Anda di halaman 1dari 12

JUDUL SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS PENYERTAAN DALAM TINDAK PIDANA


MENURUT KUHP

SUMMARY
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur tindak pidana dan
bagaimana aspek yuridis penyertaan dalam tindak pidana. Dengan menggunakan metode penelitian
yuridis normatif, disimpulkan: 1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada umumnya dijabarkan
kepada 2 (dua) macam unsur yaitu unsur objektif dan unsur subjektif. dimaksud dengan unsur objektif
adalah unsur yang ada hubungannya dengan keadaan, yaitu di dalam keadaan mana tindakan dari si
pelaku itu harus dilakukan, sedangkan unsur subjektif adalah unsur yang melekat pada diri si pelaku
atau yang berhubungan dengan diri si pelaku. Unsur subjektif dari sesuatu tindak pidana. 2. Pada
prinsipnya KUHP menganut sistem dapat dipidananya peserta pembantu tidak sama dengan pembuat.
Pidana pokok untuk pembantu diancam lebih ringan dari pembuat. Prinsip ini terlihat di dalam Pasal
57 ayat 1 dan ayat 2 KUHP di atas yang menyatakan bahwa maksimum pidana pokok untuk
pembantuan dikurangi sepertiga, dan apabila kejahatan yang dilakukan diancamkan dengan pidana
mati atau pidana penjara seumur hidup, maka maksimum pidana pokok untuk pembantu adalah lima
belas tahun penjara.
Kata kunci : Penyertaan, Tindak pidana

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaiamana unsur-unsur tindak pidana?

2. Bagaiamana aspek yuridis penyertaan dalam tindak pidana?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan

196307141990032002 19071101460
JUDUL SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK

PIDANA NARKOTIKA

SUMMARY
Penyalahgunaan narkotika sudah lama menjadi masalah serius yang dihadapi oleh pemerintah
Indonesia. Narkotika juga dijadikan sebagai lahan basah yang menggiurkan bagi pengedar karena
memberikan keuntungan yang sangat besar dari penjualan barang haram tersebut.
Penyalahgunaan Narkotika di Indonesia belakangan ini semakin marak dan tidak hanya
menyerang orang dewasa saja melainkan kalangan anak-anak dan generasi penerus bangsa juga
dijadikan sasaran pengedaran Narkotika bahkan diantaranya dijadikan pengedar. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah guna untuk mengetahui Racitio Recidendi Hakim dalam memutuskan
perkara nomor 4/pid.sus.-anak/2021/Pn unaaha. Tipe penelitian yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah normatif, dimana penelitian ini tidak hanya meliputi peraturan perundang-undangan
dan bahan hukum di perpustakaan. Dari hasil penelitian maka dapat di simpulkan bahwa Analisis
Yuridis Ratio Recidendi Hakim dalam memutuskan perkara Nomor.4/Pid.sus.anak/2021/Pn
unaaha dalam menangani perkara tindak pidana memiliki narkotika secara melawan hukum pada
umumnya telah mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan terdakwa anak,
telah menimbang ketentuan pasal 2 dan pasal 71 Undang-Undang No 11 Tahun 2012 dan juga
sudah mempertimbangkan laporan hasil penelitian kemasyarakatan.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiamana ketentuan Hukum terhadap anak pelaku Tindak Pidana Narkotika?

2. Bagaiamana praktek perlindungan Hukum terhadap anak pelaku Tindak Pidana Narkotika?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan

196307141990032002 19071101460
JUDUL SKRIPSI

INDEPEDENSI HAKIM DALAM MEMIFTUS PERKARA PIDANA


BERDASARKAN KEBENARAN MATERIL

SUMMARY
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memngetahui bagaimana pengaturan kebenaran
material dalam Kitab Undang - undang Hukum Pidana dan bagaimana independensi hakim dalam
memutus perkara pidana berdasarkan kebenaran materil. Metode yang digunakan dalam
penelitian nini adalah metode yuridis normatif dan dapat disimpulkan: 1. Kebenaran Material
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dipandang pertama-tama sebagai tujuan hukum
acara pidana, sebagai asas hukum acara pidana dan bahwa kebenaran material berkaitan dengan
sistem pembuktian pidana yang mana keputusan hakim harus berdasarkan alat-alat bukti sah di
persidangan, yakni: keterangan saksi; Keterangan Ahli; Surat; Petunjuk; dan Keterangan
Terdakwa. 2. Independensi Hakim Dalam Memutus Perkara Pidana Berdasarkan Kebenaran
Materiil adalah hakim tidak dipengaruhi oleh intervensi pihak manapun dan mengambil
keputusan berdasarkan hukum demi keadilan dan kebenaran. Dalam memutus perkara pidana,
berdasarkan kebenaran materiil, independensi hakim nampak secara nyata dalam memeriksa,
mengadili dan mengambil keputusan. Dalam memeriksa, independensi hakim dinyatakan dalam
mempertimbangkan semua alat bukti yang ada. Dalam mengadili, hakim harus mandiri dan
menggunakan kelima alat bukti yang ada sebagai dasar pencarian dan penemuan kebenaran
materiil dan selanjutnya kebenaran yang ditemukan itu menjadi dasar bagi hakim untuk
mengadili. Selanjutnya dalam mengambil keputusan, independensi hakim juga harus nampak
dengan memberikan putusan yang adil dan benar demi hukum tanpa adanya unsur lain yang
menyertai putusan yang diambil.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaiamana pengaturan kebenaran material dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana?

2. Bagaiaman Indepedensi hakim dalam memutus perkara pidana berdasarkan kebenaran


materill?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan

196307141990032002 19071101460
JUDUL SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBUNUHAN BERENCANA


MENURUT PASAL 340 KUHP

SUMMARY
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna unsur
direncanakan terlebih dahulu dalam pembunuhan berencana dan bagaimana ancaman hukuman
terhadap pelaku tindak pidana pembunuhan berencana menurut Pasal 340 KUHP. Dengan
menggunakan metode penelitian yuridis normatif, maka dapat disimpulkan: 1. Perbuatan
pembunuhan merupakan perbuatan yang dilakukan dengan sengaja menghilangkan nyawa orang
lain. Pasal dasar pembunuhan adalah Pasal 338 KUHP yang kemudian ditambah unsur
direncanakan terlebih dahulu dalam pasal 340 KUHPidana. Pembunuhan adalah merupakan
istilah yang umum digunakan dalam hukum pidana untuk mendeskripsikan tindak pidana
kejahatan dimana tersangka/terdakwa menyebabkan kematian pada orang lain.2. Karena besarnya
dampak negative pembunuhan, maka tidak mengherankan bila tindak pembunuhan tersebut
secara tegas dilarang oleh hukum posity yang sangat berat. Bahkan terhadap pembunuhan
berencana oleh ketentuan Pasal 340 KUHPidana, pelaku diancam dengan hukuman mati. Salah
satu dampak yang ditimbulkan oleh kejahatan pembunuhan adalah hilangnya nyawa si korban
padahal nyawa adalah sesuatu milik yang paling berharga bagi setiap orang. Karenanya adalah
wajar bila masyarakat melalui norma hukum positifnya melindungi nyawa setiap warganya dari
segala upaya pelanggaran oleh orang lain dengan memberi ancaman hukuman yang sangat berat
kepada pelaku pembunuhan.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana maksud “direncanakan” dalam tindak pidana pembunuhan berencana?

2. Bagaiamana maksud dan tujuan “direncanakan” dalam tindak pidana kejahatan menurut pasal
340 KUHP

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan

196307141990032002 19071101460

JUDUL SKRIPSI
PENERAPAN SANKSI PIDANA DENDA MENURUT

KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

SUMMARY

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiamana kedudukan pidana denda
dalam KUHpidana, yang dengan meggunakan metode penelitian hukum normatif disimpulkan bahwa:
1. Kedudukan pidana denda merupakan salah satu pidana pokok yang diatur dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana dan menjadi salah satu pilihan utama bagi hakim untuk dijatuhkan terhadap
terdakwa. 2. Perubahan umum terdahap pidana denda dalam KUHPidana dan di luar KUHPidana
penerapan sanksi pidana dilakukan melalui Undang-Undang Nomor 18/Perppu/1960 tentang
“Perubahan Jumlah Hukuman Denda Dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana dan Dalam
Ketentuan Ketentuan Pidana Lainnya Yang Dikeluarkan Sebelum Tanggal 17 Agustus 1945”,
selanjutnya ada diterbitkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 02 Tahun 2012 tentang Penyesuaian
Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda dalam KUHP. Kata kunci: denda; sanksi;

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kedudukan pidana denda menurut KUHPidana?

2. Bagaimana penerapan sanksi tindak pidana denda dalam KUHPidana?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan

196307141990032002 19071101460
JUDUL SKRIPSI

PENERAPAN PIDANA TERHADAP ANAK YANG MENGEMUDIKAN KENDARAAN


BERMOTOR KARENA MELAKUKAN KELALAIAN SEHINGGA
MENYEBABKAN MATINYA ORANG

SUMMARY

Semakin meningkatnya pengguna sepeda motor menunjukkan bahwa sepeda motor masih menjadi
alat trasnportasi utama di Indonesia. Sepeda motor digunakan mulai dari kalangan kelas bawah
sampai kalangan kelas atas. Banyak pengguna jalan tidak mematuhi peraturan berlalu lintas engan
baik yang menimbulkan kebiasaan dalam berlalu lintas yang sangat buruk dan memperhatikan.
Permasalahan yang terdapat pada skripsi ini adalah yang pertama, Apa yang mempengaruhi anak
menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas Kedua, Bagaimana penerapan hukum yang di
berlakukan bagi anak yang mengemudikan kendaran karena kelalaiannya menyebabkan matinya
orang? Dan yang ketiga, Bagaimana peran kepolisan dalam menanggulangi kecelakaan lalu lintas
yang menyebabkan matinya orang karena kelalaian anak mengemudikan kendaraan? Penelitian ini
menggunakan Penelitian normatif ini juga disebut studi dokumen yang dilakukan penulis dengan
mencari dan mempelajari dokumen-dokumen atau bahan-bahan pustaka, seperti buku, karya tulis,
dll.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaiamanakah agar anak yang menggunakan sepeda motor tidak ada kelalaian dari
orang tua?

2. Bagaiamana agar bisa mengatasi kendaraan bermotor agar tidak di bawa lagi oleh anak
dibawah umur?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan

196307141990032002 19071101460
JUDUL SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS DALAM SISTEM PEMBALIKAN BEBAN

PEMBUKTIAN PADA TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

SUMMARY
. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui problematika yuridis yang kemungkinan
terjadi dari diterapkannya sistem pembuktian terbalik terbatas dalam pemberantasan tindak
pidana pencucian uang dan untuk mengetahui bertentangan atau tidaknya sistem pembuktian
terbalik terbatas dengan asas praduga tak bersalah (presumption of innocence). Metode penelitian
ini merupakan jenis penelitian hukum yuridis normatif. Sumber data diperoleh dari data sekunder
yaitu sumber hukum primer, sekunder dan tersier. Metode pengumpulan data melalui studi
kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan metode
induktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, terdapat beberapa problematika
yuridis yang timbul dari diterapkannya sistem pembuktian terbalik pada tindak pidana pencucian
uang, beban pembuktian yang dibebankan kepada terdakwa adalah sebatas pada tahap
persidangan dan terbatas pada pembuktian asal usul harta kekayaan saja, sehingga sistem
pembuktian ini tidak melanggar HAM (Hak Asasi Manusia).
Kata kunci : Tindak Pidana pencucian uang, praduga tak bersalah

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaiamanakah diterapkannya system pembuktian terbalik terbatas dalam tindak


pidana pencucian uang?

2. Apakah sistem pembuktian terbalik terbatas tidak bertentangan dengan asas praduga tak
bersalah?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan

196307141990032002 19071101460
JUDUL SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PUTUSAN BEBAS TERHADAP


KASUS TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

SUMMARY

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaturan hukum tentang Putusan
Bebas menurut ketentuan hukum positif, peran Yudisial Hakim dalam memutus suatu perkara dan
Analisis Yuridis terhadap pemidanaan tindak pidana pembunuhan (Kajian Putusan Nomor 423/Pid/
2008 PN Jakarta Selatan Metode penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif Sifat penelitian
ini adalah deskriptif analisis yaitu suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan suatu
keadaan atau keadaan yang sedang terjadi atau sedang berlangsung dengan tujuan untuk
menyediakan data sebanyak-banyaknya tentang obyek penelitian sehingga menggali hal-hal yang
ideal, kemudian dianalisis berdasarkan teori hukum atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Ketentuan hukum positif adalah dengan melihat pasal 191 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3)
KUHP secara khusus juga memberikan sebuah pengertian yang mempertegas pernyataan entang
bebas dari segala tuntutan hukum.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaiamanakah suatu putusan bebas dari kasus pemunuhan tersebut?

2. Bagaimana agar bisa mengatasi putusan bebas dalam kasus tindak pidana
pembunuhan?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan

196307141990032002 19071101460
JUDUL SKRIPSI

KAJIAN YURIDIS TENTANG PEMERIKSAAN PERKARA


TINDAK PIDANA PENGGELAPAN KENDARAAN BERMOTOR

SUMMARY

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pemeriksaan perkara, pertimbangan yang
digunakan hakim, dan hambatan yang muncul dalam pemeriksaan perkara tindak
pidana penggelapan kendaraan bermotor di Pengadilan Negeri Surakarta. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian hukum yuridis empiris, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang
berlaku dalampraktik hukum di Pengadilan Negeri. Penelitian dilaksanakan di Pengadilan
Negeri (PN) Surakarta. Sumber data menggunakan data primer dari wawancara dengan hakim.
Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: Pertama,Prosedur pemeriksaan perkara tindak pidana penggelapan kendaraan bermotor
di Pengadilan Negeri Surakarta dilakukan melalui tahap-tahap:pembukaan sidang,
pemeriksaan identitas terdakwa, memperingatkan terdakwa, pembacaan surat dakwaan,
menanyakan isi surat dakwaan, hak untuk mengajukan eksepsi, pembuktian atau pemeriksaan
alat-alat bukti, penuntutan oleh penuntut umum,

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah prosedur pemeriksaan perkara tindak pidana penggelapan


kendaraan bermotor?

2. Hambatan apakah yang muncul dalam pemeriksaan perkara tindak pidana


penggelapan kendaraan bermotor dan solusi untuk mengatasinya?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan

196307141990032002 19071101460
JUDUL SKRIPSI

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN


ANAK-ANAK MENURUT UNDANG-UNDANG NO.3 TAHUN 1997

SUMMARY

Lahirnya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sisitem Peradilan Pidana Anak
(SPPA) membawa angin segar dalam perkembangan hukum pidana anak di Indonesia. Dengan
demikian maka Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak sudah tidak
berlaku lagi. Dalam Undangundang Sistem Peradilan Anak saat ini banyak mengadopsi berbagai
kesepakatan internasional yang diharapkan mampu memperbaiki dan membawa perubahan dalam
penanganan perkara pidana anak. SPPA saat ini lebih memperhatikan akan perlindungan terhadap
hak-hak anak yang berhadapan dengan hukum pada setiap tingkatan peradilan, salah satunya
nampak dari berkurangnya jangka waktu penahanan anak dalam proses peradilan dari 200 hari
hanya menjadi 110 hari. Selain itu muncul kebijakan baru dalam dunia peradilan anak, yaitu
adanya konsep diversi dan restorative justiceKebiajakan penal dalam Undang-undang. Diversi
dan Restorative Justice merupakan kebijakan yang dapat diambil oleh penegak hukum untuk
mengalihkan proses penanganan perkara formal ke non formal (tanpa menggunakan hukum
pidana). Dengan kebijakan diversi dan restotarive justice diharapkan mampu menghilangkan
dampak buruk anak ketika masuk dalam proses peradilan pidana serta pelaku dapat menyadari
kesalahan, memberikan gati kerugaian atas perbuatan yang dilakukan dan tidak menggulangi
perbuatannya kembali

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah UU No. 11 tahun 2012 berkembang dalam hukum pidana di Indonesia?

2. Bagaimanakah SPPA saat ini lebih memperhatikan hak-hak anak?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan

196307141990032002 19071101460
JUDUL SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN


YANG DILAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA

SUMMARY

Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui bagaimana
pengaturan mengenai tindak pidana yang dilakukan secara bersama-sama dalam Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut
mengenai dasar pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Sragen dalam menjatuhkan Putusan
terhadap perkara tindak pidana pemerasan yang dilakukan secara bersama-sama. Penelitian ini
merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan apabila dilihat dari tujuannya termasuk
penelitian hukum empiris. Lokasi penelitian di Pengadilan Negeri Sragen. Jenis data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan
data yang dipergunakan adalah wawancara, observasi atau pengamatan dan melalui studi
kepustakaan baik berupa buku-buku, peraturan perundang-undangan, dokumen seperti berkas
perkara, dan sebagainya. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan memperfunakan
analisis interaktif.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengaturan Perkara Tindak Pidana Pemerasan yang Dilakukan Secara Bersama-
sama dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana?

2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutus Perkara Tindak Pidana Pemerasan yang
dilakukan Secara Bersama-sama?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan


196307141990032002 19071101460
JUDUL SKRIPSI

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM KORBAN


TINDAK PIDANA PENUSUKAN DALAM PERADILAN PIDANA

SUMMARY
KUHPidana dan Undang-undang hingga saat ini belum ada yang mengatur secara khusus dan
jelas mengenai sanksi atau pun denda yang diterapkan kepada pelaku tindak pidana
penusukan.Hal ini lah yang memerlukan pembaharuan hukum pidana dalam hal pengaturan
secara khusus mengenai tindak pidana penusukan.Artikel ini bertujuan untuk mengetahui,
mengkaji dan menjelaskan bagaimanakah Perlindungan Hukum Korban Tindak Pidana
khususnya Tindak Pidana Penusukan dalam Peradilan Pidana. Hasil penilitiian menyatakan
bahwa Penusukan dapat dikategorikan dalam pembunuhan berencana sebagaimana diatur dalam
Pasal 340 KUHPidana yang menyatakan diancam karena pembunuhan dengan rencana (moord),
serta diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang Nomor 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme yang menyatakan Ancaman Kekerasan yang menimbulkan rasa takut atau
terror.

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah kedudukan korban tindak pidana penusukan dalam sistem peradilan pidana di
Indonesia ?

2. Bagaimanakah tanggungjawab aparat Peradilan Pidana dalam memberikan perlindungan hukum


terhadap korban tindak pidana penusukan dalam sistem peradilan pidana?

3. Bagaimanakah mengupayakan pemberian perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana


penusukan dalam sistem peradilan pidana di masa datang ?

Dekan Mahasiswa

Dr. Emma V. T. Senewe Dominique D.C. Kiroyan


196307141990032002 19071101460

Anda mungkin juga menyukai