Abstrak
Probiotik dikenal sebagai salah satu makanan fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan dalam upaya
pencegahan dan perawatan berbagai macam penyakit berbahaya seperti kanker, infeksi/gangguan
saluran cerna, dan infeksi hati, serta berpotensi menurunkan kadar kolesterol darah dan menurunkan
tekanan darah. Lactobacillus acidophilus termasuk salah satu jenis mikroba probiotik yang bersifat
fakultatif anaerob, yaitu memerlukan oksigen dalam jumlah sedikit untuk proses pertumbuhannya. Pada
penelitian ini dilakukan proses fermentasi Lactobacillus acidophilus secara mikroaerofilik sehingga
dapat meningkatkan konsentrasi biomasa sel. Proses fermentasi menggunakan substrat kaldu MRS
secara batch dengan variasi laju aerasi 0,4 L/menit; 0,79 L/menit serta tanpa aerasi. Hasil penelitian
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa proses aerasi dapat meningkatkan konsentrasi biomassa sel
dengan hasil tertinggi sebesar 3,421g/L pada laju aerasi 0,79 L/menit, dibandingkan proses tanpa aerasi
yang menghasilkan konsentrasi biomassa sel sebesar 3,005 g/L.
188
Industrial Research Workshop and National Seminar 2011
Berdasarkan kebutuhan oksigen untuk pertumbuhannya, Bakteri yang bersifat anaerob fakultatif pada umumnya
bakteri dapat dikelompokkan menjadi bakteri aerobik, pertumbuhannya akan lebih baik pada kondisi erobik
anaerobik dan anaerobik fakultatif. Suatu bakteri dapat daripada dalam keadaan anaerobik. Beberapa jenis
bersifat aerobik atau anaerobik karena setiap bakteri bakteri yang bersifat aerobik membutuhkan oksigen
mempunyai suatu enzim yang tergolong flavoprotein yang dengan konsentrasi yang relatif rendah yaitu jauh di
dapat bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa - bawah konsentrasi oksigen di atmosfer. Bakteri jenis ini
senyawa beracun yaitu H2O2 dan suatu radikal bebas yaitu disebut bersifat mikroaerofilik, dan mempunyai enzim,
O2-*, seperti ditunjukkan dalam persamaan reaksi 1: diantaranya hidrogenase, yang menjadi tidak aktif jika
konsentrasi oksigen di lingkungan sekitarnya terlalu
O2 + flavoprotein Æ H2O2 + O2-* (1) tinggi. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kebutuhan
total oksigen mikroba, yang terpenting diantaranya jenis
Bakteri yang bersifat aerobik dan bersifat anaerobik tetapi sel, fase pertumbuhan mikroba, nutrisi karbon, dan pH.
tidak sensitive terhadap oksigen (aerotoleran) mempunyai Pemilihan sumber karbon merupakan hal utama yang
enzim superoksida dismutase yang memecah radikal bebas mempengaruhi kebutuhan oksigen. Misalnya, glukosa
tersebut, dan enzim katalase yang umumnya dimetabolisasi dengan lebih cepat
memecah H2O2 sehingga menghasilkan senyawa-senyawa dibandingkan bahan karbohidrat lainnya. Kebutuhan
akhir yang tidak beracun. Persamaan reaksi tersebut oksigen tertinggi telah diamati pada jamur Penicillium
ditunjukkan dalam persamaan (2) dan (3). dengan menggunakan laktosa, su krosa dan glukosa
berturut-turut adalah 4,9 mol/L.jam, 6,7 mol/L.jam dan
Superoksida dismutase 13,4 mol/L.jam . Kebutuhan oksigen bagi bimassa sel
2 + 2H+ H2O2 + O2 (2) antara lain digunakan untuk pemeliharaan sel, oksidasi
pada pernapasan untuk pertumbuhan lebih lanjut dan
189
Industrial Research Workshop and National Seminar 2011
190
Industrial Research Workshop and National Seminar 2011
191
Industrial Research Workshop and National Seminar 2011
Daftar Pustaka
Tabel 1. Perubahan nilai pH awal dan akhir proses [1] Sullivan, G. C., (2001). Probiotic, British Journal
fermentasi pada variasi nilai laju aerasi of Surgery, 88, Blackwell Science Ltd.
Laju Aerasi pH [2] Goh, J. & O’Morain, C. A. (2003). Review article:
(L/menit) awal akhir Nutrition and Adult Inflammatory Bowel Disease.
0 5,78 3,6 Aliment Pharmacol Ther 17.
0,4 5,80 3,42 [3] Hamilton-Miller, J.M. (2003). The role of
0,79 5,80 3,53 probiotics in the treatment and prevention of
Helicobacter pylori infection. International Journal
of Antimicrobial Agents. Volume 22
Tabel 1 menunjukkan bahwa selama proses fermentasi [4] Miller, Craig W.(2002). The influence of Packaging
berlangsung baik untuk proses dengan aerasi ataupun Materials on the DissolvedOxygen Content of
tanpa aerasi secara umum terjadi penurunan nilai pH dari Probiotic Yoghurt. Packaging Technology and
awal hingga akhir proses. Penurunan pH pada proses Science ,15: 133-138
tanpa aerasi diikuti dengan penurunan pertumbuhan [5] Charteris, William P., et al. 2001. Quality Control
biomassa, sebaliknya pada proses dengan aerasi Lactobacillus acidophilus For Use With API 50 CH
penurunan pH diikuti dengan peningkatan konsentrasi and API ZYM Systems at 37 0C. J. Basic microbiol,
biomassa. Hal ini diakibatkan karena pada proses tanpa 41(5): 241-251.
aerasi, seiring dengan berlangsungnya proses fermentasi [6] Fardiaz, Srikandi. 1989. Mikrobiologi Pangan
kondisi media fermentasi cenderung menjadi anaerobic, (Edisi ke-1). Bogor : Pusat Antar Universitas
sehingga proses konversi substrat akan menghasilkan Pangan dan Gizi IPB.
asam laktat dan pertumbuhan terhentti. Sebaliknya pada [7] Fu, W. and A.P. Mathews. 1999. Lactic Acid
proses dengan aerasi konsentrasi oksigen terlarut dalam Production From Lactose by Lactobacillus
media dapat dipertahankan dan kondisi aerobic ini plantarum: Kinetic Model and Effects of pH,
mengakibatkan proses pertumbuhan tetap dapat Substrate, and Oxygen. Biochemical Engineering
dipertahankan. Journal, 3: 163-170.
[8] Bailey, J.E., and D.F. Ollis. 1986. Biochemical
Kesimpulan Engineering Fundamentals .Singapore : Mc Graw-
Proses aerasi pada fermentasi Lactobacillus acidophilus Hill.
secara batch dapat meningkatkan konsentrasi biomassa sel [9] Ding, S. and Tianwei Tan. 2006. L-Lactic Acid
pada akhir proses dan tetap mempertahankan laju Production by Lactobacillus casei Fermentation
pertumbuhan biomassa. Hasil konsentrasi biomassa Using Different Fed -Batch Feeding Strategies.
tertinggi sebesar 3,421g/L diperoleh pada laju aerasi 0,79 ProcessBiochemistry, 41: 1451-1454.
L/menit, dibandingkan proses tanpa aerasi yang [10] Zannini, Emanuele. (2005). Effect Of Process
menghasilkan konsentrasi biomassa sel sebesar 3,005 g/L. Parameters on the Production of Lactic Acid
Bacteria in Batch Fermentation. Dipartimento di
Scienze degli Alimenti, Universita Politecnica delle
Marche, Via Brecce Bianche 60131 Ancona, Italy.
Annals of Microbiology, 55 (4)
192