Anda di halaman 1dari 5

BIOGRAFI ABUL WAFA

Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Buzjani
(Buzhgan, Nishapur, Iran, 940 – 997 / 998)[1] adalah seorang astronom
dan matematikawan asal Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke
Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia
juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan
dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya.

Kehidupan dan Karier


Al-Buzjani lahir di Buzhgan, Khorasan Raya (kini Iran). Pada usia 19,
tahun 959, dia berpindah ke Baghdad dan menetap di sana untuk
empat puluh tahun kemudian, dan meninggal di sana pada tahun 998. [2]
Dia hidup sezaman dengan ilmuwan terkemuka di kota Baghdad
seperti Abū Sahl al-Qūhī dan Al-Sijzi, juga sezaman dengan ilmuwan
lain di luar Baghdad seperti Abu Nasr Mansur bin Iraq, Abu-Mahmud
Khojandi, Kushyar ibn Labban dan Al-Biruni.[3]

❖TANGGAL LAHIR
ilmuwan serbabisa itu bernama Abu al-Wafa Muhammad Ibn
Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Ibn Abbas al-Buzjani. Ia terlahir di
Buzjan, Khurasan (Iran) pada tanggal 10 Juni 940/328 H dan tutup
usia pada 15 Juli 998 di kota Baghdad Irak

❖ TANGGAL WAFAT

15 juli 998 M,Bagdad,Irak


BIOGRAFI IBNU SINA
Ibnu Sina merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter, dan penulis aktif
beraliran islam mu'tazilah yang lahir pada tahun 980 masehi . Pada zaman
tersebut ilmuwan-ilmuwan banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan
dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari zaman Plato, sesudahnya
hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan
dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan mu'tazilah. Pengembangan ini
terutama dilakukan oleh perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi.
Pengembangan ilmu pengetahuan pada masa ini meliputi matematika,
astronomi, Aljabar, Trigonometri, dan ilmu pengobatan.[4] Pada zaman
Dinasti Samayid dibagian timur Persian wilayah Khurasan dan Dinasti Buyid
dibagian barat Iran dan Persian memberi suasana yang mendukung bagi
perkembangan keilmuan dan budaya. Di zaman Dinasti Samaniyah, Bukhara
dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu pengetahun dunia Islam.[5]

❖ TANGGAL LAHIR
Ibnu Sina lahir 980 masehi di Afsana, sebuah desa dekat Bukhara
(sekarang dikenal dengan Uzbekistan), ibukota Samaniyah, sebuah
dinasti Persia di Central Asia dan Greater Khorasan.
❖ TANGGAL WAFAT
meninggal pada Juni 1037, pada usia lima puluh delapan,
di bulan Ramadan dan dimakamkan di Hamadan, Iran.
BIOGRAFI AL-RAZI
Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Masehi dan meninggal pada tanggal 9
Oktober 925 Masehi. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut
terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di dekat
Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menyelesaikan hampir seluruh karyanya.
Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tetapi dia
kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi
memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi dikarenakan berbagai
eksperimen yang menyebabkan matanya menjadi cacat. Kemudian dia mencari
dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi mulai
mempelajari ilmu kedokteran.
Dia belajar ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf
yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian
berpindah agama menjadi Islam setelah mengambil sumpah untuk menjadi
pegawai kerajaan dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu'tashim.
ar-Razi kembali ke kampung halamannya dan terkenal sebagai seorang dokter
disana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan
Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. ar-Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang
khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-
Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala
sebuah rumah sakit di Baghdad.
Setelah kematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi memutuskan
untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana dia mengumpulkan murid-
muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, ar-Razi diberikan gelar
Syaikh karena dia memiliki banyak murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter
yang baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya saat berobat kepadanya.

❖ Tanggal wafat
9 oktober 925 M,ray,irak
AL-JAZARI
Ismail Al-Jazari merupakan seorang perancang mekanik yang gemilang dari
kalangan muslim pada abad ke-12. Kecermelangan Ismail sering dibandingkan
dengan ilmuwan Leonardo da Vinci yang menggemparkan Eropa. Berikut ini
biografi Ismail Al-Jazari, sejarah hidup Bapak Robotika penemu jam pertama di
dunia. Bernama lengkap Badīʿ Az-Zaman Abū l-ʿIzz bin Ismāʿīl bin Ar-Razāz Al-
Jazarī, ia lahir pada 1136 masehi di suatu tempat di antara sungai Tigris dan
Eufrat (dulu dikenal sebagai wilayah Mesopotamia—kini Irak). Ismail hidup
bersamaan dengan era kemajuan ilmu pengetahuan di negara-negara Islam
(Islamic Golden Age). Selama hidupnya, Ismail menjalani karir sebagai kepala
insinyur di Istana Artuku di daerah Diyarbakir. Ia mengabdikan diri pada Dinasti
Artuqid, penguasa wilayah timur Anatolia dan Jazira (kini Turki) pada abad ke-12
dan 13. Ismail mengikuti jejak ayahnya yang juga menjadi kepala insinyur di
istana tersebut. Sejarawan dan ahli kimia, George Sarton, dalam buku
Introduction to the History of Science (1927) menggambarkan Al-Jazari sebagai
perancang mekanik muslim paling terkemuka pada masanya. Menurut George
Santon, karya-karya Al-Jazari merupakan yang “paling rumit dan dapat
dianggap sebagai puncak dari standar pencapaian muslim kala itu.” Beberapa
alat yang menandakan kecemerlangan Ismail dalam membuat alat mekanik
waktu itu antara lain jam kastil, jam lilin, pompa mekanik, dan jam gajah. Semasa
hidupnya, Ismail al-Jazari berhasil membuat kurang lebih 174 gambar perangkat
mekanik, 80 di antaranya dilengkapi dengan tata cara pembuatannya
❖ TANGGAL WAFAT
1206, antara sungai Tigris dan sungai Efrat, Iraq, atau
kawasan Kurdistan sekarang.
AZ-ZAHRAWI
Sejarah ilmu bedah tidak dapat dilepaskan dari kontribusi penemu dan ilmuwan Islam
yang satu ini: Abu Al-Qasim Al-Zahrawi, El-Zahrawi, atau Abulcasis. Ia telah
memberikan sumbangsih bagi ilmu kedokteran dunia, khususnya dalam ilmu bedah.
Berikut ini biografi singkat seorang Abu Al-Qasim Al-Zahrawi beserta penemuan,
pemikiran, dan karya-karyanya. Bernama lengkap Abu Al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas
az-Zahrawi, ia dilahirkan tahun 936 Masehi di Zahra, sebelah barat daya Cordoba,
Andalusia, Spanyol, yang menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan Islam kala
itu. Islam mengalami masa jaya di Eropa di bawah naungan Kekhalifahan Dinasti
Umayyah. Ana Ruiz dalam Vibrant Andalusia: The Spice of Life in Southern Spain
(2007) menuliskan, Andalusia menjadi tempat munculnya para ilmuwan muslim, seperti
Ibnu Hazm, Ibnu Rusyd, Ibnu Arabi, Abu Ishaq Al-Zarqali, Abu Hakam Al-Kirmani, dan
lainnya, termasuk Al-Zahrawi. Abu Al-Qasim Al-Zahrawi meninggal dunia pada 1013 M
dalam usia 77 tahun. Dikutip dari Islam and Science (2007) yang ditulis Yahya
Muhammad, Al-Zahrawi sempat mengabdi untuk keluarga penguasa Andalusia dari
Dinasti Umayyah saat itu, Khalifah Al-Hakam II, sebagai dokter khusus kerajaan.
❖ TANGGAL WAFAT
1013,dicordoba
❖ TANGGAL LAHIR
936 M,kota azahar dekat dgn kordoba,spanyol

Anda mungkin juga menyukai