Anda di halaman 1dari 50

Turos Pustaka

Biografi Sepuluh Tokoh


Muslim Terkemuka
Paling Berpengaruh
dalam Sejarah oo
k

Salah satu sumbangsih peradaban Islam bagi


B
e-

dunia adalah lahirnya tokoh-tokoh dengan


os
r

segudang pemikiran yang menakjubkan.


Tu

Pemikiran ini tidak hanya dalam bidang ilmu


agama, tetapi juga dalam bidang sains.
Berikut sepuluh tokoh muslim terkemuka
paling berpengaruh dalam sejarah.
Selamat membaca!

3
Turos Pustaka

IMAM
FAKHRUDDIN
AR-RAZI
Imamnya Ilmu-Ilmu Sains Abad ke-12 M
k

Imam Fakhruddin ar-Razi adalah seorang ulama


B oo

multidisplin ilmu abad ke-12 M. Pengarang kitab


e-

al-Kamil Fi at-Tarikh, Ibnu al-Atsir menjulukinya se-


os
r
Tu

bagai Imamnya Ilmu-ilmu Sains pada masanya.


Imam Fakhruddin ar-Razi lahir pada Kamis, 25
Ramadhan 544 H/26 Januari 1150 M di Ray al-
Jibal, Iran. Nama lengkapnya Fakhruddin Abu
Abdullah Muhammad bin Umar bin al-Husain
bin al-Hasan bin Ali al-Timi al-Bakari at-Tabaris-
tani al-Quraisy al-Razi.
Imam Fakhruddin a-Razi memiliki banyak gelar,
di antaranya: Sang imam, Fakhruddin (Kebang-
gan Agama), Ar-Razi, dan Syaikhul Islam (Guru
Islam). Imam Fakhruddin ar-Razi juga memiliki

4
Turos Pustaka

banyak julukan atau panggilan yang disematkan


kepadanya, seperti: Abu Abdillah, Abu al-Ma’ali,
Ibnu Khathib ar-Ray, dan Ibnu Khathib.
Ayahnya bernama Imam Dhiya’uddin Umar
bin al-Hasan, seorang ahli fikih dan ushul yang
berakhlak tasawuf serta mengerti persoalan ilmu
kalam. Dhiya’uddin Umar bin al-Hasan bergelar
Syekh al-Khatib ar-Ray.
k
oo

Jika dirunut kembali, leluhur Imam Fakhruddin


B

ar-Razi merupakan seorang berbangsa Arab yang


e-
os

berasal dari suku Quraisy dari jalur keturunan


r
Tu

Sayyidina Abu Bakar Shiddiq, sang khalifah per-


tama umat islam.
Imam fakhruddin ar-Razi telah mengenyam pen-
didikan agama sejak kecil. Ia mempelajari ilmu te-
ologi dan mazhab dari ayahnya. Sedangkan untuk
ilmu hikmah, kalam, dan fikih, ia belajar kepada
Majdidin al-Jaili, seorang ulama terkemuka pene-
rus pemikiran Imam al-ghazali yang bermazhab
Asy’ari/Syafi’i.
Namun, setelah ayahnya meninggal, ia melanjut-
kan studinya di Provinsi Semnah, Iran dan bergu-
5
Turos Pustaka

ru kepada Kamaluddin Ahmad bin Zaid. Merasa


tidak puas, ia pun akhirnya melanjutkan studinya
hingga ke Merw, Turkmenistan dan Maragheh,
Iran.
Perjalanan panjangnya dalam menuntut ilmu
inilah yang menghantarkan Imam Fakhruddin ar-
Razi dikenal sebagai imam mufasir, ahli fikih, dan
ahli dalam ilmu ushul.
k
oo

Intrik Kehidupan ar-Razi


B
e-

Pada masa dewasanya, Imam Fakhrudin ar-Razi


ros

menapakkan kakinya di Khawarizm, Iran. Sebagai


Tu

seorang ahli kalam aliran Asy’ariyah dan bermaz-


hab Syafi’i, ia sangat vokal dalam mengomentari
persoalan filsafat dan pemikiran kaum Muktazi-
lah. Akhirnya ia pun dipaksa meninggalkan Kha-
warizm karena banyak yang tidak menyukainya.
Imam Fakhruddin ar-Razi kemudian pindah ke
Herat, Afghanistan dan menetap di sana. Di kota
inilah sebuah perguruan tinggi didedikasikan un-
tuknya hingga ia mendapat gelar Syakhul al-Islam.
Meski demikian, ia tetap mendapatkan serang-

6
Turos Pustaka

an dari orang-orang yang berseberangan ideolo-


gi dengannya. Kali ini tidak hanya dari golongan
Muktazilah, tapi juga dari kelompok Karamiyah,
Syi’ah, dan Barbar. Serangan itu sengaja dilan-
carkan unuk menjatuhkan martabat dan reputasi
baiknya di muka publik.
Serangan tersebut terus berlangsung hingga ia
menghembuskan nafas terakhirnya pada 1 Ra-
k

madhan 606 H/1209 M dalam usia 61 tahun di


B oo

Herat, Afghanistan.
e-
os

Imamnya Ilmu-ilmu Sains


r
Tu

Imam Fakhruddin ar-Razi berpendapat bahwa


semua disiplin ilmu itu baik, tak terkecuali sains.
Landasan pemikiran inilah yang membuat Imam
Fakhruddin ar-Razi mempelajari berbagai bidang
disiplin ilmu eksakta, yang pada masa itu diang-
gap bukan bagian dari ilmu agama.
Ia pun akhirnya menguasai berbagai bidang
ilmu sains, seperti: matematika, fisika, kedokteran,
dan perbintangan. Tidak hanya sekadar menga-
guminya, ia juga merupakan pelaku sains sejati.

7
Turos Pustaka

Hal ini terbukti dari banyaknya buku karangan-


nya dalam bidang sains.
Maka tak ayal, Ibnu al-Atsir, sang pengarang ki-
tab al-Kamil Fi at-Tarikh mengatakan bahwa Imam
Fakhruddin ar-Razi adalah imamnya ilmu-ilmu
dunia (sains) pada masanya. k
B oo
e-
os
r
Tu

8
Turos Pustaka

IBNU BAJJAH
Sang Filsuf Muslim Spanyol yang Pertama

Latar Belakang
Ibnu Bajjah dikenal sebagai filsuf muslim Spa-
nyol yang pertama. Ia lahir di Zaragoza pada tahun
k
oo

1095 M. Ia bernama lengkap Abu Muhammad


B
e-

bin Yahya al-Tujibi al-Andalusi al-Saraqusti. Pe-


osr

mikirannya memiliki pengaruh pada Ibn Rusyd,


Tu

Ibn Thufayl hingga Thomas Aquinas.


Di masa mudanya, para penguasa Zaragoza
sering berganti tampuk kepemimpinan. Namun,
pada tahun 1114 M, seseorang yang ia kenal de-
kat bernama Ibnu Tifilwit diangkat menjadi Gu-
bernur dan Ibnu Bajjah pun diangkat menjadi wa-
zirnya.
Jabatan itu tak bertahan lama. Pada tahun 1118
M Zaragoza jatuh ke tangan Raja Alfonso The Bat-
tler. Hal ini membuat Ibnu Bajjah terpaksa men-

9
Turos Pustaka

datangi Abu Ishaq Ibrahim bin Yusuf bin Ibnu


Tashfin untuk meminta perlindungan di Xativa.
Ibnu Bajjah bekerja sebagai wazir Yusuf bin
Tashfin selama sepuluh tahun. Meski demikian,
ia tidak sepaham dengan mereka yang dekat de-
ngan Ibnu Tashfin, sebagaimana ketika masa pe-
merintahan Ibnu Tilfiwit.
Ibnu Bajjah pernah dipenjara dua kali pada
k
oo

masa kepemimpinan Ibnu Tashfin. Namun, rin-


B

cian penyebabnya tidak dapat diketahui. Meski


e-
os

demikian, Ibnu Bajjah tetap dengan Kekaisaran


r
Tu

Almoravid selama sisa hidupnya.


Ibnu Bajjah dikenal terampil dalam falsafat, lo-
gika, astronomi, kedokteran, ilmu tanaman, mate-
matika, musik, dan umumnya seluruh pengetahu-
an praktis dan teoritis pada zamannya, termasuk
puisi dan sastra.
Meskipun banyak dari karyanya tidak selamat,
teorinya dalam astronomi dan fisika masing-masing
dilanggengkan oleh Maimonides dan Ibnu Sina.
Setelahnya, pemikirannya mempengaruhi para
astronom dan fisikawan dalam peradaban Islam
10
Turos Pustaka

dan Eropa Renaisans, termasuk Galileo Galilei.


Ibnu Bajjah menimba ilmu ke banyak guru. Sa-
lah satunya adalah Abu Jafar ibn Harun dari Tru-
jillo, seorang dokter di Sevilla, Andalusia.
Pada tahun 1138 M, salah seorang pelayan Abu
al-‘Ala bin Zuhr yang bernama Ibnu Ma’yub di-
curigai meracuni Ibnu Bajjah dan membuat sang
filsuf meninggal di Fez.
k
oo

Pada tahun 2009, sebuah kawah 199k km (62


B
e-

mi) dari Kutub Selatan Bulan ditunjuk sebagai ka-


os

wah Ibnu Bajjah oleh International Astronomical


r
Tu

Union (IAU) untuk menghormatinya.

Corak Pemikiran Ibnu Bajjah


Ibn Bajjah atau dalam bahasa latin lebih dike-
nal dengan nama Avempace adalah seorang filsuf
Islam yang berperan sebagai rantai awal penyam-
bung antara kajian filsafat Yunani-Arab ke dunia
barat.
Pemikiran dari Ibn Bajjah memiliki pengaruh
yang sangat berarti pada sosok-sosok besar seperti
Ibn Rusyd, Ibn Thufayl hingga Thomas Aquinas.

11
Turos Pustaka

Kontribusi terbesarnya adalah pemikiran ten-


tang akal dan jiwa. Selain itu banyak teori-teorinya
yang memengaruhi para astronom dan fisikawan
peradaban Islam dan Renaisans Eropa, termasuk
nama besar Galileo Galilei.
Ibn Bajjah dikenal terampil dalam falsafat, logi-
ka, astronomi, kedokteran, ilmu tanaman, mate-
matika, musik, dan umumnya seluruh pengetahu-
k

an praktis dan teoritis pada zamannya, termasuk


B oo

puisi dan sastra.


e-
os

Ibn Bajjah banyak berkontribusi dalam banyak


r
Tu

perkembangan bidang sains. Ia banyak memberi


pendapat serta teori khususnya di bidang astro-
nomi, psikologi, dan fisika. Seperti dalam astro-
nomi ia mengememukakan pendapatnya tentang
Galaksi Bima Sakti, mengkritisi banyak pemikiran
Aristoteles, dan lain sebagainya.
Pemikirannya yang tertuang pada bidang fisika
adalah perihal hukum gerak. Prinsip-prinsip yang
dikemukakannya itu menjadi dasar bagi pengem-
bangan ilmu mekanik modern. Di kemudian hari
hal-hal tersebut menjadi pengaruh terbesar pada
12
Turos Pustaka

fisikawan Barat pada masa itu.


Ibnu Bajjah pun juga sangat berjasa dalam me-
ngembangkan psikologi Islam. Pemikirannya ten-
tang studi psikologi didasarkan pada ilmu fisika.
Dalam risalah yang ditulisnya berjudul, Recognition
of the Active Intelligence, Ibnu Bajjah menulis inteli-
gensi aktif adalah kemampuan yang penting bagi
manusia.
k
oo

Dia juga menulis banyak esai yang membahas


B

pikiran dan imajinasi. ‘’Pengetahuan tak dapat di-


e-
os

peroleh dengan pikiran sehat saja, tapi juga de-


r
Tu

ngan inteligensia aktif yang mengatur intelegensia


alami,’’ ungkap Ibn Bajjah.
Ibnu Bajjah juga banyak mengupas tentang jiwa.
Bahkan, secara khusus Ibn Bajjah menulis kitab
berjudul, Al-Nafs, atau Jiwa. Ibn Bajjah juga mem-
bahas tentang kebebasan. Menurutnya, seseorang
dapat dikatakan “bebas” ketika orang tersebut da-
pat bertindak dan berpikir secara rasional.

Gaya Kepenulisan Ibnu Bajjah


Kebanyakan esai-esai Ibn Bajjah merupakan

13
Turos Pustaka

syarah-syarah ringkas terhadap karya-karya Aris-


toteles dan al-Farabi. Adapun pemikiran orisinal-
nya terdapat pada tiga risalahnya, yakni : Tadbir
al-Mutawahhid, Risalah al-Wada, dan Risalah al-Ittis-
hal.
Cara penulisannya yang paling menonjol ada-
lah ia seringkali mengawali esai dengan satu sub-
jek, tetapi sebelum mengakhiri pembahasan sub-
k

jek tersebut, ia kemudian berpindah pada subjek


B oo

bahasan yang lain.


e-
os

Perhatian utama yang kerap dibahas oleh Abu


r
Tu

Bakr (Ibn bajjah) menjadi lebih terfokus dan ak-


rab dengan pemikiran Yunani, serta menguasai se-
banyak mungkin pengetahuan-pengetahuan kuno
dari Yunani. Di dalam kebenaran dan kesempur-
naan, ia menemukan cara tersendiri dalam berhu-
bungan dengan akal (intelek) aktif.
Persamaan dari Al-Farabi dan Ibn Bajjah, ke-
duanya meletakkan ilmu untuk mengatasi segala-
galanya. Mereka hampir sependapat bahwa akal
dan wahyu merupakan satu hakikat yang padu.
Upaya untuk memisahkan kedua-duanya hanya
14
Turos Pustaka

akan melahirkan sebuah masyarakat dan negara


yang pincang. Oleh sebab itu, akal dan wahyu
harus menjadi dasar dan asas pembinaan sebuah
negara serta masyarakat yang bahagia.
Ibn Bajjah pun sangat menguasai logika. Menu-
rutnya, sesuatu yang dianggap ada itu sama benar-
benar ada atau tidak ada bergantung pada yang
diyakini ada atau hanyalah suatu kemungkinan.
k

Justru, apa yang diyakini itulah sebenarnya satu


B oo

kebenaran dan sesuatu kemungkinan itu boleh


e-
os

jadi mungkin benar dan tidak benar.


r
Tu

Ibnu Bajjah juga terkenal karena memunculkan


gagasan yang menyebut manusia sebagai ‘’makh-
luk sosial’’. Pendapat itu dilontarkan jauh sebelum
sarjana Barat mencetuskannya.
Ia pun telah menguraikan konsep masyarakat
madani dalam tulisannya pada abad ke-11 M. Ke-
hebatannya dalam berbagai ilmu telah membuat
banyak kalangan benci dan iri. Ia pun akhirnya
meninggal dunia akibat diracun pada 1138 M.

15
Turos Pustaka

IBNU KHALDUN
Sang Ilmuwan Ambisius Pengarang
Buku Muqaddimah

Ibnu Khaldun adalah seorang sejarawan, seni-


man, ahli hukum, sekaligus filsuf yang lahir pada
k

awal Ramadhan 732 H/27 Mei 1332 di Tunisia.


B oo

Nama lengkapnya Abu Zaid Abdul Rahman Ibnu


e-
os

Khaldun Waliy ad-Din at-Tunisi al-Hadrami al-


r
Tu

Isybili al-Maliki. Nama al-Hadrami merujuk pada


etnis leluhurnya yang berasal dari Hadramaut di
Arab Selatan.
Ayahnya bernama Abu Bakar Muhammad, se-
orang yang mengabdikan seluruh hidupnya di
bidang akademis. Bahkan dirinya pernah meno-
lak tawaran dari Sultan Dinasti Hafsiyah untuk
menjabat di pemerintahan. Abu Bakar Muham-
mad inilah guru pertama Ibnu Khaldun dan yang
membentuknya menjadi seorang sejarawan ulung
di kemudian hari.

16
Turos Pustaka

Selain itu, ia juga belajar kepada Abu Abdullah


Muhammad bin al-Arabi, Abu al-Abbas Ahmad
bin al-Qusysyar, dan Abu Abdullah al-Wadiyasyi
untuk mempelajari ilmu bahasa. Dalam ilmu filsa-
fat ia belajar kepada Abu Abdullah Muhammad
bin Ibrahim al-Abili. Sedangkan dalam ilmu fikih,
ia mempelajarinya dari Abu Abdullah Muham-
mad al-Jiyani dan Abu al-Qasim Muhammad al-
k

Qashir.
B oo

Pada usia 20 tahun, ia memulai karier politiknya


e-
os

di bawah kepemimpinan Bani Hafsiyah, di Tunis.


r
Tu

Namun, ia tidak terlalu tertarik melanjutkan ka-


riernya di Tunis dan lebih memilih fokus dalam
kegiatan akademis sebelum akhirnya ia pindah ke
Fez, Maroko untuk menduduki jabatan tinggi di
pengadilan Bani Marin.
Dari sinilah Ibnu Khaldun mulai terlibat dalam
intrik politik. Ia pernah dipenjara beberapa kali
karena terlibat persoalan politik. Hal itu membu-
atnya harus hidup berpindah-pindah, mulai dari
Maroko, Tunis, sampai ke Spanyol. Hingga di-
rinya memilih tinggal di Andalusia, Spanyol. Di

17
Turos Pustaka

sana, ia berniat menjauhi politik dan melanjutkan


karier akademisnya.
Namun, nasib buruk kembali menimpa dirinya.
Penguasa Fez rupanya masih menyimpan den-
dam. Dia pun meminta penguasa Granada untuk
menyerahkan Ibnu Khaldun. Permintaan itu tidak
digubris, Ibnu Khaldun malah dikirim ke Tunisia.
Kembali ke tanah kelahirannya, dirinya malah
k
oo

diacuhkan. Beruntung ada pertolongan dari kepa-


B

la suku Bani Arif, Ibnu Khaldun mampu menyele-


e-
os

saikan pertikaiannya dengan Abu Hamu, seorang


r
Tu

Amir Tlemcen yang pernah ia sakiti di masa lalu.


Meski sudah bertekad ingin menjauhi politik, ia
tetap tidak bisa menolak permintaan Abu Hamu
yang memberikan kepercayaan padanya untuk
memenangkan dukungan suku-suku.
Ia kemudian tinggal bersama keluarganya di
kampung Bani Arif dan menghabiskan masa-masa
tenangnya di sana. Setelah merasakan kedamaian
yang hakiki, ia pun mulai menulis karyanya yang
paling monumental, Muqaddimah di Qal’at Ibnu
Salamah.
18
Turos Pustaka

Pada tahun 784 H/1382 M, Ibnu Khaldun per-


gi ke Iskandariah, Mesir dan menetap di sana. Ia
kemudian diangkat menjadi guru besar di Pergu-
ruan Qamhiyah dan mengajari orang yang ingin
belajar ilmu darinya di Masjid al-Azhar. Ia juga
sempat menjabat sebagai Hakim Agung Mazhab
Maliki meski hanya setahun.
Akhirnya setelah perjalanan yang panjang, Ibnu
k

Khaldun menghembuskan nafas terakhirnya pada


B oo

25 Ramadan 808 H/16 Maret 1406 M pada usia 76


e-
os

tahun. Ia dimakamkan di pemakaman sufi di luar


r
Tu

Bab an-Nashr, Kairo, Mesir.

19
Turos Pustaka

HASAN BASHRI
Ulama Salaf yang Mampu Pengaruhi
Hati Banyak Manusia

Hasan Bashri adalah seorang ulama salaf terke-


muka yang lahir pada 21 H/642 M di Madinah.
k

Nama lengkapnya Abu Sa’id Al-Hasan ibn Abu


B oo

Al-hasan Yassar Al-Bashri. Ayahnya bernama


e-
os

Yassar, seorang mantan budak Zaid bin Tsabit al-


r
Tu

Anshari sedangkan ibunya bernama Khairah bin-


ti Sa’id bin Zaid bin ‘Amr, seorang hamba sahaya
milik Ummu Salamah, istri Nabi Muhammad saw.
Ketika masih bayi, Hasan sering ditinggalkan
oleh ibunya untuk memenuhi kebutuhan-kebu-
tuhan istri Nabi yang dilayaninya. Maka tak ayal,
ketika bayi Hasan menangis Ummu Salamah se-
lalu meletakkan bayi tersebut ke dalam pangkuan
untuk kemudian ia susui agar tangisnya reda.
Tatakala Hasan sudah mulai bisa berjalan, ia
secara aktif sering mengunjungi rumah-rumah

20
Turos Pustaka

ummahatul mukminin sebab rumah mereka ber-


dekat-dekatan. Selain itu, ia juga berguru kepada
sahabat-sahabat utama Nabi Muhammad SAW
di Masjid Nabawi. Hal ini membuat Hasan ke-
cil tumbuh dalam lingkungan keluarga yang saleh
dengan tradisi keilmuan yang mengakar kuat.
Diriwayatkan bahwa Hasan kecil berguru lang-
sung kepada Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib,
k

Abu Musa al-Asy’ari, Abdullah bin Umar, Abdul-


B oo

lah bin Abbas, Anas bin Malik, Jabir bin Abdillah


e-
os

dan lain sebagainya. Namun, orang yang paling


r
Tu

sangat dikaguminya adalah Ali bin Abi Thalib


sehingga ia berusaha meniru Ali bin Abi Thalib
dalam hal ketakwaan, ketaatan beribadah, serta
kefasihan bahasa.
Namun, pada usia 14 tahun, Hasan harus pin-
dah beserta keluarganya ke Kota Basrah, Irak, dan
menetap di sana akibat pecahnya Perang Siffin
yang terjadi pada tahun 35 H/656 M. Dari sinilah
ia mulai dikenal dengan sebutan Al-Bashri (orang
Basrah). Hasan pun kemudian dikategorikan se-
bagai tabi’in, julukan untuk mereka yang hidup se-

21
Turos Pustaka

telah generasi sahabat Rasulullah SAW.


Di kota Basrah, Hasan Bashri mendirikan sebu-
ah sekolah sufi karena keprihatinannya melihat
gaya hidup masyarakat yang telah terpengaruh
oleh kehidupan duniawi yang dianggap sebagai
salah satu akses kemakmuran ekonomi yang dica-
pai negeri-negeri Islam pada masa itu. Salah satu
muridnya yang paling terkenal adalah Washil bin
k

‘Atha, seorang pendiri aliran Mu’tazilah.


B oo

Hasan Bashri adalah seseorang yang memiliki


e-
os

ilmu luas hingga mendapat gelar sebagai “Syaikhul


r
Tu

Bashrah”. Dia seorang ahli fikih, ahli hadis, seka-


ligus ahli tafsir. Perkataan-perkataannya bertebar-
an dalam kitab-kitab fikih, tafsir, dan hadits. Dia
adalah seorang penasihat yang kukuh dan selalu
mempraktekkan apa yang ia serukan sehingga ia
mampu menyentuh banyak hati manusia.
Suatu ketika Malik bin Dinar pernah memba-
has tentang orang-orang yang memiliki pengaruh
terhadap hati banyak manusia, lalu ia berkata:
“Demi Allah, menurut kami mereka adalah Ha-
san Bashri, Sa’id bin Jubair, dan lain-lain. Dengan
22
Turos Pustaka

ucapan satu orang dari mereka, Allah menghidup-


kan banyak manusia.”
Hasan Bashri ra. wafat pada mulam jum’at awal
bulan Rajab tahun 110 H bertepatan pada tanggal
10 oktober 728 M. Ia hidup kurang lebih selama
88 tahun. Jenazahnya disaksikan dan dishalatkan
di Bashrah selepas shalat Jum’at dan diiringi juta-
an manusia.
k
oo

Semoga Allah SWT merahmati Hasan Bashri


B

dan menempatkannya dalam keluasan surga-Nya.


e-
ros
Tu

23
Turos Pustaka

IBNU ATHA’ILLAH
AL-ISKANDARI
Penulis Kitab Induk Tasawuf al-Hikam

Ibnu Atha’illah adalah salah satu imam sufi be-


sar abad ke-13 M. yang lahir di Kota Iskandariah,
k
oo

Mesir pada 658 H/1250 M. Ia bernama lengkap


B
e-

Abu al-Fadhl Tajuddin Ahmad bin Muhammad


os

bin Abdul Karim bin Abdul Karim bin Abdul


r
Tu

Rahman bin Abdullah bin Ahmad bin Isa bin al-


Hussein al-Iskandari asy-Syadzili.
Ibnu Atha’illah tumbuh dan besar di kota Is-
kandariah. Pada masa kecilnya, Ia dikenal sebagai
seorang anak yang gemar belajar. Ia mempelajari
tafsir, hadis, fikih, dan ushul fikih kepada Nashi-
ruddin bin al-Munir. Sedangkan untuk ilmu ka-
lam dan filsafat ia mempelajarinya dari Syamsud-
din al-Asfahani.
Maka tak ayal, pada umurnya yang masih re-

24
Turos Pustaka

latif belia, dikabarkan bahwa ia telah menguasai


beberapa disiplin ilmu, seperti ilmu nahwu, tafsir,
ushul fikih, dan hadis. Bahkan, Ibnu Atha’illah
masih sangat muda ketika ia terkenal sebagai sa-
lah seorang pakar fikih mazhab maliki dan me-
nentang ajaran tasawuf.
Namun, semua berubah setelah pertemuannya
dengan Abu Abbas al-Mursi, seorang sufi seka-
k

ligus Wali Qutub pada zamannya. Karena rasa


B oo

kagumnya yang begitu besar, Ibnu Atha’illah pun


e-
os

akhirnya berhijrah ke kediaman Abu Abbas al-


r
Tu

Mursi di Kairo, Mesir, dan mempelajari ilmu tas-


awuf kepadanya selama 12 tahun lamanya.
Di Kairo, Ibnu Atha’illah juga mempelajari ilmu
tasawuf dari Syekh Abu al-Hasan asy-Syadzili Ali
ibn Abdillah, pemimpin utama Tarekat Syadzili-
yah. Di Kota Kairo inilah Ibnu Atha’illah mulai
terkenal sebagai seorang ulama yang mengga-
bungkan antara ilmu syari’at dan ilmu hakikat.
Pada masa dewasanya, Ibnu Atha’illah dikenal
luas sebagai seorang alim yang menghiasi dirinya
dengan berbagai disiplin ilmu yang telah dipela-
25
Turos Pustaka

jarinya.
Ia menumpahkan seluruh hatinya saat ia mem-
berikan nasihat, wejangan, dan arahan sehingga
setiap ucapannya sangat berpengaruh kuat hing-
ga merasuk ke dalam jiwa. Hal ini sesuai dengan
kesaksian para murid dan ulama yang hidup seza-
man dengannya.
Ia juga mengajarkan ilmu syariat di Universitas
k
oo

al-Azhar. Dalam hal ini Imam al-Dhahabi berka-


B

ta: Dia memiliki keagungan yang hebat dan ber-


e-
os

partisipasi dalam kebajikan dan dia berbicara di


r
Tu

Universitas al-Azhar di atas kursi dengan kata-kata


yang mengembuskan jiwa. Banyak ulama besar
yang menjadi muridnya, termasuk Imam Taqi-
yuddin al-Subki dan Imam al-Qurafi.
Akhirnya setelah mengalami berbagai macam
fase kehidupan yang penuh dinamika intelektu-
al dan spiritual, Ibnu Atha’illah pun dinobatkan
oleh umat menjadi seorang guru ketiga tarekat
asy-Syadziliyah.
Pada tahun 709 H/1309 M, ketika ia tengah
mengajar murid-muridnya, Ibnu Atha’illah pun di-
26
Turos Pustaka

panggil kembali ke hadirat Allah SWT pada usia


60 tahun setelah mengarungi samudra kehidupan
dengan segala macam amal ibadah dan karya-kar-
ya yang nyata bagi umat Islam di Kairo, Mesir.

k
B oo
e-
os
r
Tu

27
Turos Pustaka

IMAM SYADZILI
Pendiri Tarekat Syadziliyyah yang
Garis Keturunannya Bersambung
hingga Rasulullah SAW

Imam Syadzili merupakan pendiri Tarekat Syad-


ziliyyah yang lahir pada 593 H/1197 M di Ghuma-
k
oo

rah, Maroko. Nama lengkapnya Abu al-Hasan Ali


B
e-

bin Abdullah bin Abdul Jabbar bin Tamim bin


ros

Hormuz. Garis keturunannya bersambung hingga


Tu

Rasulullah saw.
Pada usia 6 tahun, ia pindah ke Tunis untuk ber-
guru kepada Syekh Abi Said al-Baji, ulama terke-
muka pada masa itu. Dari gurunya ia mempelajari
ilmu-ilmu, seperti: al-Qur’an, hadis, fikih, akhlak,
tauhid, beserta ilmu-ilmu alat. Tidak hanya itu,
ia juga berkesempatan menemani gurunya menu-
naikan ibadah haji di Mekkah.
Namun, Pada tahun 615 H/1218 M, di usianya
yang ke-22, ia bertolak ke timur setelah merasa

28
Turos Pustaka

bahwa apa yang dipelajarinya masih berada da-


lam tatanan syari’at saja. Ia memiliki kehendak
untuk menemukan seorang guru yang mampu
membimbingnya menapaki jalan menuju hadirat
Allah swt.
Mekkah menjadi kota pertama tujuannya. Akhir-
nya, setelah berbulan-bulan pencarian, ia menda-
pat kabar bahwa guru spiritual yang ia cari bera-
k

da di Irak. Ia pun memulai perjalanannya menuju


B oo

Irak yang berjarak ratusan kilometer dari Mekkah.


e-
os

Di Irak, ia menemui pemimpin Tarekat


r
Tu

Rifa’iyyah, Syekh ash-Sholih Abul Fatah al-Wasit-


hi. Dalam pertemuan tersebut, Imam Syadzili di-
nasihati untuk mencari seorang guru spiritual yang
sedang melakukan pengasingan diri di sebuah gu-
nung di tanah kelahirannya.
Ia lantas berpamitan dan bergegas melakukan
perjalanan kembali ke kampung halamannya.
Setelah bertanya-tanya, akhirnya ia mengetahui
bahwa seseorang yang dimaksud sang pemimpin
Tarekat Rifa’iyyah adalah Syekh Abdussalam bin
Masyisy al-Hasani.
29
Turos Pustaka

Seketika Imam Syadzili langsung menuju sebu-


ah gua yang terletak di puncak gunung di padang
Barbathoh. Setelah berhari-hari perjalanan, akhir-
nya ia bertemu dengan sang guru spiritual di sebu-
ah mata air yang terdapat di bawah gua tersebut.
Dari Syekh Abdussalam bin Masyisy al-Hasa-
ni, Imam Syadzili menerima banyak ilmu yang
mampu menghantarkannya untuk dekat dengan
k

Allah swt. Namun, yang terpenting adalah ijazah


B oo

serta bai’at sebuah tarekat yang rantai silsilahnya


e-
os

menyambung hingga ke hadirat Allah swt.


r
Tu

Setelah merasa cukup, Syekh Abdussalam bin


Masyisy al-Hasani menghimbau Imam Syadzili
untuk menetap di Syadzilah, Tunisia hingga akhir-
nya terkenal dengan julukan asy-Syadzili. Namun,
karena fitnah yang dilancarkan Ibnul Baro’, seo-
rang kadi agama yang tidak menyukainya, akhir-
nya ia pindah ke Alexandria, Mesir pada tahun
624 H/1227 M.
Setibanya di Kota Alexandria ia langsung ber-
dakwah dan menyebarkan ajarannya. Dalam wak-
tu singkat, pengajian beliau dibanjiri oleh banyak
30
Turos Pustaka

masyarakat dari berbagai kalangan. Tidak hanya


itu, karena merasa kagum dengan apa yang ia
sampaikan, banyak dari mereka yang berbai’at
dan menyatakan diri sebagai muridnya.
Seiring berlalunya waktu, murid Imam Syadzili
bertambah banyak sehingga tarekat yang ia sebar-
kan pun semakin berkibar. Hal ini tidak terlepas
dari ajaran tarekat yang tidak terlalu memberatkan
k

pengikutnya dengan amalan-amalan untuk sampai


B oo

ke hadirat Allah swt. Hingga akhirnya para peng-


e-
os

ikutnya mengenal tarekat tersebut dengan sebut-


r
Tu

an Tarekat Syadziliyyah yang dinisbatkan kepada


Imam Syadzili.
Pada tahun 656 H/1258 M, dalam perjalanan
pulang setelah melaksanakan ibadah haji, Imam
Syadzili wafat di Humaitsra di pantai Laut Merah
dalam usia 63 tahun. Para ulama, kadi Negara,
dan masyarakat luas berbondong-bondong untuk
berta’ziah dan menshalati Imam Syadzili.

31
Turos Pustaka

IMAM AL-QUSYAIRI,
Tokoh Sufi Abad ke-10 M yang Memadukan
Ilmu Syari’at dan Ilmu Hakikat

Imam al-Qusyairi adalah seorang tokoh sufi


Abad ke-10 M yang lahir pada 376 H/986 M di
k

Ustu, sebuah desa kecil yang berdekatan dengan


B oo

kota Naisabur, Khurasan, Iran. Nama lengkapnya


e-
os

Abu al-Qasim Abdul Karim bin Hawazian bin Ab-


r
Tu

dul Malik bin Thalhah bin Muhammad an-Nisa-


buri al-Qusyairi asy-Syafi’i.
Ayah Imam al-Qusyairi wafat ketika ia masih
kecil. Sepeninggal ayahnya, Imam al-Qusyairi ke-
cil dirawat dan diasuh oleh ibunya. Setelah mu-
lai beranjak remaja, ia terpilih menjadi salah satu
utusan desa untuk mempelajari berbagai bidang
keilmuan di kota Nisabur.
Di kota Naisabur, Imam al-Qusyairi mulai meng-
anut mazhab teologi Asy’ariyyah setelah ia mengi-
kuti halakah kajian ilmu kalam pimpinan seorang

32
Turos Pustaka

teolog Sunni bernama Abu Ishaq al-Isfarayini (wa-


fat 418 H/1027 M).
Selain itu, Imam al-Qusyairi juga mempelajari
ilmu-ilmu lainnya, seperti: fikih aliran mazhab
Syafi’i, ilmu hadis, sastra, dan lainnya dengan
menghadiri berbagai halakah keilmuan yang di-
ampu oleh berbagai beberapa ulama terkemu-
ka yang ada di kota Nisabur, seperti: Abu Bakar
k

Muhammad bin Abu Bakar al-Thusi (wafat 405


B oo

H/1016 M) dan Abu Bakar bin Faurak (wafat 406


e-
os

H/1017 M). Maka tak ayal, ia sudah menguasai


r
Tu

berbagai ilmu pengetahuan meski masih dalam


usia yang relatif muda.
Pertemuannya dengan ulama sufi al-Hasan bin
‘Ali ad-Daqqaq (wafat 405 H/1015 M) di kota Ni-
sabur memulai jalan panjangnya sebagai salah
seorang tokoh sufi yang sangat berpengaruh di
dunia. Dengan tuntutan dari al-Hasan bin ‘Ali ad-
Daqqaq, ia pun mulai meniti hidup sebagai seo-
rang sufi.
Pada tahun 405 H/1015 M Imam al-Qusyairi me-
nikahi Fatimah, puteri dari guru spiritualnya, al-
33
Turos Pustaka

Hasan bin ‘Ali ad-Daqqaq. Ia adalah seorang wa-


nita yang berilmu tinggi, beradab, dan termasuk
sebagai seorang ahli zuhud yang diperhitungkan
di zamannya. Dari pernikahan tersebut, Imam al-
Qusyairi dikaruniai 6 orang anak.
Setelah guru dan mertuanya wafat, Imam al-
Qusyairi memimpin madrasah yang dibangun
oleh al-Hasan bin ‘Ali ad-Daqqaq pada tahun 1001
k

M yang nantinya dikenal sebagai al-Madrasah al-


B oo

Qusyairiyah.
e-
os

Selama masa hidupnya, Imam al-Qusyairi dike-


r
Tu

nal sebagai seorang pembela ahlu sunnah wal ja-


maah dalam menentang doktrin aliran Mu’tazilah,
Karamiyah, Mujassamah, dan syi’ah.
Tidak hanya itu, ia juga dikenal sebagai seo-
rang sufi yang memadukan antara ilmu syari’at
dan ilmu hakikat. Hal ini tercermin di dalam buku
ar-Risalah al-Qusyairiyah yang merupakan karya
paling monumental yang pernah ditulisnya.
Imam al-Qusyairi menghembuskan napas tera-
khirnya pada Ahad, 19 Rabi’ul Awal 465 H/2 De-
sember 1072 M dan dikuburkan di samping ma-
34
Turos Pustaka

kam guru dan ayah mertuanya, al-Hasan bin ‘Ali


ad-Daqqaq. Imam al-Qusyairi meninggalkan ba-
nyak karya, khususnya dalam bidang tasawuf dan
masih tetap dijadikan rujukan hingga sekarang.
Semoga Allah swt. merahmati Imam al-Qusyairi
dan menempatkannya dalam keluasan surga-Nya.
Amin.
k
B oo
e-
os
r
Tu

35
Turos Pustaka

SYEKH ABDUL
QADIR JAILANI
Sang Wali Penolong Allah dari Iran

Syekh Abdul Qadir Jailani adalah Pendiri Tare-


kat Qadiriyah yang lahir pada Ahad, 2 Ramadhan
k
oo

470 H/18 Maret 1078 M di Desa Nif, Jailan, Iran.


B
e-

Nama lengkapnya Abdul Qadir bin Abi Sholeh


os

bin Janaky Dausat bin Abi Abdillah Abdullah


r
Tu

bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa


bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah Al-
Himsh bin Al-Hasan Al-Mutsanna bin Al-Hasan
bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailani.
Syekh Abdul Qadir Jailani diasuh oleh ibunya
ketika kecil setelah ayahnya wafat. Pada usia 18
tahun, Pada tahun 488 H/1095 M ia meninggalkan
Jilan menuju Banghdad untuk belajar di Madra-
sah Nizhamiyah Baghdad yang dipimpin oleh sau-
dara Abu Hamid al-Ghazali, Ahmad al-Ghazali.

36
Turos Pustaka

Namun, ia tidak terima belajar di sekolah ter-


sebut. Meski demikian ia tetap kukuh untuk me-
nimba ilmu. Ia pun belajar ilmu fikih kepada
Syekh Abu al-Wafa’ dan Syekh Abu al-khathtab
al-Khawazini.
Dalam ilmu tasawuf, ia berguru kepada Syekh
Abu al-Khair Muhammad bin Muslim al-Dabbas
dan Abu Sa’d Mubarak al-Mukharrimi. Sedang-
k

kan untuk bahasa arab, ia mempelajarinya dari


B oo

Abu al-Husain Abu Ya’la.


e-
os

Pada masa mudanya, Syekh Abdul Qadir Jai-


r
Tu

lani mengikuti seluruh pengajian tokoh fikih dan


majelis ahli hadis ia datangi. Kesehariannya ia
habiskan hanya untuk belajar ke sejumlah maje-
lis ilmu. Dalam pengembaraan mencari ilmu, ia
menghabiskan tiga puluh tahun lebih untuk men-
dalami berbagai macam bidang ilmu.
Maka tidak heran jika di kemudian hari Syekh
Abdul Qadir Jailani menguasai tiga belas bidang
disiplin ilmu, seperti: tafsir, hadis, mazhab, khilaf-
iah, ushul fikih, nahwu, akhlak, dan tasawuf. Se-
lain itu, ia juga gemar melakukan pengembaraan
37
Turos Pustaka

ke berbagai daerah, semisal: Persia, Mesir, dan


Semenanjung Arab.
Setelah mengembara ke berbagai tempat, akhir-
nya Syekh Abdul Qadir Jailani kembali ke Bagh-
dad dan mengajar di Madrasah yang didirikan
gurunya Syekh al-Qadhi Abu Sa’id al-Makhrami
al-Hanbali di Bab Azaij, Baghdad. Syekh Abdul
Qadir Jailani membantu gurunya mengajar hing-
k

ga sang guru wafat.


B oo

Dari sinilah kemasyhuran Syekh Abdul Qadir


e-
os

Jailani bermula. Sepeninggal gurunya, Syekh Ab-


r
Tu

dul Qadir Jailani memberi pelajaran, fatwa, nasi-


hat dan bimbingan. Namun, ternyata ada begitu
banyak jemaah yang menghadiri pengajiannya
hingga madrasah gurunya tak cukup menampung
mereka semua. Akhirnya ia mengalihkan pengaji-
annya ke sebuah musala di luar tembok Baghdad.
Dengan bantuan para dermawan, Madrasah gu-
runya pun akhirnya diperluas dan dibentuk layak-
nya lembaga pendidikan dan asrama bagi para
pencari ilmu. Pasca perluasan, Madrasah tersebut
dikenal dengan nama Madrasah Syekh Abdul Qa-
38
Turos Pustaka

dir kailani. Kini Madrasah tersebut dikenal seba-


gai Madrasah Qadiriyah dan masih berdiri hingga
sekarang di Baghdad, Irak.
Majelis Syekh Abdul Qadir Jailani begitu terke-
nal dan kerap dihadiri oleh ribuan manusia. Maka
tak ayal, selama hidupnya, Syekh Abdul Qadir Jai-
lani berhasil mengislamkan sebanyak 5000 orang
dan lebih dari 200.000 ribu tersadarkan oleh nasi-
k

hatnya hingga akhirnya ia mendapat gelar sebagai


B oo

al-Ghauts al-A’zham (Wali Penolong Allah).


e-
os

Setelah 90 tahun mengabdikan dirinya untuk


r
Tu

berbuat baik, mengajar, dan membimbing ma-


syarakat, Pada malam Sabtu Malam, 11 Rabi’ul
Akhir tahun 561 H/1166 M Syekh Abdul Qadir
Jailani kembali ke hadirat Allah swt. Ia mening-
galkan banyak karya, di antaranya adalah Futuhul
Ghaib dan al-Fathu ar-Rabbani.

39
Turos Pustaka

IBNU QAYYIM
AL-JAUZIYYAH
Ahli Fikih dan Penulis Produktif Islam
Abad Pertengahan

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah adalah ahli fikih, te-


k

olog, dan penulis produktif yang penting dari era


B oo

abad pertengahan Islam. Lahir pada 17 Safar 691


e-
os

H, ia merupakan putra seorang kepala sekolah di


r
Tu

Madrasah Jauziyyah, Damaskus.


Lahir dalam tradisi keilmuan yang mumpuni,
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berguru kepada ba-
nyak ulama terkenal saat itu.
Dalam bidang ilmu faraid, ia berguru langsung
kepada ayahnya. Untuk ilmu hadis ia belajar dari
Syihab an-Nablusi dan Qadi Taqiyuddin bin Sulai-
man. Dalam bidang fikih, ia berguru pada Syekh
Safiyuddin al-Hindi dan Ismail bin Muhammad
al-Harrani.
Namun, sosok yang paling mempengaruhi pe-
40
Turos Pustaka

mikirannya adalah Syekh Islam Ibnu Taimiyah.


Hal ini tidak lain karena ia hidup dan berguru
kepada Ibnu Taimiyah selama 16 tahun lamanya.
Banyaknya guru dan lamanya masa studi mem-
buat Ibnu Qayyim al-Jauziyyah terkenal sebagai
salah satu tokoh penting Islam Abad Pertengahan.
Dalam bidang ilmu tafsir, penguasaannya diang-
gap tiada tandingannya. Pemahamannya terha-
k
oo

dap ilmu ushuluddin telah mencapai puncaknya.


B

Pengetahuannya terhadap hadits, makna hadis,


e-
os

serta istinbath-istinbath rumitnya sulit ditemukan


r
Tu

tandingannya.
Tidak hanya itu, ia juga sangat memahami dan
menguasai tentang ilmu suluk, ilmu kalam, dan
isyarat-isyarat yang sering digunakan oleh para
ahli tasawuf.
Maka tak heran, ia banyak melahirkan murid-
murid yang tak kalah hebat darinya dan telah ter-
bukti keutamaannya. Salah satunya adalah Ibnu
Katsir ad-Dymasiqy, pengarang kitab al-Bidayah
wa an-Nihayah.

41
Turos Pustaka

Selain memiliki banyak murid yang terkenal,


Ibnu Qayyim al-Jauziyyah juga merupakan ulama
yang sangat produktif dalam menulis.
Menurut Syekh Bakr bin Abu Zaid karya Ibnu
Qayyim al-Jauziyyah tak kurang dari 96 buah da-
lam berbagai bidang disiplin ilmu, seperti: fikih,
hadits, adab & akhlak, dan Tibbun Nabawi.
Meski memiliki ilmu yang luas dan murid yang
k
oo

banyak, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah merupakan se-


B

orang ulama yang rendah hati dan sangat khusyuk


e-
os

dalam beribadah.
r
Tu

Menurut salah satu muridnya, Ibnu Katsir, Ibnu


Qayyim al-Jauziyyah seorang alim yang selalu me-
manjangkan shalat serta memperlama ruku’ dan
sujud.
Pada malam ke-13 Rajab 751 H/15 September
1350 M, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah wafat pada usia
60 tahun. Ia dimakamkan di samping ayahnya di
Pemakaman Bab as-Saghir.
Allahu Yarham.

42
Turos Pustaka

UMAR KHAYYAM
Matematikawan, Astronom, dan Penyair
Utama dari Tradisi Keilmuan Islam

Nama dan Kepribadian


Nama lengkapnya adalah Ghiyāts ad-Din Abul-
k
oo

fatah ‘Umar bin Ibrahim Khayyāmi an-Naisābūri,


B
e-

dikenal dengan nama Umar Khayyam. Secara


os

bahasa, “khayyam” berarti “pembuat tenda”. Dina-


r
Tu

makan dengan sebutan itu, karena ayahnya, Ib-


rahim, berprofesi sebagai pembuat tenda. Umar
Khayyam sejatinya merupakan seorang penyair
besar dan ilmuwan muslim yang menguasai mate-
matika, filsafat, dan astronomi. Karena kelebihan-
nya, ia dijuluki sebagai matematikawan, astronom,
dan penyair utama dari tradisi keilmuan Islam.
Umar Khayyam juga mewariskan metode ilmi-
ah dan sastra yang berpengaruh di dunia, sehing-
ga diberi julukan “Hujjatul Haq” (pembela kebe-
naran), dan dia membagi para pencari kebenaran
43
Turos Pustaka

menjadi empat golongan.


Pertama, golongan yang puas dengan argumen
logis. Kedua, filsuf yang mendasarkan diri pada pe-
nalaran murni, namun gagal memelihara kepen-
tingan logika. Ketiga, golongan yang berpandangan
bahwa pengetahuan dan sifat tuhan terlalu pelik
dan sulit untuk dipahami, sehingga menganjurkan
untuk mendengar fatwa dari orang yang lurus. Ke-
k

empat, kaum sufi, yakni golongan yang mengung-


B oo

gulkan pemurnian hati dan perbaikan moral yang


e-
os

dinilai sebagai jalan yang terbaik untuk mencapai


r
Tu

Tuhan.
Abu al-Qasim Mahmud Umar az-Zamakhsya-
ri menyebutnya sebagai “the philosopher of the
world” (filsuf dunia).

Kelahiran dan Pengembaraan Ilmu


Umar khayyam lahir pada tahun 439 H/1048 M
di Naisabur, Khurasan, Iran. Khayyam kecil ting-
gal di kota Naisabur yang merupakan pusat keil-
muan di Persia kala itu. Sejak kecil, Umar Khay-
yam sudah memperoleh pendidikan yang baik

44
Turos Pustaka

dari orang tuanya.


Salah seorang gurunya adalah imam Muwaffak
Naisaburi, seorang pendidik yang terkenal dan
tersohor pada masa itu. Di kota kelahirannya ini,
ia mendalami berbagai macam ilmu agama, filsa-
fat, matematika, dan astronomi hingga akhirnya
dia mengembara ke kota Bukhara pada tahun 460
H/1068 M.
k
oo

Di kota (Bukhara) ini ia habiskan waktunya de-


B

ngan mengunjungi perpustakaan al-Falak al-Mar-


e-
os

muqah. Kemudian pada tahun 462 H/1070 M, dia


r
Tu

berpindah ke kota Samarkand, Uzbekistan. Di


sana, Umar Khayyam mendapat bantuan dari
Abu Thahir, ketua para hakim sekaligus ahli hu-
kum terkemuka di Samarkand, sehingga hal ini
memungkinkannya untuk menulis karyanya yang
paling terkenal, yaitu risalah tentang demonstrasi
perihal al-Jabar.
Pada tahun 1073 M, Malik Syah, penguasa Is-
fahan, mengundang Khayyam untuk membangun
dan mengelola sebuah observatorium di Isfahan
bersama-sama dengan astronom terkemuka lain-
45
Turos Pustaka

nya, seperti Abu al-Muzaffar Isfazari, Maimun ibn


Najib al-Wasithi, dan Abdu ar-Rahman Khazeni
di bawah arahan Umar Khayyam.
Misinya ialah mereformasi kalender matahari
tua Persia, yang telah digantikan oleh kalender hij-
riah. Menurut perhitungan Umar Khayyam, masa
satu tahun adalah 365,24219858156 hari. Dan di
sinilah mula-mula Khayyam menggali dan mem-
k

pelajari karya Euklides dan Apollonius.


B oo

Setelah meninggalnya Malik Syah dan mente-


e-
os

rinya, Umar Khayyam sempat meneruskan pe-


r
Tu

kerjaannya sebelum akhirnya diberhentikan oleh


pengganti sultan Malik Syah (ada yang menga-
takan bahwa penggantinya tersebut adalah sul-
tan Ahmad Sanjar). Hal ini mendorong dirinya
meninggalkan kota kelahirannya, Naisabur, dan
mengembara ke berbagai negeri untuk mening-
katkan diri sebagai ilmuwan.
Dalam pengembaraannya itu, dia sempat menu-
naikan ibadah haji ke kota Mekkah. Seusai masa
pengembaraannya, Umar Khayyam kembali ke
Naisabur dan menghabiskan masa tua di kam-
46
Turos Pustaka

pung halamannya itu.


Sebagai pujangga, nama Umar Khayyam dike-
nal dengan syair ruba’iyyat-nya yang kemudian ba-
nyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Yang paling kesohor ialah rubaiyat yang dialihba-
hasakan ke dalam bahasa inggris oleh Edward Fitz
Gerrald (penulis Inggris tahun 1859) dengan judul
“The Rubaiyat of Omar Khayyam”. Friedrich Von Bo-
k

denstedt (1819) menerjemahkannya ke dalam ba-


B oo

hasa Jerman.
e-
os

Guru-guru
r
Tu

Umar Khayyam tercatat memiliki banyak guru


yang pakar dalam berbagai bidang keilmuan. Di
antara guru-gurunya ialah:
• Syekh Muhammad Manshuri, padanya Umar
Khayyam belajar al-Quran, tata bahasa, sas-
tra, ilmu agama, dan lainnya.
• Abu al-Hasan Bahmaniar bin Marzaban, mu-
rid terdekatnya Ibnu Sina.
• Khawjah al-Anbari, yang mengajarinya ilmu
falak (astronomi).

47
Turos Pustaka

• Muwaffaq Naisaburi, seorang guru yang ha-


nya mengajar anak-anak unggulan, dan dia
merupakan filsuf istana yang mengajari anak-
anak bangsawan.

Murid
Dengan keluasan ilmunya, Umar Khayyam me-
miliki banyak murid yang terkenal pada zaman-
nya. Tidak diketahui pasti berapa jumlah seluruh
k
oo

muridnya. Namun, beberapa muridnya yang me-


B
e-

nonjol antara lain:


ros

• Ahmad al-Ma’muri al-Bayhaqi


Tu

• Muhammad Ilaqi
• Imam Muhammad Baghdad
• Nizami Arudi as-Samarqandi
• Abu al-Ma’ali Abdullah ibn Muhammad al-
Miyanji, juga dikenal Ain al-Qudhat Hamadani.
• Muhammad Hijazi Qa’ni.

Karya-karya
Selain karya syairnya yang dikenal dunia ber-
tajuk “rubaiyat Omar Khayyam”, dia juga memiliki

48
Turos Pustaka

banyak karya tulis yang mempunyai andil dalam


menyumbang kemajuan ilmu modern saat ini. Di
antaranya ialah:
‫• ِرسا َلة ِف ا ُْل ْوس ْيقي‬
‫• َت ْعبِ ْي ا َْلنَام‬
َ ْ ‫• َمقالة ِف‬
‫ال ْ ِب َوا ُْلقا َبلة‬
‫جل َ ِب َّية‬
َ ‫الَ ّيام ا‬ْ ‫• ِرسا َلة‬
‫ رسالة يف ا ْلك َْون َوال َّتك ِْل ْيف‬ ِ •
k
oo

‫الكْم‬ ُ ‫• ِم ْي‬
ُْ ‫زان‬
B
e-

‫ش ُح َما ْأشك ََل ِم ْن ُم َص َّدرات ِكتاب أقليدس‬ َْ •


os

‫ة يف ج ْسم ُم َر َّكب ِمن ُْهام‬ َّ ‫• ْال ْحتِيال َلِ ْع ِر َف ِة ِم ْق َد َار ْي‬


‫الذ َهب َوا ْل ِف َّض‬
r

ِ
Tu

Wafat
Pada umur yang ke 83, Umar Khayyam Rahim-
ahullah mengembuskan nafas terakhirnya pada
tahun 526 H/1131 M di Naisabur, Iran. Dia di-
makamkan di sebuah tempat yang telah dipredik-
si sebagai pusaranya di dalam syairnya, yakni di
sebuah taman di mana angin utara menebarkan
bunga-bunga mawar di atasnya. Dan sekarang,
tempat itu dikenal dengan sebutan pemakaman
Umar Khayyam.
49

Anda mungkin juga menyukai