PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Transportasi pasien merupakan salah satu bagian penting dalam
pelayanan gawat darurat. Melalui evakuasi dan transportasi pasien yang tepat
dapat membantu penanganan penderita gawat darurat dengan baik. Hampir
setiap hari banyak terjadi pemindahan/pengangkatan pasien membutuhkan cara-
cara tersendiri, baik tehnik maupun keperluan/tujuan pemindahan/pengangkatan
pasien. Setiap hari banyak penderita diangkat dan dipindahkan dan banyak
petugas kesehatan yang terlibat, sarana yang digunakan serta tehnik yang
digunakan, kadang juga terjadi salah mengangkat, salah tehnik dan harus diulang
bahkan ada pula yang cedera.
Transportasi merupakan kegiatan pemindahan penumpang atau barang
dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di dalamnya terdapat unsur pergerakan
(movement). Transportasi sangat memegang peranan penting dalam
pengembangan suatu Rumah Sakit. Proses transfer pasien dari atau ke rumah
sakit membutuhkan pelayanan transportasi khusus. Kendaraan yang dirancang
khusus untuk pengangkutan orang sakit dikenal dengan ambulans. Ambulans
dapat berupa kendaraan apa saja yang di dalamnya dirancang untuk pelayanan
pasien selama dalam perjalanan.
Di rumah sakit umum daerah Sawah Besar pelayanan transportasi, baik
penggunaan transportasi perujukan pasien, kegiatan gawat darurat dalam
melakukan tugas pengantaran masih terdapat kendala dan belum sempurna.
Namun usaha-usaha tetap dilakukan untuk menciptakan transportasi rumah sakit
yang baik, transportasi yang komprehensif, efisien dan efektif sehingga
diharapkan mampu mengoptimalkan kegiatan pelayanan yang berada di rumah
sakit umum daerah Sawah Besar.
1
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Pedoman pelayanan unit kendaraan ini bertujuan untuk menjadikan
pelayanan di bidang transportasi rumah sakit dapat berjalan optimal, efektif
dan efisien baik bagi pengemudi maupun semua pihak yang dilayani
2. Tujuan Khusus
a. Supaya rumah sakit memiliki sistem pelayanan transportasi yang efektif dan
efesien.
b. Terciptanya budaya disiplin.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
a. Mengantar pasien yang dirujuk dari Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain yang
dituju.
b. Pelayanan Ambulance Kesehatan Masyarakat untuk kegiatan sosial
c. Memindahkan korban dari lokasi bencana ke rumah sakit atau dari satu rumah
sakit ke rumah sakit lain.
D. Batasan Operasional
Bagian kendaraan adalah unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan transportasi pasien dari rumah sakit ke rumah sakit lain yang dituju
dan pelayanan kegiatan sosial kesehatan masyarakat.
E. Landasan Hukum
a. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang undang no 22 tahun 2009 tentang lalu lintas
c. PP no 44 tahun 1993 tentang kendaraan dan pengemudi
d. Undang – undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
e. Undang undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit
f. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE /
VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
g. Keputusan Menkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tantang Standar
Pelayanan Minimal RS (SPMRS)
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
- Melakukan pendampingan pasien
- Melakukan pendokumentasian tindakan
medis keperawatan pada pasien
- Pencatatan pada buku rujukan
4 Pengemudi - Menjadi pengemudi kendaraan pada saat
Ambulance melakukan pelayanan
- Membantu perawat dalam proses evakuasi
pasien
- Melakukan pengecekan dan memastikan
ambulance siap pakai (termasuk pengisian
bahan bakar)
- Mengisi catatan pemakaian kendaraan
- Menjaga kebersihan kendaraan
- Memonitor jadwal service ambulance
- Mengisi kelengkapan alat kesehatan setiap
shift
- Meminta kepuasan penggunaan ambulance
kepada pasien/keluarga
B. Distribusi Ketenagaan
4
BHD, dan memiliki
kemampuan pelatihan
pengendalian infeksi
3 Dokter umum Dokter Umum Memiliki pelatihan
(bila diperlukan ATLS/ACLS/PPGD
pendampingan)
C. Pengaturan Jaga
1. Penetapan jam kerja
Hari kerja Rumah Sakit adalah 6 (enam) hari kerja dalam seminggu dan
jam kerja standar perusahaan adalah 40 jam dalam satu minggu.
Bagi karyawan yang bekerja secara shift, maka waktu kerja akan diatur
secara mandiri oleh unit kerja yang bersangkutan dan tetap mengacu pada
jam kerja standar yaitu selama 40 jam dalam satu minggu dengan 6 hari
kerja. Untuk karyawan yang bekerja melebihi jam kerja standar maka
kelebihan tersebut akan diperhitungkan dalam kebijakan lembur Rumah Sakit.
Adapun untuk tata tertib jam kerja adalah sebagai berikut:
1. Hadir 15 menit sebelum pelayanan dimulai dan jam istirahat dilakukan
secara bergiliran/bergantian
2. Apabila berhalanganan hadir karena sakit harus disertai dengan surat
sakit. Pegawai izin dapat menginfokan ketidakhadiran kepada
penanggung jawab unit masing-masing maksimal sebelum jam kerja
dimulai pada hari tersebut, jika tanpa keterangan maka pegawai yang
bersangkutan dianggap alpha dan penanggung jawab mencatat di jadwal
unit serta melaporkan ke bagian kepegawaian. Kepegawaian menerima
informasi ketidakhadiran tersebut dari penanggung jawab unit masing-
masing.
3. Pembinaan pegawai akan dilakukan oleh penanggung jawab unit masing-
masing maksimal sebanyak 3 kali dan dilanjutkan pembinaan oleh
kasatpel maksimal sebanyak 3 x selanjutnya pembinaan dilakukan oleh
5
kepala seksi/kepala sub bagian. Manajemen melaporkan pembinaan
yang telah dilakukan kepada direktur setiap 3 bulan terkecuali bila ada
kasus darurat yang menyangkut keselamatan pasien (dapat dilaporkan
segera), batas toleransi akumulasi keterlambatan 208 per bulan.
Pengaturan tenaga kerja di RS. berdasarkan shift dan non shift dapat
dibawah ini:
a. Karyawan shift
Senin- Minggu
o Shift I : 07.30-14.00
o Shift II : 14.00-20.30
o Shift III : 20.30-07.30
6
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Mobil
1. Gambaran Mobil
a. SPESIFIKASI MOBIL AMBULANCE :
Unit ambulance melayani pelayanan rujukan pasien dan
pemeriksaan penunjang untuk pasie-pasien Rumah Sakit dan pemeriksaan
penunjang untuk pasien-pasien Rumah Sakit Sawah Besar ke fasilitas
kesehatan lain di DKI Jakarta. Untuk pelayanan transfer pasien ke luar DKI
Jakarta pelayanan ambulance dilakukan oleh 118 Dinas Kesehatan DKI
atau Ambulance Swasta lainnya. Pasien yang dibawa oleh ambulance
untuk dirujuk dalam kondisi stabil.
1. Ambulance Transport No 1
Nomor Polisi : B 1120 PHX
Merk/Type : DAIHATSU/LUXIO 1,5 M MT
Jenis Model : AMBULANCE
Tahun Pembuatan : 2012
Warna : silver
2. Ambulance Transport No 2
Nomor Polisi : B 1353 PHX
Merk/Type : TOYOTA/ HIACE COMMUTER HT
Jenis Model : AMBULANCE
Tahun Pembuatan : 2018
Warna : putih
7
b. Standar Fasilitas
Fasilitas dan fisik kendaraan:
1. Jenis Kendaraan Ambulance No 1
N Fasilitas Keterangan
o
A. Jenis Kendaraan No 1
1. Warna cat kendaraan Silver
2. Garasi Depan IGD
B. Perlengkapan kendaraan 2 unit
1. Pendingin Mobil 1 buah
2. Sirine (1-2) 1 buah
3. Lampu rotator 1 buah
4. Sabuk pengaman pengemudi 1 buah
5. Sabuk pengaman petugas 1 buah
6. Bed pasien 1 buah
C. Isi dan luas ruangan kendaraam
1. Penempatan alat medis Ada
2. Lemari obat Ada
3. Lampu peneranan Ada
4. Sumber listrik 12 volt DC (stop Ada
kontak)
5. Luas ruang kendaraan 1 stretcher
petugas duduk
6. wastafel Ada
7. tempat sampah Ada
8. Spill Kit Ada
9. APAR ada
D Kualifikasi Petugas
8
1. Dokter Sertifikat ATCLS
2. Perawat Sertifikat BTCLS
3. Non Medis Sertifikat BHD
1.Jenis kendaraan No 2
No Fasilitas Keterangan
A. Jenis Kendaraan No 2
1. Warna cat kendaraan Putih
2. Garasi Parkir Belakang
B. Perlengkapan kendaraan
1. Pendingin Mobil 1 buah
2. Sirine (1-2) 1 buah
3. Lampu rotator 1 buah
4. Sabuk pengaman pengemudi 1 buah
5. Sabuk pengaman petugas 1 buah
6. Bed pasien 1 buah
7. Tempat duduk petugas ada
8. Tempat duduk keluarga ada
9. Sumber listrik AC/DC Conventer 1000
Watt dengan 6 kontak
C. Isi dan luas ruangan kendaraam
1. Penempatan alat medis ada
2. Lemari obat ada
3. Lampu Penerangan Ada ada
4. Sumber listrik 12 volt DC (stop ada
kontak)
5. Luas ruang kendaraan 1 stretcher
1 petugas duduk
9
6. wastafel Ada
7. tempat sampah Ada
8. Spill kit Ada
9. APAR Ada
D Kualifikasi Petugas
4. Dokter Sertifikat ATCLS
5. Perawat Sertifikat BTCLS
6. Non Medis Sertifikat BHD
c. Standar Fasilitas
a) Daftar pelayanan Ambulance No 1
No Standar minimal peralatan keterangan Jumlah
1 Bed Ada 1
2 Ventilator Tidak Ada -
3 Defibrillator jantung dengan Tidak Ada -
kemampuan kardioversi sinkron
4 Bedside Monitor Tidak ada -
5 Suction Pump Ada 1
6 Infus Pump Tidak Ada 1
7 Syring Pump Tidak Ada 1
8 Temperature Ada 1
9 Alat hisap suction Ada 1
Alat pemantau untuk tekanan Ada
darah dengan non invasive (non
10
invasive blood pleasure)
11 Nebulizer Tidak Ada 1
12 Oksigen Portable Ada 1
13 Tas emergency Ada 1
Isi tas emergency Ada 1
Airway :
10
- Oroparingeal ukuran 00
sampai 5
- Laryngeal Mask airway
ukuran 1 sampai 5
- Nasoparingeal airway
ukuran 26 sampai 32
- Endotracheal Tube ukuran 3
sampai 8
- Catheter Suction ukuran 6
sampai 14
- Mandrain/stillet
- Satu set Laringoskop
dewasa dengan berbagai
ukuran bilahnya
- Satu set resusitasi muka dan
kantong penampung O2
(reservoir)
Breathing :
- Nasal canul ukuran anak
dan dewasa
- Simple mask ukuran anak
dan dewasa
- Non Rebreathing Mask
ukuran anak dan dewasa
- Rebreathing Mask ukuran
anak dan dewasa
Circulation :
- IV Catheter ukuran 24
11
sampai 18
- Bloodset
- Infus set
- Extention tube
- Threeway
Peralatan pemasangan infus :
- RL
- Nacl 0.9%
- Water For Injection
- Micropore
- Spuit ukuran 1 cc sampai 50
cc
- Sarung tangan steril
- Tourniquet untuk
pemasangan akses vena
- Nasogastric Tube ukuran 8
sampai 18
- Folley Catheter ukuran 10
sampai 18
- Xylocaine gel
- Catheter Tip
- Gunting
12
b) Daftar Pelayanan Ambulance No 2
No Standar minimal peralatan keterangan Jumlah
1 Bed Ada 1
2 Ventilator Hamilton Ada 1
3 AED ZOLL Ada
4 Bedside Monitor Philiphs Ada 1
5 Suction Pump Medela Ada 1
6 Infus Pump Bibraun Ada 1
7 Syring Pump Bibraun Ada 1
8 Temperature Ada 1
9 Alat hisap suction Ada 1
Alat pemantau untuk tekanan Ada
darah dengan non invasive (non
10
invasive blood pleasure) Omron
11 Nebulizer Tidak Ada 1
12 Oksigen Portable Ada 1
13 Tas emergency Ada 1
Isi tas emergency Ada 1
Airway :
- Oroparingeal ukuran 00
sampai 5
- Laryngeal Mask airway
ukuran 1 sampai 5
- Nasoparingeal airway
ukuran 26 sampai 32
- Endotracheal Tube ukuran 3
sampai 8
- Catheter Suction ukuran 6
sampai 14
13
- Mandrain/stillet
- Satu set Laringoskop
dewasa dengan berbagai
ukuran bilahnya
- Satu set resusitasi muka dan
kantong penampung O2
(reservoir)
Breathing :
- Nasal canul ukuran anak
dan dewasa
- Simple mask ukuran anak
dan dewasa
- Non Rebreathing Mask
ukuran anak dan dewasa
- Rebreathing Mask ukuran
anak dan dewasa
Circulation :
- IV Catheter ukuran 24
sampai 18
- Bloodset
- Infus set
- Extention tube
- Threeway
Peralatan pemasangan infus :
- RL
- Nacl 0.9%
- Water For Injection
- Micropore
14
- Spuit ukuran 1 cc sampai 50
cc
- Sarung tangan steril
- Tourniquet untuk
pemasangan akses vena
- Nasogastric Tube ukuran 8
sampai 18
- Folley Catheter ukuran 10
sampai 18
- Xylocaine gel
- Catheter Tip
- Gunting
15
Tujuan
a. Agar peralatan yang ada dapat digunakan sesuai dengan fungsi dan
tujuannya.
b. Agar nilai yang dikeluarkan dari alat medis sesuai dengan nilai yang
diinginkan
c. Agar pelalatan yang ada dapat tetap terpelihara dan siap digunakan.
d. Sebagai bahan informasi untuk perencanaan peremajaan peralatan
medis yang diperlukan.
Prosedur
a. Untuk perbaikan peralatan yang rusak, penanggung jawab harus
membuat permintaan perbaikan peralatan yang bersangkutan
kepada IPSRS
b. Pihak maintenance melihat alat yang rusak dan diperbaiki
c. Setelah alat selesai diperbaiki oleh teknisi, alat dikembalikan ke
penanggung jawab Ambulance
d. Bila alat tidak dapat diperbaiki oleh maintenance internal, maka alat
diperbaiki oleh meintenance luar (melalui bagian IPSRS).
16
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
17
III. Tata Laksana Transportasi Mengantar Pasien
1. Bagi pasien yang memerlukan penggunaan ambulans RSUD Sawah Besar
sebagai transportasi, maka perawat unit terkait menghubungi dokter yang
merawat pasien dan dokter jaga bangsal untuk menentukan criteria pasien
boleh dirujuk
2. Perawat dan dokter yang akan mendampingi pasien sesuai dengan criteria yang
telah di tetapkan
3. Perawat melakukan proses identifikasi dan menuliskan data-data pasien di buku
rujukan (nama pasien, diagonsa, rs tujuan, petugas pengantar)
4. Pengemudi ambulance mencatat jam berangkat dan jam kedatangan
ambulance
5. Perawat menghubungi bagian / supir ambulan untuk menyiapkan kendaraan
6. Perawat dan dokter mempersiapkan pasien dan peralatan medis sesuai
dengan kondisi pasien.
7. Petugas melakukan tindakan sesuai prosedur
8. Petugas ambulance meminta penilaian mengenai kepuasan pelayanan
ambulance keluarga pasien
9. Petugas ambulance melakukan operan setiap shift dan di catat di buku operan
( operan saat merujuk (nam Pasien, unit merujuk, rs tujuan dan pencatatan
penggunaan spill kit)
21
Perkiraan waktu sampai tujuan harus diketahui, sehingga pertimbangan
menggunakan alternatife jalan lain.
f. Posisi parkir
Lakukan penilaian lokasi kejadian dengan cepat termasuk menentukan area
bahaya dan jalur evakuasi.
Ambulance sebaiknya tidak berjalan mundur, tetapi jika terpaksa harus ada
orang lain yang memandu, karena pengemudi ambulance memiliki keterbatasn
pandang ke arah belakang.
8. Memindahkan pasien ke ambulance
a. Paisen harus sudah diperiksa kondisinya, dilakukan prosedur penanganan
gawat darurat jika dibutuhkan, distabilisasi dan kemudian bari dipindahkan ke
ambulance
b. Pada kasus tertentu yang tidak mungkin intervensi di tempat seperti lokasi
yang berbahaya atau pasien memerlukan prioritas tinggi, maka pemindahan
dapat dilakukan terlebih dahulu.
c. Jika curiga cedera spinal, stabilisi harus segera dilakukan cervical colar harus
terpasng dan pasien harus di mobilisasi dengan spinal board.
9. Stabilisasi
Stabilisasi adalah urutan tindakan untuk mempersiapkan pasien sebelum di
pindahkan
Stabilisasi meliputi :
a. Kondisi ABCD
b. Perawatan luka dan cidera lain
c. Pemasangan balut dan bidai
d. Pemakaian selimut untuk menjaga suhu tubuh
e. Alat pengangkut harus dalam kedaan baik terdapat tali pengikat minimal di tiga
tempat.
F. Tata Laksana Sistem Rujukan IGD
a. Alih Rawat
1. Dokter umum IGD consult ke DPJD bila anjuran dirujuk, dokter umum membuat
surat rujuka.
22
2. Perawat/dokter umum IGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk melalui
SPGDT via wa/telp
3. Bila rumah sakit rujukan tidak ada SPGDT, petugas IGD mekomunikasikan
anamnesa dan kondisi pasien saat ini
4. Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat IGD menghubungi
pengemudi ambulance untuk mempersiapkan mobil ambulance.
b. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan
pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi
informed consent
2. Perawat IGD menghubungi rumah sakit rujukan
3. Perawat IGD menghubungi petugas ambulance RS RK Charitas
D. Transportasi
1. Berangkat ke tempat tujuan
Pasien kritis dapat dipindahakan ke rumah sakit lain dengan fasilitas pelayanan yang
sesuai. Pasien yang di antar dalam kondisi stabil. Gunakan rute dan kecepatan yang
sesuai jika rute normal tidak memungkinkan pasang sabuk pengaman, gunakan
sirine dan lampu sesuai kondisi.
Sebelum transportasi, pastikan hal-hal berikut:
b. Kondisi vital dalam kondisi stabil
c. Persiapkan jika timbul perburukan kondisi letakan papan RJP di bawah matras
d. Keluarga pasien di tempatkan di kabin penumpang, memakai sabuk pengaman
2. Selam Perjalanan
a. Lengkapi riwayat penyakit dan secondary survey
b. Lanjutkan perawatan kegawatdarurat yang dibutuhkan
c. Catat dan monitoring vital sign secara terus-menerus
d. Lakukan monitoring dan observasi berkelanjutan yang berfokus pada airway,
breathing, circulation dan tingkat kesadaran
e. Jika terjadi kondisi perbrukan pada salah satu atau lebih komponen ABCD
lakukan ulang primary survey dan lakukan resusitasi.
f.Yakinkan alat yang anda perlukan terjangkau dan siapkan alat yang mungkin
anda perlukan sesuai kondisi pasien
g. Pertahankan komunikasi dengan pasien untuk memeriksa respon pasien
h. Jika pasien gelisah, cek ABCD, lakukan restrain jika pasien membahayakan diri
sendiri dan orang lain
i.Koordinasikan dengan pengemudi tentang kondisi pasien dan cara
mengemudinya, pengemudi perlu menyesuaikan kecepatan dan cara
mengemudinya sesuai kebutuhan pasien
24
j.Jika terjadi henti RJP harus dilakukan dalam kondisi ambulance berhanti,
pastikan DPJP dan fasilitas rujukan mengetahui kejadian ini.
Ambulance Gawat darurat RSUD Sawah Besar akan merespon setiap kejadian
ataupun korban masal apabila kondisi bencana/korban masal tersebut memiliki
criteria sebagai berikut :
1. terjadinya structure collaps/kerusakan infrastruktur
2. terjadinya fungsional collaps/tidak ada personil/petugas di rumah sakit atau di
tempat korban bencana/korban masal
3. terjadinya penurunan kualitas pelayanan medis di tempat bencana/korban masal
BAB V
LOGISTIK
B. PENYEDIAAN PERALATAN
26
Dalam penyediaan peralatan ambulance di rumah sakit menggunakan
prosedur yang diterapkan di rumah sakit, yaitu melalui persetujuan Direktur dan
Bagian pembelian melalui bagian Pembelian non medis rumah sakit.
1. Pemeliharaan kendaraan
Pemeliharaan kendaraan dimaksudkan untuk menjaga kondisi kendaraan
baik ambulance maupun ambulance jenasah / mobil jenasah rumah sakit
dalam keadaan laik jalan dan siap setiap saat dibutuhkan, maka dari itu
diperlukan perawatan mobil rutin yang meliputi
1.1 Pemeriksaan kondisi fisik ambulance melalui pengecekan kesiapan
kendaraan dan kebersihan setiap kendaraan ambulance
1.2 Ganti oli sesuai dengan pemakaian kendaraaan
1.3 Servis peralatan kendaraan baik servis rutin maupun servis yang
dikarenakan kerusakan kendaraan
27
membawa Blangko pengisian bahan bakar kendaraan yang telah
terpakai untuk diganti yang baru.
II.3. Jika dalam keadaan darurat atau ke luar kota yang melampaui
perkiraan pengisian bahan bakar, maka pengemudi ambulance
mengajukan bon sementara yang telah diketahui oleh Bagian Umum ke
bagian kasir / petugas administrasi, dan petugas kasir / administrasi
memberikan uang untuk pembelian bahan bakar kendaraan sesuai
dengan bon sementara untuk kebutuhan pengisian bahan bakar dan
menandatangani penyerahan uang.
II.4. Pengemudi ambulance melakukan pengisian di SPBU selama indikator
mencapai minimum (tidak mengganggu transportasi selama
penggunaan ambulance) untuk mendapatkan bahan bakar yang
dibutuhkan dengan meminta struk asli pembelian bahan bakar.
II.5. Pengemudi ambulance menyerahkan struk pembelian bahan bakar ke
bagian administrasi setelah mendapatkan persetujuan Bagian Umum.
28
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem keselamatan pasien
memiliki 6 sasaran, yaitu ketepatan identifikasi pasien (nama, tanggal lahir),
peningkatan komunikasi efektif (S-BAR), peningkatan obat yang perlu
diwaspadai, kepastian tepat lokasi prosedur dan tepat pasien operasi,
pengurangan resiko infeksi, pengurangan resiko pasien jatuh (lihat gelang warna
kuning pada pasien), adapun yang terdapat di bagian kendaraan meliputi :
29
1. Ketepatan identifikasi pasien (nama, tanggal lahir, alamat)
2. Peningkatan Komunikasi efektif (SBAR)
3. Pengendalian infeksi
4. Mengurangi resiko pasien jatuh
B. TUJUAN
Keselamatan pasien ini bertujuan antara lain
1. Sebagai unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana
kerja yang aman, baik berupa materil maupun non material
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
3. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
4. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
30
Pasien yang akan menggunakan ambulance diidentifikasi terlebih dahulu
menggunakan identitas pasien yang meliputi :
Nama
Tanggal lahir
Lokasi tujuan
3. Pengendalian infeksi
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja untuk mencegah infeksi
silang
b. Pemakaian alat pelindung diri untuk mencegah kontak dengan darah
dan cairan infeksi yang lain seperti masker, sarung tangan, googles dan
apron jika dibutuhkan
c. Pengelolaan jarum dan alat tajam lain untuk mencegah perlukaan
d. Pembersihan ambulance setiap penggunaan pengantaran pasien
dengan spil kit
e. Pengelolaan limbah rumah sakit dan sanitasi ruangan
f. Terdapat safety box dan tempat sampah kuning dan hitam yang tertutup
31
4. Mengurangi resiko pasien jatuh
a. Rumah sakit menyediakan peralatan kesehatan yang dapat mengurangi
resiko pasien pada saat pemindahan pasien ambulance, pada proses
transfer maupun pemindahan pasien dari ambulance fasilitas
Ambulance yang sudah dilengkapi dengan tempat untuk meletakan
Brankar yang disebut dengan Landasan. Landasan Brankar berfungsi
untuk mempermudah Brankar masuk dan keluar
i. Brankar dilengkapi dengan sabuk pengaman
b. Cara pemindahan pasien ke dalam maupun keluar ambulance yang
tepat dan menghindari resiko pasien
32
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya
selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan
salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun
didunia ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangat
bergantung .pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu
dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a) Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan
33
diatas.
b) Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja.
c) Teliti dalam bekerja
d) Melaksanakan Prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan
kesehatan kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja adalah upaya perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu dalam
keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Tempat kerja adalah
ruang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, atau sering dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan usaha dan tempat terdapatnya sumber-sumber bahaya.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi kecelakaan yang disebabkan oleh :
1. Mesin
2. Alat angkutan
3. Peralatan kerja yang lain
4. Bahan kimia
5. Lingkungan kerja
6. Penyebab yang lain
Ruang lingkup pemberlakuan UUKK dibatasi oleh adanya 3 unsur yang harus
dipenuhi secara kumulatif terhadap tempat kerja. Tiga unsur yang harus dipenuhi
adalah:
a. Tempat kerja di mana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.
b. Adanya tenaga kerja, dan
c. Ada bahaya di tempat kerja.
Keselamatan kerja di unit, manajemen resiko di unit sesuai 6 poin manajemen
fasilitas dan keselamatan :
1. Bensin
2. Freon
3. Iodine
4. Klorin
3. Manajemen bencana
4. Proteksi kebakaran
5. Peralatan medis
36
Memastikan peralatan yang dipergunakan oleh pasien dalam keadaan aman,
tersedia dan siap pakai, akurat, dan dapat dijangkau.
6. Utilitas/peralatan penunjang
Di dalam ambulance terdapat wastapel, gas medis dan instalasi listrik untuk
menunjang kesiapan petugas dalam merujuk. Petugas melakukan pengecekan
setiap shift
37
Pada waktu melaksanakan pekerjaan, badan kita harus benar-benar terlindung
dari kemungkinan terjadinya kecelakaan. Untuk melindungi diri dari resiko yang
ditimbulkan akibat kecelakaan, maka badan kita perlu menggunakan ala-alat
pelindung ketika melaksanakan suatu pekerjaan.
Berikut ini akan diuraikan beberapa alat pelindung yang biasa dipakai dalam
melakukan dibagian kendaraan
38
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Penyelenggaraa tiap kegiatan indicator mutu adalah melakukan pencatatandata
penyelenggaraan trap kegiatan indicator mutu berupa laporan lengkap
pelaksanaan indicator mutu dark sumber data yang diperlukan sesuai dengan
format, until meningkatkan mutu rumah sakit.
B. Tujuan
a) Memberikan panduan dalam pencatatan dan pelaporan pelaksanan indicator
mutu unit rumah sakit.
39
b) Dihasilkanya acuan dalam melakukan pencatatan dan pelaporan indicator
mutu.
Indikator Mutu Pelayanan IGD di RSUD Sawah Besar mengacu pada pedoman
Indikator Mutu RSUD Sawah Besar yaitu :
Indikator Mutu Pelayanan Ambulance di RSUD Sawah Besar mengacu pada
pedoman Indikator Mutu RSUD Sawah Besar yaitu :
40
BAB IX
PENUTUP
A. Kesimpulan
Transportasi pasien adalah sarana yang digunakan untuk mengangkut
penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana kesehatan yang memadai
dengan aman tanpa memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang
memadai atau antar rumah sakit apabila harus dilakukan transfer pasien ke
rumah sakit. Transportasi pasien dapat dibedakan menjadi dua, transportasi
untuk gawat darurat dan kritis.
B. Saran
Transportasi pasien sangat penting bagi prioritas keselamatan pasien
menuju rumah sakit atau sarana yang lebih memadai. Oleh karena itu transport
pasien berperan penting dalam mengutamakan keselamatan pasien mulai dari
berangkat sampai kembali ke rumah sakit awal.
41
drg. Suzy Freud, MPH
NIP 196512071990112001
42