#ftz -!
I7--
-r
7A
il4 -
TT
l-
'71
I
il
,
I'
#E
il=
I
t2
J-
,- L1
r-I
L-/
www.tedisobadi.blogspot.com
Bunuh diri hukumny a haramberdasarkan kesepakatan para vlama dar,
dipandang dosa yang paling besar setelah syirik kepada Allah. Allah
berfirman (artinya): "Janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan
oleh Allah kecuali dengan jalan yang haq", dan firman Allah (artinya):
"Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah Maha
Pmyayang terhadap kamu semua".Para Fuqaha menetapkan bahwa orang
yang melakukan bunuh diri lebih besar dosanya daripada orarrgyang
membunuh orang lain, dan draLah orangfasiq dan menganiaya drinya,
hingga sebagian ulama mengatakan bahwa dia tidak dimandikan dan
dishalati s ebagaiman a par a pembangk atg. Ada p endap at lain, bahwa
dia idak diterima taubaf,tya karena memberatkan atas kesalahannya
sebagaimanadlahirnyasebagiantekshaditsmenuqjukkankeabadranrrya
daTam neraka. Di antaranya sabda Rasulullah, " Barangsiapa menjatuhkan
dirinya dari gunung hingga membunuh dii sendiri, makn ia akan menjatuhkan
dirinya sendiri di neraka jahannam selama-lamanya"
i. Al-Mausu' ah al-Fiqhiy ah al-Kuw aitiy ah, YI / 285 -286:
4v oJi\,*.3i
^43i
*'J\8V ** j\,
6v2:tt,"r.?\ l*\ ,4K
;i;u.i.lr aiu'# ,1E.\ {K3J\ i;# 06J\ !i\;jJ\
2" 1 , tt\t
t-os,-o
\ :-
. *arJ
6Ul ,Ld1;
rG 3i \)1)'E\\
l\ \ i)tru.! Fi4 >v u
Kedua: "Masuknya seseorang pada barisan musltlt". Para Fuqahaberbeda
pendapat tentang bolehnya salah satu dari kaum muslimin sendirian
masuk ke barisan pasukan musuh dengan keyakinan dia akanterbunuh.
Ulama madzhab Malikiyah berpeldapatbahwa boleh seorang muslim
merdatangi pasukan kafir yangbanyak jumlahnya apabrla bertujuan
memulyakan kalimah Al1ah dat dia memiliki kekuatan dan anggapan
adarryapengaruh dkalangan orung-oraflgkafir meskipun dia yakin akan
kehilangan nyawa, maka yang demikian itu idak diarrgap bunuh diri...
Demikian ptila apablla ia yakin danmenyargka dengan kuatbahwa ia
NUMenfawab 651
akan dibunuh akan tetapi dia akan benarbenar dapat mengalahkan,
menghancurkan atau menimbulkan pengaruh yang bisa diambil manfaat
oleh kaum muslim. Tindakan seperti ini tidak dipandangmencampakkan
dtt:rpada kebinasaan yang drlarang oleh firman Aliah: "Ianganlah kalian
mencampakkan dirimu pada kehancuran".... }J:lrr al-' Arabiberkata: "Yang
shahih menurut saya tindakan tersebut boleh, sebab mengandung empat unsur
(1) Mengharapkan mati syahid (2) Adanya kemenangan (3) Memotifasi umat
Ishm untuk berani melawan orang kafir dan (4) melemahkan mental musuh."
j Tafsir ath-Thabari,YI/205:
t ., i t,-
. 2L9L-.! r q
v--' .efut;u .a;'ir \4a
?YlJ|;,;+;r
t, t- )v^;-
\^ZL ,:# U1;
V .+!.- i:t *, ??
9 \J d, l)rJar r;:ij 'i;
\>_
NU Menfawab 653
Hukuman ta'zir (menjerakan) ini tidak ada pembatasan, bahkan bisa
sampai kepada hukuman bunuh, sebagaimana dilakukan terhadap shail
(orang yang berbuat keji) dalam mengambil harta, boleh menghalangi
dia dari mencuri harta meski dengan cara membunuhnya. Berdasarkan
keterangan ini, ketika tujuan (ta'nr) ialah menolak kerusakan @ahaya)
dan tidak tertangum kecuali dengan cara membunuh, maka bunuhlah.
Dengan demikian, orang yang berulang kali melakukan kejahatan, darr
hukuman-hukuman yang diberikan tidak menjerakamya, bahkan dia
terus-menerus berbuat jahat, maka diabagakan shail (penjahat) yang
tidak bisa dihentikan kecuali dengan dibunuh, maka boleh dibunuh.
Dikatakan, mungkin pemabuk berdasarkan petdapatini bisa dihukum
sama dengan shail (penjahat) dengan cara dibunuh.
p. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh,Yll/535:
,/)t ;f {tt' b r-)fl! i1\:i A.P\ e :4ir4rl ,turnirg
6S{!nr '*S *At er, u-iaV ,F\;yt\ :iHkr 3.;i;r,
F>L:)t ,J f\;Jr fwl ,\ 4ytsr &\i J-r3 ifut r;jr ,UK \tL{*tAr
NU Menjawab 657
Ditanyakankepada Ibn Shaiah tentang kain tenunanyaflgterkenal di
perbincangarl oraflg,bahwa di dalamnya ada lemak babi, kemudian
Ibn Shalah berkata: "Kain hu tidak dihukumi najis kecuali terbukti najis.
Beliau ditarya tentang kertas yang dibuat dan dibentangkan dalam
kondisi basah padatentbok yang dibuat dengan debu najis, lalu beliau
berkata: "Kertas itu tidak dihukumi najis", yakni karena mengamalkan
hukum asa1, konteks pengamalanhukum asal tersebut bila penyandarat
naj is terseb ut p ada keumumanny a. Blla trdak, maksudnya ditemukan
suatu penyebab yang menghalarrgl hukum asal, makayang diamalkan
ialah dugaan kuat, makablla adabinatangkencing di air yangbanyak
dan an itu berubah, serta diragukan sebab perubahannya, apakah atr
kencing atau seperti lamanya berdiam di situ, maka dihukumi najis,
karena mengamalkan hukum zhahirkarena bersandarnya pada sebab
yang ditentukan. Demikian dalam Mughni al-Muhtaj. Begitu juga dalam
Nihay ah al-Muhtaj kecuali masalah kain.
Ali Syabramallisi berkata: "Ungkapan ar-Ramli ash-Shaghir: "Yang dibuat...
maksudnya yang urnumnya berlaku dibuat dengan debu. Adapun tembok yang
disaksikan bangunannya dengan debu najis maka benda yang mengenainya
najis, karena tidak ada asal bagi kesuciannya yang dijadikan pedoman dalam
kondisi sepertiitu. "Ungkapan ar-Ramli ash-Shaghir: "Maksudnya karena
mengamalkan hukum asal", berdasarkan hal ini, maka tidak najis baju basah
yang dibentangkan di atas tembok yang dibuat dengan debu pada umumnya
karena alasan ini. Begitu juga tangan basah ketika disentuhkan pada tembok
Demikian perny ataan Ali Syabramaliisi.
tersebut.
Ar-Rasyidi berkata : " Ungkap an ar-Ramli ash- S haghir ; " Tidak dihukumi
najis", maksudnya ketas-kertas bila debu tidak nyata-nyata najis, akan tetapi
secara umum debunya najis, karena memperti?nbangkan alasan yang dipakai.
Adapun apabila debu nyata-nyata najis, maka jelas sungguh temboknya tidak
suci, akan tetapi kertas-kertas yang dicetak dimafu ..." Da/- kasus-kasus di
atas diketahui, sungguh gula Eropa terkenal mengandung darahbabi,
selama percarrrpurafi darah dengannya tidak disaksikan secara khusus,
maka dihukumi suci. Kebiasaan orang- orangkafir membu at gsladengan
campvran darahbabi saja, tidak dianggap sebagai sebab yang hukum
menajiskanny a, akan tetapi kewira'iat tidak samar.
b. Ihya' Uumuddin, II/ 337 :
Bab Keempat: Amar Ma'ruf Nahi Munkar pada Amir dan Sultan. Sungguh
kita telah menuturkattahapan-tahapan amar ma'rufyang dimulai dari
mengingatkan. Kedua, menasehati. Ketiga, mencaci denganucapan.
Keempat, mencegah secara paksa dalam mengarahkan ke jalur yang
benar dengan memukul dan menyiksa. Cara-carayang boleh dilakukan
menghadapi sultan-su1t at ialah dua tahap pertama, yaitu mengingatkan
dan menasehati. Sementara mencegah paksa tidak boleh bagi setiap
individu dalam menghadapi sultan- sul tat, kar er,:a bisa meneb ar fi tn ah,
mengobark an api permusuhan dan memunculkan afrcamafl yang lebih
dahsyat. Terkait mencaci denganvcapan, seperti perkataan: Hai 1alim,
Hai orang yang tidak takut pada arlcamart Aliah dan kata-katalain,
apabtla menebarkan fitnah yang meluas kepada oranglain maka tidak
boleh, dat apabrla tidak khawatir kecuali pada dirinya sendiri, maka
diperbolehkan bahkan disunahkan. Sungguh budaya kaum terdahulu
mengumbar p emy ataan-pernyataan dan j eritan keingkaran tatpa peduli
ancaman nyawa.
c. Hasyiyah al-lamal'ala al-Minhaj, Y / 182
NUMenjawab 659
te',\k-
-V_J".3r J.-
oi.
4-_I-9 j\1 &) bv';6 *;-.: s lt 3.Y:
,latS oA\ 8,
}i 'i ^"G J-iir Si
qi,y\ i:i, F: ui f p\r # e #.K
rtt e?6;t pJii u it ;+- ! tSre l''tsul, L\#';)'et,
J^";
4*V\3r 9u;r 16 C
Pembahasan tentang orang menyamak kulit di rumahnya dan tetangganya
terganggu. (Ungkapan a1-Hashkafi'. "Dan tetafigganya terganggu'), Ibn
Qadhi Samanah dalam Jami'al-Fushulainberkata: "Qiyas dalam sejenis
masalah ini adalah orang yaflg bertashamtf di kepemilikannya yang murni,
tidak dicegah meski membahayakan arang lain. Namun qiyas ditinggalkan
dalam konteks membahayakan orang lain secara nyata. Dikatakan, banyak
Masyayikh yang mengambil dan berfatwa dengannya. " Demikian dr daTam
Jami' al-Fushulain Daiam kitab itu juga disebutkan'. "Orang yang hendak
membangun dapur di rumahnya untuk produksi roti secara permanen, atau
gilingan untuk menggiling, tempat pandai bagi para pandai besi, maka ia
dicegah darinya karena sangat membahayakan tetangganya." Di situ juga
disebutkan: "Andaikan orang mmjadikan rumahnya sebagai pemandian air
hangat dan para tetangganya tergarrggu dengan asapnya, maka mereka boleh
mencegahnya, kecuali asap pemandian air hangat sama dengan asap para
Demikian lami' al-Fushulain Analisislah, atdaikan rumah
tetangga. "
tersebut adalah rumah lama dengan sifat seperti itu, apakah tetaflgga
baru boleh mengubah orang lama darikegiatannya?
Pembahasan tentang b ahay a y ang ny ata dihilangkan, meskipun telah
lama. Saya katakan: "Bahaya nyata hann dihilangkan meskipun sudah lama
hlUMeniawab 661
sebagaimana yang difatwakan al-'Allamah al-Mihmindari, seputi di dalam
Hasyiyah al-Bahr karya al-Khair ar-Ramli, dari bitab al-Qadhn' sebagaimnna
dalam kitab al-Hithan dari al-Hamidiyah."
e. Al-' Uqud ad-Diray ah fiy Tanqih al-Fatawa al-Hamidiy ah, II / 265 :
i';, &3it .rK i_ys , t2\^7 jl ,nr ';? c't+ ns "r* a:r
"i;ir
,1 :y iA\ti ii 2\) it';.,n a':*:5 as
^'b\"r4::i'xi3u;3 ilsg 49 -,$J;rkiS
^\ il;i
(Persoalan) Jika Zaidmemiliki saluran air di rumahnya, yangbagian
dua teprny a sob ek darr ai mengalir dainy a mengenai p elatar an rumah
tetangga (Umar) dan temboknya,Umar merasa sangat dirugikan dengan
hal itu dar, ia menuntut Zaid agar merekontruksi, membongkarnya
dan mencegah ganggtan dunnya. apa tuntutan lJmar perlu dipenuhi?
(Jawaban) Pemilik bak berwenang menggunakan sarana yatg ia miliki
meskipun tetangga merasa tergauggu,, dalam zhahir riwayat. Pendapat
yang dipilih mutaakkhirin, pemilik bak boleh memakai sararLa selama
tidak merugikan orang latn y ang menyebabkan kerusakan, melemahkan
ata:; metapuhkan bangunan atau melenyapkan manfaat secara total
seperti menutup sinar secara total. Fatwa tentang kasus ini sebagaimana
penjelasan dalam Hasyiyah al-Asybahkarya al-Biirii: "Tuntutan Umar
harus dipenuhi" ....berkata dalam al-Walwalijiyyah: "Batas akhir dari bab
perdamaian, terdapatlah seorang lelaki hendak menjadiknn perkebunan dalam
rumahnya, makn tidak boleh bagi tetangga melarangnya apabila berupa bumi
padat dan bahaya air tidak merambah ke temboknya. Andaikan tanah itu
lembab dan memiliki semak-semak yang bahayanya merambah ke tembok
\IUMeniawab 663
it etar e r+, ,r;;*! e-;Ar r: i; b,s?\,S'i g+ t
*;U\
i:\i\ pi ,y ,b,3K rl af q 2E;'JE W ,_r?\,"13;v e;
e aF"€,fr\ at, WJK ol: puYr q\y|: iu atY ,w
iA;A- oK ous 5s luyr i 3>V W i\;, ,F ,4 qAla-
3Y:
NUMeniawab 669
g. Ithaf as-Sadat al-Muttaqin,XlY /270 lDar al-Kutub a1-'Ilmiyah]:
|)i6-'o*F 4,6t it d?r i- r\i$- 3\;s tQ,i)K: ,t &'lO
uA e:u: ja # x ruir ci33 ,9) ,s6t n par sf (j;J{Jr
'e\Es y*) i"; +i @f'S irpJ- (, i*.u ,y a-9l\ * &n:
eipt p-:f ;'{'i e tq,tl.'E $ & ,;Kl'aru (*"';'rujt3
(r\"iJr ja;u.g)r L.b,d)'t) E- gr.1 ;;;i',fl rj"u; +i (!+ yE
^r
piu 'i;ger o\: &s-,+r aj'r),vl*ir3
(Tidak sepantasnya keterangan ini dijadikan pedoman, seorang wanita
dibolehkan pergi ke pemakaman, sebab mereka banyak mengabaikan
afrxarr) maksudnya berkata tidak pantas (di atas pemakaman, sehingga
ketttamaat ziarah tidak sebanding dengan perilaku buruknya dan di
jalan idak lepas dari terbuka) a,,r at (dar, berhias) makzudnya berhias diri.
(perbuatan ini adalah dosa besar sementara ziarah kubur itu hukumnya
sunnah) maksudnya disunnahkan. (Maka bagaimanabisa perbuatan itu
ditolerir) Ya, tidak masalah seorang wanita keluar rumah memakai busana
biasa) maksudnya murah (yang bisa menolakpandangan lelaki darinya,
dengan syarat hanya sebatas mencukupkan berdoa) dan istighfar (serta
meninggalkan bincang-bin cang di atas pemakaman) kecuali hal-hal y arrg
dianggap penting.
h. Al-Fiqh' ala al-Madzahib al-Arba' ah, II / 42:
e\t o,iK \:a; ?v * K1 Jrjt\ 4L +|'j;;rt'ir ;y ["2 &u
',l\v;
Perbuatan apa saja yang berkonsekuensi munkmmaka hukumnya }:lmam
ketika dalam dzatiahty a bagus.
i. Bughyah al-Mustarsyidin, 175:
NUMeniawab 671
l. Ahkam al-Qur'an li al-Jashash, \r /365 fMaktabah asy-Syamilah]:
"Jr* Jb r\-a;'J?
c. Wajarkah menurut hukum Islam btTa orungtua membiarkan kondisi
kembar siamberlanjut hingga setelah usia dewasa, sedangkan operasi
pemisahan atas kemauan keduanya?
Jawaban
a. Ada p ertintb angan Syar'i, dan diperbolehkan j ika :
hlUMeniawab 673
;; ,-<I'lr a+ *_"*"1 e u.de JaZ,iil +r re s y*v
-. o.a.t r., t t-ti7 ,-.<i, t.
.:_>
l->
NU Menjawab 675
bertanggungjawab'), ibarat al-Wab tidak wajib bertanggng jawab jika
dia seorang wali atau orangyangmendapatizirurya. Ungkapan Syarih:
"wa kharaja al wali ghairuhu" makstdnya, otanglain yang tidak mendapat
izindariwah.
c. Asna al-Mathalib Syarh Raudh ath-Thalib, II/ 427 :
Jawaban
a. S olusi hukum Syar'inya adalah teq adi p erbedaan p endap at:
1) Menurut Imam Ramli mengikuti ru'yah.
2) Menurut Imam Subki menolak ru'yah.
3) Sedangkan menurut Ibnu Hajar penolakan ru'yahbisa dibenarkan
ketika perhitungan hisab telah disepakati oleh Ahli Hisab yang
mutawatir. Kemutawatiran ittt menurut Sayyid Alawi Bahasan
didukung oleh minimal lima kitab yang berbedapenLgararLgyarrg
menerangkan rlmu hisab.
b. Tidak harus mengikuti petetapanpemerintah dengan syarat sebagai
berikut:
1) Mempercayai kebenaran Ru'yah walaupun orang yang melihat
tidak memiliki syarat, seperti Fasiq, perempuan dan anak kecil.
2) Ru'yah Mutawatir.
3) Jika orangyang melihat satu atau dua, maka tidak boleh mengikuti
hisab bak yang memp ercay at kebenarat ru'yah atau tidak menurut
Imam ar-Ramli danbagiyangtidak mempercayai, maka wajib
menerfuna pefietapafi pemerintah menurut Imam Subki. Sedangkan
Imam Ibnu Hajar mewajibkan mengikuti penetapanpemerintah
bagi yang tidak memp ercay ai ru'yalt, kecuali dengan syarat:
. Ahli hisab memastikan belum mungkin ru'yah.
. Hisalnya qath'i.
. Ahli hisab yang menyatakan tidak mungkin ru'yah mencapai
bdangat tawatur. Sedangkan btTangan tawatur menurut Imam
Alawi adalah minimal lima kitab hisab qath'i denganberbeda
JYUMeniawab 677
perugarang(Muallifl.
c. Idem dengat jawabat atas.
Dasar Pengambilan Hukum
a. Hasyiyah I'anah ath-Thalibin, II/ 276:
-^rV
Jb W'i\y@t Oi- ii.Et\ .3. jui!)U ,l'.i' *?* U, n
NU Menjawab 679
Syawal, maka diamalkan metode hisab jlka ditemukan syarat-syaratnya.
c. Fatawa ar-Ramli, 358:
:.p kxrr ri7 i\5 "^i >\! .fb lsrilr o?) i4t\','& "& 6iijt
,;.6 ,,Ir, ,F 4:!\:Jt & #!ff &;i,nv,$':'4\ # G ,iiil\
:'\S f*'i\ r.j;i +u.ir ai 3;a WWW\ J4 i\#\
+r+s
&t ,ps *i i{ &>v fs::?"n\'erb #,;sG-y:43.jr ,:>r;",
Oq rL"i\,,FU €* $\*rult ;A\ ,f 'e% G$r -:; i;Xtr
? oY' 6 ,iil\,*;f
"O?*'&9 eta,Fi y# ; f
d{i ,lK "f*\-6,A-# Ftr Lu"i-r $sy, ii.r ,-r; '&.!K b,4}_
'Lar
;F:et G$'l ip [3] iSrir"! "ot ;\tr}\;&\ 'u
rf 3t +r+r ii 5s,ij e# ;;\ ?* b 3;W-: ffi +it(ry)
,)6 t;.* 6;Grlieu4r &i *; {tilX y\4\ C.,}",:;
qi
.J
''6 G;;V
e\s\i?i ,#r iui lUr )-iAL'"+ d\ u il;)\
L?)r it* *e6;ir *\rS rriilt3 GF\ -r-r#iji;
e+\; x!
t,;v\ ,\p\ o a-fur ir( ii+" ns e;v &ns ,sf ;t
lu+";\;q\ ,e :VL b Ur;a u; ii-x" u:rr fr("u4r
$i g ;3r:rrr
:y rbs g ia-"-lir ,F3F 'slW rb O*S #\;W So;
*i\ f it,a;;;\ie3?6 *Wr .:(.lr ;p(,;;*'At*-l(lr
F\ v6'o# ti.fi' a-fur,r)\ JF #vs #*33r jvs
# ,FU €* v",A iu tVtr rS y ""'Jx ,=.;K\ 3V i,E;s,
Jjiit aui)f yqr $ U \l.r\:; ,rK 4:,-r. u iry>r ;ri
682 BM lVaqi'iyah Bangkalan 2007
f*it fr:' l-, # )$",rr e*t € *.vs ,ai i+ ,r'i!
'pi
+it'u fltryr;fj, cr ,;tiri'ir ir;; 3>*1'lr u; ,iiorir
,tl,r[Ji frr. *cK ,:Y:3;:';q alal3 ,t-,Jl,\ );)L
Dalam at-Tuhfah terjadi tarik-ulur ulama dan ulama lain dalam masalah
btla hisab menunjukftan atas kedustaan saksi terhadap ru'y ah. P endap at
yang terkemuka, sungguh jka ahli hisab sepakatbahwa premis-premis
iltqath'i,sementararLamayangmengabarkatmencapaibatasmutawatir,
maka persaksian ditolak, sedangkan apabila tidak sepakat maka tidak
ditolak. Sayyiduna al-Allamah Abdurrahman bin Muhammad a1-Idarus
berkata: "Saya bertanya pada sebagian masyayikh saya di dalam madzhab
Malikiyyah tentarq masalah seperti ini, apa kemuhalannya itu pasti menurut
mereka, maksudnya ahli hisab atau tidak?" Aku menjawab: "Sungguh hal
itu qath'i, sungguh kutipan kalam imam-imam dan pemisahannya dalam
kitab-kitab itu sia-sia, karena hal itu merupakan darurat menurut kebiasaan
mereka". As-syaikh al-Allamah Abdullah bin Qathanah menukil dari sayyid
al-Arif billah Alawi Bahasan: "Sungguh apabila ditemuknn ahlifolak dalam
lima masa dan mereka sepakat dalam pembebasan masalah itu, maka cukup.
Sementara jika tidak ditemukan, maka kitab-kitab mereka bisa mencukupxnya.
Apabila ditemukan kesepakatan pendapat lima ahli folak dalam kitab-kitab
mereka, maka temtasuk bagian khabar mutawatir". As-syaikh Abdullah bin
Qathanah berkata demikian menurut maknanya. (Peringatan) Keterangan
yang jelas dan segera dapat dipahami dankalamlbnHajar di dalam
ungkapannya: "fika hisab itu menunjukkan..." Sarrggth hal itu dikira-
kirakan dalam kemuhalannya y ang ndak diketahui kecuali dari ungkapan
ahli hisab.
(Peringatan) Keterangarlyafigjelas dan gamblang dt dalam kalam ibn
Hajar: "Jika hisab itummunjukkaz.. " Sungguh hal itu digambarkandalam
kemustahilanyarLg tidak bisa diketahui kecuali dariucapan ahli hisab.
Adapun keterangan yang penetaparffrya telah berlalu dalam risalahrni
yaitu larangan mengamalkan hisab saat hilaltampakdr depanmatatran
pada wakru pagi hari tanggal29, maka itu ditunjukkan oleh nash-nash
mufassirin, fuqaha' dan imam-imam mujtahid. Maka tidak perlu merujuk
kepada ahli hisab danketawaturaflmereka dan kalam asy-syaikh tidak
mencakup hal tersebut dalam persyaratan tawatur. Dan atas anggaparL
bahwa kalam as-syaikh mencakupnya, makapersyaratan adanya khabar
di dalambatas tawatur dengan kemustahiiar' (hilal) itu dihasilkan oleh
kemutawatiran kitab-kitab dan beliau banyakmenukil dari situ dan telah
terjadi penukilan kemuhalan dalam kitab-kitab syariat, apalagi kitab-
kttab hisabb,ah, sebagaimata kamu ketahui dari keterangan penukilan
NU Menfawab 683
yang terdahulu dari paru imam-irnam dankemutawatiran kitab-kitab itu
diperhitungkan, sebagaimana dijelaskan oleh syaikh ibn Hajar dalarn
at-Tuhfah dalam kitab as-Sair yang redaksinya: "Kemutawatiran kitab-
kitab itu diperhitungkan sebagaimana penjelasan para ulama. ". Sayyidina
Alawi Bahasan berkata: "Cukup penyebutan kemuhalan dalam lima kitab
bahkan lebih dari kitab-kitab ltissb dan ijrna' yang dinukil secara indiyidu
sebagai hujjah juga sebagaimana keterangan dalam fam'ul fawarni'." Deflgan
demikian, maka cukup menukil kepercayaan rjma' ahli hisab stnggaln
hal ini merupakan perkara mustahil. Beliau berkata: "Keterangan yang
dinukil dari al-Kitab dan as-Sunnah ialah keterangan yang bisa dipertanggung-
jawabkan dan menyelisihinya itu tertolak meskipun dalam bentuk dalil."
f. Ats-Tsimar al-Yani'ah Syarh ar-Riyadl al-Badi'ah, 57;
Ga
;a'\o z
o9sA
a\ aAa;3
(lMajib), yakni puasa ftagi orang yang melihat hilal rneski bukan orang
adil meskipuntajampenglihatannya, sehingga apabrta ia melihat bulan
Sya'ban dan tidak ditetapkan di samping qadli, maka puasa tetap dalam
haknya dengan menggenapkan bulan Sya'baru menjadi tiga puluh hari
dartrufoiahnya) (danbag, orang yang membenarkannya saja), maksudnya
or?L"Lgyang rneyakini kebenarafi arang yang mengabarkanntga dengan
rukynh meskipun ia bukan oraflgyang dapat drpercay-a dan meskipun
orang yang rnelihat hiial tidak menyebutkan rukTah hilal di samping
q adli meski ia ar ang fasik, budak, anak kecil atav or ang kafir. Adapun
lrlt
L,f u! I f .;l 1-i.c )J
\r,:i:-:
"i -L-)
(Masalah Abdullah bin Umar bin A.bu Bakar bin Yahya), Apabtla h.ilo"!
telah ditetapkan di suafu daerah makaketetapan hukum menyeluruh
bagi semua daerahfiegata di bav,,ah hukum hakim daerab yang berhasii
tuleyah meskipun jauh, selama masih daLatnsat$ nxathali'. ApabrTatidak
daLamsatu mathali', maka tidak wajib puasa dan berbuka secara mutlak
meski satu hakim. Apabrl.a mathali'sama namun hakim tidak memiliki
wilayah, maka tidak wajib puasa kecuali bagt orang yang membenarkan
hakim dalam hatinya. Wajib pula berpuasa dengan sampainya khabar
terkait rukyah dalam hak orang yang sampainya khabar secara mutawatir
atar mustafidl. Mutawatir ialah sesuatu yatg dtkabarkan oleh golongan
yang mustahil sepakat berdusta terkait urusan yang dapat dirasakan
indera dan tidak disyaratkan beragama Islam dan adtl-, sedang mustafidl
ialah sesuatu yang terkenal dr antara manusia denganbersandar pada
hukum asa1.
h. Hasyiyah asy- Syarqayti, I/ 45 -50:
NUMenjawab 685
dalam syarah Minhaj meskipun sebagian Hawsyi mengikutinya di sini,
atau tidak bisa dipercaya sebagaimana orangfasik bila dalam hatinya
membenarkan.
i. Referensi lain:
l) Mimn al-I'tidalfi Mas'alah Ikhtilaf al-Mathali'wa Ru'yah al-Hilalli
Syaikh Manshur bin Abdul Hamid al-Batawi, 37-38:
^\
:ijj;j ;UU u, \r-\-)
a:J;
Adapun orangyangtidak sampai pada kelas ini, maka bagaimana dia
menghukumipadahal dia tak bisa menjangkau hadits bahwa sungguh
rtu adalah maudlu'dan ini merupakan perkara yang bertolak belakang
dengan t as h arruf mereka.
c. Manhaj Dzawi an-Nadhar Syarh Mandhumat 'Ilm al-Atsar, li Syaikh
Mahfudz at- Tarmasi, 7 I :
^;-- _
;-tf +)u)\ _i*: .,p *i (Ulr:y .*+\ i _.i 1J;;; {;)
a
o u.,
4,4if
ro:"
"i (+;tai i
" I"i, U)
"- y :" - ,., i":-
. "i :-i, ,-,,:-L
3\ )L-y\ ,l\ :.4 # rr .-dr ;: J:"]3
li, .^)t':t; ,-i;;;.lj,c\ * V(#) pu)(dro) ). (v;;) g-i+\
2u\;)i"- i";,rii! q^i+\
s oa,- t-a,
F i\ :" b, ":i jr,l t c-4
-"i "i ;t,
"!
" \, -ri
:;\ :" .y! *=;
^\ # aA\'*.)\;i1\i-^
(Tidak dinilai lemah), maksudnya tidak boleh melganggap kedlaifan
hadits (secara mutlak), yakni atas jalan kemutlakan, sebagaimana kamu
berkata sungguh hadits itu lemah matanrrya atat dhaifhanya dengan
sanad tersebut (selama kamu tidak menemukan petuadlftiya) maxsudnva
hadits (s ecara j elas) detgan ke rii afu nrcy a (dar 1) imam {mtt1 t aki fi daram
penelitian hadits, maka kebolehan itu tergantungpada keputusan irnam-
imam hadits, sebagaimana sunggah hadits rersebut tidak <iiriwayatkan
dengan sanad yang menjadi ketetapannya, atau sunguh hariits irt cliaif
atau semisal ini dalam hal menjelaskan sisi cacat di daLamnya.
:j\- (^-U,.jr-,
'"'
ii\i
J
9'J 3!
Y-
\ (,i.1\
o; 3, iL 1* ['#
J'./.1).v.
"[+ltr
ui r;r; f bSo;uj\j L?\ e b
ifr;31i+tr tv}l\^p; u*5?#'+r;i i:\ ,:i#l $=At y
&d * L?t t1i....r:3, \K ,j;k" \K W ? \fr
.i i3"', \fr) {t
q iiLi Lt '* VAr 9Vi"s6gyT ,j"u,lr'o\::",5> U,e
"-I
siUr WL\ 5t, t-r*15 4\ {r$ bv\'ii* VJ,ardt'r i\! ,e;V
WILS #: u;rlr j+ ,;rt; q-r.Ar +\L y 1.;'ir +5r f;i
-a;'EJS
..1 . i-c;
Q. JJ J J 5
rr ,tt
L-J'
.
"! :v ,r* Pq f;Lllt t*t qa:
-A-
";i
# r1tuj "& p\ k*t *u*s ;; i;,hw #rs e3'),
#
-iga"ii i
^t'# #ri1 agt'o1 $Ws"4i e 3t; ,,ts-trqrs
Apakah al jarh wat ta'dil diterima tatpa penjelasan? Ta'dil dapat diterima
tanpa menyebutkan sebabnya menurut pendapat shahih masltur, karena
NUMeniawab 691
memperoleh hai' ah nafsaniy ah (kompeten si / malakah) yang dengannya
mereka mengenal lafal yang boleh jadrberasal dart Nabi M danlafal
yang pasti tidak berasal dainya-; (3) keruwetan makna, meski lafalnya
tidak ruwet, seperti maknanya bertentangan dengan akai secara pasti
dandengan istidlal, dan tidak rnungkin sama sekalimentakwilnya seperti
khabar-khabar tefitang pengumpulan antara dua hal yang berlawaflan,
menafikan pencipta atau dahulunya alam. Hal itu disebabkan karena
tidak boleh kehadiran syara' bertentangan dengan tuntutan akal. Karena
ini, Ibn al-lauziberkata: "Setiap hadits yang aku kaahui bertentangan dengan
akal-akal dan berlawanan dengan asal-asal, maka ketahuilah sungguh hadits
itu maudhu'.
h.
Jri,tir
4r
') 9';if
Shahih dan hasan itu dapat diterima, sementara hadist dlaifmaka ditolak,
sehingga tidak bisa dljadkan hujjah kecuali dalamfadlaii a'mal dengan
syarat tidak teriaiu 1emah, masuk drbawah ashl syar'i dan tidak meyakini
keteiapannya ketika rnengamaikan, akan tetaplyang dtmaksud dengan
mengamalkannya iaiah berhati-hati daiam urusan agama.
I
.. :.
L.-o,t-ci a\-41i
-- - \ " ''
NUMeniawab 693
sulit dipandang sebagai bentuk kelalaian. ,r3'ri [e1yJ' qqi' .r;i blij.
Namunbila melihat koruptor yang diadili terbilang sedikit dengan angka
kerugian Negara di bawah 1 ffilyun, hal itu mengindikasikan te$adi
"tebang pilih" dalam menindak-lanjuti tindak prdana korupsi.
Pertanyaan
a. Adakah dasar petunjuk hukum Islam yang membenarkan praktek
tebang pilih dalam mengadili tindak pidana korupsi oleh aparat
b irokrasi atar p ej ab at publik y ang latn?
)i-'L\p-,,)ja! rlit
-,v ;r,ralt1;p t#q 0K anr 3F \i"f iv*
ySr& J6j.it
,* ..si' ;ii!;"'ir il ,tAt'rit;J\ 9)uu. b #
't:$
e-iG ?$ 3l,3lr, lii*.rt t;t:>i, oLL\ J. i*;ll *>rAtlitiAl e X-,6
^r !j;: )w iLA U\ * 5s
qt e oGyg,?_l*} o+ir
Wahai olang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. jika ia kaya ataupun miskin,
Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafiu sebab ingin menyfunpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar-
balikkan (kata-kata) atau mggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. Daiperintahberbuat
adll dalam kondisi-kondisi tertentu dalambergarl dengan anak-anak
yatim danpara perempuan berprndahpadapeintah adfl, dalam segala
kondisi danyang menyamainya dari persaksian yangterladi, karena
sungguh keadilan dalam hukum dan mendatangi persaksian dengan
hak adalah tiang kebaikan kemasyarakatan islami danberpaling dari
hal itu walau hanya sejarak ujung jartmaka menarik pada kerusakan
yangberantai.
NU Meniawab 695
c. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh,Y\/779:
jrj\ j! ;rir p';,.Li f*rr ,j+" ;r& j*;:r ';jJt-ltt iui au-rr
"ir'1,
"'"i'i' -"-"'- -"'i-\ i;uir i;5i JixI l.; u(
.c..;iJl a;
NU Menfawab 697
KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL
PWNU JAWA TIMUR
di PP Zainrul Hasan Genggong Probolinggo
2l-23 Syawal 1428H/02-04November 2007 M
Pertanyaan
a. Bagatmana pedoman dalam menilai sezuatu itu tergolong "muflkarat"
bagi seorang musiim di Indonesia?
b. Masih perlukah NU sebagai Jam'iyah mengagendakan program nnhyi /
taghyirterhadapkemunkaran?
Jawaban
a. Sesuatu itu tergolong "munkarat" apabtla:
1) Ucapan atau perbuatanyang tidak diridhai Allah, baikberupa
makruhat atat muharcamat.
2) Dlingkari kebenarannya oleh syari'at Islam.
3) Jelek menurut syari'at Isiam.
b. Masih perlu, bahkan wajib dengan merumuskan metode taghyirul
munkaryangartf danbijaksana, yang sesuai dengan firman Allah dH.
Sedangkan tatanan bentuk taghyimya adalah +J!, oLJJ! atau .JIJL
agar idakmenimbulkan mafsadah yang lebih besar dari kemunkaran
tersebut yang dr arfiaraflya adalah:
1 ) Tidak menimbulk an ffinah.
q()r -1;;\';)
Barangsiap a di antarakalian melihat kemunkaran maka ubahlah dengan