Anda di halaman 1dari 16

“RINGKKASAN MENGENAI 5 MATERI MATA KULIAH

GEOKIMIA TAMBANG”

DOSEN PENGAMPU : SRI WAHYUNI, S.T

SRI MILASARI
TPT201025

UNIVERSITAS CORDOVA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Pada materi pertama yaitu (Interpretasi Data Geokimia )ini menjelaskan tentang :
Pengolahan Data Geokimia Strategis
Geokimia strategis dan analisis multi unsur dengan data yang banyak (33
unsur/ conto) membutuhkan pengolahan data dengan komputer. Analisis ini sering
dilakukan di pusat-pusat pengolahan data. Prospektor hanya perlu menyediakan
peta lokasi dan data lapangan (buku catatan penyontoan). Pengolahan data dimulai
dengan mengambil informasi geokimia dari conto yang dikumpulkan. Hal ini
dapat diperoleh dengan cara mengelompokkan contoh dengan indeks yang sama,
sebagai berikut:
 Hasil analisis dari laboratorium
 Koordinat contoh
 Observasi lapangan
Pengelolahan data ini dapat menentukan variabilitas dalam dan antara populasi
contoh nya Ada tiga metode statistik yang digunakan:
1) Analisi univariate atau analisis elementer memungkinkan perangkuman
karakteristik dari distribusi unsur baik melalui penghitungan maupun
secara grafis. Grafik yang disajikan untuk distribusi unsur tertentu dapat
digunakan untuk menentukan hukum statistik mana yang sesuai dengan
distribusi unsur atau menentukan populasi yang berbeda (jika ada) dalam
conto global.
2) Analisis statistik bivariate terdiri dari analisis dua karakter dari variasi
simultan , baik dengan grafik ataupun perhitungan koefisien korelasi
linier.
3) Analisis multivariate terdiri dari: regresi multiple dan analisis faktorial.
Regresi multiple memungkinkan variasivariasi dari suatu variabel
dihubungkan dengan variasi-variasi dari satu atau beberapa variabel lain.
Gunanya untuk membantu menonjolkan atau mengeliminasi material
logam dari endapan primer. Contohnya Cu yang tinggi yang berasosiasi
dengan batuan basa dapat ditekan atau dihapus dengan studi distribusi Ni,
Co dan V. Di lain pihak anomali yang signifikan akan kelihatan lebih
kontras.
Geokimia Taktis
Konsekuensinya prospektor harus memproses dan menyajikan sendiri datanya.
Analisis statistik elementer dapat membantu memisahkan background dari
anomali. Hal ini dapat dilakukan secara manual melalui perhitungan nilai rata-
rata, deviasi standar dapat pula disajikan dalam bentuk grafis dengan melakukan
langka-langkah sebagai berikut:
 ï Pemilihan data populasi yang tepat, sebesar mungkin dan sehomogen
mungkin.
 Pengumpulan harga-harga menjadi jumlah kelas yang cukup.
 Menghitung frekuensi tiap kelas kemudian plot terhadap unit kelas untuk
mendapatkan histogram.
 Menghaluskan histogram untuk mendapatkan kurva frekuensi.
 Pengeplotan frekuensi kumulatif sebagai ordinat untuk mendapatkan kurva
frekuensi kumulatif yang merupakan bagian integral dari kurva frekuensi.
 Dengan mengubah ordinat di atas menjadi skala probabiliti, maka kurva
frekuensi akan menjadi garis lurus.

Materi kedua tentang ( Pembentukan Tanah ) :


Definisi Tanah
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan air
sekaligus sebagai penopang akar. Tanah biasa juga disebut sebagai pedosfer
(pedosphere), yang berarti lapisan terluar bumi yang tersusun atas material
terdekomposisi yang berasal dari batuan, mineral, akar-akar tumbuhan dan humus.
Proses pembentukan tanah
Pembentukan tanah terjadi dalam beberapa tahap, diawali dengan
terjadinya proses pelapukan pada batuan .Batuan yang sudah mengalami
pelapukan akan dimasuki air dan udara. Keduanya merembes masuk ke dalam
batuan . Akibatnya terjadi pelapukan di dalam batuan.
Pelapukan dalam proses pembentukan tanah dapat terjadi secara fisika
(disintegrasi) maupun secara biogeokimia. Di alam kedua proses pelapukan ini
berlangsung secara simultan.
1. Pelapukan Fisika (Physical Weathering) Pelapukan secara fisika akan
mengurai material/batuan dari ukuran yang besar menjadi ukuran yang
lebih kecil bahkan sampai kepada ukuran pasir dan lempung. Proses
pelapukan secara fisika diantaranya dipengarui oleh:
1) Tempreatur
2) Abrasi oleh air, es, dan angin
3) Aktivitas mekanis makhluk hidup
2. Pelapukan Biogeokimia (Biogeochemical Weathering) Pada pelapukan
ini material akan terdekomposisi secara kimia, melepaskan
senyawasenyawa terlarut dan mensintesa material baru yang beberapa
diantaranya lebih resisten. Proses ini akan melibatkan faktor pembawa
secara geologis (penyedia air dan oksigen) dan juga biologis (asam
dihasilkan oleh mikroba dan metabolism pada akar tanaman). Beberapa
proses penting dalam pelapukan ini diantaranya :
1) Hidrasi (Hydration), pembentukan mineral dari ikatan dengan
molekul air.
2) Hidrolisis(Hydrolysis), molekul air dalam bentuk hydrogen dan
hidroksil dan bereaksi
3) Pelarutan (Dissolution), air mempunyai kemampuan untuk
melarutkan unsur pada mineral, menjadikan mineral tersebut
terubah menjadi kation dan anion terlarut.
4) Reaksi Asam (Acid Reactions), pelapukan akan terkaselerasi
dengan kehadiran asam yang meningkatkan aktivitas ion hydrogen
di dalam air.
5) Reaksi Redoks (Oxidation-reduction), biasanya terjadi kepada
mineral yang mempunyai unsur logam yang mudah mengalami
reaksi oksidasi-reduksi, misalnya Fe, Mn, dan S.

Faktor Lingkungan Pembentukan Tanah


1) Parent Material (Material Induk) Faktor ini akan terkait dengan sumber
material tanah, termasuk ke dalam nya karakter yang akan dibawa oleh
tanah disebabkan perbedaan sumber materialnya.
2) Climate (Iklim)
Faktor iklim sangat erat dengan pembentukan tanah. Terdapat dua
komponen utama dari Faktor Iklim:
a) Effective Precipitation

Dari perbedaan curah hujan di penjuru Bumi, akan muncul


perbedaan jumlah air yang diserap ke dalam tanah. Dampaknya
dapat mengubah sifat keasaman tanah, kelembaban tanah,
pertumbuhan tanaman, proses pelindian, dll.
b) Temperatur

Dari perbedaan curah sinar matahari yang akan mempengaruhi:


aktivitas bakteri di dalam tanah (perbedaan pertumbuhan tanaman
dan dekomposisi bakteri).
3) Organisms
Mencakup dua komponen:
a) Peranan Vegetasi Alami
Perbedaan jenis vegetasi akan berpengaruh pada perbedaan
material organik yang terakumulasi.
b) Peranan Manusia-Hewan
Aktivitas hewan yang mempercepat degradasi lapisan tanah
sebagai contoh sarang semut di tanah, selain juga daoat terjadi
mineralisasi bahan organik oleh mikroorganisme. Termasuk
juga peranan manusia (missal penggarapan ladang mengubah
lapisan tanah).
4) Relief / topography
Perbedaan topografi di lingkungan sekitar membawa pengaruh kepada:
interaksi dengan vegetasi (kadar air berbeda berpengaruh pada
pertumbuhan tanaman), aspek kemiringan lereng (penyerapan sinar
matahari, perbedaan erosi, runoff - aliran air tanah), interaksi dengan
material induk (lebih dekat ke sumber pembentuk tanah).
5) Waktu ( Time )
Waktu pembentukan tanah akan berkorelasi lurus dengan ketebalan dari
tanah yang terbentuk. Umur tanah relatif dapat terlihat dari ketebalan tanah
tersebut. Semakin tebal akan menunjukkan umur tanah yang semakin tua,
begitu pula sebaliknya

Ada empat proses dasar yang berperan dalam pembentukan tanah


(pedogenik), yaitu diantaranya:

1) Transformasi,
Yaitu proses terubahnya / hancurnya material penyusun tanah baik secara
kimia maupun fisika. Contohnya pelapukkan material primer,
pembentukan material lempungan dari material yang lebih besar.
2) Translokasi,
Yaitu proses berpindahnya komponen organik / anorganik dalam tanah
secara lateral (vertikal). Contohnya adanya rongga di tanah akibat saluran
yang dibuat cacing tanah.
3) Adisi, yaitu proses masuknya komponen material dari sumber lain ke
dalam profil tanah. Contohnya masuknya daun tanaman ke dalam profil
tanah.
4) Pengurangan,
Yaitu proses hilangnya materialtanah dari profil tanah yang dapat
diakibatkan oleh aliran air tanah, erosi, ataupun kehiadiran gas yang
volatil.
Klasifikasi Tanah

Komponen Tanah
Tanah dalam Eksplorasi

Unsur-unsur yang berasosiasi dalam suatu endapan dapat mimiliki mobilitas


yang berbeda,

Contoh differesial mobilitas pada pengkayaan oksidasi dan supergen


endapan Cu-Pb-Zn:

 Emas yang tidak mudah larut (immobile) akan tertinggal dalam gossan.
 Galena (mobilitas sedang) akan terdekomposisi lambat membentuk
cerrusit dan anglesit (relatif tidak larut), cenderung tertinggal dalam
gossan.
 Sulfida Cu, Zn dan Ag mudah terdekomposisi (mobile) akan bermigrasi
ke bawah membentuk zona pengkayaan supergen dan oksida.

Materi ke 3 tentang ( Perencanaan Eksplorasi Geokimia )

Karena eksplorasi mineral makin lama makin sulit, mahal, dan kompetitif,
maka eksplorasi perlu dilakukan seefisien mungkin, dengan biaya yang betul-
betul efektif. Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen, yaitu sampling
(pengambilan contoh ), analisis, dan interpretasi. Ketiganya merupakan fungsi
bebas yang saling terkait. Kegagalan pada tahap yang satu akan mempengaruhi
tahap berikutnya.

1) Pemilihan Metode
Pemilihan teknik tergantung pada mineralogi dan geokimia daerah target.
Komposisi badan biji akan menentukan unsur yang dapat digunakan.
Contohnya Cu sangat ideal untuk endapan tembaga, tapi As sangat
berguna dalam pencarian mineralisasi emas, dll.

Hal kedua yang perlu dipertimbangkan adalah relatif dari target (badan bijih) yang
dapa dijumpai sebagai :

a) Bijih yang tersingkap,


b) Tersingkap sebagian,
c) Tertimbun batuan penutup yang lebih muda,
d) Tertutup dalam batuan induknya (blind ore)

Survey geokimia diterapkan pada berbagai tahapan eksplorasi mineral, yaitu:

 Survey regional dengan tujuan mencari jalur mineralisasi


 Survey lokal dengan tujuan mengidentifikasi daerah target untuk
keperluan evaluasi.
 Survey kekayaan dengan tujuan menentukan batas daerah termineralisasi
 Survey deposit dengan tujuan menentukan lokasi dari badan bijih
individual

Perlu adanya integrasi antara survey geokimia dengan strategi eksplorasi

keseluruhan.

2) Optimasi Teknik Survey


Untuk optimasi survey geokimia perlu dilakukan identifikasi target yang
maksimum. Suatu target perlu jelas terlihat dalam data geokimia, mungkin
dicirikan oleh adanya penambahan atau pengurangan kelimpahan unsur
tertentu atau asosiasinya. Target harus mudah dibedakan dari data survey
lainnya. Dengan kata lain perlu adanya kontras geokimia yang maksimum
(anomali). Pengambilan conto, penyiapan conto, dan pemilihan metode
analitis dapat mempengaruhi kontras.
3) Parameter Survey
Tantangan dalam survey geokimia adalah mendesign program yang
efektif, pada prakteknya adalah membuat keputusan tentang pemilihan
point-point berikut ini,
 Material Sample
 Pola penyontoan
 Preparasi conto
 Prosedur Analitis
 Kriteria interpretasi hasil

Untuk membuat keputusan diperlukan pengetahuan atau asumsi tentang


keadaan daerah survey. Artinya diperlukan rujukan infomasi yang relevan
tentang:

 Dispersi dan karakter mobilitas dari unsur dalam mineral dan


batuan induk.
 Pengaruh lingkungan lokal pada proses dispersi
 Ukuran target, baik ukuran mineralisasi maupun ukuran yang
diharapkan dari lingkaran dispersi sekelilingnya
 Ketersediaan material contoh

 Kemampuan analitis
 Kondisi logistik

4) Studi orientasi digambarkan sebagai suatu seri percobaan pendahuluan


untuk menentukan karakter dispersi geokimi yang berhubungan dengan
mineralisasi pada daerah tertentu. Informasi tadi digunakan untuk:

Mendefinisikan bakcground dan respon geokimia yang abnormal,


Mendefinisikan prosedur survey yang optimum, Mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi dispersi dan kriteria interpretasi hasil survey
Mengenali gejala-gejala yang harus dicatat dan dilaporkan oleh pengambil
contoh, Survey orientasi klasik terdiri dari penyontoan dan analisis di
lapangan sekitar badan yang representatif tetapi mineralisasinya tidak
dikenal. Idealnya, pekerjaan ini dimulai dari mineralisasi yang telah
dikenal
yang secara geologi dan geomorfologi representatif untuk lokasi
penelitian. Kemudian dilanjutkan menjauhi mineralisasi untuk
mendapatkan harga background yang sesuai.
Orientasi sample tanah harus diambil minimal dari dua lintasan melalui
mineralisasi dan dilanjutkan ke dalam background. Spasi pengambilan
conto tergantung pada luas mineralisasi. Minimal empat atau lima contoh
di atas mineralisasi dan juga dari background. Penting agar karakter tanah
yang berbeda dievaluasi. Hasilnya, lintasan ini harus mencakup kondisi
fisiografi normal dan tipe major tanah, seperti daerah yang penirisan baik
lereng curam, daerah rembesan, dan rawa.
5) Studi Literatur
Tidak praktis untuk mengunjungi lapangan dan melakukan survey
orientasi sebelum program eksplorasi dibuat. Informsi yang berguna dapat
diperoleh dari penyelidikan terdahulu yang telah dilakukan orang. Bisa
berupa paper atau dokumen intern perusahaan. Seringkali dapat dilakukan
orientasi terbalik dengan mengevaluasi survey terdahulu secara kristis.
Survey literatur sebaiknya disertakan dalam diskusi dengan orang yang
mengetahui kondisi daerah survey dan ahli geokimia yang profesional.

6) Orientasi Teoritis
Pendekatan yang sangat spekulatif ini berdasarkan pada aplikasi model
teoritis, prinsip-prinsip dasar geokimia, asumsi-asumsi geologi,
geomorfologi dan iklim dari daerah yang diselidiki.
7) Organisasi Survey dan Operasi
Checklist dari hal-hal yang perlu dipertimbangkan khususnya dalam
survey tanah dapat dilihat pada Tabel 2. Jika telah dilakukan orientasi
praktis untuk mendefinisikan parameter survey, maka ahli geokimia harus
ada disana untuk:
 Memperlihatkan kepada pengambil conto apa yang ingin diambil
untuk melatih mereka tentang prosedur survey
 Menguji dan menkonfirmasikan karakter dan distribusi dari
penutup (overburden) yang tertranspor.
 Verifikasi kondisi tanah pada lokasi kunci
 Kenalilah fisiografi daerah survey untuk keperluan interpretasi

Materi ke 4 tentang ( Survey Drainage )


Sampling
Medium sample yang digunakan dapat berupa:
 Stream sedimen, air, pan concentrate
 Float
 Tanah
 Batuan
 Vegetas
 Gas
Tergantung sampel yang tersedia di lapangan, erat kaitannya dengan posisi relatif
badan bijih.

Survey Sedimen Sungai Aktif Fraksi Halus (Stream Sediment)


Stream sediment merupakan komposit produk pelapukan dan erosi
yang dianggap dapat mewakili komposisi batuan dasar, over burden dan berbagai
kandungan dari mineralisasi logam yang terdapat pada daerah tangkapan air
dari suatu sistem drainage, terdiri dari: komponen klastik dan hidromorfik,
termasuk butiran detrital , lempung, koloid, material organik dan lapisan Fe dan
Mn pada permukaan, retakan atau rongga butiran klastik.

1) Prosedur Pengambilan Contoh Cuci ayakan dan dulang sebelum


digunakan Ayakan dengan bukaan yang sesuai, biasanya ukuran 80 mesh,
ditaruh di atas dulang atau ember plastik.
2) Kumpulkan sedimen dari beberapa tempat pada aliran sungai( radius
20-30m) untuk mendapatkan komposit yang representatif. Buang sedimen
bagian atas (20 – 10 cm) untuk menghindari kandungan Fe dan Mn
Coating.
3) Tuangkan sedimen ke atas ayakan, dengan air sesedikit mungkin.
Buang butiran besar aduk dan tekan dengan tangan, gunakan sarung
tangan karet. Buang bagian yang kasar dan ulangi lagi , goyangkan
ayakan, gosok sampai diperoleh material halus sebanyak 100 - 120 g.
Hindari kemungkinan masuknya partikel kasar ke dalam partikel halus.
4) Biarkan sampel mengendap . Sambil menunggu sample mengendap, dapat
dilakukan pencatatan data dan sampling untuk pan concentate dan air.
5) Masukkan endapan sedimen ke dalam kantong sampel kertas yang telah
disediakan, lapisi dengan plastik.
Catatan dalam Melakukan Strem Sediment Sampling :
1) Sampling untuk stream sediment biasanya dilakukan oleh team yang
terdiri dari 2 orang.
2) Sampel Stream sedimen sampling tidak memiliki nilai ekonomis/tidak
dimaksudkan untuk menghitung cadangan, melainkan untuk melacak
mineralisasi. Jadi bedakan dengan sampling placer deposit yang tujuannya
menentukan cadangan endapan aluvial. Biasa dilakukan pada orde sungai
yang lebih tinggi tempat endapan alluvial terakumulasi.
3) Sample density tergantung pada sistem drainage, topografi dan
material yang di sampling.
4) Sedimen aktif fraksi halus dapat terperangkap di balik boulder besar dan
pada lokasi-lokasi yang energinya rendah, atau mengisi selasela diantara
kerikil-kerakal.
5) Deskripsi lapangan perlu dilakukan pada tiap lokasi conto. Informasi harus
mencakup: material organik, sifat sungai dan endapannya, kehadiran
singkapan, apakah dijumpai endapan besi oksida atau mangan oksida
sekunder. Pengukuran pH air sungai akan sangat berguna.
6) Kadar unsur berharga biasanya akan meningkat ke arah hulu mendekati
sumbernya kemudian turun lagi pada bagian yang lebih hulu dari sumber.

BLEG (Bulk Leached Extractable Gold )


Metode ini dikenal dengan istilah BLEG (Bulk Leached Extractable Gold),
membutuhkan sampel lebih dari 2 kg. Tujuannya untuk mengetahui kadar emas
dalam fraksi ukuran silt –clay, karena butiran emas halus yang berlembar
tidak akan mengendap seperti halnya mineral berat.
Water sampling (hydrogeochemistry)
Berguna untuk dilakukan di daerah yang gersang dengan keterdapatan
singkapan yang sedikit ataupun dikarenakan tebalnya lapisan penutup di
permukaan (dapat karena adanya vegetasi dll). Apabila di satu lokasi pengambilan
sampel akan dilakukan pengambilan sampel stream sediment dan sampel air,
maka pengambilan sampel air dilakukan terlebih dahulu. Hal ini untuk
mengantisipasi adanya suspense material yang terlarut dan masuk ke dalam
sampel air.
Float
Float adalah batuan ataupun bongkahan batuan yang terpisah dari batuan
asalnya akibat proses pelapukan ataupun pergerakan glasial.
Suvey Mineral Berat
Material kasar (biasanya berukuran kerakal (pebble: 4-64 mm)
dikumpulkan dan diayak menggunakan saringan berukuran ¼ inch atau lebih kecil
lagi lalu ditempatkan pada piringan dulang. Material yang sudah tersaring/terayak
lalu didulang dengan cara standar hingga volume dari material yang tersisa kurang
lebih ½ cangkir (8 sendok makan).

Materi 5 tentang (Teknik Eksplorasi Geokimia)


(Teknik Eksplorasi/Survey Geokimia )
Tahapan Survey geokimia dapat dibagi menjadi

1) Planning
Tiga hal yang menjadi pertimbangan utama dalam merencanakan
pemilihan metode eksplorasi geokimia yang pertama Sensitivitas
(Sensitivity)
Yaitu kemampuan suatu metode untuk mendeteksi target yang ingin dicari.
Yang kedua Presisi (Precision) Yaitu kemampuan suatu metode untuk
memberikan nilai yang relatif sama pada pengulangan pengujian. Yang
ketiga Biaya (Cost) Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan analisis
pada metode yang dipilih.
2) Sampling
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam survey geokimia antara lain:
a) Personil. Sampling geokimia yang efektif membutuhkan orang yang
terlatih baik, yang mampu mengenali dan menggambarkan dengan
benar material sampel dan karakteristik lokasi sampel, mampu
mengenali dan menghindari situasi yang dapat menyebabkan
kontaminasi , baik akibat dari aktivitas manusia ataupun akibat
perubahan kondisi kimia-fisik alam yang dapat menyebabkan hasil
yang tidak umum.
b) Alat sampling.Utamakan memilih peralatan (seperti sekop, auger, dll)
dari bahan non kontaminasi dan yang tidak terkontaminasi.
c) Wadah sampel. Perhatian yang sama juga harus diberikan kepada
tempat sample, seperti kontainer, kantong sample dari kertas kraft,
kantong plastik.
d) Pola sampling bervariasi tergantung pada medium dan situasi
lapangan.
 Kerapatan atau sampling density tergantung pada tahapan
eksplorasi.
 Pemilihan media tergantung pada lingkungan lokal. Sebaiknya
berdasarkan survey orientasi.
e) Kodifikasi - Dokumentasi. Sangat disarankan bahwa semua sample
diberi nomor urut yang unik. Sebaiknya diberi kode proyek sebagai
awalan dan tipe sample sebagai akhiran, untuk meminimasi
kemungkinan tertukar dengan sample lain dan menghindari kesalahan
dalam manajemen data dan interpretasi. Koordinat tiap sample harus
dicatat dan ditandai dalam peta lokasi sampling.
3) Analisis Kimia
Beberapa jenis analisis kimia yang sering digunakan:
 X-Ray Flourescence (XRF)
 Neutron Activation Analysis (INAA & RNAA)
 Atomic Absorption Spectrophometry (AAS)
 Isotope Dilution Mass Spectrometry (IDMS)
 Inductively Coupled Plasma (ICP)

Anda mungkin juga menyukai