Anda di halaman 1dari 39

www.mufaz88plus.

com Sejarah Palestina pra Islam


Sejarah Konflik antara Kebenaran dan Kebohongan di Bumi Palestina Pendahuluan : Palestina telah ditakdirkan oleh Allah SAW untuk menjadi tempat para Nabi dan Rasul yang membawa bendera monoteisme dan mengajak masyarakatnya untuk patuh kepada ajaran tersebut. Dalam sejarah kunonya, Palestina telah menyaksikan berbagai model kepemimpinan dan kekuasaan oleh para Nabi dan penguasa lainnya. Mereka harus menghadapi banyak peperangan sengit untuk menegakkan bendera kebenaran di atas tanah yang berkah ini. Sebelum menyelam lebih jauh secara mendetil, kita wajib menandaskan fakta yang signifikan bahwa umat Islam meyakini semua Nabi dan menganggap bahwa seluruh warisan mereka juga merupakan milik umat ini. Sebagaimana mereka juga meyakini bahwa ajaran Islam adalah ekstensi atau perpanjangan dari ajaran-ajaran para Nabi terdahulu sebelum datangnya Islam. Ajaran para nabi secara keseluruhan adalah ajaran yang juga diserukan oleh Muhammad SAW. Selanjutnya khazanah pengalaman yang dilalui oleh seluruh nabi dalam dakwah untuk menegakkan kebenaran dan ibadah kepada Allah SWT tidaklah terpisah atau berbeda dari dakwah dan pengalaman-pengalaman umat Islam. Lihat ayat di bawah ini dari surat XVI :36 : Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan); Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Taghut) itu, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya). Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). (An Nahl : 36) Ini merupakan ajaran ke-Esaan yang diemban oleh setiap rasul. Ketika masyarakat tertentu menolak rasul mereka, ini berarti mereka telah menolak seluruh nabi. Renungkan apa yang Allah firmankan di dalam Al Quran : (S.XXVI : 105) Artinya :Kamu Nuh telah mendustakan para rasul. (Asy Syuara : 105). (Allah berfirman : (S.XXVI : 123 (Artinya : Kaum Aad telah mendustakan para rasul. ( Asy Syuara : 123 (Firman Allah : (S.XXVI :141 .( Artinya : Kaum Samud telah mendustakan rasul-rasul ( Asy Syuara : 141 ,(Firman Allah : (S.XXVI : 160) Artinya : Kaum Luth telah mendustakan rasul-rasul. (Asy Syuara : 160) Firman Allah : (S.XXVI : 176) Artinya : Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul. Dalam menghadapi klaim-klaim Yahudi kontemporer akan hak mereka di Palestina, banyak para sejarawan hanya terpaku sibuk dengan ilmu-ilmu arkeologi dan menyebutkan berbagai bangsa yang mendiami wilayah ini, memerintah, melewati dan berapa masa kekuasan masing-masing dari mereka di sana yang pada akhirnya hanya sampai pada kesimpulan bahwa masa di mana Yahudi berkuasa di sana sepanjang sejarah sangat singkat sekali dan terbatas pada wilayah-wilayah tertentu saja dibandingkan dengan bangsa Arab dan muslim. Namun aspek ini sangatlah substansial untuk membantah klaim-klaim Yahudi dari aspek-aspek historis dan rasionalitas yang logis. Namun banyak para penulis dan ahli sejarah yang kelihatannya telah melakukan dua kesalahan besar di bawah ini : 1. Menisbahkan warisan para nabi yang telah diutus oleh Allah SWT kepada Bani Yahudi atau memimpin mereka sebagai suatau warisan yang khusus diberikan kepada mereka. Dan ini adalah hal yang benar-benar diinginkan oleh mereka!! 2. Menjelekkan biografi beberapa para nabi yang diutus kepada Bani Israel dengan menggunakan argumentasi yang berdasarkan kepada kitab Taurat yang diselewengkan. Ketika mereka menggunakan rasionalisasi ini, mereka bermaksud untuk menunjukkan prilaku yang memalukan keturunan Israel dan pemimpin mereka ketika menduduki Palestina. Ini dengan tujuan mendegradasikan makna negara dan untuk menjelaskan kemerosotan tingkat peradabadan mereka. Para pengikut mazhab ini menggunakan argumentasi yang berdasarkan pada Israiliyyaat yang menuduh para nabi melakukan tipudaya, kebohongan, perzinaan dan pemerkosaan hak-hak serta pembunuhan orang-orang yang tak berdosa dalam upaya untuk membuktikan kekejaman, makar, kehinaan bangsa Yahudi dan untuk mendistorsi imej kekuasaan dan pemerintahan mereka pada waktu itu. 1

Al Quran telah cukup melengkapi kita dengan berbagai cara untuk mengidentifikasi tindak tanduk bangsa Yahudi dan mengingatkan kita akan kerusakan (debauchery) dan immoralitas mereka. Para nabi dan para pengikut mereka yang lurus adalah persoalan lain. Nabi-nabi adalah manusia terbaik. Mereka hendaknya untuk tidak didiskreditkan. Kita tidak boleh terpikat pada cerita-cerita Bani Israel yang tidak saja mejelekkan para nabi bahkan mereka juga menjelekkan Tuhan. Sebagai contoh, Kitab Taurat dan Talmud yang telah dirubah (diselewengkan) mengatakan bahwa Tuhan (Yang Maha Tinggi, Mulia dan Agung) bermain dengan ikan paus dan ikan yang lain selama tiga jam tiap hari. Mereka juga mengatakan bahwa Dia menangis oleh karena pembumihangusan al haikal (rumah ibadah mereka seperti layaknya Sinagog) yang berakibat susutnya ukuran fisik-Nya dari tujuh surga menjadi empat. Gempa bumi dan angin ribut terjadi adalah sebagai akibat dari air mata Tuhan yang jatuh ke laut atas hancurnya al haikal tersebut. Klaim-klaim mereka ini disebutkan oleh Al Quran sebagai berikut : (5 :64) Artinya : Orang-orang Yahudi berkata : Tangan Allah terbelenggu, (Al Maidah : 64) Firman Allah :(S.III : 181) Artinya : Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan : Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya. (Ali Imran : 181) Sebagaimana Yahudi juga menisbatkan (mengilustrasikan) nabi Yakub kepada pencurian boneka yang terbuat dari emas dan ia juga yang berkelahi dengan Tuhan (!!) di dekat kota Nablus, maka dari itu ia dinamakan Israel. Selain itu ia juga dikatakan telah menawarkan suap kepada saudaranya, memperdayakan orang tuanya dan hanya berdiam diri terhadap tuduhan perzinaan kepada dua anak perempuannya. Ia telah berbuat syirik kepada Allah. Hal ini bisa dianalogikan dengan apa yang akan mereka perbuat dan katakan tentang nabi-nabi lainnya. Yahudi telah jauh melenceng dari ajaran Taurat atau Perjanjian Lama. Mereka menapaki jalan Taurat yang sudah jauh keluar dari relnya sebagaimana terlihat dalam perilaku keseharian mereka, kesenangan melanggar kewajiban dan melakukan immoralitas dengan sikap terus bersikukuh akan apa yang mereka nisbatkan kepada nabi-nabi mereka. Dan ini tidak lain hanyalah bentuk kebohongan dan pemalsuan belaka. Para sejarawan, khususnya dari kalangan Islam, dalam mengkaji sejarah Palestina hendaknya tidak tergesa-gesa menuduh para nabi Allah dan rasul-Nya dengan apa yang difabrikasi (dibuat-buat) oleh Yahudi yang ini semua mereka lakukan hanya untuk membuktikan hak bangsa-bangsa lain atas bumi Palestina. Kalau memang ikatan akidah dan iman adalah dasar yang menyatukan umat Islam walau perbedaan bangsa dan warna, maka umat ini merupakan orang yang paling berhak dengan warisan para nabi termasuk di dalamnya para nabi Bani Israel. Karena umat ini yang masih tetap konsisten menjunjung tinggi bendera monoteisme yang dibawa oleh para nabi. Mareka adalah orang yang tetap menapaki jalan dan ajaran para nabi. Dan menurut pemahaman Al Quran para nabi adalah orang-orang yang berserah diri (muslimun) dan bersatu. Lihat firman Allah SWT : Artinya : Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (muhammad), serta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman. (Ali Imran : 67-68) Firman Allah : Artinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama ismail (seraya berdoa) : Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah : 127) Firman Allah : Artinya : Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh. (Al Baqarah : 130) Secara umum umat yang menganut ketauhidan adalah umat yang satu, sejak dari nabi Adam A.S sampai masa Allah akan mewarisi bumi dan orang-orang yang berada di atasnya. Para nabi, rasul Allah dan pengikut-pengikut mereka adalah bagian dari umat tauhid. Dakwah Islam adalah perpanjangan dakwah mereka. Dan umat Islam adalah orang-orang yang paling berhak dengan nabi-nabi, rasul-rasul dan yang mewarisi mereka. Khazanah tradisi para nabi merupakan khazanah kita, eksperimen mereka juga merupakan eksperimen muslim. Sejarah mereka adalah sejarah kita. Dan syariah yang diberikan Allah kepada para nabi dan 2

pengikut mereka dalam memerintah wilayah yang berkah dan suci ini merupakan indikasi atas syariah, hak kita atas wilayah dan pemerintahannya. Benar bahwa Allah telah memberikan tanah ini kepada Bani Israel di saat mereka berjalan dan mengikuti jalan Allah, di saat mereka menjadi representasi umat tauhid pada zaman yang lampau. Bukan kita malu untuk mengatakan fakta ini, kalau tidak demikian berarti kita telah mengingkari penjelasan Al Quran. Dari itu Musa berkata kepada kaumnya : Artinya : Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (Al Maidah : 21) Kendati syariat ini terikat erat dengan seberapa jauh komitmen mereka kepada tauhid dan manhaj Allah. Maka ketika mereka ingkar kepada-Nya, berbuat dosa kepada rasul, membunuh para nabi, merusak seluruh janji-janji dan piagam-piagam mereka. Mereka menolak untuk mengikuti risalah Islam yang telah dikabarkan oleh para nabi kaum ini. Sebagaimana tercantum di dalam Al Quran : Artinya : (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, (Al Araf : 157) Artinya : dan memberi kabar gembiri dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). (Al Saff : 6) Maka ketika mereka lakukan hal itu, mereka terkena laknat dan murka Allah SWT. Artinya : (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. (Al Maidah : 113) Allah berfirman : Artinya : Katakanlah : Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik? (Al Maidah : 59) Maka dari itu legitimasi atas pemerintahan tanah suci ini harus diberikan kepada umat yang tetap berjalan di atas jalan para nabi dan menjunjung tinggi bendera ajaran mereka yaitu umat Islam. Persoalan yang ada di dalam pemahaman kita bukan berhubungan dengan bangsa, keturunan dan kaum, namun lebih kepada loyalitas untuk mengikuti jalan dan manhaj ini. Untuk melanjutkan diskusi sekitar klaim-klaim Yahudi akan hak mereka atas Palestina sesuai dengan nash-nash Taurat, kita coba melihat apa yang mereka sebutkan di dalam Taurat yang telah diselewengkan dengan keyakinan bahwa tanah tersebut telah diberikan kepada Ibrahim A.S. dan keturunannya. Di antaranya sebagai berikut : Artinya : Dan Tuhan berkata kepada Ibrahim : Pergilah dari tanahmu (wilayahmu), keluargamu, rumah orang tuamu ke tanah yang telah saya perlihatkan.maka pergilah ia sebagaimana telah Tuhan katakanMaka mereka datang ke tanah Kanaandan Tuhan dapat dilihat oleh Ibrahim dan berkata : Untuk keturunanmu aku berikan tanah ini. Dan di dalam Taurat berbunyi : Artinya : (Ibrahim) mendiami tanah Kanaan maka Tuhan berkata kepadanya : Angkatlah kedua matamu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri ke arah Utara, Selatan, Timur dan Barat, karena seluruh tanah yang engkau saksikan itu telah aku berikan kepadamu dan untuk keturunanmu selamalamanya. Ada lagi yang berbunyi sebagai berikut : Artinya : Tuhan dan Ibrahim menyepakati piagam yang berbunyi : Untuk keturunanmu aku berikan tanah ini yang membentang dari sungai Mesir hingga sungai Besar, sungai Eufrat. Untuk menjawab hal di atas di luar pemahaman kita tentang persoalan ini dari dasarnya yang syari kita katakan : 1. Kalau memang di sana ada perjanjian yang memberikan Ibrahim A.S dan keturunannya, maka keturunan beliau bukan hanya Bani Israel sendiri. Bangsa Arab al mustaribah adalah keturunannya juga (anak-anak Ismail A.S) dan di antara mereka adalah Nabi Muhammad SAW. 2. Kalau memang persoalannya berkaitan erat dengan keturunan dan proses beranak pianak (tanaasul) maka indikasi-indikasi yang ada mensinyalir bahwa mayoritas bangsa Yahudi yang ada pada zaman kita dewasa ini bukanlah dari keturunan Ibrahim A.S. Hal itu dikarenakan kebanyakan Yahudi kontemporer adalah Yahudi yang berasal dari Al Khazar (daerah laut Kaspia) yang masuk ke dalam agama ini pada abad kesembilan dan sepuluh Masehi!! 3. Sesungguhnya Al Quran al Karim menjelaskan persoalan kepemimpinan nabi Iabrahim dan keturunannya dalam forma yang tidak membingungkan. Renungkanlah firman Allah SWT di bawah ini : 3

Artinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman : Sesungguhnya aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata : (Dan saya mohon juga) dari keturunanku Allah berfirman : Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim. (Al Baqarah : 124) Maka ketika nabi Ibrahim meminta kepada Allah agar supaya kepemimpinan (al imaamah) juga dapat dipegang oleh keturunannya, lalu Allah menjelaskan kepadanya bahwa janji al imaamah kepada keturunannya tidak dapat diberikan kepada orang-orang yang dhalim. Artinya kedhaliman, kekafiran, upaya menghalangi menuju jalan Allah dan melakukan kerusakan di muka bumi adalah persoalan yang paling terbesar yang dilakukan oleh Bani Israel?!! Adapun sesuatu yang berhubungan dengan klaim-klaim historis Yahudi, kita telah cukup banyak para ahli sejarah yang dapat menjawab dan mengkonter alegasi tersebut. Maka masa kekuasaan Islam di bumi Palestina merupakan masa yang paling terpanjang dalam sejarah. Dan bangsa-bangsa yang mendiaminya wilayah tersebut jauh sebelum kedatangan Yahudi tetap masih eksis di sana hingga sekarang. Imigrasiimigrasi (hijrah-hijrah) bangsa Arab pra atau paska kemenangan Islam (al fath al Islami) adalah komponen-komponen yang membentuk bangsa Palestina dewasa ini dengan agama Islam, bahasa dan karakteristik Arab mereka. Palestina Pada Zaman Kuno : Manusia mendiami bumi Palestina sejak periode klasik dahulu kala. Di sana terdapat banyak peninggalanpeninggalan arkeologis yang dikategorikan kepada zaman Batu Klasik (Ancient Stone Age) (500 ribu 14 ribu S.M) dan zaman Batu Pertengahan (the middle Stone Age) (14 ribu 8 ribu S.M). Secara singkat dapat dikatakan bahwa pada zaman itu di Palestina telah terdapat peradaban An Nathufiyyah yang dinisbatkan kepada gua-gua Al Natoof di sebelah utara Al Quds (Jerussalem sekarang). Bangsa An Natoof belum diketahui hingga sekarang. Peradaban mereka terkonsentrasi di wilayah pesisir, mereka hidup di dalam gua-gua seperti yang terdapat di gunung Al Karmel. Pada zaman Batu Modern (8000 4500 S.M) kehidupan manusia di Palestina berubah menjadi lebih stabil, dari hanya mengumpulkan makanan berubah menjadi memproduksinya. Dan Jericho (Ariihaa) jelas memperlihatkan bukti-bukti pertama yang mengindikasikan akan adanya kehidupan yang stabil. Kota ini dianggaphingga kinisebagai kota yang paling tertua di dunia yang dibangun kira-kira pada tahun 8000 S.M. Zaman Batu Perunggu (Brass Stone Age) membentang dari (4500 3300 S.M), telah ditemukan beberapa tempat peninggalan yang berperadaban yang kembali kepada zaman tersebut di wilayah Beer Sheba antara pegunungan Hebron (al kholil) dan Laut Mati serta pesisir Al Khudiera. Permulaan Seribu Ketiga sebelum Maeshi, zaman ini punya kelebihan yang lain dengan muncul kekaisaran-kekaisaran kuno di timur, bersamaan dengan ini adanya keberhasilan prestasi tulis menulis dan dimulainya penulisan sejarah. Dan dari sini dimulainya zaman-zaman bersejarah di Palestina. Periode yang membentang dari (3200 2000 S.M) dinamakan dengan Zaman Perunggu Kuno. Periode ini ditandai dengan munculnya banyak kota Berbenteng dan defensif yang dibangun di wilayah bukit yang tinggi. Mayoritasnya terletak di tengah dan Utara Palestina. Di antara tempat-tempat itu yang terpenting adalah Bashan, Mejideo, Al Afoula, Ras Al nakoura dan Tal Al Fareia di sebelah utara Nablus. Dan pada tahun Seribu ketiga sebelum masehi penduduk Palestina terus bertambah dan perkotaannya juga berkembang sehingga ia memiliki kekuatan politis dan ekonomis yang mungkin dapat disebut dengan zaman negara-kecil kota (small-state of towns). Pada tahun seribu ketiga sebelum Masehi, bangsa Ammonit, Kanaan, Yabous dan Phoenisi (kedua terakhir ini dianggap sebagai sub-bangsa Kanaan) berimigrasi ke tanah Palestina. Imigrasi mereka ini diperkirakan terjadi kira-kira pada tahun 2500 S.M. di mana bangsa Kanaan menduduki wilayah pesisir, bangsa Ammonites terkonsentrasi di daerah dataran tinggi dan pegunungan, bangsa Yabousi mendiami wilayah Jerussalam (Al Quds) dan sekitarnya dan mereka yang membangun kota Al Quds. Mereka menamakan kota itu dengan Yabous kemudian Ursaalem. Adapun bangsa Phoenis, mereka mendiami daerah pesisir utara Palestina tepatnya di daerah Lebanon sekarang ini. Para ahli sejarah yang dapat dipercaya memandang bahwa Ammonit, Kanaan, Yabousi dan Phoenisi keluar mengembara dari jazirah Arab. Dan penduduk Palestina yang berwarna hitam sekarang inisecara khusus orang-orang pedesaandiperkirakan merupakan keturunan kabilah-kabilah dan bangsa-bangsa kuno tersebut atau dari bangsa Arab dam umat Islam yang menduduki wilayah ini paska kemenangan Islam.

Imigrasi bangsa Kanaan pada waktu itu sangatlah besar jumlahnya hampir dapat dikatakan bahwa mereka akhirnya menjadi masyarakat asli di sana. Nama tanah Kanaan (the land of Canaan) merupakan nama tertua yang bagi wilayah yang disebut Palestina dewasa ini. Mereka yang membangun sebagian besar kota-kota di Palestina, dan jumlahnyasesuai dengan batas-batas wilayah Palestina dewasa ini tidak kurang dari dua ratus kota pada tahun seribu kedua sebelum Masehi dan sebelum ratusan tahun kedatangan orang-orang Ibrani Yahudi. Di antara kota-kota tua selain Jericho dan Al Quds, kota Shechem (Balatah, Nablus) Bashan, Ashkelon, Akka, haifa, Hebron, Ashdod, Aaqur, Beer Sheba dan Bethlehem. Kemudian datang periode Perunggu Pertengahan (1550 1200 S.M) pertengahan pertama dari tahun seribu kedua sebelum Masehi periode ini menyaksikan pemerintahan Hyksos, yang memerintah Palestina lebih kurang delapan belasan hingga enam belasan abad sebelum Masehi (18-16 S.M). Kelihatannya pada periode itu (kira-kira 1900 S.M) nabi Ibrahim A.S datang bersama dengan adiknya Luth A.S ke daerah Palestina. Di sana nabi Ismail, Ishak dan Yakub A.S dilahirkan. Zaman Perunggu Terakhir (1550-1200 S.M) dimulai dengan keruntuhan kekuasaan Hyksos dan Palestina tunduk di bawah kekuasaan Mesir secara mutlak. Adapun zaman Besi (1200-330 S.M) dara permulaan (kira-kira 1200 S.M) kelihatannya Palestina menerima eksodus berbagai kelompok yang besar dari berbagai wilayah yang paling menonjol adalah imigrasinya bangsa-bangsa pelaut. Kelihatannya mereka datang dari wilayah Asia Barat dan dari pulau-pulau di laut Aegean (Crete dan lainnya). Pada mulanya bangsa-bangsa ini menyerang wilayah pesisir Syam dan Mesir, tapi Ramses III, Firaun Mesir dapat mengusir mereka dari wilayah ini di dalam pertempuran Blouziun (dekat pelabuhan Bur Said). Mereka diizinkan untuk mendiami bagian selatan wilayah Palestina. Dari inskripsi arkeolog dapat menemukan ukiran-ukiran dengan huruf-huruf PLST, dan menurut tulisan ini bahwa mereka adalah orang-orang yang disebut dengan Palestian. Kemudian ditambahkan huruf N kepada nama mereka (mungkin dianggap sebagai bentuk jamaknya) dan mereka disebut dengan Palestin. Bangsa Palestin ini telah membangun lima kerajaan yatiu kota-kota Ghaza, Ashdod, Jet, Aqroun dan Ashkelon. Kota-kota ini mungkin milik bangsa Kanaan kuno namun mereeka telah meluaskan dan mengaturnya kemudian mendirikan dua kota baru yaitu Lod dan Saklash. Mereka dapat menguasai daerah pesisir yang tersisa hingga gunung Al Karmel. Sebagaimana mereka juga menguasai Marj bin Amir. Bangsa Palestina berbaur dengan bangsa Kanaan secara cepat dan menggunakan bahasa mereka dan menyembah Tuhan-Tuhan mereka (Dajoun, Bal dan Ashtar). Kendati bangsa Palestin telah berasimilasi dengan penduduk setempat namun mereka telah memberikan wilayah ini dengan nama mereka sehingga terabadi namanya menjadi Palestina. Dari bukti-bukti komparatif historis kelihatannya bahwa Musa A.S memimpin Bani Israel ke arah tanah yang suci ini pada pertengahan terakhir dari abad ke 13 S.M atau masa akhir zaman Perunggu Terakhir di mana permulaan zaman Besi merupakan zaman masuknya bangsa Yahudi ke Palestina. Kemudian berdirinya kerajaan nabi Daud dan Sulaiman A.S pada tahun 1004-923 S.M yang terbagi menjadi keeerajaan Israel (tahun 923-722 S.M) dan kerajaan Yahuda (pada tahun 923-586 S.M) yang masingmasing menguasai sebagian kecil dari wilayah tanah Palestina. Dan sejak tahun 730 S.M, Palestina secara umum tunduk di bawah kekuasaan Assyrian yang datang dari wilayah Iraq hingga tahun 645 S.M kemudian kekuasaan ini diwarisi oleh orang Babilonia samapi tahun 539 S.M. Bangsa Assyria dan Babilonia bergantian kekuasaan atas wilayah Palestina dengan Mesir. Kemudian sesungguhnya Parsi menyerang palestina dan memerintah di sana dari tahun 539-332 S.M. Palestina kemudian memasuki zaman Helenisia Yunani yang dikuasai oleh Ptolemaik hinggal tahun 198 S.M dan diikuti oleh Seleusias hingga tahun 64 S.M, periode di mana Romawi datang dan mendominasi wilayah Palestina. Setelah pecahnya kekaisaran Romawi, Palestina tetap berada di bawah naungan kekuasaan kekaisaran Romawi Timur Kekaisaran Romawi di mana Konstantinopel menjadi ibukotanya hingga datangnya Al Fath al Islami (kemenangan Islam). Setelah itu Islam yang memberinya nuasa Arab dan yang Islami pada tahun 636 Masehi. Seruan Kebenaran dan Perjalanan Para Nabi di Bumi Suci : Nabi Ibrahim A.S merupakan nabi pertama yang kita ketahui bahwa mereka yang hidup di Palestina dan meninggal di sana. Ibrahim A.S adalah bapak para nabi dan di antara keturunannya yang menjadi nabi seperti Ishak, Yakkub, Yusuf, Ismail dan Muhammad (bagi mereka sebaik-baik selawat dan salam). Nabi Ibrahim A.S menurut apa yang terdapat pada studi arkeologidilahirkan di Uur di wilayah Iraq. Hidup di sana untuk waktu yang lama di mana ia menghancurkan patung-patung dan mengajak kaumnya kepada tauhid. Ia menghadapi Raja Namrud dengan bukti-bukti. Mereka berupaya untuk membakarnya sebagai siksaan baginya atau apa yang dikerjakan Ibrahim yang menghancurkan patung. Maka api yang dipergunakan untuk membakarnya dijadikan Allah dingin dan cara buat keselamatannya. Nabi Ibrahim berhijrah di jalan Allah bersama dengan kemenakannya Luth dan berkata : Artinya : Dan Ibrahim berkata : Sesungguhnya aku pergia menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. (Al Saffat : 99)

Kelihatannya bahwa Ibrahim pada awalnya berhijrah dan orang yang bersamanya ke wilayah Hurran (Al Raha) daerah yang berlokasi di wilayah selatan Turki dan utara Syria dewasa ini. Dari sana ia berhijrah ke tanah Kanaan Palestina, Allah berfirman : Artinya : Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalain manusia. (Al Anbiyaa : 71) Menurut estimasi para ahli sejarah bahwa sesungguhnya kedatangannya di Palestina kira-kira pada tahun 1900 S.M. Sejarah ini menurut sejarah kuno Irak merupakan zaman Uur ketiga di mana Iraq diperintah oleh Samaritan. Ini juga merupakan permulaan zaman Babilonia kuno di mana unsur-unsur Semit yang datang dari jazirah Arab Ammonites mendominasi di sana. Nabi Ibrahim A.S mendiami Shecehm dekat Nablus. Dari sana ia berpindah ke arah Ramallah dan Qud melewat Al Khalil kemudian dengan Beer Sheba di mana ia tinggal di sekitar sana untuk beberapa waktu. Kemudian pergi ke Mesir yang mungkin bertepatan dengan zaman keluarga ke sebelas atau dua belas dari Firaun Mesir. Ia kembali dari Mesir ditemani oleh Hajar yang merupakan hadiah dari pemimpin di sana untuknya. Disebutkan di dalam riwayat bahwa ia merupakan anak Firaun atau salah satu princess di sana. Kemudian ia kembali ke Palestina dan melalui bagian sebelah Ghaza di mana ia bertemu dengan Abu Malek, pangeran Ghaza. Ia berjalan-jalan antara Beer Sheba dan Hebron, lalu naik ke Al Quds. Adapun Luth A.S berpindah ke Selatan Laut Mati di mana ia diutus menjadi Rasul untuk penduduk wilayah tersebut. Sementara Ibrahim tetap tinggal di daerah pegunungan Al Quds dan Hebron. Nabi Ibrahim (alaihissalam) mendapatkan anak yang lahir dari isterinya Hajar. Kemudian setelah tiga belas tahun ia diberi anak lagi yang bernama Ishak dari isterinya Sarah. Kelihatannya Ibrahim diberi anak-anak ketika di dalam usia yang sangat lanjut. Hal itu dapat kita ketahui dari firman Allah dari lisan Sarah : Artinya : Isterinya berkata : Seungguhn mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. (Hud : 72) Kelihatannnya nabi Ibrahim A.S datang dan pergi ke Hijaz lebih dari sekali. Maka ia mendatangkan Ismail dan ibunya Hajar ke kota Mekkah dan kisah upaya (sai) Hajar antara bukit Shofa dan Marwah dan memancarnya air zam-zam yang terkenal itu. Sesungguhnya Ibrahim kembali dan dengan ditemani oleh Ismail ia membangun Kabah sebagaimana firman Allah : Artinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa) : Ya tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah : 127) Namun pusat kediaman Ibrahim tetap di Palestina dan di sana beliau meninggal dunia dan dimakamkan di gua Al Makfeelah di dekat kota Hebron, kota yang dinamakan dengan namanya. Disebutkan bahwa beliau meninggal dalam usia 175 tahun. Nabi Ibrahim A.S pernah mengalami pemerintah penguasa Jerussalam Malaki Shadeq yang kelihatannya merupakan pengikut ajaran tauhid dan sahabatnya. Pada waktu itu orang-orang yang beriman kepada Allah sangatlah sedikit dan jarang sekali. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa nabi Ibrahim berkata kepada isterinya Sarah ketika mendatangi salah satu orang yang terkuat ketika itu : Tidak ada orang yang beriman di muka bumi ini kecuali aku dan kamu. Ini jelas terjadi ketika mereka berangkan ke Mesir yang dapat disimpulkan dari ayat di bawah ini : Artinya : Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. (An Nahl : 120) Yang penting sesungguhnya bapak para nabi Ibrahim al Khalil adalah seorang rasul yang tergolong dalam kelompok ulul azmi (yang memiliki kemauan tinggi). Ia punya peranan dakwah dalam menyebarkan risalah ketauhidan di Palestina di mana ia mendirikan masjid-masjid dan membangun mihrab-mihrab untuk menyembah Allah di seetiap tempat ia pergi. Yang jelas bahwa ia tidak punya masalah atau halangan dari penduduk Palestina dan ia juga tidak dipaksa untuk meninggalkan wilayah tersebut karena agama dan dakwahnya. Namun ia tetap tinggal di sana berpindah dengan bebas sehingga Allah memanggilnya. Adapun nabi Luth A.S, ia tinggal di selatan laut mati di mana beliau diutus kepada desa sodom dan mereka yang melakukan kekejian dengan jenis laki sodomi. Ia telah berupaya keras untuk melarang, namun mereka menentang dan sombong. Maka akhirnya Allah balas mereka dengan membalikkan desa mereka dan menghujamkannya ke bawah dan mereka dihujani dengan batu dari tanah liat dari neraka yang sangat panas : Artinya : Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya : Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelumnya? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan : Usirlah mereka (luth dan pengikut6

pengikutnya) dari kotamu ini : Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutinya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu. (An Araf : 80-84) Firman Allah : Artinya : Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kamu Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. (Hud : 82-83) Al Quran menegaskan bahwa Ibrahim A.S mengalami kehidupan Luth dan kehancuran kaumnya. Para malaikat datang kepadanya dan memberinya berita gembira dengan Ishak dan menginformasikan kepadanya bahwa mereka dikirim untuk menghancurkan kaum Luth. Lalu ia berkata : Artinya : Berkata Ibrahim : Sesungguhnya di kota itu ada Luth. Para malaikat berkata : Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya. Dai adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). (Al Ankabut : 32) Dan beginilah Allah memberikan pertolongan kepada hamba-Nya, Luth dan mensucikan tanahnya yang berkah : Artinya : Kota yang mengerjakan perbuatan keji. (Al Anbiyaa : 74) Dan nabi Ibrahim A.S mendapat berita gembira dengan Ishak agar orang setelahnya dapat membawa bendera tauhid dan menyebarkannya di atas tanah ini dan supaya penyebaran cahaya Ilahi terus berlanjut di sana. Ishak hidup di bumi Palestina dan mendapat anak yang diberi nama Yakub A.S Israel yang menurut anggapan Yahudi merupakan bapak mereka. Ishak dan Yakub merupakan menara-menara menuju hidaya setelah nabi Ibrahim A.S. Lihat penjelasan Al Quran dalam keterangan singkat dan peringatannya : Artinya : Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishak dan Yaqub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami-lah mereka selalu menyembah. (Al Anbiyaa : 72-73) Nabi Yakub dilahirkan pada abad ke 18 S.M (kira-kira 1750 S.M) di palestina namun ia berimigrasi yang kelihatannya ke wilayah Hurran Ar Rahaa. Ia kawin di sana dan mendapat 11 anak yang di antaranya adalah Yusuf, tapi anaknya yang ke 12, Benyamin dilahirkan di tanah Kanaan Palestina. Nabi Yakub dan anak-anaknya kembali ke Palestina dan bermukin di Saar dekat Hebron (Al Kholil). Kisahnya dan kisah anaknya Yusuf yang terkenal terdapat di dalam Al Quran secara terperinci. Kisah yang menceritakan konspirasi saudara-saudara Yusuf atas dirinya dan menjatuhkannya ke dalam sumur. Lalu ia ditemukan oleh kafilah dan menjualnya di Mesir. Di sana ia tumbuh menjadi dewasa dan berdoa kepada Allah. Ia tegar menghadapi fitnah wanita dan bersabar di dalam penjara sehingga Allah memuliakannya untuk diletakkan di dalam golongan orang-orang petinggi Mesir setelah keberhasilannya mentakwil (interpretasikan) mimpi dan ketidakberdosaannya. Kemudian sesungguhnya Yusuf mengundang bapak dan saudara-saudaranya untuk datang ke Mesir di mana Allah kembalikan penglihatan Yakub setelah menderita kebutaan pada kedua matanya karena berpisah dengan Yusuf. Sebagaimana ia juga memaafkan kesalahan saudara-saudaranya. Sebagian riwayat mengatakan bahwa Yakub hidup di Mesir selamat 17 tahun namun ia dikubur dekat kakek Ibrahim dan bapaknya Ishak di Hebron. Nampaknya periode kehidupan Yakub dan anak-anaknya di Mesir adalah zaman berkuasanya Hoksys di sana (1774 S.M-1567 S.M); kekuasaan mereka merupakan dua keluarga dari 15 dan 16 keluarga yang berkuasa di Mesir dan mereka bukanlah orang pribumi. Kendati demikian kelihatannya bahwa Yusuf dan saudara-saudaranya , anak-anak Yakub (Israel) menikmati kebebasan bekerja dan ibadah di Mesir dan mereka berperan dalam dakwah kepada tauhid. Namun hal ini tidak dapat berlanjut dan berubah pada generasi berikutnya. Bani Israel terperangkap dalam siksaan Firaun hingga akhirnya Allah SWT mengutus Musa A.S kepadanya untuk menyelamatkan kaum ini ke tanah Palestina. Bani Israel setelah Musa A.S : Bani Israel pada waktu itu adalah pengikut kebenaran dan pembawa bendera tauhid dan Firaun Mesir merupakan orang yang sombong dan congkak yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan. Ia melakukan kerusakan dan menyinksa Bani Israel dengan menyembelih anak-anak mereka dan tetap membiarkan anak-anak wanita : 7

Artinya : Sesungguhnya Faiaun telah berbuat sewenang-wenagn di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orangorang yang berbuat kerusakan. (Al Qasas : 4) Nabi Musa dilahirkan dalam iklim seperti ini dan dididik dalam rumah Firaun dengan planning Allah (tadbiir rabbani) yang sangat sempurna. Dan kisah Musa, perkembangan masa kecilnya, dakwah beliau kepada Firaun dan keluarnya ia bersama Bani Israel serta kehancuran Firan merupakan kisah yang sudah sangat dikenal orang. Sudah merupakan takdir Allah SWT untuk memberikan tanah Palestina di waktu itu kepada kelompok yang beriman kepada-Nya : Artinya : Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Firaun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka khawartikan dari mereka itu. (Al Qasas : 5-6) Nabi Musa telah diutus kepada Firaun dengan perintah ini dengan dibantu oleh saudaranya Harun yang juga diutus sebagai seorang rasul : Artinya : Dan Musa berkata : Hai Firaun, sesungghnya aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, meka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku. (Al Araf : 104-105) Namun Firaun enggan dan bersikap sombong serta tidak mempercayai ayat-ayat dan mukjizat yang dibawa Musa. Para tukang sihir yang dikumpulkan oleh Firaun percaya kepada dakwah yang dibawa oleh Musa dan ingkar kepada Firaun. Namun kelihatannya mereka yang telah memperlihatkan keimanan mereka dan bergabung dengan Bani Israel terbatas dari pemuda-pemuda dari Bani Israel. Iman mereka bercampur dengan rasa takut yang mendalam kepada Firaun dan menghantui mereka yang mungkin akan menyiksa. Artinya : Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, malinkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Firaun dan pemuka-pemuka akumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Firaun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas. (Yunus : 83) Kemudian Musa A.S memimpin orang-orang yang beriman di antara kaumnya menuju arah timur, maka mereka dikejar oleh Firaun dan bala tentaranya. Dan terjadilah kisah pembelahan laut dan akhirnya Allah selamatkan Bani Israel dan Firaun serta tentaranya dibinasakan di tengah laut. Artinya : Lalu Kami wahyukan kepada Musa : Pukullah lautan itu dengan tongkatmu. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah sepertia gunung yang besar. Dan di sanalah kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. (Asy Syuara : 63-66) Di sini kita berusaha untuk mencermati beberapa pendapat dan riwayat-riwayat yang bersifat sejarah yang muncul. Bahwa jumlah mereka yang keluar bersama Musa dari Mesir itu berkisar antara 6 ribu saja atau 15 ribu pada sebagai riwayat lainnya. Dari perspektif sejarah, peristiwa ini kelihatannya terjadi pada abad ketiga belas sebelum Masehi. Secara definitif bahwa hengkangnya bani Israel dari Mesir diperkirakan pada sepertiga terakhir dari abad itu. Periode di mana waktu itu Mesir dibawah kekuasaan Ramses Dua yang dikenal pada abad ini dengan sebut Ramses Kedua. Dengan kekuatan Allah SWT, jasad Firaun ini dapat disaksikan di salah satu museum Mesir. Dan ini yang mengingatkan kita akan firman Allah SWT : Artinya : Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tandatanda kekuasaan Kami. (Yunus : 92) Dan setelah Allah menyelamatkan Bani Israel, maka datanglah masa di mana Musa dan Harun harus menderita hidup bersama dengan mereka. Muncullah karakteristik-karakteristik mereka yang kurang baik yang timbul dari lemahnya iman, bodoh dan rasa takut. Setelah mampu menyeberangi laut, mereka langsung mendatangi masyarakat yang secara keseluruhan menyembah patung, mereka berkata : Artinya : Bani Israil berkata : Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala). (Al Araf : 138) Kemudian ketika Musa pergi ke suatu tempat untuk bertemu Allah, kaumnya berubah menyembah anak sapi (al ijl) kendati Harun tetap berada di sisi mereka.!!! Artinya : Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Tur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh bersuara. (Al Araf : 148) Artinya : Maka mereka berkata : Inilah Tuahmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa. (Thaha : 88)

Mereka hampir saja membunuh Harun ketika melarang kekafiran mereka ini dan ini yang dikatakannya kepada saudaranya Musa : Artinya : sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, (Al Araf : 150) Dan banyak lagi sikap-sikap lain. Kemudian Musa memimpin Bani Israel ke arah tanah suci dan berkata kepada mereka : Artinya : Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (Al Maidah : 21) Namun mereka tetap saja bersikeras untuk memilih kemurtadan dan berpaling!!! Artinya : Mereka berkata : Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar daripadanya. Jika mereka ke luar daripadanya, pasti kami akan memasukinya.(Al Maidah : 22) Nasehat sudah tidak bermanfaat, mereka tetap saja ingkar : Artinya : Mereka berkata : Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka da di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.(Al Maidah : 24) Sayed Qutub (Allah yarhamuhu) mengomentari sikap Bani israel ini dan berkata : " ... !"....." ... "... Artinya : Sesungguhnya tabiat ril orang Yahudi benar-benar termanifestasi di sini tanpa indikasi bahkan sedikit upaya untuk menyembunyikannya. Mereka merasakan bahwa bahaya memang dekat dan sekali mereka berkonfrontasi, maka tidak ada yang akan memproteksi mereka. Bahkan janji Allah kepada mereka bahwa mereka akan menjadi pemilik tanah dan Allah telah suratkan mereka untuk itu. Mereka inginkan itu tanpa biaya, tanpa usaha dan kemenangan yang mudah diberikan kepada mereka seperti Manna (hadiah yang mewah) dan salwaa (sejenis burung)Dan begitulah para orang-orang penakut yang sudah tidak punya rasa malu, dan mereka takut dari marabahaya yang ada di depan mereka. Dan inilah kondisi ketidakberdayaan orang yang lemah yang tidak dibebani oleh insolensi lidah kecuali dengan kesombongan. Mereka berkata dalam firman Allah:dan berperanglah kamu berdua,(Al Maidah : 24) Allah tidak akan diakui menjadi Tuhan mereka kalau memang ketuhanannya akan menyuruh mereka untuk berperang! Dan menyudahi perkataan mereka dengan : Sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja. (Al Maidah : 24) Mereka tidak menghendaki kedaulatan, kebanggaan atau tanah yang dijanjikan karena hal tersebut menuntut mereka untuk harus memerangi orang-orang yang terlalu perkasa! Dan itulah perjalanan terakhir Musa A.S, akhir dan batas upaya keras yang luar biasa untuk mengarungi perjalanan yang jauh dan humiliasi yang berlanjut, malapetaka dan penyelewengan yang dilakukan oleh Bani Israel. Musa sangat menderita, ini yang mendorongnya untuk kembali kepada Tuhannya : Artinya : Berkata Musa : Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu. (Al Maidah : 25) Dan Allah kabulkan permintaan nabi-Nya : Artinya : Allah berfirman : (Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun. (Selama itu) mereka akan berputar-putara kebingungan di bumi (padang Tih) itu. Maka janglah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu. (Al Maidah : 26) Kemudian Allah mendekritkan bahwa mereka harus ditinggalkan untuk berkelana dalam kebingungan di tengah keganasan setelah mereka hampir berada di depan pintu-pintu tanah suci. Dan kelihatannya Allah telah mengharamkan generasi Bani Israel ini tidak diperbolehkan untuk melihat tanah sudi ini hingga generasi berikutnya dengan kekuatan yang tumbuh pada mereka dari kerasnya kehidupan padang pasir. Maka generasi ini telah dirusak oleh kehinaan, perbudakan dan persekusi saat hidup di Mesir yang tidak cocok untuk sebuah kehidupan yang mulia ini. Musa A.S meninggal dunia sebelum dapat memasuki tanah yang suci dan di dalam hadist Rasulullah SAW yang muttafaq alaihi yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah bahwa Rasulullah bersabda bahwa sesungguhnya nabi Musa ketika hendak menghembuskan nafas terakhirnya berkata : "" Ya Allah dekatkanlah aku kepada tanah suci hingga berjarak lemparan batu. Dan Rasulullah bersabda : 9

"" Demi Allah! Kalau saja saya dekatnya saya akan memperlihatkan kepadamu tempat makamnya di samping jalan dekat bukit yang berwarna merah. Bani Israel memasuki Tanah Palestina : Setelah generasi baru tumbuh dan bertahun-tahun perkelanaan dalam keganasan gurun pasir berakhir, bani Israel dipimpin oleh nabi mereka yaitu Joshua bin Noon, A.S. Yahudi memanggil mereka dengan Yashou. Dia menggantikan Musa untuk memimpin mereka yang menyeberangi sungai Jordan bersamasama pada tahun 1190 S.M. Lalu mereka dapat menaklukkan musuh-musuh mereka dan menduduki kota Jericho. Kemudian ia mengomando mereka untuk menginvasi Aai, dekat Ramallah dan berusaha untuk menaklukkan Jerussalam namun usaha ini gagal karena jumlah Yahudi yang terlalu sedikit. Sehinggal hal ini tidak memungkinkan mereka untuk menyebar, menduduki dan mengontrol seluruh wilayah. Sesuatu yang kita ketahui tentang Joshua datang dari hadits Rasulullah SAW (selawat dan salam kepada beliau) yang mengatakan bahwa di saat Joshua berhadapan dengan musuhnya di medan pertempuran, peristiwa itu berlangsung hingga terbenamnya matahari. Ia berdoa kepada Allah agar supaya matahari tidak terbenam terlebih dahulu hingga peperangan itu usai dengan kemenangannya. Maka Allah kabulkan doanya dengan menunda matahari terbenam hingga Joshua memenangkan peperangan. Kepemimpinan Yahudi setelah Joshua dipegang oleh para pemimpin yang dikenal dengan para hakim (judges). Periode mereka ini dikenal dengan zaman para hakim (the time of the judges) yang berlangsung lebih kurang 150 tahun. Kendati mereka berusaha keras untuk mereformasi kaum ini namun masa ini terus mengabadikan chaos, pemberontakan, malapetaka, perselisihan dan dekadensi moral serta agama secara umum pada generasi Bani Israel yang berlangsung lebih kurang 150 tahun. Ketika itu mereka berdiam di wilayah datang tinggi di sekitar kota Jerussalem (Al Quds) dan wilayah datar bagian selatan Palestina. Di saat Bani Israel menyadari kondisi mereka yang kian memburuk, para pemimpin di antara mereka meminta kepada salah satu nabi (yang dipanggil Samuel) untuk menunjuk raja bagi mereka yang mungkin dapat memimpin untuk berperang di jalan Allah. Namun, nabi mereka, yang telah mengenal watak mereka : Artinya : (nabi mereka menjawab) : Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang. Mereka (menjawab) : Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?. Maka ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa orang saja di antara mereka. (Al Baqarah : 246) Nabi mereka mengatakan bahwa Tuhan telah menunjuk bagi mereka Talut sebagai raja. Tapi mereka menentang karena mereka : Padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya. (Al Baqarah : 247) Bahwasanya dia : Sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang banyak?. (Al Baqarah : 246) Nabi mereka berkata bahwa Tuhan telah memilihnya di atas kapasitas mereka dan diberi pengetahuan yang luas dan punya kekuatan fisik yang prima. Talut, seorang pemimpin yang beriman kini memegang puncuk kepimpinan bani Israel yang berlangsung pada tahun 1025 S.M. Narasi-narasi Israel (Israiliyyaaat) menamakannya dengan Shauel. Allah menguji pengikut-pengikutnya; mereka diperintahkan untuk tidak meminum air dari aliran tertentu. Namun mereka gagal mematuhinya walau hanya dengan ujian yang sederhana itu : Kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. (Al Baqarah : 249) Jumlah sedikit yang lulus di dalam ujian pertama itu tidak dapat melalui tes berikutnya dengan baik ketika mereka menyaksikan Jalut dan pasukannya. Lalu mereka berkata : Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya. (Al Baqarah : 249) Hanya sedikit sekali kelompok yang masih beriman dan berperang dengan gigih sampai akhirnya Allah berikan mereka kemenangan, di manan nabi Daud A.S yang masih muda-- dapat membunuh Jalut dalam peperangan ini dengan ketapel batu (senjata perang kuno). Sejarah Talut tidak begitu jelas. Namun, narasi Israeliyaat menyebutkan bahwa sekitar tahun 1004 S.M, pasukan palestina mengalah Talut Shauel di peperangan Galobou. Mereka dapat membunuh tiga bani ini, yang memaksanya untuk melakukan aksi bunuh diri, memotong kepalanya dan memaku badanya sebagaimana itu juga dilakukan oleh anak-anaknya pada dinding kota Bashan. Bab baru dalam sejarah Bani Israel telah terbuka di bawah pemerintahan Daud A.S. Ia menggantikan Talut pada tahun 1004 S.M. Ajaran tauhid tersebat di seluruh wilayah tanah suci. Nabi Daud dianggap sebagai pendiri yang ril bagi kerajaan Bani Israel di palestina. Yahudi pada periode sebelum ini hanya dapat 10

menguasai sebagian kecil wilayah Palestina dan terbatas sekali. Zaman yang disebut dengan zaman para hakim hanya berlalu dengan semaraknya peperangan sporadik antara kabilah-kabilah kecil. Setiap kabilah hampir tidak pernah dapat mempertahankan wilayah tanah yang telah diduduki. Nabi Daud A.S dilahirkan di Bethlehem. Kekuasaannya berlangsung 40 tahun dari kira-kira tahun 1400 S.M sapai 963 S.M. Pada awal mulainya, ibukota pemerintahannya adalah Hebron (Al Khalil), ia berdiam di sana selama 7 tahun. Jadi sekitar tahun 995 S.M ia menduduki Jerussalam dan memindahkan ibukotanya di sana. Ia mengerahkan seluruh balatentaranya untuk memerangi orang-orang yang tidak beriman in tanah suci ini hingga ia mampu untuk menaklukkan mereka pada tahun 990 S.M. Ia mampu untuk memaksa Damascus untuk membayar pajak tanah (land-taxes) dan menaklukkan Muabis, Edomis dan bangsa Ammonites. Pada periode itu, para pengikut ajatan tauhid untuk pertama kali dalam sejarah kala itu untuk mendominasi sebagian besar wilayah Palestina. Tapi, yang paling mungkin, bahwa tapal batas kerajaan Daud tidak terhubungkan dengan laut kecuali pada tempat dekat Yoya (Jaffa). Tapal batas kerajaan Israel pada puncak keemasannya berjarak dengan panjangnya 120 mil dan lebarnya 60 mil. Arealnya tidak lebih dari 1.200 mil persegi (square miles)---20 ribu km2 yang kira-kira 7 ribu km2, kurang dari wilayah Palestina yang ada sekarang. Bangsa Yahudi mengontrol wilayah dataran tinggi, namun mereka gagal untuk menguasai wilayah-wilayah datar (plains) khususnya sebagian besar daerah pesisir Palestina yang merupakan bagian yang belum pernah dikuasai oleh kerajaan mereka sepanjang riwayatnya sama sekali. Kalau memang Yahudi kontemporer berbangga dengan Daud A.S dan mengasumsikan diri mereka sebagai penggerek benderanya dan mewarisi kebesarannya. Tetapi sesungguhnya umat Islam menganggap diri mereka lebih berhak dengan Daud A.S dibanding dengan Bani Israel. Karena mereka mengimaninya sebagai nabi dari nabi-nabi Allah, mencintai dan menghormatinya. Mereka bangga dengannya karena ia telah berhasil mendirikan negara iman yang berdiri di atas fondasi tauhid di Palestina. Dan mereka adalah orang-orang yang kini berjalan di atas jalannya dengan membawa bendera tauhidnya setelah mengundurkan diri, menjadi kafir, menyekutukan Allah SWT dan mengingkari janji-janji mereka dengan Allah. Kita ketahui dari Al Quran bahwa Allah SWT telah menganugerahkan kepada nabi Daud A.S suatu hikmah dan diturunkan kepadanya kitab suci Zabur. Ia juga diberikan kerajaan yang kuat. Bahwa gunung-gunung dan burung-burung bersama-samanya memuji dan berzikir kepada Allah ketika ia menyanyikannya dengan khusyu dan suaranya yang menyentuh : (S.XXXVIII :17-20) Artinya : dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan; sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan. (Saad : 17-20) Firman Allah SWT : (S.XXXVIII ; 26) Artinya : Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan jangnlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. (Saad : 26) Allah telah berikan Daud mukjizat yang dapat melembutkan besi bagaikan lilin atau adonan yang dapat dibentuk sesuka hati tanpa harus dipanaskan di api. Walau ia diberikan kerajaan namun ia tetap saja kerja keras dan tidak memakan kecuali dari hasil jerih payahnya sendiri. Ia telah mengembangkan produksi persenjataan baju besi pada zamannya. Ketika baju besi ini telah jadi yang terbuat dari besi yang kuat, namun itu terlalu berat digerakkan oleh prajurit dan manuvernya terganggu. Kemudian Allah membimbing Daud untuk membuatnya dari rantai besi yang diikat satu sama lain. Itu tidak mengganggu manuver prajurit dan juga tidak memberi ruang panah untuk menembus. Sebagaimana firman Allah : Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah). (Al Anbiyaa : 80) Allah berfirman : Artinya : Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman) : Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ualgn bersama Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhynya Aku melihat apa yang kamu kerjakan. (Saba : 10-11) Nabi Sulaiman A.s mewarisi bapaknya Daud dalam bidang ilmu, hikmah dan kenabian. Menurut riwayatriwayat bahwa nabi Sulaiman tergolong dalam salah satu dari 19 anak Daud. Sulaiman dilahirkan di Jerussalem dan pemerintahannya di tanah yang berkah ini berlangsung sekitar 40 tahun (963-923 S.M). Allah telah anugerahkan kepada Sulaiman kerajaan yang tidak pernah ada setelah itu. Allah telah jadikan bangsa jin tunduk berkhidmat kepadanya sebagaimana angin juga tunduk dibawah komandonya. 11

Sulaiman terkenal dengan hikmah, keadilan, kekuatan dan kekuasaannya. Sebagaimana Allah telah ajarkan kepadanya bahasa bangsa burung dan binatang. Tentu apa yang menjadi kelebihan nabi Sulaiman merupakan mukjizat rabbaniyyah yang dianugerahkan kepadanya sebagai bukti atas kenabiannya. Palestina telah dianugerahi dengan pemerintahan imani yang penuh dengan kemukjizatan yang didukung oleh balatentara jin, manusia, burung dan angin. Allah muliakan Sulaiman dengan mukjizat yang bisa mengalirkan tembaga yang dapat mengalir bagaikan mata air yang memercik dari bumi. Kerajaan ini telah menyaksikan dinamika pembangunan, kemajuan yang pesat sebagaimana kekuasaannya membentang sampai ke Sabaa di wilayah Yaman. Kisah Sulaiman terdapat di dalam Al Quran dalam jumlah yang berkali-kali sebagai indikasi atas ilmu, kerajaan dan kenabiaannya. Firman Allah tentang nabi ini sebagai berikut : Artinya : Ia berkata : Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh juapun sesudahku, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Pemberi. Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertangungan jawab. Dan sesungguhnya dia mempunya kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (Saad : 35-40) Allah berfirman : Artinya : Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata : Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan akmi diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). (Al Naml : 16-17) Allah SWT berfirman : (S.XXXIV : 12-13) Artinya : Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyalanyala. Para jin itu berbuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-ku yang berterima kasih. (Saba : 12-13) Allah SWT berfirman : Artinya : Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Anbiyaa : 81) Dari hadits-hadits Rasulullah SAW dapat kita simpulkan bahwa nabi Sulaiman memiliki kekuatan fisik yang prima dan merupakan orang yang sangat menyenangi perang di jalan Allah serta beristeri banyak. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : " : : : " : Sulaiman berkata : pada waktu malam saya mesti keliling (menggilir) sembilan puluh isteri. Dan dalam riwayat : dengan seratus isteri. Masing-masing mereka didatangi oleh penunggang kuda yang berjihad di jalan Allah. Maka berkata kepadanya salah satu malaikat : Katakanlah insya Allah, namun ia tidak menyebutkannya dan lupa, ia berkeliling mendatangi isteri-isterinya. Maka tidak ada isterinya yang hamil kecuali satu saja dan itupun dengan susah payah. Dan demi yang berkuasa atas jiwa Muhammad kalau saja ia katakan : insya Allah niscaya mereka berjihad di jalan Allah dengan menunggang kuda semua. Kematian nabi Sulaiman merupakan tanda dari tanda-tanda Keagungan Allah SWT dan pelajaran bagi manusia dan jin bahwa bangsa jin itu tidaklah mengetahui sesuatu yang ghaib. Karena sesungguhnya nabi Sulaiman berdiri shalat dalam mihrab dalam posisi bersandar pada tongkatnya. Namun ia meninggal dalam keadaan seperti itu dalam waktu yang cukup lama sementara jin bekerja keras tanpa mengetahui kematiannya hingga akhirnya ulat-ulat kecil memakan tongkatnya. Akhirnya ia terjatuh ke tanah. Allah berfirman : Artinya : Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kamatiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan. (Saba : 14)

12

Kerajaan Israel dan Judah : Pemerintahan Daud dan Sulaiman berlangsung lebih kurang 80 tahun yang merupakan zaman keemasan pemerintahan yang berdiri di bawah payung tauhid dan iman atas Palestina sebelum kedatangan Islam. Yahudi setelah Negara Sulaiman A.S : Setelah kematian Sulaiman, kerajaannya terpecah menjadi dua bagian yang berdiri dari dua negara yang terpisah yang kerap saling menyerang dari waktu ke waktu. Masing-masing menderita kerusakan internal, kelemahan militer dan politik serta pengaruh asing. Ketika Sulaiman meninggal dunia, representatif 12 kabilah Bani Israel mengadakan pertemuan di Shechem (dekat Nablus) untuk mengangkat Rehbeam bin Sulaiman sebagai raja. Namun, menurut beberapa riwayat, bahwa para utusan dari 10 kabilah bersepakat untuk tidak mengangkatnya karena ia tidak menjanjikan mereka untuk menurunkan pembayaran pajak. Sebaliknya, mereka memilih Yarbaam yang berasal dari kabilah Ephraim sebagai raja baru dan menyebut kerajaan mereka dengan sebutan Israel. Mereka tetapkan Shechem sebagai ibukota mereka (yang kemudian disebut dengan Tarzah dan Samaria). Pengganti raja ini adalah Akhab yang berkuasa dari tahun 874 S.M sampai 852 S.M. Ia mengizinkan isterinya yang bernama Isabel, anak raja Sidon dan Ture, untuk mengikuti ibadah penyembahan Tuhan orang Phoenis yaitu Baal yang konsekuensinya memancing sebuah revolusi yang dikepalai oleh seorang aparat yang bernama Yaho yang berhasil menggulingkan Akhab dan dapat merestorasi peribadatan kepada Yahweh. Pada periode Yabam kedua dari tahun 785 S.M hinggal 745 S.M, ia merupakan generasi ketiga dari keturunan Yaho, kerajaannya meluas ke arah utara yang harus menggusur orang-orang Aramaian. Tapi situasi ini tidak berlangsung lama karena munculnya raja Assyria Tajilat Blissr ketiga (745 S.M-727 S.M) berhasil untuk mengakhiri ekspansi kerajaan tersebut. Penggantinya adalah Shillmanasar kelima dan setelah itu adalah Sarjon kedua dapat memberikan pelajaran kepada Joshua, yang merupakan raja terakhir dari Bani Israel. Mereka berhasil menghancurkan kerajaannya pada tahun 721 S.M. Kemudian bangsa Arssyrian ini berhasil memindah Bani Israel ke wilayah Haran, Khabour, Kurdistan dan Persia serta menempatkan orang-orang Aramaian sebagai pengganti Bani Israel yang sudah hengkang. Kelihatannya orang-orang Israel yang terusir sudah bercampur baur dengan penduduk jiran di pengungsian secara sempurna sehingga tidak ada jejak kesepuluh kabilah Israel tersebut yang dapat diselusuri. Menurut sumber Israeliyyaat, (yang harus dipertimbangkan secara hati-hati dan teliti karena kita tidak memiliki apa yang mementahkan dan membuktikan kebanyakan dari apa yang dimuat) pada pemerintahan Yarbaaam bin Sulaiman (923-916 S.M) telah tersebar ibadah berhala, kerusakan moralitas bangsa dan semaraknya sodomi. Ketika ia digantikan oleh anaknya yang bernama Abyam, (915-913 S.M) kondisi moralitas bangsa masih rusak. Di waktu Yhoram bin Yahoshfat berkuasa (849-842 S.M) ia telah membunuh enam saudaranya bersama dengan kelompok dari para pemimpin suatu kaum. Adapun Youhaz bin Yatam (735-715 S.M) disebutkan bahwa hatinya sangat terpikat dengan kecintaan pada berhala-berhala. Bahkan ia mengorbankan anak-anaknya di pelataran penyembelihan yang dipersembahkan kepada berhala dan membiarkan dirinya terkekang dan menjadi budaknya hawa nafsu dan kenakalan. Mansi bin Hazqiya, yang memerintah dari tahun 687-642 S.M, telah menggiring masyarakatnya untuk berpaling dari menyembah Tuhan dan mendirikan tempat-tempat ibadah berhala buat mereka. Hal demikian bukanlah sesuatu yang aneh bagi Bani Israel. Maka itu yang menjadi moralitas mereka ketika bersama Musa A.S. dan ini yang turut bersaksi. Sebagaimana Al quran mensinyalir bahwa mereka telah merubah, mengganti dan menyelewengkan firman Allah serta membunuh para nabi. Sebagaimana firman Allah : Artinya : Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak dingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. (Al Maidah : 70) Sejarah berbicara bahwa mereka telah membunuh nabi Haziqual karena ia melarang seorang dari hakim dari perbuatan mungkar. Raja Mansi bin Hazqiya membunuh nabi Ashiya bin Amous. Ia memerintahkan untuk menggantungnya di atas dahan pohon karena nabi tersebut telah menasehati dan memberikannya wejangan. Yahudi juga membunuh nabi Armiya dengan cara melemparinya dengan batu karena ia mengutuk mereka yang telah berbuat kemungkaran. Kerajaan Judah kelihatannya sudah terserang oleh faktor-faktor kelemahan, sebagaimana ia juga terjerumus ke dalam pengaruh asing sejak lama. Ini yang menyebabkannya terus diserang dan mengalami kekalahan berulang kali sehingga membuat para musuh dengan mudah dapat memasuki Jeerussalam. Sheshaq, salah satu Firaun Mesir, memasuki Jerussalem dan mengambil kekuasaan atasnya pada masa akhir abad ke 10 S.M. 13

Bangsa Palestina dan Arab juga menyerang Jerusalem pada periode pemerintahan Yahoram (849 S.M-842 S.M). Mereka dapat masuk dan menduduki istana Yahoram serta menangkap anak-anak dan isteriisterinya. Adapun raja Hazqiya (715-685 S.M) ia harus dengan terpaksa mendeklarasikan penyerahan diri kepada raja Assyrian, Sarjon Kedua, setelah berhasil mengalahkan kerajaan Israel. Mansi bin Hazqiya juga harus membayaar pajak kepada Assyrhadon dan Assyrbanybal, yang merupakan dua raja Assyria. Orangorang Assyaria mengikat raja ini dengan rantai yang terbuat dari tembaga dan mengirimnya ke Babiloni. Kemudai dia kembali ke Jerusalem dan meninggal di sana. Pada masa pemerintahan Yoshyia bin Amon (640 S.M-609 S.M), Nackhaw Mesir hanya berkuasa tiga bulan. Yoshyia menangkapnya dan mengirimkan kembali ke Mesir dan meninggal di sana. Ia digantikan oleh Yahoyaqim bin Yashia (609 S.M-548 S.M). Penguasa ini telah mengeksploitasi raksi dengan berbagai pajak untuk dibayarkan kepada petingginya di Mesir dan kembali menyembah berhala. Pada masa kekuasaan Yahoyaqim, Buchadnezzr Babylonia berhasil mengalahkan Nackhaw Mesir, di selatan Syria pada tahun 605 S.M dan terus merayap hinggal akhirnya dapat memasuki Jerusalem. Di sana ia dapat menaklukkan Yahoyaqim, mempermalukannya dan memaksakan negaranya untuk menyerah di bawah kekuasaannya. Dan ketika Yahoyaqim memberotak melawan Buchadnezzar, pendatang dari Babylonia ini terus memasuki Jerusalem bersama balatentaranya dan berhasil mengikat Yahoyaqim dengan rantai dari tembaga hingga akhirnya meninggal dunia. Ketika Yahoyaqim berkuasa dari tahun 598 S.M-597 S.M, Nebuchadnezzer, atau Buchadnezzar, mengepung Jerusalem. menangkap raja dan keluarganya, pemimpin Yahudi dan sekitar 10 ribu dari populasinya, yang lebih dikenal dengan tahanan pertama. Mereka juga menjarah beberapa harta karun yang berada di candi dan mengirimnya ke Babilon. Maka dari itu, Nebuchanezzar menunjuk Sodkiya bin Yoshyia (597 S.M-586 S.M) yang diambil sumpah setia kepadanya. Namun Sodkiya, saat menjelang harihari akhir rezimnya, memberontak melawan orang-orang Baylonia yang kembali maju terus memasuki Jerusalem dan mengepungnya hinggal 18 bulan sampai akhirnya mereeka menyerahkan diri. Nebuchanezzar membumihanguskan Jerusalem. Ia ratakan tempat-tempat ibadah yang ada, menjarah kekayaan dan harta karun, menangkap sekitar 40 ribu Yahudi dan mengirim mereka ke Babylonia yang dikenal dengan sebutan tahanan Bobylonia kedua. Orang Yahudi yang tersisa akhirnya berimigrasi ke Mesir, termasuk nabi Arimyah. Kerajaan Judah jatuh pada tahun 586 S.M. Kitab Talmud mencatat bahwa kejaatuhan dan kehancuran negara Yahudi tidak mungkin terjadi kecuali dikarenakan oleh dosa-dosa Bani Israel yang telah mencapai puncaknya. Akhirnya dosa-dosa itu terlalu membebani Tuhan yang maha Agung. Ketika mereka menolak untuk mendengarkan nasehat Arimyah dan peringatannya, serta setelah penghancuran canti, nabi Arimyah berceramah di depan Nebuchadnezzar dan Chaldea. Ia berkata : Hendaknya kamu tidak hanya berpikir bahwa hanya dengan kekuatanmu saja kamu dapat mengalahkan orang-orang pilihan Allah ini; tapi sesungguhnya itu karena dosa-dosa mereka yang sangat memalukan ini yang menggiring mereka terjerumus dalam azab. Kitab Taurat mensinyalir bahwa dosa-dosa Bani Israel yang menyebabkan keruntuhan kerajaan mereka dengan lisan salah seorang nabi mereka Shiya sebagai berikut : Woe to the sinful people, the people of heavy sins, the progeny of evil-doers, the depraved children who abandoned God and despised the holy Israel, who had retreated and fallen back . Artinya : Celakalah bagi umat yang bersalah, bangsa yang melakukan dosa besar, keturunan para pelaku kejahatan, bani perusak yang meninggalkan Tuhan dan meremehkan kesucian Israel, adalah orang-orang yang telah mundur ke belakang dan murtad. (Kitab Ashiya bab1) Penguasa Alternatif atas Palestina, Parsi, Yunani dan Romawi : Paska keruntuhan kerajaan Israel di Palestina, bangsa Yahudi hidup dalam periode/masa yang disebut dengan Hegemoni Babylonia yang berkedudukan di Irak. Ini merupakan periode di mana mereka sudah memulai penulisan kitab Tauraat, atau masa yang tidak kurang dari 700 tahun setelah kehadiran Musa A.S. Tulisan ini belum selesai kecuali para akhir abad ke 2 S.M (setelah lebih kurang 400 tahun) Pada saat itu bangsa Yahudi telah menjauhi komitmen mereka kepada agama dan mentaklid negaranegara tempat berdomisili mereka masing-masing dengan menyembah berhala-berhala. Kesempatan untuk kembali ke Palestina muncul kembali setelah keberhasilan kaisar Parsi, Qorash Kedua, menaklukkan negara Chaldania Babylonia pada tahun 539 S.M. Pada masa ini bangsa Yahudi turut andil dalam penaklukan negara ini. Kaisar dapat mengalahkan Media dan telus memperluas pengaruhnya hingga keseluruh wilayah palestina, yang pada gilirannya masuk dalam dominasi Parsi ((539-332 S.M) Dengan kemenangan ini Qorash mengizinkan bangsa Yahudi untuk kembali ke tanah Paletina sebagaimana mereka juga diperbolehkan untuk merekonstruksi sinagog (al haikal) di kota Jerusalem. Namun kesempatan ini tidak dimanfaatkan oleh kebanyakan Yahudi untuk kembali. Hal ini karena 14

kebanyakan orang Parsi sangat mengagumi tanah yang baru mereka taklukan ini, dan hanya sedikit para kaum ekstrimis yang menolak untuk berasimilasi dengan penduduk lain. Sesuatu yang yang dapat melindungi Yahudi dari kebinasaan. Seorang sejarahwan mengatakan bahwa jumlah mereka yang kembali adalah 42 ribu, jumlah yang minoritas bila dibandingkan dengan jumlah mereka yang sebenarnya. Mereka ini yang kembali membangun tempat ibadah, dan bangunan tersebut rampung pada tahun 515 S.M. Di wilayah Jerusalem, Yahudi menikmati semacam otonomi di bawah dominasi Parsi. Namun otonomi ini tidak lebih dari wilayah yang hanya beradius lebih kurang 20 km dari semua arah. Pada tahun 332 S.M, Penguasa Makedonia Alexander dapat menduduki Palestina dalam kampanyenya untuk menduduki Syria Raya, Mesir, Iraq, Iran dan sebagian wilayah India. Alexander tetap melindungi bangsa Yahudi. Sejak masa itu, palestina memasuki era yang disebut dengan Era Helenistik Yunani yang berakhir hinggal tahun 63 S.M. Setelah kematian Alesxander, pecah konflik di antara para pemimpin-pemimpin yang menyebabkan pembagian kerajaan. Palestina dan sisa Syria yang berdelta, dari selatan Lattakia, Lebanon dan sebagian Syria seperti Damascus, Mesir dan Borqa (Libya) dan sebagian dari pulau-pulau di laut Aegean jatuh ke tangan penguasa Ptolemy. Kekuasaan dan kekuasaan orang setelah dia disebut dengan era Ptolemaik. Kekuasaan ini berlangsung di Palestina dari tahun 302 S.M hinggal 198 S.M. Ptlolemaik merasa simpati kepada bangsa Yahudi, di mana seluruh urusan mereka diambil oleh para Pendeta Besar. Kemudian datang setelah itu orang-orang Seleucids di mana bagian kekuasaan mereka setelah kematian Alexander meliputi wilayah Syiria Utara, Asia Minor, Rafidain (wilayah Tigris dan Eufrat) serta dataran tinggi Iran. Mereka dapat mendominasi Palestina setelah berhasil menang dalam pertempuran Banion di mana raja Seleucid yaitu Antiokhis Ketiga dapat meraih kemenangan yang gemilang atas orang-orang Ptolemaik. Dominasi orang-orang Seleucid atas Palestina ini berakhir hingga tahun 63 S.M. Orang-orang Seleusid berusaha untuk dapat mempengaruhi kehidupan orang Yahudi dengan Helenisme Yunani. Maka, Antiokhis Keempat mencoba untuk menjauhkan Yahudi dari ajaran agama mereka. Pada tahun 167 S.M, ia mengirim salah seorang pemimpin kepada Yahudi dan menugasinya untuk melenyapkan ajaran ritual dan menggantikan Tuhan mereka Yahya, dengan Tuhan Olimpik yaitu Zeus. Ia menunjuk salah seorang pendeta Yunani yang menyembah berhala di Jeusalem. Pendeta ini mengharamkan pelaksanaan khitan, kepemilikan buku suci dan menghalalkan bagi mereka untuk mengkonsumsi daging babi. Merespon perintah-perintah ini, orang-orang Yahudi terpecah dalam dua golongan : sebagian, berpaling dari ajaran mereka karena puas atau terpaksa, mereka disebut dengan Hellenistik atau Yunanis. Mereka bermukim di Jerusalem dan di daerah-daerah Yunani. Kelompok kedua, adalah orang-orang yang menentang hal ini yang harus hengkang dari Jerusalem. Namun jumlah mereka hanya sedikit. Kelompok ini disebut dengan kelompok orang-orang suci (the party of the saints). Secara umum, orang-orang Yunani telah mempengaruhi kehidupan Yahudi. Bahasa Aramaik menggantikan bahasa Ibrani. Dan bahasa Yunani menjadi bahasa yang dipergunakan di sekolah-sekolah. Dari orang-orang Yahudi muncul kelompok yang mendukung Yunani dan berupaya keras untuk dapat mencapai kekuasaan di bawah kepmimpinan pendeta besar yang bernama Jayson. Yahudi yang meniggalkan Jerusalam, kelompok orang-orang suci, telah mempercayakan kepemimpinan mereka kepada Mattathyas (Mattayeeh), ketua keluarga Ashmonia, yang meninggal dunia dalam waktu yang tidak terlalu lama. Maka ia disuksesikan oleh anaknya yang bernama Judah, yang juda dipanggil Maccabee, yang bermakna palu. Ia memberontak terhadap orang-orang Sleucid dan mengalahkan mereka lebih dari sekali (166 S.M- 165 S.M).Orang Yahudi banyak bergabung dengannya. Ini yang membuat Antiokhis Keempat harus memberhentikan opresi yang ia lakukan terhadap Yahudi. Orang-orang Maccabees kembali ke Jerusalem pada tanggal 25 Januari 164 S.M. Yahudi terus merayakan kemenangan ini hinggal sekarang yang disebut dengan Pesta Cahaya (Hanukah). Setelah itu otonomi dapat direalisir di Jerusalem, namun hal ini meluas atau menyempit dan bertambah kemerdekaannya atau melemah sesuai dengan perkembangan konflik kekuatan besar yang berlangsung di Palestina (antara Romawi-Ptolemaik-Seleusid). Rezim kekuasaan menjelma menjadi warisan bagi keturunan Judah, Maccabee. Orang-orang Maccabee berkuasa sebagai Pendeta Kepala dan mereka sebut mereka seperti raja-raja, namun mereka tetap merupakan subordinat dan tetap membayar pajak tanah kepada orang-orang Seleucid. Pada tahun 143 S.M, Kaisar Dimetirus Kedua telah membebaskan orang-orang Yahudi dari kewajiban untuk membayar berbagai pajak dan menjuluki penguasa dengan Simon. Di kalangan Yahudi sepakat untuk mengkonsiderasinya sebagai seorang raja. Maka dari itu, rezim kerajaan telah berdiri dan orang-orang Seleucid mengakuinya dan memberikan Simon hak untuk menggunakan uang koin secara legal. Pada era raja Yahudi Alexander Janous (103 S.M 67 S.M), rezimnya terus meluas hingga mencakup wilayah Trans-Jorda, yang disebut oleh orang Yahudi dengan sebutan Iberia dan pesisir. Perbatasan kerajaannya hampir berhubungan dengan perbatasan kerajaan Sulaiman. Setelah kematiannya, kekuasaan jatuh ke tangan isterinya, Salom Alexandra, yang berkuasa hingga tahun 67 S.M. Kemudian, kedua anaknya berperang satu sama lain untuk memperebutkan kekuasaan, dan bangsa Arab Nabatean 15

ikut campur dengan memberikan bantuan kepada Hercules Kedua melawan adiknya yang bernama Aristopolous. Pada tahun 63 S.M, pemimpin Romawi yang berkenal yaitu Pompeii, dapat menghancurkan negara kecil Yahudi dan menunjuk Heirkanous Kedua sebagai kepada para pendeta. Ia berhasil membumihanguskan dinding-dinding yang berada di kota Jerusalem, memindahkan sebagian yang lainnya dari tangan orang-orang Yahudi dan membiarkan dinasti Maccabee untuk dapat survive di bawah dominasi orang-orang Romawi. Pada periode 47 S.M-40 S.M, koloni ini jatuh ke tangan penguasa Edam yang bernama Ante Peter. Pada tahun 40 S.M, orang-orang Parsi menyerang Palestina dan menunjuk Ante Johanous yang merupakan saudara dari Hercanous Kedua, sebagai penguasa dan kepala para pendeta. Rezim Ante Johanous berlangsung hingga tiga tahun. Ia merupakan orang terakhir dari dinasti Maccabee. Pada tahun 37 S.M, orang-orang Roman dapat menaklukan Parsi dan merestorasi kekuasaannya yang hilang atas Palestina dan menunjuk Herod, anak Ante Peter, sebagai penguasa. Herod berubah menjadi penganut Judah dan mencoba untuk berkonsiliasi dengan orang-orang Yahudi namun ia akhirnya sangat jengkel dengan mereka. Ia secara umum adalah orang yang tiran yang punya loyalitas tinggi kepada Romawi. Ia merenovasi candi dan melipatgandakan luas arealnya, meninggikan bangunan langit-langitnya dan memperindahnya menjadi sebuah bangunan yang punya arsitektur dan perfeksi yang tinggi sekali. Rezim Herod berlanggung hingga tahun 4 S.M, yang di mana dua nabi hidup pada masa ini yaitu nabi Zakariya A.S dan anaknya Yahya A.S. Isterinya binti Imran A.S juga hidup para periode ini. Pada akhir hayatnya, nabi Isa A.S dilahirkan. Zakariya adalah seorang tukang kayu. Ia adalah orang yang menanggung kehidupan Maryam binti Imran, dan diberikan anak setelah usianya lanjut dan Maryam adalah seorang yang mandulyang diberi nama Yahya. Masing-masing Zakaria dan Yahya punya andil yang besar dalam mendakwahi Bani Israel agar kembali kepada hidayah dan kebenaran. Telah datang berita gembira kepada Yahya bahwa ia akan menjadi: yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh. (Ali Imran : 39) Untuk memimpin masyarakatnya dan menggungguli mereka serta mengekak dirinya dari hawa nafsu sebagai wujud dari menjaga kehormatan (iffatan), bentuk zuhud dan menjadi seorang nabi. Ketika Yahya dilahirkan dan umur telah baligh untuk diperintah oleh Allah dengan firman-Nya : Artinya : Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. (Maryam : 12) Artinya ambil apa yang ada di dalam kitab Allah dengan sungguh-sungguh dan semangat. Dan Dia akan berikan kepadanya hikmah dan kekuatan akal dari semenjak masa kecilnya. Sebagaimana firman Allah : Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, (Maryam : 12) Yahya menjalankan tugas dakwahnya dan beramar maruf nahi munkar. Ia dikenal dalam literatur masehi dengan sebutan John Baptis. Baptis dinisbatkan kepada apa yang disebut bahwa ia membaptis manusia (memandikan mereka dengan air) untuk mensucikan mereka dari kesalahan-kesalahan. Yahya diberitahu akan kedatangan nabi Isa A.S. Nabi Yahya harus mengorbankan hidupnya untuk mempertahankan sikap solidnya melawan kehendak Herod untuk kawin dengan kemenakan Yahya dari anak adik lakinya (ada yang mengatakan bahwa ia adalah anak dari adik perempuannya). Ia adalah seorang perempuan cantik yang bernama Herodya. Herodya dan ibunya menjadi sangat benci kepada Yahya karena menghalangi pernikahan Herodya dengan Herod. Dan akhirnya ia berzina dengan Herod serta berdansa didepannya sehingga ia dapat menguasai seluruh perasaan sang raja ini. Maka Herod meminta kepadanya untuk dapat berangan-angan hingga akhirnya angan-angan itu berbuah pada keinginan akan memiliki kepala Yahya!! Hal itu dikabulkan Herod dan dibunuhlah Yahya. Kemudian kepalanya dihadiahkan kepada pelacur ini!! Sebagaimana firman Allah : Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali. (Maryam : 15) Ketiranan Herod tidak cukup berhenti sampai di sini, namun ia juga membunuh Zakaria A.S dengan menggergajinya!! Karena ia membela anaknya Yahya dan juga menentang perkawinan karena halangan keturunan. Adapun Maryamkepala wanita-wanita seduniadilahirkan sebelum Yahya A.S. Ibunya telah menazarkannya di saat ia masih di dalam kandungan di dalam jalan Allah : (S.III.37) Artinya : Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. (Ali Imran : 37) Allah tunjuk Maryam : (S.III.42) 16

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata : Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (Ali Imran : 42) Allah SWT telah takdirkan agar mukjizat besar ini dapat berlangsung yaitu dengan melahirkannya Maryam seorang anak yang bernama Isa tanpa bapak. Dan hal ini terlangsung dengan kalimat dari Allah kun! (jadilah) Mari kita berhenti sejenak untuk membaca teks Al Quran ini yang penuh dengan kemukjizatan sekitar kisah nabi Isa A.S dan misinya : (S.III : 45-49) Artinya : (Ingatlah) ketika Malaikat berkata : Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan dengan kalimat yang datang) daripadaNya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh. Maryam berkata : Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun. Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril) : Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya : Jadilah, lalu jadilah dia. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka) : Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mujizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. (Ali Imran : 45-49) Nabi Isa dilahirkan sekitar tahun 4 S.M di Betlehem. Menurut riwayat bahwa Maryam minggat bersama Isa dengan Yusuf seorang tukang kayu ke Mesir yang takut akan nasib anaknya dari ketiranan Herod dan ketidakadilannya. Kemudian tidak berselang lama ia kembali ke kota Nazareth di mana, Isa menghabikan masa kecilnya dan tumbuh di sana. Setelah itu ia lebih dikenal dengan nama Yesus Krist dan para pengikutnya disebut dengan orang-orang Kristen. Nabi Isa bin Maryam adalah sutu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah bagi manusia. Ia mendeklarasikan dirinya dan berbicara di depan khalayak ramai ketika ia masih bayi di dalam buayan. Ia meyakinkan manusia bahwa ia adalah seorang utusan Allah. Dan ia beri mereka kabar gembira bahwa ia diutus sebagai seorang nabi kepada kaumnya. Dengan firman Allah yang artinya : Berkata Isa : Sesungguhnya aku ini hamba allah, Dai memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dai memberintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; (Maryam : 30-31) Di Palestina, Isa A.S menjalankan tugas sucinya dakwah kepada Allah dan memeras energi yang besar untuk menggiring bangsa Yahudi kepada hidayah ilahi, dan memberi mereka kabar gembira akan kedatangan nabi terakhir bernama Muhammad SAW : Artinya : (yaitu kitab Taurat) yang memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). (As Saff : 6) Kendati mukjizat-mukjizat yang dianugerahkan Allah kepadanya dan apa yang dikandung oleh misi sucinya dari kebenaran dan cahaya namun Bani Israel menolak dan tetap mengingkari serta memposisikannya sebagai musuh. Hanya sedikit sekali yang meyakininya. Menurut narasi historis bahwa nabi Isa pergi ke Jerusalem dan mengunjungi sinagog (tempat ibadah) kirakira pada tahun 30 Masehi di saat berlangsungnya perayaan Easter. Ia menolak keberadaan sistem penukaran uang dan para pedagang di sekitar tempat ibadah. Menurut bab Mateus dalam kitab Injil (21 : 112-13), dan Isa pergi ke candi Tuhan, dan mengeluarkan semua orang yang semula berjualan dan berbelanja di dalam candi. Dan ia membalikkan meja-meja para pedagang uang dan kursi-kursi mereka yang menjual buang dara. Dan berkata kepada mereka, dan ini tertulis, rumah saya harus di sebut sebagai rumah sembahyang; namun kalian semua telah menjadikannya sebagai sarang para maling. Orang Yahudi dan orang-orang terpandang sangat membenci Isa A.S. Menurut bab dalam kitab Matteus (19 : 47), .dan ia mengajar setiap hari di dalam candi ini. Tapi kepala para pendeta dan penulis serta tokoh masyarakat berusaha untuk menghancurkannya. Dewan Agama Yahudi (Synhadrin) segera mengadakan pertemuan dan menentukan untuk menangkap Isa A.S. Mereka memutuskan untuk 17

menghukumnya dengan hukuman maati dengan tuduhan menjelekkan agama (balsphemy) dan dianggap telah murtad. Kemudian mereka menggiringnya untuk menghadap gubernur Romawi pada waktu itu, Pontious Pilate, satu-satunya yang berhak untuk mengeksekusi. Namun Pilate tidak menemukan kesalahan apapun dari Isa yang mengharuskannya untuk mendapat hukuman mati. Dan Yahudi tetap saja bersuara bulat meneriakkan : salib dia! Salib dia! darahnya harus untuk kita dan anak cucu kita!. Akhirnya dengan tekanan Yahudi yang terus tak terbendung, Pilate menghukumnya hingga mati. Namun Allah SWT memberinya pertolongan dan mengangkatnya untuk menghadap-Nya ketika mereka menduga bahwa mereka telah membunuhnya. Artinya : padahal merena tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan teentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa, tetap (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An Nisaa : 157-158) Kendati demikian, lembaran sejarah konflik antara kebenaran dan kepalsuan atas tanah suci ini telah didistorsi. Bani Israel telah melakukan kebohongan kepada Nabi terkhir mereka dan menuduhnya dengan sihir dan akhirnya mereka berkonspirasi atasnya. Orang-orang pengikut nabi Isa yang disebut dengan sebutan al hawariyyun telah mengimani Isa A.S dan menyebarkan dakwahnya setelah kematiannya, namun mereka selalu saja menemukan rintangan dan siksaan yang tidak ringan. Mereka tetap meneruskan mendakwahi orang Yahudi dan menceramahi mereka di rumah ibadah. Ketika jumlah orangorang nasrani kian hari kian berlipat ganda dan setelah sekian tahun Yahudi menghawatirkan tersebarnya dakwah ini. Mereka menuntur penangkapan Peter dan yang lainnya untuk dipersidangkan di depan Dewan Syanhadrin. Tapi majlis ini merasa cukup untuk mencambung mereka dan membebaskan mereka kembali. Para pengikut yang baru akhirnya harus melarikan diri ke daerah Samaria, Kaisareh dan Antakiyah. Di sana mereka dapat bertemu dengan kelompok nasrani lainnya. Peter juga harus hengkang ke Roma di mana dia mendirikan kelompok nasrani di sana. Dia memfokuskan dakwah untuk mengajak Yahudi kembali ke ajaran yang benar. Adapun Paul, dia berdakwah kepada orang-orang yang menyembah berhala sebagaimana ia juga berdakwah kepada Yahudi dan mengartikulasi terminologi-terminologi dan pemahaman-pemahaman filosofis untuk menginterpretasi ajaran nasrani yang sesuai dengan standar peradaban Helenistik yang lestari saat itu. Paul Peter harus mengakhiri hidupnya dengan eksekusi mati para era Kaisar Romawi yang bernama Nero pada tahun 64 Masehi. Tapi risalah yang diproklamirkan oleh Isa A.S dalam tempo yang tidak terlalu lama harus mengalami distorsi dan Injil yang diwahyukan kepadanya telah berubah. Para pengikutnya setelah kepergiaannya telah dipengaruhi oleh peradaban Helenistik dan rezim Romawi. Dan dakwah mereka telah bercampur dengan banyak tradisi, ritual dan ajaran-ajaran yang tersebar di negara-negara di mana dakwah tersebut diajarkan. Itu menjadi mudah bagi masyarakat untuk memeluknya. Ajaran nasrani tidaklah mengakar dalam masyarakat hingga Kaisar Constantine, mengimaninya pada tahun 325 Masehi. Setelah itu, ajaran nasrani menjadi agama resmi di seluruh kekaisaran Romawi. Constantine melindungi Palestina dan mendirikan gereja suci Sepulchre, yang menjadi salah satu gereja terpenting kristen. Ia juga mendirikan gereja Ascensian di gunung Zaitun (Mount of Olives) dan gereja Nativity di Bethlehem. Bangsa Palestina pada masa itu memeluk ajaran kristen hingga kemenangan orang Islam harus merambah sampai ke Palestina. Eksistensi Terakhir Yahudi di Palestina : Sekali lagi untuk melihat kondisi Bani Israel di wilayah Palestina setelah turunnya nabi Isa A.S. Romawi telah mulai memerintah Jerusalem dan wilayah Palestina lainnya secara langsung yaitu sejak 6 Masehi. Pada periode mereka memecat Archilles, yang menggantikan orang tuahnya, Herod karena telah menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan kepadanya. Peristiwa Isa al Masih A.S berlangsung yaitu pada masa gubernur Pontious Pilate (26-36 S.M)s. Pada bulan November 66 Masehi, pada periode Kaisar Nero, orang-orang Yahudi memberontak terhadap kekuasaan Romawi, tapi komandan militer Romawi Tetas dapat menumpas revolusi ini yang berlangsung empat tahunpada bulan September 70 Mesehi. Maka ia dapat memasuki kota Jerusalem setelah pengepungan yang ketat, pembunuhan, penjarahan dan pembakaran kemudian menghancurkan sinagog yang dibangun oleh Herod sehingga tidak tersisa satu batupun dari bangunan rumah ibadah tersebut. Kota Jerusalem menjelma menjadi kota mati, rata dengan tanah. Banayak dari para tawanan yang diperjualbelikan sebagai budak secara murah di pasar-pasar Kekaisaran Romawi. Para bangsa Yahudi berharap agar dapat dibeli oleh orang yang dapat memperlakukannya secara manusiawi dan tidak mengirimnya ke ring wrestling yang ganas yang merupakan tradisi orang Romawi untuk menikmati pemandangan orang buas yang memangsa yang lain!!! Pemimpin ini juga membangun tugu kemenangan di kota Roma sebagai simbol keberhasilannya untuk menundukkan orang-orang Yahudi yang masih berdiri hingga sekarang. Di atasnya di ukir catatan untuk 18

mengenang kemenangan tersebut dan terlihat di sana tongkat yang terbuat dari lilin yang memiliki tujuh kepala yang sangat terkenal sebagai milik orang Yahudi. Benda ini juga diambil dari sinagog di atas. Kembali orang-orang Yahudi memberontak terhadap Romawi di bawah kepemimpinan Bracokhapa yang asli namanya adalah Simon. Revolusi mereka ini berakhir bertahun-tahun dari tahun 132-135 Masehi. Ia berhasil mengumpulkan Yahudi dalam jumlah yang cukup besar. Ia berusaha untuk dapat menduduki Jerusalem tapi Kaisar Romawi Hadrian mengirim balatentara dalam jumlah yang sangat besar di bawah kepemimpinan Julius Cephrius yang dapat mengalahkan Yahudi dan kembali menduduki Jerusalem. Yahudi akhirnya hengkang ke daerah Battier, di mana puing-puing benteng pertahanan tempat berlindungnya orang-orang Yahudi masih tersisa di sana. Orang Arab menyebutnya dengan Kherbit Yahudi. Hadrian mengambil keputusan untuk membunuh para pemberontak secara kejam, membumihanguskan Hierosolyma dan mencangkuli lokasinya, membunuh serta menangkapi bangsa ini dalam jumlah yang besar. Tidak hanya sampai di situ, Yahudi juga dilarang masuk, hidup bahkan datang untuk mendekati kota Jerusalem. Ia memperbolehkan orang Kristen untuk hidup di sana namun mereka harus tidak berketurunan Yahudi. Di atas puing-puing kota Jerusalem, Hadian membangun kota baru yang dinamakan dengan Elia Capitolina yang kemudian lebih dikenal sebagai Elia, yang merupakan awalan nama Hadrian Pertama. Dan tepat di atas rumah ibadah yang sudah diratakan dengan tanah itu dibangun tempat ibadah berhala sebagai persembahan untuk Jupiter. Larangan bagi Yahudi untuk memasuki kota Jerusalem terus berlanjut hingga 200 tahun kemudian. Mereka jarang sekali datang dan hidup di wilayah ini kecuali pada abad ke 19 M. Mereka tersebar ke belbagai belahan dunia, dan tidak punya koneksi apapun dengan Palestina kecuali nostalgia yang kebanyakannya hanya berupa potret kekufuran, kefasikan, ketidakadilan dan pembunuhan para nabi. Maka ganjaran itu semua adalah murka Allah atas mereka dan laknat-Nya, sehingga mereka diharamkan dari mendiami tanah suci ini dan menyebabkan diaspora mereka di belbagai belahan bumi. Konklusi : 1. Sesungguhnya mayoritas penduduk Palestina datang dari Jazirah Arab dan mereka tepat sebagai penduduk wilayah ini hingga sekarang. 2. Sesungguhnya Allah telah menjanjikan Bani Israil tanah suci ketika mereeka berjalan di atas perintahNya dan di bawah bimbingan para nabi. Maka ketika mereka merubah sikap, menolak dan tidak mempercayai Allah, lenyaplah hak tersebut dari tangan mereka. 3. Sesungguhnya umat Islam adalah orang yang lebih berhak untuk mewarisi peninggalan para nabi Bani Israel. Dakwah Islam yang dilakukan oleh umat merupakan kelanjutan dakwah yang dilakukan oleh para nabi terdahulu. Kebenaran yang didedikasikan oleh mereka adalah kebenaran yang sama yang juga diakui oleh umat Islam untuk dilanjutkan. 4. Sesungguhnya dominasi Bani Israel dahulukapanpun itutidak pernah mencakup seluruh wilayah Palestina yang dikenal sebagai batas-batasnya dewasa ini. Masa dominasi mereka dengan independensi yang utuh sangatlah singkat dibandingkan dengan sejarah Palestina. Walaupun ketika mereka pernah memiliki dua kerajaan yang kerap sekali berstatus subordinat kekuatan besar lain. 5. Otonomi Yahudi yang mereka nikmati setelah keberhasilan menaklukan Babylonia sangat lemah dan terbatas pada wilayah Jerusalem dan sekitarnya. Setelah itu, pada zaman Maccabee mereka menikmati kemerdekaan terbatas. 6. Paska diaspora mereka di belbagai belahan bumi disebabkan oleh pekerjaan mereka yang jahat. Relasi mereka dengan Palestina terputus tanpa interupsi untuk masa 1.900 tahun. Akhirnya, H.G.Wells berkata dalam bukunya , Brief History of the Children of Israels Experience in Palestine after the Babylonian Captivity (Sejarah Singkat Pengalaman Bani Israel di Palestina setelah Penangkapan Babylonia), bahwa the life of Hebrews (in Palestine) was resembling the life of a man who insisted to settle in the middle of a crowded highway, so buses and trucks were continuously running over him and from the start to the end, their (Kingdom) was just an emergency event in the history of Egypt, Syria, Assyria and Phoenici, the history which was much greater than their history. (Kehidupan orangorang Ibrani (di Palestina) adalah menyerupai kehidupan seseorang yang tetap bersikeras untuk mendiami jalan raya yang sangat padat, jadi bus-bus dan truk-truk secara terus-menerus menggilasnyadan dari permulaan hingga akhir, (kerajaan) mereka adalah tidak lebih dari hanya peristiwa yang sifatnya hanya darurat baik itu di dalam sejarah Mesir, Syria, Assyria dan Phoenisi. Sejarah bangsa-bangsa ini adalah sejarah yang lebih besar dari sejarah mereka). Gustav Lobon adalah seorang sejarahwan kenamaan yang berbicara tentang Bani Israel saat mereka menduduki Palestina yang mengatakan bahwa : They did not borrow from the superior nations except for the meanest of those civilizations, i.e., they did not borrow anything but infamies, harmful customs, debauchery and superstitions. They offered oblations to all Asian Gods. They offered more oblations to Ashtaourt, Bal and Mouloukh than to the God of their own tribe, the frowning and spiteful Yahwa, in whom they had but every little trust. (Mereka tidak meminjam (belajar) dari bangsa-bangsa superior tersebut kecuali untuk yang paling hina dari peradaban mereka, contohnya, mereka tidak belajar kecuali hal-hal yang jelek dari tradisi-tradisi yang membahayakan, kebiasaan prostitusi dan superstisi (keyakinan pada 19

hal-hal yang mistik). Mereka mendekatkan diri kepada seluruh Tuhan-tuhan Asia seperti kepada Ashtaourt, Bal dan Mouloukh namun tidak kepada Tuhan kabilah mereka sendiri, Yahwe yang cemberut dan pendengki. Mereka tidak mempercayainya sama sekali). Dia juga mengatakan bahwa The Jews lived almost always in massive anarchy. Their history was just a story of abominationsThe history of the Jews from the aspect of civilization was null(They did not deserve to be considered among the civilized nations in any shape whatsoever. (Yahudi hidup hampir selalu dalam anarki massif. Sejarah mereka hanya berupa sebuah kisah kemungkarankemungkaran.Sejarah Yahudi dari aspek peradaban adalah nol(Mereka tidak berhak untuk dikonsiderasi sebagai bagian dari bangsa-bangsa yang beradab dalam bentuk apapun juga). Ia juga mengatakan bahwa, The Children of Israel remained, even under the reign of their kings, shedding and always embarked rashly in brutal fighting. (Bani Israel tetap, walau berada di bawah singgasana raja-raja mereka, baduwi (primitif) dan selalu terlibat dalam pertempuran yang brutal). Serta ia juga mengatakan : The psychological temper of the Jews always remained very close to the most primitive nations. The Jews were stubborn, were dupes and simpletons, were rude like beasts and acted like babiesYou could not find a nation like the Jews who lacked the sense of artists. (Temperamen psykologis Yahudi selalu lebih mendekati temperamen bangsa-bangsa yang paling primitif. Yahudi keras kepala, emosional, lalai dan beringas serta beraksi seperti anak kecil.Anda tidak akan mendapatkan satu bangsa seperti Yahudi ini yang minus jiwa seninya).

Sejarah Palestina
Sejak periode kedua Abasiyyah yang dimulai setelah pertengahan abad ketiga hijriah, negara kekhilafaan Islam terus melemah secara progresif hingga akhirnya harus pecah menjadi tiga khilafah. Khilafah Abasiyah berdiri di Timur; khilafah Fatimiyyah di Mesir, sebagian wilayah Afrika Utara dan Syria; dan khilafah Umawiyah di Andalus. Pada saat kondisi umat yang seperti ini perang salib terjadi. Peta Politik Regional sebelum Perang Salib : Empat puluh tahun sebelum terjadinya perang salib, bangsa Saljuk Turki telah berhasil mendominasi Baghdad dan mengambil kekuasaannya di bawah kekhalifaan nominal Abasiyyah. Orang Saljuk berusaha untuk dapat menguasai sebagian besar wilayah Parsi, wilayah utara Iraq, Armenia dan Asia kecil pada tahun 1040 M. Kemudian sultan Saljuk, Toghrol Bic, berhasil menguasai wilayah Bain pada tahun 1055 M. Orang Saljuk mulai menyebarkan kekuasaan mereka atas Byzantine di Asia Minor. Pada tanggal 19 Agustus 1081 M, terjadi perang Malathkard di bawah komando Saljuk yang bernama Alb Arsalan yang benar-benar menimbulkan malapetaka besar bagi orang-orang Byzantin hingga akhir abad ke 11 M. Pada tahun 1071 M. bangsa Saljuk meluaskan cengkraman kekuasaan mereka di sebagian besar wilayah Palestina kecuali Arsout. Dengan kekuasaan ini mereka mengakhiri dominasi Fatimiyah dari tanah ini dan terus meluaskan ekspansinya atas wilayah Syiria yang dikuasai oleh Fatimiyah dan menguasai sebagian daerahnya. Pada tahun 1092 M-485 H, Sultan Saljuk Malikshah meninggal dunia. Paska kematiannya menandakan permulaan kehancuran dominasi orang Saljuk dan meletusnya berbagai peperangan sengit antar mereka berkecamuk untuk memperebutkan dominasi dan kekuasaan. Pada tahun 1096 M, kerajaan mereka terbagi menjadi lima : Kesultanan Persia (di bawah kekuasaan Birkiyarouq), Kerajaan Khurasan dan wilayah di seberang sungai (di bawah kekuasaan Singer), Kerajaan Aleppo (di bawah penguasa Radwan), Kerajaan Damaskus (di bawah penguasa Daqaq) dan Kesultanan Saljuk Romawi (di bawah penguasa Qalj Arsalan). Sebagian besar wilayah Palestina berada di bawah rezim Damaskus. Pada saat dua penguasa Syria (Radwan dan Daqaq) melemah, banyak penguasa partikelir bermunculan namun tidak ada satupun yang dapat mendominasi lebih dari satu kota. Pasukan Salib memulai serangan militer mereka pada tahun 1098 M (491 H) sementara daerah-daerah muslim di Syria, Iraq dan lainnya tercabik-cabik karena berbagai perbedaan dan konflik berdarah yang terjadi. Dua saudara dari keturunan Titish, Radwan dan Daqaq, saling melancarkan serangan dan terlibat dalam pertempuran pada tahun 490 H. Banyak lagi pertempuran lain yang terjadi antara Muhammad bin Malikhshah Birkiyarouq dan adiknya karena konflik perebutan kekuasaan di mana masing-masing saling 20

memenangkan pertempuran dan membuat pengaduan kepada mahkamah kekhilafaan secara silih berganti sepanjang periode 492-497 H.

Ekspedisi Militer Salib Pertama dan Hasilnya Pada masa itu Eropa mulai memfokuskan pandangan mereka ke arah tanah suci, setelah Paus Urban Kedua (1088-1099 M) berseru kepada para hadirin di Dewan Claremont pada tanggal 26 November 1095 M untuk merestorasi tanah suci dengan cara merampasnya kembali dari tangan umat Islam. Berbagai dewan didirikan di berbagai tempat yaitu di Liouz, Angariz, Man, Tours, Bouwatieeh, Bordeaux, Toulouse dan Neim yang ia sebut sebagai konsolidasi untuk melancarkan Perang Salib pada periode 10951096 M. Ia menjanjikan dan mengkampanyekan bahwa siapapun sukarelawan yang ingin berpartisipasi dalam peperangan yang mereka galang akan diampuni seluruh dosa-dosanya. Sebagaimana ia juga menjanjikan bahwa setiap properti tentara Salib akan dipelihara di bawah pengawasan gereja selama keabsenan mereka. Dan setiap tentara diminta untuk menjahitkan lambang salib yang terbuat dari kain pada pakaian bagian luar. Para Salibis telah melancarkan ekspedisi publik atau yang disebut dengan ekspedisi para penyeru. Ini adalah ekspedisi yang sangat minus persenjataan dan koordinasi. Salah satu dari ekspedisi ini adalah yang dilakukan oleh Peter seorang Hermit yang merupakan orang yang punya retorika tinggi yang dikenal karena menunggang keledai pincang dengan kaki telanjang dan pakaian yang compang camping. Namun ia mampu untuk menggalang dan memobilisasi lebih kurang 15 ribu sukarelawan di Perancis. Tapi di tengah perjalanan ke tempat yang mereka tuju, ada peristiwa pembantaian yang terjadi pada lebih kurang 400 ribu sukarelawan, ini dikarenakan perselisihan yang mencuat dan memanas dari persoalan sepele, perebutan makanan. Pasukan yang dipimpin oleh Walter yang pailit (the Penniless), bergabung dengan pasukan di atas ketika bertemu di daerah Konstantinople dan memasuki wilayah pesisir Asia bersamasama. Di sana, terjadi pertempuran dengan bangsa Saljuk yang dapat mengalahkan mereka serta membantai lebih kurang dari 22 ribu Salibis. Dari pertempuran ini hanya 3 ribu tentara Salibis yang dapat survive. Adapun dua ekspedisi militer Volkmar dan Amikh, mereka mulai membantai orang-orang Yahudi di sepanjang perjalanan. Namun akhirnya kedua ekspedisi tersebut harus terkucar-kacir di Hungaria! Untuk pertama kali, para penunggang kuda profesional dan pembesar Eropa mulai berpartisipasi dalam ekspedisi militer Salib kali ini. Serangan mereka dilancarkan pada musim panas tahun 1097 M dengan tujuan untuk dapat menduduki wilayah-wilayah muslim. Pada bulan Maret 1098 M, balatentara Salibis dapat membentuk sebuah negara Al Raha di bawah kepemimpinan Paul Baldwin. Mereka kemudian mengepung Antakiya selama 9 bulan. Penguasa Antakiya, Baggisia adalah seorang yang punya ide baik dan mengambil langkah ekstra hati-hati dibanding dengan yang lain, telah memperlihatkan keberaniannya yang membuaat kebanyakan pasukan Salibis binasa dan kalau mereka tetap survive dalam jumlah yang masif seperti awal keberangkatan niscaya mereka akan dapat mendominasi negaranegara Islam. Namun seorang Armenia yang bertugas menjaga dinding-dinding kota dapat dihubungi oleh pasukan Salib dengan mendapat imbalan uang dan properti. Maka ia bukakan pintu gerbang dari menara yang ia kawal. Karena ulah pengawal ini akhirnya pasukan Salib dapat menduduki kota dan berhasil mendirikan kota kedua pada tanggal 3 Juni 1098 M (491 H) di bawah kepemimpinan Bohemond dari Normandy. Pada tahun 1097 M, di saat bangsa Saljuk harus menghadapi ekspansi pasukan Salibis pada wilayah utara Syria, orang-orang Fatimiyah memanfaatkan kesempatan ini untuk menginvasi dan menduduki Tyre, lalu mendominasi Al Quds pada bulan Februari 1098 M di saat pasukan Salib sedang mengepung Antakiya. Di Tripoli, Ibn Ammar yang merupakan seorang hakim dan salah satu pengikut Fatimiyah telah mendeklarasikan kemerdekaan wilayahnya. Di saat tentara Salib masih mengepung Antakiya, penguasa Fatimiyah mengirim delegasi kepada mereka dan mengutarakan berkeinginan mereka untuk beraliansi dengan mengusulkan agar mereka dapat memerangi orang-orang Saljuk dan nantinya wilayah utara Syria berada di bawah kekuasaan Salibis dan Palestina di bawah dominasi Fatimiyah. Untuk itu, maka pasukan Salib mengirim utusan ke Mesir untuk mewujudkan perhatian dan kebaikan mereka. Di saat orang Saljuk sibuk mempertahankan wilayahnya dari ancaman Salibis, orang-orang Fatimiyah asyik dengan ambisi ekspansif mereka meluaskan dominasinya di Palestina pada wilayah yang dikuasai Saljuk sehingga perbatasan mereka mencapai sungai Al Kalb di bagian utara sungai Jordan di bagian Timur! 21

Muncul berbagai pengkhianatan dan apatisme dari negara-negara kota yang punya keinginan kuat untuk dapat menarik simpati dan menjalin persahabatan dengan orang Salibis yang terus berekspansi. Ini terjadi di saat penguasa wilayah Sheezat menghubungi orang Salib dan menyepakati untuk tidak melawan mereka serta menyediakan apa yang mereka butuhkan seperti makanan dan suplai bahan pangan lainnya. Penguasa ini juga menyediakan dua orang penunjuk jalan yang akan membimbing perjalanan mereka!! Dan imbalannya Salibis memberikan kota Homos sebagai hadiah!! Dan dibuatlah perjanjian antara kedua pihak ini di kota Mosyaf. Adapun Kota Tripoli bersedia membayar pajak dan menyediakan penunjuk jalan bagi kekuatan Kristen ini. Kota Beirut membayar uang dan menawarkan ketaatan kepada mereka bila dapat menaklukkan Al Quds. Raymond Tolouse (pangeran provinsi dan Toulouse di Perancis) terus memimpin perjalanan Salibis menuju Al Quds. Jumlah mereka hanya sekitar seribu tentara berkuda dan 5 ribu pasukan infantri. Pada waktu musim semi tahun 1099 M, mereka berhasil memasuki Palestina dengan melewati Acre di mana penguasanya menyediakan mereka berbagai suplai, sebuah langkah yang kemudian diikuti oleh penguasa Qeisarya dan Arsouf. Setelah itu mereka menduduki Al Ramleh, Lod dan Bethlehem. Pada tanggal 7 Juni 1099 M, pengepungan wilayah Al Quds dimulai. Iftikhar Al Dawlah adalah orang yang ditunjuk oleh Fatimiyah untuk berkuasa di sana. Kota ini dikuasai pada tanggal 15 Juli 1099 (23 Shaban 429 H). Bala tentara Salibis terus membantai umat Islam selama satu minggu. Mereka berhasil membantai lebih dari 70 ribu muslim di dalam masjid Al Aqsa, termasuk para pemimpin, cendikiawan muslim dan orang-orang yang sedang beribadah. Baik negara Fatimiyah dan Abbasid tidak berbuat apa-apa untuk menolong, mereka hanya diam dan membisu terhadap peristiwa-peristiwa ini. Al Quds dikuasai oleh pemimpin Salibis, Godfry Gouillon, yang dengan berendah hati menyebut dirinya dengan julukan Pembela Al Quds. Dua kota, Nablus dan Hebron harus menyerah pada pasukan Salibis ini. Dikatakan bahwa pasukan Salibis hanya bersisa 300 pasukan berkuda dan 2 ribu pasukan infantri, oleh karena itu mereka tidak dapat berekspansi lagi untuk mendominasi teritori yang lebih luas karena mayoritas mereka mudik setelah berhasil menduduki Al Quds. Maka dari itu, kerajaan-kerajaan Salibis menjelma ibaratkan gugusan pulau-pulau yang dikelilingi oleh samudera para musuh. Kendati demikian, kerajaan-kerajaan ini terus dapat survive untuk masa lebih kurang 200 tahun. Dan yang paling akhir hancur adalah karena kekurangan suplai dan ekspedisi yang terputus-putus, karena umat Islam yang tidak berdaya, terpecah belah dalam berbagai kelompok yang mereduksi jumlah kekuatan balatentaranya. Ditambah dengan ketidakmampuan mereka untuk dapat mengambil kesempatan melawan pasukan Salibis yang berjumlah kecil dan berekspansi di wilayah yang luas. Namun umat Islam terlambat sehingga pasukan Salibis dapat kembali mengkonsolidasikan kekuatan dan sekarang bukan tugas yang ringan lagi untuk mengusir mereka keluar dari wilayah-wilayah yang mereka duduki. Salibis terus menduduki berbagai kota di Palestina yang jatuh ke tangan mereka. Jaffa ditaklukkan di saat kota Al Quds dikepung oleh kapal-kapal perang pimpinan Genoan (di laut Meditarania) pada tanggal 15 Juni 1099 M. Mereka juga dapat menaklukkan bagian timur dari danau Tiberia (wilayah Al Sawad) pada bulan Mai 1100 M. Salibis juga dapat memaksa kota Haifa tunduk di bawah cengkraman mereka pada bulan Syawwal 94 H (Agustus 1100 M) yang dibantu oleh armada besar dari Venisia. Mereka menduduki Arsouq secara damai dan mengusir penduduknya. Qeisarya juga ditaklukkan dengan kekerasan pada tanggal 17 Mei 1109 M. Mereka membunuh penduduknya dan menjarah harta milik mereka pada tanggal 17 Mei 1101 M. Begitulah, pasukan Salibis memaksakan kekuasaan mereka atas Palestina kecuali wilayah Ashkelon yang tunduk di bawah naungan Mesir (Fatimiyah) yang mensuplai mereka amunisi, sumber daya manusia dan dana setiap tahun. Namun Salibis sudah biasa setiap tahun mengepung Ashkelon, namun upaya untuk mendudukinya selalu gagal hingga tahun 1153 M (548 H). Pada tahun itu, penduduk Ashkelon berusaha keras untuk dapat memukul mundur pasukan Salib ini. Namun, ketika Salibis sudah putus asa dan hampir menarik mundur pasukan, ada kabar gembira yang sampai kepada mereka bahwa masyarakat Ashkelon tengah bertikai. Maka mereka terus menunggu dengan sabar. Alasan perselisihan antar kelompok di Ashkelon adalah persoalan perebutan kekuasaan; masing-masing kelompok mengklaim bahwa hanya mereka sendiri yang meraih kemenangan dan berhak atas kekuasaan. Bagaimanapun, perselisihan tersebut terus berkembang hingga harus menelan korban satu orang dari masing-masing kelompok. Kondisi ini terus menggiring konflik yang ada kepada situasi yang lebih memburuk, dan konsekuensinya adalah pecahnya perang saudara antara mereka dan banyak nyawa yang harus menjadi korban. Di tengah situasi seperti ini, Salibis berharap ada pintu kesempatan untuk menyusup. Dan tidak lama kemudian mereka terus merayap maju ke wilayah Ashkelon dan berhasil mendudukinya dengan mudah. Walau pasukan bersenjata Salibis berjumlah kecil, namun mereka berusaha untuk dapat mempertahankan dominasinya secara kuat dengan membangun benteng-benteng pertahanan yang solid yang dibangun bagaikan pulau-pulau yang terisolasi di tengah banyaknya wilayah di Syria. Sebagaimana pertumpahan darah antar sesama muslim terus mengalir, beberapa dari mereka memohon bantuan dari Salibis untuk dapat mengalahkan lawan mereka. Secara keseluruhan umat Islam dalam kondisi yang sangat lemah dan 22

pada sisi lain Salibis terus menjadi kuat dan semakin dominan. Dalam kondisi seperti ini mereka berperan laksana polisi yang bertuga menjaga stabilitas wilayah. Peperangan antar Baktas dan Tagatken yang memperebutkan Damaskus terus berkecamuk yang akhirnya mengharuskan Baktash berusaha untuk mencari bantuan dari raja Salibis pada tahun 498 H dan dari seluruh orang yang menghendaki kerusakan. Namun, bantuan sang raja yang sangat diharap hanya bisa melicinkan Baktash untuk terus terjerumus dalam kerusakan yang akhirnya mendorongnya lebih jauh ke anak tangga kejatuhan. Pada pertempuran yang terjadi antara orang Fatimiyah dan Salibis pada tahun 498 H di wilayah antara Askelon dan Jaffa, balatentara Fatimiyah didukung dengan kekuatan yang lebih dari 300 pasukan berkuda dari Damaskus. Di lain pihak pasukan Salibis didukung oleh orang Islam yang dikomandoi oleh Bakhtash bin Tatash. Ketika balatentara Sultan yang dipimpin oleh Barsaq bin Barsaq datang dari Iraq pada tahun 509 H menuju Damaskus untuk berperang dengan Salibis, para penguasa Halab dan Damaskus mengkhawatirkan kekuasaan mereka yang bisa saja terancam. Akhirnya memotivasi mereka untuk bersikukuh berkolaborasi dengan pasukan Salibis yang berbasis di Antakiya di bawah pimpinan Tagatken untuk melawan balatentara Sultan. Ia berperang bahu membahu dengan pasukan Salibis dalam serangan yang dilancarkan terhadap Bait al Maqdis dan dapat menguasai kembali kota Rafnya setelah Salibis berhasil untuk mendudukinya. Namun secara umum, jihad Islam melawan pasukan Salibis terus berlanjut, namun disayangkan hal itu berlanjut dengan minus perencanaan strategis atau koordinasi. Beberapa alasan lain atas berlanjutnya jihad seperti ini yaitu secara faktual bahwa banyak pemimpin muslim yang kerap muncul dan menghilang dalam waktu yang tidak terlalu lama yang berakibat pada instabilitas kepemimpinan. Begitu juga konflik dengan Salibis yang berlangsung di berbagai front dan terjadi secara simultan di negara-negara Syam. Umat Islam membutuhkan satu pangkalan besar dan kuat untuk menjadi tempat bertolaknya jihad. Dan kebanyakan pertempuran yang terjadi adalah antara kota atau benteng Islamyang berusaha untuk membela diri atau memperluas kekuasaannyadan Eropa. Kemenangan dan kekalahan dalam pertempuran terus dialami oleh kedua belah pihak baik umat Islam ataupun pasukan Salibis. Dan tidak ada satu tahun pun yang berlalu tanpa dilewati oleh peperangan dan secara silih berganti menduduki kota-kota dan benteng-benteng. Bukan perkara sulit bagi muslim untuk masuk ke tengah Palestina dan menceburkan diri dalam peperangan yang terjadi di kota Ramlah, Jaffa atau lainnya. Namun orang Salibis terus melestarikan hegemoni dan menancapkan jemari kekuasaannya atas wilayah dan areal yang telah ia taklukkan. Beberapa pemimpin Islam yang baru muncul kelihatannya tidak terlalu kuat untuk menyatukan kekuatan umat dalam melakukan perlawanan terhadap Salibis. Kendati demikian para pemimpin ini tetap memelihara spirit resistensi terhadap musuh sehingga mereka hidup dalam ketidakstabilan dan merasa tidak aman. Mereka berusaha untuk membunuh dan menawan beberapa komando dan para pemimpin pucuk Salibis. Contohnya adalah Mueen Al Dawlah Saqman berperang dengan Shams Al Dawlah Jakramesh dan ketika Harran dikepung oleh kekuatan Salibis pada tahun 497 H, mereka berdua mulai berhubungan satu sama lain serta bersumpah untuk berkorban demi keridhaan Allah dan imbalan-Nya. Maka keduanya sepakat untuk bergerak maju dan bertemu di daerah Al Khabour dengan kekuatan lebih dari 10 ribu dari berbagai bangsa. Di antara mereka ada yang berasal dari Turki, Arab dan Kurdi. Pasukan gabungan ini bertemu dengan tentara Salibis di sungai Al Bleekh dan berhasil menaklukkan pasukan musuh. Kekuatan Islam dapat menangkap pemimpin Salibis Burdawel dan menjualbelikannya dengan harga 35 dinar. Mereka juga dapat membebaskan 160 tawanan perang muslim yang berada di bawah tahanan Salibis. Tidak kurang dari 12 ribu tentara Salibis terbunuh dalam pertempuran ini. Imaduddin Zanki mengusung Bendera Jihad : Dengan munculnya Imaduddin Zanki bin Aqsanqar--yang mendirikan negara Zanki di Mousel dan Halab telah menjadikan jihad melawan Salibis memasuki fase baru. Zanki ditunjuk sebagai penguasa di Mousel pada tahun 521 H setelah memperlihatkan kecakapan dan efisiensi yang tinggi yang dalam mengurusi negara Basra dan Waset di Iraq. Pada bulan suci Muharram tahun 522 H, ia berusaha untuk merebut kekuasaan di Halab. Zanki memulai derap langkahnya untuk memerangi Salibis dan mengalahkan mereka dalam beberapa peperangan. Upaya-upaya Zanki untuk menyatukan umat Islam guna melawan Salibis tidak pernah berhenti. Ia menduduki kembali kota-kota Hama, Homs, Baalbek, Sarji, Dara, Marra, Kafr Taleb, Al Akrad, Sahrazour, Al Hadeetha dan banyak lagi kota-kota lain serta benteng Al Soor di wilayah Abu Bakar, benteng Al Hameediya, benteng Bareen dan benteng Al Ashhab dan lainnya dari Kurd Hakaria. Pada tahun 534 H, Zanki berusaha dua kali untuk menaklukkan Damakus, namun upayanya itu tidak berhasil. Damaskus benar-benar menjadi kunci untuk dapat merebut kembali Palestina. Tapi sayang, 23

Mueen El Deen Ans, penguasa ketika itu berhasil menghubungi balatentara Salibis dan beraliansi dengan mereka untuk melawan Zanki. Ia menjanjikan mereka kota Banias dan itu mereka sepakati. Tapi Zanki mengejar mereka sebelum sampai ke Damaskus dan mereka putuskan untuk kembali. Namun, Mueen El Deen tetap memegang janjinya untuk melepas Banias dan bukan kepada Salibis, tapi kepada orang Islam. Kemenangan yang paling gemilang yang dilakukan oleh Zanki adalah penaklukannya atas kota Al Raha dan penghancuran yang ia lancarkan terhadap kerajaan Salibis yang bertengker di sana. Ia kepung kota tersebut lebih kurang 4 minggu, dan ia dobrak dengan kekuatan yang ia miliki pada tanggal 6 Jumadil Akhir 539 H. Ia juga mengalahkan seluruh kota yang berada di bawah provinsi kerajaan sebelumnya di Peninsula ini. Sebagaimana ia juga membebaskan kota Surooj dan semua kota yang berada di bawah hegemoni Salibis ke bagian timur dari sungai Eufrat, kecuali kota Beerah. Setelah kegemerlapan sinar jihad yang berlangsung sekitar 20 tahun itu, Imaduddin Zanki mati syahid di pertengahan bulan September 1146 M (5 Rabiul Awal 541 H). Hal ini terjadi oleh ulah pengkhianatan yang dilakukan oleh beberapa pengikutnya ketika ia melakukan pengepungan terhadap benteng Jabeer dalam usianya yang ke 60 tahun. Menurut Ibn Al Katsir, Zanki adalah seorang politisi yang ulung, sangat dihormati, dihargai oleh pasukannya dan orang-orang sipil lainnya serta tidak menganiaya orang-orang lemah. Sebelum ia memegang tampuk kekuasaan, negaranya dalam kondisi hancur karena merupakan tempat melintasnya para pemimpin yang korup dan bertetangga dengan kerajaan Salibis. Ketika ia memegang kekuasaan, semua itu berubah dan menjadikan negaranya kembali pada rel yang semestinya serta mengembalikan kemakmuran buat negaranya. Zanki adalah raja yang terbaik dalam bentuk dan perilakunya. Ia sangat pemberani dan kuat yang berusaha untuk dapat menguasai kerajaan-kerajaan lain pada waktu itu. Ia juga baik dengan kaum hawa dan berlaku dermawan kepada bawahannya. Setelah kemangkatannya ia dikenal sebagai seorang syahid (martir). Imaduddin Zanki bekerja dalam kondisi dan situasi yang paling sulit. Pada satu sisi, ia berada di tengah konflik yang berkecamuk di antara para penguasa dan para pangeran dinasti Saljuk. Dan pada sisi yang lain ia berdiri di antara mereka yang bertikai dan dinasti Abbasiyah. Di tambah lagi dengan apa yang ia derita dari iklim yang diwujudkan oleh tradisi kekuasaan warisan dan kerakusan para pangeran dan penguasa untuk memerintah bahkan dengan hanya mendapatkan satu kota atau satu benteng sekalipun. Sebagaimana ia juga hidup pada masa di mana kekuatan Salibis masih terlalu superior dan penuh dinamika. Kendati demikian ia dapat meletakkan fondasi-fondasi bagi pembangunan pangkalan untuk bertolaknya jihad besar dan kuat yang membentang dari utara Syam ke arah utara Iraq. Sebagaimana ketangguhan dan superioritas Salibis dapat dipatahkan dan dipermalukan dalam berbagai medan laga. Zaki melancarkan jihad dan bekerja ekstra keras sehingga memungkinkan untuk memerangi mereka guna merebut kembali wilayah yang dirampas. Ia telah mempersembahkan model pemimpin dan mujahid yang berjalan di bawah bendera Islam yang mampu untuk mengembalikan harapan untuk membebaskan tanah-tanah suci milik umat Islam yang dijajah oleh para musuh di seluruh dunia. Setelah syahidnya Zanki, kerajaannya terpecah menjadi dua negara yang dibagi sesuai menurut tradisi warisan pada masa itu kepada kedua anaknya : Nuruddin Mahmud mendapat bagian negara Halab dan wilayah subordinatnya; Saifuddin Ghazi mendapatkan negara Mousel dan negara bagiannya. Nuruddin Mahmud dilahirkan setelah 20 tahun kejatuhan Al Quds ke tangan Salibis pada tanggal 17 Shawwal 1511 (Februari 1118 M). Ia berperawakan tinggi, tampan dengan kulit agak kehitaman dan sedikit berjenggot. Ia menikahi anak Muinuddin Anz pada tahun 541 H dan dikaruniahi dua anak laki dan satu perempuan. Di bawah pemererintahannya, fase besar jihad baru dimulai di wilayah Syam. Satu hal yang ia cita-citakan di masa kekuasaannya yang berlangsung 28 tahun yaitu mempersatukan umat Islam dan membebaskan tanah-tanah mereka yang terjajah. Sejak saat itu ia terus berupaya dengan segala kemampuan yang ia miliki dan menggalang potensipotensi umat serta memajukan kehidupan mereka dari berbagai aspek yang sesuai dengan konsep Islam yang integral hanya untuk mengembalikan kejayaan umat ini dan mengusir para penjajah Salibis dari bumi pertiwi mereka. Untuk merealisir hal tersebut, Nuruddin Mahmud mengerjakan sesuatu yang dapat menghidupkan kebangkitan Islam yang menekankan kebutuhan akan solusi yang Islami. Ibn Al Kastir mendeskripsikannya dengan berkata : Seluruh yang saya baca tentang raja, baik pada masa periode pra Islam dan pada masa Islam hingga sekarang, saya tidak pernah melihat seorang raja yang lebih adil dan baik kepada bawahannya setelah Khulafa Arrasyidin dan Umar bin Abdul Aziz yang punya sejarah baik dari Nuruddin, raja yang adil. Ia merupakan sosok yang pintar, cerdas dan sangat melek akan situasi kontemporer. Ia 24

tidak pernah menghargai seseorang oleh karena status sosial dan hartanya. Ia hanya menghargai orangorang yang jujur dan bekerja keras. Ia juga terkenal karena ketakwaannya dan ke-waraa-annya (kecintaannya kepada Allah). Ia sangat berkemauan keras untuk menunaikan semua ibadah sholat dan merayakan perayaan-perayaan Islam. Ia melakukan shalat Isya dan bangun di tengah malam untuk shalat malam hingga terbit fajar. Ia juga banyak berpuasa. Nuruddin juga berkarakteristik punya kefakihan dan ilmu yang luas, maka ia seperti ulama dan bersuritauladan kepada sejarah para ulama salafusshaleh. Ia merupakan pengikut mazhab Hanafi dan mendapatkan izin untuk meriwayatkan hadits-hadits. Ia mengarang buku tentang konsep jihad, punya tabiat yang punya kemauan tinggi, sebagaimana ia juga dikaruniahi kepribadian dan kharisma yang kuat. Ia sangat ditakuti namun lembut dan penyayang. Dan dalam majlisnya tidak dibicarakan hal-hal kecuali ilmu, agama dan berkonsultasi tentang jihad. Dan belum pernah didengar darinya ucapan kalimat keji sama sekali dalam kondisi marah atau ceria. Ia benar-benar seorang pendiam. Ia adalah seorang zuhud dan merendah diri (mutawaadhi) konsumsi orang paling miskin pada zaman itu masih lebih tinggi dari konsumsi yang ia makan setiap hari tanpa simpanan dan tidak pula menentukan dunia untuk dirinya sendiri. Dan ketika isterinya mengeluh kepadanya akan beratnya penderitaan dan kesusahan hidup yang dikondisikan oleh suaminya, Mahmud memberinya tiga toko pribadi di kota Homs dan berkata : Itu semua yang aku miliki. Dan jangan berharap kepadaku untuk meletakkan jariku pada uang umat yang diamanatkan kepadaku, saya tidak akan mengkhianatinya. Dan saya tidak mau menceburkan diri dalam siksa Allah hanya karenamu. Suatu hari, seorang Faqih yang bernama Qutbuddin Annisaburi berkata kepadanya : Saya mohon kepadamu untuk tidak menghancurkan dirimu dan Islam. Kalau seandainya kamu terserang di tengah pertempuran maka tidak akan ada umat ini yang tersisa, semuanya terbunuh. Maka ia menjawab : Wahai Qutbuddin!! Siapa yang terpuji sehingga disanjung seperti ini? Sebelum saya ada yang memelihara negara dan Islam? Itu Allah yang tidak ada Tuhan selain-Nya. Ia punya komitmen yang tinggi untuk mewujudkan seluruh hukum Islam. Ia menjadi teladan yang baik bagi para petinggi negara dan pimpinannya dalam berkomitmen kepada hukum yang ada. Sebagaimana ia juga berupaya keras untuk dapat mengembalikan hak-hak yang terampas kepada mereka yang teraniaya. Dan berkata : Tidak boleh (haram) bagi orang yang bersahabat denganku untuk tidak menyampaikan kisah orang yang teraniaya yang tidak sampai kepada ku. Dalam derap langkahnya mempersatukan negara-negara Islam, ia sangat menjaga komitmen untuk tidak menyebabkan adanya pertumpahan darah muslim. Maka dari itu ia sangat penyabar dan punya hikmah (wisdom). Nuruddin (rahimarullah) sangat komit dengan syariah dan melaksanakan hukum-hukumnya. Kendati keterpaksaan yang mendorongnya untuk berhadapan dengan para pemimpin kota dan benteng muslim dalam upayanya untuk mewujudkan persatuan atau karena aliansi mereka dengan bangsa Eropanamun darah seorang muslim baginya sangatlah agung. Ia tidak bertujuan untuk merebut wilayah muslim kecuali memang terpaksa. Baik itu untuk dapat dipergunakan dalam pertempuran dengan Salibis atau karena khawatir akan ancaman yang mungkin datang dari mereka. Dan ketika penguasa Damaskus beraliansi dengan Salibis pada tahun 544 H, ia bertempur dengan mereka tanpa sedikitpun mencederai orang muslim dan melenyapkan nyawa mereka. Sebagaimana ia berkata : Tidak ada perlunya bagi orang Islam untuk saling memerangi dan saya berusaha untuk menyenangkan mereka agar mereka tidak sungkan untuk berjihad melawan orang-orang musyrik. Ia telah menyaksikan bahwa Damaskus telah mengharamkannya hingga ia berangan-angan dan berdoa kepada Allah agar ia menjadi bagian dari kerajaannya. Dan ketika salah satu dari mereka (orang Damaskus) mengadukan persoalan kepada hakim, maka ia dipanggil dan berkata : Dengan segala ketaatan Sesungguhnya perkataan orang mukmin kalau berdoa kepada Allah dan Rasulul-Nya untuk menentukan keputusan di antara mereka harus mengatakan kami mendengar dan mentaati. Sesungguhnya saya datang ke sini karena menjalankankah perintah syariah. Pada kesempatan lain ia dipanggil oleh para hakim maka ia datang. Dan ketika terbukti bahwa kebenaran berpihak kepada Nuruddin, lawannya diganjari apa yang dituduhkan kepadanya. Ia juga telah menghapuskan pajak-pajak yang melampaui batas syariah, walau itu adalah sumber aliran pendapatan yang besar bagi anggaran negara dan hal itu mungkin untuk disahkanmenurut sebagian orangdengan kondisi negara yang serba sulit dan perang yang ada. Ia berkata : Kita menjaga jalan dari maling dan perompaktidakkah kita berusaha untuk memelihara agama dan mencegah apa yang merusaknya. Dan sesuatu yang paling ia sukai adalah kalimat kebenaran yang ia dengar atau ajakan kepada sunnah yang diikutinya. 25

Ia menghidupkan perilaku untuk menghormati para ulama dan menghargai mereka, kendati para pemimpin dan petinggi tidak berani untuk duduk dalam suatu pertemuan tanpa perintah dan izinnya. Maka apabila ia kedatangan seorang faqih dan shaleh, ia berdiri terlebih dahulu dan mempersilahkan orang tersebut untuk duduk. Dan ia juga memperlihatkan penghormatan dan penghargaan kepadanya. Menurutnya para ulama adalah : Tentara Allah dan dengan doa mereka kepada Allah kita akan dimenangkan melawan musuh. Dan mereka punya hak yang berlipat ganda di bait al maal yang tidak saya berikan, kalau mereka rela dengan apa yang kita lakukan atas sebagian hak mereka, maka itu adalah pemberian bagi kita. Ia senang mendengarkan nasehat para ulama dan mengagungkannya dan berkata : Sesungguhnya Al Balkhi bila berkata kepada ku : Mahmud, maka merindinglah seluruh bulu roma di badanku karena wibawanya dan membuat hatiku menjadi lebih halus. Nuruddin mengetahui kepribadiannya yang memperhatikan kondisi umat Islam dan menghidupkan makna-makna kebersamaan, kerjasama dan solidaritas antara sesama serta meringankan penderitaan dan kondisi sulit mereka. Ia telah bekerja untuk menyantuni para anak yatim, mengawinkan para janda, memenuhi kebutuhan anak fakir, mendirikan rumah-rumah sakit, tempat pengungsi, panti asuhan, pasarpasar, tempat buang air besar (WC) umum, jalan-jalan umum dan memberikan orang-orang badui tempat tinggal agar mereka tidak mengganggu para jemaah haji. Pelayanan-pelayanan yang diberikan kepada umat terus meningkat, maka ia sangat dicintai rakyat dan relasinya dengan mereka menjadi kuat dan solidjiwa konstruktif dan cinta kebajikan terus mengalir menembus dinding jiwa para bawahannya sehingga membuat mereka juga ikut berlomba melayani rakyat, membangun sekolah, rumah sakit, tempat pengungsi dan media-media pelayanan lainnya. Nuruddin mengatur kantor pemberian zakat, mengkoordinasikan pengumpulan dan pembagiannya sesuai dengan dasar-dasar syariah. Ia juga menstimulus para businessmen untuk mengamankan infrastruktur perhubungan dan menghapuskan pajak yang terlalu membebani roda pergerakan bisnis. Ia terus mengerjakan apa saja yang memungkinkan untuk memperkuat negara dan mendorong laju pembangunan ekonominya. Sebagaimana ia juga berusaha untuk menghidupkan makna-makna jihad ke dalam jiwa dan mendidik umat agar dapat memahaminya serta memanifestasikan dignitas, daya ketahanan dan kekuatan umat Islam. Memeras tenaga untuk mewujudkan segala sesuatu dan menyeleksi para pemimpin yang proporsional. Berupaya untuk melindungi kota-kota, membangun tembok-tembok pertahanan, dan memelihara jiwa umat Islam. Ia sangat punya kelebihan dengan determinasinya yang tinggi dan kuat. Bila kehormatan umat Islam dihina oleh para musuh maka ia akan melancarkan pembalasan yang sangat keras kepada mereka. Ketika ia baru saja memegang kekuasaan selama satu bulan, pasukan Salibis melancarkan serangan atas wilayah Ar Raha dengan asumsi bahwa penguasa baru adalah lemah. Namun Naruddin menyerang balik dan membunuh kekuatan musuh yang lari tunggang langgang setelah mengetahui sosok pemimpin baru ini. Pada waktu Salibis menyerang Nuruddin dan sebagian dari pasukannya di saat mereka dalam kondisi tidak siap, maka ia membagi mereka dan untuk tidak boleh berteduh di bawah atap hingga mereka dapat membalas Salibis. Dan pembalasan kali ini sangat luar biasa yaitu pada peperangan Harem di mana pasukan musuh harus kehilangan ribuan balatentara mereka. Olahraga merupakan aktifitas yang dimanfaatkan olehnya sebagai sarana persiapan jihad. Peperangan pada waktu itu banyak mempergunakan kudadan untuk melatih ketangkasan berkuda maka ia berlatih dengan bermain bola dari atas punggung kuda polo untuk punya kemahiran yang tinggi! Ia berjuang keras untuk dapat memobilisasi segala potensi-potensi umat untuk jihaddan untuk itu ia tidak lupa berbuat baik kepada orang-orang lemah, orang tua, fakir miskin dan meminta doa kepada mereka yang mungkin dapat diberkahi oleh doa tersebut yang dapat membawa kemenangan. Dengan struktur integral dan persiapan yang sungguh-sungguh dan berimbang, Nuruddin dapat memasukan periode perubahan yang sangat fundamental dalam aspek politis untuk dapat merealisir dua persoalan yang dapat mengantar kepada dua arah yang seimbang yaitu :

1. Mewujudkan persatuan Islam dan memobilisasi kekuatannya dalam satu wadah (bautaqah).
2. Melumatkan kekuatan bersenjata Salibis secara berangsur-angsur : dengan melemahkan prestise, menghancurkan kekuatan bersenjata mereka dan meliberasi tanah-tanah milik umat Islam yang jatuh ke tangan kekuasaan mereka secara bertahap.yaitu dengan menunggu terwujudnya persatuan Islam untuk memanifestikan kemenangan yang telak dan final atas kekuatan Salibis. Nuruddin benar-benar berjuang dengan segala upaya untuk dapat merealisir persatuan Islam dengan segala kesabaran, bijaksana dan ketegaran serta dengan determinasi untuk tidak menyebabkan tumpahnya darah umat. Ia berupaya untuk dapat menarik simpati dan support dari berbagai kekuatan 26

Islam di wilayah utara Iraq dan memancing solidaritas mereka. Dan ia membeberkan hakekat para penguasa dan pemimpinyang menjadi batu sandungan bagi persatuan Islamdi depan mata rakyatnya, mereka membedakan antara jihad yang ia galang dan kehinaan penguasa mereka, antara reformasinya dan kerusakan penguasa, antara loyalitasnya kepada Allah, Rasul dan orang mukmin dan loyalitas kepada penguasa, maslahat, hawa nafsu mereka dan orang-orang Salibis!! Maka rakyat berangan-angan agar ia dapat memerintah mereka.Maka dari itu ia mendapat legitimasi yang luas di saat wilayah mereka bergabung dengannya. Kota Homs bergabung pada tahun 544 H-1149 M, namun ia sangat bercita-cita untuk menggabungkan Damaskus yang berdiri di antara kekuasaannya dan kekuatan Salibis di Palestina. Pemerintahan Damaskus lebih mengutamakan perlindungan terhadap wilayah mereka sendiri dan pada tahap berikutnya baru berjihad melawan orang Eropa. Terkadang mereka berkhianat, berdamai dengan mereka dan terkadang juga beraliansi bila khawatir dengan kekuatan Islam yang akan mengancam kekuasaannya. Dan sesuai dengan perencanaan yang matang ia mentargetkan untuk dapat menguasai kota Damaskus dengan tanpa harus meneteskan darah dan menarik penduduk sana kepada barisannya serta bersikap anti terdapat permohonan yang diajukan oleh penguasa untuk meminta bantuan Eropa. Nuruddin berhasil membuka Damaskus pada bulan Shafar 549 M-25 April 1154 M, hal ini dapat dilakukan setelah meninggalnya Muinuddin Anz pada tahun 1149 M, melemahnya pemerintahan Damaskus dan kejatuhannya di bawah hegemoni Salibis yang memaksakan upeti-upeti bagi Damaskus dengan mengirim delegasi mereka memasuki kota ini setiap tahun dan mengumpulkannya dari mereka. Kekuasaan Nuruddin atas kota-kota dan benteng-benteng Syria berlanjut hingga datang masa kelemahannya tiba. Namun ia mengetahui benar bahwa cara yang paling efektif untuk memerdekaan Palestina dan menanggalkan kekuasaan Salibis di sana adalah tidak dapat diwujudkan kecuali dengan menguasai Mesir dan bergabungnya ia dalam front kesatuan Islam dan memposisikan mereka antara dua borgol. Kesempatan datang kepada Nuruddin untuk dapat menguasai Mesir setelah salah seorang yang bersaing untuk merebutkan kementerian meminta bantuan kepadanya atau musuhnya yang bernama Dhargham pada tahun 559 H. Ia menawarkan kepadanya sepertiga dari pendapatan negara setelah dibayar kepada para tentara dan komandan mereka yang akan mengirimkannya yang bermukim di Mesir, dan bertindak sesuai dengan perintah Nuruddin. Ia mengirim Asaduddin Syerkukh yang dapat menaklukkan dan membunuh Dhargham. Namun Shawar berkhianat kepada Syerkukh dengan cara meminta bantuan kepada tentara Eropa untuk dapat mengusir musuhnya ini. Maka tentara Salibis ini datang dengan mengepung Syerkukh dan pengikutnya di Bilbis selama tiga bulan sampai kepada mereka kemenangankemenangan Nuruddin yang dapat memasukkan Harem di bawah kekuasaannya. Maka ia tawarkan kepada Syerkukh perdamaian dan diperbolehkan untuk kembali ke Syria maka ia sepakati itu namun ia belum tahu tindakan apa akan diberikan Nuruddin kepada Syria. Persaingan antara Nuruddin dan Salibis atas Mesir terus semakin sengit, khususnya kondisi negara Fatimid dalam keadaan lemah yang sangat dan fase keruntuhan. Maka Nuruddin mengirim Asaduddin Syerkukh ke Mesir di Alfai Faris dalam serangan kedua di Rabiul Awwal 562 H, dan dapat mengalahkan kekuatan Eropa dan tentara Mesir di daerah Shaid serta menunddukkan wilayah Iskandaria dengan bantuan dari penduduk lokal. Dan Nuruddin pergi ke Shaid dan dapat menguasainya namun ia harus kembali ke Damaskus di bulan Zulhijjah setelah adanya kesepakatan antara kekuatannya dan Eropa untuk tidak menyerang dan merebut wilayah yang telah ia kuasai walau hanya satu desa. Pada ekspedisi yang ketiga, Nuruddin dapat menguasai seluruh wilayah Mesir di bawah pimpinan Asaduddin Syerkukh pada bulan Rabiul Awal 564 H. Pada waktu itu pasukan Eropa dapat memekarkan hegemoninya di Mesir berkat aliansinya dengan (Syawar). Mereka dapat menguasai pintu masuk Kairo, menempatkan pasukan berani mati dan pembesar pasukan berkuda Dan memerintah umat Islam secara tidak adil dan mereka bebankan kepada mereka berbagai penderitaan yang berat. Kekuatan Eropa memperlihatkan ketamakan mereka untuk merebut Mesir. Maka datang ekspedisi di bawah pimpinan raja Bait al maqdis dan menduduki Bilbis secara paksa dengan membunuh, menawan dan mengepung kota Kairo. Khalifah Al Adhid mengirim utusan kepada Nuruddin untuk meminta bantuan dengan membawa potongan rambut wanita yang diletakkan di dalam buku. Dan berkata bahwa ini adalah rambut wanita dari wilayahku meminta bantuan kepadamu untuk menyelamatkan mereka dari pasukan Eropa. Maka Nuruddin mengirimkan ekspedisinya yang ketiga. Ketika pasukan Asaduddin mendekati Mesir kekuatan Eropa menyerah dan keluar dari wilayah tersebut. Ekspedisi ini berakhir dengan kemenangan Asaduddin yang dapat menguasai Mesir dan menteri Syawar mati terbunuh. Asaduddin dinobatkan sebagai successor-nya di pemerintahan yang ada pada bulan Januari 1169-17 Rabiul Awal 564 H. Dan beliau meninggal dunia setelah dua bulan kemudian pada tanggal 22 jumadil Akhir yang akhirnya digantikan oleh Shalahuddin Yusuf al Ayubi.

27

Dan atas perintah dari Nuruddin, Shalahuddin akhirnya dapat menumbangkan kekhilafaan Fatimiyah dan kemesraan khilafah Al Abbasi harus berakhir pada hari Jumat kedua dari bulan Muharam 567 H-10 September 1171 M. Al Dan khalifahnya yang bernama Abidh, juga meninggal secara tidak ketahuan pada tanggal 10 Muharram. Beginilah liku-liku perjalanan waktu dengan berbagai peristiwa yang akhirnya dapat menggabungkan Mesir ke dalam kekhilafaan Al Abbasiyah secara nominal (ismiyyan) dan tunduk dibawah kendali kepemimpinan Nuruddin secara de facto. Pada tahun 566 H 1170 M, Nuruddin kembali dapan menyunifikasi wilayah Moushal dan kresidenannya ke dalam pangkuan pemerintahannya. Sebagaimana ia juga berhasil menggabungkan Yaman pada tahun 569 H 1173 M, setelah mengizinkan Shalahuddin untuk membukanya. Maka ia mengirim saudaranya Tauran Syah bin Ayub ke sana yang dapat mengendalikan pemerintahan di sana secara utuh. Akhirnya front Islam bersatu dapat diwujudkan yang membentang dari Iraq ke Syria, Mesir dan Yaman yang memberi aba-aba akan semakin mendekatnya waktu bagi umat untuk dapat menghancurkan kekuatan Salibis. Sepanjang masa pemerintahan ini yang berlangsung dari 1146 1174 M, berbagai pertempuran dan peperangan jihad terjadi antara Nuruddin dan Salibis. Pada waktu pemerintahannya terus mendorong dan menyatukan energi-energi umat, ia terus melancarkan ekspansi secara bertahap untuk dapat menguasai kerajaan-kerajaan Salibis dan memperlemah kekuasaan mereka hari demi hari. Dan ini dianggap sebagai peperangan partisi (partition battle). Dengan derap langkah jihad Islami yang terus melaju saatu itu ia berhasil menundukkan lebih kurang 50 kota dan benteng yang sebelum dikuasai oleh Salibis. Maka sejak permulaan pemerintahannya, ia telah dapat menguasai wilayah Ar Raha dan Shaffa al Amlaak yang wilayah-wilayah lainnya (Tal Basyar, Samisat, Benteng Romawi, Daluk, Rawandan, Qurus, Muris, Izar, Intab dan Beerah..) dan itu terjadi antara tahun 1146-1151M. Sebagaimana ia juga dapat membebaskan seluruh tanah yangsebelumnya menjadi bagian dari wilayah Emirat Antakiya Timur dari sungai Al Ashi (1147-1149 M) di mana salah satu dari pengerannya Raymond dan ketua aliran kebatinan yang bekerjasama dengan mereka melawan umat Islam Ali bin Wafa, terbunuh dalam satu pertempuran yang terjadi (Anab, 29 Juli 1149 M). Ia juga punya peranan yang sangat substansial dalam menaklukkan ekspedisi Salibis yang kedua pada tahun 1147-1148 yang diikuti oleh Raja Perancis, Louis Ketujuh dan Kounrat, Kaisar Jerman yang Ketiga. Periode ini dianggap sebagai poin peralihan yang sangat signifikan dalam sejarah Perang Salib di mana prestise kekuatan Salibis dapat dipatahkan dan spirit juang umat Islam terus meningkat. Peperangan demi peperangan terus terjadi dengan kemenangan yang silih berganti. Berbagai peperangan yang signifikan terjadi yang mengakibatkan hegemoni Salibis yang terus melemah. Banyak wilayah baru yang bergabung kepada pemerintahan Nuruddin dengan mengorbankan kepentingan Salibissehingga ia memutuskan untuk memasukkan kerajaan Salibis di Bait al Maqdis ke dalam kekuasaannya.

Shalahuddin Al Ayubi melanjutkan Perjalanan Nuruddin : Pada tahun 1173 M-569 H, Nuruddin telah siap untuk melancarkan serangan final ke Bait al Maqdis dan membebaskan tanah tempat berisra-nya Rasulullah SAW dari cengkraman hegemoni Salibis. Untuk itu maka ia telah mempersiapkan satu mimbar baru yang cantik sekali yang diperuntukkan penggunaannya di Masjid al Aqsa setelah keberhasilan umat menaklukkan Salibis. Ia berkirim surat kepada bawahannya di Mesir, Shalahuddin al Ayubi namun kematian terlalu cepat menjemputnya. Maka ia dipanggil oleh Allah pada tanggal 15 Mei 1174 M yang bertepatan dengan 11 Syawwal 570 H. Begitulah akhirnya lembaranlembaran substansial dalam lembaran jihad pada masa peperangan Salib harus berlabuh. Tapi lembaran berikutnya juga sangat menjanjikan dan mengesankan dalam perjalanan sejarah. Yaitu lembaran Shalahuddin al Ayubi yang mengusung benderasetelah Nuruddin Mahmuddengan menapaki jejak perjalanannya. Manhaj dan solusi Islami untuk menghancurkan Salibis dan membebaskan tanah suci telah dirancang. Shalahuddin muncul di saat kondisi yang diwariskan oleh pendahulunya dalam keadaan yang kondusif untuk mengembalikan tanah suci. Dan kesempatan ini benar-benar dimanfaatkan olehnya dan berhasil memetik buahnya yang telah matang setelah beberapa tahun pemerintahannya.

28

Shalahuddin Yusuf bin Ayyub dilahirkan pada tahun 532 H-1137 M di benteng Takrit, di mana orang tuanya adalah gubernurnya. Ia, bapak dan pamannya secara keseluruhan berbakti kepada Nuruddin. Pamannya yang bernama Asaduddin Syerkukh berpartisipasi dalam ekspedisi- ekspedisi yang ketiga yang dilancarkan terhadap Mesir. Ia memegang kementerian di sana dalam usia 32 tahun. Shalahuddin berkarakter yang baik, banyak berzikir, sangat persisten dalam menjalankan shalat jamaah, rajin melakukan shalat sunnah dan nawafil dan shalat malam. Ia gemar mendengarkan ayat suci Al Quran dan menyeleksi imamnya, hatinya sangat halus khusyu sembari berair mata saat mendengarkan lantunan ayat suci al Quran. Ia juga punya hobi yang sangat untuk mendengarkan hadits dan getol untuk membesarkan syiar-syiar Allah. Ia selalu berhusnudhan kepada Allah, banyak berserah diri dan bertawakkal kepada-Nya. Shalahuddin adalah orang yang adil, penyayang, pengasih dan menjadi penolong bagi kaum lemah di hadapan orang kuat. Ia adalah sosok yang pemurah, berperilaku baik, akhlaknya lembut, mengadakan pertemuan yang suci di mana tidak ada yang berbicara kecuali yang baik, suci pendengaran, lisan dan hati. Dan ia tidak pernah menyakiti orang lain sama sekali. Ia adalah sosok yang pemberani, kuat dan persisten dalam berjihad serta punya kemauan yang tinggi. Pada suatu hari ia berkata di dekat Aka Di dalam jiwaku bahwa bilamana Allah memudahkan bagiku penaklukan daerah pesisir lain maka akan ku bagi negeri, aku berwasiat, menitipkan dan akan mengarungi lautan hingga sampai ke wilayah pulau-pulau serta terus mengikuti mereka hingga tidak akan tersisa lagi di atas bumi ini orang yang kafir kepada Allah atau aku yang mati. Shalahuddin meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta yang harus dizakatkan dan semua harta yang ia miliki telah terkuras disedekahkan. Dan tidak meninggalkan perak dan emas di dalam pundi-pundinya kecuali 47 dirham Nashiriyyah, satu dinar dari emas. Ia juga tidak meninggalkan harta dan rumah, properti dan sawah ladang. Ia bercita-cita keras untuk dapat menunaikan ibadah haji pada tahun wafatnya namun hal itu tidak dapat dilakukan karena kemiskinannya dan waktu yang terlalu sempit. Ketika Nuruddin meninggal dunia, anaknya yang bernama As Sholeh Ismail dibaiat untuk menggantikannya pada usia 11 tahun dan karena usianya yang terlalu muda maka ditunjukkan Atabika Syamsuddin bin al Miqdam sebagai representasinya. Para umara berselisih dan berbagai isu timbul dan terus memanas. Dalam kondisi seperti ini, pada satu sisi muncullah orang-orang berandalan dan minuman keras terus menyebar di masyarakat, berbagai bentuk kejahatan terus tumbuh dengan subur. Pada sisi lain, kekuatan musuh sangat berkeinginan keras untuk menggerogoti kekuatan umat Islam. Serangan Eropa kepada umat Islam mendapat perlawanan di daerah Banyas, namun perlawanan ini terlalu lemah untuk membendung mereka. Kondisi ini membuat umat Islam harus mengeluarkan harta yang tidak sedikit kepada musuh dan bernegosiasi untuk menyepakati genjatan senjata. Wilayah Al Jazirah akhirnya keluar dari pangkuan pemerintahan Shaleh Ismail. Dan para umara yang berkuasa di belakang Shaleh dari bani Ad Daayah diusir dan dipenjarakan, mereka adalah para umara yang dekat dengan Nuruddin (Syamsuddin bin Ad Daayah dan Majduddin bin Ad Daayah, anak asuh Nurruddin). Dan semua apa yang telah disebutkan diatas adalah hal-hal yang menyebabkan kemarahan Shalahuddin kepada para umara yang berkuasa di kerajaan Shaleh, apalagi karena mereka menganggap bahwa diri mereka adalah yang paling berhak untuk mengawasi pendidikan dan pelayanan kepada Raja Shaleh. Dari sini mulai terbuka pintu bagi sebuah sistem pemerintahan warisan (keturunan), lenyapnya berbagai lembaga konstitusional konsultatif, pertikaian memperebutkan kekuasaan terjadi dan ambisi untuk memimpin tumbuh suburada domain yang terbuka lebar di depan periode baru ini yaitu konflik dan perselisihan yang terjadi di antara umat Islam sehingga memperlambat proses al harb al faashilah (perang yang sangat menentukan) yang telah dipersiapkan oleh Nuruddin jauh sebelumnya. Dan Shalahuddin terpaksa harus kembali menceburkan diri ke dalam kancah peperangan baru untuk mempersatukan umat. Hal ini belum dapat diwujudkan kecuali setelah lebih dari 12 tahun kemudian. Pada bulan Rabiul Awwal 570 H Nopember 1174, Shalahuddin berhasil untuk menyatukan Damaskus secara damai, kemudian menyusul kota Homs dengan tanpa bentengnya pada tanggal 10 Desember 1174 M. Dan pada tangal 28 Desember 1174 M, ia dapat merebut kerajaan Hamah sekaligus bentengnya kemudian kembali dari sana baru ia dapat menguasai benteng Homs. Pada tahun itu juga di bulan Ramadhan ia berhasil menduduki kota Baklabak, maka mayoritas wilayah Syria berada di bawah kekuasaannya. Sepanjang masa tersebut, Shalahuddin tetap menjaga loyalitasnya yang tinggi kepada Shaleh bin Nuruddin dan mendoakannya di masjid-masjid bahkan menuliskan namanya di atas uang koin. Namun setelah kemenangan Shalahuddin di dalam peperangan yang terjadi di antara pasukannya di satu pihak dan pasukan Aleppo, Mousal Zanki di pihak, pada saat itu ia mulai memutus kemesraan hubungan ini dan uang koin yang bertuliskan raja Shaleh. Ia kemudian disebut sebagai raja Mesir dan Syria serta menobatkan dirinya sebagai khalifah di sana. Kemudian pada tahun yang sama (570 H) Shalahuddin dapat menguasai benteng Bareen. Pada tahun berikutnya (570 H, Shalahuddin menguasai Bazaa, Manbaj dan Izaz. Pada tahun 577 H, Raja Shaleh Ismail meninggal dunia di kota Aleppo dalam usia yang kurang dari 20 tahun. Dan pada tahun 578 29

H, Shalahuddin menyeberangi sungai Eufrat dan kerajaan wilayah Jazeerah (Ar Raha, Huran dan Riqqa) serta kerajaan Sinjaar. Pada tahun 579 H, ia terus merayap menguasai wilayah Amid, Bukit Khalid dan Intab. Menduduki Aleppo pada bulan Shafar tahun itu juga setelah ditinggalkan oleh Imaduddin bin Maudud bin Zanki, sebagai pejuang daerah Sinjar, Nashibin, Al Khabur, Riqqa dan Saruj. Dan dengan keberhasilan Shalahuddin menduduki Alepposetelah melakukan pengepungan yang berulang-ulang Raja Shalahuddin baru merasakan kestabilan setelah kondisi, sebagaimana ia juga menguasai Benteng Harem. Pada tahun 571 H, Shalahuddin menduduki Miyafarqin, Syerzur, Qarabili dan seluruh wilayah setelah sungai Zab. Dan yang terakhir ia memasuki wilayah Mousal dan wilayah kecil yang tunduk kepadanya ke dalam pemerintahan Shalahuddin pada tahun 582 H 1186 M. Periode 569-582 H (1174-1186 M) merupakan periode yang tidak pernah sepi dengan berbagai peperangan sengit dengan pasukan Salibis, peperangan ini pula memberikan kontribusi untuk tetap melestarikan prestise umat Islam dan memberi mereka peluang untuk mengintrodusir berbagai abilitas musuh dan titik-titik kelemahan mereka. Itu juga memberi kesempatan kepada umat untuk mengetahui sisi-sisi minus mereka yang perlu diperbaiki dan tidak memberi musuh ruang waktu yang cukup untuk memperkuat, berekspansi dan menyebar. Namun Sahalahuddin belum juga memasuki perang harbun faashilah (peperangan yang sangat menentukan) melawan Salibis. Di sini kita melintasi berbagai peristiwa penting yang terjadi saat itu dengan Salibis. Pada tahun 570 H, kekuatan umat Islam dapat mengalahkan armada Salibis yang datang dari Sisilia dengan kemenangan yang gemilang. Karena kekuatan ini yang telah menaklukkan perlawanan Iskandaria yang berkuatan 50 ribu tentara. Pada tahun 573 H, Shalahuddin dapat memenangkan pertempuran dengan orang Eropa dari arah Mesir hingga datang ke wilayah Asqalan. Wilayah ini ia buka, menawan, membunuh dan membakar. Kemudian armada Shalahuddin berlayar, setelah menyaksikan bahwa Salibis tidak memunculkan kekuatan mereka. Shalahuddin terus berjalan memasuki wilayah Ar Ramlah, di sana mereka diserang secara tiba-tiba namun ia dapat mengalahkan mereka. Akhirnya ia kembali dengan jumlah tentara yang berjumlah kecil dan dalam kondisi yang serba sulit. Ini merupakan pelajaran yang berat baginya. Dan dalam tahun yang sama, pasukan Eropa mulai mengepung kota Hamah dan Jarem tapi upaya ini gagal. Pada tahun berikutnya, Eropa kembali melancarkan serangan atas kota Hamah. Pada tahun 575 H, Shalahuddin membalas dengan menyerang daerah yang dikuasai oleh Salibis dan memporakporandakan benteng yang mereka bangun dengan deraian rasa sedih dekat Banyas. Lalu terjadilah pertempuran sengit yang berakhir dengan kemenangan di pihak muslim, banyak pimpinan pucuk tentara musuh yang ditawan namun raja mereka dapat meloloskan diri. Di antara mereka yang tertangkap adalah : ibn Birzan, penguasa Ramlah dan Nablus yang merupakan wilayah yang punya tempat di sisi raja Eropa, saudaranya yang menguasai Jabil juga ditawan, sebagaimana juga dengan para penguasa Thibriyah, Miqdam Ad Daawiyah dan Janin. Pada tahun 578 H, Shalahuddin melancarkan serangan-serangan ke wilayah yang dikuasai Eropa dengan konsentrasi pada daerah Syaubik dan Karak. Pasukan muslim juga dapat membuka Syakif dengan cara militer di bawah komando Farakhsyah (gubernur Damaskus). Ia juga menyerang Bisan dan merampas kekayaannya. Pasukan Arab ini terus melaju dan menyerang daerah Janin, Al Lajuun hingga mendekati Akaa. Pada tahun yang sama, armada Shalahuddin dapat mengalahkan armada yang dikomandoi Arnath (Ronald De Syateaun) yaitu penguasa Karak di wilayah Laut Merah untuk merusak daerah pesisir kaum muslimin dan daerah Mekkah serta Madinah. Ia mengirim beberapa tawanan ke Mina untuk disembelih sebagai peringatan bagi mereka yang mengintimidasi tempat sakral Allah. Pada tahun 579 H, Shalahuddin menyeberangi sungai Jordania pada tanggal 19 Jumadil Akhir dengan tujuan Bisan dengan membakar tempat-tempat utama orang Salibis dan merusaknya Pasukan Islam menyerang aktifitas mereka baik pada sisi kanan dan kiri, hingga mereka harus melakukan sesuatu yang tidak berniat sama sekali dan berani melakukannya. Sebagaimana Shalahuddin juga melancarkan serangan ke Karak dan kembali dengan mengepungnya pada tahun berikutnya, namun upaya ini tidak berhasil. Kemudian ia melanjutkan ekspedisinya ke Nablus pada tahun 580 H dan menyerang para patronase Salibis saat dalam perjalanan. Ketiga tiba di Nablu, mereka melancarkan serangan kepada Salibis dan menghancurkan bases mereka, mereka terbunuh, tertangkap dan tertawan. Kemudian berjalan ke Sabsthiyah dan dapat menyelamatkan sekelompok tawanan muslim, dan mereka tiba di Janin dengan menghancurkan basis-basis orang Eropa di sana dan merampas harta. Lalu mereka kembali ke Damaskus dengan menyebarkan beberapa batalyon tentara ke berbagai tempat merampas harta perang dan menghancurkan kerajaan-kerajaan Salibis. Pada tahun 572 H, Raja Eropa meninggal dunia di Bait al Maqdis dan digantikan oleh seorang anak kecil yang akhirnya menimbulkan perselisihan karena tamak akan kekuasaan di antara mereka. Ini yang 30

membuat penguasa Tripoli untuk melayangkan surat kepada Shalahuddin dan menjalin aliansi untuk melawan para sahabatnya orang Eropa. Pada tahun yang sama penguasa Karak, Arnold berkhianat dengan menyerang kafilah dagang muslim dengan merampas seluruh harta mereka. Ia tidak merespon tuntutan dan ancaman Shalahuddin untuk melepas apa yang mereka telah ambil. Maka ia bersumpah akan membunuh Arnold bila dapat mengalahkannya. Memasuki tahun 583 H, berbagai kondisi untuk menyongsong perang final telah siap dari kesatuan kekuatan umat Islam dan hancurnya prestise Salibis serta pengalaman luas dalam seni berinteraksi dengan musuh. Dengan ini maka Shalahuddin memasuki perang yang dinamakan perang Hithin. Untuk menghadapi perang ini, Shalahuddin mempersiapkan pasukannya sekitar 12 ribu tentara reguler di luar para sukarelawan. Dan tentara Salibis mempersiapkan diri dengan berekonsiliasi dan menyunifikasi kerajaan dan balatentaranya yang berhasil membentuk kekuatan yang berjumlah lebih kurang 63 ribu tentara. Shalahuddin menyeberangi sungai Jordania dan membuka wilayah Thibriyah dengan tanpa benteng. Clash antar kedua kubu ini dimulai hari Jumat namun peperangan kian memanas pada hari Sabtu pada tanggal 24 Rabiul Akhi 583 H 4 Juli 1187 M. Kekuatan Eropa merasakan terik panas dan dahaga yang sangat, sementara kekuatan Islam mengepung mereka dengan membakar rumput kering yang ada sehingga membuat para musuh melengkapi penderitaan mereka dari serangan panasnya matahari, dahaga, api dan persenjataan serta serangan yang dilancarkan oleh para pemanah. Kemudian Shalahuddin memerintahkan pasukannya untuk bertakbir dan menyerang dengan sungguh-sungguh. Maka Allah anugerahkan kepada umat Islam kemenangan dengan berhasil membantai lebih kurang 30 ribu dan menawan 30 ribu lainnya. Dan di antara mereka yang tertawan adalah seluruh raja-raja mereka kecuali penguasa Tripoli. Menurut sebagian riwayat mengatakan bahwa belum pernah terdengar peristiwa yang benar-benar memperlihat kekuata (izz) Islam dan umatnya seperti apa yang terjadi pada hari ini yang mampu mendobrak kebatilan dan pengikutnya. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa sebagian para petani melihat orang-orang yang memboyong lebih dari 30-an tawanan dari bangsa Eropa yang terikat dengan tali kemah. Dan sebagian lainnya ada yang dipejualbelikan dengan sandal untuk dipakai. Persoalan-persoalan yang berjalan belum pernah terdengar kecuali yang terjadi di zaman para sahabat dan tabiin. Dan mereka yang jatuh tertawan adalah Raja Jai, penguasa Bait al Maqdis, saudaranya dan Arnold, penguasa Karak yang dibunuh dengan tangan kanannya Shalahuddin karena pengkhianatan dan penganiayaannya yang ia lakukan terhadap muslim. Mereka juga menawan Shahib Jabil dan Ibn Henfari, Miqdam ad Dawiyah dan sekelompok dari Dawiyah dan Isibtariyah. Orang-orang dari Dawiyah dan Isibtariyah dihukum mati karena permusuhan dan prejudice mereka yang sangat kepada umat Islam. Inilah peristiwa Hithin yang merupakan salah satu perang final yang terjadi dalam sejarah Islam dan sejarah Palestina. Di mana umat Islam terus menghiasi malam-malam dengan gema takbir dan tahlil serta diakhiri dengan sujudnya Shalahuddin di depan keagungan Allah sebagai tanda syukur setelah runtuhnya kemahnya Raja Eropa dan yang lainnya. Setelah peperangan ini telah terbuka lebar di depan mata umat Islam jalan untuk membebaskan mayoritas wilayah Palestina. Maka dalam hitungan hari wilayah Thibriyah ditaklukkan kemudian Aka (pada tanggal 10 Juli), Nashira, Shafuriyah, Kaisariah, Haifa, Arsuf, Nablus, Faulah, Daburiyah, Janin, Zain, Thur, Lajun, Bisan, semua wilayah yang menginduk kepada daerah Thibriyah dan Aka, lalu Yafa. Kemudian umat Islam merayap menuju arah Utara dengan membuka benteng Tabnia, Shaida (29 Yuli), Beirut (6 Agustus) dan Jabil. Terus melanjutkan perjalanan ke arah Selatan untuk melengkapi upaya membebaskan Palestina, maka mereka membuka Ramlah, Yabna, Bethlehem, Hebron, Asqalan (4 September), Ghaza dam Darum. Shalahuddin bermalam di Asqalan hingga benteng Dawiyah dapat diserahkan di Ghaza, Nathrun dan Bait Jibrildan yang lainnya. Semua ini dalam diselesaikan hanya dalam tempo lebih kurang dua bulan dan ada juga yang dikepung bertahun-tahun baru kemudian dapat ditaklukkan. Jumlah daerah yang telah dibuka sekitar 50 wilayah besar dan setiap wilayah punya pasukan, benteng dan perlindungan. Pembebasan Bait al Maqdis : Semua perhatian tersedot ke arah Bait al Maqdis, maka Shalahuddin terlah mempersiapkan segala perlengkapannya dan memulai pengepungan atas kota ini pada pertengahan bulan Rajab 583 H 20 September 1187 M. Pasukan musuh telah terkonsentrasi di dalam kota ini sebanyak 60 ribu pasukan Salibis yang semuanya telah memutuskan untuk lebih baik mati daripada harus menyerahkan wilayah kota ini. Pada masa pengepungan terjadi berbagai pertempuran. Pasukan Islam berusaha untuk merangsek masuk dan menyerang, maka terjadilah pertempuran yang paling sengit yang pernah 31

disaksikan oleh manusia. Setiap pihak hanya melihat pada motivasi agama yang wajib bagi masingmasing, maka tidak ada lagi satu motif untuk kekuasaan. Orang Eropa menuntut damai dengan imbalan menyerahkan kota, dan bila itu tidak dipenuhi mereka mengancam akan membantai ribuan tawanan muslim. Kemudian mereka membunuh para wanita dan keturunan mereka yang Nasrani, membakar dan menghancurkan seluruh harta benda, membunuh binatang ternak, merusakkan masjid al Aqsa dan Batu Shahrah, lalu mereka keluar untuk bertempur hingga titik darah terakhir. Shalahuddin berkonsultasi dengan para sahabatnya, maka mereka berijma untuk memberikan isyarat damai. Lalu diberikan kepada mereka perdamaian. Akhirnya usai sudah proses kemenangan umat Islam atas Al Quds pada tanggal 28 Rajab 583 H 2 Oktober 1187 M. Di sini nampak kelihatan jiwa toleran dan kasih sayang seorang Shalahuddin yang juga diakui oleh kebanyakan orangorang Nashrani. Begitulah akhirnya Bait al Maqdis kembali diperintah di bawah bendera Islam setelah 91 tahun Hijriah (88 tahun Masehi). Keagungan dan kemuliaan Masjid Al Aqsa dapat dikembalikan, suara kumandang azan kembali bergema dengan anggunnya. Akhirnya mimbar yang sudah dipersiapkan dua puluh tahun sebelumnya oleh Shalahuddin benar-benar dapat diletakkan. Dan yang terpenting untuk kita sinyalir di sini bahwa Shalahuddin tetap terus membuka kota-kota dan benteng-benteng Salibis lainnya. Daerah Jablah, Latakia dan benteng Zion juga diduduki pada tahun 584 H. Benteng Bakas, Syaghar, Sarminiay, Birziyah, Darb Salik, Baghras juga dibuka sebagaimana Karak yang sekitaranya seperti Syaubik setelah pengepungan yang panjang dan dengan cara damai. Wilayah Shifd juga ditaklukkan oleh Shalahuddin secara damai setelah pengepungan dan kaburnya pasukan Salibis ke wilayah Shur dan begitu juga dengan Kaukab juga diduduki. Pada bulan Rabiul Awal 585 H, Shalahuddin menduduki Syaqif Arnon yang merupakan benteng yang paling terkuat resistensinya. Kelanjutan Jihad melawan kekuatan Salibis : Kekuatan Salibis yang sudah kehilangan kota-kota dan benteng-benteng berkumpul di kota Sour. Shalahuddin terlalu toleran dan berlemah-lembut dan mengizinkan mereka untuk pergi ke kota tersebut secara bebas. Maka mereka berkesempatan untuk meminta asistensi dan mendapatkan dukungan baru sehingga kembali menjadi kuat. Lebih dari itu, Shalahuddin telah membebaskan raja Jai pada tahun 584 H dengan syarat ia harus benar-benar pulang ke Perancis. Namun ternyata Jai menuju kota Sour dan mengambil pucuk komando kekuatan Salibis berkat bantuan armada Biza dari Italia. Pada kesempatan ini, Ibn Katsir mengatakan : Semua itu terjadi karena kesalah yang diperbuat oleh Shalahuddin untuk membebaskan mereka yang telah tertangkap. Maka dari itu ia harus menggigit jarinya sendiri sebagai wujud penyesalan yang tidak ada gunanya lagi. Balatentara Salibis melancarkan serangan dari kota Sour ke kota Aka pada tahun 585 H 1189 M. Mereka berdiam hingga datang balabantuan ekspedisi ketiga yang diserukan oleh Paus Urban Kedua yang diberi nama dengan misi perebutan kembali Bait al Maqdis yang dikomandoi oleh tiga Raja Eropa yaitu Fredrik Barbarosa, yang mana sebagian besar pasukannya mati di tengah perjalanan, Richard yang Berhati Singa Raja Inggris yang datang dari arah laut. Kemudian Phillip Augustas, Raja Perancis. Richard merupakan orang yang hebat yang merupakan orang Eropa yang paling jahat dan punya kebencian yang sangat terhadap orang Islam. Ia merupakan sosok pemberani, terhormat dan penyabar. Ia adalah rintangan yang paling berat bagi muslim. Tiga kekuatan ini yang mengepung kota Akka (pada bulan Raiul Tsani- Jumadil Ula 587 H (Juni 1191 M). Dan kota ini jatuh ke tangan mereka pada tanggal 17 Jamadil Ula 587 H (12 Juli 1191 M). Dengan pendudukan ini, kekuatan Salibis berupaya yntuk dapat membangun basis kekuatan kembali di Palestina. Umat Islam kembali membalas dan terjadilah berbagai pertempuran antara kedua belah pihak. Namun, Salibis terus melanjutkan ekspansi dengan merebut teritori wilayah Selatan pantai dengan menduduki kota-kota Haifa dan Jaffa. Perlu untuk dicatat bahwa konflik yang terjadi sungguh bersimbah darah dan sangat pahit. Sebagaimana hal ini disinyalir oleh Ibn Katsir bahwa Shalahuddin bermukim di Akka bersabar dan bersabar berdiam di sana selama 37 bulan dan mereka yang terbunuh dari pasukan Salibis berjumlah 50 ribu tentara. Ekspedisi militer Ketiga Salibis ini diakhirnya dengan diadakannya perdamaian Ar Ramlah antara Richard si Hati Singa dan Shalahuddin al Ayubi pada tanggal 21 Syaban 588 H 1 September 1192 M. Ini merupakan genjatan senjata selama 3 tahun 3 bulan. Eropa menuntut untuk menguasai wilayah pesisir dari Yafa ke Akka dan diperbolehkan untuk menziarahi Al Quds dan bebas untuk berdagang dan keluar masuknya kafilah masing-masing. Di sini perlu kita menegaskan beberapa poin di bawah ini yang berhubungan dengan perdamaian di atas di mana banyak dari kita yang terserang dewasa ini menyandarkan argumentasinya kepada kelalaian mereka akan hak-hak Islam dan umatnya dan berubah menjadi pendukung Yahudi : 32

1. Shalahuddin tidak pernah menginginkan diadakannya perdamaian dan ketika mendatangkan para
konsultannya, ia tetap bersikukuh untuk tidak menyetujui genjatan senjata. Al Imad al Ashfahani menulis dengan caranya sendiri tentang Shalahuddin : Kita, dengan syukur kepada Allah tetap dalam kondisi kuat, dan sudah mendekati kemenangan yang diidamkan. Kita sudah terbiasa dengan Jihad, maka hal ini membuat kita sulit untuk hidup tanpanya. Kita tidak ada hal yang lain yang dapat kita kerjakan kecuali terus memerangi para Salibis. Menurut pandangan saya bahwa saya harus meninggalkan segala sesuatu yang berkenaan dengan genjatan senjata, bahkan sebaliknya kita harus memilih Jihad yang memberikan kita kekuatan dan kehormatan. Hanya Allah yang menolong dan hanya karena-Nya saya mengambil keputusan dan berserah diri. a. Namun para konsultannya berijma untuk menerima tawaran damai dengan alasan kerusakan negara, keletihan para tentara dan rakyat dan persediaan bahan makanan yang sedikit. Dan karena orang Eropa bersikeras untuk berdamai dan bila saja hal tersebut tidak terwujud maka akan tetap tinggal di sana dan melanjutkan peperangan. Adapun bila terjadi perdamaian maka rakyat dan pembangunan negeri akan kembali aktif, para pasukan akan sedikit lega, memperkuat diri dan bersiap-siap untuk peperangan. Menurut pendapat mereka bahwa orang Eropa itu tidak akan khianat dengan janji-janji mereka, oleh karena itu mereka menasehati Shalahuddin untuk mengadakan genjatan senjata sehingga para musuh berpisah dan bubar. Mereka tetap saja menganjurkan itu sehingga ia menyetujuinya. 2. Sesungguhnya perdamaian ini adalah temporer dalam waktu yang sangat singkat dan bukan perjanjian damai yang abadi. Hal serupa juga pernah diadakan sebelum dan sesudahnya. Dan ini diperbolehkan di dalam tinjauan Syariah Islam sesuai dengan maslahat yang ditetapkan oleh para pemimpin umat Islam. Dan berbagai konflik dan peperangan lain juga terus berlanjut setelah itu. 3. Belum pernah ada dalam perjanjian damai ini pengakuan bagi orang Eropa atas hak apapun tentang tanah Palestina. Namun yang ada adalah genjatan senjata yang meniadakan peperangan yang membawah kerusakan negara hingga berakhir masa waktunya yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Apa bedanya antara genjatan senjata yang diadakan oleh orang Islam yang puluhan kali dan penjanjian damai dengan negara Zionis yang terjadi dewasa ini. Yang penting bahwa sesungguhnya perdamaian yang sudah disepakati harus ditinggalkan oleh Shalahuddin (rahimahullah) yang wafat pada tanggal 27 Shafar 589 H 4 Maret 1193 M. Atau hanya tiga bulan setelah disepakatinya perjanjian Ar Ramlah. Kekuatan Pengikut Ayub dan Konflik dengan Salibis : Setelah wafatnya Shalahuddin, kembali perselisihan dan perpecahan terjadi antara para suksesor sang pemimpin. Beberapa tahun setelah kematiannya terjadi konflik-konflik berdarah yang sangat melemahkan kekuatan mereka. Di lain pihak kerajaan Salibis semakin solid dan terkonsolidasi yang terus berlanjut dan terkadang berekspansi keluar dengan mengorbankan kekuasaan Islam. Sungguh kecintaan akan dunia, kekuasaan yang menjadi pemicu pertikaian walaupun harus mengorbarkan prinsip-prinsip dan hal-hal sakral sekalipun. Ini yang menjadi salah satu fenomena beberapa penguasa dan sultan-sultan di negara Ayubiyah. Sebagian ada yang beraliansi dengan Salibis untuk melawan yang lain dengan kompensasi Bait al Maqdis, dan ini bukan hanya sekali sebagai imbalan keberhasilan Sultan Syria mengalahkan sultan Mesir atau Akas!! Para Salibis tentu berbahagia untuk memainkan peranan seperti ini, namun mereka tetap dengan ketamaakan mereka untuk mendapatkan keseluruhan wilayah kendati musim seminya Salibis belum terlalu lama berlangsung. Ekspedisi Keempat Salibis yang dikirim oleh Barat pada tahun 601 H-1204 M berakhir di Kostantinopel dan belum sampai ke wilayah Syria atau Mesir. Adapun ekspedisi yang Kelima telah bertolak dari Akka saja dengan kepemimpinan Rajanya Youhana Bareen, menuju kota Demiat di Mesir antara tahun 615-618 H (1218-1221 M). Ketika sultan Ayubiyah yang bernama Al Kamel Mohammaed bin Muhammed bin Ayoub menyadari kondisi yang kritis maka ia tawarkan kepada Eropa untuk berdamai dengan kompensasi menyerahkan Al Quds dan sebagian besar wilayah yang dibuka oleh Shalahuddin. Maka mereka menolak dan menuntut untuk diberikan wilayah Tenggara Jordan (Karak dan Syaubik). Maka raja Isa bin Ahmad bin Ayub, penguasa Damaskus merusakkan tembok-tembok kota al Quds agar orang Eropa tidak dapat memanfaatkannya bila itu jatuh ke tangan mereka pada tahun 616 H 1219 M. Namun akhirnya orangorang Ayubiyah mengerahkan kekuatan-kekuatan yang ada dan berhasil mengalahkan Salibis dan kembali ke Akka setelah kehilangan satu kesempatan emas yang ditawarkan. Kemudian perselisihan yang muncul antara al Kamel Muhammad dan al Muadham Isa membuat Al Kamel Muhammad harus meminta bantuan Fredrik Kedua, Kaisar kekaisaran Romawi yang mendapat mandat atas kerajaan Salibiyah di Akka, dengan berjanji akan menyerahkan Al Quds bila saja dibantu melawan saudaranya Al Muadham Isa. Fredrik Kedua datang dengan memimpin ekspedisi Salibis yang Keenam dan 33

tiba di Akka pada tahun 625 H 1228 M. Kendati Al Muadham Isa meninggal dunia yang akhirnya memungkinkan saudaranya Al Kamel dan Al Asyraf untuk membagi kerajaan dengan memberikan kepada anaknya An Nasher Daud wilayah Karak, Balqa, Aghwar, Salath dan Syaubik. Al Kamel sebenarnya tidak lagi membutuhkan bantuan Fredrek Kedua namun ia lalai dengan Al Quds hanya karena ingin memenuhi janjinya kepada Fredrik!!! Fredrik pada waktu itu tidak terlalu kuat untuk memaksa umat Islam untuk menyerahkan Al Quds. Hanum ia benar-benar memohon kepada Al Kamel pada beberapa tahapan negosiasinya dengan raja Ayubiyah ini yang berkata : Saya adalah bawahanmu dan sebagai hamba yang beriman. Kalau kemuliaanmu memberiku kehormatan untuk mengambil wilayah, itu akan menjadi sebuah pemberian yang sangat berarti yang akan membuatkan bangga dengan diriku di antara para raja-raja laut. Al Kamel merespon dan mengadakan perjanjian Jaffa pada tahun 626 H (18Februari 1229 M). Perjanjian ini akan berakhir dalam 10 tahun yang menyatakan bahwa para Salibis akan mengambil tanah suci Al Quds, Betlehem, Tabneen, Honeen, Sayda dan tepian Al Quds yang trus ke Al Lad dan berakhir di Jaffa. Ini ditambah dengan beberap kota Nassira dan wilayah Barat al Jaleel. Perjanjian ini juga mengatakan bahwa tempat suci umat Islam, batu Al Shakhra dan masjidnya tetap dibiarkan untuk orang Islam. Maka dari itu Al Quds akhirnya kembali ke pangkuan orang-orang Salibis yang memancing amarah orang Islam. Umat Islam sangat sedih dengan kehilangan kota Al Quds; mereka menangis dan berteriak merintih di mana-mana. Dan ini merupakan malapetaka besar yang menimpa mereka. Dan para sesepuh dan ulama berkata : Wahai para raja umat Islam yang dengan peristiwa ini sangat memalukan sekali, kemurkaan benar-benar memuncak kepada raja Al Kamel dan rakyat Damaskus menjadi benci kepadanya dan pembantunya, dan membanjirlah kebenciaan orang kepadanya di setiap tempat. Ibn Katsir berkata : Peristiwa itu bagi umat Islam merupakan peristiwa yang sangat memukul sekali, mereka menjadi lemah tak berdaya, dan gonjangan yang dahsyat. Konflik antara keturunan Al Ayubi terus berlanjut, namun Nasher Daud, penguasa Jordan dapat memanfaatkan kesempatan setelah usainya masa validitas perjanjian damai Yafa dan upaya Eropa untuk membentengi Bait al Maqdis, dengan mengingkari persyaratan yang ada. Maka pada tanggal 6 Jumadil Ula 637 H 7 Desember 1239 M, ia dapat menguasai Al Quds dan berhasil mengusir orang-orang Eropa dari sana. Namun Shaleh Ismail, penguasa Damaskus menyerahkannya kembali kepada mereka pada tahun 638 H- 1240 M!! Setelah ia meminta bantuan pasukan Salibis ini untuk melawan penguasa Mesir Shaoleh Najmuddin Ayyub. Di tambah lagi dengan wilayah Asqalan, Tabariya dan kota-kota pesisir lainnya sebagaimana juga dengan benteng Syaqib, sungai Al Mojeb, benteng Safad dan gunung Amel. Ulah penguasa ini benar-benar membuat umat Islam jadi berang yang sudah terlalu marah dengan Shaleh Ismail. Sekali lagi Al Quds berada di tangan orang-orang Salibis. Di saat Al Shaleh Ismail memobilisasi kekuatannya untuk berpartisipasi dengan Salibis melawan Al Shalah Ayub di Gaza, mayoritas balatentaranya menolak untuk bergabung dengan Salibis melawan saudara sesama muslim. Sebaliknya mereka berpaling kepada pihak tentara Mesir dan dapat mengalahkan Salibis dengan kemenangan yang gemilang. Namun Al Shalah Ayub berdamai dengan mereka pada tahun 638 H 1240 M, dan mereka dapat merebut kembali wilayah Al Quds dan mengontrolnya serta wilayah-wilayah lain. Sekali lagi, keturunan Ayub kembali berperang sesama mereka untuk memperebutkan kekuasaan dan Al Quds serta tanah sucih tetap menjadi kartu yang dipermainkan untuk mengejarkan kehancuran mereka demi kekuasaan dan prestise. Lagi-lagi Al Shaleh Ismail menawarkan aliansi kepada Eropa di Akka dengan imbalan kekuasaan yang penuh atas Al Quds dengan batu Shahrah dan Masjid al Aqsa dan Al Nasher Daud juga bergabung dengan mereka. Pada kesempatan yang sama Al Shaleh Najmuddin Ayub, penguasa Mesir menawarkan hal yang serupa kepada kekuatan Salibis sebagai imbalan aliansi mereka. Namun kekuatan Salibis lebih senang beraliansi dengan Al Shaleh Ismil yang merayap menginvasi Mesir dengan asistensi sekutu mereka Al Nashe Daud dan Al manshur Ibrahim, raja Homs. Pada pihak lain, al Shaleh Najmuddin Ayub meminta bantuan dari Al Khawarziyyah yang datang kepada mereka dengan kekuatan yang terdiri dari 10 ribu balatentara yang dalam perjalanan dengan menguasai Thibriyah dan nablus. Mereka menyerang Bait al Maqdis pada tanggal 17 Juli dan berhasil mengembalikan Bait al Maqdis secara utuh ke dalam pekarangan Islam pada tahun 642 H 23 Agustus 1244 M. Dan dengan demikian Bait al Maqdis kembali ke pangkuan umat Islam selamanya. Dan terus memelihara identitasnya yang Islami sehingga kedatangan kekuatan Inggris pada tanggal 10 Desember 1917 M. Sesungguhnya orang-orang Khawarzimiyah datang dengan tujuan untuk memberikan bantuan kepada Al Shaleh Ayub melawan Al Shaleh Ismail dan sekutu-sekutunya. Dan terjadilah pertempuran Ghaza Kedua (dekat Ghaza di tempat yang bernama Hirbiya) antara dua kekuatan tersebut pada tanggal 12 Jumadil Ula 642 H 17 Oktober 1244 M yang berkesudahan dengan kekalahan yang pahit bagi Al Shaleh Ismail dan 34

Salibis. Jumlah korban yang jatuh dari pihak Eropa diperkirakan lebih kurang dari 30 ribu di luar 800 tawanan perang yang digiring ke Mesir. Pertempuran ini merupakan pukulan yang terkuat buat kekuatan Salibis sesudah perang Hithin. Dan peperangan ini juga dikonsiderasi sebagai salah satu dari pertempuran yang paling krusial dalam sejarah Palestina, karena Salibis tidak pernah berhasil untuk membangun kembali kekuatan mereka kendati tetap mempertahankan kekuatan yang sudah mereka miliki. Jadi Al Shalah Ayub mengambil kontrol kota Al Quds, Hebron, Ait Jabreen, Al Aqwar dan Damaskus pada tahun 642 H (1245 M). Ia memberi pelajaran kepada kekuatan Salibis dan menduduki wilayah

benteng Tabariyah dan Asqalan. Oleh karena hal ini, kerajaan Salibis hanya sebatas pintu gerbang wilayah Jaffa pada tahun 644 H (1247 M). Mesir kemudian diserang oleh ekspedisi Ketujuh Salibis, yang dipimpin oleh Louise Kesembilan, raja Perancis pada tahun 646 H (1249 M). Ekspedisi ini gagal, dan rajanya dapat dipenjarakan kemudian dibebaskan untuk pergi ke Akka. Satu tahun kemudian dinasti Ayubi mengakhiri kekuasaan mereka di Mesir dan dinasti Mamalik mengambil alih kekuasaan yang ada pada tahun 647 H (1250 M). Setelah itu fase baru dalam Jihad melawan orang-orang Mongolia dan Salibis kembali dimulai. Al Mamalik dan Konfrontasi Mereka dengan Tartar : Pada abad yang ketujuh Hijriah ketiga belas Masehimuncul bahaya bagi umat islam yang datang dari Mongolia. Mongol sudah menyatukan kabilah-kabilah mereka di bawah komando Jengis Khan. Dan mereka memulai ekspedisi besar mereka untuk berekspansi. Maka mereka kuasailah wilayah Mansyuriah, Cina dan Korea. Mereka juga berhasil menghancurkan balatentara negara Al Khawarzimiyyah yang muslim pada tahun 1221 M yang merupakan benteng kuat yang dapat menghadang ekspansi mereka untuk menuju dunia Islam lainnya. Kekuatan Mongol ini juga telah mewujudkan banyak kemenangan gemilang dan signifikan. Jengis Khan meninggal dunia pada tahun 624 H 1227 M, namun Mongol tetap melanjutkan estafet mereka dengan menyerang wilayah Asia Tengah, Rusia dan menguasai Moskow sebagaimana mereka juga berhasil menduduki Ukraina dan menyerang Polandia serta mengalahkan balatentara Jerman. Mongol menghancurkan Hongaria setelah berhasil menyapu rata kekuatan bersenjata mereka dan terus menembus daratan Eropa. Sebagaimana mereka juga terus merangsek masuk ke wilayah dunia Islam, maka lengkaplah kekuasaan mereka di wilayah Turkistan, Afghanistan, India dan Parsi. Mongol membumihanguskan setiap kerajaan yang mereka hadapi dengan tanpa sedikitpun ada rasa iba atau kasih sayang dan dengan perangai jahatnya yang menakutkan telah membuat dunia menjadi ciut dari kekuatan dan serangan mereka. Maka bukan saja karena kapabalitas dan kekuatan yang mereka miliki mereka yang membuat mereka selalu memenangkan pertempuran tapi perang urat saraf dan imej yang menakutkan tentang mereka juga punya andil besar yang mereka sebarkan ke dalam jiwa lawanlawan mereka. Bangsa Mongol ini terus memetik kemenangan perang dari yang paling ektrim yaitu perang kilat yang bersandarkan pada kecepatan gerak sebagaimana mereka juga memetik kemenangan perang urat sarat yang menakutkan orang akan kekuatan mereka di setiap tempat. Negara-negara muslim menderita perpecahan dan kelemahan yang membuat Mongol dengan mudah merayap memasuki wilayah mereka dan meratakan kerajaan-kerajaan mereka dengan sangat mudah. Tingkat ketidak berdayaan pemimpin Islam ini membuat salah satu dari mereka yang berkuasa di salah satu kotamengirimkan gambarnya yang dibuat di bawah telapak sepatu sebagai hadiah kepada Haluku, komandan Mongol supaya ia dapat termuliakan dengan meletakkan kakinya di atas gambar penguasa Islam tersebut. Mongol kembali menyerbu Irak dan mengepung kota Baghdad yang merupakan ibukota khilafah Abbasiyah yang sudah tak bergigi dan tak berdaya. Dan salah satu dari sebab ketidakberdayaannya itu adalah konspirasi antara menteri Ibn al Alqami dan Mongol untuk menjatuhkan khilafah dan ia juga membebastugaskan pasukan khilafah dari jumlah 100 ribu menjadi 10 ribu. Baghdad jatuh pada tahun 656 H 10 Februari 1258 M, pada saat itu pasukan Mongol membantai umat Islam secara besar-besaran yang berlanjut hingga 40 hari. Menurut Ibn Katsir bahwa jumlah korban yang berjatuhan saat itu lebih kurang 800 ribu dan ada yang menyebutkan sekitar 1 juta orang. Khalifah Al Mustashim Billah juga terbunuh, dan ada yang mengatakan bahwa ia ditempatkan di dalam kantong lalu meninggal dunia karena tendangan. Mongol kembali menyerbu negeri Al Jazeerah dan berhasil menguasai wilayah Hurran, Ar Raha dan Diyaar Bakr. Kemudian menyeberangi Eufrat dan memasuki daerah Aleppo pada tahun 658 H Januari 1260 M. Dan para penguasa Bani Ayub yang memerintah negeri Syam (Syria) memperlihatkan sikap kehinaan 35

yang sangat setelah Nasher Yusuf al Ayubi, penguasa Aleppo, mendekralasikan ketundukan dan ketaatannya kepada Mongol yang masuk negeri ini dengan melakukan kekejaman sehingga harus mengalirkan darah para kaum muslim di daerah Azqah. Dengan kondisi seperti ini, akhirnya penguasa daerah Hamah, Al Manshur bin Al Muzhaffar berinisiatif untuk kabur ke Mesir bersama isteri dan anakanaknya meninggalkan kota Hamah bersama rakyatnya untuk menghadapi nasib mereka. Kemudian Nasher Yusuf kabur dari Damaskus ke Ghaza dengan tujuan akan melanjutkan perjalanan ke Mesir dengan membiarkan daerahnya tanpa pemerintahan dan rakyatnya tanpa pemimpin. Rumah yang dibangun oleh Al Ayubi di wilayah Syria hancur berkeping-keping dalam waktu yang tidak terlalu lama. Akhirnya, bangsa Mongol tiba juga di Damaskus dan menguasainya dengan aman pada awal bulan Maret 1260 H, kemudian mereka berkhianat kepada penduduknya. Dan pada saat musin semi mereka menduduki daerah Nablus dan Karak, terus merayap memasuki wilayah Ghaza dengan tanpa perlawanan yang berarti. Ini karena wibawa pemerintahan di Palestina sudah terbagi ke dalam Kerajaan Akka Salibis dan pemerintahan Mongol Tatar. Palestina kembali berada di bawah injakan kaki kuda para kafir. Salibis dan bangsa Tatar : Bangsa Eropa sangat senang hati dengan invasi yang dilancarkan oleh bangsa Mongol terhadap negaranegara Islam dan berusaha untuk berkoordinasi dengan mereka menggalang satu barisan melawan musuh bersama. Mereka juga berusaya untuk menyebarkan ajaran Kristen di antara orang-orang Tatar. Pada awal mulanya proyek ini secara parsial berhasil, karena komandan Tatar yang menyerang negaranegara Islam (Haluku) punya kecenderungan kepada ajaran Kristen Nasturia dan para pengawalnya melibatkan banyak dari mereka bahkan isterinya sendiri adalah beragama Kristen. Isterinya ini punya peranan besaryang membanggakan pihak gerejadalam upaya untuk menghindarkan malapetaka yang akan menimpa daratan Eropa dari serangan orang Mongol dan mengarahkannya kepada negara-negara Islam. Dan bahkan komandan perang Ain Jalut, Katbaga adalah seorang Kristen. Pengaruh Kristen sangat besar bagi orang Mongol bahkan salah satu pendeta Kristen mengilustrasikan ekspedisi Tatar, bahwa itu adalah : Ekspedisi Salibis dengan seluruh maknanya yaitu ekspedisi Kristen Nartoria. Bahkan mengharap bahwa Halako dan pemimpinnya, Katbaga akhirnya akan berhasil mengeliminasi sepak terjak umat Islam secara keseluruhan. Hatoon Pertama, raja Armenia, dan Bohemond Keenam, pangeran Tripoli, bersama dengan pangeran Salibis wilayah Sour, Akka dan Cyprus, membuat aliansi dengan orang Mongol yang menegaskan upaya untuk mengeliminasi umat Islam di Asia dan mengembalikan Al Quds kepada orangorang Salibis. Pada masa itu, Mesir di bawah dinasti Mamalik diperintah oleh Sultan Al Modhaffar Qutz pada tahun 657 H (1259 M). Ia adalah seorang pemimpin yang terkenal keimanannya, kecintaannya kepada Tuhan dan Islam. Ia adalah murid seorang cendikiawan terbesar pada masa itu, Al Aziz bin Abdul Salaam. Ibn Katsir mengatakan bahwa Qutz adalah Seorang pahlawan pemberani yang mencintai perbuatan baik dan mengikuti Islam; rakyat sangat mencintainya dan tetap mendoakannya. Setelah beberapa bulan dari pemerintahannya, ia harus menghadapi problem invasi Tartar dan menerima surat ancaman dari pemimpin mereka yaitu Halako sebelum ia meninggalkan Syria dengan memaksa untuk menyerahkan Mesir. Surat itu berkata : Lihat apa yang telah kita perbuat kepada yang lain dan belajarlah dari mereka; menyerahlah, karena kita tidak akan mengasihani orang-orang yang merintih dan menangis. Kemana kira-kira anda akan berlari menyelamatkan diri dari kami? Dan siapa yang dapat memproteksi kalian dari pedang-pedang kami? Kami tidak mengenal benteng-benteng, balatentara yang menyerang kami tidak ada gunanya dan doa kalian untuk kami tidak didengar. Namun Butz, pemimpin umat Islam yang hanya takut kepada Allah, tahu betul bahwa kemenangan itu hanya datang dari Allah. Dan kalau ia benar-benar mempersiapkan diri untuk terjun dalam kancah perang dan menghubungkan segala sesuatunya kepada Allah, maka kemenangan akan dapat diraih. Akhirnya ia deklarasikan Jihad dan bersiap untuk menghadapi invasi Salibis. Setelah membaca surat tersebut, ia memerintahkan untuk menangkap dan membunuh para utusan pembawa surat dengan memotong jasadnya dari tengah (untuk dibagi dalam dua bagian). Kepala mereka digantung pada salah satu pintu masuk kota Kairo (pintu Zuwailah). Eksekusi mati ini adalah deklarasi yang tidak ada kegentaran untuk mundur dan bulat tekad untuk berperang. Ini juga merupakan tantangan yang memberikan spirit kekuatan dan kebanggaan dalam menghadapi ekspansi Tatar. Qutz putuskan untuk berinisiatif menyerang dan maju terus menghadapi kekuatan tempur Tatar sebagai upaya untuk mengangkat spirit juang umat Islam sekaligus sebagai penegasan atas spirit jihad yang berupaya untuk mencari mati syahid di jalan Allah. Ini juga sebagai upaya untuk memelihara negara Islam yang berada di Mesir dan pembebasan wilayah Islam lainya di Syria, termasuk di dalamnya Palestina dan masjid Al Aqsa yang diberkahi. Selain itu, serangan ini adalah upaya untuk menakuti orang-orang Tatar 36

bahwa mereka yang menyerang adalah tipe baru yang belum mereka hadapi sebelumnya. Dan menyerang adalah cara yang paling sukses untuk bertahan. Pada bulan Ramadhan 658 H 26 Juli 1260 M, pasukan Islam di bawah pimpinan Qutz melewati perbatasan dan membebaskan Ghaza dan berdiam di sana selama satu hari. Kemudian mereka merangsek terus ke arah utara untuk menghadapi pasukan Tatar, di sana di Ain Jalut bagian Timur Palestina, dua kekuatan Islam dan Tatar ini bertemu. Pertempuran Ain Jalut : Pertempuran Ain Jalut menyaksikan salah satu pertempuran yang terbesar dan krusial dalam sejarah yang terjadi pada hari Jumat (25 Ramadhan 658 H) bertepatan dengan (6 Desember 1260 M). Dalam perang ini sebenarnya Tatar lebih unggul dari dua segi ilmu dan logika, karena mereka punya kelebihan dibandingkan dengan pasukan Islam dalam aspek-aspek berikut ini : 1. Efisiensi dan pengalaman yang luas yang merupakan buah dari berbagai banyak pertempuran yang mereka arungi (kepemimpinan dan tentara). 2. Spirit dan moral juang yang tinggi sekali karena belum pernah terkalahkan sebelumnya. 3. Efisiensi kavalri yang mengetahui berbagai tehnik pertempuran seperti serangan kilat yang menjadi kelebihan balatentara Tatar. 4. Mereka mampu untuk mengorganisir secara baik karena lebih dekat kepada basis suplai dan logistik. 5. Lokasi strategis tentara mereka lebih baik dari posisi pasukan Islam. Kendati berbagai kelebihan menyolong yang mereka miliki, namun kemenangan yang monumental telah berpihak kepada umat Islam. Pasukan Qutz punya kelebihan bahwa mereka adalah pasukan Islam yang bergerak untuk menolong Islam dan memproteksi negeri-negerinya yang suci. Berbagai lapisan masyarakat turut berpartisipasi dalam pertempuran ini baik kaum lansia, ulama dan orang-orang shaleh Mesir. Perintah untuk ber-amar maruf wannahyu anil munkar menyebar di kalangan tentara, maka mereka keluar dari Mesir sebagai pasukan yang dalam kondisi taubat, bersih dan sakral membela agama Allah dan menancapkannya di bumi. Sebagaimana pasukan Islam ini juga dipimpin oleh komandan yang beriman yang berhiaskan dengan keinginan untuk berperang yang menjadi fenomenanya yang paling kuat dan menjadi faktor kemenangan yang paling signifikan dalam pertempuran apapun. Qutz meminta kepada pasukannya untuk menunggu hingga setelah shalat Jumat Janganlah kalian melancarkan serangan kepada mereka hingga tergelincir matahari, memberikan bayang-bayang, angin bertiup dan para khatib di masjid serta manusia lainnya mendoakan kita dalam shalat-shalat, dan setelah itu baru dimulai pertempuran. Di tengah berlangsungnya pertempuran, isteri Qutz Jullanar mati terbunuh dalam Jihad ini. Maka ia bergegas mendekatinya dengan berteriak Oh wahai kasihku! pada detik-detik nafas terakhir kepergian isterinya. Isterinya membalas dengan berkata kepadanya : Jangan engkau katakan itu tapi katakanlah Islamah (duhai Islam), kemudian terangkatlah rohnya kepangkuan Rabnya setelah menyampaikan pesan tersebut bahwa urusan Islam dan Jihad di jalan Allah adalah lebih penting dari cinta dan hubungan pribadi. Maka Qutz berdiri tegak dan membalas dengan mengucap : duhai Islam.duhai Islam..dan seluruh pasukan mengumandangkan teriakan yang sama sehingga berakhir dengan kemenangan. Di saat perang, kuda Qutz terbunuh lalu ia turun dan terus bertempur walau tanpa kuda sehingga pasukannya memberikannya kuda lain. Namun ia menolak untuk mengambil kuda pangeran lainnya yang secara sukarela memberikan itu kepadanya dengan mengatakan bahwa ia tidak mau untuk menghalangi mereka dalam menunaikan tugas suci ini. Sebaliknya ia harus berusaha sendiri untuk dapat menyelamatkan diri. Ia ditanya mengapa tidak mau menunggang kuda dan kalau saja para musuh melihat maka akan membunuhnya dan Islam akan dipecundangi. Ia menjawab : Kalau saja saya terbunuh, maka saya telah pergi ke surga. Dan Islam maka ia punya Tuhan yang tidak akan melenyapkannya. Dan setelah usai dan kemenangan ada di pihak Islam, Qutz turun dari kudanya berjalan dan mengusap mukanya dengan debu medan tempur serta sujud di hadapan Allah bersyukur kepada-Nya yang telah mengaruniakan kemenangan. Kaum muslim langsung bergerak mengejar orang-orang Mongol, dan Qutz memasuki kota Damaskus hanya lima hari setelah berakhirnya peperangan Ain Jalut. Pengejaran berlanjut ke Aleppo dan ketika mereka mengetahui bahwa pasukan Islam sudah mendekat, mereka putuskan untuk meninggalkan tawanan muslim. Dan ini bagi mereka adalah malapetaka yang berat. Hanya dalam satu bulan umat Islam dengan kepemimpinan Al Mamalik berhasil mengembalikan negeri Syria dari Mongol dan Tatar. 37

Peperangan ini adalah salah satu peperangan yang signifikan dalam sejarah, karena berhasil menghentikan ekspansi orang-orang Tatar yang tidak dapat diberhentikan oleh kekuatan apapun sebelumnya. Dan ini merupakan permulaan bagi episode kekalahan-kekalahan yang berlanjut dan mengembalikan Mongol kepada basis-basis mereka semula dan mampu untuk memerdekakan negerinegeri Islam yang mereka kuasai. Kemudian orang-orang Mongol yang tetap menetap di negeri-negeri Islam berpindah ke agama Islam, mereka berbondong-bondong memeluk agama Allah ini yang merupakan kemenangan baru umat Islam. Al Mamalik dan Pemusnahan Kekuatan Salibis : Kendati pasang naik kekuatan Mongol Tatar dapat diusir dari bumi Palestina dan umat meraih kemenangan yang gemilang di pertempuran Ain Jalut, namun kerajaan Salibis di Akka tetap saja bertahan dengan kekuasaannya yang mencakup wilayah pesisir yang membentang dari Jaffa ke Akka. Para sultan dari dinasti Mamalik mengambil tugas pembebasan tanah tempat Isra dan negeri Syria yang tersisa sehingga tiba masa di mana kekuatan Salibis yang terakhir dapat diusir setelah lebih dari 30 tahun paska perang Ain Jalut. Yang mensuksesikan sultan Qutz adalah Al Dhaher Bebar, yang berkuasa hanya satu tahun. Bebar punya kontribusi signifikan dalam memerangi dan mengeluarkan kekuatan Salibis dari Syria dengan cara menghujani basis-basis mereka dengan serangan demi serangan secara terus menerus. Namun terkadang ia harus mengakomodir kesepakatan daman dengan mereka bila memang diperlukan. Dan biasanya hal seperti ini berlangsung dalam waktu sepuluh tahun, sepuluh bulan, sepuluh hari dan sepuluh jam. Dan setelah mampu untuk menanggulangi berbagai problema internal negeri, ia kembali turun dalam kancah peperangan dengan Salibis. Dan pada tahun 662 H-1263 M, ia memasuki wilayah Palestina. Setelah pasukannya tiba di daerah Akka, Salibis mendatanginya untuk meminta pembaharuan kesepakatan genjatan senjata dan menyetujui pembebasan para tawanan muslim serta memelihara berbagai kesepakatan dan piagam. Namun Bebars mempertimbangkan tuntutan mereka dan terus melangkah menyerang berbagai basis kekuatan mereka, khususnya di Akka. Ini dilancarkan untuk mengetahui titik-titik kekuatan dan kelemahan yang ada pada mereka sehingga datang waktunya untuk menyelamatkan negeri-negeri dan tempat-tempat yang diduduki. Dan kekuatan Salibis tidak dapat membendung advansi kekuatan ini. Pada tahun 664 H-1265 M, Al Dhaher Bebars kembali menginvasi Palestina dan dapat menguasai Al Qaisariyyah al Muhsanah, menghancurkan dinding-dindingnya. Sebagian pasukannya menyerang wilayah Akka dan sebagian lainnya menyerbu Haifa. Kemudian kota Arsouf jatuh ke dalam genggamannya pada tahun yang sama. Pada tahun berikutnya, ia kembali keluar ke Palestina mengepung Safad, menduduki dan menghancurkan dinding-dindingnya. Kemudian pada tahun 666 H-1267 M, kembali ke Palestina dan datang menghadap kepadanya delegasi Salibis untuk meminta genjatan senjata. Ia biasa mengikuti strategi devide and rule dalam berhubungan dengan kekuatan Salibis agar supaya kekuatan mereka tidak dapat bersatu untuk melawannya dalam satu waktu. Politik seperti ini yang membantu dalam menaklukkan kota Antakiya pada tahun 667 H (1268 M). Ini dianggap sebagai kemenangan yang paling gemilang yang diraih oleh umat dari Salibis setelah keberhasilan Shalahuddin al Ayubi membebaskan kota Al Quds pada tahun 583 H (1187 M). Setelah keberhasilannya untuk menduduki Antakiya, Bebar sepakat untuk mengadakan perjanjian damai dengan Akka yang berlaku hingga 10 tahun dengan syarat bahwa ia harus menguasai setengah dari wilayah Akka dan mengendalikan dataran tinggi di sekitar Sayda. Setelah wafaatnya al Dhaher Bebars, Sultan al Mansur Sayfuddin Qalawoun meneruskan langkah predesesornya untuk memerdekakan negeri Syria dari hegemoni Salibis. Pada masa kekuasaannya ini, terbentuknya aliansi besar melawan umat Islam yang terjalin antara kekuatan Salibis, Tartar dan Sanqur al Ashqar, wakil penguasa Damaskus yang berpaling dari orang Islam. Tapi aliansi ini gagal dan Qalawoun mulai memperketat tekanannya terhadap Salibis dan berhasil menduduki pelabuhan Al Marqab pada tahun 688 H (1285 M). Ia juga menaklukkan Al Ladeqyya pada tahun 686 H (1287 M) dan Tripoli pada tahun 688 H (1289 M). Qalawoun dapat memanfaatkan instabilitas yang terjadi pada negara Salibis di Akka secara khusus dan di negeri-negeri Syria pada umumnya karena perebutan kekuasaan yang sedang terjadi. Ia adalah sosok pemimpin yang kuat yang dapat mengeliminasi kehadiran Salibis di wilayah Arab bagian timur. Pada daerah pantai Shami, Salibis hanya menguasai wilayah Akka, Sour, Sayda dan Etleet. Sekarang bagi Qalawoun adalah momen yang paling tepat untuk mengeliminasi Salibis dari bumi Palestina secara total. Ia memanfaatkan peristiwa penyerangan yang dilancarkan oleh mereka yang membunuh beberapa jemaah haji muslim sebagai sebuah dalih untuk mendeklarasikan jihad melawan Salibis. Ia menyeruhkan seluruh pasukan bersenjatanya dari Mesir dan Syria. Ia berdiam di luar kota Kairo untuk menunggu kedatangan balabantuan, tapi ia terjatuh secara tiba-tiba lalu meninggal dunia pada tahun 689 38

H (1287 M). Sebagai suksesornya adalah anaknya yang bernama Ashraf Salahuddin. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Salibis untuk menawarkan Ashraf perjanjian lain, tapi itu ditolak dan ia kerahkan pasukan bersenjatanya untuk mengepung Akka yang berhasil dimerdekakan pada tahun 1291 M. Raja Akka, Henry Kedua berhasil lolos melarikan diri ke Cyprus. Setelah menaklukkan Akka, Ashraf menduduki Sayda, Sour, Haifa dan Etleet. Ia juga memerintahkan kepada pasukannya untuk membumihanguskan seluruh benteng-benteng yang ada di kota-kota tersebut. Jadi, basis terakhir kekuatan Salibis telah dihancurkan oleh tangan-tangan dinasti Al Mamalik, dan akhirnya eksistensi mereka di Palestina dan Syria dapat diselesaikan secara total setelah dua abad dari tahun 492-690 H. (1099-1291 M). Dengan prestasi ini, Palestina kembali berada di bawah pemerintahan Islam hingga berakhir pada masa di saat kekuatan Inggris berhasil menjajah wilayah ini. *********

39

Anda mungkin juga menyukai