0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut merupakan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan limbah infeksius di Puskesmas Gringsing 1. SOP ini memberikan pedoman tentang pengelolaan limbah infeksius mulai dari pengenalan limbah infeksius, tujuan, kebijakan, referensi, prosedur pengelolaan limbah, unit terkait, serta langkah-langkah pencegahan penularan infeksi.
Dokumen tersebut merupakan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan limbah infeksius di Puskesmas Gringsing 1. SOP ini memberikan pedoman tentang pengelolaan limbah infeksius mulai dari pengenalan limbah infeksius, tujuan, kebijakan, referensi, prosedur pengelolaan limbah, unit terkait, serta langkah-langkah pencegahan penularan infeksi.
Dokumen tersebut merupakan Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan limbah infeksius di Puskesmas Gringsing 1. SOP ini memberikan pedoman tentang pengelolaan limbah infeksius mulai dari pengenalan limbah infeksius, tujuan, kebijakan, referensi, prosedur pengelolaan limbah, unit terkait, serta langkah-langkah pencegahan penularan infeksi.
1. Pengertian Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme
pathogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi tertentu dapat menimbulkan penyakit pada manusia. 2. Tujuan Sebagai Acuan Penerapan Langkah-langkah Untuk pencegahan penularan infeksi 3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No. 449.1 / 056 / 2019 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD Puskesmas Gringsing 1 4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No 46 tahun 2015 tentang akreditasi puskesmas 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Manajemen Puskesmas 3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi difasilitas pelayanan Kesehatan 2017. 4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang pusat Kesehatan masyarakat 5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No HK .01.07/MENKES/1591/2020 Tentang Protokol Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (covid 19) 6. Buku Pedoman PPI 5. Prosedur 1. Pengelolaan limbah harus memperhatikan prinsip sebagai berikut : i) Semua limbah beresiko tinggi harus diberi label / tanda yang jelas. ii) wadah / container diberi alas kantong plastic dengan warna iii) Kuning untuk limbah infeksius iv) Merah untuk limbah radioaktif v) Ungu untuk limbah sitotoksis vi) Coklat untuk limbah kimia dan farmasi vii) Hitam untuk limbah non medis / domestic. viii) Limbah tidak boleh dibiarkan atau disimpan >24 jam. ix) Kantong plastik tempat limbah tidak diisi terlalu penuh {cukup 2 / 3} 2. Wadah / container harus tertutup,tahan bocor,tidak berkarat,mudah dikosongkan atau diangkat,mudah dibersihkan dan berada ditempat yang aman dari jangkauan binatang atau serangga.
3.Pemilihan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah.
4.Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah anti
bocor dan tahan tusukan [safety box], tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidak.
5.Jarum atau syringe harus dimasukan ke dalam”safety box”.
6.Pengangkutan limbah dari masing-masing ruangan harus
menggunakan troli khusus yang tertutup.Pengangkutan dilakukan sehari 1 kali.
7.Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung
diri {APD} seperti sarung tangan khusus,masker, sepatu boot,apron,pelindung mata dan bila perlu topi /helm.
8.Saluran pembuangan limbah cair harus menggunakan sistem
saluran tertutup, kedap air,mengalir lancar dan terpisah dari saluran air hujan.