Artikel Arkeologi Konflik
Artikel Arkeologi Konflik
Abstract
Note about the conflict that led to war has accorued hundreds of years ago that caused
casualities. Soldiers of war to society affected by the conflict that accurred. Economic problems,
hunger, health, to death from war. Archaeology as a scientifict discipline that studies the
conflicts that occurred, giving rise to the study of conflict archaeology which studies various
aspects of conflict an wa strategy. The things that underlines the occurrence of conflict because
of grouping that occurs in society. If conflicts are found today, it does not rule out of possibility
that even in prehistoryc times there were conflict that led to violence. As can be seen in the
Abstrak
Catatan mengenai konflik yang menyebabkan peperangan telah terjadi beratus – ratus tahun lalu
yang menyebabkan korban jiwa. Prajurit perang hingga masyarakat terkena dampak dari konflik
yang terjadi. masalah perekonomian, kelaparan, kesehatan, hingga kematian akibat perang.
Arkeologi sebagai suatu disiplin ilmu kemudian mempelajari konflik yang tejadi hingga
memunculkan kajian arekologi konflik yang mempelajari berbagai aspek konflik dan stratergi
perang. Hal yang mendasari terjadinya konflik karena adanya pengelompokan yang terjadi dalam
masyarakat. Jika konflik marak ditemukan saat ini tidak menutup kemungkinan bahwa pada
masa prasejarah pun telah terjadi konflik yang menyebabkan terjadinya kekerasan. Seperti yang
dapat dilihat pada bukti – bukti arkeologis di beberapa tempat di Prancis, Italia, dan Sudan.
Pendahuluan
arkeologi. Seperti yang dikatahui bahwa arkeologi merupakan suatu displin ilmu yang
mempelajari kebudayaan manusia pada masa lampau dengan melakukan rekonstruksi sejarah
kebudayaan, rekonstruski cara – cara hidup dan mepelajari porses budaya (Fagan, 1985 dalam
Supriadi). Arkeologi berangkat dari data yang masih ada hingga saat ini, sekalipun tidak dapat
dipungkiri bahwa data tersebut telah mengalami berbagai perubahan karena telah ada dalam
rentan waktu yang cukup lama. Proses transformasi data tersebut dipengaruhi oleh trasformasi
Sedangkan Pemahaman mengenai konflik pada masa modern seperti yang diutarakan
oleh Karl Marx menjelaskan bahwa proses konflik didasarkan atas ketidaksetaraan akses atau
dirinya sebagai kelompok dominan (orninal) dan kelompok termajinal (subordinal), hingga salah
satu kelompok melakukan perlawanan terhadap kelompok yang lain. Lain itu terdapa pendapat –
pendapat lain yang menyebabkan munculnya konflik seperti adanya kepentingan, analisis
individu dan ikatan kelompok yang longgar, otoritas (Sjaf). Jika dilihat dari pengertian arkeologi
dan bagaimana konflik yang dipahami dimasa kini, maka tentu tidak menutup kemungkinan
terjadi ketegangan – ketegangan antara kelompok maupun individu pada masa lalu.
memerlukan lebih banyak bukti untuk interpretasi yang dihasilkan. Masa presejarah merupakan
istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di saat catatan sejarah yang tertulis belum
tersedia. Pembagian zaman dalam sejarah bumi didasarkan pada geoologi, namun pembagian
yang lebih digunakan untuk melihat sejarah kebudayaan pada masa prasejarah, didasarkan pada
bendaa – benda peninggalan kebudayaan manusianya. Namun perlu diketahui bahwa benda –
benda yang diciptakan manusia pada masa lalu hanya sebagian kecil yang dapat bertahan hingga
menciptakan berbagai hal. Bukti yang dapat dilihat saat ini adalah peralatan – peralatan yang
diduga dipergunakan untuk berburu, mengumpulkan makanan dan kegiatan domestikasi. Namun
tidak menutup kemungkinan bahwa benda – benda tersebut tidak hanya digunakan untuk
kebutuhan pencaharian makan semata. Kelompok – kelompok kecil yang hadir untuk mencari
makan atau untuk tinggal menetap mungkin mendapatkan ancaman dari kelompok lainnya. Maka
Pembahasan
Pandangan mengenai kehidupan yang damai dimasa lalu dibandingkan dengan masa kini
dipatahkan oleh beberapa temuan pada masa lalu yang mengindikasikan adanya tindakan
kekerasan akibat perang yang terjadi . Namun beberapa temuan yang dianggap menjadi peralatan
perang memiliki interpretasi yang berbeda dikarenakan adanya pandangan yang telah melekat
sebelumnya mengenai benda – benda tersebut. sebagai contoh peralatan perang dianggap sebagai
alat untuk kegaitan berburu dan mengumpulkan makanan. Oleh karena perdebatan yang terjadi
Menurut Wileman konflik merupakan proses sebab akibat yang dapat di identifikasikan melalui
Penyebab dari peperangan yang terjadi pada masa prasejarah menjadi salah satu
perdebatan, namun penulis eropa sebagian besar menyatakan bahwa perang terjadi dikarenakan
adanya kebiasaan yang dipelajari, produk psiko sosial yang berkaitan dengan prestise atau
pencapaian, elemen integral dalam semua jaringan perdagangan dan pernikahan atau menjadi
suatu bagian ritual. Serta yang menjadi jawaban utama yakni adanya masalah mendesak yang
disebabkan oleh lingkungan dan demografis. Bukti dari konflik yang terjadi akibat masalah
lingkungan dan demografis dapat ditemukan di Amerika Selatan – Barat dan Timur. Namun
peperangan pada masa prasejarah dikatakan merupakan peperangan yang tidak beradab dan
memiliki kaitan yang erat dengan kegiatan ritual. Selain itu penggunaan peralatan perang pada
Memahami bahwa konflik secara sederhana dapat diartikan sebagai bentuk kekerasan
(individu atau kelompok), maka tindakan kekerasan yang terjadi dimasa lalu jika dilihat dari
bukti autentiknya lebih banyak memperlihatkan adegan perburuan okeh manusia pada beberapa
hewan ataupun dapat dilihat gambar hewan yang tertusuk oleh tombak pada gambar – gambar
dibatu atau dinding gua. Dari sekian banyaknya temuan yang lebih mengarah pada kegiatan
perburuan, di beberapa tempat seperti di Cosquer cave (Prancis), Cougnac cave (Prancis), Pech –
Merle cave (Prancis) serta Paglicci cave (Italia) menunjukkan beberapa gambar manusia atau
antropomorfik. Pada gambar dinding gua memperlihatakan beberapa sosok manusia yang
tertancap oleh beberapa panah. Temuan lukisan dinding tersebut memiliki rentan waktu 21.000 –
Beberapa bentuk adegan yang diduga sebabgai bentuk penyiksaan lainnya ditemukan di
Addaura cave (Sisilia). Ukiran pada baru dengan kisaran usia 10.000 BC, mempelihatkan adegan
semacam upacara. Diduga merupakan adegan dimana sekelompok orang melakukan upacara
kepada kepada dua inisiat (korban penyiksaan). Jika melihat dari tradisi yang berlangsung
dibeberapa masyarakat, seorang ahli paleontologi Balon Blanc berpandangan bahwa selama
menjalani ritual inisiat kemungkinan diminta melakukan beberapa hal seperti membunuh musuh,
membawa kembali kepalanya, memakan daging manusia, beberapatindakan pada tubuh hingga
penyiksaan menjadi rangkaian dari ritual. Ritual dilakukan agar inisiat dapat mengamankan
statusnya sebagai seorang pria dan seorang pejuang (Violence in Hunter - Gather Society).
Bentuk persentajaatan pada masa lalu dapat dikatakan menalami perkembangan seperti
pada penggunaan tongkat lempar yang dianggap efektif untuk kegiatan berburu selama paleolitik
mengembangkan senjata tersebut, selalu dipandang sebagai suatu bentuk untuk bertahan hidup
dalam hal berburu untuk memperoleh makanan. Namun senjata yang diciptakan selalu memiliki
tujuan utama yaitu untuk menahan, menundukkan dan melenyapkan musuh. Penggunaan senjata
pada masa lalu yang telah terjadi pada era yang sangat jauh serta kurangnya bukti
memungkinkan bahwa senjata tidak hanya digunkan untuk kepentingan berburu, namun bisa saja
antara Wadi Halfa di selatan dan Djebel Sahaba, merupakan salah satu konflik pertama yang
didokumentasikan oleh arkeologi dan antropologi. Ekskavasi yang dilakukan pada tahun 1965
dan 1966, menemukan penguburan yang terdiri dari 59 individu yakni pria dan wanita dewasa
serta anak – anak. Situs yang berada di Sudan ini diperkirakan berumur 12.000 – 10.000 BC,
paleolitik atas dan berkaitan dengan budaya Qadan. Kesimpulan yang didapatkan dari penemuan
situs ini yakni adanya indikasi pembataian yang dilakukan terhadap kelompok tersebut.
ditemukannya tanda – tanda pukulan maupun luka, penemuan bekas senjata atau proyektil benda
yang ditembakkan dengan alat tertentu (busur?) pada bagian – bagian tulang, serta ditemukan
bekas – bekas persenjataan yang berhamburan disekitar penguburan tersebut. Indikasi lainnya
yang menyebutkan penguburan tersebut adalah korban dari pembantian dikarenakan tidak
ditemukannya bekal kubur pada setiap individu yang ditemukan, dimana pada umumnya
penguburan pada masa lalu memberikan bekal kubur bagi yang menginggal dunia (Violence in
Hunter - Gather Society). Dari penemuan penguburan di Sudan dapat diperkirakan bahwa,
perkembangan persenjataan yang dibuat oleh manusia pada masa lalu mungkin saja tidak hanya
berfungsi untuk pertahanan hidup untuk mencari makan, tetapi pertahan hidup terhadap
kelompok – kelompok lainnya pada masa lalu, bahkan pemberontakan untuk mendapatkan
tempat baru.
Kesimpulan
Perkembangan disiplin ilmu arekologi saat ini mengantarkan kita membuka cakrawala
berpikir melalui hadirnya arkeologi konflik. Arkeologi konflik mengantarkan untuk lebih jauh
melihat sejarah kebudayaan manusia, melalui konflik yang terjadi. arkeologi konflik tidak hanya
membahas bagaimana peperangan maupun stratergi perang yang hadir. Jauh sebelum itu konflik
yang secara sederhana didefenisikan sebagai peperangan kemungkinan besar telah terjadi.
Pandangan bahwa pada masa lalu merupakan masa yang lebih damai dibanding saat ini,
mungkin saja berbanding terbalik. Kehidupan lebih beresiko tanpa adanya peraturan yang
berlaku, dan bahkan dianggap lebih tidak beradap dibandingkan saat ini. Beberapa penemuan
arkeologis yang memperlihatkan adanya tanda – tanda konflik yang terjadi dimasa lalu menjadi
bukti konkrit. Sekalipun tidak dapat dipungkiri bukti – bukti tersebut masih dipandang sangat
kurang untuk dapat menyimpulkan beberapa temuan merupakan bagian dari tinggalan konflik
masa lalu.
Melalui sudaut pandang arkeologi konflik dapat dilihat bahwa adanya indikasi masuia
pada masa lalu menciptakan peralatan bukan hanya berpusat untuk kegiatan seperti berburu dan
perkembangan teknologi atau perlatan persenjataan pada masa lalu dapat juga digunakan untuk
bertahan hidup dari kelompok - kelompok lainnya. Seperti ketika terjadi masalah lingkungan
perang.
Daftar Pustaka
Fagan, 1985 dalam Supriadi. (n.d.). Kondisi Lingkungan Leang Sakapao Pangkep Pada Masa