Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN KRITIS

Dosen Pengampu : I Wayan Romantika, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Effects of Patient-Directed Interactive Music


Therapy on Sleep Quality in Postoperative Elderly
Patients: A Randomized-Controlled Trial

Oleh :

APRINA STEPHANI AMIRULLAH


S.0019.P2.004

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA KESEHATAN


KENDARI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
KENDARI
2020
A. Pertanyaan Klinis
Apakah musik interaktif berpengaruh pada kualitas tidur pasien lanjut usia pasca
operasi?

B. Rumusan PICO
1. Patient/Population/Problem : Pasien lanjut usia pasca operasi di ruang ICU
2. Intervention : Pendengar musik interaktif dan pendengar
pasif
3. Comparison/Control : Pasien yang tidak diberikan musik
4. Objective/Outcome : Meningkatkan kualitas tidur pasien lanjut usia
pasca operasi

C. Riwayat Penelusuran
1. Kata kunci yang digunakan :
Effects of Music Therapy “AND” sleep quality
2. Pemilihan situs : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/advanced/
3. Hasil pencarian :
Ditemukan 104 artikel kemudian tahun penelitian dipersempit dengan memilih
hanya penelitian pada tahun 2020 saja dan pada akhirnya tersisa 2 artikel
4. Artikel yang dipilih :
Effects of Patient-Directed Interactive Music Therapy on Sleep Quality in Postoperative
Elderly Patients: A Randomized-Controlled Trial

D. Pembahasan Artikel
1. Patient/Population/Problem
Penelitian ini menggunakan metode triple blind randomized controlled trial.
Populasi pada penelitian ini adalah pasien lanjut usia pasca operasi di ruang ICU
rumah sakit Severence.
Sehari sebelum operasi, para peneliti menyaring subjek yang dijadwalkan
untuk masuk ICU setelah operasi besar elektif, kemudian peneliti mengkonfirmasi
niat responden untuk berpartisipasi dalam studi terkontrol secara acak ini, dan
memperoleh persetujuan tertulis dari responden. Para pasien (responden)
menerima informasi lengkap mengenai terapi musik interaktif selama mereka
tinggal di ICU pasca operasi. Pasien secara acak dialokasikan ke dalam tiga
kelompok (kelompok terapi musik interaktif yang diarahkan pasien, kelompok
pendengar pasif, dan kelompok kontrol) oleh seorang penyelidik dengan
menggunakan satu set nomor acak yang dihasilkan komputer melalui sistem
berbasis web (REDCap). Alokasi tersebut kemudian dirahasiakan sampai menit
terakhir dari proses memperoleh persetujuan.
Kriteria eksklusi meliputi riwayat neuropsikiatri, alkoholisme, demensia,
gangguan fungsi kognitif, infark serebral, serangan iskemik serebral transien,
penyakit hati berat, penyakit ginjal, diabetes, gangguan tidur sebelum masuk, dan
operasi darurat. Kelompok kontrol hanya menerima perawatan medis rutin (n =
45). Dua kelompok eksperimen lainnya menerima terapi musik interaktif yang
diarahkan pasien (IMT) (n = 44) atau pendengaran pasif (PL) (n = 44).
2. Intervention
Kelompok IMT (Intervention Music Therapy) berpartisipasi dalam (a) terapi
musik individu yang dilaksanakan oleh terapis musik bersertifikat pada siang hari
dan (b) mendengarkan musik individu pada malam hari. Pada siang hari, pasien
berpartisipasi dalam intervensi terapi musik individu selama sekitar 15-20 menit
antara pukul 10 pagi dan 12 malam. Intervensi tersebut terdiri dari urutan sebagai
berikut: latihan pernapasan dengan musik, pembuatan musik interaktif, dilanjutkan
dengan latihan pernapasan yang sama. Untuk kontrol pernafasan dengan musik,
latihan nafas masuk dan keluar secara perlahan dan dalam dilakukan dengan
penyediaan musik dimana jenis pola melodi (misal naik dan turun) dan perubahan
kenyaringan (misal naik dan turun) disusun menjadi cocok dengan siklus
pernafasan masuk dan keluar. Pemilihan musik ditentukan atas dasar genre musik
yang disukai pasien yang dilaporkan oleh pasien pada wawancara awal mereka.
Jenis musik dan tingkat keterlibatan bervariasi tergantung pada keadaan fisik dan
emosional pasien. Intervensi diakhiri dengan latihan pernapasan sehingga pasien
diingatkan tentang bagaimana memulai latihan sederhana sendiri selama tinggal di
ICU atau selama mendengarkan musik di malam hari.
Pada malam hari, earphone dan pemutar MP3 disediakan sehingga peserta
dapat mendengarkan musik selama 30 menit antara jam 8 dan 10 malam. Sebelum
mendengarkan musik, terapis musik menilai apakah setiap pasien bersedia
mendengarkan daftar musik yang disajikan. Setiap peserta kemudian didorong
untuk melakukan latihan ini sambil mendengarkan musik. Jika pasien meminta
untuk menghentikan partisipasinya, atau jika profesional medis menilai bahwa
kondisi medis pasien menghalangi mereka untuk melanjutkan partisipasinya,
mereka ditarik dari penelitian.
Kelompok PL (Passive Listening) mendengarkan musik pada malam hari tanpa
intervensi musik pada siang hari. Sesuai grup IMT, durasi mendengarkan musik
adalah 30 menit. Pemutar MP3 diatur untuk mati secara otomatis setelah 30 menit.
Musik yang dipilih telah dinilai menenangkan dalam pelajaran sebelumnya. Karya
musik klasik atau musik instrumental kontemporer, termasuk senar G, Allemande,
Canon, Nocturne, dan Swan dipilih. Sebelum mendengarkan musik, daftar musik
yang telah dipilih sebelumnya oleh terapis ditampilkan kepada setiap pasien. Jika
pasien memilih untuk tidak mendengarkan musik yang disediakan, daftar musik lain
yang telah dipilih sebelumnya disajikan. Jika pasien meminta untuk berhenti
mendengarkan musik, mereka ditarik dari penelitian.
3. Comparison/Control
Pada kelompok kontrol, pasien tidak diberikan terapi musik. Pasien hanya
menerima perawatan kesehatan secara rutin.
4. Objective/Outcome
Dalam penelitian ini, hasil antar kelompok menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan dari ketiga kelompok yakni bahwa terapi musik interaktif dan
mendengarkan musik pasif dapat meningkatkan kualitas tidur pada pasien lanjut
usia pasca operasi setelah operasi atas perawatan rutin.
E. Lampiran Artikel (terlampir)

Anda mungkin juga menyukai