Anda di halaman 1dari 4

1.4.a.2. Pendahuluan - Modul 1.

4
Kompetensi Lulusan yang Dituju

Modul ini diharapkan berkontribusi untuk mencapai kompetensi lulusan sebagai berikut:

 Guru Penggerak memahami pentingnya mengetahui kebutuhan belajar dan


lingkungan yang memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan
kompetensinya secara aman dan nyaman.
 Guru Penggerak mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama
mengembangkan dan mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan
berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal.

1.4.a.2. Pendahuluan - Modul 1.4


Capaian Pembelajaran Umum

Secara umum, capaian modul ini adalah:

 Memahami konsep pendidikan menurut  Ki  Hajar  Dewantara  dihubungkan dengan


konsep budaya dan lingkungan positif di sekolah yang berpihak pada murid.
 Melakukan evaluasi dan refleksi tentang praktik disiplin dalam pendidikan Indonesia
secara umum untuk mendapatkan pemahaman baru mengenai konsep disiplin
positif untuk menciptakan murid dengan profil pelajar Pancasila.
 Memahami peran sebagai guru untuk membangun budaya positif
dengan menerapkan konsep disiplin positif dalam berinteraksi dengan murid.

1.4.a.2. Pendahuluan - Modul 1.4


Capaian Pembelajaran Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi guru penggerak yang
mampu:

 Menjelaskan konsep budaya positif yang berdasarkan pada konsep perubahan


paradigma stimulus respons  ke teori kontrol serta nilai-nilai kebajikan universal yang
dijabarkan penerapannya pada modul ini. 
 Menjelaskan konsep makna disiplin, keyakinan kelas, hukuman dan penghargaan, 5
kebutuhan dasar manusia, Restitusi dengan 5 posisi kontrol guru serta segitiga
restitusi dan menerapkannya dalam  ekosistem sekolah yang  aman, dan berpihak
pada murid. 
 Menyusun strategi-strategi aksi nyata yang efektif dengan mewujudkan kolaborasi
beserta seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif
yang  dapat mengembangkan karakter murid.
 Menganalisis secara reflektif dan kritis penerapan budaya positif di sekolah dan
mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan murid.

Halaman Sebelumnya
 
Halaman Selanjutnya

Mulai dari Diri

CGP mengamati bagaimana sistem rancangan di sekolah masing-masing dapat


menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia,
mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Eksplorasi Konsep

2.1 Disiplin Positif dan Nilai Kebajikan Universal

CGP dapat menjelaskan makna ‘kontrol’ dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser
serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan
perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol. Berikutnya CGP dapat
menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati penerapannya di lingkungannya,
serta kaitan Teori Kontrol. CGP juga diharapkan dapat menjelaskan pentingnya memilih
dan menentukan nilai-nilai kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga
sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif.

2.2 Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi

CGP dapat menjelaskan konsep teori motivasi, hukuman dan penghargaan, dan
pendekatan restitusi. Selain itu, CGP dapat melakukan pengamatan dan peninjauan
atas praktik penerapan konsep-konsep tersebut di lingkungannya sendiri.

2.3 Keyakinan Kelas

CGP dapat menganalisis pentingnya memiliki keyakinan sekolah/kelas sebagai fondasi


dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam
memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas. CGP juga
dapat menjelaskan proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan
kelas.

2.4  Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

CGP dapat menjelaskan kebutuhan dasar yang menjadi motif dari tindakan manusia
baik murid maupun guru. Selain itu, CGP dapat menganalisis dampak tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap pelanggaran peraturan dan tindakan yang tidak
sesuai dengan nilai kebajikan. Berikutnya CGP dapat mengidentifikasi peran dan
sekolah guru dalam upayanya menciptakan lingkungan belajar dan pemenuhan
kebutuhan anak yang beragam.

2.5   Restitusi: 5 Posisi Kontrol

CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan
dampaknya untuk murid-muridnya. Berikutnya CGP dapat memahami dan menerapkan
disiplin restitusi di posisi Manajer, minimal pemantau agar dapat menghasilkan murid
yang bertanggung jawab, mandiri dan merdeka.

2. 6   Restitusi: Segitiga Restitusi

CGP menjelaskan restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada
murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah. Kemudian CGP dapat menerapkan
restitusi dalam membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka. CGP
juga diharapkan dapat menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis penerapan disiplin
positif di lingkungannya.

Ruang Kolaborasi

Dalam kelompok, CGP akan menganalisis kasus-kasus yang tersedia dalam LMS
berdasarkan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.  CGP akan
mendiskusikan strategi-strategi agar konsep-konsep dalam disiplin positif dapat menjadi
standar tindak lanjut kasus pelanggaran disiplin di sekolahnya. Mereka akan
mempresentasikan hasil analisisnya secara sinkronus, dan kelompok lain akan
menanggapi.

Demonstrasi Kontekstual

CGP mampu melakukan praktik segitiga restitusi dengan murid di sekolahnya.

Elaborasi Pemahaman

Setelah berdiskusi bersama instruktur, CGP mendemonstrasikan pemahamannya


secara lebih mendalam mengenai konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif.

Koneksi Antar Materi

CGP membuat keterkaitan konsep budaya positif dengan materi pada sebelumnya yaitu
modul 1.1, 1.2 dan 1.3 sehingga dapat mulai menyusun langkah dan strategi yang lebih
efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah.

Aksi Nyata
CGP akan menyampaikan kepada para pemangku kepentingan di sekolahnya
mengenai perubahan paradigma dan penerapan strategi disiplin positif di sekolah
masing-masing agar dapat menciptakan budaya positif. Diharapkan kegiatan ini akan
membantu murid belajar dengan aman dan nyaman sehingga dapat meraih
keselamatan dan kebahagiaan, sebagaimana disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara
mengenai tujuan utama pendidikan.

Apakah hubungan antara menciptakan suasana yang positif dengan proses pembelajaran yang berpihak
pada murid? tentu sangat berhubungan jika kita menciptakan suasana yang positif dalam proses belajar
mengajar maka akan terbentuklah proses belajar yang menyenangkan, aman dan nyaman bagi murid
yang akan membantu untuk meningkatkan semangat belajar dan berkreativitas mereka, seiring dengan
ini kita juga perlu membentuk karakter murid agar tercipta karakter yang baik maka dari itu proses
pembelajaran harus beriringan dengan pembangunan lingkungan positif. Dua hal ini saling berkaitan
guna mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai dengan
filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Anda mungkin juga menyukai