Oleh :
TANIA PRADA
Waktu : 45 menit
Tempat : SMP
Hari/Tgl :
A. Latar Belakang
2. Tujuan Khusus
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik kegiatan
2. Sasaran
D. Metode
Ceramah
Tanya jawab
Leaflet
Flip chart
F. Tempat
H. Struktur
Moderator :
Penyaji :
Fasilitator :
Observer :
I. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator
: Penyaji
: fasilitator
: observer
: peserta
J. Uraia Tugas
2. Moderator :
3. Penyaji/presenter :
4. Fasilitator :
penyuluhan.
5. Observer :
Tugas : mengamati proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari awal
kegiatan berlangsung.
K. Susunan Acara
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audience Waktu
1 Moderator :
- Menjawab salam
Pembukaan 5 mnt
- Mendengarkan dan memperhatikan
- Memberi salam
- Menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
- Memberi kesempatan pada
presenter untuk menjelaskan
materi
Pelaksanaan
2 Penyaji :
Penutup
- Mengemukakan pendapat
Penyaji :
L. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi sruktur
penyuluhan dilakukan
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
50% audience yang hadir mengetahui dan memahami cara mencegah ISPA
50% audience yang hadir mengetahui dan memahami gejala ISPA
MATERI PENYULUHAN
ISPA
1. Pengertian
Menurut WHO, ISPA adalah penyakit menular dari saluran pernapasan
atas atau bawah yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit berkisar
dari infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung
pada patogen penyebabnya, faktor penjamu dan faktor lingkungan. Penyakit
ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di
dunia. Penyakit ISPA juga penyebab utama kematian terbesar ketiga di dunia
dan pembunuh utama di Negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Kematian akibat penyakit ISPA sepuluh sampai lima puluh kali di Negara
berkembang dari pada Negara maju. ISPA termasuk golongan Air Borne
Disease yang penularan penyakitnya melalui udara. Patogen yang masuk dan
menginfeksi saluran pernafasan dan menyebabkan inflamasi (Lubis Ira,
dkk.2019). ISPA dapat disebabkan oleh berbagaii macam organisme, namun
yang terbanyak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Virus
merupakan penyebab terbanyak infeksi saluran nafas atas akut (ISPA) seperti
rhinitis, sinusitis, faringitis, tonsilitis, dan laringitis. Hampir 90% dari infeksi
tersebut disebabkan oleh virus dan hanya sebagian disebabkan oleh bakteri
(Tandi, 2018).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan andeksanya,
seperti sinus rongga telinga tengah, dan pleura. ISPA merupakan infeksi
saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari. Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada
balita dan anak-anak mulai dari ISPA ringan sampai berat. ISPA yang berat
jika masuk kedalam jaringan paru-paru akan menyebabkan Pneumonia.
Pneumonia merupakan penyakit infeksi yang dapat menyebabkan kematian
terutama pada anak-anak (Jalil, 2018).
1.1 Klasifikasi ISPA :
Menurut Halimah (2019) klasifikasi ISPA dapat dikelompokkan berdasarkan
golongannya dan golongan umur yaitu :
c) Pneumonia berat yaitu adanya batuk dan nafas cepat (fast breathing) dan
tarikan dinding pada bagian bawah ke arah dalam (servere chest indrawing).
b) Pneumonia berat yaitu frekuensi pernafasan sama atau lebih dari 60 kali
permenit (fast breathing) atau adanya tarikan dinding dada tanpa nafas cepat
2. Tujuan
1. Audience mengerti tentang penyakit ISPA
2. Menearapkan pencegahan ISPA
3. Audience mengerti tentang tanda dan gejala ISPA
4. Epidemiologi
ISPA disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di saluran pernapasan.
Saluran pernapasan yang dapat terserang infeksi bisa saluran pernapasan atas
atau bawah. Meski demikian, ISPA paling sering disebabkan oleh infeksi virus
dan paling sering terjadi di saluran pernapasan bagian atas. Beberapa jenis
virus yang sering menyebabkan ISPA adalah:
Rhinovirus
Respiratory syntical viruses (RSVs)
Adenovirus
Parainfluenza virus
Virus influenza
Virus Corona
Sementara itu, beberapa jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan ISPA
adalah:
Streptococcus
Haemophilus
Staphylococcus aureus
Klebsiella pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae
Chlamydia
6. Faktor Risiko
Interaksi tiga komponen penyakit, Model segitiga epidemiologi atau
triad epidemiologi menggambarkan yaitu manusia (Host), penyebab (Agent),
dan lingkungan (Environment). Faktor risiko terjadinya ISPA pada anak balita
akan dijabarkan dengan 3 hubungan komponen yang terdapat dalam model
segitiga
epidemiologi (Gunawan,2010):
7. Pencegahan
Menurut Dinkes (2006) pencegahan kejadian ISPA ini tidak terlepas
dari peran orang tua yang harus mengetahui cara-cara pencegahan ISPA. ISPA
dapat dicegah dengan mengatur pola makan, menciptakan lingkungan yang
nyaman, dan menghindar dari faktor pencetus.
6). Lebih sering cuci tangan dengan sabun atau pakai hand sanitizer, terutama
setelah selesai beraktivitas di tempat umum.
7). Jangan lupa kenakan masker standar sebagai tindak pencegahan dari
berbagai infeksi virus.
8). Hilangkan kebiasaan menyentuh wajah, mulut, atau mata, apalagi jika
belum cuci tangan dengan sabun. Ini akan mencegah virus, bakteri, atau
parasit lain masuk ke dalam tubuh.
10). Terapkan pola hidup sehat dan hindari merokok untuk menjaga kesehatan
tubuh secara keseluruhan.
11). Hindari orang-orang yang sedang sakit infeksi saluran pernafasan karena
dapat menular dengan mudah melalui percikan ludah, dan kontak tangan ke
tangan
9. Penatalaksanaan
Berdasarkan pendoman pengobatan dasar puskesmas, penatalaksanaan
penyakit diare dijelaskan Menurut WHO terdapat 4 unsur dalam
penanggulangan diare akut, yaitu :
1) Pemberian cairan, berupa Upaya Rehidrasi Oral (URO) untuk mencegah
maupun mengobati dehidrasi
2) Melanjutkan pemberian makanan seperti biasa, terutama ASI bila anak
masih menyusui, selama diare dan masa penyembuhan
3) Tidak menggunakan antidiare, sementara antibiotik, maupun
antimikroba, hanya untuk kasus tersangka kolera, disentri, atau terbukti
giardiasis atau amubiasis
4) Pemberian petunjuk yang efektif bagi ibu dan anak serta keluarganya
tentang upaya rehidrasi oral dirumah, tandatanda untuk merujuk dan cara
mencegah diare dimasa yang akan datang