Evakuasi dan transportasi merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan gawat
darurat. Melalui evakuasi dan transportasi yang tepat dapat membantu penanganan penderita
gawat darurat dengan baik. Pada pelayanan gawat darurat terkadang di perlukan merujuk pasien
karena penanganan di tempat tersebut tidak dapat dilakukan oleh karena keterbatasan sarana dan
prasarana serta sumber daya manusia yang memungkinkan untuk dilakukan penanganan yang
definitf. Untuk itu di butuhkan sarana evakuasi dan transportasi yang memadai berupa ambulance
yang lengkap dengan sarana prasarananya.
B.Tujuan..
C.Ruang Lingkup
Untuk meningkatkn pelayanan dalam keamanan dan kenyamanan saat melakukan transfer
pasien, baik keluar rumah sakit ataupun ke dalam Rumah Sakit.
D.Batasan Operasional..
E.Dasar Hukum.
.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan amgkutan
jalan, pasal 134 menyebut pengguna jalan yang memperoleh hak utama untuk di dahulukan
dikategorikan sebagai berikut:
a.Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas
b.Ambulance yang mengangkut orang sakit.
c.kendaran untuk memberikan pertolongan pada Kecelakaan Lalu Lintas.
d.Kendaraan pimpinan Negara Republik Indonesia
e.Kendaraan pimpinan da pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjamu tamu
negara.
f.Iring –iringan pengantar jenazah.
g.Konvoi dan/atau Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas
Kepolisian Negara Republik indonesia.
Undang-Undang yang dimaksud tertuang dalam UU Nomor 22 Tahun 2009, pasal 135
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, UU tersebut berbunyi;
1.Kendaraan yang memperoleh hak utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 harus dikawal
oleh petugas Kepolisian Republik Indonesia dan/atau menggunakan isyarat lampu merah pada atau
biru dan bunyi sirene.
3.Alat pemberi isyarat Lalu Lintas dan Rambu Lalu Lintas tidak berlaku bagi kendaraan
yang ,mendapatkan hak utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal134.
Artinya isyarat dan.rambu lalu lintas tidak berlaku bagi Kendaraan yang mendapatkan hak
utama. Misalnya AMBULANCE dapat prioritas untuk tidak berhenti di lampu merah seperti
pengguna jalan lain hingga diperbolehkan melawan arus jika perlu.
Selain pemahaman akan peraturan lalu lintas, pengguna jalan raya di harapkan memiliki
kesadaran tentang prilaku dan menghormati pengguna jalan lain.
Sehingga pengguna kendaraan harus menyingkir sejenak ketika ambulance lewat. Perlu di
ingat, hal itu bukan karena takut peraturan tapi sadar ad nyawa manusia yang tengah diselamatkan
di dalam ambulance.
BAB II
STANDART KETENAGAAN
KOMPETENSI
B.Struktur Organisasi.
DIREKTUR
KABAG UMUM
KEPALA TRANSPORTASI
Petugas ambulance di RS Sarah di pimpin oleh 1 orang kepala unit. Para pelaksana terdiri dari 4
orangyang bertugas dalam 3 shift per hari. Rincian distribusi ketenagaan sebagai berikut:
Petugas ambulance terdiri dari perawat dan supir ambulance, yang telah memenuhi kualifikasi
tertentu.
D.Tugas Pokok.
1. Masing-masing Rumah Sakit memeliki kendaraan untuk pelayanan ambulance.
2. Ambulance harus selalu stanby selama 24jam untuk mendukung pelayanan kepada pasien.
3. Sebelum berangkat harus dilakukan pengecekan terhadap kendaraan, fasilitas dan peralatan
yang ada diambulance termasuk ambulance kit.
4. Pada saat transportaasi/ merujuk pasie, harus didampingi oleh perawat yang terlatih,
dimana perawat yang mengantar wajib nunggu hingga pasien diterima ditempat rujukan.
5. Pada evakuasi pasien untuk rujukan pemeriksaan penunjang atau konsul dokter ahli, pasien
ditunggu (didampingi petugas medis) sampai pemeriksaan selesaidan dianatar kembali ke
RS Sarah.
6. Seluruh tindakan medis yang dilakukan di ambulance harus dilakukan pencatatan pada
berkas rekam medis pasien.
7. Tata Tertib.
a) Sewaktu menuju tempat penderita boleh menggunakan sirine dan lampu rotator.
b) Pada saat mengangkut penderita menggunakan sirine dan lampu rotator.
c) Semua peraturan Lalu Lintas harus di taati
d) Petugas medis duduk di samping pasien.
e) Petugas menggunakan seragam dan name tag RS Sarah.
BAB III. STANDART FASILITAS
TITIK PARKIR
KUMPUL AMBULANCE
IGD
POS
SATPAM
PINTU PINTU
KELUAR MASUK
TEMBOK/PAGAR
B.Standart Fasilitas.
1. Persyaratan kendaraan dan fasilitas ambulance mengikuti persyaratan dari Departemen
Kesehatan RI.
2. Ambulance merupakan kendaraan roda empat dengan luas ruangan yang cukup memadai
untuk membawa pasien dalam keadaan berbaring beserta petugas medis dan dapat
melakukan tindakan medis yang diperlukan.
3. Ambulance di lengkapiperalatan untuk monitoring dan pelayanan Bantuan Hidup Dasar.
4. Ambulance harus memiliki penampilan dan dilakukan pemeliharaan yang baik karena
merupakan media promosi Rumah Sakit.
5. Pemeliharaan kendaraan di kelola oleh bagian rumah tangga.
FASILITAS STANDART
KENDARAAN
- Mobil - Tipe van dengan suspensi lunak/ aman
untuk pasien.
- Tinggi Kendaraan . - 2Meter / 2,2 Meter.
- Kaca Mobil. - Ruangan pasien tidak dapat dilihat dari
luar.
- Ruang Pasien. - Cukup luas untuk bekerja dan infus
dapat menetes dengan baik.
- Berisi 1 strecher, kursi petugas, lemari
alat dan obat.
PERLENGKAPAN KENDARAN
- Lantai Ruang Pasien. - Modifikasi lantai dengan lapisan vinyl
antimikroba.
- Pendingin Ruangan - AC double blower.
- Sirine - Lebih dari 1 Nada.
- Lampu Rotator - Warna merah.
- Sabuk Pengaman Pengemudi. - 1 SET ( kanan dan kiri).
- Sabuk Pengaman Pasien - 1 SET (atas dan bawah).
ISI RUANGAN
- Alat-alat Medis - Ambulance memiliki set alat medis
sendiri (terpisah dari alat medis yang
digunakan IGD).
- Lampu Penerangan - Menggunakan jenis neon (warna putih)
ditambah dengan lampu senter portable.
- Gantungan Infus - Tipe sliding untuk 2 gantungan stainless
steel.
- Oksigen - Tabung oksigen @10kg + regulator +
humidifier + flowmeter + selang pada
tabung oksigen.
- Stretcher - Untuk satu pasien.
LAIN - LAIN
- Tempat Sampah Tertutup - 1 Buah
- Alat Komunikasi - Mobile Phone.
- Kelengkapan Administrasi - Buku pemakaian kendaraan 1Buah.
- Buku petunjuk pemeliharaan kendaraan.
- Bantal - 1 PCS
- Selimut - 1PCS
- Tissu - 1PCS
- APAR (Alat Pemadam Api Ringan).
BAB IV. MANAJEMEN TATA LAKSANA PELAYANAN AMBULANCE
A. Tata Tertib
1. Pada saat menuju tempat pasien boleh menggunakan sirine dan lampu rotator
2. Pada saat mengangkut pasien hanya boleh mengunakan lampu rotator
3. Semua peraturan lalulintas harus di taati
4. Kecepatan maksimum 40 km / jam di jalan biasa dan 80 km / jam di jalan bebas
hambatan
5. Petugas membuat laporan keadaan penderita selama transportasi, yang disebut dengan
lembar catatan penderita yang mencakup identitas pasien waktu dan keadaan penderita
6. Petugas memakai seragam dengan identitas yang jelas
7. Setelah selesai melakukan transportasi harus langsung menuju Rumah Sakit.
8. Penggunaan ambulance harus sesuai fungsi dari masing-masing ambulance
a. Ambulance transport
Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus / tindakan
darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan
selama dalam perjalanan.
b. Ambulance gawat darurat
Pengangkutan penderita gawat darurat yang sudah di stabilkan ke tempat pelayanan
devinitive. Pasien memerlukan pengawasan medic khusus dan memungkinkan
tindakan resusitasi dalam perjalanan rujukan
9. Penggunaan ambulance untuk transportasi diluar ketentuan tsb seperti antar jemput
dokter, atau perawat dan lain-lain harus mendapat persetujuan Direktur .
10. Tarif pelayanan mengacu pada tarif pelayanan ambulance yang dikeluarkan oleh
rumah sakit
2.Mesin Hidup
Nyalakan mesin dan keluarkan ambulance dari halaman RS dan lakukan pemeriksaan
sebagai berikut :
- Tes fungsi indicator di dashboard
- Periksa meteran yang terletak di dashboard
- Tes fungsi rem
- Tes fungsi rem tangan
- Tes fungsi stir
- Periksa fungsi wifer
- Tes fungsi lampu
- Periksa fungsi pendingin baik di komponen pasien
- Periksa perlengkapan komunikasi
Untuk memudahkan pemeriksaan dapat juga menggunakan akronim ( EWAGON )
a. Enggine : Periksa mesin baik / tidak
b. Water : Periksa air radiator, wiper, air cadangan radiator, air accu
sesuai dengan petunjuk pemakaian.
c. Air : Periksa tekanan udara ban cukup atau tidak, AC dan
blower berfungsi baik atau tidak
d. Gas : Periksa bahan bakar minyak (solar / premium) sesuai
petunjuk pemakaian atau tidak.
e. Oil : Periksa indicator oli mesin dan minyak rem sesuai
petunjuk pemakaian
f. Noise : Dengarkan suara mesin normal atau tidak
g. Elektrikal system : Periksa dan lihat lampu dekat, lampu jauh, sign hazard,
rotator, sirine, lampu kabin depan dan belakang, dan
lampu-lampu indicator menyala atau tidak dan pecah atau
tidak.
h. Body : Periksa seluruh bodi mobil bersih dan mulus, ada
kerusakan atau tidak
i. Alat penunjang : periksa toolkit, dongkrak, ban serep, triangle hazard, dan
APAR tersedia pada tempatnya
j. Kondisi ban : Periksa kondisi ban mobil, kembang ban baik atau sudah
gundul, apakah retak atau sobek
k. Sabuk pengaman : Pemeriksaan dan coba sabuk pengamanan masih dalam
kondisi baik atau tidak, kain sabuk pengaman sobek atau
tidak.
1. Mengoperasikan Ambulance
3. TRANSPORTASI
a. Penentuan Tujuan
1. Pasien kritis dapat dapat dipindahkan ke rumah sakit lain dengan fasilitas gawat
darurat terdekat.
2. Termasuk dalam kategori diatas adalah :
Henti nafas atau henti jantung
Sumbatan jalan nafas yang tidak dapat diatasi
Kejang berulang atau sedang terjadi
Trauma mayor
Amputasi
Pasien luka bakar
Persalinan iminen
Sempat infark miokard pada pasien lebih dari 40 tahun dengan nyeri
dada hebat.
3. Pasien yang stabil dapat dipindahkan ke RS yang menjadi pilihannya atau
berdasarkan keputusan DPJP
4. Gunakan rute dan kecepatan yang sesuai menuju RS tujuan. Pilih rute
alternative yang sesuai jika rute normal tidak memungkinkan pasang sabuk
pengaman. Gunakan sirine dan lampu sesuai kondisi.
5. Jika pasien memburuk selama perjalanan dan kemungkinan hidup menuju RS
yang dituju meragukan maka pasien dapat di transport ke IGD rumah sakit yang
mampu melakukan pertolongan sesuai kondisi pasien.
b. Modus berangkat
1. Sebelum transportasi,pastikan hal-hal berikut
a) Kondisi vital meliputi jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi, pastikan ikatan
pada alat pengangkut / stretcher tidak menyebabkan pasien kesulitan
bernafas jika pasien tidak sadar,pastikan pasien mendapatkan pertukaran
udara yang cukup.
b) Keamanan posisi alat pengangkut di dalam ambulance
2. Persiapkan jika timbul perburukan kondisi pernafasan dan sirkulasi dengan
meletakkan spine board pendek atau papan RJP di bawah matras
3. Longgarkan pakaian yang ketat
4. Periksa posisi balut dan bidai
5. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. Mereka harus
di tempatkan di kabin pengemudi dan memakai sabuk pengaman dengan baik
agar tidak mempengarugi peruses perawatan pasien.
6. Naikkan barang pribadi seperti dompet, koper,dan tas serta pastikan barang-
barang tersebut aman di ambulance jika memungkinkan, beritahu petugas
keamanan tentang hal ini.
c. Selama perjalanan
1. Lengkapi riwayat penyakit dan secondary survey
2. Lanjutkan perawatan kegawat daruratan yang dibutuhkan
3. Catat dan monitoring vital sign secara terus menerus
4. Lakukan monitoring dan observasi berkelanjutan yang berfokus pada airway,
breathing, circulation dan tingkat kesadaran.
5. Jika terjadi kondisi perburukan pada salah satu atau lebih komponen ABCD
lakukan ulang primary survey dan laukan resusitasi
6. Yakinkan alat yang anda perlukan terjangkau dan siapkan alat yang mungkin
anda perlukan sesuai kondisi pasien
7. Pertahankan komunikasi dengan pasien untuk memeriksa respon pasien
8. Jika pasien gelisah
a. Perbaiki ABCD
b. Lakukan restrain jika pasien membahayakan diri sendiri dan orang lain.
9. Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan cara
mengemudinya. Pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan dan cara
mengemudinya sesuai kebutuhan pasien.
10. Jika terjadi henti jantung RJP harus dilakukan dalam kondisi ambulance
berhenti, pastikan DPJP dan fasilitas rujukan mengetahui kejadian ini.
d. Sampai di tempat rujukan
1. Jika kondisi tempat rujukan cukup ramai, janganterburu-buru menurunkan
pasien, lanjutkan penanganan pasien di atas ambulance sampai ada petugas
yang siap mengambil alih.
2. Damping petugas yang akan mengambil alih
Lakukan operan / komonikasikan dengan petugas penerima dengan tehnik
SBAR
Serahkan barang pribadi pasien
Minta diri untuk meninggalkan tempat rujukan
3. Kembalikan peralatan ambulance ke tempat semula
4. Tukar barang-barang yang melekat pada pasien dengan milik rumah sakit jika
memungkinkan
Prinsifnya adalah “satu untuk satu”
Termasuk dalam hal ini: balut steril, verban, masker oksigen, sarung tangan,
alat bantu nafas.
Jika ada program pertukaran yang baik dengan rumah sakit bidai, spinal
dapat langsung di tukar dengan logistic rumah sakit, bidai, spinal board,
Keuntungannya adalah
Tidak ada resiko perburukan cidera pasien akibat proses tukar-
menukar
Kru ambulan tidak perlu berlama-lama di rumah sakit
Segera periksa kelengkapan dan fungsi barang yang ditukar, dan laporkan
jika kerusakan.
5. Segera setelah tidak menangani pasien, buat laporan tertulis sebainya mencari
tempat tenang untuk melakukan ini
e. Kembali dari tempat rujukan
1. Dalam perjalanan kembali selalu isi ulang bahan bakar hingga penuh
2. Bersihkan dengan cepat kopartemen pasien menggunakan sarung tangan
Bersihkan darah, muntahan dan cairan tubuh lain yang mongering di
permukaan mobil termasuk stretcher
Buang sampah medis termasuk verban dan pembalut yang sudah terbuka
dan belum di gunakan
Bersihkan sampah kotoran non medis
Gunakan pengharum ruangan untuk menetralkan bau yang ada
3. Bersihkan dan desinfeksi peralatan medis
Bersihkan dan lakukan prosedur disinfeksi pada barang non disposable
Ganti barang-barang sekali pakai (disposable) dengan cadangan
4. Mengecek fungsi stretcher ambulance
f. Penolakan perawatan
1. Pasien / keluarga harus sudah dijelaskan tentang kondisi penyakit, tindakan /
transper yang harus dilakukan dan resikonya serta resiko jika tindakan /
transper tidak dilakukan
2. Inform consen harus di dokumentasikan dengan benar
3. Jika orang tua atau wali menolak sedangkan kondisi cidera / penyakit bersifat
mengancam jiwa, maka perawatan dan transportasi dapat dilakukan tanpa
persetujuan mereka. Tujuan transportasi harus di sampaikan, situasi ini harus
dicatat dengan baik
4. Jika orang tua wali menolak tindakan dan kondisinya tidak mengancam jiwa
maka harus dijelaskan dan di yakinkan tentang kemungkinan yang akan terjadi,
jika tetap menolak bantuan perawat dan transportasi harus di hentikan dan
kejadian ini harus di dokumentasikan.
Ambulance Gawat Darurat RSU RS. SARAH Medan akan merespon setiap
kejadian bencana ataupun korban masal apabila kondisi bencana / korban masal
tersebut memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Terjadinya structure collaps / Kerusakan infra struktur
2. Terjadinya fungsional collaps / tidak ada personil / petugas di rumah sakit atau
di tempat korban bencana / korban masal.
3. Terjadinya penurunan kualitas pelayanan medis di tempat bencana / korban
masal.
1.