Anda di halaman 1dari 3

INTERVENSI PEMILIHAN ASING DALAM HUKUM INTERNASIONAL:

IKHTISAR DAN KEPERLUAN ATAS HUKUM EKSPLISIT


Eileen Monica, 2106709680
I. PENDAHULUAN
Pada tahun 2016, Rusia terlibat dalam kasus intervensi asing terhadap pemilihan umum
(foreign election interference) di Amerika Serikat. Intervensi yang dilakukan meliputi
menyelidiki pangkalan data pemilih negara bagian untuk menemukan kelemahan dan
melakukan peretasan terhadap beberapa pihak, seperti pada kampanye Hillary Clinton, Komite
Kampanye Kongres Demokrat, Komite Nasional Demokrat.1 Selain itu, Rusia juga merilis
informasi yang merusak di internet, menyebarkan propaganda di media sosial, menggelar unjuk
rasa di Florida dan Pennsylvania, dan hal yang bersifat memengaruhi pemilu lainnya.2 Orang-
orang Rusia yang terlibat dalam intervensi pada 2016 kemudian dihukum oleh Amerika
Serikat.3 Rusia kembali dituduh melakukan intervensi selama kampanye Amerika Serikat pada
2020 misalnya dengan cara menyebarkan informasi buruk tentang putra Presiden John Biden.4
Intervensi asing yang terus berlanjut secara konstan membangun diskusi dan perhatian tentang
bagaimana hal tersebut diatur dalam hukum internasional publik.
Permasalahan mengenai intervensi asing terhadap pemilu dapat dibahas berdasarkan hukum
internasional yang berhubungan dan prinsip fundamental yang melandasinya. Belum terdapat
konvensi atau hukum internasional yang secara eksplisit mengatur tentang masalah ini. Baines
dan Jones mengklasifikasikan intervensi sebagai spionase yang telah melanggar urusan dalam
negeri negara5 dan hukum domestik.6 Intervensi tersebut juga melanggar prinsip dasar hukum
internasional tentang nonintervensi.7 Prinsip dasar mengenai kedaulatan (sovereignty) negara
juga dilanggar karena tidak memungkinkan negara untuk mengadakan pemilu yang jujur. 8

1
Abigail Abrams, “Here’s What We Know So Far About Russia’s 2016 Meddling,”
https://time.com/5565991/russia-influence-2016-election/, diakses pada 23 September 2021.
2
Ibid.
3
Nathan Layne, “U.S. Imposes Fresh Russia Sanctions for Election Meddling,”
https://www.reuters.com/article/us-usa-russia-sanctions-treasury-idUSKCN1OI27F, diakses pada 23 September
2021.
4
Julian E. Barnes, “Russian Interference in 2020 Included Influencing Trump Associates, Report Says,”
https://www.nytimes.com/2021/03/16/us/politics/election-interference-russia-2020-assessment.html, diakses
pada 23 September 2021.
5
Paul Baines and Nigel Jones, “Influence and Interference in Foreign Elections,” The RUSI (2018) hlm.
15.
6
Chimène I. Keitner, “Foreign Election Interference and International Law,” dalam Defending
Democracies: Combating Foreign Election Interference in a Digital Age, ed. Duncan B. Hollis dan Jens David
Ohlin (Amerika Serikat: Oxford University Press, 2021), hlm. 180.
7
Annachiara Rotondo dan Pierluigi Salvati, “Fake News, (Dis)information, and the Principle of
Nonintervension,” The Cyber Defense Review (2018), hlm. 210.
8
Todd Carney, “Establishing a United Nations Convention to Stop Foreign Election Interference,”
Loyola University Chicago International Law Review 17 (2021) hlm. 22
Intervensi asing dalam pemilu juga dapat ditinjau menggunakan prinsip integritas teritorial
(territorial integrity), kemerdekaan politik (political independence), dan penentuan nasib
sendiri (self-determination).9 Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk membahas bagaimana
masalah intervensi asing dalam pemilihan umum diatur dalam hukum internasional, bagaimana
intervensi asing dalam pemilihan umum ditinjau melalui prinsip-prinsip dasar hukum
internasional, dan apakah penyusunan hukum internasional yang secara spesifik mengatur
intervensi asing dalam pemilihan umum diperlukan.
Tulisan ini akan disusun mengikuti susunan sebagai berikut. Setelah pendahuluan, Bagian
II akan membahas mengenai masalah intervensi asing dalam pemilihan umum ditinjau melalui
hukum internasional. Di sini akan dibahas bagaimana intervensi asing dalam pemilihan umum
dapat menyalahi beberapa aturan dalam hukum internasional maupun hukum domestik suatu
negara. Bagian III akan membahas mengenai masalah intervensi asing dalam pemilihan umum
ditinjau melalui prinsip-prinsip dasar dari hukum internasional, seperti kedaulatan negara.
Setelah itu, Bagian IV akan mendiskusikan pertimbangan-pertimbangan yang ada dalam
menentukan perlu tidaknya suatu aturan hukum internasional yang secara eksplisit mengatur
tentang intervensi asing dalam pemilihan umum. Bagian V akan memaparkan kesimpulan dan
kalimat-kalimat penutup.

9
Chimène I. Keitner, hlm. 180.
REFERENSI
Buku:
Keitner, Chimène I. “Foreign Election Interference and International Law.” Dalam Defending
Democracies: Combating Foreign Election Interference in a Digital Age, diedit oleh
Duncan B. Hollis dan Jens David Ohlin, 179-214. Amerika Serikat: Oxford University
Press, 2021.
Jurnal:
Baines, Paul and Nigel Jones. “Influence and Interference in Foreign Elections.” The RUSI
(2018). Hlm. 12-19.
Carney, Todd. “Establishing a United Nations Convention to Stop Foreign Election
Interference.” Loyola University Chicago International Law Review 17 (2021). Hlm.
21-46.
Rotondo, Annachiara dan Pierluigi Salvati. “Fake News, (Dis)information, and the Principle of
Nonintervension.” The Cyber Defense Review (2018). Hlm. 209-223.
Internet:
Abrams, Abigail. “Here’s What We Know So Far About Russia’s 2016 Meddling.”
https://time.com/5565991/russia-influence-2016-election/. Diakses pada 23 September 2021.
Barnes, Julian E. “Russian Interference in 2020 Included Influencing Trump Associates, Report
Says.” https://www.nytimes.com/2021/03/16/us/politics/election-interference-russia-
2020-assessment.html. Diakses pada 23 September 2021.
Layne, Nathan. “U.S. Imposes Fresh Russia Sanctions for Election Meddling.”
https://www.reuters.com/article/us-usa-russia-sanctions-treasury-idUSKCN1OI27F,
diakses pada 23 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai