Anda di halaman 1dari 3

PENGELOLAAN LIMBAH INFEKSIUS

No. Dok :
SOP/UKP/VII/065/2019
No. Revisi : 1
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :½

dr. Sieska Firnalia Indah


Puskesmas
NIP. 197707062005012022
Gringsing 1

1. Pengertian Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme


pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme
tersebut dalam jumlah dan virulensi tertentu dapat menimbulkan
penyakit pada manusia.
2. Tujuan Sebagai Acuan Penerapan Langkah-langkah Untuk pencegahan
penularan infeksi
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. 449.1 / 056 / 2019 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Gringsing 1
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No 46 tahun 2015 tentang
akreditasi puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 Tentang
Manajemen Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017 tentang
pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi difasilitas
pelayanan Kesehatan 2017.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 tentang pusat Kesehatan masyarakat
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
HK .01.07/MENKES/1591/2020 Tentang Protokol Kesehatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam Rangka Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease (covid 19)
6. Buku Pedoman PPI
5. Prosedur 1. Pengelolaan limbah harus memperhatikan prinsip sebagai berikut :
i) Semua limbah beresiko tinggi harus diberi label / tanda yang
jelas.
ii) wadah / container diberi alas kantong plastic dengan warna
iii) Kuning untuk limbah infeksius
iv) Merah untuk limbah radioaktif
v) Ungu untuk limbah sitotoksis
vi) Coklat untuk limbah kimia dan farmasi
vii) Hitam untuk limbah non medis / domestic.
viii) Limbah tidak boleh dibiarkan atau disimpan >24 jam.
ix) Kantong plastik tempat limbah tidak diisi terlalu penuh
{cukup 2 / 3}
2. Wadah / container harus tertutup,tahan bocor,tidak berkarat,mudah
dikosongkan atau diangkat,mudah dibersihkan dan berada ditempat
yang aman dari jangkauan binatang atau serangga.

3.Pemilihan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang


menghasilkan limbah.

4.Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah anti


bocor dan tahan tusukan [safety box], tanpa memperhatikan
terkontaminasi atau tidak.

5.Jarum atau syringe harus dimasukan ke dalam”safety box”.

6.Pengangkutan limbah dari masing-masing ruangan harus


menggunakan troli khusus yang tertutup.Pengangkutan dilakukan
sehari 1 kali.

7.Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung


diri {APD} seperti sarung tangan khusus,masker, sepatu
boot,apron,pelindung mata dan bila perlu topi /helm.

8.Saluran pembuangan limbah cair harus menggunakan sistem


saluran tertutup, kedap air,mengalir lancar dan terpisah dari saluran
air hujan.

1. Unit terkait IGD, PONED, R Rawat inap

Anda mungkin juga menyukai