Anda di halaman 1dari 14

BIOGRAF

I PANCASILA
TOKOH
INDONESIA
Pr OF. Mr . Dr . SOePOmO

Ananditya Araza
PERKENALAN
NAMA : ANANDITYA ARAZA
NURIYAN NIM : 220103011
KELAS : A
PRODI : S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

Ananditya Araza
TOPIK
PEMBAHASAN
IDENTITAS DIRI
LATAR
BELAKANG
PENDIDIKAN
KEGIATAN
POLITIK AKHIR
KHAYAT
KELUARGA DAN
Ananditya Araza KARIR GELAR
IDENTITA
S
NAMA : PROF. MR . DR.
SOEPOMO AGAMA : ISLAM
TEMPAT LAHIR : SUKOHARJO, JAWA
TENGAH TANGGAL LAHIR : KAMIS, 22
JANUARI 1903 WARGA NEGARA :
INDONESIA

Ananditya Araza
LATAR BELAKANG
Prof. Mr. Dr. Soepomo merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia yang juga
dikenal sebagai arsitek UUD 1945. Sebagai seorang ahli hukum generasi pertama yang
ada di Indonesia, Soepomo turut pula berperan dalam pembentukan sistem hukum
nasional hingga akhir hayatnya.

Beliau lahir pada tanggal 22 Januari 1903 di Sukoharjo, Jawa Tengah ini berasal dari
keluarga aristokrat Jawa. Kakeknya dari pihak ayah adalah Raden Tumenggung
Reksowardono, Bupati Anom Sukoharjo kala itu. Sedangkan kakek dari pihak ibu adalah
Raden Tumenggung Wirjodiprodjo, Bupati Nayak Sragen.

Ananditya Araza
PENDIDIKA
N priyayi, Soepomo beruntung memiliki kesempatan
Karena berasal dari keluarga
mengenyam pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School), setingkat dengan sekolah
dasar, di Boyolali pada tahun 1917. Di tahun 1920, Soepomo lalu meneruskan
pendidikannya di MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) yang terletak di kota Solo.
Ia kemudian menyelesaikan pendidikan hukum di Bataviasche Rechtsschool di Batavia
dan lulus di tahun 1923. Setelah lulus, ia menjadi pegawai yang diperbantukan pada
Pengadilan Negeri Yogyakarta. Menteri Kehakiman pertama di Indonesia ini kemudian
berkesempatan melanjutkan pendidikan ke Rijksuniversiteit Leiden/Leiden University di
Belanda tahun 1924 di bawah bimbingan Cornelis van Vollenhoven, profesor hukum
asal Belanda yang terkenal sebagai perancang ilmu hukum adat Indonesia.

Ananditya Araza
PENDIDIKA
Di tahun 1927,
N
Soepomo resmi menyandang gelar Doktor dengan
disertasinya yang berjudul Reorganisatie van het Agrarisch Stelsel in het
Gewest Soerakarta (Reorganisasi sistem agraria di wilayah Surakarta). Dalam
disertasi tersebut, Soepomo mengupas sistem agraria tradisional di Surakarta
dan menganalisis hukum-hukum kolonial yang berkaitan dengan pertanahan
di wilayah Surakarta secara tajam, namun dengan bahasa yang halus dan
tidak langsung.

Ananditya Araza
KEGIATAN
POLITIK
Pada tanggal 1 Maret 1945, tahun terakhir pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintah
Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) pada tanggal 1 Maret 1945 untuk mengerjakan "persiapan kemerdekaan di
wilayah pemerintahan pulau jawa ini". Soepomo menjadi salah satu dari 62 anggota. Pada
sidang pertama yang berlangsung dari 29 Mei hingga 1 Juni, ia menyatakan dukungannya
untuk masa depan Indonesia menjadi negara kesatuan yang kuat, dengan alasan bahwa
itu sesuai dengan norma-norma masyarakat Indonesia. Dia juga berbicara menentang
gagasan negara Islam. Pada tanggal 1 Juni 1945, presiden di masa depan Soekarno
berpidato, di mana ia menguraikan dasar negara masa depan, lima sila Pancasila. Pada
masa reses BPUPKI, hal ini kemudian dimasukkan ke dalam pembukaan konstitusi masa
depan, Piagam Jakarta oleh Panitia Sembilan, yang tidak termasuk Soepomo.

Ananditya Araza
KEGIATAN
POLITIK
Ketika BPUPKI bersidang kembali untuk sidang kedua, yang dimulai pada 10 Juli, sebuah
komite beranggotakan 19 orang dibentuk untuk menghasilkan rancangan undang-undang,
dan Soepomo memainkan peran dominan dalam pembahasannya, yang berlangsung
selama tiga hari. Dia sengaja menghasilkan konstitusi yang memiliki pemerintahan pusat
yang kuat dengan kekuasaan terkonsentrasi pada presiden, dan tanpa sistem checks and
balances yang jelas, sejalan dengan pendapatnya. Secara khusus, ia mendukung
totalitarianisme integralis berdasarkan ideologi keluarga dan mengusulkan negara
Indonesia dimodelkan pada Nazi Jerman dan Kekaisaran Jepang

Ananditya Araza
KEGIATAN
POLITIK
Ia meyakini sistem ini akan menghindari konflik kepentingan antara pemerintah dan masyarakat.
Dalam diskusi itu, ia ditentang keras oleh Mohammad Yamin, yang menyerukan demokrasi ala
Barat dengan jaminan hak asasi manusia. Wakil presiden masa depan Hatta juga menginginkan
deklarasi hak-hak untuk dimasukkan, tetapi Soekarno memihak Soepomo. Kompromi mencapai
Pasal 28 yang menyatakan bahwa hak asasi manusia akan diatur dengan undang-undang. Setelah
diskusi panas, khususnya mengenai peran agama dalam berita negara, rancangan konstitusi dan
pembukaannya diterima pada 16 Juli. Setelah Jepang menyerah, pada tanggal 17 Agustus 1945,
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Keesokan harinya, Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang telah dibentuk pada 7 Agustus, bertemu dan
menyetujui rancangan undang-undang yang dihasilkan oleh panitia BPUPKI. Konstitusi juga
memiliki penjelasan yang memberikan informasi lebih lanjut tentang pembukaan dan isi, yang
juga ditulis oleh Soepomo. Karena ini bukan produk BPUPKI atau PPKI, status hukumnya tidak
pasti.

Ananditya Araza
AKHIR
HAYAT
Setelah masa jabatannya sebagai Menteri Kehakiman, Soepomo menjadi dosen
di Universitas Gadjah Mada, serta Akademi Polisi Jakarta. Dia juga Presiden
Universitas Indonesia. Dari tahun 1954 sampai 1956, Soepomo menjadi Duta
Besar Indonesia untuk Britania Raya. Soepomo meninggal dalam usia muda
akibat serangan jantung di Jakarta pada 12 September 1958 dan dimakamkan di
Solo. Pada 14 Mei 1965, Soepomo secara anumerta dinyatakan sebagai Pahla
wan Nasional Indonesia oleh Presiden Soekarno.

Ananditya Araza
KARIR DAN
KELUARGA
Pegawai pemerintah kolonial yang diperbantukan pada
Ketua Pengadilan Negeri Sragen

Menteri Kehakiman Kabinet Presidensial (19 Agustus 1945 -


14
November 1945)

Menteri Kehakiman Kabinet Republik Indonesia Serikat


(20 Desember 1949 - 6 September 1950)
Ananditya Araza
GELAR PAHLAWAN

Pada 14 mei 1965, Soepomo secara anumerta


dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia
oleh Presiden Soekarno.

Ananditya Araza
TERIMA KASIH
ATAS
P E R H A T IA N N Y A

Ananditya Araza

Anda mungkin juga menyukai