Anda di halaman 1dari 9

DISKUSI KASUS 11

FAKTA
1. Terjadi kasus perebutan hak asuh anak dari orang tua yang bercerai
2. Ibu mendapatkan hak asuh anak, tetapi anak dalam penguasaan
sang ayah
3. Ibu meminta bantuan kepada seorang Psikolog bernama RK
4. RK merupakan Psikolog senior dan juga sebagai pengurus HIMPSI
Wilayah
5. Ayah si anak juga meminta seorang psikolog untuk memeriksa sang
anak tanpa berkomunikasi dengan ibu si anak
MASALAH
1. Anak berada dalam penguasaan ayah
2. Anak memiliki pandangan negatif terhadap ibunya
3. Sang ayah terlihat tidak berusaha mengubah pandangan sang anak
menjadi positif terhadap ibunya
4. Kedua orangtua saling menghadirkan psikolog sendiri untuk
memfasilitasi kepentingan masing-masing
5. Surat keterangan yang dikeluarkan psikolog tidak lagi bersifat
rahasia.
Pendapat tentang kasus
• Tujuan keberadaan suatu rumah tangga, diharapkan mampu membentuk
keluarga yang bahagia, kekal, dan sejahtera. Namun kenyataannya tidak semua
kehidupan rumah tangga dapat berjalan langgeng dan harmonis namun berakhir
dengan perceraian. Sayangnya, perceraian tidak selalu berjalan mulus karena
persoalan hak asuh anak yang menjadi komplik perseteruan antara suami dan
istri, sungguh menjadi hal yang sangat ironis, anak-anak menjadi rebutan orang
tuanya sendiri.
• Karena seringnya terjadi sengketa perebutan kekuasaan dalam hal hak asuh anak
setelah terjadi perceraian di pengadilan Agama, orang tua cenderung tidak
memikirkan dampak psikologis yang akan dialami oleh anak-anak korban
perceraian akibat keegoisan seorang ayah dan seorang ibu tanpa memikirkan
kepentingan yang terbaik buat anak-anaknya. Hal ini menunjukkan suatu
prioritas, bahwasanya suatu perkawinan yang sudah putus, anak harus tetap
mendapatkan kasih sayang yang penuh dari orang tuanya meski sudah
bercerai, suami istri yang sudah bercerai dapat secara bersama-sama tetap dapat
memberikan kasih sayang sepenuhnya kepada anak-anaknya.
Pendapat tentang kasus
• Dalam kasus tersebut, ketika sudah melibatkan psikolog, maka
seyogyanya psikolog harus bersikap professional, objektif dan terukur.
Hal ini dimaksudkan agar kondisi psikologis sang anak dapat kembali
stabil juga dapat mengarahkan orangtua yang bercerai tersebut
bagaimana seharusnya bersikap. Jangan sampai anak kemudian
menjadi terabaikan, baik kondisi psikologis, fisik dan lainnya.
Pendapat tentang psikolog
• Menurut hemat kami, seharusnya memang psikolog tersebut tidak
melakukan keberpihakan dalam hal kepentingan pemakai layanan
psikologi, dalam hal ini si ayah dan anak.
• Sebaiknya psikolog dapat bersikap objektif dengan memfasilitasi
kedua orangtua untuk saling bisa berkomunikasi dengan baik. Tentu
semuanya demi kebaikan dan masa depan anak yang menjadi korban
akibat perceraian mereka.
• Menurut hemat kami, tidak ada masalah ibu tersebut menghubungi
psikolog lain sebagai second opinion. Selanjutnya yang harus
dilakukan oleh psikolog tersebut adalah mencari informasi secara
detail dan hati-hati.
SOLUSI untuk RK
• RK seyogyanya harus bijak dalam menangani kasus tersebut.
• Sebagai Psikolog senior dan pengurus Himpsi, RK sebaiknya
berkomunikasi dengan psikolog yang ditunjuk sang ayah untuk
melakukan klarifikasi.
• RK sesuai dengan pasal 19 ayat C wajib mengingatkan psikolog
tersebut agar tidak terjadi pelanggaran etika.

Anda mungkin juga menyukai