*happy.indiradewi@gmail.com
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan Program Instruksional Kreatif
untuk Kursus Arsitektur Studio. Ini berfokus pada pengembangan program pengajaran yang
efisien dan efektif yang memungkinkan siswa untuk berpikir secara kreatif, jelas dan mandiri.
Metode Penelitian dan Pengembangan Borg dan Galls dipilih untuk penelitian ini, sedangkan
Program Pengembangan Instruksional M. Atwi Suparman diterapkan pada keseluruhan
program. Data yang dikumpulkan dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner
digunakan untuk menganalisis efektivitas dan kelayakan program pembelajaran kreatif ini.
Program ini telah dilaksanakan di bawah modul instruksional dan diuji dalam evaluasi
formatif untuk membuktikan efektivitasnya dengan membandingkan hasil pre-test dan post
test. Hasil dari penelitian ini adalah Program Instruksional Kreatif baru untuk Arsitektur
Studio, lima modul individu sebagai bahan ajar, Modifikasi Proses Desain Arsitektur dan
Formulasi Berpikir Kreatif untuk mengubah ide menjadi sebuah karya arsitektur untuk siswa
pemula.
3. Hasil dan diskusi Hasil penelitian ini menghasilkan temuan-temuan seperti Formula
Berpikir Kreatif Arsitektur, peningkatan menuju Proses Desain Arsitektur Suwondo, Program
Pembelajaran Kreatif Arsitektur yang penuh dengan 5 (lima) Modul Pembelajaran, untuk
mengarahkan siswa dalam melakukan pembelajaran kreatif. Kelebihan menggunakan rumus
berpikir kreatif untuk program pembelajaran ini adalah bahwa siswa yang mengikuti program
pembelajaran kreatif dapat mengubah ide menjadi karya kreatif secara bertahap dan pasti.
Arsitektur Creative Thinking Formula, kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan
individu yang dibutuhkan siswa untuk membantu proses pemikiran mereka ketika mereka
mentransformasikan ide menjadi sebuah mahakarya. Jika siswa arsitektur terampil
menggunakan kemampuan berpikir kreatif, siswa dapat dengan mudah mandiri dalam
menciptakan karya arsitektur. Rumus ini bekerja dalam matriks implementasi dalam aktivitas
menggunakan rumus transformasi Lie Tjun Tjie, di setiap langkah, siswa diminta untuk
memaksimalkan cara otak bekerja secara divergen dan konvergen. Metode untuk
mengaktifkan otak bekerja secara divergen dan konvergen, yaitu dengan menggunakan
metode mind map, studi biodrawing, dan 3 dimensi, dalam setiap langkah konsep
transformasi Lie Tjun Tjie. Peningkatan Proses Desain Arsitektur Suwondo, Peningkatan
dalam Proses Desain Arsitektur Suwondo setelah menggunakan Formula Berpikir Kreatif
Arsitektur, sebelumnya terdiri dari 5 langkah, sekarang terdiri dari 8 langkah. Pada awalnya
terdiri dari 5 langkah, yaitu Data, Analisis Sintesis, Program Kebutuhan Ruang, Analisis
Sintesis, Konsep Pra-desain dan Pengembangan Desain. Peningkatan tersebut terdiri dari
Persiapan, Data, Analisis Sintesis, Program Kebutuhan Ruang, Analisis Sintesis, Konsep
Penyusunan, Analisis Sintesis, dan Pra-desain (Pengembangan Desain).