JAUR
(Journal of Architecture and Urbanism Research)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jaur
Abstract
The existence of historical heritage buildings during the Dutch colonial era in Pematangsiantar City is one
of the potential historical tourism destinations. Currently, there is Ria Cinema as one of the old buildings
that are not functioning and abandoned. Revitalization with function conversion as a solution to reuse
neglected buildings that have historical value. Through the Expressionist Architecture approach with the
analogy of the concept of "expression from turning the past to be remembered" which is depicted on the film
player. Revitalization with the addition and improvement of the function of the Ria Cinema can improve
the tourism sector in Pematangsiantar city.
How to Cite: Desy Intan, Muhammad Rijal, Gun Faisal. (2022). Revitalisasi Gedung Bioskop Ria Di Kota
Pematangsiantar Dengan Pendekatan Arsitektur Ekspresionis. JAUR (Journal of Architecture and Urbanism
Research). 5 (2): 188-196.
188
JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research), 5 (2) April 2022: 188-196
di kota Pematangsiantar untuk mewadahi bersuara hingga kini kualitas film sudah
kegiatan pemutaran film, Bagaimana semakin berkembang serta teknologi film
penerapan tema arsitektur ekspresionis dan (Limantoro, 2013).
kedalam objek perancangan, Bagaimana Strategi desain yang akan diterapkan
penerapan konsep kedalam objek kedalam objek perancangan melalui
perancangan? penerapan mengenang masa lalu yaitu
Menurut Departemen Kimpraswil dengan mempertahankan kondisi bangunan
(2002), revitalisasi merupakan suatu upaya yang masih layak, namun untuk beberapa
untuk dihidupkannya kembali kawasan yang bagian dengan kondisi kerusakan parah akan
telah mati, yang pernah hidup pada masa dilakukan perbaikan maupun penambahan
lampau, atau mengendalikan, dan elemen yang bersifat iconic dan eyecatching
mengembangkan kawasan dengan tujuan dengan tetap mempertimbangkan unsur
menemukan kembali potensi yang dimiliki estetika pada bangunan.
atau pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki
oleh sebuah kota.
METODE PENELITIAN
Pendekatan arsitektur ekspresionis
diangkat menjadi tema perancangan Secara paradigma, rancangan
berfungsi sebagai media pengkajian dalam revitalisasi Gedung Bioskop Ria yang
menyampaikan ekspresi pada bangunan. bertujuan untuk difungsikan kembali sebagai
Ekspresi yang ingin disampaikan yaitu bioskop dan dengan penambahan fungsi
memutar kembali masa lalu untuk dikenang. pendukungnya yaitu museum film akan
Hal ini merupakan analogi yang bertujuan menjadikan bangunan tersebut sebagai
untuk memberi pesan kepada masyarakat wadah untuk mengabadikan dan memutar
kota Pematangsiantar bahwa bangunan film-film dokumenter yang merekam
tersebut pernah menjadi bagian penting dari aktivitas masyarakat di masa lalu, film-film
sejarah masyarakat Pematangsiantar lawas maupun film terkini.
sehingga patut untuk dikenang dan Massa gedung yang masih bertahan
dilestarikan kembali. dan belum mengalami perubahan akan tetap
Ekspresionisme merupakan aliran dipertahankan sebagai bentuk penghargaan
karya seni, yang menganggap penting terhadap nilai-nilai sejarah, namun
curahan batin ataupun jiwa dan tidak dibeberapa sisi yang memiliki kondisi tidak
mementingkan peristiwa atau kejadian yang layak akan dilakukan perubahan secara fisik,
nyata seperti pengekspresian batin yang diataranya yaitu penambahan elemen-elemen
meledak ataupun keras dan umumnya yang bersifat iconic dan eyecatching dengan
dikatakan sebagai pernyataan ataupun sikap tetap mempertimbangkan unsur estetika pada
pengarang (Hasrin et al., 2013). bangunan.
Kata “bioskop” secara khusus diartikan Dalam proses perancangan dengan
sebagai tempat bercengkrama (rendezvous) tema arsitektur ekspresionis ini didasari
bagi pembuat (sinears) dengan penggemar dengan karakteristik arsitektur ekspresionis
atau pecinta seni film dan alur seni menurut Mudeng dan Siswanto (2011) yang
(Tjasmadi, 1992). memiliki ciri-ciri yaitu menggunakan makna
Museum film merupakan bangunan dari simbol dan ide ruang yang diterapkan
yang dilestarikan dan diberikan fasilitas dalam bangunan, menggunakan bentuk yang
edukasi tentang informasi dan perfilman terdiri dari material yang konstruktif berupa
sejak zaman dahulu film yang belum kaca, baja dan dinding beton/batu bata, serta
190
JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research), 5 (2) April 2022: 188-196
Gambar 5. Penzoningan
192
JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research), 5 (2) April 2022: 188-196
SIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dari
Gambar 14. Massa Bangunan
Revitalisasi Gedung Bioskop Ria Di Kota
Pematangsiantar Dengan Pendekatan
Untuk pencapaian menuju tapak dapat Arsitektur Ekspresionis adalah Konsep dasar
diakses melalui berbagai arah dan jalan, yang diterapkan pada bangunan terinspirasi
namun untuk jalan masuk dan keluar dari bentukan pemutar film sebagai bentuk
bangunan hanya melalui Jalan Sudirman. pengekspresian dari memutar (mengenang)
Sirkulasi pada tapak dibedakan jalur masuk masa lalu. Hal ini sekaligus sebagai analogi
dan keluarnya untuk dua jenis kendaraan yang mengandung pesan terhadap
yaitu kendaraan roda empat dan kendaraan masyarakat kota Pematangsiantar bahwa
roda dua. bangunan tersebut pernah menjadi bagian
penting dari sejarah masyarakat
Pematangsiantar sehingga patut untuk
dikenang dan dilestarikan kembali.
Pendekatan yang digunakan adalah
Arsitektur Ekspresionis, dimana dalam
penerapan temanya, arsitektur ekspresionis
diungkapkan melalui 3 elemen fisik sebagai
Gambar 15. Sirkulasi berikut Fasad, Dapat dikatakan seperti fasad
dapat “berkomunikasi” kepada penglihat
untuk menyampaikan tema dari suatu
Pada perancangan revitalisasi Bioskop
bangunan, Interior dengan menguatkan
Ria ini vegetasi akan ditata berdasarkan jenis
pesan gambaran yang sudah terlebih dahulu
tanaman dan fungsinya. Vegetasi terdiri atas
disampaikan oleh fasad tentang bangunan,
tanaman pohon palem sebagai pembatas
Massa Bangunan dan Denah pada bangunan
dalam kawasan bangunan, pohon akasia
194
JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research), 5 (2) April 2022: 188-196
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Pematangsiantar. 2012. Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Pematangsiantar 2012.
Pematangsiantar.
Departemen Kimpraswil. 2002. Penataan dan
Revitalisasi Kawasan.
Denny Meisandy Hutauruk, Y. S. R. (2017).
Konservasi Bangunan Tjong A Fie dalam
Usaha Keberlanjutan Mempertahankan
Bangunan Bersejarah Kota Medan. Journal of
Architecture and Urbanism Research. Program Studi
Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Medan
Area., 1(1), Hlm : 37-44.
Hasrin, et. al. 2013. Romantisme dan Ekspresionisme.
Makalah.
https://sorotdaerah.com/2017/11/03/menggali-
potensi-wisata-siantar/ diakses pada 8 Oktober
2020.
https://www.mistar.id/siantar/mohon-tidak-digusur-
para-pedagang-eks-bioskop-ria-siantar-temui-
dirut-pd-aij/ diakses pada 12 Oktober 2020.
Krier, Rob. 1983. Elements of Architecture. The
Architecture. London.
Limantoro, Lim Renawati. 2013. Perancangan Interior
Museum Film Indonesia di Surabaya. Jurnal
Intra. 1(2): 1-7.
Tjasmadi, H. M. Johan. 1992. Sejarah Bioskop.
Sinematek Indonesia. Jakarta.
Warsiman. Wawancara Langsung. 19 Februari 2020.
195