0,0
- Tinggi 0 0,0
Total 15 100,0
Total 15 100,0
Sumber : Data primer sudah diolah (2019)
Sumber: Data primer yang diolah (2019) Berdasarkan Tabel 1.3 diketahui
Berdasarkan Tabel 1.2. diketahui keseimbangan tubuh pasien pasca stroke
keseimbangan tubuh pasien pasca stroke sebelum gaze stability exercise sebagian
setelah jalan tandem seluruh responden 15 responden 11 orang (73,3%) dengan
orang (100%) dengan kategori rendah. kategori rendah
Tabel 1.4 Analisis Bivariat
Distribusi frekuensi keseimbangan tubuh Tabel 1.5
pasien pasca stroke sebelum gaze stability Uji Normalitas data (Shapiro Wilk)
exercise Variabel p value
Keseimbangan Skala Kategori F (%) Pre Jalan Tandem 0,336
Tubuh gaze
Post Jalan Tandem 0,712
stability
exercise Pre Gaze Stability 0,056

46 Rendah
Post Gaze Stability 0,509
42 Rendah
Sumber: Data primer yang diolah (2019)
43 Rendah Berdasarkan tabel 1.5 di atas
menunjukkan bahwa seluruh data pre dan
49 Rendah post berdistribusi normal dengan p value >
0,005 sehingga analisis statistik bisa
44 Rendah dilanjutkan dengan menggunakan analisis
paired t-test
46 Rendah
Tabel 1.6
Pengaruh sebelum dan setelah diberikan
48 Rendah
jalan tandem terhadap keseimbangan
44 Rendah 14 93,3
tubuh pasien pasca stroke di RSUD Dr.
M. Yunus Bengkulu
Setelah 45 Rendah Variabel
(latihan Std P
43 Rendah jalan Mean N deviation Value
tandem)
45 Rendah Pre 42.73 2.08
15 0,000
Post 45.06 1.98
46 Rendah Sumber: Data primer yang diolah (2019)
Berdasarkan table 1.6 diketahui dari
43 Rendah hasil uji statistik didapatkan p value =
0,000 disimpulkan ada pengaruh sebelum
47 Rendah
dan setelah diberikan jalan tandem
terhadap keseimbangan tubuh pasien
45 Rendah
pasca stroke di RSUD Dr. M. Yunus
40 Sedang 1 6,7 Bengkulu.
Tabel 1.7
- Tinggi 0 0,0 Pengaruh sebelum dan setelah diberikan
gaze stability exercise terhadap
Total 15 100,0 Keseimbangan tubuh pasien pasca stroke
di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu
Sumber : Data primer yang diolah (2019) Variabel
Berdasarkan Tabel 1.4 diketahui (Gaze Std P
keseimbangan tubuh pada pasien pasca Stability Mean N deviation Value
stroke setelah gaze stability exercise Exercise)
sebagian responden 14 orang (93,3%) Pre 41,60 1,50
15 0,001
dengan kategori rendah. Post 42,60 1.50
Sumber: Data primer yang diolah (2019)
Berdasarkan table 1.7 diketahui dari Latihan keseimbangan berguna
hasil uji statistik didapatkan p value = untuk memandirikan pasien pasca
0,001 disimpulkan ada pengaruh sebelum stroke agar mengoptimalkan
dan setelah diberikan gaze stability kemampuannya sehingga menghindari
exercise terhadap keseimbangan tubuh dari dampak yang terjadi disebabkan
pasien pasca stroke di RSUD Dr. M. karena ketidakmampuannya. Adanya
Yunus Bengkulu. fisiologis yang berubah pada pasien
Tabel 1.8 pasca stroke untuk meningkatkan
Perbandingan pengaruh setelah diberikan komponen keseimbangan utama tubuh.
intervensi terhadap keseimbangan tubuh Akibat perubahan fisiologis tersebut
pasien pasca stroke RSUD Dr. M. Yunus yang juga terjadi pada komponen-
Bengkulu komponen utama keseimbangan,maka
Variabel Mean N Std. P keseimbangan pada pasien pasca
Deviation Value stroke menjadi terganggu
Post jalan (Nugrahani,2014).
tandem 45.06 15 1,98 0,001 b. Gambaran skala keseimbangan
Post gaze 42,60 1.50 tubuh pasien pasca stroke sebelum
stability
dan sesetelah dilakukan gaze stability
Sumber: Data primer yang diolah (2019)
exercise
Berdasarkan Tabel 1.8 dari hasil uji Dari hasil penelitian diketahui
Independen di dapatkan p value =0,001 bahwa keseimbangan tubuh pada
maka Ho diterima, artinya ada perbedaan pasien pasca stroke sebelum dilakukan
keseimbangan tubuh pasien pasca stroke gaze stability exercise sebagian besar
antara latihan jalan tandem dan gaze responden 11 orang (73,3%) dengan
stability exercise di RSUD Dr. M. Yunus kategori rendah. Sedangkan
Bengkulu. Keseimbangan tubuh pada pasien pasca
Pembahasan stroke setelah dilakukan gaze stability
exercise yaitu sebagian besar
Analisis Univariat
responden 14 orang (93,3%) dengan
a. Gambaran skala keseimbangan
skala rendah di RSUD Dr. M. Yunus
tubuh pasien pasca stroke sebelum
Bengkulu.
dan sesetelah dilakukan jalan
Sejalan dengan penelitian Nadzirah
tandem
(2018) pemberian gaze stability
Dari hasil penelitian diketahui
exercise pada responden memiliki nilai
keseimbangan tubuh pasien pasca
rata-rata pre test 11,93 detik. Salah satu
stroke sebelum dilakukan jalan tandem
kondisi dan faktor resiko yang dapat
sebagian responden 13 orang (86,7%)
menyebabkan gangguan keseimbangan
dengan kategori rendah. Sedangkan
adalah gangguan neurologis misalnya
keseimbangan tubuh pada pasien pasca
gangguan vestibular. Sistem sensoris
stroke setelah dilakukan jalan tandem
vestibular terdapat ditelinga yang
yaitu sebanyak 15 orang (100%)
berfungsi sebagai pemberi informasi
kategori rendah di RSUD Dr. M.
mengenai posisi kepala dan
Yunus Bengkulu, hal ini menunjukkan
menyeimbangkannya (Salzman,2010)
bahwa latihan jalan tandem mampu
meningkatkan keseimbangan tubuh
pada pasien pasca stroke.
Sejalan dengan penelitian Umah
(2018) hasil penelitian ini diketahui
bahwa terdapat 15 responden
mengalami peningkatan keseimbangan
setelah dilakukan latihan jalan tandem.
Analisis Bivariat Gaze stability exercise membantu
a. Pengaruh setelah dilakukan jalan pasien pasca stroke dalam hal
tandem mempertahankan kemampuan
Hasil penelitian ini diketahui dari mengolah informasi sensoris yang
hasil ujistatistik uji tdependen masuk, karena dalam proses
didapatkan nilai p value = 0,000 maka penyembuhan pasca stroke wajar
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terjadi penurunan penangkapan
setelah diberikan latihan jalan tandem informasi sensoris. Latihan ini juga
terhadap keseimbangan tubuh pasien bisa dilakukan kapan saja karena tidak
pasca stroke di RSUD Dr. M. Yunus membutuhkan alat apapun, hanya perlu
Bengkulu. duduk rileks. Saat melakukan gaze
Sejalan dengan penelitian stabilization exercise, vestibular sistem
Rahmadani (2016), yaitu pada mengirimkan informasi ke oculomotor
penelitian ini dinyatakan bahwa ada nucleus yang akan memicu reflek dari
pengaruh positif latihan jalan tandem vestibulo-ocular reflex dan vestibulo-
terhadap peningkatan keseimbangan spinal reflex yang berperan dalam
setelah dilakukan uji statistik visual field stabilization sehingga
menggunakan chi square didapatkan membantu menstabilkan mata serta
nilai signifikansi 0,015 dengan alat mempertahankan postur agar stabil
ukur TUG, dan nilai signifikansi 0,009 ketika berdiri maupun berjalan
dengan alat ukur leg dynanometer, (Khanna dan Singh, 2014).
dengan melakukan jalan tandem sejauh
3 meter setiap hari, selama 1 hari c. Perbandingan Latihan jalan tandem
pasien mengalami peningkatan dan Gaze Stability Exercise
keseimbangan tubuh. Berdasarkan hasil penelitian ini
diketahui dari uji Independen di
b. Pengaruh setelah dilakukan gaze
dapatkan p value=0,001 maka Ho
stability exercise
Dari hasil penelitian ini diketahui diterima, artinya ada perbedaan
bahwa dari uji t dependen didapatkan keseimbangan tubuh pasien pasca
nilai p value = 0,001 maka dapat stroke antara latihan jalan tandem dan
disimpulkan bahwa ada pengaruh gaze stability exercise di RSUD Dr. M.
setelah diberikan gaze stability exercise Yunus Bengkulu, serta dapat dilihat
terhadap keseimbangan tubuh pasien peningkatan setelah diberikan jalan
pasca stroke di RSUD Dr. M. Yunus tandem sebesar 45,06 lebih tinggi
Bengkulu. dibandingkan setelah diberikan gaze
Penelitian Mutiarani (2018) dari stability exercise sebesar 2,46.
hasil penelitian diperoleh nilai p Dari kedua intervensi di atas lebih
value = 0,000<0,05 artinya ada efektifan latihan jalan tandem
pengaruh gaze stability exercise dibandingkan gaze stability exercise
terhadap peningkatan keseimbangan karena jalan tandem lebih dapat
pada pasien pasca stroke non merangsang motorik tanpa harus
hemoragik di wilayah kerja puskesmas memfokuskan pikiran responden
kebon jeruk Jakarta Barat tahun 2018. dimana setiap responden tingkat fokus
Gaze stability exercise pada pasien tidak sama.
pasca stroke akan dapat beradaptasi Sejalan dengan penelitian
dalam memfokuskan objek dan Nurfadillah (2018) latihan jalan
perubahan posisi kepala, saat tandem dapat sangat efektif dalam
perubahan posisi kepala sudah baik meningkatkan keseimbangan tubuh
maka akan menyebabkan pasien pasca stroke hal ini karena
keseimbangan tubuh. latihan jalan tandem diketahui secara
visual (melihat kedepan dan ISSN 2321-1822 Volume 2.
memperluas arah pandangan supaya Page 642.
tetap melakukan jalan tandem pada Blackmer. 2012. Pelatihan core stability
garisnya) dan jalan tandem dengan dan balance board exercise
mempersempit bidang tumpu dapat lebih baik dalam meningkatkan
melatih propioseptif pada pasien pasca keseimbangan dibandingkan
stroke dengan melakukan pola jalan dengan balance board exercise
yang benar. mempertahankan posisi pada mahasiswa usia 18 – 24
tubuh serta mengontrol keseimbangan tahun dengan kurang aktivitas
kordinasi otot dan gerak tubuh, dimana fisik. Sport and Fitness Journal,
peranan propioseptif memperoses 2(1): 134-149.
informasi dari otot dan sendi tubuh Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajaran
manusia sehingga pasca stroke paham Keperawatan Garontik.
dimana letak tubuh dan gerak Yogyakarta Deepublish
tubuhnya, seperti ketika berjalan. Irhas Syah, Susy Purnawati, Sugijanto.
Gerakan pada latihan jalan tandem (2017). Efek Pelatihan Senam
merupakan salah satu cara agar dapat Lansia Dan Latihan Jalan
menumbuhkan kebiasaan dalam Tandem Dalam Meningkatkan
mengontrol postur tubuh langkah demi Keseimbangan Tubuh Lansia Di
langkah yang dilakukan dengan Panti Sosial Tresna Kasih
bantuan kognisi dan koordinasiotot. Sayang Ibu Batusangkar
Latihan ini dilakukan dengan cara Sumatra Barat. Sport And
berjalan satu garis lurus dimana posisi Fitness Journal. Volume 5,
tumit kaki menyentuh jari kaki yang No.1, Pebruari 2017: 8-16.
lainnya sejauh 3 – 6 meter yang ISSN: 2302-688x.
dilakukan dengan mata terbuka Khanna T dan Singh Sandeep. 2014.
(Riemann, 2012). Effect of Gaze Stability
Exercises on Balance in
KESIMPULAN Elderly. IOSR Journal of
Kesimpul dari penelitian ini ada Dental and Mdical Sciences.e-
perbedaan efektifitas antara kedua ISSN: 2277-0853, p-ISSN:2279-
intervensi, dimana jalan tandem lebih 0861. Volume 13, Page: 41.
efektif dibandingkan gaze stability Mauk, L. 2010. Gerontological Nursing
exercise karena jalan tandem lebih dapat Competencies for Care.
merangsang motorik tanpa memfokuskan Sudbury : Janes and Barlet
pikiran responden. Publisher.
SARAN Mutiarani, Fadilah, Gusti Melinda. 2018.
Saran kepada peneliti selanjutnya Pengaruh gaze stability
diharapkan dapat melanjutkan penelitian exercise terhadap
ini dengan penilaian menggunakan keseimbangan pasca stroke non
metode lain seperti balance exercise. hemoragik di wilayah kerja
kebon jeruk puskesmas jakarta
Daftar Pustaka barat. Skripsi. Program studi
Bhardwaj V dan Manju V. 2014. ilmu keperawatan Universitas
Effectiveness of Gaze Stability Esa Unggul: Jakarta. Tidak
Exercise on Balance in Healthy dipublikasikan.
Elderly Population. Nadzirah, Fidyatul. 2016. Pengaruh gaze
International Journal of stability exercise terhadap
Physiotherapy and Research, keseimbangan pasca stroke.
Jurnal keperawatan. Vol 2 no Umah,Kartya Nur Shoihatul. 2018.
04. Pengaruh latihan jalan tandem
Nugrahani, PN. 2014. Latihan jalan terhadap keseimbangan untuk
tandem lebih baik daripada mengurangi resiko jatuh lansia
latihan dengan menggunakan di pstw kabupaten Ponorogo.
swiss ball terhadap peningkatan Skripsi. Program studi ilmu
keseimbangan untuk keperawatan. Stikes Bhakti
mengurangi resiko jatuh pada Husada Mulia Madiun :
lanjut usia (Lansia). Jurnal Madiun. Tidak dipublikasikan
fisioterapi, Vol 14 no 2. World Health Organization. 2016. Stroke,
Nurfadillah. 2018. Perbandingan Cerebrovascular Accident.
pengaruh tandem walking dan National Stated.Diunduh dari
one leg stance exercise tehadap http://www.who.int/topics/cereb
keseimbangan lansia di rovascular accident/en/>.
kelurahan Dinoyo kota Malang.
Skripsi. Program Studi
Fisioterapi. Universitas
Muhammadiyah Malang
Malang. Tidak dipublikasikan.
Pramita, I., Setiawan, Zahru.S. 2017.
Pengaruh latihan stabilisasi
postural terhadap keseimbangan
statis dan dinamis pada pasien
pasca stroke. Jurnal kesehatan
terpadu 1 (1) : 19 – 24 ISSN :
2549 - 8479
Rahmadani, Carolina. 2016. Pengaruh
Latihan Jalan Tandem (Tandem
Stance) Terhadap Peningkatan
Keseimbangan Untuk
Mengurangi Risiko Jatuh Pada
Lanjut Usia. Skripsi. Program
Studi Kesehatan Masyarat
Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Tidak dipublikasikan
Riemann, B. L. 2012. The sensorimotor
system part 1 : The physiologic
basis of athletic joint stability.
Journal of athletic training.
37(1): 71-79.
Riskesdas. 2018. Hasil riset kesehatan
dasar. Jakarta:Kemenkes RI.
Rekam Medik. RSUD Dr. M. Yunus
Bengkulu. 2019. Profil Rumah
Sakit Dr.M Yunus Bengkulu
Tahun 2019. Bengkulu.
Salzman B. 2010. Gait and Balance
Disorders in Oler Adults.
American Family Physician,
82(1): 61-68.

Anda mungkin juga menyukai