Anda di halaman 1dari 1

Sekitar sebulan yang lalu, umat Islam baru saja merayakan hari kemenangan atau Idul Fitri 1442

Hijriyah yang bertepatan pada Kamis, 13 Mei 2021 Masehi. Hanya saja, hari kemenangan ini diiringi
dengan keprihatinan. Tepat tiga hari sebelumnya (Senin, 10/5), Tentara Israel menyerbu kompleks
Masjid Al-Aqsa dengan tembakan peluru berlapis karet, gas air mata, dan bom suara. Penyerangan
ini melukai ratusan jama’ah Palestina yang tengah beribadah.

Peristiwa ini melukai umat manusia, khususnya kaum muslimin seluruh dunia. Dukungan moral dan
logistik tidak hanya berasal dari umat Islam demi membantu warga Palestina. Umat Islam Palestina
sempat bertakbir atas pengumuman gencatan senjata setelah 11 hari berlalu. Namun dalam sekejap,
serangan kepada mereka kembali diluncurkan polisi Israel ke kompleks Masjid Al-Aqsa.

Demikianlah sifat orang-orang Israel atau bangsa Yahudi. Berkhianat merupakan watak bangsa
Yahudi. Jauh sebelumnya, pada tahun 5 Hijriyah, bangsa Yahudi dari kaum Nadhir bersekongkol
dengan kaum musyrikin Quraisy beserta beberapa kaum lain untuk menyerang umat Islam (Buty,
275). Kejadian ini merupakan sebab utama terjadinya Perang Khandaq (Ahzab). Padahal, mereka
telah mengadakan perjanjian dengan kaum muslimin, sesama penduduk Yatsrib (Madinah) untuk
saling melindungi dan menjaga satu sama lain. Perjanjian ini dikenal sebagai Piagam Madinah pada
tahun pertama Hijriyah.

Pengkhianatan demi pengkhianatan bangsa Yahudi kepada umat Islam terus berlangsung
setelahnya, sehingga Rasulullah shallallau alaihi wa sallam mengusir mereka dari Yatsrib. Kemudian,
di masa kekhalifahan Umar bin Khattab radhiallahu anhu juga mengusir orang-orang Yahudi dari
seluruh Jazirah Arab atas tipu daya mereka kepadanya (Shallabi, 109).

Konflik Israel-Palestina sesungguhnya adalah kepanjangan dari berbagai peristiwa yang terjadi
sebelumnya. Kejahatan bangsa Israel terhadap bangsa Palestina dilandasi oleh kedustaan dalam
doktrin agama mereka. Setelah Nabi Musa alaihi as-salam wafat, ada sebagian umatnya yang
merubah isi kitab Taurat demi kepentingan dunia semata dan mengatakan bahwa apa yang
ditulisnya datang dari Tuhan. Perbuatan ini Allah Subhanahu wa Ta’ala abadikan dalam QS Al-
Baqarah (2):79. Diantara yang mereka tulis ada pada kitab Perjanjian Lama, Pasal 32:28, “Namamu
tidak akan disebut dengan Ya’qub, tetapi Israel, karena engkau telah bergumul dengan Allah dan
manusia, dan engkau menang.” “Sungguh, betapa buruknya apa yang mereka kerjakan” (QS. At-
Taubah (9):9.

Hanya orang-orang yang beriman yang mampu menegakkan kebenaran dan keadilan di bumi
Palestina. Apa yang ditegakkan orang-orang beriman tidak lepas dari Al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Hal ini telah terbukti di sepanjang sejarah kekhalifahan Islam,
seperti di masa kekhalifahan Umar bin Khattab radhiallahu anhu dan generasi setelahnya.

Anda mungkin juga menyukai