Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN

HASIL BELAJAR

Makalah Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran

Dosen Pengampu: Pepi Nuroniah, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 8:

Fika Faradila (2108118)

Hudaifah (2108128)

Lea Sartika (2109215)

Mernissi Rosyidayanti (2108718)

Kelas: 4B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS DAERAH SERANG

2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI

A. HASIL BELAJAR
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di
sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara
sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut 21 dengan proses
belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar
siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Menurut (Sudjana,
2012: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam Depdiknas, 2012: 125) mengemukakan
bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif
yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.

Gagne (dalam Sudjana, 2012: 22) mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi
lima macam antara lain: (1) hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari
sistem lingsikolastik; (2) strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan berfikir seseorang
dalam arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan 22 masalah; (3) sikap dan
nilai, berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana
disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian; (4) informasi
verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan (5) keterampilan motorik yaitu
kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta memprestasikan konsep dan
lambang.

B. FUNGSI HASIL BELAJAR


Berdasarkan keterangan dari Suryabrata “2001” mengemukakan sejumlah fungsi evaluasi
dalam proses edukasi yaitu:
1. Dasar Psikologis
Seseorang perlu menyadari kemajuannya menuju tujuannya agar dapat berfungsi
secara psikologis. Dua perspektif, yaitu siswa dan pendidik, dapat diambil pada masalah
kebutuhan psikologis untuk mengetahui hasil dari pekerjaan yang telah dilakukannya.
Dari Segi Anak Didik
Dengan penilaian guru terhadap hasil belajar yang telah dicapai, anak merasa
memiliki pegangan, memiliki pedoman, dan dapat hidup dengan pasti. Anak-anak biasanya
dibimbing oleh orang dewasa dalam menilai sikap dan perilakunya. Seorang anak juga perlu
mengetahui bagaimana pandangan teman-temannya terhadap dirinya, termasuk apakah
mereka menganggapnya sebagai “anak yang pintar dan sebagainya”.
Dari Segi Pendidik
Seorang pendidik profesional perlu menyadari hasil pekerjaannya sehingga ia dapat
memimpin upaya di masa depan.
2. Dasar Didaktis
Dari Segi Anak Didik
Tes prestasi belajar memungkinkan siswa untuk menemukan kekuatan dan kelemahan
mereka sehingga mereka dapat menggunakan informasi ini untuk meningkatkan prestasi
mereka. Menyadari kemajuan yang dibuat biasanya merupakan pengaruh positif pada
pencapaian masa depan.
Dari Segi Pendidik
Seorang guru dapat menilai tingkat kekurangan dan kelebihan pengajarannya dengan
menggunakan tes hasil belajar. Guru akan lebih mampu mengevaluasi upaya masa depan
mereka jika mereka menyadari kekuatan dan kesalahan pengajaran mereka. Tes hasil belajar
juga membantu guru dalam menentukan kesiapan siswanya, memahami situasi anak di
kelasnya, menilai siswa saat membentuk kelompok, membantu guru memodifikasi teknik
pengajarannya, dan membantu guru mengirimkan lebih banyak materi pelatihan.
3. Dasar Administratif
Memberikan informasi agar guru dapat mengevaluasi keadaan anak-anak di kelasnya.
Berikan ringkasan semua hasil bisnis yang dicapai oleh lembaga pendidikan. Ini adalah dasar
bagaimana siswa belajar dan melapor kepada orang tua atau wali mereka yang sah.
C. PRINSIP-PRINSIP HASIL BELAJAR
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan
klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom (dalam Catharina Tri Ani 2012:7-12) secara
garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif harus berurusan dengan kecerdasan seseorang. Siswa yang mencapai
hasil belajar kognitif terlibat dalam aktivitas berpikir seperti mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi.
b. Ranah Afektif
Bakat yang terkait dengan sikap, nilai, perasaan, dan emosi berada dalam domain
afektif. Derajat aspek ini—penerimaan, respons terhadap evaluasi, organisasi, dan
karakterisasi nilai—mulai dari tingkat sederhana dan berlanjut ke tingkat kompleks.
c. Ranah Psikomotor
Kemampuan terkait gerakan otot berada di bawah kategori psikomotorik. Tingkatan
unsur ini meliputi kemampuan gerak refleks pada keterampilan perseptual dasar,
keterampilan bidang fisik mulai dari yang sederhana sampai yang rumit, dan
keterampilan komunikasi nondiskursif yang meliputi gerak ekspresif dan interpretatif.

D. TAHAPAN DALAM HASIL BELAJAR


1. Ingatan (Recall)
Kemampuan siswa untuk mengingat fakta, frase, hukum, dan rumus yang
telah mereka peroleh pada saat ini berfungsi sebagai ukuran hasil belajar. Pada tahap
perkembangan mereka ini, anak-anak dapat mengingat dan mengingat kembali
barang-barang yang sebelumnya telah diperiksa.
2. Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman mengacu pada kemampuan untuk memahami maksud atau
makna dari suatu topik. Oleh karena itu, siswa mampu memahami arti dan tujuan dari
gagasan abstrak selain mengingat atau menghafalnya. Ada tiga tingkat kemampuan
pemahaman. Memahami terjemahan adalah yang utama. Misalnya, siswa membaca
kalimat bahasa Inggris sebelum diminta menerjemahkannya ke dalam bahasa
Iindonesia
Kedua, pengetahuan interpretasi, khususnya kapasitas untuk menarik
kesimpulan yang tepat dari informasi yang diberikan. Misalnya, “2 + 4 x 5 =...” Jika
siswa menjawab dengan 22 bukan 30, mereka telah memahami dengan benar
pengertian operasi aritmatika dan dapat menarik kesimpulan yang akurat tentang data
karena perkalian atau pembagian selalu dilakukan sebelum penjumlahan atau
penjumlahan. Pengurangan dalam matematika.
Ketiga, Pemahaman ekstrapolasi mengacu pada pemahaman siswa karena
mereka secara akurat meramalkan sesuatu sebagai tindak lanjut dari studi kasus yang
telah mereka pelajari sebelumnya. Misalnya, siswa memiliki pemahaman yang kuat
tentang bagaimana air bergerak dari gunung ke dataran rendah. Siswa dapat
memprediksi kapan dataran rendah atau daerah lain akan banjir jika hujan deras terus
menerus.
3. Penerapan (Aplication)
Kemampuan untuk menerapkan mengacu pada kapasitas siswa untuk
mengadaptasi gagasan, teori, undang-undang, pemikiran, formula, atau prinsip ke
keadaan baru untuk mengatasi tantangan dalam keadaan tertentu. Misalnya, siswa
memiliki pemahaman yang kuat tentang rumus volume bangun geometris.
Mahasiswa dituntut mampu menghitung jumlah air dalam tangki air pada tahap
aplikasi.
4. Analisis (Analysis)
Kemampuan pada tingkat analisis, siswa diharapkan mampu mengurai suatu
integritas atau kesatuan yang utuh menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang
memiliki arti sesuai konsekuensi pada integritas atau kesatuan tersebut. Pada
kemampuan analisis, dibagi menjadi tiga tingkatan sebagai berikut :
Pertama, analisis aspek, khususnya kapasitas untuk mendeteksi komponen
penting yang mendukung asumsi yang ditetapkan dan membuat asumsi. Misalnya,
sebuah negara memiliki komunitas yang berfungsi sebagai negara, wilayah, struktur
pemerintahan, dan kedaulatan. .
Kedua, analisiskapasitas murid untuk memahami komponen dan beberapa
pola hubungan, sistem, dan teori. Misalnya, kemiskinan di suatu wilayah dengan
penduduk kumuh, pendidikan rendah, gizi buruk, kesehatan rendah, kondisi tidak
aman, dan kelaparan. Dimulai dengan program peningkatan kualitas pendidikan,
khususnya di bidang kecakapan hidup, pemberian lapangan kerja, peningkatan
keamanan, dan peningkatan kondisi kesehatan akan membantu kondisi ini.
Ketiga, analisis Prinsip organisasi, yaitu kemampuan siswa untuk
menunjukkan bahwa mereka dapat membedakan dasar-dasar yang digunakan dalam
organisasi komunikasi. Ketrampilan pada tingkat ini antara lain mampu
mengidentifikasi gaya dan pola karya sastra atau seniman, serta hakikat suatu sudut
pandang. Inti dari pandangan dan pesan yang tersirat dari tindakan, misalnya, dapat
digunakan untuk menentukan dampak dari aktivitas seseorang atau kelompok
berdasarkan banyak variabel yang mempengaruhi entitas dan hubungannya.
5. Sintesis (Synthesis)
Pada tahapan kemampuan sintesis yaitu hasil belajar yang menunjukan
kemampunan untuk menyatukan beberapa jenis informasi yang terpisah-pisah
menjadi satu bentuk komunikasi yang baru dan lebih jelas dari sebelumnya. Pada
tahapan kemampuan sintesis, dibagi menjadi tiga tingkatan terdiri atas:
Pertama,kapasitas untuk menghasilkan komunikasi asli, yaitu kemampuan
siswa untuk menghasilkan karya tulis. Sebuah karya dengan tema yang sama yang
ditulis oleh penulis yang berbeda akan memberikan hasil yang bervariasi karena
komunikasi yang unik.
Kedua, kapasitas untuk menentukan rencana atau tindakan baru, khususnya
kapasitas untuk mengembangkan rencana. Jika konsep diterapkan pada skenario baru
pada tahap aplikasi, maka yang baru pada tahap sintesis adalah langkah atau metode
yang digunakan sebagai hasil sintesis dari kapasitas yang berbeda dalam bentuk
formulasi baru.
Ketiga, kapasitas untuk membuat urutan (kumpulan) hubungan abstrak,
khususnya kapasitas untuk membuat hipotesis berdasarkan fakta dan peristiwa yang
diamati, memperoleh generalisasi dari kesimpulan tersebut, dan merevisi hipotesis
berdasarkan informasi segar.
6. Penilaian (Evaluation)
Aptitude pada tingkat penilaian, yaitu kapasitas untuk menentukan nilai
sesuatu berdasarkan faktor-faktor yang mereka perhitungkan atau standar yang
mereka terapkan Mengenai konsistensi logis, alur, dan kriteria lainnya, standarnya
bersifat internal. Sedangkan kriteria yang berasal dari luar dapat dikenali oleh semua
orang, terutama karena efisiensi dan keampuhannya.

E. CONTOH HASIL BELAJAR


Nama anak : Ani Adriana Kelompok :A
Nomor induk : 210 Semester : 1 (Satu)
Nama TK :TK KARTIKA Tahun pelajaran :2016/2017
A. PEMBIASAAN
1. Moral dan Agama, Sosial, Emosional, dan Kemandirian
Anak sudah mampu berdoa dan mengucapkan salam dengan baik, perlu
bimbingan dalam meniru gerakan kegiatan beribadah, anak sudah mampu
mengucapkan terimakasih dengan baik jika diberikan sesuatu, perlu diberi
bimbingan untuk tidak mengganggu teman.
B. KEMAMPUAN DASAR
1. Berbahasa
Anak sudah dapat melakukan 2 perintah secara berurutan dengan benar, sudah
dapat bercerita secara sederhana, masih perlu bimbingan untuk menyebutkan
posisi.
2. Kognitif
Anak sudah mampu menyebutkan sebanyak-banyak nya benda, hewan, tanaman,
sudah mampu mengenal berat-ringan, panjang pendek, masih perlu bimbingan
dalam membilang.
3. Fisik/Motorik
Anak sudah mampu mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan, terutama dalam
kegiatan makan, menyisir rambut, mencuci tangan dan mengelap, menggunting,
sangat disukai, masih perlu bimbingan dalam melipat kertas.
4. Seni
Anak sudah mampu dalam menciptakan bentuk bangunan dengan balok. Senang
menyanyi dan dapat mengekspresikan diri dengan bebas sesuai dengan irama
musik.

Anda mungkin juga menyukai