Anda di halaman 1dari 5

Manfaat Rendaman Daun Ketapang Kering Untuk Pertumbuhan Akar Tanaman

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis dengan banyak keanekaragaman tanaman. Berbagai
macam tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat bahkan hanya sekedar hiasan
untuk memperindah ruangan maupun halaman. Salah satu tanaman yang sering dijumpai di
Indonesia adalah Pohon Ketapang atau Teriminalia catappa. Pohon ini mudah beradaptasi
dengan lingkungan sehingga bisa tumbuh dimana saja. Batang, biji, atau daun dari tanaman ini
dapat dimanfaatkan. Pohon Ketapang memiliki daun berwarna merah muda hingga kuning merah
sebelum jatuh. Ketika daun mengering maka akan jatuh dan berserakan di sekitar pohon tumbuh.
Tumbuhan ini bisa bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering, karena Ketapang hanya
menggugurkan daunnya dua kali dalam satu tahun. Daun yang berguguran dan berserakan belum
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga permasalahan yang muncul berupa sampah daun
ketapang yang melimpah dan menumpuk. Daun Ketapang biasanya hanya dikumpulkan dan
menjadi sampah tak berguna, atau digunakan sebagai pupuk kompos padat.
Pupuk menjadi salah satu unsur keberhasilan tumbuhan berkembang dengan baik dan
subur. Pembuatan pupuk bisa menggunakan bioaktivator berupa mikroorganisme lokal (MOL).
Salah satunya yang berbahan dasar daun Ketapang dengan variasi pengadukan. Daun Ketapang
dipilih karena pohonnya banyak ditemui di Indonesia, sehingga tidak sulit dan terbatas dalam
mencari bahan baku. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,
seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat
dan cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik
merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibandingkan dengan bahan pembenah
lainnya. Pada umumnya nilai pupuk yang dikandung pupuk organik terutama unsur makro
nitrogen (N), Fosfor (P), dan kalium (K) rendah, tetapi pupuk organik juga mengandung unsur
mikro esensial lain. Pupuk organik mampu memacu dan meningkatkan populasi mikrobia di
dalam tanah jauh lebih besar dari pada hanya memberikan pupuk kimia.
Salah satu pupuk organik yang sangat baik digunakan adalah daun Ketapang. Daun
Ketapang memiliki jumlah yang cukup banyak dan jarang dimanfaatkan daun keringnya. Daun
Ketapang memiliki unsur kandungan Nitrogen sebesar 3,92 % sebelum terjadi pengomposan.
Tujuan dari pengomposan daun Ketapang ini adalah untuk mengurai bentuk daun yang kering
menjadi pupuk organik dimana dapat bermanfaat dalam menambah unsur hara pada tanah
terutama unsur nitrogen. Maka kompos daun Ketapang sangat baik di gunakan pada tanaman
hortikultura.
Dengan pemberian pupuk organik berupa rendaman daun Ketapang diharapkan dapat
bermanfaat untuk membantu pertumbuhan akar pada tanaman. Berdasarkan uraian di atas,
penulis perlu melakukan karya ilmiah lebih lanjut untuk memperkuat argumen tersebut dengan
judul “Manfaat Rendaman Daun Ketapang Kering Untuk Pertumbuhan Akar Tanaman”
B. Tujuan Karya Ilmiah
Adapun tujuan dari karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui manfaat rendaman daun
ketapang kering untuk pertumbuhan akar tanaman.
C. Manfaat Karya Ilmiah
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memanfaatkan bahan organik seperti
daun kering yang dianggap tidak berguna untuk dijadikan pupuk organik cair.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Daun Ketapang
Ketapang  (Terminalia catappa) adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang.
Lekas tumbuh dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat, ketapang kerap dijadikan pohon
peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara.
Namun pada wilayah Sumatra dan Kalimantan pohon ketapang jarang ditemukan. Pohon ini
biasa ditanam di Australia bagian utara dan Polinesia, India, Pakistan, Madagaskar, Afrika Timur
dan Afrika Barat, Amerika Tengah, serta Amerika Selatan. Pohon ketapang kerap ditanam
sebagai pohon peneduh di taman ataupun pinggir jalan. Pohon ketapang mempunyai bentuk
cabang dan tajuk yang khas. abangnya mendatar dan tajuknya bertingkat-tingkat mirip struktur
pagoda.
Terminalia catappa cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian
sekitar 400 m. Ketapang menggugurkan daunnya dua kali dalam satu tahun, sehingga tumbuhan
ini bisa bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Buahnya yang memiliki lapisan gabus
dapat terapung-apung di air sungai dan laut hingga berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat
yang cocok. Buahnya juga disebarkan oleh kelelawar.
Tabel 1. Klasifikasi Tanaman Ketapang
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Devisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Ordo Myrtales
Famili Combretaceae
Genus Terminalia
Spesies T. catappa

Tanaman ketapang sering digunakan untuk ramuan tradisional. Diantaranya dapat


dipergunakan untuk mengobati diare, radang perut, hipertensi, rematik sendi, disentri, lepra,
kudis, dan penyakit kulit lainnya. Bagian tumbuhan ketapang khususnya daun selain untuk obat
kulit daun ketapang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan pH air tawar dan menyerap zat-zat
kimia yang terdapat pada air tawar. Zat-zat yang terdapat pada daun ketapang seperti asam
humat, tanin dan antosianin. Asam humat adalah zat organik yang memiliki struktur molekul
dengan berat molekul tinggi (makromolekul) yang mengandung gugus aktif. Asam humat
terbentuk melalui proses fisika, kimia dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan
maupun hewan melalui proses humifikas. Tanin dan antosianin adalah pigmen yang terdapat
pada daun ketapang. Daun ketapang memiliki 2 pigmen tetapi yang lebih doniman adalah
pigmen tannin.
Daun lengkap adalah daun yang terdiri atas pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamina). Daun ketapang (Terminalia catappa) termasuk daun yang tidak
lengkap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Daun Ketapang
B. Pupuk Organik
Pupuk merupakan kunci kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur menggantikan
unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah
(pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Secara umum pupuk hanya dibagi dalam dua kelompok
berdasarkan asalnya, yaitu pupuk anorganik seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-36 (pupuk P),
KCL (pupuk K), dan pupuk organik seperti pupuk kendang, kompok, humus, dan pupuk hijau
(Khairunisa, 2015).
Kelebihan pupuk organik adalah mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, tetapi
jumlahnya sedikit, dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi gembur, memiliki
daya simpan air (water holding capacity) yang tinggi, tanaman lebih tahan terhadap serangan
penyakit, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan, memiliki residual
effect yang positif, sehingga tanaman yang ditanam pada musim berikutnya tetap bagus
pertumbuhan dan produktivitasnya (Hadisuwito, 2012 dalam khairunisa, 2015)
Kelemahan pupuk organik yang berupa padatan memiliki kuantitas yang besar, sehingga
biaya pengangkutannya lebih mahal, kecepatan penyerapan unsur hara oleh tanaman lebih lama
dibandingkan dengan penyerapan unsur hara dari pupuk anorganik (parnata, 2010 dalam
khairunisa 2015)
Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan organic. Penggunaan pupuk
kompos dapat menambah unsur hara dalam tanah terutama unsur Nitrogen (N), Fosfor (P) dan
Kalium (K) yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, memperbaiki sifat
kimiawi tanah sehingga unsur hara yang tersedia di dalam tanah lebih mudah di serap oleh
tanaman, dan mempertinggi daya ikat tanah terhadap unsur hara sehingga mudah larut dalam air
(Hadisuwito, 2012). Kompos memiliki hara makro maupun mikri yang dibutuhkan tanaman
untuk pertumbuhan dan produksi, serta memperbaiki fisik tanah seperti struktur tanah, tekstur
tanah, aerasi dan draenase tanah, suhu tanah, mempertinggi daya ikat tanah terhadap hara, dan
dapat memperbiaki kehidupan mikroorganisme di dalam tanah (Arifin dan Darmanti, 2009).
Menurut (Handayani, 2017) daun Ketapang mengandung nitrogen sebesar 3,92% sebelum
dilakukan pengomposan. Kandungan unsur N dalam daun Ketapang sebesar 3,92% ini
berpotensi untuk penyubur tanaman melalui proses pengomposan. Salah satu bahan alami yang
berpotensi sebagai bahan anti bakteri adalah daun Ketapang.
Pupuk kompos memiliki manfaat pada aspek ekonomi, lingkungan, tanah maupun
tanaman, selain aspek ekonomi, pupuk kompos bermanfaat untuk menghemat biaya transfortasi
dan penimbunan limbah sehingga volume limbah berkurang serta mendapatkan nilai jual yang
lebih tinggi dari pada bahan asalnya. Dalam aspek lingkungan, pupuk kompos bermanfaat dalam
mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan sisa-sisa organic, sedangkan dalam aspek bagi
tanah dan tanaman, pupuk kompos mampu meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur
dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah, meningkatkan
aktivitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen),
dan meningkatkan ketersediaan hara (Pasaribu, 2019).

BAB III
BAHAN DAN METODE

Anda mungkin juga menyukai