Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TUGAS PPKN RUMUSAN DASAR NEGARA MENURUT PROF .DR. SOEPOMO

X1 DKV 1

Nama Anggota Kelompok:

-Angita Istifani (03)

-Dhika Nugraha (10)

-Indah Musarofah (16)

-M. Miftahul Atiq (21)

-Septi Wahyuningsih (30)

-Yusuf Anwar R. (35)

SMK TI KARTIKA CENDEKIA

TAHUN AJARAN 2022/2023


Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat, nikmat, serta
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami.

Dengan demikian kami dapat menyelesaikan makalah kami ini untuk mengetahui lebih
dalam mengenai rumusan dasar negara yang di kemukakan oleh Prof. Dr. Soepomo dalam sidang
BPUPKI 1.

Dalam pembuatan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak”, hasil kami tidak sesempurna apa
yang di inginkan guru. Namun, kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Untuk itu kritik dan
saran sangat kami butuhkan untuk memperbaiki makalah ini.

Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi bacaan yang bermanfaat
bagi kita semua.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengatar…………………………………………………………….………………1

Daftar Isi…………………………………………………………………………………2

Bab 1 Pendahuluan

A.Latar Belakang…………………………………………………………...……3

B.Rumusan Masalah……………………………………………………………..3

C.Tujuan Penulisan……………………………………………………………...3

Bab 2 Isi

Pembahasan………………………………………………………………………4

Bab 3 Penutup

A.Kesimpulan……………………………………………….……………………7

B.Saran……………………………………………………….…………………..7

Daftar Pusaka………………………………………………………………………….....8

2
PENDAHULUAN

-Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar negara Repuplik Indonesia sebelum tanggal 18 Agustus 1945 oleh
PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak jaman dahulu kala berupa nilai-nilai adat
istiadat, kebudayaan, serta nilai-nilai religious. Nilai-nilai tersebut telah melekat pada bangsa
Indonesia sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai kuasa materialis, kemudian pada
Republik Indonesia yaitu dalam sidang-sidang BPUPKI 1, panitia sembilan, BPUPKI 2, serta PPKI
khususnya pada sidang BPUPKI yang pertama merupakan awal disusunnya rumusan dasar negara
Pancasila.

BPUPKI dibentuk pada tanggal 29 April 1945. BPUPKI sendiri merupakan badan-badan
yang bertugas untuk menyelidiki usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Pada sidang BPUPKI 1,
terbentuklah rumusan-rumusan Pancasila yang disampaikan oleh 3 pembicara, yaitu Muh. Yamin,
Prof. Dr, Soepomo, dan Ir. Soekarno dimana masing-masing memberikan gagasan dan pendapatnya
tentang rumusan-rumusan dasar negara. Dalam makalah ini akan membahas lebih dalam tentang
pidato dan rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Prof. Dr .Soepomo.

-Biografi Dr. Soepomo

Nama Dr. Soepomo mungkin lebih dikenal sebagai jalan di bilangan Tebet, Jakarta Selatan.
Namanya memang diabadikan di jalan Jakarta dan sejumlah kota lain di Indonesia atas jasanya yang
besar. Dr Soepomo adalah salah satu perumus dasar negara yakni Pancasila. Ia juga ikut menyusun
Undang-undang Dasar 1945. Dikutip dari Biografi yang disusun Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Soepomo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah pada 22 Januari 1903. Meski berasal dari kota kecil,
Soepomo lahir dari keluarga yang terpandang di sana. Ia adalah putra pertama Raden Tumenggung
Wignyodipuro, pejabat Bupati Anom Inspektur Hasil Negeri Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Kakeknya, KRT Reksowadono, adalah Bupati Sukoharjo. Kendati terlahir ningrat, Soepomo tak
memiliki jiwa feodal seperti keluarga kepala daerah umumnya. Ia digambarkan sebagai anak yang
sederhana dan rendah hati.

3
Berprestasi di sekolah sebagai anak bangsawan, Soepomo mendapat kehormatan untuk
bersekolah di sekolah dasar untuk anak-anak Belanda dan bangsawan yakni Europeesche Lagere
School di Solo. Soepomo menamatkan sekolah pada 1917, di usia yang cukup muda yakni 14
tahun. Ia kemudian melanjutkan sekolah ke tingkat berikutnya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
(MULO) yang ada di Solo juga. pada 1920 dengan prestasi yang gemilang. Di sekolah ini pula,
Soepomo bertemu dengan Raden Ajeng Kushartati, gadis keraton yang kelak menjadi istrinya.
Selepas lulus dari MULO, Soepomo kemudian melanjutkan sekolah hukum ke Rechtscool di
Jakarta pada 1920. Di Jakarta, Soepomo mulai bergaul dengan

Soepomo remaja menamatkan sekolah pemuda-pemuda lain yang tergabung dalam


pergerakan nasional. Soepomo lagi-lagi menuai prestasi dengan menamatkan Rechtscool pada 1923
dengan hasil yang memuaskan. Pada 16 Mei 1923, ia diangkat sebagai pegawai negeri dengan
penempatan Pengadilan Negeri di Sragen, kota tempat kakeknya, RT Wirjodiprodjo menjabat
sebagai Bupati Nayaka Kabupaten Sragen. Pekerjaan yang disenanginya itu harus ditinggalkannya
pada 12 Agustus 1924. Saat itu, Soepomo mendapat programstudieopdracht atau pertukaran pelajar.

Belajar pergerakan di Belanda Di usia 21 tahun, Soepomo mengejar cita-citanya menjadi


ahli hukum dengan menimba ilmu di Fakultas Hukum di Universiteit Leiden. Ia memperdalam diri
dalam peminatan hukum adat. Di sana, Soepomo juga bergabung dengan organisasi Indonesische
Vereniging atau Perhimpunan Indonesia. Perkumpulan yang berubah menjadi organisasi politik itu
mengajarkan nilai-nilai pergerakan untuk kemerdekaan kepada Soepomo.

Selain aktif di pergerakan, Soepomo juga aktif di kesenian. Jiwa seninya terlihat dari
tariannya yang berbakat. Lewat berbagai pentas, Soepomo ingin menunjukkan Indonesia adalah
bangsa dengan peradaban yang tinggi. Keahlian menari itu diwarisi dari seorang pangeran keraton
bernama Sumodiningrat. Soepomo bahkan sempat menari dalam pagelaran di Paris pada 1926. Baca
juga: Keraton Kartasura, Istana yang Menjadi Pemakaman Setahun kemudian, pada 14 Juni 1927,
Soepomo meraih gelar Meester in de rechtern (Mr) atau magister hukum dengan predikat summa
cum laude. Disertasinya yang berjudul De Reorganisatie van het Agrarisch stelsel in het Gewest
Soerakarta juga membuatnya langsung meraih gelar doktor. Semua diraih dalam usia 24 tahun.
Kendati sibuk sekolah, Soepomo muda tetap tak lupa pada pujaan hatinya semasa sekolah di Solo.
Takdir mengantarkannya bertemu kembali dengan Raden Ajeng Kushartati. Saat pesta perkawinan
emas Ratu Wilhelmina di Belanda, Supomo bertemu dengan kedua orangtua Raden Ajeng
Kushartati. Soepomo meminta restu untuk mengawininya. Perkawinan pun dilaksanakan di
Indonesia setelah Soepomo kembali.

4
Jadi hakim dan profesor Sekembalinya ke Tanah Air, Soepomo menjalani beberapa profesi.
Di antaranya, Ketua Pengadilan Negeri Yogyakarta, Direktur Justisi di Jakarta, hingga Guru Besar
hukum adat pada Rechts Hoge School di Jakarta. Pekerjaan Soepomo mengharuskannya meneliti ke
lapangan. Ia turun ke rumah penduduk dan dan melihat bagaimana kebodohan membelenggu
rakyat. Soepomo menilai keadaan itu hanya bisa diperbaiki lewat pendidikan. Berangkat dari
pemikiran itu, Soepomo kerap memberi penyuluhan dan bantuan kepada masyarakat. Dikutip dari
Ensiklopedia Tokoh Nasional, Prof. Mr. Soepomo (2017), cita-cita luhur Soepomo membuatnya
bergabung dengan organisasi Budi Oetomo. Seperti organisasi dan partai politik lainnya, Budi
Oetomo juga mencita-citakan kemerdekaan bangsa. Caranya, lewat pendidikan bagi seluruh anak
bangsa.

Kiprah Soepomo cukup menonjol di organisasi itu. Pada 1930, ia pun dipercaya menjabat wakil
ketua. Di sisi lain, profesinya sebagai hakim membuatnya dilematis. Saat itu, Pemerintah Kolonial
Belanda memberlakukan serangkaian aturan yang melarang orang berkumpul dan berserikat dalam
kegiatan politik. Sejumlah tokoh nasional pernah dijebloskan ke penjara karena aturan-aturan ini.
Soekarno pernah masuk penjara Sukamiskin, Bandung hingga Ende dan Bengkulu. Begitu pula
Hatta, Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin, Sayuti Melik, dan banyak nama lainnya. Soepomo yang
dalam hati mendukung pergerakan yang dilakukan para tokoh, terikat pada pekerjaannya sebagai
pegawai pemerintahan.
Sebagai hakim, ia harus menjatuhkan hukuman yang dibuat Belanda kepada saudara sebangsanya
sendiri. Soepomo berusaha membantu perjuangan dengan cara memberi saran kepada para pejuang
untuk bertemu secara sembunyi-sembunyi. Ia juga kerap mendebat aparat polisi yang menangkap
pejuang.

Memasuki masa pendudukan Jepang pada 1942, Soepomo melakoni peran baru sebagai
Mahkamah Agung (Saikoo Hoin) dan anggota Panitia Hukum dan Tata Negara. Setahun kemudian,
ia diangkat menjadi Kepala Departemen Kehakiman (Shijobuco). Soepomo menerima pekerjaan itu
karena di era pendudukan Jepang, para pejuang memilih tak melawan dan kooperatif dengan militer
Jepang yang keras. Jepang yang awalnya diharapkan sebagai saudara dari Timur yang akan
membebaskan Indonesia dari penjajahan, malah membuat kehidupan rakyat makin terpuruk. Baca
juga: Benarkah Indonesia dijajah Belanda Selama 350 Tahun? Kebijakan Jepang yang asal-asalan
membuat rakyat hidup sengsara dan kelaparan. Rakyat terus menagih janji Jepang untuk
memberikan kemerdekaan Indonesia. Perang Dunia Kedua yang menghimpit Jepang pada 1944,
mengkhawatirkan banyak pihak termasuk Soepomo. Para tokoh pergerakan khawatir Jepang batal
memberikan kemerdekaan yang dijanjikan. Jepang tak bisa berkelit. Untuk melunasi janjinya,

5
mereka membentuk satu badan yang bertugas mempersiapkan dan merancang berdirinya negara
yang merdeka dan berdaulat. Pada 26 April 1945, badan itu, Dokoritsu Zyumbi Coosakai atau
Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dibentuk. Soepomo, bersama Bung
Karno, Bung Hatta, AA Maramis, Abdul Wahid Hasyim, dan Moh Yamin direkrut ke dalamnya.

Masing-masing mengemukakan pendapatnya soal pemikiran untuk menjadi dasar negara. Soepomo,
pada 31 Mei 1945, mengajukan lima prinsip. Kelima prinsip sebagai dasar negara itu adalah
persatuan, mufakat dan demokrasi, keadilan sosial, serta kekeluargaan, dan musyawarah. Soepomo
juga menyampaikan konsep negara kesatuan untuk diberlakukan di Indonesia. Hasil pemikiran para
tokoh itu disahkan menjadi Piagam Djakarta pada 22 Juni 1945. Untuk agenda selanjutnya,
perumusan undang-undang dasar, BPUPKI digantikan dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).

Menjadi Menteri

Kekalahan Jepang pada Agustus 1945 mendorong Indonesia memproklamasikan


kemerdekaannya pada 17 Agustus. Keesokan harinya, PPKI menggelar sidang. Baca juga: Saat
Sutan Syahrir Mendengar Berita soal Kekalahan Jepang dari Sekutu pada 10 Agustus 1945... Sidang
itu menetapkan Undang-undang Dasar 1945 sebagai konstitusi negara serta menetapkan Soekarno
dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden. PPKI juga membentuk Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). PPKI dibubarkan dan anggotanya masuk ke
KNIP. Kemudian pada 19 Agustus 1945, Soekarno membentuk kabinet yang terdiri dari 16 menteri.
Soepomo diangkat sebagai Menteri Kehakiman. Penunjukan itu dilakukan Soekarno karena yakin
terhadap kecakapan Soepomo di bidang hukum. Soepomo menjadi Menteri Kehakiman pertama RI.

Salah satu tugas penting Soepomo yakni merumuskan aturan hukum. Ia bercita-cita Indonesia bisa
punya kodifikasi hukum sendiri alih-alih mengadopsi hukum Belanda. Kodifikasi hukum ini, seperti
keinginan Soepomo, berasal dari hukum adat Indonesia. Sayangnya, hingga saat ini, hukum yang
dibukukan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), masih sebagian besar menganut
kodifikasi era kolonial Hindia Belanda.

Indonesia berganti-ganti bentuk

Di awal kemerdekaannya, bentuk negara serta pemerintahan Indonesia kerap berubah-ubah.


Pada 14 November 1945, Indonesia berubah bentuk dari sistem presidensil menjadi pemisahan
kepala negara dengan kepala pemerintahan. Baca juga: 6 Kejadian Unik Saat Upacara Hari
Kemerdekaan 17 Agustus Presiden Soekarno menjadi kepala negara, sementara kepala

6
pemerintahan di tangan Perdana Menteri Sutan Syahrir. Syahrir merombak kabinet Soekarno
danmenggantinya dengan orang-orang politik, kebanyakan dari Partai Sosialis Indonesia (PSI).
Soepomo yang bukan orang partai pun lengser. Namun hal itu tak dirisaukannya. Ia paham akan
dinamika politik. Soepomo tetap membantu bangsa. Ketika Ibu Kota Indonesia dipindah dari
Jakarta ke Yogyakarta, Soepomo ikut.

Di sana, ia diminta membantu pendirian lembaga pendudukan tinggi setingkat universitas. Maka
pada 3 Maret 1946, berdirilah Universitas Gadjah Mada (UGM). Soepomo ditunjuk sebagai guru
besar di Fakultas Hukum.

Selain sibuk mengajar di UGM dan Akademi Kepolisian di Magelang, Soepomo juga aktif di
kegiatan lain. Ia diminta menjadi penasihat Menteri Kehakiman. Soepomo juga ditunjuk sebagai
salah satu pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat. Kemudian pada Desember
1946 sampai Mei 1947, Soepomo diminta menjadi anggota panitia reorganisasi Tentara Republik
Indonesia. Ia diminta menyumbangkan pemikiran terkait rencana pemerintah menyusun kembali
struktur organisasi angkatan perangnya.

Kembali jadi menteri

Di tengah pergolakan politik dalam negeri, Indonesia masih harus menghadapi Belanda
yang ingin kembali berkuasa. Baca juga: Jembatan “Saksi” Agresi Militer Belanda II Itu Akhirnya
Runtuh… Soepomo beberapa kali menjadi delegasi antara Indonesia dengan Belanda. Salah
satunya, di perjanjian Renville yang dianggap merugikan Indonesia. Perjanjian itu mempersempit
wilayah Indonesia menjadi hanya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemudian saat Belanda
menyerang Ibu Kota Yogyakarta atau yang dikenal sebagai Agresi Militer II Belanda pada 1949,
Soepomo mengambil peran sebagai delegasi dalam perundingan untuk membela Indonesia. Puncak
perundingan itu, dihasilkan kesepakatan lewat Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag,
Belanda pada 23 Agustus 1949. Soepomo yang terlibat dalam KMB, dipercaya sebagai Ketua
Panitia Konstitusi dan Politik. Tugasnya mengajukan rancangan konstitusi yang bisa diterima
Belanda. Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Dimulainya Konferensi Meja Bundar di Den Haag,
Belanda Meski lewat KMB Belanda akhirnya melepas Indonesia, namun Indonesia dipaksa
merubah bentuknya menjadi Republik Indonesia Serikat. Bagi Soepomo, apa yang dihasilkan lewat
KMB sudah maksimal kendati banyak hal yang harus direlakan. Salah satunya, mengganti bentuk
negara kesatuan. Dalam pemerintahan RIS, Soepomo kembali duduk sebagai menteri kehakiman
pada 20 Desember 1949. Tak lama setelah diangkat, yakni pada 19 Mei 1950, Soepomo menggelar
pertemuan. Pertemuan itu untuk mengakomodasi keinginan rakyat mengembalikan bentuk negara

7
ke negara kesatuan. Aktivitas hingga tutup usia Setelah lengser sebagai menteri pada September
1950, Soepomo diberi mandat sebagai anggota delegasi RI untuk menghadiri sidang umum PBB di
Lake Succes pada 13 November 1950. Baca juga: Polemik 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila
pada Era Orde Baru lewat sidang itu, Indonesia dinyatakan sebagai anggota PBB dengan nomor
urut 60. Setelah itu, Soepomo diangkat sebagai Duta Besar RI untuk Belanda. Tugasnya, membina
hubungan antara Indonesia dengan Belanda pasca-KMB. Setelah Belanda, Soepomo menjadi Duta
Besar untuk Inggris dari 1954 hingga 1956. Di dunia akademik, Soepomo juga diangkat sebagai
profesor lalu Presiden Universitas Indonesia. Di tingkat internasional, Soepomo menjabat Wakil
Presiden International Institute of Differing Civilization yang berpusat di Brussel, Belgia. Ia juga
menjadi wakil ketua di International Comission for Scientific and Cultural History of Mankind dan
Indonesia Institute for World Affairs. Baca juga: 17 Agustus: Di 9 Tempat Ini, Soekarno Pernah
Catatkan Sejarah... Jabatan terakhir yang diembannya adalah sebagai anggota Panitia Negara untuk
Urusan Konstitusi pada 1958. Soepomo tutup usia pada 12 Desember 1958 usai bermain tenis di
rumahnya di Jalan Diponegoro, Jakarta. Ia meninggal karena serangan jantung. Soepomo
dimakamkan keesokan harinya di Pemakaman Yosoroto di Jalan Slamet Riyadi, Purwosari,
Surakarta. Sebagai penghargaan, Soepomo diberikan gelar Pahlawan Nasional pada 1965.

Bagaimana isi dan penjelasan mengenai rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Soepomo?

-Tujuan

Untuk mengetahui penjelasan mengenai rumusan dasar negara yang disampaikan oleh Soepomo
pada sidang BPUPKI 1.

8
PEMBAHASAN

Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari, berturut-turut yang dibicarakan
dalam sidang tersebut adalah sebagai berikut: 1. tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin, 2. tanggal 31
Mei 1945. Prof. Dr. Soepomo, dan tanggal 1 Juni 1945 Ir.Soekarno.

Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengemukan teori-teori negara sebagai berikut:

A. Teori negara perseorangan (individualistis) sebagaimana diajarkan oleh Thomas Hobes


(abad 17), Jean Jacques Rousseau (abad 18), Herbet Spencer (abad 19), H.J Lawski (abad
20). Menurut paham ini, negara adalah masyarakat hukum yang disusun atas kontrak atau
perjanjian antara seluruh individu (kontrak sosial) yang menjadi anggota masyarakat itu.
Karena merupakan perjanjian antar pribadi, maka yang diutamakan dalam setiap kegiatan
negara adalah kepentingan dan kebebasan pribadi sehingga kepentingan seluruh warga
negara kurang di perhatikan. Paham negara ini banyak terdapat di Eropa dan Amerika.
B. Paham negara kelas (teori golongan) sebagaimana diajarkan oleh Marx, Lenin, dan Engels.
Negara adalah sebagai alat dari suatu golongan (suatu kelas) untuk menindas kelas lain yang
lemah. Maka Karl Marx mengajukan revolusi kaum buruh untuk merebut kekuasaan negara
dari kaum kapitalis dan balas menindas mereka. Baginya tiada tempat dalam negara untuk
kepentingan pribadi. Teori ini mendasari komunisme yang dianut dalam bentuk diktatur
proletariat.
C. Paham negara integralistik, yang diajarkan oleh Spinoza, Adam Muller, Hegel (abad 18 dan
19). Menurut paham ini negara bukanlah untuk menjamin perseorangan atau golongan akan
tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai suatu persatuan. Negara yaitu
susunan masyarakat yang integral, segala golongan, bagian, anggotanya saling berhubungan
erat satu sama lainnya dan merupakan persatuan organis. Menurut paham ini yang
terpenting dalam negara adalah penghidupan bangsa seluruhnya sebagai persatuan
(Sekretariat Negara, 1995:33).

9
Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia Soepomo mengusulkan hal-hal
sebagai berikut:

A. Saya mengusulkan pendirian Negara Nasional yang Bersatu dalam arti totaliter sebagaimana
yang saya uraikan tadi yaitu negara yang tidak akan mempersatukan diri dengan golongan
terbesar, akan tetapi yang mengatasi semua golongan, baik golongan besar atau kecil. Dalam
negara yang bersatu itu urusan agama diserahkan kepada golongan-golongan agama yang
bersangkutan.

B. Kemudian dianjurkan supaya para warga negara takluk kepada Tuhan, supaya tiap-tiap
waktu ingat kepada Tuhan.
C. Mengenai kerakyatan disebutkan sebagai berikut:

Untuk menjamin supaya pimpinan negara, terutama Kepala Negara terus-menerus


bersatu jika dengan rakyat, dalam susunan pemerintahan Negara Indonesia harus dibentuk
sistem badan permusyawaratan. Kepala Negara akan terus bergaul dengan Badan
Permusyawaratn supaya senantiasa mengetahui dan merasakan rasa keadilan dan cita-cita
rakyat.

D. Menurut Prof.Dr.Soepomo dalam lapangan ekonomi negara akan bersifat kekeluargaan juga,
oleh karena kekeluargaan itu sifat masyarakat Timur, yang harus kita pelihara sebaik-
baiknya. Sistem tolong-menolong, sistem koperasi hendaknya dipakai sebagai salah satu
dasar ekonomi negara Indonesia. Kita supaya mendirikan Negara Indonesia yang makmur,
bersatu, berdaulat, dan adil.
E. Mengenai hubungan antar bangsa, Prof. Soepomo membatasi diri dan mengajukan upaya
Negara Indonesia bersifat negara Asia Timur Raya, anggota daripada kekeluargaan Asia
Timur Raya.

Dasar negara diperlukan untuk mendirikan Indonesia merdeka, demikian poin yang
disampaikan K.R.T Radjiman Wedyodiningrat dalam pidato awal sidang pertama 29 Mei 1945.
Menyikapi hal tersebut, Radjiman mempersilahkan para anggota BPUPKI untuk urun rembuk.
Dari 12 orang yang berpidato, tiga nama gagasan masing-masing mendapat sorotan, yaitu
Muhamad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.

10
Soepomo mengusulakan setelah Indonesia terbentuk, sifatnya harus berstu dalam satu
kesatuan. Negara itu tak hanya mempersatukan golongan mayoritas, tapi juga seluruh lapisan
rakyat. Soepomo juga menentang Indonesia dijadikan negara Islam seperti keinginan para
golongan muslim.

Ia berpandangan urusan agama harusnya dipisahkan dari urusan negara. “Maka teranglah
tuan-tuan jang terhormat, bahwa djika kita hendak mendirikan Negara Indonesia jang sesuai
dengan keistimewaan sifat dan tjorak masjarakat Indonesia, maka negara kita harus berdasar
atas aliran pikiran (Staatsidee) negara yang integralistik, negara jang bersatu dengan seluruh
rakjatnja, jang mengatasi selueuh golongan-golonganja dalam lapangan apapun,” kata Soepomo
dalam pidatonya.

Ide Yamin dikemukakan pada 29 Mei 1945. Dua hari berselang, tepatnya tanggal 31 Mei
giliran Mr. Soepomo yang menyampaikan gagasannya, seperti dikutip modul PKN SMP Kelas

VII (2017). Perhatian ditunjukan Soepomo terhadap corak masyarakat Indonesia yang didasari
semangat kekeluargaan dan gotong royong. Secara lebih lanjut, Soepomo juga menyatakan
bahwa persatuan Indonesia tidak tergantung pada golongan mayoritas atau terkuat dalam
masyarakat, baik dari segi politik maupun ekonomi. Sebaliknya, kemerdekaan Indonesia lahir
setelah mengatasi persoalan segala golongan dan paham perorangan

Berikut gagasan Mr. Soepomo mengenai dasar negara Indonesia:

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Melalui gagasan yang dikeluarkan dalam sidang pertama BPUPKI, pemikiran Soepomo kemudian
dikenali sebagai ide Negara Integralistik. Semagat kekeluargaan merupakan penekanan Soepomo
menyangkut bentuk sebuah negara. Dengan kata lain, negara dikelola layaknya keluarga harmonis.
Konstitusi dianjurkan untuk tidak mengatur hak-hak dasar. Pasalnya, Soepomo berpandangan,
konsekuesi dari pengaturan tersebut ialah mengemukannya paham bersifat perseorangan.

11
Untuk menjaga paham kekeluargaan, perwakilan golongan merupakan salah satu aspek penting. Ini
diejawantahkan dengan pendirian Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai wadahnya.
Untuk mengisi jabatan, mekanisme pemilihan tidak berlakukan. Cara lain dilakukan dengan
cenderung mengambil unsur dari badan-badan perekonomian dan serikat sekerja.

Di samping itu, urusan perekonomian setidaknya juga disesuaikan dengan paham


integralistik. Sistem koperasi dianggap cocok sebagai dasar ekonomi negara. Sebab, dalam sistem
tersebut, terdapat sifat tolong-menolong yang melekat dengan paham kekeluargaan. Pada 1 Juni
1945, Ir. Soekarno mendapat giliran berpidato.

Gagasannya mengenai dasar negara cenderung disepakati dan dikenal dengan nama
Pancasila. Kendati begitu, ide-ide Soepomo dalam sidang BPUPKI tidak bisa dilupakan. Ia tetap
menunjukan bahwa dasar negara Indonesia lahir dari ragam pemikiran.

12
PENUTUP

Kesimpulan

Pada sidang BPUPKI 1 tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengemukakan rumusan dasar
negara yang berupa 3 teori negara diantarannya Teori Negara Individualis, Paham negara Kelas,
dan Paham Negara Integralistik. Dengan demikian, Soepomo menjadi salah satu penggali Pancasila
selain Muh. Yamin dan Ir. Soekarno sehingga lahirlah istilah Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945.

“Konsep Negara Kesatuan Repuplik Indonesia Mengenai Relevansi Soepomo 31 Mei 1945”
Pancasila adalah dasar negara dan filsafah negara. NKRI berupa ada istiadat, berkebudayaan, serta
nilai-nilai religious. Didalam negara Indonesia tidak diperbolehkan untuk timbul pertentangan sikap
dan perbuatan untuk menciptakan kerkunan antar agama, negara, dan budaya. Manfaat yang
terdapat pada kehiduoan bernegara adalah dapat membawa faktor keadilan yang rukun dan baik
dalam kemakmuran lahir dan batin, nilai adat istiadat, kebudayaan, serta nilai-nilai religious.

Dari penyampaian yang disampaikan oleh Soepomo dalam pidatonya ada yang menjadi
penentangan serius adalah Moh Hatta dan Muh Yamin yang menurutnya konsep negara diajukan
oleh Soepomo. Dasar Negara adalah landasan kehidupan bernegara dan berbangsa yang mana setiap
negara memiliki dasar negara.

Saran

Makalah ini sekiranya dapat berguna bagi pembaca untuk mengetahui penjelasan lebih mengenai
rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Soepomo.

14
DAFTAR PUSAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/19/120000869/rumusan-dasar-nrgara-menurut-
soepomo

https://dhutag.wordpress.com/2005/10/31/menapaki-pemikiran-soepomomengenai-negara-
indonesia/

https://osf.io/jaz4g/download/

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/06/155919269/biografi-soepomo-perumus-pancasila-
dan-uud-1945?page=all

15

Anda mungkin juga menyukai