Anda di halaman 1dari 70

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

LAPORAN
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP)
PUSKESMAS CIPANAS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya
sehingga Laporan Perencanaan tingkat puskesmas tahun 2022 Puskesmas Cipanas dapat
diselesaikan tepat waktunya.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten yang
merupakan ujung tombak penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
diwilayah kerjanya. Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan puskesmas perlu
dikelola melalui pencapaian manajemen puskesmas secara optimal.
Manajemen puskesmas terdiri dari perencanaan,pelaksanaan dan pengendalian
serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Yang mana seluruh kegiatan diatas
merupakan satu kesatuan yang saling terkait dan berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ada diwilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib,upaya kesehatan
pengembangan maupun upaya kesehatan penunjang. Perencanaan ini disusun untuk
kebutuhan satu tahun agar puskesmas mampu melaksanakan secara efektif,efisien dan
dapat dipertanggung jawabkan
Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf
puskesmas Cipanas yang telah membantu dalam penyusunan PTP tahun 2022 ini
sehingga dapat terselesaikan. Kamipun menyadari sepenuhnya penyusunan PTP ini
masih belum sempurna oleh karenanya kami mohon kritik dan saran yang membangun
sehingga ditahun akan datang kami dapat membuat perencanaan yang lebih baik.

Cipanas,Januari 2023
Kepala Puskesmas Cipanas

Hj. Ucu Yoanah, S.ST


NIP 19700219 198903 2 003
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................................3
1.3 Ruang lingkup...............................................................................................................3
1.4 Manfaat.........................................................................................................................4
BAB II VISI, MISI, TATA NILAI DAN MOTTO PUSKESMAS
2.1 Visi...............................................................................................................................5
2.2 Misi...............................................................................................................................5
2.3 Motto Puskesmas..........................................................................................................6
2.4 Tata Nilai......................................................................................................................6
BAB III ANALISA SITUASI
3.1 Analisa Situasi Umum..................................................................................................8
3.2 Analisa Situasi Khusus.................................................................................................27
3.3 analisis Lingkungan Internal dan Eksternal.................................................................45
BAB IV IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
4.1 Identifikasi Masalah.....................................................................................................48
4.2 Penetapan Prioritas Masalah........................................................................................51
4.3 Penetuan Penyebab Masalah........................................................................................53
4.4 Alternatif dan Prioritas Solusi Masalah.......................................................................55
BAB V PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
5.1 RUK..............................................................................................................................57
5.2 RPK..............................................................................................................................57
5.3 Usulan Kegiatan Peningkatan Kualitas SDM Tahun 2022..........................................57
5.4 Usulan Kebutuhan Tenaga Tahun 2022.......................................................................58
5.5 Usulan Pembangunan Fisik 2022.................................................................................59
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan...................................................................................................................60
6.2 Saran.............................................................................................................................60
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari


pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya
manusia Indonesia. Untuk mewujudkan harapan tersebut diselenggarakan berbagai
upaya kesehatan melalui pendekatan pemeliharaan kesehatan ( promotif ), pencegahan
penyakit ( preventif ), penyembuhan penyakit ( kuratif ) dan pemulihan kesehatan (
rehabilitatif ) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terarah, terpadu dan
berkesinambungan.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan puskesmas adalah
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan
masyarakat diwilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama diwilayah kerjanya. Puskesmas merupakan Unit pelaksana Teknis Daerah
(UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota bersangkutan. Oleh sebab itu, Puskesmas
melaksanakan tugas dinas kesehatan kabupaten/kota yang dilimpahkan kepadanya,
antara lain kegiatan dalam Standar Pelayyanan Minimal (SPM) bidang kesehatan
kabupaten/kota dan upaya kesehatan yang secara spesifik dibutuhkan masyarakat
setempat (Local specific).
Perkembangan masalah kesehatan dewasa ini sangat kompleks, sehingga
memerlukan strategi yang tepat untuk mengatasinya. Beberapa masalah kesehatan yang
ditemukan di wilayah Puskesmas Cipanas diantaranya : rendahnya penemuan kasus
Tuberculosis Paru, teruma kontak serumah, disamping itu masih ditemukan beberapa
masalah gizi yang memerlukan perhatian yang cukup serius karena sangat menentukan

1
kualitas sumber daya manusia yaitu terdapat Balita BGM dan gizi buruk berat badan
menurut umur (BB/U) sebanyak 0,1 % dan mulai terjadinyapergeseran penyakit dari
penyakit menular ke penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi. Disamping itu
pencapaian beberapa upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Cipanas tidak
mencapai target diantaranya permasalahan pencapaian program STBM yang masih
rendah, hal ini di tandai dengan jumlah nagari ODF yang masih stagnan dan penemuan
kasus Tuberculosis dan angka kesembuhan penderita Tuberculosis yang belum
mencapai target, masih tingginya penemuan kasus diare dan pneumonia serta beberapa
masalah lainnya yang memerlukan penanganan serius agar tidak menjadi pemicu
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Untuk mengatasi masalah – masalah tersebut diperlukan suatu usaha – usaha
yang bersifat proaktif dan diatur dengan baik secara sistematis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan yaitu tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi –
tingginya, sehingga untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan masyarakat yang
sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajemen
Puskesmas yang baik untuk dapat mencapai hasil kegiatan sesuai dengan target yang
ditetapkan manajemen adalah serangkaian proses terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planing, Organizing, Actuating,
Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efisiensi
Perencanaan merupakan salah satu bagian manajemen yang memegang peranan
penting yang merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang ada agar lebih efesien dengan
memperhatikan lingkungan sosial, budaya, fisik dan biologis.
Ditingkat Puskesmas perencanaan diwujudkan dalam satu bentuk perencanaan
tingkat Puskesmas yang merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis untuk
menyusun atau mempersiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas pada
tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dalam upaya mengatasi masalah – masalah kesehatan di wilayah kerjanya.
Penyusunan rencana kegiatan harus memperhitungkan sumber daya yang dimiliki oleh
Puskesmas.

2
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan manajemen Puskesmas dalam rangka


mengelola kegiatan-kegiatan dalam upaya peningkatan fungsi Puskesmas
sebagai pusat pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan upaya kesehatan
di wilayah kerjanya.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Puskesmas dapat menyusun rencana usulan kegiatan yang akan


dilaksanakan tahun berikutnya dalam rangka meningkatkan cakupan
dan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
wilayah kerjanya.

2. Puskesmas dapat menyusun rencana pelaksanaan kegiatan setelah


diterimanya alokasi sumber daya dari berbagai sumber dalam rangka
menetapkan penggerakan pelaksanaan kegiatan dalam tahun yang
sedangberjalan.

1.3 Ruang Lingkup

Kegiatan yang direncanakan dalam perencanaan tahunan Puskesmas adalah


semua kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Cipanas yang meliputi Upaya
Kesehatan Wajib sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa
Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas dalam Sistem
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota sebagai UPT Dinas kesehatan kabupaten/kota
yang dilimpahkan kepadanya, antara lain kegiatan dalam Standar Pelayan Minimal
(SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota dan upaya kesehatan yang secara
spesifik dibutuhkan masyarakat setempat (Local Specific). Langkah-langkah dalam
penyusunan perencanaan tahunan upaya kesehatan wajib adalah :

3
1. Menyusun Rencana Usulan Kegiatan ( RUK )

yaitu menyusun usulan kegiatan dengan memperhatikan berbagai kebijakan


yang berlaku baik nasional maupun daerah sesuai dengan masalah sebagai
hasil kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas.
2. Mengajukan Usulan Kegiatan
Yaitu mengajukan usulan kegiatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten untuk
persetujuan pembiayaan.
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Yaitu menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disetujui oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Pesisir Selatan sebagai Plan of Action ( POA ).
Disamping Upaya Kesehatan Wajib, Puskesmas juga melaksanakan Upaya
Kesehatan Pengembangan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan
kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan
Puskesmas. Upaya kesehatan tersebut meliputi : Upaya kesehatan masyarakat
(UKM) esensial, UKM Pengembangan dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) Farmasi dan lab serta Jejaring puskesmas.

1.4 Manfaat

1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya


kesehatan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban

3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan dukungan dan potensi yang


ada

4
BAB II

VISI, MISI, TATA NILAI DAN MOTTO PUSKESMAS

3.5 Visi dan Misi


3.5.1 Visi
Visi Puskesmas Rawat Inap Cipanas adalah :
“Puskesmas Andalan Untuk Mewujudkan Lebak Sebagai Destinasi
Wisata Unggulan Nasional Berbasis Potensi Lokal”

3.5.2 Misi
Misi Puskesmas Rawat Inap Cipanas :
a. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, merata dan bermutu.
b. Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan dan penyehatan
lingkungan.
c. Meningkatkan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat dan kemitraan di bidang kesehatan.
d. Mengupayakan ketersediaan pembiayaan jaminan kesehatan yang
menyeluruh.
e. Mengupayakan ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
yang bermutu.
f. Menggalang dan meningkatkan kemitraan dengan stakeholder.

3.6 Motto Puskesmas Rawat Inap Cipanas


Motto Puskesmas Rawat Inap Cipanas adalah :
PUSKESMAS BERSAHABAT
BERSIH, RAMAH, SABAR, HANDAL, BIJAK DAN TERTIB
3.7 Sasaran
 Kelompok masyarakat
 Kelompok khusus seperti pesantren, institusi pendidikan, kelompok UKBM
(Upaya Pelayanan Kesehatan Bersumber Masyarakat), Lanjut Usia, panti, dan
lain-lain.
 Lembaga lintas sector dan lintas program

5
 Perorangan dan Keluarga
3.8 Cara PencapaianTujuan Dan Strategi
a. Meningkatkan kerjasama lintas sektor
b. Meningkatkan kerjasama lintas program
c. Mewujudkan prilaku hidup bersih dan sehat
d. Meningkatkan kualitas lingkungan
e. Meningkatkan pelayanan kesehatan
f. Meningkatkan sumber daya kesehatan
g. Meningkatkan mutu petugas kesehatan untuk mewujudkan profesionalisme
h. Meningkatkan kemandirian masyarakat dengan membentuk desa siaga.

6
BAB III

ANALISA SITUASI

3.1 Analisa Situasi Umum


3.1.1 Geografi
Keadaan Geografi
Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cipanas yang meliputi keadaan
geografis, cuaca, dan lain-lain. Keadaan penduduk seperti jumlah penduduk,
fertilitas, kepadatan, dan tingkat pendidikan serta ekonomi penduduk.
Batas-batas wilayah kecamatan Cipanas :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Curugbitung dan Sajira.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bogor
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sajira
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lebakgedong
Luas wilayah kecamatan Cipanas tercatat 7.404.2 Ha dengan kondisi wilayah
kerja yang cukup luas yaitu 14 Desa. Penggunaan lahan berupa : Pemukiman 38,3 %,
Pertanian 47,1%, Hutan Negara 12,6 %, Lain-lain 2 %. Kecamatan Cipanas relative
datar dengan variasi bukit-bukit terutama di wilayah barat Kecamatan Cipanas. Rata-
rata ketinggian 200-900 m diatas permukaan laut.

7
2.2 Keadaan Demografi
Keadaan demografi wilayah kecamatan Cipanas dapat dilihat pada daftar
berikutini:
JUMLAH PENDUDUK
NO NAMA DESA JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 CIPANAS 2391 2333 4724
2 SIPAYUNG 1831 1815 5394
3 TALAGAHIANG 1001 996 3646
4 LUHURJAYA 2855 2539 1997
5 GIRIHARJA 2010 1841 3777
6 BINTANGSARI 1274 1045 4539
7 HAURGAJRUG 2250 2289 2319
8 JAYAPURA 1675 1452 3851
9 BINTANGRESMI 1779 1998 3127
10 GIRILAYA 1716 1729 3445
11 SUKASARI 2833 2750 5583
12 MALANGSARI 1131 1074 2205
13 PASIRHAUR 1819 1652 2470
14 HARUMSARI 1275 1195 3471
25.839 24.709 50.548
Sumber :Laporan Registrasi Penduduk Kecamatan Cipanas Tahun 2022

Jumlah KK : 13.768 KK
Kepadatan Penduduk : 13,7jiwa/km2
Dari data tersebut diatas, terlihat bahwa penduduk laki-laki di Kecamatan Cipanas lebih
banyak dari pada jumlah penduduk wanita.

2.3 Wilayah Kerja Pembangunan


Wilayah kerja pembangunan Kecamatan Cipanas terdiri dari 14 desa yang
memiliki fungsi potensi dan kondisi yang khas di setiap desa, dimana Kecamatan
Cipanas berfungsi sebagai daerah pembangunan lahan kering, pertanian, pesawahan,
perikanan darat yang menunjang fungsi dari Kabupaten Lebak. Untuk lebih

8
terperinci dapat dilihat pada peta kecamatan Cipanas di bagian lampiran profil ini.
2.4 Sosial Ekonomi
Struktur mata pencaharian penduduk tahun 2022 di Kecamatan Cipanas adalah
sebagai berikut:
Petani : 9.122 Orang
Pegawai Negeri : 858 Orang
Pedagang : 2.132 Orang
Industri : 143 Orang
TNI/POLRI : 48 Orang
Peternak : 121 Orang
Buruh : 2.621 Orang
Lain-lain : 5.025 Orang
Dari struktur mata pencaharian tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar
penduduk Kecamatan Cipanas adalah petani.

2.5 Tingkat Pendidikan


Pendidikan merupakan salah satu syarat dibidang apapun termasuk kesehatan,
harus ditunjang dengan tingkat pendidikan. Dengan pendidikan yang baik maka
tingkat pengetahuan masyarakat, kemampuan dan kemauan untuk berprilaku baik
akan meningkat. Memperhatikan tingkat pendidikan penduduk umur 15 tahun keatas
pada tahun 2022 ini tampak bahwa masih didominasi oleh kelompok lulusan SD
sebesar 32,70 %, SLTP 17.29% , SLTA 12.15% selanjutnya berturut – turut Diploma
IV/ S1, Diploma 2 dan 3, S2.

2.6 Sumber Daya Kesehatan


1). Keadaan Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Cipanas Kabupaten Lebak
sebagai berikut:
Kepala Puskesmas :1 Orang
Dokter Umum :2 Orang
Dokter Gigi :1 Orang
Bidan : 38 Orang
Perawat : 26 Orang
9
Perawat Gigi :1 Orang
Tenaga Promkes :1 Orang
Pekarya Kebersihan :3 Orang
Sanitarian :1 Orang
Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) : 0 Orang
Asisten Apoteker :1 Orang
Pelaksana Analis :0 Orang
Jumlah : 75 Orang
Dukun Paraji Terlatih : 24 Orang
Dukun Paraji Tidak Terlatih : 23 Orang
Kader Posyandu Aktif : 330 Orang
Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah tenaga medis masih sangat kurang bila
dibandingkan dengan tenaga paramedis dan jumlah penduduk.
2). Keadaan Sarana Kesehatan
Keadaan sarana kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Cipanas Kabupaten Lebak
sebagai berikut:
Puskesmas induk :1 unit
Puskesmas Pembantu :4 unit
Poskesdes :3 unit
Posyandu : 66 pos
Praktek Bidan :9 (berizin)
Praktek Dokter :5 (berizin)
BP Swasta :7 unit
Rumah Dokter Gigi :1 unit
Kendaraan Roda 4 :3 unit
Kendaraan Roda 2 :5 unit
Desa Siaga : 14 Desa
Pada data tersebut, terlihat bahwa jumlah Sarana Kesehatan masih kurang karena
idealnya setiap desa ada satu Sarana Kesehatan. Disini dapat sarana kesehatan
ada 8 unit sedangkan jumlah desa ada 14 desa.
3). Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Cipanas terdiri atas
pembiayaan Kesehatan dari APBN, JKN dan APBD TK II. Berikut dapat dilihat
10
pada table dibawah ini :

Tabel
Pembiayaan Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Cipanas
Tahun 2022

Jumlah Realisasi % Realisasi


N
Uraian Anggaran 2022 2023
O
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Pendataan - LRA 3.968.532.07 84.95 3.769.122.867
4.671.668.000
3
2 Pendapatan BLUD 3.067.460.62 81.82 2.714.079.307
3.748.949.000
5
3 Pendapatan APBD 922.719.000 901.071.448 97.66 844.323.810

4 Belanja 4.011.755.03 80.05 3.955.607.592


5.011.320.011
2
5 Belanja Operasi 3.876.003.38 82.89 3.767.590.542
4.675.971.671
2
6 Belanja Modal 335.348.340 135.751.650 40.48 188.617.060
7 SURPLUS/(DEFISIT) 339.652.011 43.222.959 12.73 186.484.725

11
3.2 Analisis Situasi Khusus

Analisis situasi khusus merupakan analisis terhadap hasil


kinerja Puskesmas. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan
terhadap standar/target yang telah ditentukan sehingga dapat diketahui
tingkat keberhasilan pelaksanaannya dan masalah– masalah yang
dihadapi sehingga dapat disusun rencana dan upaya tindak lanjut yang
harus dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
Capaian Program UKM Puskesmas
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial

Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Cipanas


dikelompokan dalam dua upaya pelayan yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Essensial dan Pengembangan, Upaya Kesehatan perseorangan selain itu dilakukan
pembinaan terhadap Jaringan dan Jejaring Puskesmas.

Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial merupakan basic six program prioritas


Puskesmas yang terdiri dari Program Kia-Kb, P2P, Kesling, Gizi, promkes dan
perkesmas.

1. Program Kesehatan Ibu


a. Grafik Cakupan K1 Tahun 2022

CAKUPAN K1 PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS TAHUN 2022


140
121.4 120.9 118.4 118.2
120 117.2 116.7 114.3
112 110.1 109.3 110.4
107.7
99 95.9 100
100 93.9

80

60

40

20

0
i

g
g

m
i

ri

a
r

as
ng
ja

a
ar

ar

ri
ya

an

et
ru

s
au

ay
sa
ur

es

na

sa
ar

m
gs
gs

yu

rg
ila
aj

hi
um

rj
rh

gr

ka
ih

es
pa
an
an

rg

Ta
ya

hu

ga
pa
ir
si

an
ir

Su

sk
G

ar

Ci
nt
au
al

Pa

Ja

la
G

Si

Lu
nt

Pu
M

H
Bi

Ta
H

Bi

Dari grafik diatas dapat dilihat ada 3 desa yang tidak mencapai
target diantaranya desa Luhurjaya, Sukasari, dan Talagahiyang, akan
tetapi capaian puskesmas mencapai 110.4 %.

b. Grafik Cakupan K4 Tahun 2022

13
CAKUPAN K4 PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS
TAHUN 2022
140 131
127.5
120.5 119.7
120 112.5 108.3
107.6 107.3 105.3 105
101.4 100
100 93.5 93
87.4
80
65.6
60

40

20

g
i
g
i

ri

ya
i

ra
ng
ur

a
ri

et
m

as
ar

ar

an
jr u

ay

ay
sa

na

sa

rg
pu
ha

rja
es

m
gs

yu
gs

hi
r il

ril
ka
ga

pa

Ta
gr

es
an

an

ya
sir

hu
pa

ga
ru
Gi

Gi
Su
ur

an

sk
Ci
Ja
nt

Pa
al

Si

Lu

la
Ha
Ha

Pu
M

nt
Bi

Ta
Bi

Dari grafik diatas ada 4 desa yg tidak mencapai target diantaranya


desa Sukasari, Girilaya, Luhurjaya, dan Talagahiyang, akan tetapi capaian
puskesmas mencapai 105%.

Tabel Daftar Kasus Kematian Ibu di Kecamatan Cipanas tahun 2022


JML Kasus Kematian
No Desa Lahir Ibu Ibu Ibu
JML
Hidup Hamil Bersalin Nifas
1 Cipanas 76 0 0 0 0
2 Sipayung 73 0 0 0 0
3 Talagahiang 21 0 0 0 0
4 Luhurjaya 83 0 0 0 0
5 Giriharja 72 0 0 0 0
6 Bintangsari 55 0 0 0 0
7 Jayapura 60 0 0 0 0
8 Bintangresmi 67 0 0 0 0
9 Haurgajrug 103 0 0 0 0
10 Girilaya 68 0 0 0 0
11 Sukasari 86 0 0 0 0
12 Malangsari 52 0 0 0 0
13 Pasirhaur 76 0 0 0 0
14 Harumsari 44 0 0 0 0
PUSKESMAS 936 0 0 0 0
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada kematian ibu dikecamatan
Cipanas.

c. Grafik Cakupan Persalinan Oleh Nakes Tahun 2022


Secara keseluruhan hasil pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas Rawat Inap Cipanas hampir mencapai 100 persen,tetapi ada 1 desa

14
yg tidak mencapai yaitu desa Girilaya, akan tetapi capaian puskesmas
mencapai 100%.

d. Grafik Cakupan Pelayanan Nifas Tahun 2022

CAKUPAN KN LENGKAP PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS TAHUN


2022
160
137.5
140 128.2 124.1 123.7
120 111.5 111.1 110.5 110.3 109.1 107.9
102.8 100
100 95.59 95.45 91.11

80 70
60
40
20
0
g

et
ra

ya
g

g
i

Ha mi

ri

ri
ur

ja

as
s
ar

ar

jru

un

an
ay
na

sa
sa

rg
pu
ha

rja
ar

es

m
s
gs

r il
m

ka
ng

hi
ay
ga

pa

Ta
rih

es
gr

ya
an

sir

hu

lag
Gi
ru

Su
ala

Sip
ur

Ci
an

sk
Ja
nt

Pa

Gi

Lu

Ta
Ha

Pu
M

nt
Bi

Bi

Secara keseluruhan hasil Pelayanan ibu Nifas Lengkap di Puskesmas


Rawat Inap Cipanas sudah mencapai 107.9 persen, dimana pencapaian
tertinggi yaitu desa Bintangsari.

e. Grafik Cakupan KN Lengkap Tahun 2022

CAKUPAN KN LENGKAP PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS TAHUN 2022


160
137.5
140 128.2 124.1 123.7
120 111.5 111.1 110.5 110.3 109.1
102.8 100
100 95.59 95.45 91.11

80 70
60

40

20

0
a

et
ra

ya
g

g
ri

ri
ala i

ri

i
ur

ja

s
ar

ay
jru

un

an
sa

sa
sa

na

rg
pu
ha

rja
ar

es
gs

r il
m

ka
ng

hi
ay
ga

Ta
pa
r ih

gr

ya
an

sir

hu

lag
Gi
ru

Su
Sip
ur

Ci
an

Ja
Pa
nt

Gi

Lu
Ha

Ta
Ha
M

nt
Bi

Bi

Secara keseluruhan cakupan Pelayanan KN Lengkap di Puskesmas


Rawat Inap Cipanas sudah mencapai 100%, akan tetapi ada satu desa yg
belum mencapai 100%, yaitu Desa Talaghiyang.

15
f. Tabel Hasil Cakupan Kesehatan Ibu Tahun 2017, 2018, 2019, 2020 dan
2021, 2022
JUMLAH CAKUPAN (%)
Trend
No Uraian Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2017 2018 2019 2020 2021 2022
105.05 104.53 106.29 104.1% 110.4%
1 KI 108.5% ↑
% % %
100.00 101.6% 104.5%
2 K4 92.86% 98,72% 103.0% ↑
%
KN 101 .42 103.08 115.1% 107.9
3 92.61% 107.1% ↓
LENGKAP % %
PERSALINA 97.07 111.2% 105.0%
4 72.96% 96.37% 102.0% ↓
N NAKES %
KF 104.90 114.2% 108.1%
5 93.66% 99.37% 104.4% ↓
LENGKAP %

Dari tabel diatas dapat disimpulkan trend Indikator pelayanan


Kesehatan ibu dan neonatal menurun di indikator KN Lengkap, Persalinan
dan KF Lengkap akan tetapi secara pencapaian puskesmas sudah mencapai
target, dan pada indikator K1 dan K4 meningkat dari tahun 2021 ke tahun
2022.

2. Program kesehatan Anak


Program Kesehatan anak Meliputi pelayanan kesehatan bayi dan
Pelayanan kesehatan Balita. Pelayanan kesehatan bayi lengkap meliputi:

a. Dipantau pertumbuhannya minimal delapan kali dalam satu tahun


b. Dilakukan Screning Deteksi intervensi dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) empat kali selama satu tahun
c. Mendapatkan Imunisasi dasar Lengkap
d. Mendapatkan Vitamin A dosis tinggi satu kali
e. Bila sakit mendapat tatalaksana MTBM/MTBS

16
Sedangkan Untuk Pelayanan Kesehatan balita mencakup:

1. Dipantau pertumbuhannya /ditimbang di Posyandu minimal delapan kali dalam


satu tahun.
2. Dilakukan Screning Deteksi intervensi dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) empat
kali selama satu tahun
3. Mendapatkan Vitamin A dosis tinggi dua kali
4. Bila sakit mendapat tatalaksana MTBS

Adapun hasil pelayanan kesehatan anak dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

a. Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Tahun 2022

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI PUSKESMAS RAWAT INAP


CIPANAS TAHUN 2022
140
113.2
120 106.1 102.8
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 101.4
100

80

60

40

20

0
g

i
i

i
ya

ri
nt arja
ng

a
r

et
ri
m

as
ar
ra

ar

s
au

an

jru

ay

sa
na

sa

rg
rja

es
yu

m
gs
gs
pu
h

m
hi

r il

ka
r ih

ga
pa

Ta

es
gr

an
an
sir

pa

hu
ya

ga

ru
Gi

Su
ur
an
Ci

sk
Gi
nt

al
Pa

Si
Ja

la

Lu

Ha
Ha

Pu
M
Bi

Ta

Bi

Dari 14 Desa di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Cipanas


Pelayanan Kesehatan Bayi sudah mencapai target, dan capaian puskesmas
yaitu 101.4 persen.

17
b. Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Tahun 2022

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA PUSKESMAS RAWAT INAP


CIPANAS TAHUN 2022
140

120 106 104.5 102.7


101.2 100.8 100 99.4 99.4 98.7 100 96.8
97 94.5 97.5
100 84.9
79.4
80

60

40

20

0
i

as
g

Lu ari
i

ri

ya

ng
ra

ja

a
i

ur
Su s

Pu get
m

ar

Ha sar
na
an

jru

ay
sa
ar

m
pu

ha

rja
es

yu
gs

gs

r
pa

m
hi

ril
ka

ga
r ih

es
Ta
gr

an

an
ya

sir

pa
hu
ga

ru

Gi

sk
Ci

ur
an

Gi
Ja

nt
al

Pa

Si
la

Ha
M
nt

Bi
Ta
Bi

Dari empat belas desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
Cipanas ada enam desa yang mencapai 100 persen, sedangkan untuk Puskesmas
baru Mencapai 96.8 persen.

3. Program Keluarga Berencana


Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan
sehingga peluang wanita melahirkan cukup tinggi, menurut hasil penelitian usia
subur seorang wanita ada pada rentang usia 15 – 49 tahun, oleh sebab itu disarankan
untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran.

Pada era otonomi daerah untuk bidang keluarga berencana tidak hanya
menangani pengaturan kehamilan dan kelahiran serta Reproduksi pasangan usia
subur tetapi pelayanannya sudah dikembangkan dengan meningkatkan kerjasama
lintas sektor dan lintas program diantaranya:

a. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja


b. Pengembangan Kualitas Keluarga Meliputi:
1) Pembinaan Keluarga Balita dilaksanakan berbarengan dengan kegiatan
Posyandu
2) Pembinaan Keluarga Remaja
3) Pembinaan Keluarga Lansia

Adapun hasil pelayanan keluarga berencana dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

18
a. Grafik Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2022

CAKUPAN PESERTA KB AKTIF


90 80.1 79.5 79 78.9 78.5 77.8 76.8 76.3 76.2
80 73.3 72.9 73.1
70
70 64.7 63 62.8
60
50
40
30
20
10
0

t
Ha aya
Ha ng

Ci a

ra

ya
Gi g

Su g
lag ri

Ja ri

ri
Sip i

ala r
m

as
ge
i

u
j
ian

jru
ar

sa

na

sa
sa
ar

pu
ha

rja
u

m
es

r
gs

ril
m

ka
ng
ay

r ih

Ta
pa

ga
ah

es
ya
gr

sir

hu
an

Gi
ru

ur

sk
an

Pa

Lu
nt

Pu
M
nt

Ta
Bi

Bi

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cu/pus atau peserta KB aktif yang paling
tinggi adalah desa bintangsari yaitu sebesar 80.1 % dari target 70 % sedangkan desa
yang paling rendah adalah desa HaurgajrugSukasari 62.8 %

b. Grafik Proporsi Jenis Kontrasepsi Pada KB Aktif Tahun 2022

PROPORSI JENIS KONTRASEPSI PADA KB AKTIF


2478
2500

2000 1796

1357
1500

1000
682

500
149 113 138

0
Kondom Suntik Pil AKDR MOP MOW Implan

Dari grafik diatas terlihat bahwa penggunaan metode kontrasepsi jangka


panjang (MKJP) yang paling banyak adalah suntik sebesar 2478 orang.

c. Grafik Peserta KB Baru

19
GRAFIK PESERTA KB BARU AKTIF
85
90
80
70
60
50
40
30
20
10 0 0 0 0 0 0
0
Kondom Pil Suntik AKDR Implant Mow MOP

Dari Grafik diatas Sebagian besar akseptor KB menggunakan Suntik.

4. Program Gizi

a. Grafik Cakupan D/S Tahun 2022

CAKUPAN D/S PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS


TAHUN 2022
95.97 95.74 94.62 93.1 92.92 92.88 92.52
100 92.18 92.01 91.67 91.25
87.04 85.66 84.96 84.93
90
75
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Sip ja
g

ra

Pu rget
nt jrug

g
i

Pa mi

M sari

ri

ri
Su r

as
lag a

s
ar

u
ian

un

ay
sa

sa

na
y

ar

pu
ha
es

m
gs
rja

ril
ka

m
ng

rih

ay
ga

pa

Ta
ah

es
gr

ya
an

sir

Gi
hu

ru
ala
ur

Ci

sk
an

Gi

Ja
nt

Ha
Lu

Ha
Bi
Ta

Bi

Balita yang ditimbang berat badannya menggambarkan tingkat


keberlangsungan pemantauan pertumbuhan sebagai bentuk partisipasi masyarakat
sekaligus menilai kinerja tenaga kesehatan dalam mengedukasi masyarakat untuk
melakukan pemantauan pertumbuhan.
Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa cakupan D/S dari 14 desa
sudah mencapai target, dan Cakupan D/S puskesmas sudah mencapai target yakni

20
91.25%.
b. Grafik Cakupan N/D Tahun 2022
CAKUPAN N/D PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS
TAHUN 2022
94.3 92.49 91.32
100 88.89 88.65 87.98 85.78
84.84 84.04 84.38 83.67 84 84.5
90
75.83 74.91
80
70
57.14
60
50
40
30
20
10
0

Pu rget
Ha ya
lag ja
Gi a

an a
Su g
ri
Pa ng
Lu ari

Ha aur

Ja ri

Sip mi

ri
s

ala g

as
jru

r
y

sa

na

sa

sa
un
ar

pu
a
rja

ia

es

m
gs

ril
h

ka

ng
rih

Ta
pa
ga
ah

ay

es
ya

gr
an

sir
hu

Gi

ru
ur

Ci

sk
nt

M
nt
Bi

Ta

Bi Pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan dapat memberikan


gambaran tingkat keberhasilan program dalam kegiatan upaya perbaikan gizi
masyarakat di posyandu melalui informasi persentase balita yang naik berat
badannya.
Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan cakupan N/D dari 14 desa ada 4
desa yg tidak mencapai target yakni desa Jayapura, Bintangresmi, Sipayung, dan
Malangsari, dan cakupan N/D Puskesmas sudah mencapai target yakni 84.5%.
c. Grafik Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapatkan IMD Tahun 2022

CAKUPAN BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD DI PUSKESMAS RAWAT


INAP CIPANAS TAHUN 2022
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 96.83 98.66
96.43 94.55
100 91.67
90
80
70 62
60
50
40
30
20
10
0
ra

Pu rget
a

ja
g

Pa ari
g

ri
g

Ha sari

ri
M smi
nt a
Sip s

as
Ha ur
ay
un

jru
ian
na

sa

sa
y

ar

pu

m
s
rja

ha
r il

e
ka

m
g

ng
r ih
ay

Ta
pa

ga
ah

es
ya

gr
an

sir
Gi
hu

ru
Su

ala
ur
Ci

Gi
lag

sk
an
Ja
Lu

nt
Bi
Ta

Bi

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam waktu 1 jam setelah kelahiran, melindungi
bayi yang baru lahir dari tertular infeksi dan mengurangi angka kematian bayi baru

21
lahir. IMD merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan pada
ibu hamil.
Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan seluruh desa memiliki cakupan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan mencapai target, dari target 62%. Oleh karena itu
salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan pada ibu hamil sudah tercapai.

d. Grafik Cakupan Asi Ekslusif 0 – 6 Bulan Tahun 2022

CAKUPAN ASI EKSLUSIF 0-6 BLN PUSKESMAS RAWAT INAP


CIPANAS TAHUN 2022
94.03
100 87.5
90 81.82 81.37
76.47 74.36 74.07
80 71.28 69.14 71.43
64.52 62.89
70 57.81 56.92
60
45
50
40
30 22.58
20
10
0
ala a

t
ra

ya
nt ung

Ha ang

g
ri

i
Pa mi

lag ri

ri
Su r

Ja a

as
ar

ge
u

ay

jru
sa

sa

na

sa
j
pu
ha

rja
ar
es

m
gs

r
ril

m
ka

ng

i
ay

ga

pa

Ta
ah

rih

es
gr

ya

an
sir

hu
Gi

ru
Sip

ur

Ci
an

sk
nt
Gi

Lu

Ha

Pu
M

Bi
Ta
Bi

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan memiliki banyak manfaat bagi bayi
dan ibu. Indikator ini bertujuan untuk mengetahui penurunan persentase ASI
Eksklusif berdasarkan kelompok umur sehingga dapat merencanakan edukasi gizi
pada saat yang tepat bagi ibu hamil dan menyusui.
Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan cakupan ASI Eksklusif 0 – 6 bln,
ada 1 desa yang tidak mencapai target yaitu Desa Harumsari, sedangkan capaian
puskesmas sudah mencapai target yaitu 71.43 %.

e. Grafik Cakupan 6 – 59 Bulan Mendapatkan Kapsul Vit A Tahun 2022

22
CAKUPAN 6 - 59 BLN MENDAPATKAN KAPSUL VIT A
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

M sari
Gi ya

ri
Lu ng

Ha aur
Pa ri
a
Bin rja
Sip as

tan ra
Ta ung

Jay g

s
Ha gsar

Gi i
m

sa
sa

ma
ay
jru
rja
ia
an

Bin apu
a

es

h
ka

m
ng
ril
ah
ay

rih

ga

es
sir
tan
hu
Cip

gr

ru
Su

ala
lag

sk
ur

Pu
Vitamin A merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh dan asupan
vitamin A dari makanan sehari-hari umumnya masih kurang. Kekurangan Vitamin A
(KVA) di dalam tubuh yang berlangsung lama menimbulkan berbagai masalah
kesehatan yang berdampak pada meningkatnya risiko kesakitan dan kematian.
Mempertahankan status vitamin A pada bayi dan anak balita dapat mengurangi
masalah kesehatan masyarakat seperti kecacingan dan campak.
Dilihat dari grafik di atas dapat diketahui capaian pemberian vitamin A pada
balita usia 6 – 59 bulan dengan sasaran 95%, sudah terpenuhi.

f. Grafik Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan TTD Selama Masa Kehamilan

CAKUPAN IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MINIMAL 90
TABLET SELAMA MASA KEHAMILAN
120 111.11107.5
105.13104.85104.82103.23102.94101.32
97.92 94.34 97.06
100 89.29 88.18 86.46
81.42 82
80

60

40

20

0
Pu rget
a

Ha arja

Sip a

nt jaya
g

Ci g

Ha ng

M sari

ri
Ja ri

ri

Lu ur

Su i
Bi nas

as
ay

r
ian

jru

sa
a

sa
pu

ha
u

es

m
gs
ril

ka
ng
rih

ay

Ta
pa
ga

r
ah

es
ya

gr
an

sir

hu
Gi

ru

ala
ur
Gi
lag

sk
an
Pa
nt
Ta

Bi

Pemberian TTD merupakan satu intervensi untuk mencegah terjadinya anemia


pada ibu selama proses kehamilan. Sebaiknya ibu hamil mulai mengonsumsi TTD

23
sejak konsepsi sampai akhir trimester III. Indikator ini sebagai evaluasi kinerja
apakah TTD sudah diberikan kepada seluruh sasaran.
Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan ada satu desa,cakupan ibu hamil
mendapat tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tabet selama masa kehamilan di
bawah target (81.42%), dari target 82 %. Cakupan TTD 90 tablet Puskesmas sudah
memenuhi target.

g. Grafik Cakupan Ibu Hamil KEK Yang Mendapat Makanan Tambahan

Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Men-


dapat Makanan Tambahan
120%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

80%

60%

40%

20%

0%
a
s

ja

ur
ri
g

ya

ri
i

ri
g
g

AS
i
ar
na

ay
m
un

ur

jru

sa
i an

sa
sa
ar

ha
rja

gs

M
es
p
a

ril
ay

ka
rih

m
ng
ga
ya

s ir
Cip

ah

hu

an

ES
gr

Gi

ru
Si p

Su

al a
ur
Gi

Ja

Pa
lag

an
Lu

SK
nt

Ha
Ha

M
Bi

nt

PU
Ta

Bi

Ibu hamil di Indonesia masih mengalami defisit asupan energi dan protein.
Berdasarkan hal tersebut pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil sangat
diperlukan untuk mencegah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Dilihat dari grafik di atas dapat diketahui capaian pemberian PMT ibu hamil
KEK 100%. Sehingga seluruh ibu hamil KEK mendapatkan PMT.

h. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

24
STATUS GIZI BB MENURUT UMUR
BURUK
1%
LEBIH
2% KURANG
3%

BURUK
KURANG
BAIK
LEBIH

BAIK
94%

Salah satu indikator dari masalah gizi adalah status gizi anak balita
berdasarkan berat badan menurut umur dibawah -2 SD yang termasuk Berat
Badan Kurang (Underweight) atau biasa disebut gizi kurang untuk dibawah -2
SD dan gizi buruk/ Di Bawah Garis Merah pada KMS (BGM) untuk dibawah -
3 SD.
Berat Badan Kurang merupakan masalah gizi yang bersifat umum dapat
disebabkan karena masalah kronis ataupun akut, sehingga perlu konfirmasi
lebih lanjut. Masalah Berat Badan Kurang yang terjadi lama akan
mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Indikator ini sebagai
indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari upaya
program gizi yang telah dilakukan.
Pada grafik diatas dapat diketahui di Kecamatan Cipanas masih terdapat
balita dengan status gizi Underweight (Masalah Gizi) sebanyak 392 balita.
Oleh karena itu perlu direncakan program kesehatan berkaitan dengan
perbaikan gizi guna menanggulangi masalah gizi ini maupun menurunkan
angka balita dengan masalah gizi Underweight. Diantaranya dengan pemberian
PMT Penyuluhan guna memberikan contoh bentuk dan jenis makanan yang
baik untuk anak balita maupun penyuluhan PMBA (Pemberian Makanan pada
Bayi dan Balita) menurut kelompok umur. Selain itu perlu diperhatikan faktor
lain yang menyebabkan berat badan turun maupun tidak naik sehingga status
gizi anak tidak baik.

i. Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur/


Stunting (TB/U)

25
STATUS GIZI TB M ENURUT UMUR

TINGGI SANGAT PENDEK PENDEK


0% 1% 4%

NORMAL
96%

SANGAT PENDEK PENDEK NORMAL TINGGI

Salah satu indikator dari masalah gizi adalah status gizi anak balita
berdasarkan tinggi badan menurut umur dibawah -2 SD yang termasuk pendek
(Stunting) atau biasa disebut pendek untuk dibawah -2 SD dan sangat pendek
untuk dibawah -3 SD.
Balita Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) merupakan masalah gizi
yang bersifat kronis yang disebabkan oleh banyak faktor baik dari masalah
kesehatan maupun di luar kesehatan dan berlangsung lama. Balita Pendek
berdampak pada gangguan kognitif dan risiko menderita penyakit degeneratif
pada usia dewasa. Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan
untuk mengevaluasi dampak dari upaya program gizi yang telah dilakukan.
Pada grafik diatas dapat diketahui di Kecamatan Cipanas masih terdapat
balita dengan status gizi Stunting (Masalah Gizi) sebanyak 614 balita. Oleh
karena itu perlu direncakan program kesehatan berkaitan dengan perbaikan gizi
guna menanggulangi masalah gizi ini maupun menurunkan angka balita dengan
masalah gizi Stunting. Diantaranya dengan pemberian PMT Penyuluhan guna
memberikan contoh bentuk dan jenis makanan yang baik untuk anak balita
maupun penyuluhan PMBA (Pemberian Makanan pada Bayi dan Balita) pada
kelompok umur dibawah 2 tahun atau baduta. Selain itu perlu diperhatikan
faktor lain baik dari masalah kesehatan maupun di luar kesehatan dan
berlangsung lama. Diantaranya adalah anemia pada remaja putri maupun
wanita usia subur (WUS), Anemia pada ibu hamil dan lain-lain.

j. Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Menurut Tinggi Badan


(BB/TB)

26
STATUS GIZI BALITA MENURUT BB/TB

GIZI LEBIH OBESITAS GIZI BURUK GIZI KURANG


1% RGL0% 0% 1%
5%

GIZI BAIK
92%

GIZI BURUK GIZI KURANG GIZI BAIK RGL GIZI LEBIH OBESITAS

Salah satu indikator dari masalah gizi adalah status gizi anak balita
berdasarkan berat badan menurut tinggi badan dibawah -2 SD yang termasuk
gizi kurang/ Kurus (Wasting) atau biasa disebut Kurus (Wasting) untuk
dibawah -2 SD dan Sangat Kurus (Severe Wasting) untuk dibawah -3 SD.
Gizi kurang merupakan masalah gizi yang bersifat akut terutama
disebabkan oleh asupan yang kurang atau penyakit infeksi. Gizi kurang
berdampak pada gangguan pertumbuhan pada anak. Indikator ini sebagai
indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari upaya
kinerja gizi yang telah dilakukan.
Sampai dengan akhir 2021 balita gizi buruk yang mendapatkan
perawatan (100%) terdapat 12 balita, dari Desa Cipanas, Sipayung, Luhurjaya,
Haurgajrug, Girilaya, Malangsari, pasirhaur, Harumsari dan Bintangresmi.
Pada tahun 2022 balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan (100%)
terdapat 11 balita, dari Desa Cipanas 1 org, Desa Sipayung 1 org, Desa
Luhurjaya 2 org, Desa Bintangresmi 2 org, Desa Haurgajrug 2 org, Desa
Girilaya 1 org, Desa Malangsari 1 org, dan desa Pasirhaur 1 org.

5. Program Pencegahan dan pengendalian Penyakit


a. Grafik Cakupan Imunisasi BCG Tahun 2022

27
GRAFIK IMUNISASI BCG PKM RAWAT INAP CIPANAS TAHUN 2022
140 132.5 132.2
120.3 117.5 117.5
120 115.5
109.1 109.1 107.7 107.4 108.6
100 94.9 92.2
84.5 83.3
80
80

60

40

20

t
Ha ya
nt ung

ja

M ura

ya

s
ri
Sip g

g
i

ur r

ri

ri
i
m

ge

as
ar

na
u

jru

ian
sa

sa

sa
ar
ha

rja
es

m
gs

r
pa
ril
p
ka

m
ng
ay

rih

Ta
ga

ah

es
ya
gr
an

sir

hu
Gi

ru
Su

Ci
ala
Gi

lag

sk
an

Ja
Pa
nt

Lu
Ha

Pu
Bi

Ta
Bi

Dari Grafik diatas diketahui dari target 80 % 14 desa sudah mencapai target
dan pencapaian Imunisasi BCG di Puskesmas Rawat Inap Cipanas mencapai
108.6%.

b. Grafik Pencapaian DPT3 Tahun 2022

GRAFIK PENCAPAIAN DPT 3 PKM RAWAT INAP CIPANAS TAHUN 2022


160
140.7
140 128.1
117.5 113.6
120 110.3 107.9 106.7 106.7
104.2 105.8
100 96.4 95.1
89.7 89.7
82.3 80
80

60

40

20

0
i

ug
i

ri
m

ng
r

ra

rja
ri

a
s

as
ya
ar

ar

et
an
au

na

sa
ay
sa
es

pu

jr

m
gs

rg
gs

yu

rja

ha
hi

m
rh

pa

ga
ril
ka
gr

es
Ta
an

an

ya
pa

ga

ri
hu

ru
si

Gi
Su

ur
an

Ci

sk
Gi
nt

al

Ja
Pa

la
Si

Ha
Lu

Ha

Pu
nt

M
Bi

Ta
Bi

Pencapaian Imunisasi DPT 3 – HB 3 di Puskesmas Rawat inap Cipanas


mencapai 105.8 %. pencapaian tertinggi desa Pasirhaur sebesar 140.7%.

28
c. Grafik Pencapaian Polio 4 Tahun 2022

GRAFIK PENCAPAIAN POLIO 4 PUSKESMAS RAWAT INAP


CIPANAS TAHUN 2022
160
140.7
140 128.1
117.5 113.6
120 110.3 107.9 106.7 106.7
104.2 105.8
100 96.4 95.1
89.7 89.7
82.3 80
80
60
40
20
0

et
Ha ya
Jay s

Gi a
ja
ala ri

g
tan ur

g
Su i

Sip ri

Ha sari
Bin smi

lag a

s
ar

a
un

ur

jru
ian
sa

sa

ma
rg
ar
y

an

a
ha

gs

rja

ril
ap
ka
e

m
ng

Ta
rih
ay

ga
ah

Cip

es
sir

gr

tan

Gi
hu

ru

ur

sk
Pa

Lu

Pu
M

Ta
Bin

Pencapaian Imunisasi Polio 4 Puskesmas Rawat inap Cipanas mencapai target


105.8 % dari target 80 %

d. Diagram pencapaian Desa UCI Tahun 2022

DIAGRAM PENCAPAIAN DESA UCI diPUSKESMAS RAWAT


INAP CIPANAS TAHUN 2022
2

12

Uci NON uci

Dari empat belas desa yang ada diwilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
Cipanas 85.7% (12) desa sudah mencapai desa UCI.

29
e. Grafik Penderita Diare

CAKUPAN PENDERITA DIARE PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS TAHUN 2022

160 149
140
140 126
113 109
120
100 98 93 92
100 87

80 64 63 61
60 48

40
20
0
SIP YA
UR ARI

GI NG

TA AUR
PA RJA

AL ARI
SU A

RU RI

GH I
NG
CIP G

JA MI
AS

AR
BIN PUR
AY

A
A

S
AN
JR

IA
S

GS
S
A
RIL

RE
RJ

H
AY
KA

M
NG
RIH
GA

YA
SIR

AN
HU

NG
GI

TA

LA
LU

HA

TA
HA

M
BIN

Desa dengan jumlah penderita Diare terbanyak ada didesa Luhurjaya.

f. TB Paru
Penyakit Tuberkolosis merupakan penyakit menular yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat dan salah satu penyebab kematian sehingga perlu
dilaksanakan program penanggulagan secara berkesinambungan. Gambaran
penyakit TB dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Pencapain Kasus TB paru Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun 2022
No Indikator 2022
Suspek TB diperiksa 742
BTA + 98
Penderita BTA (-) RO (+) 33
Diobati 131
Sembuh 107
Dari data diatas terlihat penjaringan kasus dari tahun ke tahun selalu ada
peningkatan. Sedangkan tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat belum
mencapai 100 % .

g. Persentase Balita dengan Pneumonia


Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang
salah satu bagian /lebih dari saluran mulai dari hdung sampai Alveoli termasuk

30
adneksanya (Sinus, rongga telinga tengah dan pleura).

Hingga saat ini ISPA masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di


Indonesia dan sering terjadi pada anak. Episode batuk pilek pada balita di
Indonesia diperkirakan 3-6 kali pertahun. ISPA merupakan salah satu penyebab
utama kunjungan pasien disarana kesehatan.

Tahun 2020 di Puskesmas Rawat Inap Cipanas ditemukan 72 kasus


pneumonia dari kunjungan balita ke Ruang MTBS 212 pasien ( 91.38 %), dan
pada tahun 2021 di Puskesmas Rawat Inap Cipanas ditemukan 54 kasus
pneumonia dari kunjungan balita 201 pasien ( 26.8% ) .

Pada tahun 2022 di Puskesmas Rawat inap Cipanas ditemukan 99 kasus


Pneumonia dari kunjungan balita ke Ruang MTBS 201 pasien ( 49.3% ).

h. Jumlah Kasus HIV-AIDS


Acquired Immun Deficiency syndrom (AIDS) merupakan kumpuln gejala
yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV
ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma cairan vagina
dan air susu ibu. Virus merusak sistim kekebalan tubuh manusia dan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah
terjangkit penyakit infeksi. Tahun 2018 ditemukan 3 kasus HIV dan 1 kasus
AIDS dengan kematian satu orang (100%) dari jumlah penderita AIDS, dan pada
tahun 2019 ditemukan 2 kasus HIV, pada tahun 2020 ditemukan 1 kasus HIV,
dan pada tahun 2021 ditemukan 1 kasus HIV, pada tahun 2022 tidak ditemukan
kasus HIV.

Kasus HIV/AIDS bagaikan gunung es, yang nampak hanyalah permukaan


belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar dari kasus yang
nampak. Penyakit ini merupakan penyakit yang mematikan karena sampai saat
ini belum ditemukan obatnya. Namun demikian sebenarnya pencegahannya
relatif mudah yaitu tidak melakukan seks bebas, setia pada pasangan, tidak
menggunakan Narkoba dan selalu menggunakan alat – alat yang bersih,steril
sekali pakai dan tidak bergantian.

31
i. Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang sulit menular disebabkan oleh
M.Leprae. Ditandai dengan bercak kulit yang mati rasa, Penebalan saraf bisa
disertai dengan gangguan fungsi dan pada pemeriksaan kerokan kulit (Slit Skin
Smear) ditemukan BTA positif. Pada tahun 2019 jumlah penderita kusta ada 11
orang dan tidak di temukan kusta baru anak umur dibawah 14 tahun, pada tahun
2020 jumlah penderita kusta ada 3orang, dan pada tahun 2021 jumlah penderita
kusta 3 orang dan tidak ditemukan kusta baru anak umur di bawah 15 tahun,
pada tahun 2022 jumlah penderita kusta ada 4 orang dan tidak ditemukan kusta
baru anak umur di bawah 15 tahun.

j. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit “


Acute Flacccid Paralysis”(AFP) per 100.000 penduduk < 15 tahun
Acute Flaccid Paralysis adalah kelumpuhan atau paralisis secara fokal yang
omsetnya akut tanpa penyebab lain yang nyata seperti trauma. Yang ditandai
dengan Flaccid dan mengenai anak kelompok umur < 15 tahun termasuk
didalamnya Sindrom Guillain Barre. AFP disebabkan oleh beberapa agen
termasuk enterovirus,Echovirus atau adenovirus. Selama tahun 2021 tidak
ditemukan penderita AFP. Pada tahun 2022 tidak ditemukan penderita AFP.

k. Jumlah Kasus Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Tabel Kasus Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
JUMLAH KASUS PD3I
DIFTERI PERTUSIS TETANUS SUSPEK CAMPAK
NEONATORUM
0 0 0 2

Selama tahun 2021 tidak ditemukan penderita kasus PD3I. Pada tahun 2022
ditemukan penderita kasus PD3I 2 org yakni Kasus Suspek Campak.

l. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dangue (DBD) per 100.000 Penduduk


Demam bedarah dengue ditandai dengan adanya demam tinggi , penomena
perdarahan, hepatomegali dan sering dengan kegagalan sirkulasi.

32
Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk salah satu penyakit menular
yang dapat menimbulkan wabah, maka sesuai dengan Undang – undang nomor 4
tahun 1984 tentang wabah penyakit menular serta Peraturan menteri Kesehatan
nomor 560 tahun 1989, setiap penderita termasuk tersangka DBD harus segera
dilaporkan selambat – lambatnya dalam waktu 24 jam oleh unit pelayanan
kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Polikklinik, balai pengobatan,dokter prakter
swasta dan lain-lain

Pada tahun 2020 ditemukan 68 kasus demam berdarah dengue yang


tersebar di tiga desa yaitu Sipayung 8 orang, Luhurjaya 1 orang, giriharja 2
orang, bintangresmi 14 orang, Malangsari 5 orang dan pasirhaur 1 orang, Cipanas
8 org, Talagahiag 10, Haurgajrug 7, Jayapura 1 orang, Girilaya 2 orang, Sukasari
4 orang, Pasirhaur 1 orang, Harumsari 5 orang .

Pada tahun 2021 ditemukan 6 kasus demam berdarah dengue yang tersebar
di 6 desa yaitu, Cipanas 1 orang, Sipayung 1 orang, Luhurjaya 1 orang,
Bintangsari 1 orang, Bintangresmi 1 orang, dan desa Malangsari 1 orang.

Pada tahun 2022 ditemukan 76 kasus demam berdarah dengue yang tersebar
di 12 desa yaitu, Cipanas 5 orang, Sipayung 6 orang, Talagahiyang 2 orang,
Luhurjaya 7 orang, Giriharja 14 orang, Bintangsari 2 orang, Jayapura 7 orang,
Bintangresmi 12 orang, Haurgajrug 7 orang, Girilaya 4 orang, Sukasari 7 orang,
dan Harumsari 3 orang.

Upaya mencegah penularan dilakukan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih


dan Sehat dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3 M plus
(menguras, menutup, mengubur).

m. PTM (Penyakit Tidak Menular


Untuk mengelola penyakit tidak menular kemenkes membuat kebijakan :

1) Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini Diabetus melitus


dan hipertensi secara aktif (skrining) sebab kedua penyakit ini merupakan
entrypoint penyakit tidak menular yang lainnya (Jantung, Stroke, Gagal
Ginjal dll)

33
2) Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui
posbindu PTM
3) Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan melalui Revitalisasi
puskesmas untuk pengendalian PTM melalui peningkatan sumberdaya tenaga
kesehatan yang profesional dan kompeten dalam upaya pengendalian PTM
khususnya tatalaksana PTM di fasilitas pelayana kesehatan dasar.
4) Kegiatan Prolanis bekerja sama dengan BPJS kesehatan bagi penderita
hipertensi dan diabetusmelitus peserta JKN, dimana dalam pelaksanaannya
mencakup pemeriksaan (GDP , GDPP, Tekanan Darah,pengukuran IMT),
senam dan edukasi .
5) Untuk deteksi dini kanker cervik dan kanker payudara dilakukan pemeriksaan
IVA (insfeksi visual acetat) dan CBE (clinical breast examination.

Adapun hasil kegiatan program PTM dapat dilihat pada gafik dibawah ini.
a. Grafik Cakupan Penderita Hipertensi Tahun 2022

CAKUPAN PRESENTASI PENDERITA HIPERTENSI PUSKESMAS RAWAT


INAP CIPANAS TAHUN 2022

120

100

80

60
34.4 35 34.9 38 36
33
40

20

0
Presentase yang di periksa Presentase penderita

Laki-laki Perempuan Total

Dari penduduk usia ≥ Delapan belas tahun yang berjumlah 10.555 orang,
yang melakukan Screning terhadap penyakit Hipertensi sudah mencapai 99.6%.

34
b. Grafik Cakupan Deteksi Dini Penderita DM

CAKUPAN PRESENTASI PENDERITA DM PUSKESMAS RAWAT INAP


CIPANAS TAHUN 2022

1.47 1.46 1.5


1.6
1.4 1.19 1.19 1.19
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Presentase yang di periksa Presentase penderita

Laki-laki Perempuan Total

Kesadaran wanita dan laki-laki untuk melakukan screning DM sudah jauh


lebih baik dari tahun sebelumnya.

c. Grafik Cakupan Screning Obesitas Tahun 2022


CAKUPAN PRESENTASE SCREANING OBESITAS PUSKESMAS RAWAT
INAP CIPANAS TAHUN 2022

47.65
50
41.42
45
40 35.2
35
30
25
20 15.34 15.45 15.39
15
10
5
0
Laki-Laki Perempuan Total

Presentase yang di periksa Presentase penderita

Dari grafik diatas Kecenderungan Obesitas pada wanita diwilayah kerja


Puskesmas Rawat Inap Cipanas 4 kali lebih besar daripada laki-laki, Hal ini
dimungkinkan karena pola makan pada wanita cenderung tidak sehat.

35
d. Grafik Cakupan Pemeriksaan IVA&CBE Tahun 2022

CAKUPAN PEMERIKSAAN IVA & CBE PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS TAHUN 2022

6902
7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000 350
0 0
0
Jumlah wanita di atas di periksa IVA positif Tumor payudara
30 tahun

Dari 6902 wanita usia 30-50 tahun yang melakukan pemeriksaan IVA &
CBE sekitar 350 org, ini menunjukan mulai adanya kesadaran kaum wanita
terhadap kesehatan dirinya.

6. Program Kesling
Pemeliharaan kesehatan lingkungan bertujuan mewujudkan pemukiman
yang sehat dengan cara menjaga kebersihan lingkungan supaya terhindar dari
pencemaran, baik pencemaraan fisik, Kimiawi dan bakteriologis.
Adapun Hasil Kegiatan Program Kesehatan Lingkungan Dapat Di Lihat
pada Grafik di bawah ini :
a. Grafik Cakupan Rumah Sehat Tahun 2022
CAKUPAN RUMAH SEHAT PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS TAHUN 2022
70
70

60

50

40

30 25 23.33 23.33
21.67 21.67 20 20 20 18.75 18.33 18.7
20 15.71 14.29
12.5 11.43

10

0
i
ng
ug

i
ya
i

ri
ra

ja
ng
a

ur
s
i

as
ar
ar

Pu get
ar

na
ay

sa
ar

es

rja
pu

ia

ha

m
r

gs
yu

gs

pa
ril

ka

ga
rih

r
h

gr

es
an
an
ya

Ta
sir
pa

hu
ga

ru
Gi

Su

Ci
ur

an

sk
Gi

nt
Ja

al

Pa
Si

la

Lu

Ha
Ha

nt
M

Bi
Ta

Bi

36
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Rumah sehat yang ada di Puskesmas
Rawat Inap cipanas masih sangat rendah

b. Grafik Cakupan Sarana Air Bersih Tahun 2022

CAKUPAN SARANA AIR BERSIH PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS TAHUN 2022
120

100 95.45
90.52 89.34 89.33 89.07
85.72 84.99
78.15
80 71.95 69.44 72.89
69
63.2
60 53.86
45.2
40

20 13.28

SK ET
GA G

GI RI
TA AYA

PA URA
TA JA

UR
HU I

CIP A
SIP RI

JA ARI
AL RUG

SU G

RU I

GI AS
LU SAR

AS
HA ESM
N

AY
AN

SA

G
A

BIN AR
TA AYU

HA
AN

M
R
GS

S
BIN RIL

RJ

P
KA
J

NG
HI

TA
RIH
R

ES
GA

YA

SIR
AN

NG
UR

LA

PU
HA

Persentase penduduk yang mimiliki akses terhadap Sarana air bersih sebesar
72.89 %. Sedangkan pencapaian SAB terkecil adalah desa Pasirhaur.

c. Grafik Pencapaian Akses Jamban Keluarga Tahun 2022

CAKUPAN AKSES JAMBAN KELUARGA PUSKESMAS RAWAT INAP


CIPANAS TAHUN 2022
80
69.9
70 65
59.8
60 56.5 54.6
51 50.7 49.7 49 50.5
50 47.7 45 44.3 43.8
41.2 40.4
40
30
20
10
0
SIP YA

YA I
GI RA

TA JA
GA R

CIP RI
AL AYA
NG I

RU I
SU G

ET
UR NG

LU SMI

AS
R

AS
AR

HA SAR
U
UN

SA

SA
BIN AR

RG
A

PU

AN
HA

JR

M
A

BIN NGS
RIL

RE

RJ
AY

KA

M
G
HI

RIH

ES
GA

TA
SIR

AN
HU
GI

SK
JA
PA

TA
LA

PU
HA

M
TA

Akses masyarakat terhadap jamban keluarga masih rendah yaitu 50.5 % dari
target 65.00%.

37
d. Penyelenggara Air Minum Tahun 2022
Pada tahun 2022 tidak ada penyelenggara air minum di kecamatan Cipanas,
baik yang diperiksa dan yang memenuhi syarat.

e. Tabel Pemeriksaan Tabel Pemeriksaan Hygene Sanitasi Pangan


Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun 2022
Emonev KSP TPP terdaftar TPP IKL TPP Laik HSP
HSP 21 17 6

Dari tabel di atas terlihat pemeriksaan Hygene Sanitasi Pangan TPP


terdaftar ada 21, TPP IKL ada 17 dan TPP Laik HSP ada 6.
f. Diagram TTU Sehat Tahun 2021

DIAGRAM JUMLAH TTU SEHAT PUSKESMAS RAWAT INAP


CIPANAS TAHUN 2022

24

204

204

ADA DIPERIKSA SEHAT

Dari diagram diatas dapat dilihat dari 204 TTU yang ada di Kecamatan
Cipanas yang sehat 24 atau sekitar 11.7%.

7. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan berfungsi menintegrasikan semua program yang ada di
puskesmas, Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penyuluhan, Pembinaan
UKBM, Pemantauan Rumah tangga Ber- PHBS dan pembinaan Posyandu

38
a. Grafik Persentase Rumah Tangga Ber – PHBS

CAKUPAN RUMAT TANGGA BER-PHBS PUSKESMAS RAWAT INAP


CIPANAS TAHUN 2022
30
27
25
21 20.6
20

15 13

10 9.471

0
JUMLAH RT DIPERIKSA BER-PHBS

JUMLAH %

Persentase rumah tangga yang Ber-PHBS baru mencapai 20.06 % dari 13.380
Rumah Tangga.

8. Strata Posyandu dan Desa Siaga


Dari 66 posyandu yang ada di Puskesmas Rawat Inap Cipanas 100% strata
purnama sedang untuk desa siaga strata madya.

9. Perkesmas

REKAPITULASI INDEKS KELUARGA SEHAT KECAMATAN CIPANAS

% CAKUPAN
NO INDIKATOR KECAMATAN
CIPANAS

A B Q
1 Keluarga mengikuti program KB *) 73.67%
∑ Keluarga Bernilai Y 3940
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 5348
2 Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 95.94%
∑ Keluarga Bernilai Y 1393
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 1452

39
3 Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) 98.18%
∑ Keluarga Bernilai Y 649
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 661
4 Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 93.02%
∑ Keluarga Bernilai Y 1172
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 1260
5 Pertumbuhan Balita dipantau 93.93%
∑ Keluarga Bernilai Y 3619
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 3853
6 Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 61.18%
∑ Keluarga Bernilai Y 208
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 340
7 Penderita hipertensi yang berobat teratur 45.05%
∑ Keluarga Bernilai Y 1189
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 2639
8 Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak
11.51%
ditelantarkan
∑ Keluarga Bernilai Y 16
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 139
9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) 71.97%
∑ Keluarga Bernilai Y 9692
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 13466
10 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 58.70%
∑ Keluarga Bernilai Y 7904
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 13465
11 Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih 97.97%
∑ Keluarga Bernilai Y 13191
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 13465
12 Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga 81.39%
∑ Keluarga Bernilai Y 10958
∑ Keluarga– ∑ Keluarga bernilai “N” 13463

40
Indeks Keluarga Sehat (IKS) 0.391
∑ Keluarga dengan IKS > 0,800 5267
∑ Keluarga 13466

4.2 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan.

1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Dalam upaya meningkatkan kesehatan dilingkungan sekolah maka
dilaksanakan pembinaan disekolah diantaranya:

a. Penjaringan kesehatan anak kelas I,VII dan X,


b. Imunisasi Bias yang dilaksanakan pada Agustus – September
c. Penilaian Sekolah Sehat
d. Pembinaan Dokcil pada sekolah dasar
e. Pemberian Tablet tambah darah siswi SMP dan SMA terintegrasi dengan
program Gizi
f. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKPR) terintegrasi dengan
program kesehatan remaja. Dari 70 sekolah yang ada di Wilayah kerja
Puskesmas Cipanas yang terdiri dari 33 SD, 20 SLTP, dan 17 SLTA,
Adapun hasil Upaya kesehatan Sekolah sebagai berikut :
1) Sekolah sehat 25 % dari 77 sekolah
2) Sekolah dengan Dokter kecil 43.7%
3) Sekolah dengan sarana air bersih 88.46%
4) Sekolah dengan jamban sehat 88.46%
5) Sekolah dengan Peringan Dilarang merokok 15.38%

2. Pelayanan Kesehatan Lansia

Pemerintah daerah Kabupaten wajib memberikan skrining Kesehatan lansia ( Usia


60 tahun keatas) diwilayah kerjanya, minimal satu kali dalam kurun 1 tahun.
Puskesmas sebagai unit terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat. Pelayanan skrining kesehatan lansia meliputi Deteksi Hipertensi,
Deteksi Diabetusmelitus,deteksi kadar kolesterol darah dan deteksi gangguan mental

41
emosional dan perilaku dengan menggunakan form PD3I. Di Puskesmas rawat Inap
Cipanas terdata 2781 Lansia, yang mendapat pembinaan baru 362 lansia (11.4%),
dengan hasil 355 lansia mandiri, 5 lansia perlu bantuan , dari 362 lansia yang dibina
tidak ada lansia yang ketergantungan. Pada tahun 2022 di Puskesmas Rawat Inap
Cipanas terdata 2766 Lansia, yang mendapat pembinaan sekitar 2513 lansia
(90.9%), dengan hasil 89 lansia mandiri, lansia perlu bantuan 0, dari 2513 lansia
yang dibina tidak ada lansia yang ketergantungan.

3. Pelayanan kesehatan Jiwa Orang Dengan Gangguan Jiwa


Berdasarkan Permenkes nomor 43 tahun 2016 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan, Pelayanan Kesehatan Jiwa pada ODGJ berat adalah:
a. Pelayanan promotif preventif yang bertujuan meningkatkan kesehatan jiwa
ODGJ berat(Psikotik) dan mencegah terjadinya Kekambuhan dan pemasungan
b. Pelayanan Kesehatan Jiwa pada ODGJ berat diberikan oleh perawat dan
dokter Puskesmas di wilayah kerjanya
c. Pelayanan Kesehatan Jiwa pada ODGJ berat meliputi:
1) Edukasi dan Evaluasi tentang : tanda dan gejala gangguan jiwa, kepatuhan
minum obat, dan informasi lain terkait obat, mencegah tindakan
pemasungan, kebersihan diri, sosialisasi, kegiatan rumah tangga dan
aktivitas bekerja sederhana
2) Tindakan kebersihan diri ODGJ berat
d. Dalam melakukan pelayanan promotif preventif diperlukan penyediaan materi
KIE dan buku kerja sederhana.

Di Puskesmas Rawat Inap cipanas tahun 2018 jumlah ODGJ 99 orang terdiri
dari 70 laki – laki dan wanita 29. Pembebasan Pasung 4 orng,dan pada tahun 2019
jumlah ODGJ 68 orang terdiri dari 54 laki-laki dan wanita 14, dan pada tahun 2020
jumlah ODGJ 77 orang terdiri dari 61 laki-laki dan wanita 16, dan pada tahun 2021
jumlah ODGJ 99 orang terdiri dari 71 laki-laki dan 28 wanita, pada tahun 2022
jumlah ODGJ 84 orang terdiri dari 53 laki-laki dan 31 wanita.

42
4. Kesjaor

PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA


PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS
TAHUN 2022

BULAN JML
N
URAIAN JA MA MA JU OC NO DE
O
N FEB R APR Y N JUL AUG SEP T V C

Pemeriksaa
1 5 5 8 0 5 4 9 8 6 5 7 8 70
n kesehatan

Penyuluhan
kesehatan
2 Pengukuran 5 5 8 0 5 4 9 8 6 5 7 8 70
kebugaran
jasmani
Pengukuran
3 kebugaran 70 70 70
jasmani

PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA


PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS
TAHUN 2022

JUMLA
BULAN
N H
URAIAN
O JA MA MA JU OC NO DE
FEB APR JUL AUG SEP
N R Y N T V C
pekerja
195 175 234
1 yang 2398 3152 1876 1391 1892 1855 2015 2236 2243 25119
9 9 3
dilayani
Kasus
penyakit 192 175 203
2 2391 3152 1876 1391 1855 1810 1978 2199 2176 24545
umum pada 2 9 6
pekerja

kasus
3 0 2 0 1 0 3 0 1 1 0 2 2 12
diduga

43
penyakit
akibat kerja
pada
pekerja

Pelayanan Kesehatan perseorangan di Puskesmas Rawat Inap Cipanas meliputi :


Pelayanan rawat jalan (BP umum. KIA – KB, MTBS, BP Gigi, TB Paru, Apotik dan
Laboratorium), UGD, Rawat Inap dan Poned. Berikut hasil pelayanan Kesehatan
perseorangan

1. Pencapaian Kunjungan Pasien Rawat Jalan


a. Grafik Kunjungan Pasien Rawat Jalan Dalam & luar Gedung

CAKUPAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN DALAM DAN LUAR GEDUNG


50
45 43.086
40
35
30
25
20
15
10.881
10 8.467
6.377
5
0
LUAR GEDUNG DALAM GEDUNG

BPJS UMUM

Dari Grafik diatas dapat dilihat kunjungan pasien BPJS lebih banyak di luar
gedung sedangkan dalam gedung pada tahun 2021 terjadi penurunan
kunjungan pasien dari tahun 2020 sekitar 82.60% atau 2.292 jiwa.
b. Grafik Kunjungan Pasien Rawat Jalan Berdasarkan status Pembiayaan

44
KUNJUNGAN RAWAT JALAN
2500 2226
2017
1914 1834
2000 1735 1708 1653
1469 1520
1363 1406 1347
1500 1296 1244 1259
1159 1185
932 912
1000 824 732 807
690
792

500

EI

LI
NI
RIL
ET

R
S

R
R
I

RI

R
JU

TU
AR

BE

BE
BE
JU
AR

BE
AP
UA

US
NU

M
TO
EM

M
M
BR

SE
AG

VE
OK
JA

PT
FE

DE
NO
SE
UMUM JKN

c. Kunjungan Pasien Rawat Jalan

KURVA KUNJUNGAN PASIEN RAJAL 2015-2022

70000
68759
60000 62434
50000
40000
30000 24334
16467 20976 26952
22422
20000 23753

10000
0 2015 2016
1 2017 2018
2 3 2019
4 2020 2021
5 6 2022
7 8

d. Grafik 10 Besar Penyakit Rawat Jalan

45
GRAFIK 10 BESAR PENYAKIT RAWAT JALAN TAHUN 2022
478
500
431
450
400 369 356
350 289
300 258 249
231
250 198 187
200
150
100
50
0

DM

K
IA
A

SI

U
SI

SI

S
TU

RIE
ISP

EN

LG

ITI

AR
EP

EP

BA

AT
RT

YA

CA
SP

SP

P
TB
RM
PE

M
DY

DY
HI

DE

2. Kunjungan pasien Rawat Inap dan UGD


a. Grafik Kunjungan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Rawat Inap
Cipanas

Kunjungan Rawat Inap


120
101 103
100 95 97
92 89 89
80 69 67 67 68
63 63 61 61 60 61
60 57 54
48 44 45
42
40 37

20

0
ni

s
ri

li
ei

r
ril
et
ar

er
tu

er
be
Ju
ua

be
Ju
M
ar

Ap
u

mb

mb
us

em
Jan

to
br

Ag

ve

se
Ok
Fe

pt

De
No
Se

Pasien Umum Pasien JKN

Dari Grafik diatas dapat dilihat sebagian besar pasien yang mendapat
perawatan di Puskesmas Rawat Inap Cipanas adalah Peserta JKN

46
b. Grafik kunjungan Pasien Rawat Inap Puskesmas Rawat Inap Cipanas
Tahun 2014 sampai 2022

3500 3337

3000

2500

1907
2000
1684 1644 1633 1690
1405 1430
1500 1343
1029 1082 1094
949 989
873
1000 695
688
655 655 644 608
520 532 598
496
368
500
152

0
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

Dari Grafik diatas dapat diketahui adanya peningkatan pasien rawat Inap di
Puskesmas Rawat Inap Cipanas terutama pada pasien bpjs pada tahun 2022
meningkat yakni 1907 org ( 31.3% ).

c. Grafik kunjungan UGD Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun 2022

KUNJUNGAN UGD
250 226 226 225
215
200
187
200 178
157 159
138
150 119 120
99 108 108
100
60
36
50 22 26 20

0
ni
r il
et
ri

li
ei
ri

er
er
r
Ju
Ju
ua

be
tu
Ap

be
ar

M
ua

mb
mb
us
M

to
br

em
Jan

Ag

se
ve
Ok
Fe

pt

De
No
Se

Pasien Umum Pasien JKN

Dari Grafik diatas dapat terlihat Sebagian besar kunjungan pasien UGD
Puskesmas rawat Inap Cipanas adalah pasien umum.

47
d. Grafik 10 besar penyakit Puskesmas Rawat Inap Cipanas tahun 2021

GRAFIK 10 BESAR PENYAKIT RAWAT INAP TAHUN 2021


233
250
200 166
127
150 89
100 65 49 36 34 33 32
50
0

ITE

S
IS

T)

RU
E

AM
E)

)
ITU
M
BR

(H
)

DM
(G

EB

PA
HF
RO

M
M
FE

SI
IS

AK
(D

DE

S(
EN

VO
TB
ND
RIT

SN

ITU
UE

RT

NG
B/
SY

S.
E
NT

NG

PE

OB
.T

EL
JA
A
E

M
I

HI

SP
DE

KE
S
RO

EP

SU

ES
AH

S.
ST

SP

ET
OB
GA

DI

AR

AB
RD

DI
BE
AM
EM
.D
SP
SU

3. Kunjungan pasien Rawat Inap Poned Puskesmas Rawat Inap Cipanas


Tahun 2022
a. Grafik kunjungan pasien Rawat Inap Poned di Puskesmas Rawat Inap
Cipanas Tahun 2022

KUNJUNGAN PONED
50 46
45 39
38 37
40 35
35 30
27
30
23 22 23
25 21
17
20
15
7 7 8
10 5 4 4 4 4
2 2 2
5 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
0
EI
ET
I

NI

LI

R
RIL
AR

R
S
RI

R
R
M

BE
JU

TU

BE

BE
AR

BE
JU
UA

AP
NU

M
TO
US

EM
M
BR

VE
JA

SE
AG

OK
PT
FE

NO

DE
SE

PASIEN UMUM PASIEN JKN PASIEN JAMPERSAL

Dari Grafik diatas dapat diketahui sebagian besar pasien poned adalah pasien
JKN.

b. Grafik kunjungan pasien Poned Tahun 2017-2022

48
GRAFIK KUNJUNGAN PASIEN PONED 2017-2022
800
743 741 734
700
591 573
600

500 484

400

300

200

100

0
2017 2018 2019 2020 2021 2022

Dari Grafik diatas dapat terlihat ada penurunan kunjungan pasien ke poned
dari tahun 2021 ke tahun 2022 sebanyak 161 orang atau 78.0%.

4. Pelayanan Kesehatan Gigi.

GRAFIK PELAYANAN KESEHATAN GIGI

180 168
160
140
120
100
80
60
40 2
20
0
TUMPATAN GIGI TETAP
PENCABUTAN GIGI TETAP

Dari 168 kasus pencabutan Gigi Tetap , terdapat 2 Tumpatan Gigi Tetap.

49
Laboratorium
Sebagai pendukung pelayanan kesehatan pemeriksaan laboratorium sangat
membantu penegakan diagnosa. Adapun hasil laboratorium di Puskesmas
Rawat Inap cipanas seperti tabel di bawah ini

NO JENIS 2022
PEMERIKSAAN
Darah Rutin 1256
Darah Lengkap 61
Widal 625
Golongan Darah 1350
Tes Kehamilan 58
Urin Rutin 720
HBSAg 1256
Sypilis 1256
HIV 1256
10 GDS 1376
11 Asam Urat 666
12 Kolesterol 624
13 Sputum BTA 1707

Dari tabel diatas diketahui ada peningkatan dari semua jenis pemeriksaan
laboratorium dari tahun 2021, kecuali di pemeriksaan tes kehamilan dan darah
lengkap.

50
5. Kasus Covid-19
KASUS COVID-19 KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS
TAHUN 2022

KASUS ANGKA ANGKA


N MENING
DESA KONFIR SEMBUH KESEMBUHAN KEMATIA
O GAL
MASI (RR) N (CFR)
1 2 3 5 6 7 800%
1 CIPANAS 26 26 0 100 0
2 SIPAYUNG 16 16 0 100 0
3 TALAGAHIANG 4 4 0 100 0
4 LUHURJAYA 38 37 1 97.3 2.6
5 GIRIHARJA 15 15 0 100 0
6 BINTANGSARI 8 8 0 100 0
7 HAURGAJRUG 12 12 0 100 0
8 JAYAPURA 12 12 0 100 0
9 BINTANGRESMI 24 24 0 100 0
10 GIRILAYA 16 16 0 100 0
11 SUKASARI 19 19 0 100 0
12 MALANGSARI 4 4 0 100 0
13 PASIRHAUR 6 6 0 100 0
14 HARUMSARI 4 4 0 100 0
204 203 1 99.5 0.49

6. Kefarmasian
Salah satu Pelayanan pendukung yang penting di Puskesmas yaitu
pelayanan obat , dengan memberikan obat sesuai dengan resep dokter,
berdasarkan penyakit yang diderita pasien, Pelayanan informasi obat sesuai
dengan penyakit dan dosis, manfaat serta efek dari pengobatan.

Pelayanan kefarmasian di Puskesmas, merupakan satu kesatuan yang tidak


terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Berikut hasil
pelayanan kefarmasian di Puskesmas rawat Inap Cipanas.

a. Rasio pemakaian Tablet : 364.8


b. Rasio pemakaian sirup : 655.7
c. Rasio Pemakaian Injek : 1.001
d. Rasio Pemakaian Vaksin :3

51
3.3 Analisis Lingkungan Internal dan Ekternal
3.3.1 Lingkungan Internal
1. Kekuatan
• Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
• Tersedianya tenaga kesehatan
• Adanya komitmen dan dukungan Pemerintah dalam bidang
kesehatan
• Tersedianya dana BOK, dana JKN, dan dana APBD II
• Adanya alat transportasi
• Adanya alat komunikasi
• Adanya pembagian daerah binaan
• Adanya sarana laboratorium
• Adanya jadwal integrasi staf
2. Kelemahan
• Kemampuan manajemen pemegang program kesehatan di
Puskesmas belum memadai ( kualitas tenaga belum memadai )
• Profesionalisme tenaga kesehatan belum memadai
• Koordinasi lintas programdan lintas sektor belum terlaksana
dengan baik
• Banyaknya kegiatan staf di luar jadwal
• Tenaga bertugas rangkap

3.3.2 Lingkungan Eksternal


1. Peluang
• Lokasi Puskesmas yang mudah dijangkau masyarakat Sehingga
mudah mendapatkan pelayanan kesehatan
• Adanya pelayanan kesehatan swasta,LSM dan
lembaga swadaya masyarakat yang peduli dengan masalah
kesehatan
• Adanya lembaga pendidikan dan kemasyarakatan yang peduli
terhadap masalah kesehatan

52
• Adanya posyandu yang sudah melembaga di semua banjar
• Semua lokasi posyandu mudah dijangkau
• Adanya kader kesehatan/posyandu
• Adanya posyandu dengan biaya swadaya
• Adanya jadwal baku di penimbangan/posyandu
• Adanya dukungan lintas sektor tingkat desa/kelurahan dan
kecamatan
• Adanya organisasi kelompok/asosiasi depot air minum isi ulang
• Tersedianya sarana kontrasepsi dari pemerintah melalui BKKBN
• Adanya kerjasama Puskesmas dengan pengelola program JKN dan
program BOK
• Adanya dana kapitasi dari JKN

2. Ancaman
• Pemerintah belum bisa memenuhi kebutuhan air minum sehat
padamasyarakat secara optimal
• Banyaknya penduduk pendatang dengan ekonomi lemah yang
menempati rumah kos-kosan tidak layak huni
• Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang MKJP sehingga
mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih metode
kontrasepsi
• Angka kematian anak balita masih tinggi yang menunda
masyarakat untukmengatur kehamilan
• Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu balita akan pentingnya
menimbang berat badan balita setiap bulan
• Kesibukan orang tua balita oleh karena turut membantu mencari
nafkah
• Ibu balita dengan KTP luar daerah merasa sungkan untuk ikut serta
dalamkegiatan posyandu
• Sebagian besar ibu menyusui masih aktif bekerja

53
• Waktu cuti bagi ibu bersalin sangat terbatas
• Banyaknya produk susu formula di pasaran dengan promosi yang
gencar
• Masih terdapatnya RS dan klinik bersalin yang belum menerapkan
IMD(inisiasi menyusui dini)
• Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit menular
yang berbasis lingkungan
• Masyarakat kurang memperhatikan hygiene sanitasi lingkungan
/perilaku hidup bersih dan sehat
• Adanya lingkungan pemukiman kumuh dan sentra-sentra
penduduk musiman di wilayah Puskesmas
• Padatnya penduduk di wilayah kerja puskesmas dengan mobilitas
yang tinggi
• Belum memadainya koordinasi lintas sektoral
• Belum semua dokter, bidan praktik swasta berkomitmen mengirim
laporan ke Puskesmas
• Tidak adanya keharusan DBS untuk melaporkan kasus penyakit ke
puskesmas

54
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

4.1 Identifikasi Masalah


Dalam melakukan identifikasi suatu masalah, terlebih dahulu dilakukan
mapping capaian masing-masing indikator seperti tabel di bawah ini :
Tabel 4.1 Identifikasi Masalah di Puskesmas Cipanas Tahun 2022
Tabel Target Pencapaian Program Tahun 2022
Target Tahun
No Program CAPAIAN
2022 (%)
1 KIA dan KB
a. K1 100 % 110.4%
b. K4 100 % 104.5%
c. PN 100 % 105%
d. KF Lengkap 100% 108.1%
e. KN 1 100% 107.9%
f. KN Lengkap 100% 107.9%
g. Penanganan Komplikasi Obstetrik 100 % 100%
h. Penanganan Komplikasi Neonatal 100 % 100%
i. Pelayanan Kesehatan Bayi 100 % 101.4%
j. Pelayanan Kesehatan Balita 100 % 96.8%
k. Pelayanan KB Baru 100 % 9.2%
l. Pelayanan KB Aktif 100 % 73.1%
2 IMUNISASI
a. BCG 80% 108.6%
b. DPT-HB1 80% 104.8%
c. DPT-HB2 80% 93.4%
d. DPT-HB3 80% 105.8%
e. Campak 80% 101.7%
f. Polio 1 80% 108.6%
g. Polio 2 80% 104.8%
h. Polio 3 80% 93.4%
i. Polio 4 80% 105.8%
j. HB-Unijek 80% 106.8%
3 GIZI
a. D/S 75% 91.25%
b. N/D 84% 84.50%
c. PemberianVit. A pada Balita 88% 100%
d. Balita Gizi Kurus Mendapat PMT 45% 100%
e. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 86% 100%
f. Pemberian ASI Eksklusif 45% 71.43%

55
g. Pemberian FE 3 82% 87.43%
h. Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 95% 92.6%
i. Bumil KEK Mendapat PMT 80% 100%
j. Inisiasi Menyusui Dini 62% 98.66%
k. Remaja Putri Mendapat TTD 54% 100%
4 PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
a. TB Paru BTA Pos 131 Kasus
b. Penemuan Kasus Pneumonia 99 Kasus

c. Penemuan Kasus Diare 68 Kasus


5 PENGOBATAN
a. Cakupan Pelayanan Rawat Inap (1,5% x 1.5% 75.822
Jumlah Penduduk)
6 Promosi Kesehatan
a. Kemandirian Posyandu 100 %

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang ditemukan melalui


pendekatan logis dan politis tersebut, selanjutnya dilakukan brainstorming untuk
menentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan. Agar permasalahan
tersebut dapat terselesaikan maka perlu diketahui terlebih dahulu apa
penyebabnya sehingga dapat ditentukan solusi yang tepat yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan pentingnya masalah tersebut untuk segera diselesaikan.
Dalam memprioritaskan masalah, lebih difokuskan kepada program atau
kegiatan yang tidak mencapai target pada bidang kesehatan masyarakat dan
dampaknya terhadap kesehatan yang diliha dari segi pengendalian penyakit.
Dari seluruh permasalahan yang ditemukan di atas, maka di dapatkan 4
(empat) permasalahan yang menjadi prioritas antara lain :
Tabel 4.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan Besaran Masalah dan
Dampaknya

Besaran
No Identifikasi Masalah Dampak masalah
Masalah
Stop Dari besar masalah, Gap Cakupan yang
44,5
BAB stop BABS cukup tinggi, hanya
S 44,5% nagari yang sudah stop BABS
(Belum tercapainya kecamatan ODF)
pada tahun 2022.

56
Cakupan hipertensi 79 Dari besaran masalah, gap cakupan
penemuan penderita hipertensi
masaih sangat rendah, hanya sebesar
21% yang sudah terskrinning
hipertensi. Besaran kasus ini dapat
menurunkan usia harapan hidup pada
usia produktif, karena penyakit
degeneratif yang tidak terdeteksi.
Hal ini di tandai dengan tinggi nya
kasus penyakit dalam yang di rawat di
Puskesmas Cipanas

4.2 Penetapan Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah bertujuan untuk mengetahui sejauh mana


masalah itu penting dan apakah masalah tersebut dapat teratasi. Penetapan
prioritas masalah dilakukan setelah identifikasi masalah. Indentifikasi masalah
dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan logis dan politis.
Pendekatan logis dilakukan dengan mengambil satu masalah dari setiap program
pokok yang ada di puskesmas. Sementara pendekatan politis dilakukan dengan
cara diskusi dengan kepala puskesmas.
Mengingat keterbatasan kemampuan, sarana dan waktu yang tersedia
untuk menetukan penetapan prioritas masalah, pemegang program melibatkan
pimpinan puskesmas dan semua pemegang program pokok di puskesmas.
Kesepakatan metode yang digunakan oleh pemegang program dalam penetapan
prioritas masalah adalah metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth).
Metode USG adalah cara semi kualitatif lain dalam menetapkan urutan
prioritas masalah dengan memperhatikan urgensinya, keseriusannya, dan adanya
kemungkinan berkembangnya (meluasnya) masalah yang sering disingkat
sebagai metode USG. Metode USG dilakukan dengan menggunakan beberapa
kriteria , yaitu:

57
1. Urgensi (Urgency)

Dilihat tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut


diselesaikan
2. Keseriusan (Seriousness)
Melihat dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja,
pengaruhnya terhadap keberhasilan, membahayakan system yang ada
atau tidak akan sebagainya.
3. Berkembangnya masalah (Growth)

Apakah masalah berkembang sedemikian rupa sehingga sulit / tidak bisa


dicegah.
Masing-masing kriteria dilakukan pembobotan terhadap
permaslaahan yang ada. Penentuan nilai masalah adalah jumlah perkalian
masing-maisng pembobotan setiap kriteria USG sebagai berikut:
1. Urgensi (Urgency)

 Segera atau cepat diselesaikan = bobot nilai 3

 Sedang = bobot nilai 2

 Lambat = bobot nilai 1

2. Keseriusan (Seriousness)

 Besar = bobot nilai 3

 Sedang = bobot nilai 2

 Kecil = bobot nilai 1

3. Berkembangnya masalah (Growth)

 Sulit dicegah = bobot nilai 1

 Sedang = bobot nilai 2

 Mudah = bobot nilai 3

Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Cipanas Tahun


2022

58
Masalah Masalah1 Masalah 2 Masalah Masalah 4
Kriteria 3

Tingkat Urgensi (U) 3 3 3 3


Tingkat Keseriusan (S) 3 3 2 2
Tingkat Perkembangan 2 3 2 3

masalah (G)
Jumlah = UxSxG 18 27 12 18
Rangking II I IV III

Catatan :
Masalah 1 : Cakupan K1 rendah
Masalah 2 : CakupanStop BABS
Masalah 3 : Cakupan hipertensi rendah
Masalah 4 : Cakupan D/S

Berdasarkan tabel di atas didapatkan prioritas masalah di wilayah kerja


Puskesmas Cipanas adalah Cakupan K1 (rangking I) dengan nilai 27

4.3 Penentuan Penyebab masalah

Dalam Penentuan Penyebab masalahpemegang program Kesling bersama-


sama dengan kepala Puskesmas, petugas promkes dan petugas puskesmas lainnya
menggunakan alat Bantu diagram fish bone, Untuk menggali akar penyebab
masalah sebenarnya,dengan mengkategorikan penyebab duri-duri utama yaitu
metode, manusia, dana dan lingkungan. Selengkapnya diagram Fish Bone
penentuan penyebab masalah yang disepakati dapat dilihat seperti dibawah ini:

59
DIAGRAM FISHBONE

MASALAH KIA DI PUSKESMAS CIPANAS

METHOD PERILAKU

Kurangnya minat
masyarakat untuk ikut Pemilihan KB yang tidak tepat
serta dalam program KB

Kurangnya pengetahuan Tingkat pendidikan


Kurangnya
pengetahuan tentang
Kurangnya peran serta ber KB sehingga
Faktor orang di sekitar meningkatnya 4 terlalu
dari bidan desa
lingkungan

Masih memegang kultur Penyuluhan yang


agama yang kuat disampaikan oleh tenaga
kesehatan kurang kurang
informatif

LINGKUNGAN PELAYANAN KESEHATAN

60
5.4 Alternatif dan Prioritas Solusi Masalah

Tabel 5.4Alternatif Solusi Masalah berdasarkan Penyebab Masalah

Penyebab Masalah Strategi Solusi Masalah


Pengetahuan ibu hamil tentang Memberikan penyuluhan
pentingnya melakukan ANC mengenai pentingnya melakukan
selama kehamilan masih kurang ANC
Kurngnya kesadaran ibu hamil Kader dan bidan desa
untuk kontrol ke Fasilitas Mendorong dan memotivasi ibu
kesehatan karena malu diketahui hamil agar datang ke fasilitas
Manusia

kehamilannya kesehatan
Masih ada kasus kehamilan Menguatkan peran KUA dan
diluar nikah mengaktifkan kelas Catin

Kurangnya penyuluhan yg Memberikan penyuluhan


dilakukan oleh petugas, terutama mengenai pentingnya melakukan
tentang ANC ANC
Kurangnya peran aktif kader Menguatkan peran kader melalui
dlm penjaringan ibu hamil pelatihan dan bimbingan teknis
baru

Metode konseling kurang Merubah pola konseling, dari


met o d e

menarik penyuluhan biasa, menjadi


Focuss group discussion
Kurangnya kerjasama linsek Menguatkan peran linsek, antara
dan linprog dalam menjaring wali nagari, kader dan TP PKK
ibu hamil baru
Sweeping belum berjalan Mengaktifkan kembali kegiatan
optimal sweeping, minimal sekali 2
bulan

62
Kegiatan kunjungan sehat ke Mengoptimalkan kunjungan
rumah penduduk belum sehat pada bidan desa, 5 rumah
optimal per hari
Cara penyampaian Menyediakan poster ataw
penyuluhan kurang leafleat disaat penyuluhan
menarik

62
Masih ada masyarakat yang Mengaktifkan peran bidan desa
tinggal diperbukitan dalam kunjungan rumah untuk
Lingkungan

masyarakat yang sehat


Ada budaya / pantangan Meningkatkan sosialisasi kepada
menginformasikan masyarakat tentang penting nya
kehamilan trimester 1 ANC

Masih banyak masyarakat Melibatkan peran serrta wali


terutama ibu hamil belum nagari dan wali kampung dalam
terakomodir dengan kartu jaminan pendataan ulang peserta jaminan
kesehatan kesehatan (Jamkesda).
Dana

Pengalokasian peserta yang


sudah meninggal ke pada ibu
hamil
Masyarakat menganggap Meningkatkan sosialisasi layanan
periksa kehamilan ke fasilitas gratis dipuskesmas
kesehatan itu mahal

Kurangnya leaflet, poster dan Mebuat leaflet dan Poster yang


Sarana

spanduk utk penyuluhan memberikan penjelasan tentang


pentingnya melakukan
ANC
BAB V
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN ( RUK)

5.1 Rencana Usulan (RUK) sesuai Prioritas Program Tahun 2022

RUK Puskesmas Cipanas Tahun 2023 dibuat berdasarkan prioritas program


dalam PTP tahun 2022, target kinerja program yang dicapai serta hasil dari permasalahan
yang di dapat dari hasil umpan balik ,hasil survey dan lintas sektor. Dengan melihat pada
tabel analisa data cakupan dan target program tahun 2022.Untuk selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran 1.

5.2 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tahun 2021

RPK Puskesmas Cipanas Tahun 2021 terdiri dari RPK operasional pelayanan,
JKN dan BOK .Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran .

5.3 Usulan Kegiatan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia


Tahun 2021

Tabel 5.1 Usulan Kegiatan Peningkatan Kualitas Sumber Daya


Manusia diPuskesmas Cipanas Tahun 2022

No Usulan Kegiatan Sasaran Tujuan


1 Dokter Umum
- Pelatihan obstetri Dokter umum Meningkatkan keterampilan
Neonatal emergensi Dalam menangani
Dasar (Poned) kegawatdaruratan

2 Bidan Bidan Minimal Meningkatkan keterampilan


D3
- Pelatihan Dalam menangani
kegawatdaruratan kegawatdaruratan
Obstetri

- Pelatihan -Meningkatkan keterampilan

64
Keterampilan MKJP dalam menangani persalinan
normal

3 Perawat Untuk meningkatkan


Perawat
- Pelatihan Pelayanan
kegawatdaruratan
Keterampilan BCLS
dan BTLS

- Pelatihan Meningkatkan keterampilan

kegawatdaruratan Dalam menangani


Obstetri kegawatdaruratan

5.4 Usulan Kebutuhan Tenaga Tahun 2022

Tabel 5.2 Usulan Kebutuhan Tenaga di


Puskesmas Cipanas Tahun 2022

NO JENIS TENAGA JUMLAH JUMLAH JUMLAH KET


TENAGA KEBUTU KEKURA
YANG HAN N GAN
ADA TENAGA TENAGA
1 Dokter Umum 2 3 1
2 SKM 1 3 2

3 Gizi 1 2 1
4 Sanitarian 1 2 1

65
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Perencanaan Tingkat Puskesmas merupakan perencanaan secara sistematis


terhadap semua kegiatan upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas dan
disusun untuk kebutuhan satu tahun agar puskesmas mampu melaksanakannya
secara efisien,efektif dengan memperhatikan ketersediaan dan kemampuan
sumber daya yang dimiliki.

2. Tersusunnya Perencanaan Tingkat Puskesmas Cipanas (PTP) mengacu pada


kegiatan pelayanan tahun sebelumnya untuk memecahkan masalah yang timbul
antara lain pada masalah belum tercapainya target program,hasil survey dan
umpan balik

3. Masih adanya kekurangan tenaga pada beberapa pos pelayanan dan terutama
tenaga dokter umum, tenaga gizi dan tenaga penyuluh kesehatan masyarakat.
Usulan penambahan telah pula disertakan dalam laporan ini

4. Alokasi dana BOK yang diberikan cukup membantu dalam melaksanakan


programkerja puskesmas

6.2 Saran
1. Perlu dilakukan pelatihan manajemen Puskesmas bagi pokja admin, sehingga
pimpinan Puskesmas dan staf dapat menyusun perencanaan dengan kajian ilmu
yang baru
2. Alokasi dana untuk tahun berjalan diharapkan dapat diketahui awal tahun sehingga
Puskesmas dapat dengan lebih mudah mengalokasikan dana untuk Perencanaan
pelaksanaan kegiatan
3. Pembinaan rutin ke puskesmas dari Dinas Kesehatan kabupaten sangat penting dan
diharapkan berkelanjutan
4. Adanya tindak lanjut dari setiap pelaporan kegiatan yang dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Lebak.

66

Anda mungkin juga menyukai