Anda di halaman 1dari 7

INTERPRETASI PETA

PETA GEOLOGI
Pada peta geologi yang ada dapat kita tarik kesimpulan interpretasi daerah
penelitian yaitu Sumatera Barat Keberadaan Sesar paada daerah Manifestasi Panas
Bumi di Sekitar daerah penelitian menjadi lebih jelas karena adanya informasi
mengenai kondisi geologi daerah penelitian yang memberikan informasi
keberadaan manifestasi geotermal berupa mata air panas di sekitar Lokasi
Penelitian. keberadaan manifestasi tersebut merupakan salah satu ciri yang
menggambarkan keberadaan sesar pada sistem geotermal. daerah Manifestasi
Panas Bumi di Sekitar disebut juga sebagai daerah outflow karena daerah outflow
biasanya terletak pada zona lemah yang memungkinkan keluarnya manifestasi
geothermal.

PETA ELEVASI
Peta ini menunjukkan ketinggian berdasarkan skala warna yang terdapat
disebelah kanan peta dimana warna jingga - merah muda dengan nilai 817.7 –
309.4m menunjukkan elevasi yang tinggi, warna kuning – hijau dengan nilai
291.3 – 221.0m menunjukkan elevasi sedang dan warna biru adalah dengan nilai
219.6 – 212.3m menunjukkan nilai elevasi yang rendah. Besarnya elevasi
dijelaskan dengan skala warna yang berada di sisi kanan peta memiliki nilai
tertinggi yaitu 817.7 m dan nilai terendahnya 212.3m. Pada bagian barat peta dan
bagian timur peta didominasi oleh warna merah yang diinterpretasikan sebagai
daerah dengan elevasi tinggi atau dataran tinggi, sedangkan bagian tengah
didominasi oleh warna hijau dan biru yang dapat diinterpretasikan sebagai dataran
rendah.
PETA G-OBS (GRAVITY)
Pada Peta G-OBS dapat diinterpretasikan pada kondisi geologi yang ada di
daerah penelitian melalui persebaran anomali dan kontras densitas pada bawah
permukaan. Peta G-OBS tersebut memiliki rentang nilai dari 977962.7 mGal
sampai 977849.6 mGal. Berdasarkan skala warnanya pada bagian kanan peta
dapat dibagi menjadi tiga kelompok nilai yaitu rendah, sedang dan tinggi. Nilai
977849.6 mGal sampai 977926.7 mGal yang ditandai dengan indeks warna biru
tua sampai biru muda dikelompokkan nilai densitas rendah, selanjutnya nilai
densitas dari 977926.7 mGal sampai 977947.8 mGal yang ditandai dengan indeks
warna hijau sampai kuning dikelompokkan nilai densitas sedang dan nilai densitas
dari 977948.5 mGal sampai 977962.7 mGal yang ditandai dengan indeks warna
jingga sampai merah muda dikelompokkan nilai densitas tinggi.
Secara umum, nilai anomali tinggi diasumsikan adanya batuan metamorf,
dimana rentang nilai densitas batuan metamorf tersebut tergolong tinggi. Pada
anomali yang bernilai sedang sampai rendah, diasumsikan batuan penyusunnya
terdiri dari batuan sedimen. Pada peta terdapat 2 indikasi sesar yang mengarah
dari barat laut - tenggara yang ditandai adanya berbedaan nilai densitas yang
sangat kontras. Selain itu juga terlihat pada bagian tengah peta yang memiliki nilai
densitas sedang yang ditandai dengan warna hijau dapat diinterpretasi bahwa pada
daerah tersebut merupakan zona reservoir karena zona reservoir sendiri terdapat
pada lapisan batuan yang memiliki nilai kompaksi yang rendah seperti batupasir.
Kemudian di daerah sekitar zona reservoir memiliki nilai densitas yang tinggi
yang ditandai dengan warna merah dapat diinterpretasi sebagai zona alterasi yang
digunakan sebagai cap rock pada sistem geothermal. Hal tersebut dikarenakan
pada peta G-OBS daerah tersebut memiliki respon densitas yang tinggi yang
menandakan bahwa daerah tersebut merupakan lapisan batuan yang sangat
kompak.

PETA TMI (GEOMAGNETIC)


Pada daerah penelitian, nilai anomali tinggi diasumsikan adanya batuan
metamorf, dimana rentang nilai densitas batuan metamorf tersebut tergolong
tinggi. Pada anomali yang bernilai sedang sampai rendah, diasumsikan batuan
penyusunnya terdiri dari batuan sedimen. Dari hasil anomali regional yang
diperoleh, terdapat perbedaan niali anomali yang sangat kontras dari tinggi ke
rendah. Hal ini dapat menunujukkan bahwa adanya keterdapatan sesar diantaranya
terdapat 2 indikasi sesar yang mengarah dari barat laut - tenggara dan 2 indikasi
sesar yang mengarah dari utara - selatan yang ditandai dengan garis merah muda
putus-putus, hal ini dikarenakan pada peta terlihat kontras dan menerus diantara
sepanjang penarikan garis dengan nilai yang disekitarnya.

Resitivity Gradient (RG)


Kotak pertama (atas) menampilkan kurva resistivitas vs frekuensi, kotak
kedua (bawah) menampilkan nilai fasa vs frekuensi dan dari kotak pertama dan
kedua, akan muncul kurva hasil dari pemodelan dan inversi occam yang dilakukan
pada kurva maching. Pemodelan akan dinilai sesuai atau baik apabila kurva
inversi occam dan pemodelan kurva matching fit atau berhimpit dengan titik nilai
data yang disimbolkan dengan bulatan berwarna ungu. Pada kurva apparent
resistivity terdapat bentuk kotak-kotak yang merupakan titik pengukuran dengan
rentang nilai frekuensi yaitu 0.1Hz – 1000Hz. Pada nilai frekuensi 0.1 Hz – 10 Hz
diinterpretasikan sebagai nilai frekuensi yang rendah karena membutuhkan
frekuensi yang rendah untuk gelombang elektromagnetik dapat mencapai
kedalaman yang cukup dalam. Nilai frekuensi dipengaruhi oleh nilai penetrasi
kedalaman yang diapat. Pada kotak kedua (bawah) memiliki kaitan dengan fase
yang menunjukkan sifat konduktivitas batuan. Dimana jika fase memiliki sudut
450 maka dapat diinterpretasikan bahwa lapisan tersebut merupakan lapisan yang
konduktif daripada lapisan yang memiliki sudut kurang dari 450.

1-D Inversion (CSAMT)


GF-1
Pada lapisan 1 - 3 diidentifikasi berupa zona overburden karena memiliki
nilai resisitivitas yang tinggi dengan ketebalan 500m yang berada diatas
lapisan dan menekan lapisan dibawahnya. Lapisan dibawah lapisan
overburden diidentifikasi sebagai lapisan cap rock dengan ketebalan
lapisannya yaitu 500m karena batuan cap rock sendiri merupakan jenis
batuan yang impermeabel sehingga sukar meloloskan fluida sehingga
memiliki nilai resistivitas yang rendah. Sedangkan pada lapisan 5 - 6 dengan
kedalaman lebih dari 1000m diduga sebagai lapisan reservoir karena memiliki
nilai resistivitas yang tinggi daripada lapisan diatasnya namun tidak setinggi
lapisan overburden. Diidentifikasi sebagai lapisan reservoir karena lapisan
tersebut merupakan lapisan permeabel dan porositas yang tinggi.

GF-2
Pada lapisan 1 - 3 diidentifikasi berupa zona overburden karena memiliki
nilai resisitivitas yang tinggi dengan ketebalan 500m yang berada diatas
lapisan dan menekan lapisan dibawahnya. Lapisan dibawah lapisan
overburden diidentifikasi sebagai lapisan cap rock dengan ketebalan
lapisannya yaitu 500m karena batuan cap rock sendiri merupakan jenis
batuan yang impermeabel sehingga sukar meloloskan fluida sehingga
memiliki nilai resistivitas yang rendah. Sedangkan pada lapisan 5 - 6 dengan
kedalaman lebih dari 1000m diduga sebagai lapisan reservoir karena memiliki
nilai resistivitas yang tinggi daripada lapisan diatasnya namun tidak setinggi
lapisan overburden. Diidentifikasi sebagai lapisan reservoir karena lapisan
tersebut merupakan lapisan permeabel dan porositas yang tinggi.

Temperatur Gradient (TG)


Nilai anomali panas yang besar diinterpretasikan berhubungan dengan
batuan bawah permukaan yang memiliki porositas yang kecil dengan
konduktivitas termal batuan yang besar. Anomali panas terbesar ditunjukan pada
zona 3 pada kedalaman lebih dari 600meter dengan temperature 3000C. Dari hasil
data TG terlihat bahwa semakin dalam bawah permukaan, nilai temperatur
anomali panas semakin tinggi. nilai temperatur anomali panas semakin tinggi
diindikasikan bahwa semakin dalam bawah permukaan maka nilai porositas
batuan semakin kecil. Pengaruh berubahnya porositas yang menurun setiap
bertambah kedalamannya disebabkan karena adanya pengaruh tekanan overbuden
yang mempengaruhi setiap ruang batuan di dalam bumi, sehingga ruang batuan
akan memiliki bentuk dan sifat yang berbeda-beda, diantaranya adalah harga
porositas pada batuan, yang menjadi kecil setiap bertambah kedalamannya.
Transfer panas yang terjadi dibawah permukaan selain terjadi secara
konduksi juga dipengaruhi oleh transfer panas secara konveksi. Transfer panas
secara konveksi ini terjadi pada fluida panas yang teralirkan kepermukaan melalui
struktur geologi berupa sesar yang mengakibatkan di daerah penelitian terdapat
sumber air panas. Selain itu terdapat zona 1 yang berada paling atas dengan
kedalaman sekitar 200m dan suhu yang semakin naik sekitar 150-2500C
diinterpretasikan sebagai lapisan cap rock karena temperature dipengeruhi oleh
porositas batuan pada lapisan cap rock yang rendah mengakibatkan temperature
semakin naik. Suplai fluida terbanyak biasanya terdapat pada air meteorik namun
ada juga yang terdapat dari magma dengan karakteristik kandungan unsur kimia
yang berbeda.
Dari hasil perhitungan gradien termperatur pada masing-masing zona.
Gradien temperatur pada secara lateral berubah meskipun pada kedalaman yang
sama. Pengaruh perubahan temperatur selain dipengaruhi oleh manifestasi
panasbumi juga dipengaruhi oleh konduktivitas panas batuan, konduktivitas panas
formasi, perubahan iklim, ketebalan, kedalaman dan porositas perlapisan.

Interpretasi Peta Overlay (Peta Elevasi, Peta G-OBS dan peta TMI)
Berdasarkan peta overlay dari peta elevasi, peta G-OBS dan peta TMI
dapat diketahui bahwa daerah prospek geothermal yaitu pada daerah tengah peta
yang memiliki respon magnetic rendah dan respon densitas sedang karena zona
reservoir berada pada lapisan batupasir yang memiliki porositas yang tinggi dan
merupakan batuan permeabel. Selain itu pada peta overlay tersebut juga dapat
diketahui zona upflow dan zona outflow. Zona upflow berdasarkan peta TMI
berada pada tengah peta yang merupakan zona reservoir karena zona upflow
merupakan zona zona potensi panas bumi yang memiliki permeabilitas serta
gradient suhu bawah permukaan yang lebih tinggi daripada zona outflow (Syabi
dkk, 2017). Sedangkan zona outflow terletak pada daerah yang menjadi daerah
keluarnya manifestasi panas bumi yang pada daerah penelitian berada pada zona
sesar karena zona ourflow merupakan zona tempat terjadinya lateral flow fluida
panas bumi (Nicholson, 1993). Zona prospek daerah penelitian terdapat pada
bagian tengah peta pada koordinat X 618500 - 624000 (5.500m) dan koordinat Y
36000 - 47500 (11.500m) yang ditandai dengan titik – titik berwarna merah pada
peta. Dari nilai tersebut sehingga dapat diketahui luasan prospek daerah penelitian
yaitu 63.25 Km2.
Pada daerah penelitian juga terdapat data well dan data dari pengukuran
metode CSAMT. Sumur pertama terletak pada barat laut daerah batas zona
geothermal dengan perkiraan kedalaman sumur yaitu 600m dan sumur 2 terletak
pada tenggara daerah zona prospek geothermal dengan perkiraan kedalaman
sumur yaitu 600m. Perkiraan titik pengeboran selanjutnya berada pada timur laut
daerah zona prospek geothermal dengan kedalaman 600m karena setelah
dilakukan pengukuran dengan metode CSAMT daerah tersebut juga dapat
dilakukan pengeboran. Kedalaman pengeboran dapat diketahui berdasarkan data
temperature gradient (TG) pada kedua sumur tersebut.
Pada kedua titik pengukuran menggunakan metode CSAMT dengan nama
GF-1 dan GF-2 berada pada selatan titik pengeboran well-1 untuk GF-1 dan GF-2
berada pada utara titik pengeboral well-2 dan timur well-1. Pengukuran dengan
metode CSAMT digunakan untuk mengetahui keberadaan zona geothermal secara
pasti serta untuk mengatahui litologi dan untuk mengatahui prospek titik
pengeboran selanjutnya. Jadi jika dilakukan perhitungan dari kedua data tebal
reservoir sekitar 500m dengan luar prospek geothermal yaitu 63.25km maka di
dapat volume reservoar sebesar 31,626 Km3.

Pemodelan 2,5D
Pembentukan panas bumi di daerah Panti memiliki kecenderungan akibat
kontrol tektonik pada jalur sesar tersebut yang didukung dengan munculnya
batuan intrusi Ulai di bagian sayatang A - A’. Pada sistem ini yang diduga sebagai
sumber panas, yang pertama adalah kehadiran batuan vulkanik pada formasi
Batolit Tandungkumbang dengan batuan penyusunnya yaitu granit di bagian timur
sayatan A-A’ yang kaya akan kandungan feldspar, sehingga memungkinkan panas
yang terdapat dalam batuan tersimpan lebih lama dari batuan ultramafic, asumsi
yang kedua pergerakan sesar pada tepian graben Rao sebelah barat yang termasuk
dalam sistem sesar besar Sumatera tersebut mencapai 2 mm/tahun, sehingga
memungkinan energi yang terlepas kemudian tertangkap oleh batuan granit yang
kemudian menghantarkan panas secara konduktif kesekitarnya dan melalui media
fluida secara konvektif hingga terbentuk sistem panas bumi di Panti.

Anda mungkin juga menyukai