0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
102 tayangan3 halaman
Dokumen ini memberikan pedoman tentang skrining hipotiroid kongenital (SHK) yang dilakukan kepada bayi berumur 48-72 jam setelah lahir dengan mengambil sedikit darah dari tumit bayi untuk mengetes kadar hormon TSH. Tujuannya untuk mendeteksi hipotiroid sejak dini agar dapat mencegah kerusakan otak dan retardasi mental dengan memberikan pengobatan tepat waktu. Dokumen ini menjelaskan prosedur SHK mulai
Dokumen ini memberikan pedoman tentang skrining hipotiroid kongenital (SHK) yang dilakukan kepada bayi berumur 48-72 jam setelah lahir dengan mengambil sedikit darah dari tumit bayi untuk mengetes kadar hormon TSH. Tujuannya untuk mendeteksi hipotiroid sejak dini agar dapat mencegah kerusakan otak dan retardasi mental dengan memberikan pengobatan tepat waktu. Dokumen ini menjelaskan prosedur SHK mulai
Dokumen ini memberikan pedoman tentang skrining hipotiroid kongenital (SHK) yang dilakukan kepada bayi berumur 48-72 jam setelah lahir dengan mengambil sedikit darah dari tumit bayi untuk mengetes kadar hormon TSH. Tujuannya untuk mendeteksi hipotiroid sejak dini agar dapat mencegah kerusakan otak dan retardasi mental dengan memberikan pengobatan tepat waktu. Dokumen ini menjelaskan prosedur SHK mulai
1. Pengertian SHK (Skrining Hypotiroid Kongenital) adalah suatu tes atau
tindakan yang dilakukan kepada bayi yang berumur 48 jam sampai 72 jam setelah lahir dengan mengambil sedikit darah paa tumit bayi yang diteteskan pada kertas saring. Apakah kadar hormon TSH normal atau tidak. 2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk mendeteksi hipotiroid kongenital sejak dini guna mencegah kerusakan otak yang permanen dan retardasi mental, dengan memberikan pengobatan sebelum anak berusia 1 bulan. 3. Kebijakan
4. Referensi 1. Hipotiroid Kongenital dalam pelayanan medis, 2010;
2. Pedoman Skrining Hipotiroid Kongenital, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. 5. Prosedur/Langkah-langkah 1. Pengelola program atau pelaksana program menjelaskan kepada keluarga tentang prosedur (langkah) dan tindakan yang akan dilakukan kepada bayi. 2. Pengelola program atau pelaksana program mengisi data yang diperlukan, 3. Pengelola program atau pelaksana program membuat atau mengisi informed consent, 4. Pengelola program atau pelaksana program mengatur posisi bayi, kaki bayi pada posisi lebih rendah / posisi bayi dalam keadaan menyusu dengan ibunya, 5. Pengelola program atau pelaksana program menggunakan sarung tangan, 6. Pengola program atau pelaksana program melakukan kompres hangat pada kaki bayi untuk menambah aliran darah, 7. Pengelola program atau pelaksana program membersihkan daerah tumit yang akan ditusuk dengan kapas alkohol, 8. Pengelola program atau pelaksana program mengeringkan daerah tumit dengan kain kassa / kassa kering, 9. Pengelola program atau pelaksana program melakukan tusukan pada daerah / area yang ditentukan, 10. Pengelola program atau pelaksana program menghapus tetesan darah pertama, 11. Semua (ke 2) area bulatan di isi dengan darah, sampai bulat besar dan harus tembus ke bagian belakang kertas saring, 12. Pengelola program atau pelaksana program mengeringkan kertas saring pada suhu ruangan, tidak boleh terkena cahaya matahari atau pemanasan langsung. 6. Diagram Alur
Pengelola program atau pelaksana
program menjelaskan kepada keluarga tentang prosedur (langkah) dan tindakan yang akan dilakukan
Pengelola program atau pelaksana
program mengisi data yang diperlukan
Pengelola program atau pelaksana program
membuat atau mengisi informed consent
Pengelola program atau pelaksana program melakukan
SHK sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan Pengelola program atau pelaksana
program mengeringkan kertas saring SHK
pada suhu ruangan dan tidak boleh
terkena cahaya matahari
7. Unit Terkait 1. Pengelola program,
2. Pelaksana program, 3. Orang tua (ibu/bapak/nenek), 4. Bayi yang berumur 48-72 jam 8. Dokumen Terkait
9. Rekaman Histori Perubahan
Tgl. Mulai No Yang Dirubah Isi Perubahan Diberlakukan