Namun, jauh panggang dari api, arus globalisasi yang begitu ganas menjadikan
tujuan pendidikan belum terlaksana dengan optimal, utamanya pendidikan
karakter yang menekankan pembentukan akhlak mulia. Hal ini dibuktikan dengan
maraknya berbagai tindakan yang mencoreng dunia pendidikan.
Kita belajar mengetahui yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau
universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar
menghargai, dan belajar menghormati.
Identitas manusia sebagai bagian dari suatu kelompok masyarakat tidak lagi kuasa
dipertahankan dari karakteristiknya. Perubahan yang mengakibatkan berubahnya
mental dan watak, merupakan dampak dari perubahan budaya.
Pada titik ini salah satu kebijakan yang dapat dikembangkan untuk menciptakan
ilklim pendidikan yang baik adalah membuat kurikulum sekolah yang berbasis
keunggulan lokal atau kearifan lokal. Adapun kearifan lokal terdiri dari dua kata
yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local).
Kearifan lokal dapat dijumpai dalam nyayian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan,
dan kesusastraan serta naskah-naskah kuno yang berada di dalam kehidupan
sehari-hari pada masyarakat.
“Ini prioritas Kemendikbud, bahwa selain pelestarian, inovasi juga sangat penting.
Sehingga budaya kita bisa dinikmati oleh generasi berikutnya,” ujarnya.
Semoga niat dapat. Hal terpenting dalam upaya penggalian budaya lokal adalah
penggalian dan penguatan terhadap khazanah kebudayaan nasional. Oleh karena
itu, peran semua masyarakat sangat penting sehingga makna pendidikan
berdayaguna.
https://www.eposdigi.com/2021/03/01/kearifan-lokal/upaya-membangun-
kearifan-lokal-dalam-pendidikan/