Sirkulasi ion proton dan ion sodium antar membran merupakan salah satu
proses yang penting untuk menghasilkan energi seluler. Sistem transportasi berupa
pompa ion melintasi membran dengan melepaskan beberapa sumber energi dan
membentuk gradien ion yang memiliki potensial elektrokimia mewakili energi
tersimpan. Ion yang kembali dari membran dimediasi oleh sistem transportasi
kedua yang menghubungkan fluks penurunan ion menjadi energi untuk bekerja
(Harold 1986).
Hipotesis kimia-osmotik Mitchell menyatakan bahwa transportasi elektron
dan fosforilasi tidak berhubungan secara kimiawi, tetapi berpasangan pada proton
transmembran dan proton motive force. Rantai transportasi elektron merupakan
jalur metabolit teratur dan melewati membran untuk memindahkan proton. Energi
bebas yang dilepaskan oleh rantai transportasi elektron diubah dan disimpan
sebagai proton pontesial elektrokimia. Pembentukan ATP dimulai pada jalur kedua
yang menggunakan proton potensial untuk memukau fosforilasi ATP. Pada bakteri
asam laktat seperti Lactobacillus sp. terdapat mekanisme yang berbeda dalam
pembentukan energinya. Produk akhir metabolisme dan proton dikeluarkan via
spesifik protein symport di membran sitoplasma. Sebagai dampak perpindahan
proton, proton motive force dihasilkan dan berkontribusi pada seluruh produksi
energi metabolisme (Ten Brink et al. 1980, Ten Brink et al. 1986). Pada spesies
bakteri Lactobacillus cremoris, ekskresi proton berpasangan dengan ekspor laktat
kemudian menyumbangkan energi metabolisme dalam jumlah yang signifika n
kepada sel.
Lactobacillus plantarum yang merupakan bakteri homofermenta tif
mengkonversi 1 mol glukosa menjadi 2 mol asam laktat (Kandler & Weiss 1984),
tetapi ada produk sampingan yang dihasilkan pada proses ini yaitu asam asetat,
asetoin, diasetil dan 2,3—butanedial di bawah kondisi lingkungan tertentu terutama
pada saat kondisi asam dan terdapat oksigen (Kandler 1983).
Fermentasi asam laktat terbagi menjadi dua jenis, yaitu homofermenta tif
dan heterofermentatif. Fermentasi asam laktat secara homofermentatif sebagian
besar akan menghasilkan sebagian asam laktat sedangkan fermentasi asam laktat
secara heterofermentatif akan menghasilkan asam laktat, asam asetat, etanol dan
karbondioksida (Nur 2005). Secara garis besar, keduanya memiliki kesamaan
dalam mekanisme pembentukan asam laktat, yaitu piruvat akan diubah menjadi
laktat (atau asam laktat) dan diikuti dengan proses transfer elektron dari NADH
menjadi NAD+ (Pack 2007). Pola fermentasi ini dapat dibedakan dengan
mengetahui keberadaan enzim-enzim yang berperan di dalam jalur
metabolisme glikolisis.
DAFTAR PUSTAKA