Anda di halaman 1dari 10

image-1 (00-00-04)

K
|
Ye
image-2 (00-00-21)
image-2 (00-00-21)

Di Bina Oleh BBGP Provinsi Jawa Tengah


Fasilitator :
Bapak Muhamad Ubaidillah Ma'shum
Pendam ng Praktek:
Ibu Tri Sulandari Agustina

X Faradina
x Calon Guru Penggerak Angkatan 5?
SMK Negeri 1 Purwokerto ag | &
—-
Ha -3 go
image-3 -00-38)
(00-00-38)

»v uwaban"
Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil
£ keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri,
» reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut
merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang
menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika
: dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau
berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang
menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.
Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif ' X
yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan
mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya.
Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan . pada N
peserta didik.
2
image-4 (00-00-55)
image-4 (00-00-55)
3 Bh

TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. -.—
Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat - -
tujuan coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih | “ :
merdeka. TIRTA adalah satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan
$

Guru Penggerak saat ini. TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim /
dari Goal, Reality, Options dan WII.
Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi
coaching ini,
Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,
Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran
selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.
Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan
menjalankannya.TIRTA akronim dari :
f
|, T Tujuan

. | Identifikasi
, Ea

/ KL R Rencana aksi

LA 25 TA. Tanggung jawab


image-5 (00-01-12)
image-5 (00-01-12)

)N

a ”
a w ab
“ g
$
Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap
masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh
nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi
dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya
nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat
dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang
dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan
yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai
harapan kebanyakan pihak.Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh Guru
Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak
didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan
masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir
kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua

C
pihak khususnya peserta didik. (
image-6 (00-01-29)
image-6 (00-01-29)

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk


dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya
dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
image-7 (00-01-46)
image-7 (00-01-46)
PR

NG
“Mens pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan
& seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah
£
berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang
& digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan
yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan
dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya
murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya.
Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak
kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain 3g
sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong
kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang
sesuai potensi dan kondratnya.
image-8 (00-02-03)
image-8 (00-02-03)
— gu
$
#
A

S
Jawa 2 yang didapat dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul- -
Kesimpulan
modul sebelumnya adalah : P0,- i3

K
l. Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi atau skill yang harus dimuiki oleh /
guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan

sebagai pemimpin pembelajaran. !


2. Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan y
alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman
dan nyaman (well being).
3. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh -
J (mindfullnessy untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.
4. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan
px “bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan
& pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar
| yk
£
La
keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.
.y.
image-9 (00-02-20)
image-9 (00-02-20)

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda


menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin
dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa 4
bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? ON
image-10 (00-02-37)
image-10 (00-02-37)

?.2
“"

4
Pa

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda


sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang
bemimpin?

Anda mungkin juga menyukai