A. Teks Puisi
UNSUR FISIK :
Diksi, merupakan pilihan kata yang digunakan dalam puisi. Diksi yang
digunakan oleh penyair berbeda dengan diksi yang digunakan oleh penulis
prosa.
Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang
memungkinkan munculnya imaji. Misal : jalan (tempat untuk melintas) >>>alur
kehidupan
Imaji / citraan, yaitu susunan kata yang dapat membuat pembaca /pendengar
dpt menggunakan indranya dlm menggambarkan isi dan maksud penyair
(melihat, merasa, mendengar, dll)
Rima / ritme, yaitu permainan bunyi pada awal, tengah, atau akhir larik puisi.
Ritme adalah irama yang muncul disebabkan adanya pertentangan atau
permainan bunyi/ dinamika suara (keras, lembut)
Tipografi (perwajahan puisi), yaitu bentuk fisik puisi atau tata letak bait
maupun baris-baris puisi.
Tema :
Kegagalan Perjuangan
UNSUR BATIN :
Nada dan suasana, yaitu sikap penyair kepada pembaca puisi. Apakah ia ingin
bersikap menggurui, menyindir, mencaci, merayu, merengek, mengajak, memuji,
dll
Amanat yaitu pesan atau nilai didik yang disampaikan penyair melalui puisi
yang ditulisnya.
Imaji :
Contoh :
Cintamu selembut sutra, meluluhkan kerasnya hatiku.
Contoh :
Pembicaraan Hari mekar dan bercahaya: yang ada hanya sorga. Neraka adalah
rasa pahit di mulut waktu bangun pagi
CItraan gerak atau kinestetik. Yang dimaksud citraan gerak adalah gerak tubuh
atau otot yang menyebabkan kita merasakan atau melihat gerakan tersebut.
Contoh :
Sang penari gemulai menyibak tirai
Melambai daun-daun itu tertiup bayu
PUISI
- Puisi memperhatikan rima dan irama
- Penyair menggunakan kata-kata dalam jumlah terbatas.
- Ide-ide ditulis dalam baris; baris dikelompokkan ke dalam stanzas/bait.
- Bahasa bersifat figuratif dan ritmis.
- Lebih dari satu bacaan mungkin diperlukan untuk memahami makna sebuah
puisi.
PROSA
- Prosa tidak memperhatikan rima dan irama.
- Penulis biasanya tidak memiliki batasan kata.
- Ide-ide ditulis dalam kalimat; kalimat dikelompokkan ke dalam paragraf.
- Bahasa lebih alami dan gramatikal.
- Prosa umumnya dapat dipahami dengan membaca satu kali.
PUISI LAMA, yaitu puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan, misalnya jumlah
kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, maupun persajakan/rima.
PUISI BARU/MODERN, yaitu puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan, berbeda
dengan puisi lama. Puisi baru lebih bebas dibandingkan puisi lama, baik dalam
jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:
- Pengarangnya diketahui.
- Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.
- Berkembang secara lisan dan tertulis.
- Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah).
- Isinya tentang kehidupan pada umumnya
CIRI-CIRINYA :
- Bentuk tulisannya unik
- Penulisan kata, baris maupun bait tdk sesuai dg penulisan puisi yg umum
- Dpt tjd kemacetan bunyi/tdk dpt dibaca, krn terkadang hanya brp tanda baca
- Menggunakan idiom yang tidak lazim
- Ditemukan banyak pengulangan kata, frasa/ kelompok kata
Terkadang mencampuradukkan antara bhs Indonesia dan daerah, atau bhs asing
Gaya bhs yang digunakan adl paralelisme dikombinasi dengan hiperbola
TEKS EKSPOSISI
Menggunakan PRONOMINA (kata ganti), yaitu jenis kata yang menggantikan nomina
(frasa nomina).
JENIS PRONOMINA :
A. Pronomina Persona :
PERSONA PERTAMA :
Tunggal : Aku, saya, daku
Jamak : Kita, kami
PERSONA KEDUA :
Tunggal : Kamu, anda, kau-, mu-, engkau, dikau
Jamak : Kalian
PERSONA KETIGA :
Tunggal : Dia, ia
Jamak : Mereka