Anda di halaman 1dari 6

MATERI PAS BAHASA INDONESIA

A. Teks Puisi

Unsur unsur teks pembangun puisi :

UNSUR FISIK :

Diksi, merupakan pilihan kata yang digunakan dalam puisi. Diksi yang
digunakan oleh penyair berbeda dengan diksi yang digunakan oleh penulis
prosa.

Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang
memungkinkan munculnya imaji. Misal : jalan (tempat untuk melintas) >>>alur
kehidupan

Imaji / citraan, yaitu susunan kata yang dapat membuat pembaca /pendengar
dpt menggunakan indranya dlm menggambarkan isi dan maksud penyair
(melihat, merasa, mendengar, dll)

Majas/gaya bahasa, yaitu bahasa kias yang digunakan penyair untuk


menyampaikan makna secara tidak langsung.

Rima / ritme, yaitu permainan bunyi pada awal, tengah, atau akhir larik puisi.
Ritme adalah irama yang muncul disebabkan adanya pertentangan atau
permainan bunyi/ dinamika suara (keras, lembut)

Tipografi (perwajahan puisi), yaitu bentuk fisik puisi atau tata letak bait
maupun baris-baris puisi.

Tema :

Ketuhanan Alam Kritik Sosial

Kemanusiaan Hidup Demokrasi

Cinta Patriotisme Kesetiakawanan

Kegagalan Perjuangan
UNSUR BATIN :

Perasaan, biasanya dapat berupa perasaan sedih, senang/gembira, gelisah,


marah, heran, dll.

Nada dan suasana, yaitu sikap penyair kepada pembaca puisi. Apakah ia ingin
bersikap menggurui, menyindir, mencaci, merayu, merengek, mengajak, memuji,
dll

Amanat yaitu pesan atau nilai didik yang disampaikan penyair melalui puisi
yang ditulisnya.

Imaji :

Citraan Penglihatan dalam puisi : Citraan penglihatan ditimbulkan oleh indra


penglihatan (mata). Citraan ini merupakan jenis yang paling sering digunakan
penyair.
Contoh :
Waktu masih kanak-kanak Kau membuat perahu kertas
dan kau
layarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang, dan perahumu
bergoyang menuju lautan.

Citraan pendengaran : berhubungan dengan kesan dan gambaran yang


diperoleh melalui indra pendengaran (telinga). Citraan ini dapat dihasilkan
dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan
munculnya diksi sunyi, tembang, dendang, suara mengiang, berdentum-dentum,
dan sayup-sayup.
Contoh :
Semerdu kicauan burung di pucuk cemara, suaramu merasuki kesepian jiwaku

Citraan perabaan atau citraan tactual (taktil/tactile) adalah citraan yang dapat


dirasakan oleh indra peraba (kulit). Pada saat membacakan atau mendengarkan
larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi yang menyebabkan kita merasakan
rasa nyeri, dingin, atau panas karena perubahan suhu udara.

Contoh :
Cintamu selembut sutra, meluluhkan kerasnya hatiku.

Citraan penciuman atau pembauan disebut juga citraan olfactory. Dengan


membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium bau sesuatu.
Contoh :
Pemandangan Senjakala
Senja yang basah meredakan hutan terbakar
Kelelawar-kelelawar raksasa datang dari langit kelabu tua
Bau mesiu di udara, Bau mayat. Bau kotoran kuda.
Citraan pencicipan disebut juga citraan gustatory, yakni citraan yang muncul dari
puisi sehingga kita seakan-akan mencicipi suatu benda yang menimbulkan rasa
asin, pahit, asam, manis, atau pedas.

Contoh :
Pembicaraan Hari mekar dan bercahaya: yang ada hanya sorga. Neraka adalah
rasa pahit di mulut waktu bangun pagi

CItraan gerak atau kinestetik. Yang dimaksud citraan gerak adalah gerak tubuh
atau otot yang menyebabkan kita merasakan atau melihat gerakan tersebut.

Contoh :
Sang penari gemulai menyibak tirai
Melambai daun-daun itu tertiup bayu

B. PERBEDAAN PUISI DAN PROSA

PUISI
- Puisi memperhatikan rima dan irama
- Penyair menggunakan kata-kata dalam jumlah terbatas.
- Ide-ide ditulis dalam baris; baris dikelompokkan ke dalam stanzas/bait.
- Bahasa bersifat figuratif dan ritmis.
- Lebih dari satu bacaan mungkin diperlukan untuk memahami makna sebuah
puisi.

PROSA
- Prosa tidak memperhatikan rima dan irama.
- Penulis biasanya tidak memiliki batasan kata.
- Ide-ide ditulis dalam kalimat; kalimat dikelompokkan ke dalam paragraf.
- Bahasa lebih alami dan gramatikal.
- Prosa umumnya dapat dipahami dengan membaca satu kali.

PUISI LAMA, yaitu puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan, misalnya jumlah
kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, maupun persajakan/rima.

Ciri-ciri Puisi Lama:


- Anonim (pengarangnya tidak diketahui).
- Terikat jumlah baris, rima, dan irama.
- Merupakan kesusastraan lisan.
- Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise.
- Isinya fantastis dan istanasentris

PUISI BARU/MODERN, yaitu puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan, berbeda
dengan puisi lama. Puisi baru lebih bebas dibandingkan puisi lama, baik dalam
jumlah baris, suku kata, ataupun rima.
Ciri-ciri Puisi Baru:
- Pengarangnya diketahui.
- Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.
- Berkembang secara lisan dan tertulis.
- Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah).
- Isinya tentang kehidupan pada umumnya

PUISI KONTEMPORER, Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini,


sesuai dengan perkembangan zaman, atau selalu menyesuaikan diri dengan
perkembangan zaman. Puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang
lahir dalam kurun waktu terakhir

CIRI-CIRINYA :
- Bentuk tulisannya unik
- Penulisan kata, baris maupun bait tdk sesuai dg penulisan puisi yg umum
- Dpt tjd kemacetan bunyi/tdk dpt dibaca, krn terkadang hanya brp tanda baca
- Menggunakan idiom yang tidak lazim
- Ditemukan banyak pengulangan kata, frasa/ kelompok kata
Terkadang mencampuradukkan antara bhs Indonesia dan daerah, atau bhs asing
Gaya bhs yang digunakan adl paralelisme dikombinasi dengan hiperbola

TEKS EKSPOSISI

STRUKTUR TEKS EKSPOSISI :

- Tesis : Pengenalan isu


Permasalahan yg akan dibahas
Pandangan umum penulis

- Rangkaian Argumen : Pendapat-pendapat (opini) sbg penjelasan atas tesis yg


dikemukakan
Fakta untuk memperkuat argumen

- Penegasan Ulang : Perumusan Kembali secara ringkas (penutup/simpulan)

Menggunakan PRONOMINA (kata ganti), yaitu jenis kata yang menggantikan nomina
(frasa nomina).

JENIS PRONOMINA :

A. Pronomina Persona :

 PERSONA PERTAMA :
Tunggal : Aku, saya, daku
Jamak : Kita, kami

 PERSONA KEDUA :
Tunggal : Kamu, anda, kau-, mu-, engkau, dikau
Jamak : Kalian

 PERSONA KETIGA :
Tunggal : Dia, ia
Jamak : Mereka

B. CIRI CIRI TEKS EKSPOSISI

 Menggunakan bahasa baku, lugas, jelas


 Memberikan informasi atau pengetahuan
 Berisi fakta atau non fiksi
 Format penulisannya singkat, padat dan jelas
 Bersifat objektif dan netral

C. JENIS JENIS TEKS EKSPOSISI

 Teks Eksposisi Definisi. Teks Eksposisi definisi merupakan suatu


paragraf eksposisi yang memaparkan definisi atau pengertian suatu topik
tertentu.

 Teks Eksposisi Proses. Teks Eksposisi proses merupakan tahapan-


tahapan atau cara-cara untuk melakukan sesuatu dari awal hingga akhir.

 Teks Eksposisi Ilustrasi. Teks Eksposisi ilustrasi merupakan sebuah


paragraf yang menyajikan informasi atau penjelasan-penjelasan tertentu
dengan cara memberikan gambaran atau penjelasan yang sederhana
mengenai suatu topik dengan topik lainnya yang mempunyai kesamaan
sifat atau kemiripan dalam hal-hal tertentu.

 Teks Eksposisi Laporan. Teks Eksposisi laporan adalah paragraf


eksposisi yang mengemukakan laporan dari sebuah peristiwa atau
penelitian tertentu.

 Teks Eksposisi Perbandingan. Teks Eksposisi perbandingan merupakan


paragraf eksposisi yang ide atau gagasan utamanya dipaparkan dengan
cara membandingkan dengan yang lain.

 Teks Eksposisi Pertentangan. Teks Eksposisi pertentangan merupakan


sebuah paragraf atau karangan yang berisi mengenai hal pertentangan
akan suatu hal dengan hal lainnya.

Anda mungkin juga menyukai