Anda di halaman 1dari 8

KARYA ILMIAH

MANFAAT RENDAMAN DAUN KETAPANG KERING


UNTUK PERTUMBUHAN AKAR TANAMAN

1. Zahra Natasya (Kelas 8.3)


2. Khairunnisa (Kelas 8.1)
3. Maya Sitepu (Kelas 7.1)

SMPN 2 TEMBILAHAN
2023

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis dengan banyak keanekaragaman tanaman. Berbagai ma
cam tanaman dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat bahkan hanya sekedar hiasan untu
k memperindah ruangan maupun halaman. Salah satu tanaman yang sering dijumpai di Indonesia
adalah Pohon Ketapang atau Teriminalia catappa. Pohon ini mudah beradaptasi dengan lingkung
an sehingga bisa tumbuh dimana saja. Batang, biji, atau daun dari tanaman ini dapat dimanfaatka
n. Pohon Ketapang memiliki daun berwarna merah muda hingga kuning merah sebelum jatuh. K
etika daun mengering maka akan jatuh dan berserakan di sekitar pohon tumbuh.
Tumbuhan ini bisa bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering, karena Ketapang hanya
menggugurkan daunnya dua kali dalam satu tahun. Daun yang berguguran dan berserakan belum
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga permasalahan yang muncul berupa sampah daun
ketapang yang melimpah dan menumpuk. Daun Ketapang biasanya hanya dikumpulkan dan men
jadi sampah tak berguna, atau digunakan sebagai pupuk kompos padat.
Pupuk menjadi salah satu unsur keberhasilan tumbuhan berkembang dengan baik dan subu
r. Pembuatan pupuk bisa menggunakan bioaktivator berupa mikroorganisme lokal (MOL). Salah
satunya yang berbahan dasar daun Ketapang dengan variasi pengadukan. Daun Ketapang dipilih
karena pohonnya banyak ditemui di Indonesia, sehingga tidak sulit dan terbatas dalam mencari b
ahan baku. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapu
kan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat dan cair yang
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik merupakan ba
han pembenah tanah yang paling baik dibandingkan dengan bahan pembenah lainnya. Pada umu
mnya nilai pupuk yang dikandung pupuk organik terutama unsur makro nitrogen (N), Fosfor (P),
dan kalium (K) rendah, tetapi pupuk organik juga mengandung unsur mikro esensial lain. Pupuk
organik mampu memacu dan meningkatkan populasi mikrobia di dalam tanah jauh lebih besar da
ri pada hanya memberikan pupuk kimia.
Salah satu pupuk organik yang sangat baik digunakan adalah daun Ketapang. Daun Ketapa
ng memiliki jumlah yang cukup banyak dan jarang dimanfaatkan daun keringnya. Daun Ketapan
g memiliki unsur kandungan Nitrogen sebesar 3,92 % sebelum terjadi pengomposan. Tujuan dari

1
pengomposan daun Ketapang ini adalah untuk mengurai bentuk daun yang kering menjadi pupuk
organik dimana dapat bermanfaat dalam menambah unsur hara pada tanah terutama unsur nitrog
en. Maka kompos daun Ketapang sangat baik di gunakan pada tanaman hortikultura.
Dengan pemberian pupuk organik berupa rendaman daun Ketapang diharapkan dapat berm
anfaat untuk membantu pertumbuhan akar pada tanaman. Berdasarkan uraian di atas, penulis perl
u melakukan karya ilmiah lebih lanjut untuk memperkuat argumen tersebut dengan judul “Manfa
at Rendaman Daun Ketapang Kering Untuk Pertumbuhan Akar Tanaman”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apa manfaat rendaman daun ketapang keri
ng untuk pertumbuhan akar tanaman?”.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat rendaman daun ketapa
ng kering untuk pertumbuhan akar tanaman.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memanfaatkan bahan organik seperti da
un kering yang dianggap tidak berguna untuk dijadikan pupuk organik cair.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Daun Ketapang
Ketapang  (Terminalia catappa) adalah nama sejenis pohon tepi pantai yang rindang. Lek
as tumbuh dan membentuk tajuk indah bertingkat-tingkat, ketapang kerap dijadikan pohon pened
uh di taman-taman dan tepi jalan. Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara. Namun pa
da wilayah Sumatra dan Kalimantan pohon ketapang jarang ditemukan. Pohon ini biasa ditanam
di Australia bagian utara dan Polinesia, India, Pakistan, Madagaskar, Afrika Timur dan Afrika B
arat, Amerika Tengah, serta Amerika Selatan. Pohon ketapang kerap ditanam sebagai pohon pen
eduh di taman ataupun pinggir jalan. Pohon ketapang mempunyai bentuk cabang dan tajuk yang
khas. abangnya mendatar dan tajuknya bertingkat-tingkat mirip struktur pagoda.
Terminalia catappa cocok dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekita
r 400 m. Ketapang menggugurkan daunnya dua kali dalam satu tahun, sehingga tumbuhan ini bis
a bertahan menghadapi bulan-bulan yang kering. Buahnya yang memiliki lapisan gabus dapat ter

2
apung-apung di air sungai dan laut hingga berbulan-bulan, sebelum tumbuh di tempat yang coco
k. Buahnya juga disebarkan oleh kelelawar.
Tabel 1. Klasifikasi Tanaman Ketapang
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Devisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Class Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Ordo Myrtales
Famili Combretaceae
Genus Terminalia
Spesies T. catappa

Tanaman ketapang sering digunakan untuk ramuan tradisional. Diantaranya dapat dipergun
akan untuk mengobati diare, radang perut, hipertensi, rematik sendi, disentri, lepra, kudis, dan pe
nyakit kulit lainnya. Bagian tumbuhan ketapang khususnya daun selain untuk obat kulit daun ket
apang dapat dimanfaatkan untuk menurunkan pH air tawar dan menyerap zat-zat kimia yang terd
apat pada air tawar. Zat-zat yang terdapat pada daun ketapang seperti asam humat, tanin dan anto
sianin. Asam humat adalah zat organik yang memiliki struktur molekul dengan berat molekul tin
ggi (makromolekul) yang mengandung gugus aktif. Asam humat terbentuk melalui proses fisika,
kimia dan biologi dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan maupun hewan melalui proses h
umifikas. Tanin dan antosianin adalah pigmen yang terdapat pada daun ketapang. Daun ketapang
memiliki 2 pigmen tetapi yang lebih doniman adalah pigmen tannin.
Daun lengkap adalah daun yang terdiri atas pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamina). Daun ketapang (Terminalia catappa) termasuk daun yang tidak lengk
ap karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), untuk lebih jelasny
a dapat dilihat pada gambar 1.

3
Gambar 1. Daun Ketapang
2.2 Pupuk Organik
Pupuk merupakan kunci kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur menggantikan
unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah
(pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Secara umum pupuk hanya dibagi dalam dua kelompok
berdasarkan asalnya, yaitu pupuk anorganik seperti urea (pupuk N), TSP atau SP-36 (pupuk P),
KCL (pupuk K), dan pupuk organik seperti pupuk kendang, kompok, humus, dan pupuk hijau (K
hairunisa, 2015).
Kelebihan pupuk organik adalah mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, tetapi
jumlahnya sedikit, dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga tanah menjadi gembur, memiliki
daya simpan air (water holding capacity) yang tinggi, tanaman lebih tahan terhadap serangan pen
yakit, meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang menguntungkan, memiliki residual eff
ect yang positif, sehingga tanaman yang ditanam pada musim berikutnya tetap bagus pertumbuha
n dan produktivitasnya (Hadisuwito, 2012 dalam khairunisa, 2015)
Kelemahan pupuk organik yang berupa padatan memiliki kuantitas yang besar, sehingga bi
aya pengangkutannya lebih mahal, kecepatan penyerapan unsur hara oleh tanaman lebih lama di
bandingkan dengan penyerapan unsur hara dari pupuk anorganik (parnata, 2010 dalam khairunis
a 2015)
Pupuk kompos adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa bahan organic. Penggunaan pupuk
kompos dapat menambah unsur hara dalam tanah terutama unsur Nitrogen (N), Fosfor (P) dan K
alium (K) yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, memperbaiki sifat ki
miawi tanah sehingga unsur hara yang tersedia di dalam tanah lebih mudah di serap oleh tanama

4
n, dan mempertinggi daya ikat tanah terhadap unsur hara sehingga mudah larut dalam air (Hadis
uwito, 2012). Kompos memiliki hara makro maupun mikri yang dibutuhkan tanaman untuk pertu
mbuhan dan produksi, serta memperbaiki fisik tanah seperti struktur tanah, tekstur tanah, aerasi d
an draenase tanah, suhu tanah, mempertinggi daya ikat tanah terhadap hara, dan dapat memperbi
aki kehidupan mikroorganisme di dalam tanah (Astuti dan Darmanti, 2010).
Menurut (Handayani, 2017) daun Ketapang mengandung nitrogen sebesar 3,92% sebelum
dilakukan pengomposan. Kandungan unsur N dalam daun Ketapang sebesar 3,92% ini berpotens
i untuk penyubur tanaman melalui proses pengomposan. Salah satu bahan alami yang berpotensi
sebagai bahan anti bakteri adalah daun Ketapang.
Pupuk kompos memiliki manfaat pada aspek ekonomi, lingkungan, tanah maupun tanaman
selain aspek ekonomi, pupuk kompos bermanfaat untuk menghemat biaya transfortasi dan peni
mbunan limbah sehingga volume limbah berkurang serta mendapatkan nilai jual yang lebih tingg
i dari pada bahan asalnya. Dalam aspek lingkungan, pupuk kompos bermanfaat dalam menguran
gi kebutuhan lahan untuk penimbunan sisa-sisa organic, sedangkan dalam aspek bagi tanah dan t
anaman, pupuk kompos mampu meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan karak
teristik tanah, meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah, meningkatkan aktivitas mikrob
a tanah, meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen), dan meningkatka
n ketersediaan hara (Pasaribu, 2019).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Juli – 30 September 2023 yang bertempat di Laborator
ium IPA SMPN 2 Tembilahan.
3.2 Sumber Data, Alat, dan Bahan
Dalam melakukan penelitian ini digunakan dua jenis sumber data yang dibedakan berdasar
kan cara mendapatkannya yaitu :
a. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan dan peng
amatan atau wawancara yang dilakukan secara langsung kepada pengguna website Halua
n Riau Pekanbaru.

5
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari objek penelitian. Seperti buku/literat
ure yang berkaitan dengan evaluasi serta jurnal ilmiah, informasi web, blog yang berhubu
ngan dengan penelitian
Alat : Baskom, Gelas ukur, Pengaduk
Bahan : Daun Ketapang Kering dan Air
3.3 Metode Pemerolehan Data

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

6
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, T. dan S. Darmanti. 2010. Perkembangan Serat Batang Rosella (Hibicus sabdariffa var.
Sabdariffa) dengan Perlakuan Naungan dan Volume Penyiraman yang Berbeda. Buletin
Anatomi dan Fisiologi. XVIII (2). Universitas Diponegoro. Semarang.
Handayani, Y. N. 2017. Pengaruh Komposisi Pupuk KOmpos Berbagan Daun Ketapang
(Terminalia catappa L.), Pupuk Kandang, Dedak dan Dolomite terhadap Pertumbuhan
Bayam Cabut (amaranthus tricolor). Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Khairunisa. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik, Anorganik dan Kombinasinya terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica juncea L). Skripsi. Jurusan Biologi.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Pasaribu, M.Y. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Plus terhadap Pertumbuhan Tanaman
Sawi Pakcoy (Brasicca rapa L.) Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai