Anda di halaman 1dari 7

Oleh : BUDI HANDARI1

Email : budihandari@gmail.com

ISSN 0852-9248 (cetak); ISSN 2685-3396 (daring)

Aksesibilitas Layanan Perpustakaan


bagi Penyandang Disabilitas
di Kabupaten Banjarnegara:
Studi Evaluasi Kinerja Dinas Kearsipan
dan Perpustakaan Kabupaten
Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah
Abstrak

Aksesibilitas merupakan hak dari penyandang disabilitas. Hak tersebut meliputi pemanfaatan fasilitas publik dan
mendapatkan akomodasi yang layak, termasuk mendapatkan aksesibilitas layanan perpustakaan sebagaimana yang
didapatkan oleh pemustaka non-disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan
mengevaluasi pelaksanaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi layanan perpustakaan bagi penyandang disabilitas di
Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif, penelitian yang
dilakukan di wilayah Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah ini mengamati layanan perpustakaan bagi penyandang
disabilitas melalui variabel transformasi fungsi, fasilitas, dan sumber daya manusia perpustakaan. Pengumpulan data juga
dilakukan melalui wawancara menggunakan panduan wawancara (interview guide). Untuk menganalisis data, digunakan
metode Frekuensi Distribusi Relatif dan Analisis Tabulasi Silang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala internal
dan eksternal mengakibatkan Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa
Tengah belum sepenuhnya berhasil mewujudkan aksesibilitas layanan perpustakaan bagi penyandang disabilitas.

Kata Kunci: aksesibilitas, penyandang disabilitas, transformasi fungsi, fasilitas dan sumberdaya manusia perpustakaan

Abstract

Accessibility is the right of disabilities. It also includes the use of public facilities and obtaining adequate accommodation,
including the access to library services as served to non-disabled users. This study aims to find out, describe, and evaluate
the implementation and factors influence library services for persons with disabilities in Banjarnegara Regency, Central
Java Province. By using the quantitative descriptive method, the research conducted at Banjarnegara Regency, Central
Java Province, by observing library services for person with disabilities through the variables of function transformation,
facilities, and library human resources. The data also collected through interview by using interview guides. To analyze the
data, the Relative Distribution Frequency Method and Cross Tabulation Analysis were used. The results showed there were
internal and external barriers Library of Library and Library Office of Banjarnegara Regency, Central Java Province, these
were caused the succeeding in achieving accessibility of library services for person with disabilities was not fully yet in the.

Keywords: accessibility, persons with disabilities, transformation of functions, facilities and library human resources

1
Pusatakawan Ahli Madya Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kab. Banjarnegara

Vol. 26 No. 2 Tahun 2019 91


Pendahuluan disabilitas, sehingga mengakibatkan kurangnya dukungan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang sosial bagi mereka. Karena itu, salah satu sasaran layanan
Penyandang Disabilitas menegaskan bahwa Negara Ke­ perpustakaan adalah menghilangkan atau setidaknya
satuan Republik Indonesia menjamin kelangsungan mengurangi hambatan inklusi tersebut. Hilangnya
hidup setiap warga negara, termasuk para penyandang hambatan dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya
disabilitas. Mereka mempunyai kedudukan hukum dan peningkatan keberdayaan penyandang disabilitas yang
memiliki hak asasi yang sama sebagai Warga Negara kemudian bermuara kepada peningkatan partisipasi
Indonesia, dan juga merupakan bagian yang tidak mereka di lingkungannya. Ketika hal tersebut terjadi,
terpisahkan dari warga negara serta masyarakat Indonesia. diharapkan stigma “beban sosial” yang melekat pada diri
Kesamaan kedudukan hukum dan hak asasi tersebut mereka akan terhapus dan beralih wujud menjadi “aset
juga berlaku untuk mendapatkan layanan publik. Dalam sosial”.
konteks tersebut, berperilaku adil dan tidak diskriminatif
dalam memberikan layanan adalah merupakan suatu Studi Pustaka
keharusan bagi penyelenggara pelayanan publik termasuk Aksesibilitas dan inklusi penyandang disabilitas
perpustakaan. adalah hak-hak dasar yang dilindungi oleh undang-
Kewajiban perpustakaan untuk berperilaku adil dan undang. Pemenuhan hak tersebut selain sebagai tujuan,
tidak diskriminatif tersebut diatur dalam Peraturan juga merupakan prasyarat untuk terpenuhinya hak-
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan hak lainnya. The Oxford Illustrated Dictionary (2013: 4)
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Per­ mendeskripsikan disabilitas sebagai apapun yang dapat
pustakaan. Disebutkan bahwa Standar Nasional Per­­ mencegah seseorang untuk melakukan sesuatu terutama
pustakaan sebagai pedoman penyelenggaraan per­ diskualifikasi hukum, ketidakmampuan fisik yang di­
pustakaan harus memperhatikan kebutuhan pemustaka sebabkan oleh cedera atau penyakit. Keller et al (dalam
yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, in­ Ekwelem, 2013: 4) melihat disabilitas dari perspektif lain.
telek­
tual, dan/atau sosial. Perihal keharusan tersebut, Menurut mereka disabilitas dapat mencakup berbagai
Chaputula & Mapulanga (2017) mengatakan bahwa gangguan termasuk fisik, sensorik dan kognitif, semua
perpustakaan harus mengambil langkah-langkah yang yang dapat berdampak pada kemampuan seseorang
diperlukan untuk mengatasi tantangan aksesibilitas yang untuk berinteraksi dengan teknologi komputer. Todaro
dihadapi oleh penyandang disabilitas ketika mengguna­ (dalam Chaputula et al, 2017: 1) melihat disabilitas
kan perpustakaan. sebagai kondisi fisik atau mental yang dalam beberapa
Penting untuk melihat perlakuan yang adil dan tidak hal melarang seseorang melakukan tugas sehari-hari.
diskriminatif terhadap penyandang manakala dikaitkan World Health Organisation (WHO) memaknai disabilitas
dengan perolehan hak-hak mereka dalam tataran realita. sebagai setiap pembatasan atau kekurangan (akibat
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa sampai gangguan apa pun) dari kemampuan untuk melakukan
dengan tahun 2016, jumlah penyandang disabilitas aktivitas dengan cara atau dalam kisaran yang dianggap
di Indonesia mencapai 12,7 % dari jumlah penduduk normal untuk manusia.
Indonesia, dengan kategori sedang sebanyak 10,29 % Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
dan kategori berat sebanyak 1,87 %. Dari jumlah tersebut bahwa penyandang disabilitas adalah orang yang
45,74 % di antaranya tidak pernah atau tidak lulus SD, dan mengalami/menderita kerusakan ataupun gangguan baik
itu sangat timpang apabila dibandingkan dengan non- yang bersifat fisik, kognitif, mental, sensorik, per­kembang­
penyandang disabilitas yang 87,31 % telah mendapatkan an atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Keberadaan
pendidikan SD ke atas (Pawestri, 2017: 165). faktor-faktor tersebut mengakibatkan ter­ ganggu/ter­
Fakta tersebut merupakan indikator tentang banyak­ cegah­nya seseorang untuk berpartisipasi, berperan, atau
nya hambatan inklusi yang dialami oleh penyandang melakukan sesuatu di lingkungannya yang dianggap
disabilitas dibandingkan dengan yang non-disabilitas. normal sebagaimana yang dilakukan non-penyandang
Beberapa fenomena menguatkan konklusi tersebut, di disabilitas. Dengan demikian, kesamaan pemenuhan
antaranya adalah terbatasnya pemahaman masyarakat hak antara penyandang dan non-penyandang disabilitas
dalam menyikapi kondisi yang dialami penyandang adalah merupakan hukum kausalitas agar penyandang

92 Vol. 26 No. 2 Tahun 2019


AKSESIBILITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS
DI KABUPATEN BANJARNEGARA: STUDI EVALUASI KINERJA DINAS KEARSIPAN
DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH

disabilitas benar-benar dapat menjalani kegiatan normal, 3)


Transformasi Sumberdaya Manusia (SDM)
termasuk dalam mengakses layanan perpustakaan. Perpustakaan
Aksesibilitas dapat dimaknai sebagai tingkat Pesatnya dinamika yang terjadi akibat digitalisasi
kemudahan yang didapatkan oleh individu terhadap yang melanda hampir seluruh aspek kehidupan
suatu objek, pelayanan, atau lingkungan. Kemudahan manusia, harus disikapi oleh pustakawan dan
layanan perpustakaan yang diberikan kepada SDM perpustakaan lainnya dengan peningkatan
penyandang disabilitas di antaranya dalam bentuk kompetensi yang dimiliki. Kompetensi tersebut tidak
kesamaan kesempatan untuk mendapatkan layanan hanya berkaitan dengan skill dan knowledge saja,
perpustakaan yang berkualitas. International Federation melainkan juga attitude. Terlebih bagi pemustaka
of Library Associations and Institutions (IFLA) membuat penyandang disabilitas, pustakawan dan petugas
checklist, sebagai panduan bagi perpustakaan agar perpustakaan lainnya harus benar-benar mampu
dapat menyelenggarakan layanan dengan aksesibilitas mengimplementasikan cara berpikir, bersikap, dan
yang tinggi bagi penyandang disabilitas. IFLA juga bertindak yang menjadikan mereka merasa dihormati
merekomendasikan elemen-elemen yang harus dan dihargai layaknya pemustaka non penyandang
diperhatikan oleh penyelenggara perpustakaan untuk disabilitas.
merealisasikan aksesibilitas layanan perpustakaan bagi
penyandang disabilitas. Bukan hal yang mudah untuk Metode Penelitian
melaksanakan rekomendasi IFLA tersebut. Diperlukan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
upaya yang ekstra keras tanpa mengenal putus asa, antara dengan pendekatan kuantitatif. Metode tersebut selain
lain melalui transformasi perpustakaan. memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena,
Secara sederhana transformasi dapat diartikan juga mendeskripsikan hubungan, membuat prediksi, dan
sebagai proses perubahan struktural secara bertahap mendapatkan makna serta implikasi dari masalah yang
yang dilakukan dengan cara memberi respon terhadap diteliti (Nazir, 1999: 64).
pengaruh dinamika yang terjadi, baik eksternal maupun Populasi dapat dibedakan menjadi Populasi Sampling
internal yang dapat mengarah kepada perubahan menjadi dan Populasi Sasaran Singarimbun, 1989: 148). Dalam
bentuk baru. Dengan demikian tranformasi perpustakaan penelitian ini, 1653 penyandang disabilitas ditetapkan
merupakan perubahan secara bertahap sebagai upaya sebagai populasi sampling. Dari jumlah tersebut, 79
untuk merespon setiap dinamika yang terjadi baik secara orang diantaranya dipilih sebagai populasi sasaran,
internal maupun eksternal. yakni populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian
Dalam perspektif inklusi penyandang disabilitas, Lien ini. Adapun, populasi sasaran tersebut terdiri dari
(2004: 2) menyebutkan bahwa transformasi perpustakaan penyandang disabilitas bisu tuli, tuna netra, dan tuna
dapat dilakukan melalui: raga yang sedang dan telah menyelesaikan pendidikan
1) Transformasi Fungsi setingkat SMA.
Perpustakaan perlu untuk memainkan peranan Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
penting dalam menambah nilai pada informasi yang menentukan besarnya sampel. Menurut Martono (2010:
tersedia dan juga pada perpustakaan itu sendiri. 72), cara mudah menentukan jumlah sampel adalah
Hal tersebut harus dilakukan agar perpustakaan dengan menggunakan tabel penentuan jumlah sampel
dapat menjadi sebuah lingkungan yang ramah bagi yang dikemukakan oleh Issac dan Michael untuk tingkat
semua pemustaka baik penyandang maupun non- kesalahan 1 %, 5 % dan 10 %. Berdasarkan tabel Issac
penyandang disabilitas. dan Michael, dengan populasi sebanyak 79 untuk tingkat
2) Transformasi Fasilitas kesalahan 5 %, jumlah sampel sebesar 65 (82,28 %).
Perpustakaan perlu mengembangkan fasilitas yang Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini
memudahkan pemustaka, utamanya bagi pemustaka adalah 65 orang penyandang disabilitas bisu tuli, tuna
penyandang disabilitas. Mereka dapat datang ke netra, dan tuna raga yang sedang dan telah menyelesaikan
perpustakaan dan memenuhi kebutuhannya dengan pendidikan setingkat SMA.
mudah, aman, nyaman, tanpa ada gangguan atau Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
hambatan apapun. teknik kuesioner dan wawancara dengan menggunakan

Vol. 26 No. 2 Tahun 2019 93


panduan wawancara (interview guide) (Nazir, 1999: 234). belum dapat memberikan kontribusi yang optimal
Untuk menganalisis data digunakan Metode Frekuensi terhadap kemudahan untuk memenuhi kebutuhan
Distribusi Relatif. Data yang terkumpul dibagi dalam pemustaka.
beberapa kelompok untuk dianalisis dan dihitung d. Aksesibilitas layanan perpustakaan bagi pemustaka
skornya. Hasilnya kemudian dimasukkan dalam tabel penyandang disabilitas di perpustakaan Dinas
frekuensi dan dihitung tingkat persentasenya. Jumlah Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara
persentase menunjukkan derajat variabel yang diteliti. Provinsi Jawa Tengah dari perspektif koleksi bahan
Kelompok dengan jumlah paling banyak ditunjukkan pustaka belum sepenuhnya dapat diwujudkan.
dengan nilai persentase yang tertinggi, demikian pula e. Kenyamanan di perpustakaan pada Dinas Kearsipan
sebaliknya (Suparmoko, 2007: 87). Untuk memperjelas dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara bagi
hubungan antar variabel penelitian dilakukan Analisis pemustaka penyandang disabilitas belum sepenuhnya
Tabulasi Silang. terpenuhi. Ditemukan beberapa faktor penyebab
ketidaknyamanan tersebut:
Hasil dan Pembahasan 1. Kondisi ruang baca/belajar yang ada belum
Dalam kajian tentang aksesibilitas layanan per­ dapat memberikan kenyamanan bagi pemustaka
pustakaan bagi pemustaka penyandang disabilitas penyandang disabilitas;
di perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan 2. Sikap dan perilaku petugas layanan perpustakaan
Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah, diperoleh belum sepenuhnya dapat memberikan kenyaman­
sejumlah temuan sebagai berikut: an bagi pemustaka.
a. Aksesibilitas pemustaka penyandang disabilitas ke f. Penyelenggaraan perpustakaan di Dinas Kearsipan
lokasi perpustakaan menurut responden baik. dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara Provinsi
b. Sebagian besar responden merasa tidak aman saat Jawa Tengah belum sepenuhnya dapat memenuhi
berada di gedung perpustakaan. Beberapa faktor yang harapan pemustaka penyandang disabilitas. Beberapa
diindikasikan sebagai faktor penyebab, antara lain: faktor yang diindikasikan menjadi penyebab belum
1. Alat pengamanan yang tersedia belum sepenuhnya terpenuhi harapan pemustaka penyandang disabilitas,
mampu memberikan rasa aman bagi pemustaka antara lain:
penyandang disabilitas; 1. Kecepatan dan kesigapan petugas layanan dalam
2. Kurang bertanggung jawabnya petugas berdampak menerima keluhan belum sesuai dengan harapan
kepada rasa tidak aman bagi pemustaka pemustaka;
penyandang disabilitas saat berada di gedung 2. Ketanggapan petugas layanan belum sesuai
perpustakaan. dengan harapan pemustaka.
c. Dari perspektif kemudahan pemustaka untuk Berbagai kendala yang dihadapi oleh institusi ini, dapat
memenuhi kebutuhannya, perpustakaan di Dinas dikelompokkan menjadi dua yakni kendala eksternal dan
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara internal. Kendala eksternal misalnya berkaitan dengan
Provinsi Jawa Tengah belum sepenuhnya berhasil dana yang diterima melalui APBD guna membiayai
mewujudkan aksesibilitas yang baik bagi para pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kearsipan
pemustaka penyandang disabilitas. Beberapa kendala dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa
yang dihadapi, antara lain: Tengah. Data yang ada menunjukkan bahwa besaran dana
1. Tidak tersedianya alat-alat bantu yang menyulitkan untuk membiayai penyelenggaraan perpustakaan selama
pemustaka untuk memenuhi kebutuhannya; lima tahun terakhir (Tahun Anggaran 2014-2018) setiap
2. Jumlah fasilitas yang tersedia belum banyak tahun sebesar rata-rata 12,67 % dari dana yang diterima
membantu pemustaka untuk memenuhi ke­ institusi, dan mengalami penurunan rata-rata 1,6 % per
butuhannya; tahun.
3. Kecepatan dan kesigapan petugas layanan Kendala internal, selain berhadapan dengan masalah
belum sepenuhnya membantu pemustaka dalam yang berkaitan dengan bureaucratic pathologies (patologi
memenuhi kebutuhannya; birokrasi), seperti tokenisme (kinerja yang rendah),
4. Pengetahuan dan keterampilan petugas layanan inertia (lamban dalam berbagai urusan), dan lain-lain,

94 Vol. 26 No. 2 Tahun 2019


AKSESIBILITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS
DI KABUPATEN BANJARNEGARA: STUDI EVALUASI KINERJA DINAS KEARSIPAN
DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH

institusi ini juga harus berhadapan dengan “kekurangan Menghadapi berbagai permasalahan tersebut, sudah
bawaan” dari SDM perpustakaan. Mereka tidak selayaknya institusi ini melakukan inovasi, tidak sekadar
dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menunggu naiknya dana dari APBD belaka. Langkah
melayani pemustaka penyandang disabilitas, misalnya yang bisa dilakukan antara lain berani untuk melakukan
bagaimana berkomunikasi dengan penyandang bisu diskresi. Menurut Sjachran Basah (dalam Mustamu, 2011:
tuli, kemampuan membaca huruf Braille, dan lain-lain, 3) diskresi adalah kebebasan untuk bertindak atas inisiatif
sehingga hambatan komunikasi antara mereka dengan sendiri, akan tetapi dalam pelaksanaannya tindakan-
para pemustaka penyandang disabilitas sangat mungkin tindakan administrasi negara itu harus sesuai dengan
terjadi. Hal tersebut berpotensi menyulitkan terwujudnya peraturan perundangan yang ada. Salah satu langkah
aksesibilitas layanan perpustakaan bagi penyandang yang bisa dilakukan berkaitan dengan terbatasnya dana
disabilitas. Pentingnya komunikasi yang lancar dengan misalnya melakukan kerja sama dengan pihak swasta. Hal
pemustaka disabilitas juga disampaikan oleh Canadian ini diperkuat pula dengan Undang-Undang Nomor 43
Library Association (2016: 5) bahwa tenaga perpustakaan Tahun 2007 tentang Perpustakaan yang memperbolehkan
harus terbiasa dengan “bahasa para penyandang perpustakaan untuk menggali sumber dana selain
disabilitas”. Karena terminologi tentang disabilitas selalu anggaran yang berasal dari APBD.
berubah secara konstan, tenaga perpustakaan juga harus Berdasarkan Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2014
berkonsultasi dengan anggota dan perwakilan kelompok Tentang Administrasi Pemerintahan, diskresi dilakukan
disabilitas masyarakat tentang terminologi yang harus dengan tujuan antara lain:
digunakan (Canadian Library Association, 2016: 5). 1. Melancarkan penyelenggaraan pemerintahan;
Permasalahan lain yang sangat mendasar yang 2. Mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan
dihadapi oleh perpustakaan dalam mengupayakan tertentu guna kemanfaatan dan kepentingan
terwujudnya aksesibilitas bagi para penyandang umum.
disabilitas adalah berkaitan dengan “komitmen” para Pejabat Pemerintahan yang menggunakan diskresi
pembuat kebijakan/keputusan baik di tingkat pusat harus memenuhi syarat:
maupun daerah, internal atau pun eksternal. Komitmen 1. Berdasarkan alasan-alasan yang objektif;
merupakan sikap kesediaan diri untuk memegang 2. Tidak menimbulkan konflik kepentingan;
teguh visi, misi serta kemauan untuk mengerahkan 3. Dilakukan dengan iktikad baik.
seluruh usaha dalam melaksanakan tugas. Menguatkan
sinyalemen tersebut, besaran dana penyelenggaraan Kesimpulan
perpustakaan merupakan salah satu fakta pendukung Pendekatan inklusi merupakan bentuk ideal layanan
tentang kurangnya komitmen pembuat keputusan/ perpustakaan bagi penyandang disabilitas, tetapi dengan
kebijakan di internal institusi. Merupakan ironi, ketika berbagai kendala dan keterbatasan yang ada, keberhasilan
alokasi dana dari APBD untuk Dinas Kearsipan dan implementasi pendekatan tersebut memerlukan proses
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara pada setiap tahun dan waktu yang panjang. Dengan berbagai kendala yang
naik, tetapi dana untuk penyelenggaraan perpustakaan dihadapi baik internal maupun eksernal, perpustakaan
justru terus menerus mengalami penurunan. Demikian Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
pula komitmen dari pembuat keputusan/kebijakan di Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah belum sepenuhnya
tingkat daerah yang mesti dipertanyakan. Menguatkan berhasil mewujudkan aksesibilitas layanan perpustakaan
konklusi tersebut, dapat dilihat dari besaran dana bagi penyandang disabilitas. Untuk itu, sementara terus
yang diterima oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan mengembangkan penerapan pendekatan inklusi dalam
Kabupaten Banjarnegara dibandingkan dengan total layanan pada perpustakaan-perpustakaan yang ada,
APBD. Dana yang diterima selama lima tahun (Tahun seyogyanya dilakukan juga pendekatan-pendekatan lain
Anggaran 2014-2018), selain setiap tahun besarannya misalnya mengupayakan pembangunan perpustakaan
fluktuatif dan cenderung menurun, juga persentasenya khusus bagi penyandang disabilitas atau mengupayakan
sangat kecil dibandingkan dengan total APBD, rata-rata diskresi dengan lembaga lain.
sebesar 0,41 %.

Vol. 26 No. 2 Tahun 2019 95


Daftar Pustaka

American Library Association. (2016). Library Services Inggris. Gramedia: Jakarta


for People with Disabilities Policy. Sumber: www.ala. Ekwelem V. O. (2013). Library Service To Disabled
org. Diakses pada 19/11/2018.12.01 Students in The digital Era: Challenges For Outcome
Ancok, Djamaludin. (1985). Teknik Penyusunan Assessment. Library Philosophy and Practice
Skala Pengukur. Yogyakarta: Pusat Penelitian (e-journal) Libraries at University of Nebraska-
Kependudukan Universitas Gajah Mada Lincoln. Sumber: https://digitalcommons.unl.edu.
Aprilina, Pawestri. (2017). Hak Penyandang Disabilitas Diakses pada 13/06/2018.05.08
Dalam Perspektif HAM Internasional dan HAM Fadillah Putra.dan Saiful Arif. (2001). Kapitalisme
Nasional. Sumber: https://media.neliti.com. Diakses Birokrasi. Yogyakarta: LkiS.
pada 08/06/2018.08.58 Fandy Tjiptono. (2002). Manajemen Jasa. Yogyakarta:
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Andi.
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Hesty Putri Agustin. (2017). Kualitas Pelayanan Bagi
Bimo Walgito. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Pemustaka Disabilitas Netra Di Braille Corner
Yogyakarta : ANDI Perpustakaan Umum Kota Malang. Sumber:
Burhan Nurgiyantoro, Gunawan dan Marzuki. (2000). repository.unair.ac.id. Diakses pada 22/06/1918.13.45
Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Julista Mustamu. (2011). Diskresi dan Tanggungjawab
Yogyakarta: Gajah Mada University Press Administrasi Pemerintahan. Sumber: https://
Canadian Library Association (CLA). (2016). Guidelines fhukum.unpatti.ac.id. Diakses pada 19/11/2018.20.07
on Library and Information Services for People with Langbein, Laura Irwin. (1980). Discovering Whether
Disabilities. Sumber: cfla-fcab.ca/en. Diakses pada Programs Work: A Guide to Statistical Methods For
21/11/2018. 11.02 Program Evalution. London: Scott, Foresman and
Coalition For Networked Information. (2013). The Company.
Transformation of the Public Library. Sumber: https:// Moh. Nazir. (1999). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
www.cni.org. Diakses pada 19/11/2018.04.34 Indonesia.
Chaputula, Aubrey Harvey & Patrick Makono Mapulanga. Martono, Nanang. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif.
(2017). Provision of Library Services to People with Jakarta: Raja Grafindo Perkasa
Disabilities in Malawi. Sumber: https://www. Nina Pelaez. (2017). People’s Library. Sumber: https://
researchgate.net. Diakses pada 19/11/2018.04.34 wcma.williams.edu. Diakses pada 22/06/2018.13.38
Christie Damayanti. (2017). Apa Arti “Konsep 4K” bagi Nielsen, Birgitta Irvalland Gyda Skat. (2005). Access to
Disabilitas?. https://www.kompasiana.com. Diakses Libraries for Persons with Disabilities–Checklist.
pada 06/7/2018.04.51 IFLA Professional Reports, No. 89. Sumber: https://
Danang Sunyoto. (2009). Analisis Regresi dan Uji www.ifla.org. Diakes pada 13/06/2018.04.26
Hipotesis. Yogyakarta : MedPress Ninu Tri Apriliana. (2010). Pengaruh Sikap Petugas
Diao Ai Lien. (2004). Transformasi Dunia Perpustakaan. Perpustakaan Terhadap Minat Berkunjung
Sumber: eprints.rclis.org. Diakses pada Pemustaka Di Kantor Perpustakaan dan Arsip
03/06/2018.09.08 Kota Semarang. Sumber: http://eprints.undip.ac.id.
Depdagri. (2003). Modul Pelayanan Prima. Jakarta: Diakses pada 19.11/2018.04.25
Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Departemen Novarikha Ariyanti, Stefanus Pani Rengu, Hermintatik.
Dalam Negeri (NA). Peran Desain Interior Terhadap Kepuasan
Dunn, William N. (2000). Pengantar Analisis Kebijakan Pemustaka (Studi pada Perpustakaan SMK Negeri
Publik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 4 Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3,
Dwiyanto, Agus , et al. (2002). Reformasi Birokrasi No. 11. Sumber: download.portalgaruda.org. Diakses
Pelayanan Publik di Indonesia. Yogyakarta: Pusat pada 28/11/2018.20.40
Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Robertson, Linda. (2006). Access for Library Users with
Gadjah Mada Disabilities. Sumber: https://www.sconul.ac.uk/sites.
Echols,John & Hassan Shadily. (1987). Kamus Bahasa Diakses pada 13/06/2018.04.58

96 Vol. 26 No. 2 Tahun 2019


AKSESIBILITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS
DI KABUPATEN BANJARNEGARA: STUDI EVALUASI KINERJA DINAS KEARSIPAN
DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH

Saleh, Abdul Rahman. (2013). ISO 11620: 2008 Yogyakarta : BPFE.


(Information and Documentation – Library Rosa Widyawan. (2012). Pelayanan Referensi, Bimbingan
Performance Indicators). Sumber: https://www. Pemustaka dan Literasi Informasi (LI). Sumber:
researchgate.net. Diakses pada 24/06/2018.17.41 digilib.undip.ac.id. Diakses pada 22/06/2018.13.45
Samudra Wibawa, Purbokusumo dan Pramusinto. (1994). Ruskin, John. (2011). Importance of Human
Evaluasi Kebijakan Publik. Jakarta: Raja Grafindo Resource Management. Sumber: www.
Persada. humanresourceexcellence.com. Diakses pada
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. (1989). Metode 03/06/2018.04.03
Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES Tan, Melly G. (1985). Masalah Perencanaan Penelitian,
Siti Aisyah. (2017). Implementasi Kebijakan Aksesibilitas dalam Metode-Metode Penelitian Masyarakat,
Pelayanan Bagi Difabel di Yogyakarta Tahun 2015 Koentjaraningrat. Jakarta: Gramedia
(Studi Kasus: Grhatama Pustaka Yogyakarta). Todaro, Alicia Julia. (2005). Library Services for People
Sumber: repository.umy.ac.id. Diakses pada with Disabilities in Argentina. Sumber: https://www.
24/06/2018.17.41 emeraldinsight.com. Diakses pada 03/06/2018.08.42
Siagian,Sondang P. (1998). Manajemen Sumber Daya Wahyudi Kumorotomo. (2001). Etika Administrasi
Manusia. Jakarta: Bumi. Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suparmoko. (2007). Metode Penelitian Praktis (Untuk Zulian Yamit. (2001). Manajemen Kualitas Produk &
Ilmu-Ilmu Sosial, Ekonomi dan Bisnis) Edisi 4. Jasa. Yogyakarta: Ekonisia.

Vol. 26 No. 2 Tahun 2019 97

Anda mungkin juga menyukai