Anda di halaman 1dari 943

wffi

#ftz -!
I7--
-r

7A
il4 -
TT
l-
'71
I
il
,
I'
#E
il=
I
t2
J-
,- L1

r-I
L-/
www.tedisobadi.blogspot.com
Bunuh diri hukumny a haramberdasarkan kesepakatan para vlama dar,
dipandang dosa yang paling besar setelah syirik kepada Allah. Allah
berfirman (artinya): "Janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan
oleh Allah kecuali dengan jalan yang haq", dan firman Allah (artinya):
"Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri, sesungguhnya Allah Maha
Pmyayang terhadap kamu semua".Para Fuqaha menetapkan bahwa orang
yang melakukan bunuh diri lebih besar dosanya daripada orarrgyang
membunuh orang lain, dan draLah orangfasiq dan menganiaya drinya,
hingga sebagian ulama mengatakan bahwa dia tidak dimandikan dan
dishalati s ebagaiman a par a pembangk atg. Ada p endap at lain, bahwa
dia idak diterima taubaf,tya karena memberatkan atas kesalahannya
sebagaimanadlahirnyasebagiantekshaditsmenuqjukkankeabadranrrya
daTam neraka. Di antaranya sabda Rasulullah, " Barangsiapa menjatuhkan
dirinya dari gunung hingga membunuh dii sendiri, makn ia akan menjatuhkan
dirinya sendiri di neraka jahannam selama-lamanya"
i. Al-Mausu' ah al-Fiqhiy ah al-Kuw aitiy ah, YI / 285 -286:

b ,p ?p )V g lr.fiilr -lxir ,i,jr i^b & +?\r\ ili '6t:


il ^:f1ulr 6i .W'i\,#\ e S,at ,# ,t" t'4 SA.A\
4r\ 1-5 ;>\L\iU aK ilrdlt b i-6J\.F #1 SJ\ ?\.,j,L)-v
... trtrlr qt H >6 *3 +tii J' iS e |*U US"$ * oKS

;i:i tW:i qv:1-",# H #- ricE ,F #s-e ),tKs


-iu ii Jl 6i#u j1 ji.rr rurt ti; "fr't:.i;,u-:l ,'& \3i

4v oJi\,*.3i
^43i
*'J\8V ** j\,
6v2:tt,"r.?\ l*\ ,4K
;i;u.i.lr aiu'# ,1E.\ {K3J\ i;# 06J\ !i\;jJ\
2" 1 , tt\t
t-os,-o
\ :-
. *arJ
6Ul ,Ld1;
rG 3i \)1)'E\\
l\ \ i)tru.! Fi4 >v u
Kedua: "Masuknya seseorang pada barisan musltlt". Para Fuqahaberbeda
pendapat tentang bolehnya salah satu dari kaum muslimin sendirian
masuk ke barisan pasukan musuh dengan keyakinan dia akanterbunuh.
Ulama madzhab Malikiyah berpeldapatbahwa boleh seorang muslim
merdatangi pasukan kafir yangbanyak jumlahnya apabrla bertujuan
memulyakan kalimah Al1ah dat dia memiliki kekuatan dan anggapan
adarryapengaruh dkalangan orung-oraflgkafir meskipun dia yakin akan
kehilangan nyawa, maka yang demikian itu idak diarrgap bunuh diri...
Demikian ptila apablla ia yakin danmenyargka dengan kuatbahwa ia

NUMenfawab 651
akan dibunuh akan tetapi dia akan benarbenar dapat mengalahkan,
menghancurkan atau menimbulkan pengaruh yang bisa diambil manfaat
oleh kaum muslim. Tindakan seperti ini tidak dipandangmencampakkan
dtt:rpada kebinasaan yang drlarang oleh firman Aliah: "Ianganlah kalian
mencampakkan dirimu pada kehancuran".... }J:lrr al-' Arabiberkata: "Yang
shahih menurut saya tindakan tersebut boleh, sebab mengandung empat unsur
(1) Mengharapkan mati syahid (2) Adanya kemenangan (3) Memotifasi umat
Ishm untuk berani melawan orang kafir dan (4) melemahkan mental musuh."
j Tafsir ath-Thabari,YI/205:

Ji \;L\1: 1,rc ,-rj'it c r#J 'iirS A\ oi.G


ii u; u:1 ijr
"4 4t.p-j!r ;y W" lie)+
c &" # &)b&Ii'# :i V;i-il.
'#,itte;;_.lr ed; Eltr
Hukuman bagS orang-orarlgyang memerang1Allah dan Rasul-Nya dan
mernbuat kerusakan di bumi, hanya dibunuh atau disalib, atau dipotong
tangan dan kaki mereka secara menyilang, atau diasingkan dari tempat
kediamannya.Yang demikian itu kehinaan bagi mereka di dunia, dan
di alchnat mereka mendapat azab yatgbesar.
k. Tafsir lbn Katsir,IU+A:
*vY-t 6"-P\ * tt iJi,P'urv e3ai\d1'e:,\21\
Zo -
q;LrtAr
st, a",Yt, i ir!'ituli i:Jt
o

Muharabah (memerangi) adaLah: perlawanan dan penentangan, yaifr;


mencakup pada kekufuran dan tindakanperampokan di jalanaq dan
menakut-nakuti di jalanraya, begitu juga berbuat onar di muka bumi.
1. Tafsir ath-Thabari, YI/ 211:
b Va\tir c;i"4-JiW3;*"f|r'u; ugi\ e r#Jiyei3
# rufi +i: eP *r e> #ii r;j*f,t DV J;yvt
(s
^t r:-3.,
\'r# ea Je ;AS i,
t3t,
Adapun pengertian firman A1lah: "Dan mereka melakukan kerusakan di
muka bumi." Itu aritnya: mereka melakukan kemaksiatan di muka bumi
ini, dengan cara menakut-nakuti (teroil ancaman) j alanny a or ang-orarrg
mukmin y ang b enb adah, atau j alan tangg:sngal or ang-orang mukmin,
danmemotongpeqalaruatirLya,merampasharta-bendanyadengancara
yang dzalim dan keji (aniaya) dan berani melukainya dengan carayafig
keterlaluan dan sadis.

BM Waqi'iyah Malang 2006


m.
i_
- .\t 9t-- r-lr
9\ o4:V .'*.r{l rlt.',> L-rli
V--

t ., i t,-
. 2L9L-.! r q
v--' .efut;u .a;'ir \4a

,rr Jlr 3oi


Firman Allah: a b alas an orang- orang y ang meffterangi,Altatx
" S esunggultny
dan Rasul-Nya dan berbuat kerusakan di bumi agar supaya dibunuh, atau
disalib", al-Ayat... Berkatalah Imam Malik, Imam Syafi-i, Imam Abu
Tsur, dan Para pakar pendapat: "Ayat ini diturunkan unttrk orang Islam
yang keluar untuk mengltadang jalan dan berbuat kerusakan di muka bumi."
Berkatalah Ibnu Mundzir: "Perkataan Imam Malik betul", Abu Tsaur
berkata dengan memberikan hujjahpadapendapat ini: "Dalam ayat ini
menunjukkan bahvva ayat ini diturunkan untuk selain orang musyrik."
n. Tafsir al-Qurthubi, Yfi / 133

?YlJ|;,;+;r
t, t- )v^;-
\^ZL ,:# U1;
V .+!.- i:t *, ??
9 \J d, l)rJar r;:ij 'i;
\>_

Firman Allah: "langanlah kalian se*tua mentbunult orang yafig diharamkan


Allah kecuali dengan haq" (cara yangbenar). ..."Barangsiapa meretakkan
persatuan kaum muslimin, menentang pimpinan kelompok umat trslam dan
ruencerai-beraikan persatuan mereka dan berbuat kerusakan di muka bumi
dengan jalan melakukan perampokan/perampasan keluarga dan harta, dan
membangkang terhadap penguasa dan menolak keputusannya, maka orang
tersebut boleh dibuntth."Inllah makna firman llla bi al Haq.

NU Menfawab 653
Hukuman ta'zir (menjerakan) ini tidak ada pembatasan, bahkan bisa
sampai kepada hukuman bunuh, sebagaimana dilakukan terhadap shail
(orang yang berbuat keji) dalam mengambil harta, boleh menghalangi
dia dari mencuri harta meski dengan cara membunuhnya. Berdasarkan
keterangan ini, ketika tujuan (ta'nr) ialah menolak kerusakan @ahaya)
dan tidak tertangum kecuali dengan cara membunuh, maka bunuhlah.
Dengan demikian, orang yang berulang kali melakukan kejahatan, darr
hukuman-hukuman yang diberikan tidak menjerakamya, bahkan dia
terus-menerus berbuat jahat, maka diabagakan shail (penjahat) yang
tidak bisa dihentikan kecuali dengan dibunuh, maka boleh dibunuh.
Dikatakan, mungkin pemabuk berdasarkan petdapatini bisa dihukum
sama dengan shail (penjahat) dengan cara dibunuh.
p. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh,Yll/535:
,/)t ;f {tt' b r-)fl! i1\:i A.P\ e :4ir4rl ,turnirg
6S{!nr '*S *At er, u-iaV ,F\;yt\ :iHkr 3.;i;r,
F>L:)t ,J f\;Jr fwl ,\ 4ytsr &\i J-r3 ifut r;jr ,UK \tL{*tAr

)i W 4-;, fu) iur v6 ;oil.*rltr ,i U,AI-LL\; ,t#\ &


),;4 cA'xry, aw H-? ril,F)! t\;\ e_?g\ilt ,i u*aat
'S
r Atyrt
Hukuman yang bersifat ta'zir ialah: mencela, atau mencegah dengan
r:caparu, menahan (memenjara), diasingkan jauh dari tanah kelahiran
dan dipukul. Bahkan, kadang ta'zir itubisa terjadi dengan cara dibunuh
karena urusan siy asah daJam pendap at Hanafiy ah. sebagian Malikiyah,
serta sebagian Syaf iyah. Ketika faimah (kejahatan) itu mernbahayakan
yang menyangkut keamanan rlegara, atalt aturan umum dalamlslam,
seperti membunuh orang yang memecah belah kelompok Islam, orang
yang mengajakkepada selain afixan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya
ffi, tajassus (spionase), atau merusakharya diri perempuan denganpaksa
ketika disana tidak ada cara laituntuk mengatasi dan mencegahnya.

654 BM Waqi'iyah Malang 2006


KEPUTUSAI{ BAHTSUL MASAIL
PWNUJAWATIMUR
di PP Nurul Amanah
Basanah Tanah Merah Bangkalan
14-15 Jumadil Awwal 1428H/
31 Mei-01 Juni 2007 M

319. Produk Kertas Daur Lllang


320. P etilasan Leluhur Sebagai Obyek'Wisata Religi
321. Operusi Pemisahan Bayr Kembar Siam
322. P enolakan Pemerint ah T erhadap Hasil Ra'y atal flilal
323 . Klaim Kemaudhu'an Hadits
324. T ebang Pilih Penanganan Koruptor
319. Produk Kertas Daur Ulang
Deskripsi Masalah
Jenis kertas pembungkus makanan sebagian merupakan olah
produk eks daur ulang dari pemanfaatan kertas bekas pakai. Kondisi
kertas bekas yang diolah tidak terseieksi dari segi kebersihanya dar.
kenajisannya, karena mellbatakan jasa pemulung di tempat-tempat
sampah. Pada tahap olah produksi memperbantukan bahan kimia cair
yang ketika berbentuklimbah buangan pabrksering membuahkan protes
masyarakat karena kadar pencem arannyaberyotensi merusak lingkungan
Ikan di peraian sttngai/tambak jadimatr, tantaman produksi terganggu
perfumbuhannya dan sumbet mata ar di area perkampungan sekitar
tidak sehat diminum sehingga menirnbulkan gangguan kesehatan.
Pertanyaan
a. Apakah kertas daar :ulang semacam itu harus dihukumi mutanajjis
dan b agaimana makanan bas ah yang dibungkus denganny a?
b. Tindakan apa yarlgdibenarkan oldn agamalslam dalammenyikapi
limbah bttangan pabrik yang memanfaatkanbahan kimia organik
jika berdampak merusak lingkungan?
c. Upaya hukum apayaflg efektif guna meminta pertanggung jawaban
Pemerintah D aerah terkait izin produks i y ang dikeluarkan menyertai
operasionalisasi usaha pabrik kertas tersebut?
Jawaban
a. Apabila proses pengolahan daur ulang kertas tersebut tidak dapat
dipastikan tercampur benda najis (masykukun najasah), maka kertas
yang dihasilkan hukumnya suci, dan apabda diketahui dengan yakin
kertas tersebut diproduksi dengan campurarrbararlg najis, maka
hukumnya mutannj is. Adapun makananbasah yang dibungkus dengan
kertas tersebut dimaafkan kenajisannya.
b. Tindakan yang dibenarkan Syara' adalah amar ma'ruf nahi munkar
dengan:
1) Mengadakan pendekatan pada plhak pabrik unruk tidak meng-
gunakan bahan kimia yangberbahaya atau membahayakan dan
mematuhi peraturan pemerintah tentang AMDAL agar tidak
teqadi kerusakan lingkungan.
2) Menekankan pemerintah untuk menerapkan hukum dengan seadil-
adrlnya untuk kemaslahatatralcyat. Ika terladi kerusakan, maka
pabrik wajib mengganti kerusakan yang timbul dengan segala
konsekwensinya.
c. Upaya hukum yang efektif adalatl:

BM lVaqi'iyah Bangkalan 2007


1) Melakukan penuntutan melalui class action.
2) Melaporkan pada pemerintah pusat untuk memberi tindakan kepada
kep ala daer ah / p ei ab at terkait ters ebut.
3) Meminta pertanggung jawabankryala daerahtersebut melalui wakil
ra\ryatpada saat pembahasan LPJ maupun melalui trak interpelasi
yang berkonsekuensi padapencabutan ijin operasional usaha publik
maupun gantt rugi pada korban kerusakan lingkungan.
Dasar Pengambilan Hukum
a. Hawasyi asy-Syirwani'ala at-Tuhfah, n / l3l [al-Maktabah at-Tiiaiyah
al-Kubral:
.;-grr-,x *ii ,,er 4iJi t" fr-L\ 4$r 2tr q vJ,,ist G\ ,y;)
&,o d\ ..rb;"ir * ,y;)- \4\ &r,iLrtt;.,'4 'i ,itli
wq'$ !,irli cr.,f ;u-441#e\ qu.lr * "t; €s ril:
oU +i iyr& iLr,;t;at')-frrK \il , F\ ,FS lr""tu,Sus *i
"C"$ jAt f ir;;, 3At, # ,{L Je g"';,t
2v 4-3tr*
,;rr*) rlLEr! Js *a"'#q.i3r J-V ? :i J;lt'Jii,$ #
t ( i; 'uF L ju .6pr 'ai:v.i1 qtl,r' etK: g ,6fr # JI
;uJ! '$ri, +r u tXi .;u;,r! ,tr" ii ;iul ,;; tl\,ii d\ &ar
:J\) ? i"$i ,)4> );\L '^:J;:;rriLst-pi 'i
)J ,za- --
\l'+a Y JA4 i$ u*lt
,u+r ,t" irft Ct +lt +Uil\ ,# 5a &: p'SU >ts +i
'r'r$ t l3\;i|\
U ,F \',1a#1\ '4t tS', .$J r4;i6 )6rt l:;-a\
fi;.i3p til j$'j r ,si V:-\ii','e- 'j ', r ifi ,+*1r jr5; .; 1^r
* J^11" rit rxi , k u+ \3i uv.gt # #ul :Hs ;Y'1t Ltl
\r'ixJ ....+pp\+!;'ir ,f ,fr 34 ,gV;*:';i yrus Lu,st
? t ;+t i; * 3\ 6r+ir e;)r
jjr
#w,'e" \'ii 5;'
f--Jt F,;K\ e'>V qe )y:rtk iS ye|!+, ?!t\ slt r\4
^\ &S (tt 67st $ie,

NU Menjawab 657
Ditanyakankepada Ibn Shaiah tentang kain tenunanyaflgterkenal di
perbincangarl oraflg,bahwa di dalamnya ada lemak babi, kemudian
Ibn Shalah berkata: "Kain hu tidak dihukumi najis kecuali terbukti najis.
Beliau ditarya tentang kertas yang dibuat dan dibentangkan dalam
kondisi basah padatentbok yang dibuat dengan debu najis, lalu beliau
berkata: "Kertas itu tidak dihukumi najis", yakni karena mengamalkan
hukum asa1, konteks pengamalanhukum asal tersebut bila penyandarat
naj is terseb ut p ada keumumanny a. Blla trdak, maksudnya ditemukan
suatu penyebab yang menghalarrgl hukum asal, makayang diamalkan
ialah dugaan kuat, makablla adabinatangkencing di air yangbanyak
dan an itu berubah, serta diragukan sebab perubahannya, apakah atr
kencing atau seperti lamanya berdiam di situ, maka dihukumi najis,
karena mengamalkan hukum zhahirkarena bersandarnya pada sebab
yang ditentukan. Demikian dalam Mughni al-Muhtaj. Begitu juga dalam
Nihay ah al-Muhtaj kecuali masalah kain.
Ali Syabramallisi berkata: "Ungkapan ar-Ramli ash-Shaghir: "Yang dibuat...
maksudnya yang urnumnya berlaku dibuat dengan debu. Adapun tembok yang
disaksikan bangunannya dengan debu najis maka benda yang mengenainya
najis, karena tidak ada asal bagi kesuciannya yang dijadikan pedoman dalam
kondisi sepertiitu. "Ungkapan ar-Ramli ash-Shaghir: "Maksudnya karena
mengamalkan hukum asal", berdasarkan hal ini, maka tidak najis baju basah
yang dibentangkan di atas tembok yang dibuat dengan debu pada umumnya
karena alasan ini. Begitu juga tangan basah ketika disentuhkan pada tembok
Demikian perny ataan Ali Syabramaliisi.
tersebut.
Ar-Rasyidi berkata : " Ungkap an ar-Ramli ash- S haghir ; " Tidak dihukumi
najis", maksudnya ketas-kertas bila debu tidak nyata-nyata najis, akan tetapi
secara umum debunya najis, karena memperti?nbangkan alasan yang dipakai.
Adapun apabila debu nyata-nyata najis, maka jelas sungguh temboknya tidak
suci, akan tetapi kertas-kertas yang dicetak dimafu ..." Da/- kasus-kasus di
atas diketahui, sungguh gula Eropa terkenal mengandung darahbabi,
selama percarrrpurafi darah dengannya tidak disaksikan secara khusus,
maka dihukumi suci. Kebiasaan orang- orangkafir membu at gsladengan
campvran darahbabi saja, tidak dianggap sebagai sebab yang hukum
menajiskanny a, akan tetapi kewira'iat tidak samar.
b. Ihya' Uumuddin, II/ 337 :

v$t i $.iir *'*-94 r.:,;x\ *ia1,trt\ ri CcFr +\ar)


't +t+iii ; SVt: Xy,iV -;A\,.ift &,Ilr +-;rJ! i!, ?V
658 BM lVaqi'iyah Bangkalan 2007
a);# 4\ 4t ei, iL-)rs irat 6y qq'rir 9u+]r q}yjl
1, i',:Y ,3ra;;4\ &i3J tii\ ry A)t5gouilr e blt)E!
q'u orli.r I pu; U 4:6 )At *.l+i.1:r vrt 3si rraAr 3,
oV\ 3K ryr H ? * JLs; a:* air s;4 '5'rl ays;r? &_$
,uil ,-bra\ -4s:ulie, Jg iAS -13.Jrt ,y 3V 36 * ,yil

Bab Keempat: Amar Ma'ruf Nahi Munkar pada Amir dan Sultan. Sungguh
kita telah menuturkattahapan-tahapan amar ma'rufyang dimulai dari
mengingatkan. Kedua, menasehati. Ketiga, mencaci denganucapan.
Keempat, mencegah secara paksa dalam mengarahkan ke jalur yang
benar dengan memukul dan menyiksa. Cara-carayang boleh dilakukan
menghadapi sultan-su1t at ialah dua tahap pertama, yaitu mengingatkan
dan menasehati. Sementara mencegah paksa tidak boleh bagi setiap
individu dalam menghadapi sultan- sul tat, kar er,:a bisa meneb ar fi tn ah,
mengobark an api permusuhan dan memunculkan afrcamafl yang lebih
dahsyat. Terkait mencaci denganvcapan, seperti perkataan: Hai 1alim,
Hai orang yang tidak takut pada arlcamart Aliah dan kata-katalain,
apabtla menebarkan fitnah yang meluas kepada oranglain maka tidak
boleh, dat apabrla tidak khawatir kecuali pada dirinya sendiri, maka
diperbolehkan bahkan disunahkan. Sungguh budaya kaum terdahulu
mengumbar p emy ataan-pernyataan dan j eritan keingkaran tatpa peduli
ancaman nyawa.
c. Hasyiyah al-lamal'ala al-Minhaj, Y / 182

*1:.9 F r t,L$\ qv,\rr\\ *i(# ,f *j*.;h.fv)


e\')\ #\ e't;;:, b'F\1;-a; ,+* Jb )i ))v Ji ,r.i t, ,-+"; tS1

Ji #r3 rWF # iF A\;)34'ruys1;;,y *stfit


krf'i; +a! .oY)L .SJi & u*;)\ Hir;i(*i t'r,F,'*

NUMenjawab 659
te',\k-
-V_J".3r J.-
oi.
4-_I-9 j\1 &) bv';6 *;-.: s lt 3.Y:

,latS oA\ 8,
}i 'i ^"G J-iir Si
qi,y\ i:i, F: ui f p\r # e #.K
rtt e?6;t pJii u it ;+- ! tSre l''tsul, L\#';)'et,
J^";

aairt ri W::;ijrii ;rvi .ru'yt


Dengan Amar Ma'ruf Nahi Munkar, yakni memerintahkan kewajiban-
kewaj iban syariat dan mence gah dan lar angan-lar angarLty a j ika tidak
khawatir atas diri, harta atau orang latn terhadap hal negatif yang lebih
besardaripadamafi adarkemungkararLyaogteqadi.(UngkapanZakaiirya
al-Anshary'. "dan mencegah munkar'), pengingkaran itu dengan tangan
(tindakan), apabrla tidak sanggup, maka dengatlisan, makarawaj:r.
mengubah dengar, segala carayangbisa ditempuh, tidak cukup dengan
menasehati bagt orangyang bisa menghilangkan dengan tindakan, tidak
cukup kebencian hatibagr orartgyargmampu mencegah dengan lisan.
Dan memintabanitart orarLglain bila tidak khawatir timbulnya fitnah
dengan mengangkat senjata danbetperang, sementara ra ttdak mampu
mengatasi sendirian. Jika tidak mampu, maka harus melaporkanpada
pihak yang berwajlb, apabrla tidak mampu, maka mengingkari dalam
hati. Demikian pernyataarL di ar-Raudl beserta Syaralmya. (Ungkapan
Zakarrya al-Anshary'. "Apabila tidak khawatir atas fiyawz, juga hartanya,
dan seterusnya'), lbarat Syarah Syams ad-Din Muhammad bin Ahmad (ar-
Ramli ash-Shaghir); Syarat wajib amar ma'ruf adalah amat atas jiwa,
anggota tubuh, dan harta meskipun sedikit; sebagaimarra pata uLama
menyinggungnya, bahkan jugaharga dirinya, seperti keterangan yang
jelas, dan kekhawatiran atas orarglain, dengan gambaran ia khawatir
padahal mafsadah negatif yang lebih besar darr mafsadar kemungkaran
y ang terl adi. Haram bersama kekhawati r an terhadap or aug 1ain, dan
disunahkan dengan perasaan takutpada dlr,irlya. Mengenai larangan
meqjatuhkan dinpadakerusakan itu dikhususkan untuk selain jihad dan
s ernis alnya s ep erti or afig y ang drp aks a mengerj akan p erbu atan }:,ar am

selain zina dan membunuh. Aman jugabahwa orangyang diirrgkald'


tidak memutuskan nafkahnya, semefitara ia masih membutuhkan nafkah
itu, tidak befiambah angkuh dan tidak beraLlh ke perbuatan yang lebih
jelek. Sama saja dalam kewajiban ingkar, apakah ia menyangka bahwa

BM lVaqi'iyah Bangkalan 2007


orangyarig drperintahkan mau mengikuti ataa tidak.
d- Radd al-Mukhtar, Y / 367 :

,;ii;At eq ei6 ('iW 6{Vif> SWr,e\k1 t2\1 o-6 5E;


U'3i #l';:il y* t-E €.rt;4l
b',gf *\ *; ;-.S,W \'rft ,f,;4 e *-.rfi]t !; J1 ,rF,
,;t Ji \3\:, j;;,')_
;ir 5

4*V\3r 9u;r 16 C
Pembahasan tentang orang menyamak kulit di rumahnya dan tetangganya
terganggu. (Ungkapan a1-Hashkafi'. "Dan tetafigganya terganggu'), Ibn
Qadhi Samanah dalam Jami'al-Fushulainberkata: "Qiyas dalam sejenis
masalah ini adalah orang yaflg bertashamtf di kepemilikannya yang murni,
tidak dicegah meski membahayakan arang lain. Namun qiyas ditinggalkan
dalam konteks membahayakan orang lain secara nyata. Dikatakan, banyak
Masyayikh yang mengambil dan berfatwa dengannya. " Demikian dr daTam
Jami' al-Fushulain Daiam kitab itu juga disebutkan'. "Orang yang hendak
membangun dapur di rumahnya untuk produksi roti secara permanen, atau
gilingan untuk menggiling, tempat pandai bagi para pandai besi, maka ia
dicegah darinya karena sangat membahayakan tetangganya." Di situ juga
disebutkan: "Andaikan orang mmjadikan rumahnya sebagai pemandian air
hangat dan para tetangganya tergarrggu dengan asapnya, maka mereka boleh
mencegahnya, kecuali asap pemandian air hangat sama dengan asap para
Demikian lami' al-Fushulain Analisislah, atdaikan rumah
tetangga. "
tersebut adalah rumah lama dengan sifat seperti itu, apakah tetaflgga
baru boleh mengubah orang lama darikegiatannya?
Pembahasan tentang b ahay a y ang ny ata dihilangkan, meskipun telah
lama. Saya katakan: "Bahaya nyata hann dihilangkan meskipun sudah lama

hlUMeniawab 661
sebagaimana yang difatwakan al-'Allamah al-Mihmindari, seputi di dalam
Hasyiyah al-Bahr karya al-Khair ar-Ramli, dari bitab al-Qadhn' sebagaimnna
dalam kitab al-Hithan dari al-Hamidiyah."
e. Al-' Uqud ad-Diray ah fiy Tanqih al-Fatawa al-Hamidiy ah, II / 265 :

q4' q *)4\ :#Y #?4\ 2\1> 4-'^elUXloK til \:., ( #- )


tr<o
.'tr--
*s V{ \3;b A)t :y yJ
)ra': \ii\L{) zzV ,\:: ,p)\ J! iu,Jl \ii4
fdli jl )k +yl J6 rlsr'{sti:x: ra=>ut *j b:k
"b
'rrG.lt', {-\'1\ lv gy:V:1,* 3_f:, *5s+ AJP\ cU:U (+E+\)
;E\:e;iie,{! w";iHY3bV{Y# H? rdl)i
4*,ty-\5 41 cp;i:k! ,At:S #iULui)r ^;FuU *Lt:i
:y +ylir ,i, J\, al; JL:3b 4W ;,::;)r :y :t-7g-,qi'ir #v e
il dl1i C'^1i:; ui ,rV;;i fui g +{ ii;t3\ S;, &t ft
t2\:>

i';, &3it .rK i_ys , t2\^7 jl ,nr ';? c't+ ns "r* a:r
"i;ir
,1 :y iA\ti ii 2\) it';.,n a':*:5 as
^'b\"r4::i'xi3u;3 ilsg 49 -,$J;rkiS
^\ il;i
(Persoalan) Jika Zaidmemiliki saluran air di rumahnya, yangbagian
dua teprny a sob ek darr ai mengalir dainy a mengenai p elatar an rumah
tetangga (Umar) dan temboknya,Umar merasa sangat dirugikan dengan
hal itu dar, ia menuntut Zaid agar merekontruksi, membongkarnya
dan mencegah ganggtan dunnya. apa tuntutan lJmar perlu dipenuhi?
(Jawaban) Pemilik bak berwenang menggunakan sarana yatg ia miliki
meskipun tetangga merasa tergauggu,, dalam zhahir riwayat. Pendapat
yang dipilih mutaakkhirin, pemilik bak boleh memakai sararLa selama
tidak merugikan orang latn y ang menyebabkan kerusakan, melemahkan
ata:; metapuhkan bangunan atau melenyapkan manfaat secara total
seperti menutup sinar secara total. Fatwa tentang kasus ini sebagaimana
penjelasan dalam Hasyiyah al-Asybahkarya al-Biirii: "Tuntutan Umar
harus dipenuhi" ....berkata dalam al-Walwalijiyyah: "Batas akhir dari bab
perdamaian, terdapatlah seorang lelaki hendak menjadiknn perkebunan dalam
rumahnya, makn tidak boleh bagi tetangga melarangnya apabila berupa bumi
padat dan bahaya air tidak merambah ke temboknya. Andaikan tanah itu
lembab dan memiliki semak-semak yang bahayanya merambah ke tembok

662 BM Waqi'iyah Bangkalan 2007


tetangga, maka ia boleh mencegahnya. Karena ia berhak menolak bahaya
dari dirinya. Tidak ada pertimbangan baik bagi tempat yang dekat maupun
jauh." Wallahua'lam,
f. Majmu' adh-Dhamanat, 162l

,2V -r)i itc'i.,+'ni ?;; F: & *-;\x\ &lil :iE ,r 6r:,tt Et


:2V *if J,,+ Xi,#tr'^+'l4iK 1i\3 .ir:; ;ar'l\,urv 3H"
'JK
,3-JS ,F LV tWt ei" rW e;tx\,1; itK Cvta 3H
.\r\-$
Di arfiara Masyayikh adayang mengatakan: "Bila olang menumpahkan
air di tanah kepemilikannya, seffientara ia tahu bahwa air akan mengalir ke
tanah tetangganya, maka ia yang bertanggung jawab, karena air itu bersifat
mengalir. Sehingga bila saat menumpahkan ia mengetahui bahwa air akan
mengalir ke tanah milik tetangganya, maka ia yang harus bertanggung jawab,
sebagaimana andnikan ia menumpahkan air dari talang rumahnya sementara
di bawahnya ada barang milik orang lain, sehingga rusak karenanya, maka
ia yang bertanggung jawab."

g. Hasyiyah ad-Dasuqi'ala Syarh al-Kabir, III/ 36:.

ljslq;r{tyitll"rli.rE $t\^fiP\ i?*F n,piJlr& Ui


a\ ,=*.-#l al\! ,li .7\i &',u;3 ;4'ni {,'a.,3 iS
(Peringatan) Drlar ang mernbersihkan tikar dan sejenisnya di pintu rumah
bila debunya mengusik orang lewat, dan tidak ada alasan dia sekedar
melakukan di pintu rumahnya. Demikian kata Ibn Habib.
h. Bughy;ah al-Mustarsyidin, 91 :

d? A%Wvsbv r;iw p-ujr a;u 4'ii bus


t\ yfit
(Konklusi) sungguh secara zhahk danbatin wajib mematuhi perintah
imam dalam hal apapun selama tidak haram dan makruh.
t. Hasyiyah al-famal, Y /83:
\r'$i rit.ii )?81 & 3i *;+ e.\^'i3i )v b i:;ar #"! fl;l
- \y )rt e 5 \S jtr: p
t-?oi- rz -o t j-t2 t.zoi ,i, ,t- o
d.i*I, rr.
9u
-l
ujust A-i\-ol
-
,J Aj*"ai

\IUMeniawab 663
it etar e r+, ,r;;*! e-;Ar r: i; b,s?\,S'i g+ t
*;U\
i:\i\ pi ,y ,b,3K rl af q 2E;'JE W ,_r?\,"13;v e;
e aF"€,fr\ at, WJK ol: puYr q\y|: iu atY ,w
iA;A- oK ous 5s luyr i 3>V W i\;, ,F ,4 qAla-
3Y:

&'<i:lr i* eu)! ',tist'r\1i|';e'e, iyr,f iu)\ a irr; ?r #


qp\ <\:fr d'ily\*;i-l +rr rjs + 3i awg Ft,tli
.rrJFd1..tq;
(Sub) Tidak wajib bagi seseorangmenalggor,gkebakaran dari pengaruh
aptyang dikobarkan di daerahtya atav di atas lotengnya kecuali bila
mengobarkan seraya menyalahi adat, atau dalam pengaruh angin yang
berhembus kencang, kecuali jka angrn itu berhembus kencang setelah
ia mengobarkatTflya, maka tidak wajib bagrnya menanggung kebakaran
itu meskipun ia sempat memadamkan, namun ia tidak melakukannya,
sebagaimana apablla ia membangun tempok secara lurus merata, lalu
miring datia mampu memperbaikinya, tapiia errgafi mengerjakannya
hingga runtuh di atas sesuatu yang menyebabkankerusakan, maka tidak
ada tanggunganbagSnya. Sebagaimana hukum pemilik area di atas yaitu
mrctahiqqul manfaat; Demikian pendapat Sulthan bin Ahmad al-Mazzahi.
(Ungkapan Zakartya al-Anshari: "digali untuk kemaslahatan umum kaum
muslimin"), dari keterangafl di atas, dapat dijadikan perincian bahwa
fenomena yangterladi di suatu desa dimanawarga setempat menggali
talaala secara melingkar (sumur) di musim panas untuk mencari ak dari
lubang itu, di tempat-tempatya*gpada umumnya dilewati penduduk
da:r dimanfaatkan oleh mereka,bahwa apabtTaberada di lokasi sempit
yang bisa mengganggu orang lewat, maka or angberakal yang menggalinya
berkewajiban menanggungnya meskipun atas setzin imam. Ikaberada
di lokasi luas yang tidak mengganggr mereka, apablla mengerjakan
untuk tujuan pibadi seperti meminumkan binatang ternaknya dan ia
telah mendapat ijin danimam, maka tidak ada konsekuensitanggtrngan,
sementara apablla untuk keperluan pribadi dan imam tidak melegalkan
kepadanya, maka beresiko kewajiban menanggung meski oranglain
menggunakan kemanfaatan sekedar mengikut. Yang dimaksud imam
di sini ialahwarga yang memiliki kuasa di lokasi tersebut. Secara zhahir

BM lVaqi'iyah Bangkalan 2007


sungguh ra adalah penduduk yang menetap di sebuah ruegara, karena
ia menyewatanah, maka ia mempunyai wilayah tashamtf di dalamnya.
Demikian perr,yataan Ali Syabramallisy; Nur ad-Din Abud Dyiya' Ali
bin Ali atas Syamzuddin Muhammad bin Ahmad (ar-Ramli As-Shaghfu).
j Al-Iqna' dan al-Bujairami 'ala al-Khatib, iII/ 101 :

&;ts F)tryr a. tW is ,* i ,M lA *;i ;€ \; A" :rg


^d\y'^4\E) *q'i,yi "K V '+Yrr
);i &:H,rti\ E; b
.$-ttqr:Lb i\-
.i ,,iA! "lgLy",)Ub;l & Ai $W iS ,i;S)
'6d3t ;,;t i\5
bW.{; d,r \tz 3rz ,n rau';v':\;, u:s.i+r '#:,A'4
ei#\ i'y it js vs ^+ # y ,Ar tGi tu ?f *r4;r
'#a
e\it,y\iyc* u\r ers & "#\ &rH.,"#,4t n,
v"*i oEj,l! ,'b\ :r.)rJA;J
-J J y ,4J :1 ;::i p6 :i ;;,!r,-1 ,i ,:V
Kl(i+-irr {' ;4t1 ,'l#) ... d)1 '^},i 63 6'}\
t,;;i'a4st 3ri tt':;A
'o\.'M
3fr ,F ;#"il oel :ytx6\ 1S ();i 3 i ,dil ...t-,.4\i
X;r .15 fl-i- ,:\L ;\1: u^ uj 4;tL U'^;3.ei .-ujr ja EU+r +;
'i ri"4;nr.ii *. (i^.xt'3lo,rb$r 09b uu"'ir ;i'^x ;[At 4rts',
.F6)l .t" +qdyr 'ridy, #"
Bila orang melakukan aktifitas yarrg drlarang maka harus dihilangkan,
karena sabda Nabi ffi: "Dalam Islam tidak boleh membahayakan oraltg
lain dan membahayakan orang lain karena membalasnya." Yarrg harus
menghapus lararrgan ialah hakim, bukan setiap orarrg, karena khawatir
menimbulkan fitnah. Akan tetapi setiap orangboleh menuntut untuk
menghapusnya, karena termasuk menghilangkan kemungkaran.
(Ungkapan al-Khatib: "Tidak boleh membahayakan orang lain') Dalam
sebagian riwayat disebut kata jtTzy dengan hamzah.Ibn Shalah berkata:
"Riwayat-riwayat itu tidak ada yang shahih. " Redaksi hadits lain adalah:
"Sinpa yang membahayakan orang lain, mnka Allah akan rnembahayaknnnya,
dan siapa saja yang memusuhi orang lain, maka Allah akan memusuhinya."
Lahiiahhadits ini mengharamkan semua tindakan yang membahayakarr

IrIU Menfawab 665


ora:ag lain, baik sedikit maupun banyak, kecuali karena suatu alasan,
karcna lafal nakirah ber ada dalam runtutan nafi, sehingg;a bersifat umum.
S ebab itu, }:rar am b agi seseorang memb luat htb ang di tembokny a y ar,g

bisa untuk melihat alurrattetanggafiya, membuat dapar, pemandian air


hangat,tempatpenggilingan,pabrikpemintalan,karenaadabahayadari
asapnya, suara gilingan, dan semisatnya... (Ungkapan al-Khatib'. "Bukan
setiap orang'), sehingga andaikan seseorang menghilangkannya maka
ia tidak bertanggong jawab, namun hanya dita'zir, karena mendahului
Imam. Hukum ini menjadi sumber pengqiyasan masalah membunuh
oraflg murtad, dat tarik ash-Shalah setelah pertngatan darrlmam, dan
pelaku zina muhshan, sebab secara terang-terangan disebutkan bahwa
pernbunuh mereka tidak bertanggung jawab, akantetapihanya dita'zir
karena mendahului Imam.
k. Referensi lain
1) Al-Fiqh al-Manhaji, Y / 162-163.

320. Petilasan Leluhur Sebagai Obyek'Wisata Religi


Deskripsi Masalah
Pengernbangan industri pariwisata telah menarnbah lokasi makam
p ar a w ali, masjid kharismatik (kuno), petilasan sej arah p equangan p aru
leluhurmuslimsepertitempatkhalwat/pasujtdan/balarpetemuanlternpat
inggal dan sejenisnya. Kebijakan publik yang menyefiaipetgembangarr
antara lain: pengelolaan obyek ditangani oleh Pemerintah (Dinas
Pariwisata), publiksai sebagai obyek wisata dan diperhitungkan sebagai
sumber Pandapatan Asli Daerah (PAD).
Pertanyaan
a. Adakah indikasi maslaha syar' iy ah btTa kegqatan zarah yang seharusnya
mencermi nkan rb adah spiritual dialihkan bentuk p engelolaanny a
meqadi obyek wisata yang lebih mengedepankan tujuan rekreasi
dengan dikemas menjadi komersial?
b. Ziarah massal terkoordinir memperbaurkan kaum wanita lekatbusana
"tabam,tj bi zinah" mendatangS makam bukan kerabx/mahram, apakah
beroleh sumber ajaran dalamlslam?
c. Hak mengelola makam khusus tentu terpulang kepada ahTi waris
keturunan ulama yang dimakamkan berikut fasilitas pen)nggalamya,
}aak imarah al-masajidberada pada institusi ta'mir (nadzir) dan hak
memanfaatkan pusaka sejarah di tanganpenerima mandat sejarah itu.
Adakah dasar hukum syar'i untuk melegitimasi pengambil-alihan
hak-hak itu oleh pemerintah daerah? Sejauh marta ahli waris dan
institusi ta'mir (nadzir) masih memilki otoritas keagamaanuntuk tetap

BM lYaqi'iyah Bangkalan 2007


menangani obyek p entnggalafi p ar a leluhur?
d. Obyek petilasan keagamaanlazim diikat dengan status hukum waqaf
ahliy atar waqaf khairiy. Tepatkah bila terkait obyek itu dikenakan
retribusi (sesuai perda)kepada pengunjung dan hasil bersih masuk
ke dalam kas PAD?
Jawaban
a. Pada prinsipnya pengelolaan makam para wali, tempat bersqarah
penyiaran agama Islam masih ada rndkasi maslahah syar'iyyah, jka
semangat pengelolaan tersebut kernbalinya kepada maslahah tempat
tersebut, seperti bertujuan untuk keamanan, kenyamanan, ketenangan,
dan iainnya yarlg bersifat peningkatan semangat peziarah (zairin).
Namun jika pengelolaan tersebut mengandung unsur munknrat seperti
pungutan masuk area maqbarah, maka tidak boleh (haram) dan harus
dihentikan, namun tidak sampai menghilangkan kesunahan ziarah
kubur.
b. Ziarah massal terkoordinir terdapat sumber syari'at dalam Islam.
Adapun memperbaurkan kaum wanita lekat busana(Tabamtj bizzina)
hukumnya haram, namun tidak menghilangkan kesunnahan beruiarah
kubur. Sedangkan mendatangi makam yang bukan kerabathukumnya
tetap disunnahkan bagi laki-laki atauperempuan untuk paratabi,
wali dan ulama.
c. Fasilitas ter*pat ziarah makam/tempat-tempat lain yang bukan wakaf
(khusus keluarga/bersyarat) atau wakaf yangada Nadzir Khm (khuzus),
maka imam (pemerintah) tidak boleh mengambil alih kekuasaannya.
Kecuali jika Nadzir Khas tersebut bukan ahlinya, maka imam boleh
mengambil alih untuk sementara (tidak selamanya). Nadzir punya
otoritas sepenuhnya selama dirinya masih konsisten menjalankan
tugas-tugas pengelolaan sesuai yang disyaratkan oleh waqif.
d. Tidak tepat.
Dasar Pengambilan Hukum
a. Bughyah al-Mustarsyidin, I/ 17 3:

l$J! * JtaY; l'"a..t'^El * i; w "4.1\ uiv; (* ,laf*;)


L" b u6 ,i\*"!t &F ,? t$ *)\L; ,l_"i;S g*x6
..r ,grUr
#wU$ 6"r'#L\G)#-3fi
(Masalah Abdullah bin al-Hus uinAinAbdullah Bafaqih) Tugas wali
dalamwilayahkekuasaanialahmenjaga.merawatdanmengalokasikan
dengan keuntungan dan kemaslahatan serta mengalokasikan di tempat-

I{U Meniawab 667


tempatfiya, ini adalah tugas secara global. Sedangkan secara terperinci
maka hukum iuberbeda-beda dalam sebagian cabang-cabang masalah
perwalian.
b. Al-Asybah wa an-Nadha'ir, ,I/387:
qU#\ ,V
g_ c;i,;+tlr
"*J ,F,:-:i e\bP\ ,F e-tXtt'j$r A'-;;l'lt
.ol ri,rfu t\* pgiiurg;it p,'t-tl\ifit, ti:; ,ii,*rlyt

Sungguh maslahat-maslahat yang di-i'tibar adakala di tempat darurat, di


tempat hajat atat di tempat kesempurnaan. Adakala dicukupkan seca.ra
menyeluruh, adakaTa kar ena idak di- i' t ib ar atau sebab ada p erkar a lain
yang menempatinya.
c. Raudhah ath-Thalibin,'[I/ / 359:

*prlyr,K3;x ,a;'ir rXl '*


;"i4 S;*:ir dmt A U,El +qt
;F'a*f" $y, *yVUj\, e-,\;)\, y\rJ\, L;@g altat O"$t 5'
rll .ta'1t 'n W;a ,KyYlr ui .iga e3 ,*yLg 51t;sr o'**t
ob.;N- \e4 ,;y5
,-r"ilt ':iiS 3:Ar \L\frfr ,a)6\
'iip.ir
,iulr * i
S>\ ?Y;,r:\x\ ,y g"ei u-ry,r:*?, s,t;\AV *W)\
o#! #;:y su ii !'i,1 & * ns p6)tJ ,:; drr . ', ii
^r il;f 'htS +b \ue Lt@\ e,f3 d\3
Bab II Kemanfaatan umum dan lainJain; Tanah pekarangan adakalanya
dimiliki, adakalanya ditahan atas hak umum seperti jalanraya, masjid,
pemakaman dan pemondokan, adakalartya terlepas danhakumum dan
khusus, yaitu bumi tidak bertuan. Manfaat tanah yang dimiliki itu
mengikuti pada pemilik tNtah.Manfaat asli jalan rayaialahuntuk ja1an,
boleh berdiri dan duduk di jalanuntuk istirahat, musrnalah dan semisalnya
dengNt ketentuan tidak mempersempit ruarLg gerak otang lewat, baik
imam melegalkan atau tidak ... Saya berkata, imam dar.para penguasa
tidak boleh memungut biaya dari orang yang istirahx dt jalan dengan
duduk, jual beli dan semisalnyatanpa khilaf, wallahu a'lam..
d. Hasyiy ah I' analt ath- Thalibin, II / 142-143 :

,qii1 rur.lrg ,ql'ir ;r;6r"W i\5 W #\ f t1e a^j


es ;;t *w.e.iu: u;)Gs Jfig *1\ 3;ri (#6ju d;;
BM lVaqi'iyah Bangkalan 2007
^r
l;lrri :;\
:i Lfir aiii il uui
Disunahkanbagi seorang perempuan mengunjungi makam Nabi &8.
Sebagian rtlamaberkata: "Demikian juga para Nabi yang lain, Uama dan
Aul'iya". (Ungkapan Zarn ad-Drn bin Abd al-Aziz a1-Malibari:. "Sebagian
ulamaberkata"), yaitu ibn Rifah, al-Qamuli dan ulama lain. Muhammad
bin Umar bin Ali bin Nawawi al-Jawi Abu Abd a1-Mu'thi berkata dalam
Nihayah az-Zain'. "kebolehan itu selama suami, sayid atau wali mengijinkan
padanya."
e. Hasyiyah I'anah ath-Thalibin,II/ 142-143:
Yui Ej-# )?Jr.qt;f #-.6I ii;* ffi3idl)! galg
tl. t.
1.."22 "
\(rJ,yt't'
j# -rj\ J;\4;,x, fr\, €',^ ? p_ 6r ,:i: jri.-U *';lr
.o\ u.i *'a;t"t i\y'itZ i'r\A
Yanglebihtepatdalammasalahhukumziarahbagswanrtaialahdiperinci
afitara pergi ke tempat pemakaman orarag mati syahid seperti pergi ke
masjid maka di sini disyaratkan sebagaimana ketentuan yang telah lalu,
yaitu berupa seorang wanrta tua, tidak berhias menggunakan parfum,
tidak memakai perhiasan dan tidak memakaibaju indah sebagaimana
dalampermasalahanshalat jama'ah,bahkanlebih-lebihdalammasalah
ini. Dan atttataperginyawanita di dalam tandu atau semisalnyayang
bisa menutupi tubuhnya dari orunglain, maka disunnahkan kendati ia
masih muda karena trdakada unsur takut fitnah di sini.
f. Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra, II/ 24 [Dar al-Fikr] :

't |H,F rc-rt t):)\


e# ,p"e,q$U\ ,i
rru;Jt 4$i, (Ji4)
G-A\ o)Y:,,ltr ! rt :,jilt b>\+K ?#,rx,-;ju * +'&'fi
'rulttKr'ai;:x\; ,q:it,*t:u: 4-j: Q\+G) r,4t je:ei-r3t
^l\i:U
(Ibn Hajar al-Haitami &, ditanya) mengenai hukum ziarahkubur auliya
dalammomen-momen tertentu bersama rombongan. Apakah
boleh padahalbanyak terdapat mafiadah seperti wanita dan laki-laki
berkumpul dalam satu tempat, menyalakan beraneka lampu, dan lain-
lain? Beliau meqjawab dengan sebuah statemen: "Ziarahkuburparawali
merupakan ibadah yang disunahkan, begitu pula perjalanan ke sana. "

NUMeniawab 669
g. Ithaf as-Sadat al-Muttaqin,XlY /270 lDar al-Kutub a1-'Ilmiyah]:
|)i6-'o*F 4,6t it d?r i- r\i$- 3\;s tQ,i)K: ,t &'lO
uA e:u: ja # x ruir ci33 ,9) ,s6t n par sf (j;J{Jr
'e\Es y*) i"; +i @f'S irpJ- (, i*.u ,y a-9l\ * &n:
eipt p-:f ;'{'i e tq,tl.'E $ & ,;Kl'aru (*"';'rujt3
(r\"iJr ja;u.g)r L.b,d)'t) E- gr.1 ;;;i',fl rj"u; +i (!+ yE

^r
piu 'i;ger o\: &s-,+r aj'r),vl*ir3
(Tidak sepantasnya keterangan ini dijadikan pedoman, seorang wanita
dibolehkan pergi ke pemakaman, sebab mereka banyak mengabaikan
afrxarr) maksudnya berkata tidak pantas (di atas pemakaman, sehingga
ketttamaat ziarah tidak sebanding dengan perilaku buruknya dan di
jalan idak lepas dari terbuka) a,,r at (dar, berhias) makzudnya berhias diri.
(perbuatan ini adalah dosa besar sementara ziarah kubur itu hukumnya
sunnah) maksudnya disunnahkan. (Maka bagaimanabisa perbuatan itu
ditolerir) Ya, tidak masalah seorang wanita keluar rumah memakai busana
biasa) maksudnya murah (yang bisa menolakpandangan lelaki darinya,
dengan syarat hanya sebatas mencukupkan berdoa) dan istighfar (serta
meninggalkan bincang-bin cang di atas pemakaman) kecuali hal-hal y arrg
dianggap penting.
h. Al-Fiqh' ala al-Madzahib al-Arba' ah, II / 42:
e\t o,iK \:a; ?v * K1 Jrjt\ 4L +|'j;;rt'ir ;y ["2 &u
',l\v;
Perbuatan apa saja yang berkonsekuensi munkmmaka hukumnya }:lmam
ketika dalam dzatiahty a bagus.
i. Bughyah al-Mustarsyidin, 175:

ri e$st 4.1\:i+rrll\ _*: p\a\ )Cr-;S t,s ^irx'l


)V\5.;r!;'ir
*s\ iy * is €u*u.,A: ;;Ur ;sr *s\ ;H efu;ir
';'i pu-t- pe\ jri# i$;i ,L'rir..it 'ft iii'i .f .+qr
bU
f-ELr e :y i ny :En \$ 4$ * U t6#j
'JK \.6,rb

id q$i&Jf 5'A "i4'F


^t:+;q fl;r,'lL$:t rl c,i\a #
eJ
'tt e9\ &
BM lYaqi'iyah Bangkalan 2007
(Masalah dari Abdullah bin LImar bin Abi Bakar bin Yahya) nadlir am
yaiat qadli atau wali tidakboleh mengurusi urusan wakaf dan harta-harta
masjid selama ada nadlir khas yangberkompeten. Hakim dan perangkatnya
tidak diperkenankan menurunkan nadlir dari sisi wakif, bahkan tidak
berpenganth kecuali bila hilang keahlianny a, maka frryas nadlir berpindah
pada hakim selama hilang keahliannya, kemudian tugas akan kembali
saat kembali keahliannyatanpa tauliyah (penyerahan kuasa). Begitu pula
tidak boleh menurunkan nadhir apabtTapengan$<atatya dai sisi hakim
menurut qaul rajih.Ya,benar demikian akantetapi apabtla keahlian ini
hilang,lantas keahlian itu kembali maka tugas mengurusi wakaf tidak
kembali padany a kecuali dengan tauliy ah y ang b aru.
j Bughyah al-Mustarsyidin, 173:
,-a
SU, u a:.;:ir *:'( :# *fi,Grr\ AFv F O;f;; t* iikl
€w\ JLci;i\ xW p,e 3i q*:i p"6q il
j"\! &.ijt ;r3 Fr)
al ,7rJ
?ili 2Pr't;*rnS g3\ €-1-*.;: i Xi'& 46 JL
(Masalah Abdullah bin Umar bin Abi Bakar bin Yahya) Seharusnya
urusan wakaf disesuaikan pada syNat wakif dengat merawatnya. Siapa
sajayangmemiliki kepantasan dan keahlian mengurusi hata wakaf maka
ia berhak memiliki wilayah. Apabila tidak ahli karenamasih kecil, gila
atauidakmemiliki kecakapan makaberalih ke hakim sampai sempuma
akalnya. Bisa ditarik benang merah bahwa trdak adawilayah bagS wasy
al-wasy danbagr orang baru selama ada orangLamayatgkurang ahli.
k. Taj al-'Arusy min lawahir al-Qamus, XY / 438 [Maktabah Syamilah]:
l.jjr ;ii'r: y i:1r-<rr1 :.|J.Jr (:) ,ffJr ,qui6jr ,r*jr
g- ,f G"p V +3 ,>u''Asg iil\ '^3i +b ';t1'j! fAt iU
g:r;rit
,;;)t, #u,;;6#! U,\ +b ;u-5.gu; ourr & g-q L3it.cn;
r\ .r1;\. d.V SS.u4te";i\i J5lTSU*ar, cJ,'AglKr!
Al-Bakhsu: tanamarlyang disiram menggunakan air httjary al-Bakhsu: al-
Maksu yaitu sesuatu yang dipungut wulatul amri atasflama sepersepuluh
yang ditakwil sebagai zakat dan sedekah . Di antaranya iwayat dan al-
Auza'i dalam sebuah hadits: "sungguh akan datang pada manusia suatu
zaman dimana riba dianggap halal dengan jual beli, khamr dengan nabidz,
al-bakhsu dengan zakat, penyakit dengan hadiah, dan pembunuhan dengan
nasehat; setiap yang lalim adalah al-bakhis."

NUMeniawab 671
l. Ahkam al-Qur'an li al-Jashash, \r /365 fMaktabah asy-Syamilah]:

C,#\,f '5 ai;:$X\ &\ t"3;#ltt;t'r#cx;Xl &,_#


'6i
61j1ti):^*,'lS Vit 'i :,-i,ri *t iG M g\ uet;t +j d ou'b
'JG iJ E L-:" c *r tt',,c
a o ,
iri
E , 5kJt +&GI e k\;L
'A
O"r-;.:iAt "# ei !l aLr g*tsr ,a;:t i*;U,t#, iut J;, ;S
Ji ,^j3 'i ,ju r;e!i\ H; * SSi,# ,i\-irt;6 # ;;:^i
,.r*(ir ,y #VtSr ;3ri oK v';ttyr,t1'1t',]At ,;s f :1, \tlt
)b ,y #
pj # ni 3Y-:"1 * i#
ci,'- e *ti +it '*:
a?r .fi
n W ,itr i;
i\5 ,i\5 cv G'a13L {w,., ,_j4tt *
a\\;V * *SJ+W
Tidak wajib bagi kaum muslimin mengeluarkan bagiat sepersepuluh,
tapi sepersepuluh itu dibebankan bag ahli dzirrmah;Hamid menceritakan
dari Hasan dari Utsman bin Abi al-Ash, sungguh Nabi # bersabda
kepada Wafd Tsaqif: "langanlah kalian mengumpulkan dan jangan kalian
memungut sepersepuluh". Israil menceritakan dari Ibrahim bin Muhajir
dari Amr bin Harits dari Sa'id bn ZaLd, iaberkata: Rasulullah # bersabda:
"Waltai kaum Arab pujilah pada Allah k*ikn Dia menolak sqersepuluh bagi
kalian". Dalam satu riwayat: Sungguh Muslim bin Yasar berkatapada
ibn Umar: "Apakah Umar membebani sepersepuluh pada kaum muslimin?"
Ibn Umar berkata: "Tidak", dikatakan padanya: "TidaWah yang dimaksud
penyebutan sepersepuluh ini ialah zakat, tapi itu adalah pajak yang dipungut
ahli lahiliyah", yaittt sesuatu yang dikehendaki dalamhadits Muhammad
bin Ishaq danYazidbin Abi Habilb dari Abd ar-Rahman bin Syamasah
dari Uqbah bin Amir, iaberkata: Rasulullah Wbercabda: "Tidak masuk
surga orang yang memungut pajak, maksudnya menuntut sepersepuluh".

321. Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam


Deskripsi Masalah
Kelahiran bayr dengatkondisi kembar siam semakin sering terladi
di Indonesia. Secara anatomis beragam, ditandai kesempurnaan organ
dan jaringantubuh yang dimiliki oleh masing-masing bayi, atauteqadi
penyatuan dankadar pertemuan antar jainganbisa zulit sekira
pemisahamy a btla dibiatkan menyatu hingga saat dewasa baru dipisahkan

672 BM Vaqi'iyah Bangkalan 2007


seperti dialami kembar siam putri Iran yang berakibat fatal (kematian).
Pemisahan saat usia bayi dlhadapkat pada drTema ar.rtara belas kasih
atau secara moral harus menanggungbeban dihadapan Allah lkg bila
dilakukan pemisahan dan berakib at matL salah satu atalu matL keduanya.
Pertanyaan
a. Adakah dasar perlimb angal syar'i untuk dilakukan operasi pemisahan
bayi kembar siam?
b. Haruskah oraigtua menanggung beban diyat atas dasar "Qatlul l0ntha"
karena bermaksud memisahkan agN dapat hidup normal tetapi justru
kematian yang menimp a bayt tersebut, atau terbebas dari diyat karena

"Jr* Jb r\-a;'J?
c. Wajarkah menurut hukum Islam btTa orungtua membiarkan kondisi
kembar siamberlanjut hingga setelah usia dewasa, sedangkan operasi
pemisahan atas kemauan keduanya?
Jawaban
a. Ada p ertintb angan Syar'i, dan diperbolehkan j ika :

1) Kemungkinan dlaramya lebih sedikit.


2) Denganpendapat minimal dua Dokter Ahli ataubahkan satu
menurut Imam Adzro'i. Akan tetapijika sama atatara mafsadah
dan madlaratnya maka boleh menurut Qaul Ashah dan tidak boleh
menurut Imam Bulqini.
b. Tidak harus meluulgg.mg diyat,keLtka sudah memenuhi syarat bolehnya
melakukan pemisahan kernbar siam.
c. Wajar, kecuali jika tidak melakukan pemisahanmakateqaditahaquq
al-halak.
Dasar Pengambilan Hukum
a. Hasyiy ah al- Buj airami' ala al- Khathib, III / 328 :
'dAoeVq{ ;#4v, ;;it'r;r;t aiS 5u &.:" -! #l M <1+>i
t
.3',6', ',,X\ 3-j; :j'jt r-r; LJ\,
/_1. a1 /<t 9ot t-rt- -r-o7- ,i t."i- ,s
9' J JJ L)', -J
\J\r.
.r-l '.rl Lcy'Jr
)qh iir dj\i Fjl
;,v O#,lr # rfi3 3\- d.)rs ';t J.,3rtfl e]a{
p<;J'lr

|:t brvsr Jrt (;i'$i3


63\'g:isifil .....Wjes *;_: cW,y
u.il;i fr &'i( ,V ,9 i>r.i+r * 6 # L.h A o\1t F;k
#4Y uK' -! 6 asl L' ,F?: J o';:W-: A)K 'ftLu;{r i;l
q

hlUMeniawab 673
;; ,-<I'lr a+ *_"*"1 e u.de JaZ,iil +r re s y*v
-. o.a.t r., t t-ti7 ,-.<i, t.
.:_>
l->

tu;i ui W3i;:e13i Gf',vK ?V€Jj;iire &'Ji


J\3

.ifff r\r W \:+,6i ?;S \:+,6i tV * j,u r:++i


S:l.Jg:,;\

dfr ii r:a ,9:w aKtK (\:+j4 ^ry) ... ...*r\'63 ir-, ei


a) ;Hi v ti;rr";;\ q') W
3i ,*:Ji 3i ,;5t EK tV
3 sg o! +.;tr JL,iG#rK &ts ,irj'it c ,:r+ qg t;+t
3V X ;'t\ t&v;:;i p,lK i! W,ts 5 si $\ *W
,t r*e+-i 3; 4;,$\ twtAriiL ti; $fi, cl)i
(Peringatan). (Ungkapan Muhammad asy-Sy arbini al-Khathib : "dua' ),
mencakup masalah apabila seorang wanita melahirkan dua anak yang
menempel, maksudnya memiliki dua kepala, empat kaki, empat tatgan,
dat dua kemaluan. Selain kedua anak ini, masih ada satu anak lagi yang
mati meninggalkat ibu dan dua anak itu. Maka kedua anak ini diberi
bag1an seperenam, demikian ini karena hukum keduanya sama dengan
hukum dua orang dalamhukum-hukum yang lain seperti qishash diyat
dan lain-lain... (Ungkapan Muhammad asy-Syarbini al-Khathib : "empat
kaki dan empat tangan') Ibn Hajar al-Haitami berkata: "Secara zhahir,
sungguh bilangan selain kepala bukan rnenjadi syarat, tetapi ketika masing-
mastng dikitahui hidup, misalkan salah satu anak tidur buknn yang lain, makn
hukumnya juga demikian". Ungkapan Syihabuddin Ahmadbin Salamah
al-Qalyubi masuk dalam masalah kedua jika kedua anak menempel
dan anggota masing-masing keduanya sempurna sampai duafarji, maka
keduanya memiliki hukum sendiri-sendiri dalam semlra hukum, htngga
masing-masing keduanya berhak menikah, baik mereka berdua sama-
sama lelaki atau sama-sama wanita atauberbeda-beda. Jika anggota
tubuh salah satunya kurang, jika salah satunya didapati hidup sendiri,
misalkan salah satuny a tidw dan y ang lain te4aga, maka hukumnya
seperti dva oratgjuga. Jika tidak, maka seperti satu orang. (Ungkapan
Muhammad asy-Syarbini al-Khathilb: "Dan selain keduanya'), semisal
pernikahan, maka masing-masing anak boleh menikah, baik mereka
berdua sama-sama berjenis kelamin laki-laki, sama-sama wanita ataa
berbeda jenis kelamin. Wajib menutup atxat, menlaga sebisa mungkin,
dan shalat jum'at karena sungguh mereka berdua termasuk bagSan dat'l
ernpat puluh anggota jamaah sekira mereka berdua bisa menghadap
kiblat, dengangambaran masing-masing keduanyaberada di sisi yang

674 BM Waqi'iyah Bangkalan 2007


lain. Adapun jika keduanyaberbeda, dengan gambaratpunggung salah
satunya, juga menjadi punggung lahtrrya, makatidak mungkin men$tadap
kiblat, dan ini merupakan udzur dalam gugumya jum'at da/r salah satu
anak.
b. Hasyiyah al-Iamal 'ala al-Minhaj,Y/175:
riwyq7iVrS:tg;'^xx"pl eu; (W) *o g: iykia ys)
,y * ui,4;'ur b E-\ ict;rlt' ,'oi "4 'J ::!; G>\;! * $+
, a*p,ipr$ g\sUA! *4
€fi e^;t\
:#1 ;* {;lL,
'i;is 4.F b ei eer +i (u$s) *A+.;:^,11!;i i.A\,*
,ifi> .ur.;rL ,y g J:urt :?il iF y4;x.'i\ eg)u e)
4) ,?w-y;su.i ijt\ ,yi )*,J;vt # oY $+3 e;a Sru*i
jl i 6:l\ ig, \5 +3r +i+ fo;
" 1 q) 'c 4A139) 3\+\ J,E
;*r i:;l'u ii$:raK,il 'n:Ail yC' itqr- ii
U'^:; ,t;S,3rsii
^r
a iri'rjrrarr 6:;'l iS *\ ;" ,;lU€F,
t
e;6t J*
(Orang yang mengkhitan) daiwali dan orarLglain (orang sudah kuat)
lalu ia meninggal (maka wali tidak wajib bertanggung jawab) meskipun
ia seorang yang diwastai atau qayyim, sebab demikian ini menyamakan
khitan detgan pengobatan, dankarenakhitan itu adalah keharusan.
Mendahului lebih mudah dari mengakhirkan karena terdapat maslahat.
Kata'wali' mengecualikan orarug lain, maka dia harus bertanggong jaw ab
sebab kecerobohannya dengan hal yang dapatmernbunuhnya. Sementara
anakyang tidak kuat, maka orang yang mengkhitan harus bertanggtng
jaw ab dengan qish ash atau harta beserta syaratnya, kar ena ta gegab ah
menangani, (danbiayanya) makzudnya btayakhitan. Kata ini lebih umum
dari ungkapan penulis 'wa ujratuhu'. (dalamharta anakyang dikhitan),
karena itu untuk maslahatnya. Apabila iatidakmemiliki harta, maka
dibebankan ke orang y ang w ajlb membayainya. (Ungk apan Zakarty a
al-Aashari: "Begitu juga, anak yang dikhitan dalam kondisi kuat'), yakni
apabtla ia menyangka anak yang dikhitat dalam kondisi kuat melalui
rekomendasi ahli kesehatan, kemudian anak itu meninggal, maka tidak
ada hukum qishash, dania diwajibkan membayar diyat syibhu al-amdi;
sebagaimana pembahasan az-Zarkasyi. "Ya, apabila ia menduga boleh dan
diudzuri dengan ketidaktahuan, maka tidak ada beban diyat". Demikian
pefiLyataarL Sulthan. Ungkapan Zakartya al-Anshari : "wali tidak wajib

NU Menjawab 675
bertanggungjawab'), ibarat al-Wab tidak wajib bertanggng jawab jika
dia seorang wali atau orangyangmendapatizirurya. Ungkapan Syarih:
"wa kharaja al wali ghairuhu" makstdnya, otanglain yang tidak mendapat
izindariwah.
c. Asna al-Mathalib Syarh Raudh ath-Thalib, II/ 427 :

)h 4i .r: ij-"b ',9 ,,-t1i $st o* \S *$ (4r,5)


"7

(Peringatan) Orang yangberani menangani pasien sementara ia bukan


ahli pengobatan, sehingga menyebabkan penyakit yang lebih parah, maka
dia harus bertanggangjawab dan hal itu dengan ungkapan dua dokter
spesialis yartg adtl dan tidak bermusuhan padatya serta tidak berselisih.
Apabila secara mengejutkanterjadi permusuhan maka ia harus siap
bertatggortg jawabmeskipuntarupakesengajaan.
d. Asna al-Mathalib Syarh Raudh ath-Thalib,'D'l/766:
& &,lr G.).-ir-lJr ^4 j24+t;:l Ory)\'uli ls;6!r O i\I
o. ol .i- /,vA
e* CS !.+r"i a,
'-Li
dt' \J--{J # titt ,V 4-A 4**i: ) r-.^la:
o
e at-9 o.
'..o l-DiJ 4:19\9
. ) - L) -- -
,'.7- i-r.

,o\ +i-G G\3 &+t\3 $\:, ;1 ;vt Srtb'# 4)\

Penulis berkata dalam al-Anwar "Apabila seorang dokur mengalami kosus


malpraktik sehingga menyebabkan kematian, maka wajib membayar diyot atas
waits aqilahnya. Begitu pula orang yang mengobati pasim seftErrtara dia bukan
altlinya". Karena sabda Nabi ffi: "Barangsiapa mmaflgani penyakit pasien
sementara ia bukan spesialis bidang pengobatan, maka dia beresiko tonggung
jawab. 'HR. Abu Dawud, at-Tirmidzr dan ibn Majah.

322. P enolakan Pemerintah Terhadap I{asil


Ru'yatul Hilal
Deskripsi Masalah
Penetapan awalbulan untuk kalender hijriyyah ktususnya Ramadlan
dan Idul Fitri berdasarkan MLINAS ALIM ITLAMA MA4H./1983 M.
di Situbondo yang dikokohkan kemudian pada muktamar NU ke 27
1404H./1984 M. SCrtA MIINAS ALIM ULAMA 1,408 H./7987 M.
di Pasugihan Cilacap menggariskan: (1) Penetapan awal Ramadlan dan
Idul Fitri menggunakan dasar Ru'yatul Hilal xav Istikmal usia bulan
beqalat 30 hari. (2) Bila pemerintah c/ qDqafiernen Agama menetapkan

BM Waqi'iyah Bangkalan 2007


awalramadlqn dan Idul Fitri berdasarkan hisab, makawarga NU tidak
wajib mematuhi dan mengikutinya. (3) Bila terladipertentangars. arutara
hastT hisab dengan ru'yah, maka yang diamalkan adalahhastl ru'yah dNr
bukan hasil hisab.
Garis kebijakan NU tersebut sesuai dengan pendapat jumhur ulama
(Ijma ulama salaf).
Pertanyaan
a. Bagaimana solusi hukum syar'inya apabrTahastl Ru'yatul Hilal ditolak
karenaperhitunganfalaq haqiqi bit taqib atau haqiqi bit tahqiq menur{uk
belum imkan arru'yah?
b. Haruskah penetaparlpemerintah yang berpihak mengandakan hisab
dan mengingkari hast1. ru'yatul hilal dipafittrt/ dilk:rln oieh warga NU?
c. Salkah memulai lbadahpuuxa atauberhad raya Idul Fitri berdasatkan
hastT ru'yatul hilalyatg ditolak oleh pemerintah?

Jawaban
a. S olusi hukum Syar'inya adalah teq adi p erbedaan p endap at:
1) Menurut Imam Ramli mengikuti ru'yah.
2) Menurut Imam Subki menolak ru'yah.
3) Sedangkan menurut Ibnu Hajar penolakan ru'yahbisa dibenarkan
ketika perhitungan hisab telah disepakati oleh Ahli Hisab yang
mutawatir. Kemutawatiran ittt menurut Sayyid Alawi Bahasan
didukung oleh minimal lima kitab yang berbedapenLgararLgyarrg
menerangkan rlmu hisab.
b. Tidak harus mengikuti petetapanpemerintah dengan syarat sebagai
berikut:
1) Mempercayai kebenaran Ru'yah walaupun orang yang melihat
tidak memiliki syarat, seperti Fasiq, perempuan dan anak kecil.
2) Ru'yah Mutawatir.
3) Jika orangyang melihat satu atau dua, maka tidak boleh mengikuti
hisab bak yang memp ercay at kebenarat ru'yah atau tidak menurut
Imam ar-Ramli danbagiyangtidak mempercayai, maka wajib
menerfuna pefietapafi pemerintah menurut Imam Subki. Sedangkan
Imam Ibnu Hajar mewajibkan mengikuti penetapanpemerintah
bagi yang tidak memp ercay ai ru'yalt, kecuali dengan syarat:
. Ahli hisab memastikan belum mungkin ru'yah.
. Hisalnya qath'i.
. Ahli hisab yang menyatakan tidak mungkin ru'yah mencapai
bdangat tawatur. Sedangkan btTangan tawatur menurut Imam
Alawi adalah minimal lima kitab hisab qath'i denganberbeda

JYUMeniawab 677
perugarang(Muallifl.
c. Idem dengat jawabat atas.
Dasar Pengambilan Hukum
a. Hasyiyah I'anah ath-Thalibin, II/ 276:

#J3 )tu1"b +Wr uzsr3 ocrji Irb ,,ty4t {J} g 5 tLi>


* #tS W t,V:,tV W +r+t 3l ;l;.fur ,+^ ,!fii #-1, i';
)$tk.i ,t d;:; {,;x\, !i\.s.fut y* it gq p_ iy6'g,nt ,4\t:
'Ji
t' ^s^i 5frr eLqW\ '5'^;::air iu; *ar e j:;s ^l yu"lt
al )ti .ig;li.lr o::r
4r;stsr- eL;,-r","&, S3*It ;Vr'ai;S gy',;:.
(Sub) Bila satu atau dua orang bersaksi melihat hilal, sementara hisab
menunjukkan kemustahilan melih atnya, as-Subki berkata: "Persaksian
ini tidak diterima, sebab hisab itu bersifat qath'iy (pastil, sedangkan persaksian
itu bersifat zhanni (praduga) yang tidak bisa mengalahkan bukti kepastian."
As-Subki memperlebar penjelasan terkait penolakan persaksian ini. Dan
menurut Qaul mu'tamad menerimanya karena ungkapan hisab tidak
diperhitungkan. Beliau merinci dalam at-Tuhfah, la1u berkata: "Pendapat
muttajih bahwa jika para ahli sepakat bahwa apabila metode hisab bersifat
pasti dan yang memberitakan hal tersebut berjumlah tawatur, makn persaksian
itu ditolak, sementara apabila tidak maka tidak ditolak."
b. Fatawa Sayyidi Khalili li al-Imam Muhammad al-Khalili asy-Syaf i, 112:

e'g oU,;\:\ rwi,l-S\ e)+6\ ,Fiu.lr is 5w (J{-)


X\iC$\ e-'$:19ufut tS .F./u+\ "$ i:;, St*i )b *;i;jr
jui)r g6\ ,-l_j r$r,S3it e4 ,p *,$ lF +@r itr;r"; Syo

-^rV
Jb W'i\y@t Oi- ii.Et\ .3. jui!)U ,l'.i' *?* U, n

678 BM lVaqi'iyah Bangkalan 2007


S;\ sHiir \fiL) j:+t ,\A\:A.# iL,il,\\ €'r"-S&K
yr;.,}r l^i 6t i\'e'"t4 f G\'trir +iU 'i ri -;t'pt t:G \fr
"r4\
:ib;iti-lr o';r g(lrt:^e 41"p S:Nt 5$'ai,us *v"'*.'3i t'
&4i\5i\r "#3WW5 e*c''iey4\ pi a;.er it,
tUil )iW6i u"a $E 3i^#6i;;*sW\1:i
j,
jlriJl .<t, z z -
:-i-c

, \'"i lr +tL )u; *it: ow"t lji O"r<e*;\; lG,s[t! ]'iu

at,,Erfi ,Ll:,9jr:l +rl!,W 4V


(Imam Muhammad al-Khaliti ditanya) tentang hkab yang menuqjukkan
atas kedustaan saksi di awal bulan Ramadlan atau akhirnya. Dengan
garrtb ar an; y afig p ertama, menyaks kar' hil al Ramadlan sementaru his ab
menunjukkan atas kedustaan saksi. Kedua, menyaksikan hilal Syawal
sementara hisab menunjukkan atas kedustaanflya. Apakah persaksian
pertarna mewajibkan puasa dan persaksian kedua mewajibkan berbuka?
karena mengamalkal ru'yah, sebab hukum digantungkan atas ru'yah
(dalam hadits) dan mengkesampingkan hisab atas dasar kemungkinan
salahnya, atau tidak wajib puasa dalam masalah pertartrra dan tidak wajib
ifihar dalam masalah kedua karena mengamalkan hisab, hisab dibangun
atas a];tfi arl- afr:;r arL dan b atasan-batasal, . . . Penisbatan persaksian itu
lebih utama daipada penisbatan terhadap hisab atau memerinci, maka
wajib puasa dattidakwajib berbuka karena hatihati untuk berlbadah
di dalam keduanya. (Beliau menjawab) Apakah kamu sungguh tahu
masalah ini terjadi khilaf di antaraparaulama ahlimadzhab sepertr al-
Adzra'i, as-Subki, al-Isnawi danrLama lain, banyak pula warga muslim
yang mengikuti mereka. lllama yang berpendapat pada pengamalan
dengan hisab danmengacuhkan persaksian secara mutlak seperti as-Subki.
IJlama yang berpendapat menerima persaksian dan meninggakan hisab
secara mutlak meskipun alr,li hisab mencapai batas tawatur atav tidak.
Pendapat yang dipilih oleh ibn Hajar danulama lain ialah, apabrla ahli
hisab sepakat bahwa muqaddimahnya ataa permulaannya bersifat pasti
(qath'i) dan ormtg-otaflg yang memberitakan mencapai batas tawatur,
maka persaksian ditolak. Apabrla tidak, dengan gambaranmereka (ahli
hisab) berselisih mengenai hal itu, di antara qath'i atau dhanni; dengan
gambaran, sebagian ulamaberkatabahwa sungguh hal itu dhanni atat
mereka tidak mencapaibatas tawatur, makayangperlu diamalkan ialah
persaksian. Im zhahirkalamulama dalam permulaan bulan Ramadlan.
Sementara masalah yang berlaku semisal kasus ini di permulaanbulan

NU Menjawab 679
Syawal, maka diamalkan metode hisab jlka ditemukan syarat-syaratnya.
c. Fatawa ar-Ramli, 358:

iur;Arcr c*j)r3rr iij,J)\elt $ie u*i;l,5;tt )fi e Qr:-)


W +W,5) vr;}t ,F O;",J,' u+r *-*;lrqK"lr-t,iu^lr
iys,, 0; \:L\:J-j .i 1i iu u* Jt'- M q:, ei>K:r jui 'ai;ru t;riAr3
)\{"3i&a'*-At4t U,}4\3 e\e\ r;"*3t Z* ,Pt:uo
#t Sg ril i>\+r 3")
.i
.Itr "F i\1; oc>\i:r 4 ou;',
pf ;i\i.fur ,
*S )*:'J-, 4er "r;1lr jv+lr +V 4 +"4\eu 3i ctl.;"lrg
j"* gq At
"r^
;uCr +t #
rK 'f:t, #LAt f;) ,uCr k

runl#i'*i ;t i +u+\ U;; il L:8, ii ;uu


ln{"trjU;wi
3r+)r 34 n +u+t ijr #1 .ir i6; uft -i-fur $,t, t':Su,,,

'&i- i *+6r 'o\-t


4*15$r ufs $t&'j\:+)b," r p\r;tr a-,,{L
r\ 9li\aill ;y\6* o\;,AgK:y Y,;rA 5 {
UI4i6
(Ar-Ramli ditanya) mengenai ungkapan as-Subki "Bila seseorang bersaksi
melihat hilal di malam tanggal tiga puluh dari suatu bulan, sementara hisab
menunjukkan ketidak-mungkinan melihat di malam itu, maka ungkapan ahli
hisab bisa diamalkan, sebab hisab bemilai pasti, sementara persaksian bersifat
dhanni (praduga). " D afi memperleb ar kalam mengenai hal itu; Apakah
bisa diamalkan suatu yang diucapkannya atautidak? Dalam masalah
btla hilal dilihat waktu siang hari sebelum terbit matahaipadatanggal
29 dari suatu bulan danbanyak saksi melihat hilalbuLan Ramadlan di
malam 30 bulan Sya'ban. Apakah dtterima persaksian itu atau tidak?
Karena hilalblla bulan sempurna maka terbenam selama dua malam
atau kurangmakabulan terbenam satu malam dan hilalterbenarrpada
malam ketiga sebelum masuk waktu Isya'; sebab Nabi &E melaksanakan
shalat Isya' sebab jatuhnya bulan padahari ketrga. Apakah persaksian
itu bisa diamalkan ataattdaU'! (Beliau menjawab) Sungguh yang bisa

BM lVaqi'iyah Bangkalan 2007


diamalkan dalam tiga masalah di atas adalahperkara yang disaksikan
bany ak orang, sebab qyariat menempatkan persaksian dt tempat keyakinan.
Keterangan yang drkatakan as-Subki itu tertolak. Iamaah mutaakkhirin
menolaknya bukan berarti mengamalkan dengan saksi-saksi itu menyelisihi
pada shalatnya Nabi &8. Alasan pendapatyang kita ucapkan ialah bahwa
syariat tidak meng arlggap hisab, b abkan syariat mengacuhkannya secara
menyeluruh dengan vcapannya "Kita adalalt umat yang tidak bisa baca
tulis, kita tidak bisa menulis, dan tidak bisa berhitung bulan, demikian dan
demikian." IbnDaqq al-id berkata: "Hisab tidak bolelt dijadikan pedoman
dalam urusan puasa". Berbagai kemungkinanyang disebutkan as-Subki
dalamperkataat "Karena saksi itu terkadang terjadi keserupaan" tidak ada
pengaruh secara syara' sebab kemungkinan wujudnya dalampersaksian-
persaksian yang lain.
d. Ikhlash an-Nawi, I/ 357 :

i'iird>tenL$:6)V ?P\ -,;) aF'f t*\ #Ur sjt-";lr3


?j ,;;':'LAt,;tv 3fi &5 ite ffi*iL 5: ,xoitt )Aik
,y q*'CS v@r .Fi ,1;.;, W:r4tO'4;ti3;f ii iy*
',tt jt;; jY4r
,'* 'qa 3ir ir;jr irEI ,,i yf,4r ;\:r'r
"\;*}r
i\$+\:+r rGt crV'#6ql Jbit;i &s&.i;1.si,+.i
JL"!:;stW\ ,F"^riw\ li'i ii +*tiu:;i a.t Us oF
A-@\ f rr;t-z; )4* b ,F ;6 c4\ ."a*t q,6 ;;:r 4U{ *;1t _f1

,r 4G-'Jr etrlp-"r1t ;uil )\e#JAJ-;inf


Qaul mu'tamad dalammadzhab Hanafi mensyaratkan puasa danberbvka
dengan melihat hilal. Tidak adakaitawrya dengattcaparr orang yang
menjadwal waktu meski orang yangadrl., Barangsiapa merujuk ucapan
mereka, maka sungguh ia menyelisihi syara'. Sebagian kaum mereka
berpendapat, sungguh boleh berijtihad dalamhal itu dan mengamalkan
dengan ucaparl ahli hisab.Imam Malik mencegah berpedoman dengan
hisabdaLampenetapathilal,kemudianbeliatberkata:"Sunggultseorang
Imam yang berpedoman dengan hisab tidak boleh dipatuhi dan tidak bisa
diikuti". Abu al-Walid al-Baji menjelaskan hukum puasa orang yarag
berpedoman dengan hisab, kemudian beliau berkata:'Apabila seseorang
melakukan perbuatan itu, maka menurutku sungguh puasanya dengan hisab
tidak dianggap dan harus kembali ke ru'yah dan menyempumakan bilangan.
Bila hal itu menuntut mmgqadla' puasanya, makn dia hanu mengqadla'nya."

I{U Meniawab 681


Al-Qarafi menuturkan petdapat latn madzhab Malikiyah terkait hukum
boleh berpedoman dengan hisab dalampenetapan hilal.
e. Fatawa an-Nafi'alt,li Abi Bakar bin Ahmad al-Khathib al-Anshari
at-Tarimi asy-Syaf i, 34-36:
j+r,irr lF irlr it -l u; ej-q ,i'4.1!; 'tss *xr 4t
6K:W "$qy',;.J t, ^s^i 5it qLq\:+t'ii'^r 4 +it: -$l\,
';ti

:.p kxrr ri7 i\5 "^i >\! .fb lsrilr o?) i4t\','& "& 6iijt
,;.6 ,,Ir, ,F 4:!\:Jt & #!ff &;i,nv,$':'4\ # G ,iiil\
:'\S f*'i\ r.j;i +u.ir ai 3;a WWW\ J4 i\#\
+r+s
&t ,ps *i i{ &>v fs::?"n\'erb #,;sG-y:43.jr ,:>r;",
Oq rL"i\,,FU €* $\*rult ;A\ ,f 'e% G$r -:; i;Xtr
? oY' 6 ,iil\,*;f
"O?*'&9 eta,Fi y# ; f
d{i ,lK "f*\-6,A-# Ftr Lu"i-r $sy, ii.r ,-r; '&.!K b,4}_
'Lar
;F:et G$'l ip [3] iSrir"! "ot ;\tr}\;&\ 'u
rf 3t +r+r ii 5s,ij e# ;;\ ?* b 3;W-: ffi +it(ry)
,)6 t;.* 6;Grlieu4r &i *; {tilX y\4\ C.,}",:;
qi
.J

''6 G;;V
e\s\i?i ,#r iui lUr )-iAL'"+ d\ u il;)\
L?)r it* *e6;ir *\rS rriilt3 GF\ -r-r#iji;
e+\; x!
t,;v\ ,\p\ o a-fur ir( ii+" ns e;v &ns ,sf ;t
lu+";\;q\ ,e :VL b Ur;a u; ii-x" u:rr fr("u4r
$i g ;3r:rrr
:y rbs g ia-"-lir ,F3F 'slW rb O*S #\;W So;
*i\ f it,a;;;\ie3?6 *Wr .:(.lr ;p(,;;*'At*-l(lr
F\ v6'o# ti.fi' a-fur,r)\ JF #vs #*33r jvs
# ,FU €* v",A iu tVtr rS y ""'Jx ,=.;K\ 3V i,E;s,
Jjiit aui)f yqr $ U \l.r\:; ,rK 4:,-r. u iry>r ;ri
682 BM lVaqi'iyah Bangkalan 2007
f*it fr:' l-, # )$",rr e*t € *.vs ,ai i+ ,r'i!
'pi
+it'u fltryr;fj, cr ,;tiri'ir ir;; 3>*1'lr u; ,iiorir
,tl,r[Ji frr. *cK ,:Y:3;:';q alal3 ,t-,Jl,\ );)L
Dalam at-Tuhfah terjadi tarik-ulur ulama dan ulama lain dalam masalah
btla hisab menunjukftan atas kedustaan saksi terhadap ru'y ah. P endap at
yang terkemuka, sungguh jka ahli hisab sepakatbahwa premis-premis
iltqath'i,sementararLamayangmengabarkatmencapaibatasmutawatir,
maka persaksian ditolak, sedangkan apabila tidak sepakat maka tidak
ditolak. Sayyiduna al-Allamah Abdurrahman bin Muhammad a1-Idarus
berkata: "Saya bertanya pada sebagian masyayikh saya di dalam madzhab
Malikiyyah tentarq masalah seperti ini, apa kemuhalannya itu pasti menurut
mereka, maksudnya ahli hisab atau tidak?" Aku menjawab: "Sungguh hal
itu qath'i, sungguh kutipan kalam imam-imam dan pemisahannya dalam
kitab-kitab itu sia-sia, karena hal itu merupakan darurat menurut kebiasaan
mereka". As-syaikh al-Allamah Abdullah bin Qathanah menukil dari sayyid
al-Arif billah Alawi Bahasan: "Sungguh apabila ditemuknn ahlifolak dalam
lima masa dan mereka sepakat dalam pembebasan masalah itu, maka cukup.
Sementara jika tidak ditemukan, maka kitab-kitab mereka bisa mencukupxnya.
Apabila ditemukan kesepakatan pendapat lima ahli folak dalam kitab-kitab
mereka, maka temtasuk bagian khabar mutawatir". As-syaikh Abdullah bin
Qathanah berkata demikian menurut maknanya. (Peringatan) Keterangan
yang jelas dan segera dapat dipahami dankalamlbnHajar di dalam
ungkapannya: "fika hisab itu menunjukkan..." Sarrggth hal itu dikira-
kirakan dalam kemuhalannya y ang ndak diketahui kecuali dari ungkapan
ahli hisab.
(Peringatan) Keterangarlyafigjelas dan gamblang dt dalam kalam ibn
Hajar: "Jika hisab itummunjukkaz.. " Sungguh hal itu digambarkandalam
kemustahilanyarLg tidak bisa diketahui kecuali dariucapan ahli hisab.
Adapun keterangan yang penetaparffrya telah berlalu dalam risalahrni
yaitu larangan mengamalkan hisab saat hilaltampakdr depanmatatran
pada wakru pagi hari tanggal29, maka itu ditunjukkan oleh nash-nash
mufassirin, fuqaha' dan imam-imam mujtahid. Maka tidak perlu merujuk
kepada ahli hisab danketawaturaflmereka dan kalam asy-syaikh tidak
mencakup hal tersebut dalam persyaratan tawatur. Dan atas anggaparL
bahwa kalam as-syaikh mencakupnya, makapersyaratan adanya khabar
di dalambatas tawatur dengan kemustahiiar' (hilal) itu dihasilkan oleh
kemutawatiran kitab-kitab dan beliau banyakmenukil dari situ dan telah
terjadi penukilan kemuhalan dalam kitab-kitab syariat, apalagi kitab-
kttab hisabb,ah, sebagaimata kamu ketahui dari keterangan penukilan

NU Menfawab 683
yang terdahulu dari paru imam-irnam dankemutawatiran kitab-kitab itu
diperhitungkan, sebagaimana dijelaskan oleh syaikh ibn Hajar dalarn
at-Tuhfah dalam kitab as-Sair yang redaksinya: "Kemutawatiran kitab-
kitab itu diperhitungkan sebagaimana penjelasan para ulama. ". Sayyidina
Alawi Bahasan berkata: "Cukup penyebutan kemuhalan dalam lima kitab
bahkan lebih dari kitab-kitab ltissb dan ijrna' yang dinukil secara indiyidu
sebagai hujjah juga sebagaimana keterangan dalam fam'ul fawarni'." Deflgan
demikian, maka cukup menukil kepercayaan rjma' ahli hisab stnggaln
hal ini merupakan perkara mustahil. Beliau berkata: "Keterangan yang
dinukil dari al-Kitab dan as-Sunnah ialah keterangan yang bisa dipertanggung-
jawabkan dan menyelisihinya itu tertolak meskipun dalam bentuk dalil."
f. Ats-Tsimar al-Yani'ah Syarh ar-Riyadl al-Badi'ah, 57;

cSt: j "* At i-:,; ,iK iY )JL iA 5S +\rr ;\t) i;at


L>J +i (G:)

Ga
;a'\o z
o9sA

a\ aAa;3
(lMajib), yakni puasa ftagi orang yang melihat hilal rneski bukan orang
adil meskipuntajampenglihatannya, sehingga apabrta ia melihat bulan
Sya'ban dan tidak ditetapkan di samping qadli, maka puasa tetap dalam
haknya dengan menggenapkan bulan Sya'baru menjadi tiga puluh hari
dartrufoiahnya) (danbag, orang yang membenarkannya saja), maksudnya
or?L"Lgyang rneyakini kebenarafi arang yang mengabarkanntga dengan
rukynh meskipun ia bukan oraflgyang dapat drpercay-a dan meskipun
orang yang rnelihat hiial tidak menyebutkan rukTah hilal di samping
q adli meski ia ar ang fasik, budak, anak kecil atav or ang kafir. Adapun

ora$g tetpercaya yafig rnefigabarkannya bahwa sungguh dia melihat


hilal, maka ia wajib berpuasa meskipun dra trdak membenarkannya,
karenaberita akurat itu diterima oleh syara'. Az-Ziyadiberkata semisal
ini iaiah orang yang dipercaya oleh istri, budak wanita dan temannya.
g. Eugyleale al-Mustarsyidin, trA9 [Dar lhya' al-Kutub a1-'Arabiyah]:

# s;!, +i*rii € W\ & *iy!, ;.# \ii t.s fi*i

BM lYaqi'iyah Bangkalan 2007


1'^
ls-
ar"
'?b i
t l r-
4ilJ

lrlt
L,f u! I f .;l 1-i.c )J

\r,:i:-:
"i -L-)
(Masalah Abdullah bin Umar bin A.bu Bakar bin Yahya), Apabtla h.ilo"!
telah ditetapkan di suafu daerah makaketetapan hukum menyeluruh
bagi semua daerahfiegata di bav,,ah hukum hakim daerab yang berhasii
tuleyah meskipun jauh, selama masih daLatnsat$ nxathali'. ApabrTatidak
daLamsatu mathali', maka tidak wajib puasa dan berbuka secara mutlak
meski satu hakim. Apabrl.a mathali'sama namun hakim tidak memiliki
wilayah, maka tidak wajib puasa kecuali bagt orang yang membenarkan
hakim dalam hatinya. Wajib pula berpuasa dengan sampainya khabar
terkait rukyah dalam hak orang yang sampainya khabar secara mutawatir
atar mustafidl. Mutawatir ialah sesuatu yatg dtkabarkan oleh golongan
yang mustahil sepakat berdusta terkait urusan yang dapat dirasakan
indera dan tidak disyaratkan beragama Islam dan adtl-, sedang mustafidl
ialah sesuatu yang terkenal dr antara manusia denganbersandar pada
hukum asa1.
h. Hasyiyah asy- Syarqayti, I/ 45 -50:

;i Y;i*;* iU:: )5 #)i;ii +l -+- j;i ?Ar ti pv\')

(Kesimpulan) sungguh puasa Ramadlan itu wajib dengan saiah satu


empat sebab ya.itu. bulan Sya'ban genap tiga puluh hari, melihat ltilal
bagi orang yang melihatnya meski dia seorang fasik, pertetapa rukyalz
bagr orang yang tidak melihat ltilaf dengaa persaksiari orang adll utau
khabar {fiarLg yang adil riwayatnya ya*g irisa aipercaya, baik hatinya
membenarkan atau tidak. Berbeda dengan keterangan yang dijelaskan

NUMenjawab 685
dalam syarah Minhaj meskipun sebagian Hawsyi mengikutinya di sini,
atau tidak bisa dipercaya sebagaimana orangfasik bila dalam hatinya
membenarkan.
i. Referensi lain:
l) Mimn al-I'tidalfi Mas'alah Ikhtilaf al-Mathali'wa Ru'yah al-Hilalli
Syaikh Manshur bin Abdul Hamid al-Batawi, 37-38:

323 . Klaim Kem audhu tar- Hadits


Deskripsi Masalah
Pada kitab kuning berbagai disiplin ilmu agama Islam, Iazimnya
menyertakan hadits yang setelah banyak dilakukan kaji ulang te*ait
krifik riwayat tersimpulkan bahwa unit hadia tertentu berstatus maudhu'
(palsu) Hasil analisis itu bertaraf subyektif, sebagian mengikuti kaidah
Naqdu al-Haditsyangbal<t/umum dipedomani, dan sebagian yang lain
mengundang polemik karena menerapkan instrument pengujian yang
kontroversial. Contoh praktisnya al-Hafidz Zaynuddtn al-iraqi mengklaim
9 unit hadis maudhu' daLam Musnad Ahmad Bin Hanbal, sedang Ibnu
al-Iatziy menuduh palsu 29 unit hadits pada Musnad Ahmad,3O unit
pada Sunan Ibnu Majah, dan 60 unit pada Mustadrak Imam al-Hakim.
Demikian pula kritikus hadits Nashiruddin al-AJbani danlatn-lain.
Tuduhan palsu terhadap hadits-hadits yang dikoleksi oleh ahlinya sering
menuai counterkit:l<, seperti dilakukan oleh Jalaluddin al-Sayuthi dalam
kttab Al-La' ali'u al-Mashnu'ah fi al-Ahadits al-Mawdhu' ah
Pertanyaan
a. Apakah klaim kemaudhu'anatas unit-unit hadits harus dipercaya?
b. Adakah sarana keilmuan untuk drjadkandasar menerima atau menolak
klaim kemaudhu'an terhadap unit hadis tertentu?
c. Apabila materi kisah ataubahat mau'idhah yang terkemas sebagai
hadis masuk kategori dha'if dmbelum tenttt maudhu',bolebkahuntuk
melengkapi referensi khutbah atau cer amah keagamaan!
Jawaban
a. Tidak harus dipercaya/diterima karena:
1 ) Orang-orung yarrg memaudlukan Hadits belum mencapai kriteria

orang yang mamptmemaudlukan hadits, seperti Nashiruddin al-


Albani, Abduliah binBaz, dan lain-lain.
2) Uama Mutaakhirin tidak mungkin mampu mentashihmeng-hasan-
kan sebuah hadits menurut Imam Ibnu Sholah. Sedangkan menurut
Imam Nawawi dar, Imam Suyuthi berpendapat dimungkinkan

686 BM Vaqi'iyah Bangkalan 2007


b agi orung yimg mempunyai keahlian.
3) Hadits yang dimaudlukan telah dinyatakan t'rdak naudlu' oleh ulama-
vlama yang lebih 'altm dalambidang Hadits termasuk Ibnu Hajar
al-Asqalani, Imam Suyuti, dan lain-lain.
b. Ada. Yaitu sararla keilmuan klarifikasi kemaudlu'an Hadits, yang
antaralain:
1) Kitab-kitab yang l*rusus menghimpun hadits-hadits maudlu'namw
juga harus diperbandingkan dengan kitab serupayaflg disusun
oleh Ulamalatn.
2) Mengacu padakaedah kritik hadits seperti termuat dalamkitab
"Ilmu Naqdi Al-Hadits" (bukan llma Mushtholahul Hadit) contoh
i*-ll ar;r3, &F^t,l J\,Il serta kitab mu' tabar y ang lain.
Kemaudlu'an Hadits dapat diketahui dengan:
. Pengakuafl yarLg meletakkan Hadits atas kemaudlu'an hadits
dengan jelas.
. Lafal-lafalhadits tidak sesuai dengan ilmu Gramatika Bahasa
Arab sehingga tidak layak keluar dan orungyang fasih daJam
bahasa apalagi dari Nabi.
. Maknanya tidak dapat dite/rma oleh akal dengan ma'lum dlaruri
dankardah-kajian hukum (istidlol) serta tidak mungkin drta'wil.
, Tidakpas dengan realitayangada.
, Bertentangat derrgar, Al-Quran ataa Hadits Mutawatir.
. Mengandung atacamar. yang sangat besar atas suatu kesalahan
yang sangat ringan, atau janji yang besar terhadap amalyang
sederhana.
Namun qarinah-qarinah di atas tidak berlaku padaHadits-hadits
yang sudah ditetapkan keshahihan atau kehasananrlya oleh Imam-
Imam Hadits yang kredib el (mu'tabar).
c. Boleh tapi bersyarat, antaralain:
1) Tidak terlalu dla'if (kemlr;rgkrnan maudhu).
2) T idakbertentangan dengan Syar'i.
3) Mengamalkan untuk berhati-hati di dalam agama.
4) Menambah keutam aan amal (perbuatan).
5) Memiliki beragam targhib (himbauan) dar. tarhib (pencegahan) serta
hal-hal larnyangtidak berhubungan dengan hukum dan akidah.
Dasar Pengambilan Hukum
a. Hasyiyah Lafd" ad-Dirar bi Syarh Matan Tuhbah al-Fikar, 45:
,-U:;'ttWntA*H{if ir vt'l:t,i\#i jj'jr '+q#
NUMeniawab 687
{Dua peringatan) pertama, rbn Shalah berpetdapatbatrrwa tidak mungkin
menilai shaleilt, hqsan, dar' dla'iJ'da1am masa-masa akhir hingga dalaro
masanya. An-Nawalvi bapendapat sungguh p entashihan itu mungkin.
Kedua, hukum terkait shahih, hasan ata:t dlaif iru secara dhahir bukan
qath'i,karena- kemungkinan salah dan iupa atas keadilan danmungkln
benar dalam hal yang lainn3,2, ibn Shalah mernilih kepastian dengan
keabsahannya.
b. Tanzilt asy- Syari' ah a!-Iv[a4fu'ch, I / 7 :

" ?" -'?< "t"


..i
4it ei;X ./ *-r--
er\.^-. r, . w isJ #"i\ "
c-t-E , .ll
"t
i :Lo'- J"i
LJ -- I
"'*- ,ri-
(J L,oii
)

^\
:ijj;j ;UU u, \r-\-)
a:J;
Adapun orangyangtidak sampai pada kelas ini, maka bagaimana dia
menghukumipadahal dia tak bisa menjangkau hadits bahwa sungguh
rtu adalah maudlu'dan ini merupakan perkara yang bertolak belakang
dengan t as h arruf mereka.
c. Manhaj Dzawi an-Nadhar Syarh Mandhumat 'Ilm al-Atsar, li Syaikh
Mahfudz at- Tarmasi, 7 I :

^;-- _
;-tf +)u)\ _i*: .,p *i (Ulr:y .*+\ i _.i 1J;;; {;)
a

o u.,
4,4if
ro:"
"i (+;tai i
" I"i, U)
"- y :" - ,., i":-
. "i :-i, ,-,,:-L
3\ )L-y\ ,l\ :.4 # rr .-dr ;: J:"]3
li, .^)t':t; ,-i;;;.lj,c\ * V(#) pu)(dro) ). (v;;) g-i+\
2u\;)i"- i";,rii! q^i+\
s oa,- t-a,
F i\ :" b, ":i jr,l t c-4
-"i "i ;t,
"!
" \, -ri
:;\ :" .y! *=;
^\ # aA\'*.)\;i1\i-^
(Tidak dinilai lemah), maksudnya tidak boleh melganggap kedlaifan
hadits (secara mutlak), yakni atas jalan kemutlakan, sebagaimana kamu
berkata sungguh hadits itu lemah matanrrya atat dhaifhanya dengan
sanad tersebut (selama kamu tidak menemukan petuadlftiya) maxsudnva
hadits (s ecara j elas) detgan ke rii afu nrcy a (dar 1) imam {mtt1 t aki fi daram
penelitian hadits, maka kebolehan itu tergantungpada keputusan irnam-
imam hadits, sebagaimana sunggah hadits rersebut tidak <iiriwayatkan
dengan sanad yang menjadi ketetapannya, atau sunguh hariits irt cliaif
atau semisal ini dalam hal menjelaskan sisi cacat di daLamnya.

688 BM Waqi'iyah Bangkalan 2007


1+r;.i;,j;ir1
"^r;ri
A
. --\
tt' i7s\) tu , to.4l
" -",,

:j\- (^-U,.jr-,
'"'
ii\i
J
9'J 3!
Y-
\ (,i.1\

-a\, i"r1, #+- 41V*'6


Sungguh Ibn Hajar mengoreksi kitab lbn al-Iatzi, kemudian beliau
menemukan hadits ini yang ada dalam kitab Muslim dan menemukan
24hadrts dart musnad yang disampaikan oleh Ibn al-Jauzi di dalam
kitabnya bahwa hadits-hadits ifit maudlul Sehingga Ibn Hajar menolak
Ibn al-Iaszi dan menjelaskan kesalahan lbn al-Iauzi dalam kitab khusus
yang dinamar (Al-Qaul al-Musnad fiy adz-Dzabb al-Musnad). Lantas as-
Suyuthi muncul lalu beliau mengorekasi lbn al-Iauzi dan mentakhrij
dari kitabny a (al-Maudhuat) bany aknya hadits-hadits meiebihi seratus
yatgterdapat dr dalam sunnn empat yang tidak berhak dinilai maudltu'
dan mengumpulkannya daLamkitab khusus yang d:ntamar(Al-Qaul al-
Ilasanfiy adz-Dzabb as-Sunan) maksudnya kitab sunan empat (karya at-
Tirmidzi, an-Nasa'i, Abi Dawud dan ibn Majah). Kemudian as-Suy-ithi
menJnrsun kitab khusus yang rnencakup hadits maudlu'yang disebut
{Al-Lali'i al-Mashnu' at) belrau mengikhtisharkan kitab ibn al-J auzi dan
beliau mengoreksi setiap hadits yang perlu dikaji kembali, kemudian
as-Suy-rthi satu-satunya yafig mengoreksi lbn al-"Iauzi dalam (an-Nukat
al- B adi' at) dan meringkasnya dalam (at- Ta' qib nt) dan pengoreksiannya
mencapai tiga ratus hadits bahkan lebih.
e. Tadrib ar-Rawi, Abdurrahman bin Abi Bakar as-Suyuthi,I/274-277:

* .... q$u:r J;\bt ,*;S 'G) "ii 1v,2\1)\?\*il gSt o*;


NUMenfawab 689
);tiL,sFlr W, #r 1r;)r :i;;t-;tt *tt :i +?lAryrlf,l'
g.*+- gW t:,;'r rgLr,,1i.;lt je ;a,.lr *j\:1 ;eArr;'ir jl" +i+r\

i'3 ,;el ,s;z;;r 3,t:;i gl:1lr ,tr- e\+t 6 Ci... o?\-a{\


^r
3.;Ki ;,'e' J4 pj >Urr ;;;f
Kemaudlu'an hadits dapat diketahui dengan pengakuan penyusunnya,
sungguh hadits itu dibuat olehnya seperri hadits tantangfadlail al-Qur'an...
dari Abu Bakar bn at-Thayyib sungguh bagian dalil-dalil maudlu'ralah
tJ.dak dapat diterima akal sekira takwiltidak menerima dan ditolak oleh
rasa dan persaksian, ataubertentarugal dengan dalil-dalil al-Kitab qath'i,
sunah mutawatir atau ijma' qath'i ... dan dr antaranya berlebihan dengat
arucarnatt serius atas urusan kecil atau jaqiyatg besar atas perbuatan
yangrcmeh, ini banyak terdapat dalam hadits qishash... Dalam Jam'ul
fawami'ibn as-Subki mengutip darr al-Mahshul dan kitab lain, setiap
khabar yangmemberi pemahaman yang salah dart idzkmenerima ta'wil,
maka khabar tersebut didustakan.
f. Taysir Mushthalah al-Hadits, 147-150:

o; 3, iL 1* ['#
J'./.1).v.
"[+ltr
ui r;r; f bSo;uj\j L?\ e b
ifr;31i+tr tv}l\^p; u*5?#'+r;i i:\ ,:i#l $=At y
&d * L?t t1i....r:3, \K ,j;k" \K W ? \fr
.i i3"', \fr) {t
q iiLi Lt '* VAr 9Vi"s6gyT ,j"u,lr'o\::",5> U,e
"-I
siUr WL\ 5t, t-r*15 4\ {r$ bv\'ii* VJ,ardt'r i\! ,e;V
WILS #: u;rlr j+ ,;rt; q-r.Ar +\L y 1.;'ir +5r f;i
-a;'EJS
..1 . i-c;
Q. JJ J J 5
rr ,tt
L-J'
.
"! :v ,r* Pq f;Lllt t*t qa:
-A-

";i
# r1tuj "& p\ k*t *u*s ;; i;,hw #rs e3'),
#
-iga"ii i
^t'# #ri1 agt'o1 $Ws"4i e 3t; ,,ts-trqrs
Apakah al jarh wat ta'dil diterima tatpa penjelasan? Ta'dil dapat diterima
tanpa menyebutkan sebabnya menurut pendapat shahih masltur, karena

690 BM Waqi'iyah Bangkalan 2007


sebab-sebabnyabanyak dan sulit diringkas, kmena mu'dil perlu berkata
misalkan dia tidak mengerjakan hal ini maupun mengerjakan hal itu dan
seterusnya... sedangkan al larh tidak diterima kecuali dijelaskan karena
tidak sulit menyebutkannya dankarena manusia berbeda-beda dalam
sebab-sebab al Jarh, terkadang salah seorang mereka mengarLggap cacat
sesuatu yangtidak cacat.Ibn Shalah berkata: "Ini jelas ditetapkan dalam
fiqh dan Ushttlnya. " Al-Khatib al-Hafrdz menyebut, sungguh iu madzhab
imam-imam huffidz al-hadits dan parapenelitinya seperti Bukhari, Muslim
dan Iatnrry a. Karena itu, ai-Bukh ed b er hujj ah dengan sekelompok ulama
yatgtelah dicacatkan oleh orang lain, seperti Ikrimah, dan Amr bin
Marzuq. Muslim berhujjah dengan Suwaid bin Said dan sekelompok
ulama yang telah masyhur pencemaran pada mereka, demikian halnya
Abu Dawud melakukannya. Demikian itu menunjukkan bahwa mereka
berpendapat, kecacatarr itu tidak tet ap keolzih, jika menjelaskan sebabnya.
g. Manhal al-Lathiffi Whul al-Hadits asy-Syarif,l51:

)'i\'rVt-2i\q.i+\ €t .A .L*;lt e^i+\ U ffi bG


i!3r Jlt'3i guJJ!.-'rEI .;4.;.i+\ b\Ai Kq,Vr.
.i
y W ,+:,r ,#s ,it i\i .W t*\ & t# ru-:ut
# :p 33-x"
"€:wr39'&3i bs,.bF\ JL'Gj lJi 16r,atist
b rH 3i ')H y \i: j$; ^+t* ^#J;^;..;i+r gul',
"r$

t:ut H ? uyr;;er Ks: W


'rH" ::i :H i Ys W,,.srr +\-tri Q.:
z i. .t ! /
.i{:;;.9 it3?
t 2
)l;iiiJ"E H.j; ;,4-.\gi\i.; aHi iK K.5:
')H \ i\
r;ul p+ ,i 6,r*r d Ji ;-3A\& e+r * y;,ts
ut
eri Ai:*;3 ""t+t#r iu W; F\ *#.+VLA\;3)")
s\ L;;,{tf 'grjr.""lr '4u"sjjrr
Undang-undang yang membedakan hadits maudlu'. Kemaudltuan hadits
dapat diketahui dengan beberapa kriteria: (1) Pengakuan pembuatnya
secara sharih; (2) Keruwetatlafal-lafalnya, sekiranya orang ahli bahasa
mengetahui bahwa kalam tersebut tidak mungkin keluar dari orangyarrg
fasih bahasanya, apalagl dari Nabi &,E-Ibn Daqiq al-Id berkata; "Banyak
sekali ulama menghukumi maudlu'nya hadits dengan menimbang beberapa
perkara yang kembali kepada hadits yang diriwayatkan." Kesimpulannya
sungguh sebab mereka banyak bergelut dengan lafal-lafalhadits, mereka

NUMeniawab 691
memperoleh hai' ah nafsaniy ah (kompeten si / malakah) yang dengannya
mereka mengenal lafal yang boleh jadrberasal dart Nabi M danlafal
yang pasti tidak berasal dainya-; (3) keruwetan makna, meski lafalnya
tidak ruwet, seperti maknanya bertentangan dengan akai secara pasti
dandengan istidlal, dan tidak rnungkin sama sekalimentakwilnya seperti
khabar-khabar tefitang pengumpulan antara dua hal yang berlawaflan,
menafikan pencipta atau dahulunya alam. Hal itu disebabkan karena
tidak boleh kehadiran syara' bertentangan dengan tuntutan akal. Karena
ini, Ibn al-lauziberkata: "Setiap hadits yang aku kaahui bertentangan dengan
akal-akal dan berlawanan dengan asal-asal, maka ketahuilah sungguh hadits
itu maudhu'.
h.

Jri,tir
4r
') 9';if

Shahih dan hasan itu dapat diterima, sementara hadist dlaifmaka ditolak,
sehingga tidak bisa dljadkan hujjah kecuali dalamfadlaii a'mal dengan
syarat tidak teriaiu 1emah, masuk drbawah ashl syar'i dan tidak meyakini
keteiapannya ketika rnengamaikan, akan tetaplyang dtmaksud dengan
mengamalkannya iaiah berhati-hati daiam urusan agama.
I

. :,. - 1-i, '-' ' \' \'o< -


l--_^+ -'9r, _+- tf U#j
,a, '''.1
l)l:Lb-r>1

.. :.
L.-o,t-ci a\-41i
-- - \ " ''

692 BM Waqi'iyah Bangkalan 2007


At,& W G:;\, ,t Q* G qlt *
Pasal. Sungguh telah kami penuhi janji untuk mer{elaskan rnacatrl-macarfl
hadits yang lemah . Alhamdulillah, maka sekarang rngatlab hal-hal yang
penting: pertama, apabda kamu melihat hadits dengan isnad dlaif, maka
bagimu katakanlah iil dlaif, danyatg kamu kehendaki adalah dla'if
dengan dengan isnadtersebvt, tidaklah kamu berkatairu dlaif, danyang
kamu kehendaki iala}r.lemah matan haditsnya, berdasar pada kelemahan
hanya dengan isnad tersebut,karena terkadang hadits itu diriwayatkan
dengan isnadlain yang shahih drmana hadits ditetapkan dengan hadits
semisalnya. Bahkan kebolehan itu tergantung pada hukum imam-imam
hadits, sungguh hadits itu tidak diriwayatkan dengan isynd dtmarta hadits
tetap dengannya, sungguh hadits itu merupakan hadits yang dlaif atau
seumpama hal ini dengat menjelaskan sisi cacat di dalamnya. Apabila
dimutlakkan dan tidak ditafsiri, maka ter dap at kalam y ang akan datang
insya Allah $#. Ketahuilah hal itu, sebab sungguh hadits itu termasuk
dartbagianyangberat, wallahu a'lam. Kedua, menurut ahli hadits dan
ahli lain boleh mempermudah dalam sanad-sanad dan riwayat perkara
selain hadits maudlu'daimacam-macam hadits dlaif, dai selain halal
laara:lrr dan selainnya- IJaI itu seperti mauidlah-mauidlah, qishash, fadlail
al-a'mal danfan-fon targhib dan tarhiblaitnya, danlain-Lain yang tidak
berkaitan dengan hukum-hukum dan akidah-al<rdah.Illama yatg nash
darinya kita riwayatkandenganmengarLggap mudah daTam semisal hal
itu adalah Abdurrahman bin Mahdi dan Ahmad bin Hanbal $,yang
menyangka.

324. Tebang Pilih Penanganan Koruptor


Deskripsi Masalah
Korupsi kekayaan Negara masuk kategori hirabah/sariqah kubra,
dan sebagai hudud pantang teqadr pemberian syafaat (vide: hadrts Usamah
bin Zayd terkait pencurian oleh Fatimah a1-Makhzumiyah). Karena
datanya berasal darr tefftuan audit BPK, KPK, TIPIKOR yang telah
dilaporkan, maka proses p eradtTanny a harus ditindak lanjuti. .L'n,# G
G: #. Tindak korupsi pasti berunsur kesengajamt, direncanakan dan
terkemas dalam p enyimp ang an p eny alahgtnaan dana publik. B ahkan
pelakunya adalahbkol<rat atau pelaku bisnis y ang terpandang, tindakannya

NUMeniawab 693
sulit dipandang sebagai bentuk kelalaian. ,r3'ri [e1yJ' qqi' .r;i blij.
Namunbila melihat koruptor yang diadili terbilang sedikit dengan angka
kerugian Negara di bawah 1 ffilyun, hal itu mengindikasikan te$adi
"tebang pilih" dalam menindak-lanjuti tindak prdana korupsi.
Pertanyaan
a. Adakah dasar petunjuk hukum Islam yang membenarkan praktek
tebang pilih dalam mengadili tindak pidana korupsi oleh aparat
b irokrasi atar p ej ab at publik y ang latn?

b. Sejauh rnana lefibagja yudisial memiliki kewenangan untuk mendqoner


(menangguhk an) pe*ara korupsi menurut sistem peradtTan Islam?
c. Wajarkah praktek tebang pilih dalam menindak pelaku korupsi
ildiar*ari! Siapakah yang harus diminta pertanggungjawaban hukum
atas kondisi kerja institusi yudisial tersebut dan apakah sanlsi hukumnya
menurut Islam?
Jawaban
a. Tebang pilih dalam mengadili pe*ara,baik dalam hal korupsi atarylrr,
yang lain tidak diperbolehkan dalamhukum Islam (haram).
b. Lembaga yudisial boleh mendeponer (menangguhkan) menindak
koruptor, selama ada perkara yafig dipertimbangkan statusnya lebih
urgen (ptettrng) dan harus didahulukan. Akan tetapi jika dilepaskan
secara total maka tidak boleh.
c. Tidak wajar (tidakboleh/haram). Dan yang harus bertanggungjawab
adalah pemmintah. Sedangkan santrsinya ialah sampai pada pemecatan.

Dasar Pengambilan Hukum


a. Bada' i' as- Sulk fi Thaba' i' al-Mulk, I / 19 I -193 :
9-

rf .sii Ui:i'rr: Si.iii+ui:l Ij.rI\ d- ptlJr dr +\31 ii-i::r


"w$s1#,*W H:"&^*i iG .JP\fPA\ltuJl b 4t O
';A
:y *b ,,Yt ,W ill,rlr iL *,;:; is ,1uV';i'+ lrl &
',-* y'jy$l &ii tit! )gtS,?:"';i d|'"e!{UJl i;r-r:,f3 4#
i^;:ra?qlr tu *-*,*}tg4 $EJt ii-i:J iu'; .J;1t t;+:+\; \i+

*x:, |\ $LL-pr +4 "t;1r


:'JizZ ,i\3 .:aa<)G', r'* a:u"..u
JJ---)--.J
^::"iiir
Jer .eb ,:a;ic ?\ ;t ,y 4V ril dtF ,:a+ic
^$b +>ljt

BM lVaqi'iyah Bangkalan 2007


i'r:iv :a4)t, ";r1stii;g,f.i1r d4.; ,"- u:.6t ,tfu t{'a\ #i &
oi itri \tL\1., +dir ;t t',irrrtr \i:) #\;j &b-r qt b 33x
2 "' ' "'' SIS
d.-> '\/'/'\- ,r^J;
eQ;-,1+ iys,{Fi\,r*
ey;iJt 6ra.l, J\]r tr *t.is'r,43 #U, --=---
iUr e{fr -b.;;
,:."t.= ,!)\
^'rrr-.-jl bt
(Masalah kedua) termasuk kebijakan politik dalam hukum pemerintahan
(sultaniyah) yaitu disegerakan dalam satu kesempatan dan diakhirkan
dalam kesempatan yanglain, karena dr dalamnya terdapat faidah yang
dimaksud hasilnya. Sebagian ulama berkata: "Hendaklah hukuman kamu
disegerakan atau diakhirkan hingga orang yang selamat darinya menyangka
sungguh itu merupakan kebijakan, hingga ia tidak berani melakukan semisal
pekerj aannya, sebab takut dari hukumannya. " Saya berkata, bentuk-bentuk
faidah dalam ha1 itu bervariasi, orarLg yang melihatnya dengan kearifan
akan berpedoman pada sesuatu yang dituntut oleh waktu dan kondisi.
b. At-Tahrir wa at-Tanwir,'\r / 54:

+4-,rr ti"z-ai e is $;t;G, W\,&rluj'$ Wrair qir;


ol, r)* ii .srar Fi5 v3 4, i;i 'aC r;5 3i $; H rL cbj\r3

)i-'L\p-,,)ja! rlit
-,v ;r,ralt1;p t#q 0K anr 3F \i"f iv*
ySr& J6j.it
,* ..si' ;ii!;"'ir il ,tAt'rit;J\ 9)uu. b #
't:$
e-iG ?$ 3l,3lr, lii*.rt t;t:>i, oLL\ J. i*;ll *>rAtlitiAl e X-,6
^r !j;: )w iLA U\ * 5s
qt e oGyg,?_l*} o+ir
Wahai olang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. jika ia kaya ataupun miskin,
Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafiu sebab ingin menyfunpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar-
balikkan (kata-kata) atau mggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. Daiperintahberbuat
adll dalam kondisi-kondisi tertentu dalambergarl dengan anak-anak
yatim danpara perempuan berprndahpadapeintah adfl, dalam segala
kondisi danyang menyamainya dari persaksian yangterladi, karena
sungguh keadilan dalam hukum dan mendatangi persaksian dengan
hak adalah tiang kebaikan kemasyarakatan islami danberpaling dari
hal itu walau hanya sejarak ujung jartmaka menarik pada kerusakan
yangberantai.

NU Meniawab 695
c. Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh,Y\/779:
jrj\ j! ;rir p';,.Li f*rr ,j+" ;r& j*;:r ';jJt-ltt iui au-rr
"ir'1,
"'"i'i' -"-"'- -"'i-\ i;uir i;5i JixI l.; u(
.c..;iJl a;

- i; ++-e =.,,+J -i.r!r 4k t)i F #";i;', *i


*S

4;t ?j '+r\ ;L: .l+ ;rrr orj e* ++ J+2"He €4\,i3'

e\ # -;; gits si t:l: ,f; G/r\


a\ 4L r"J,ui i.r;; t ;*
a\ r6a J"M Ui *{; q'L+\1 J\ i
Ke setaraandi hadap an undang-un dang: Keadilan dengan maknany a
yang mencakup permulaafiyangterkenal sekarang. Karena keadilan itu,
sebagaimana kita jelaskan menuntut persamaan dalam muamalah, qadla',
hak-hak, kepemilikan harta-benda dan keburukan. Abu Bakar +,, telah
mengungkapkan hal itu dengan ucapannya: "Yang lemah menurut kalian,
itu kuat menurutku hingga aku akan mengambil hak untuknya. Yang kuat
menurut kalian itu yang lemah menurutku hingga aku akan mengambil hak
darinya, insyaAllah". Dalam Risalah Umar yang terkenal karya Abu Hasan
al-Asy'ari: "Tanamkanlah di antara manusia dalam dirimu, keadilanmu,
majlismu hingga orang mulia tidak mengharap kesewenang-wefianganmu dan
orang lemah tidak putus asa dalam keadilanmu. " Sungguh Rasuiullah iE
melawan rpaya unfuk membedakan di antara manusia di depan qadla'
dan syariat. Laiu Rasulullah & bersabda dalam hadits yang diriwayatkan
oleh al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah ,A.".'. "Sungguh umat manusia
sebelum kalian rusak karena sungguh ketika seorang yang mulia mencuri di
lingkungan mereka, maka mereka meninggalkannya. Sedang apabila orang
yang leruah menctsi di lingkungan mereka, maka mereka menegakkan had
padanya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad dalam kuasa-Nya, jika Fatimah
binti Muhammad benar-benar mencttri, maka sttngguh aku akan memoiong
tangannya."
d. Al-Wasirh,YII/295:
'.8\ l;-c lr__
t) "Hq';1
-JJ +- "o'l
.) ,i:,Y'&LiJ\
j; pu;r5 )A\ lr f- ^*\tt

696 BM Waqi'iyah Bangkalan 2007


b * \:l W 'j fr! *;' p-Erb FilK q{it & xi ts';i )q*
t\ rp)\
Kedua, kebolehan azl (rnemecat); rmamboleh memakzukat qadliblla
terdapat aLasattepatyafig menuntutnya, darr cukup drgaan yang kuat.
Apabtla tidak jelas sebabnya, makapemecatan dengan orafigyang lebih
L:;tama itu berlaku. Jika memecatnya dengan orarlgyangbawaharrrlya,
maka tidak berlaku menurut pendapat al-adhhar. Sedangkan apablTa
mernecatnya dengan orafig sederajat maka terdapat dua wajah. Al-Imam
memilih pemecatarL itu berlaku dalam segala kondisi, karenakadang
rnenurut pandatgan imam orang yang di bawahnya justru maslahah
untuk ral<yat. Ya,betar demikian akan tetapi antara Imam dan A1lah,
dia tidak boleh memecat kecuali karena maslahat muslimin. Apabila
menentang maslahat itu maka durhaka, akantetapipemecatan itu pantas
berlanjut sebab sungguh hal tersebut menarik kerusakan dalam putusan-
putusan. (Sub) Sekra pemecatan itu berlanjut, apakah tergantung dengan
sarnpainya kkabai? ada d:ua petdapat; pettama, sungguh terdapat d:ua
qaul, sebagaimana wakil. Kedua, memutuskan bahwa sungguh tidak
terrnakztikan karena akan b er damp ak ne gatif.

NU Menfawab 697
KEPUTUSAN BAHTSUL MASAIL
PWNU JAWA TIMUR
di PP Zainrul Hasan Genggong Probolinggo
2l-23 Syawal 1428H/02-04November 2007 M

325. Respon Terhadap M*nkarat


326. Suntikan Formalin pada Mayat Manusia
327. Khilafah dan Fomralisasi Syai'ah
328. Perubahan Agama Suami
329. Rentenir Non Perbankan
330. Salafi Sebagai Model Beragama dan Berbudaya
331. PerluasanMas'a (Tempat Sa'r)
325. Respon Terhadap Munkarat
Deskripsi Masalah
Corak kebhinekaan agama di Indonesia melahirkan kesenjangan
obyek perbuatan yang dinilai mtmknr dmt ma'shiyatbesar jusffu dipandang
bagqan daririt:ual agarnatertentu atau ekspresi budaya lokal. Pelanggaran
nofina agama berkategori "fosiq" tidak tersentuh sanksi hukum rLegara.
Kerancuan tersebut memaksa setiap muslim Indonesia menerapkan
double standard.

Pertanyaan
a. Bagatmana pedoman dalam menilai sezuatu itu tergolong "muflkarat"
bagi seorang musiim di Indonesia?
b. Masih perlukah NU sebagai Jam'iyah mengagendakan program nnhyi /
taghyirterhadapkemunkaran?
Jawaban
a. Sesuatu itu tergolong "munkarat" apabtla:
1) Ucapan atau perbuatanyang tidak diridhai Allah, baikberupa
makruhat atat muharcamat.
2) Dlingkari kebenarannya oleh syari'at Islam.
3) Jelek menurut syari'at Isiam.
b. Masih perlu, bahkan wajib dengan merumuskan metode taghyirul
munkaryangartf danbijaksana, yang sesuai dengan firman Allah dH.
Sedangkan tatanan bentuk taghyimya adalah +J!, oLJJ! atau .JIJL
agar idakmenimbulkan mafsadah yang lebih besar dari kemunkaran
tersebut yang dr arfiaraflya adalah:
1 ) Tidak menimbulk an ffinah.

2) T ldak menyebabkan pembunuhan.


3) Tidak mengakibatkan kerusakan.
4) Tidak menyebabkan disintegrasi bangsa.
5) Tidak menyesatk an kepada umat.
6) Terciptanya ketidakstabilan sebuah tataflarl Dan lain-lain.
Dasar Pengambilan Hukum
a. Hadits Riwayat Muslim:

q()r -1;;\';)
Barangsiap a di antarakalian melihat kemunkaran maka ubahlah dengan

BM lYaqityah Probolinggo 2007

Anda mungkin juga menyukai