Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN HUKUMAN MATI TERHADAP TINDAK PIDANA

PENISTAAN DENGAN TULISAN


(Studi Kusus Putusan Nomor 1039 /Pid.B/2016/PN.Tjk)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :
Sri Rahayu
NIM. 030151305

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
ABSTRACK

Sri Rahayu
ssri77069@gmail.com

Fakultas Hukum, Universitas Terbuka

Tindak pidana narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan, tetapi telah
melibatkan sindikat yang terorganisir secara rapi dan sangat rahasia baik nasional
maupun internasional, bahkan tidak jarang melibatkan pejabat negara khususnya
aparat penegak hukum itu sendiri.Disertai banyaknya juga pejabat negara yang
mengkomsumsi narkotika untuk dirinya sendiri, mulai dari polisi, anggota militer,
PNS, bahkan sampai anggota DPR. Hukuman yang sesuai untuk pengguna dan
pengedar Narkotika adalah hukuman mati. Hukuman atau pidana mati adalah
penjatuhan pidana dengan mencabut hak hidup seseorang yang telah melakukan
tindak pidana yang diatur dalam undang-undang yang diancam dengan hukuman
mati. Hukuman mati berarti telah menghilangkan nyawa seseorang. Pidana mati
adalah suatu hukuman atau vonis yang dijatuhkan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap sebagai bentuk hukuman terberat yang dijatuhkan atas seseorang
akibat perbuatannya.Pidana mati adalah pidana yang terberat menurut perundang-
undangan pidana kita (Indonesia) dan tidak lain berupa sejenis pidana yang
merampas kepentingan umum yaitu jiwa atau nyawa manusia

Kata Kunci : Pidana, Narkotika, Hukuman mati.


Penyalahgunaan narkotika merupakan perbuatan yang bertentangan dengan
peraturan perundangan-undangan.Saat ini penyalahgunaan narkotika melingkupi
semua lapisanmasyarakat baik miskin, kaya, tua, muda, dan bahkan anak-anak.
Penyalahgunaan narkotika daritahun ke tahun mengalami peningkatan yang
akhirnya merugikan kader-kader penerus bangsa.Penyalahgunaan narkotika
mendorong adanya peredaran gelap yang makin meluas dan berdimensi
internasional. Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan dan penanggulangan
narkotika dan upaya pemberantasan peredaran gelap mengingat kemajuan
perkembangankomunikasi, informasi dan transportasi dalam era globalisasi saat
ini.

Fenomena diatas harusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan


masyarakat Indonesia karena obat-obatan tersebut telah banyak di konsumsi mulai
dari usia yang masih anak-anak, sampai pada yang sudah dewasa. Obat-obatan
tersebut, yang termasuk dalam kategori obat-obatan yang berbahaya dan narkotika
memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan.

Indonesia termasuk sebagai salah satu negara yang ditengarai sebagai tempat
lintas narkotika, sehingga kejahatan narkotika bukan lagi kejahatan yang sifatnya
lokal akan tetapi telah merebak sampai ke seluruh wilayah Indonesia dan sering
dijadikan sebagai daerah transit oleh para pelaku sebelum sampai ke tempat tujuan
(negara lain). Oleh sebab itu angka perkembangan kasus narkotika dari tahun ke
tahun semakin meningkat.

Pemerintah telah berupaya untuk mencegah dan memberantas peredaran gelap


narkotika tersebut akan tetapi penyalahgunaannya tetap meningkat. Pada dasarnya
narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan untuk
pengobatan penyakit tertentu, namun jika terjadi penyalahgunaan seperti
digunakan tidak sesuai dengan standar pengobatan maka dapat menimbulkan
akibat yang sangat merugikan bagi masyarakat.

Tindak pidana narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan, tetapi telah
melibatkan sindikat yang terorganisir secara rapi dan sangat rahasia baik nasional
maupun internasional, bahkan tidak jarang melibatkan pejabat negara khususnya
aparat penegak hukum itu sendiri.Disertai banyaknya juga pejabat negara yang
mengkomsumsi narkotika untuk dirinya sendiri, mulai dari polisi, anggota militer,
PNS, bahkan sampai anggota DPR.

Fenomena ini tentunya semakin menepis harapan untuk memberantas


penyalahgunaan narkotika secara tuntas. Lahirnya Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika membawa nuansa baru, paradigma baru, dan
harapan baru bagi banyak orang, sebabundang-undang ini memiliki perbedaan
atau spesifikasi dalam penanganan kasus-kasus narkotika.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 ini tidak lagi berpatokan kepada


penjatuhan hukuman kepada setiap penyalahgunaan narkotika yang ternyata
selama ini dirasakan kurang efektif untuk memberantas atau mengurangi
kejahatan narkotika. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 juga semakin
memaksimalkan peranan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam mencegah dan
memberantas penyalahgunaan narkotika, sehingga dengan adanya undang-undang
ini, diharapkan kinerja badan tersebut akan semakin lebih optimal karena BNN ini
juga diberikan kewenangan untuk mengadakan penyelidikan dan penyidikan
kasus-kasus narkotika.

Pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan kepada orang yang


melakukan perbuatan yang memenuhi syarat – syarat tertentu. Pidana pada
umumnya sering diartikan sebagai hukuman, tetapi dalam penulisan tesis ini perlu
dibedakan pengertiannya. Hukuman adalah pengertian yang bersifat umum,
sedangkan pidana merupakan suatu pengertian yang bersifat khusus sebagai suatu
sanksi atau nestapa yang menderitakan (Moejatno, 1993: 16).

Tindak pidana adalah “Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan
disertai ancamam (sanksi) dan menurut wujudnya atau sifat perbuatan perbuatan
atau tindak pidana ini adalah perbuatan – perbuatan yang melawan hukum,
perbuatan – perbuatan ini juga merugikan masyarakat, dalam arti bertentangan
dengan atau menghambat akan terlaksananya tata dalam pergaulan masyarakat
yang dianggap baik dan adil”(Moejatno, 1993: 56).
Pidana mati adalah pidana yang terberat menurut perundang-undangan pidana kita
(Indonesia) dan tidak lain berupa sejenis pidana yang merampas kepentingan
umum yaitu jiwa atau nyawa manusia (Barda, 2005).

Hukuman atau pidana mati adalah penjatuhan pidana dengan mencabut hak hidup
seseorang yang telah melakukan tindak pidana yang diatur dalam undang-undang
yang diancam dengan hukuman mati. Hukuman mati berarti telah menghilangkan
nyawa seseorang. Pidana mati adalah suatu hukuman atau vonis yang dijatuhkan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap sebagai bentuk hukuman terberat yang
dijatuhkan atas seseorang akibat perbuatannya.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan hukum terhadap Tindak Pidana
Tinjauan Hukuman Mati Terhadap Tindak Pidana Narkotika (Studi Kusus
Putusan Nomor 1051/Pid.Sus/2017/PN Tjk).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Tanjung Karang berlokasi pada Pengadilan Tanjung
Karang. Alasan di pilihnya tempat tersebut sebagai tempat penelitian adalah
karena Pengadilan Negeri Tanjung Karang merupakan tempat diajukannya
perkara dan tempat memutuskan perkara-perkara yang diajukan oleh jaksa
penuntut umum.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui
wawancara terbuka dan pertanyaan langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh
dan di kumpulkan malalui literatur, internet, buku-buku ilmu hukum, hasil
penelitian, aturan perundang-undangan, koran, majalah dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.

Pengmpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan dilakukan untuk


mencari landasan teori dari objek kajian. Dengan cara, mempelajari berbagai
referensi berupa buku-buku ilmu hukum, tulisan-tulisan tentang ilmu hukum,
laporan media cetak, tulisan-tulisan para sarjana, dan perundang-undangan yang
relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.
Data dari primer maupun data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini maka
penulis menggunakan metode analisis kualitatif kemudian mendeskripsikannya
kedalam sebuah konklusi umum yang akan penulis rampungkan kemudian dalam
bentuk laporan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Memfitnah Surat Putusan
Nomor 1039 /Pid.B/2016/PN.Tjk.
Pengadilan Negeri Tanjung karang kelas I-A yang mengadili perkara pidana
dengan acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan
sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :
1. Nama lengkap : Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar;
2. Tempat lahir : Bandar Lampung;
3. Umur/tanggal lahir : 50 ( tahun ) / 31 Januari 1966
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Kebangsaan : Indonesia
6. Tempat tinggal : Taman sari Rt/Rw 001/001 Kel/Desa Taman sari,
Kec. Gedong Tataan, Kab. Pesawaran
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Wartawan di Sidak Post dan Usaha Air Galon

Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar tidak dilakukan penahanan

Di depan sidang Pengadilan Negeri Tanjung Karang Terdakwa Fabiyan Jaya Bin
M Zubir Umar didampingi oleh Penasihat Hukum yaitu Allan Setiadi, SH,
Chandra Muliawan, SH..MH, Chandra Bangkit Saputra, SH, Hassanudin, SH,
Ekayanti, SH pada kantor "Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia-
Lembaga Bantuan Hukum Bandar Lampung" yang beralamat Jl Amir Hamzah
No. 35 Gotong Royong, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung Berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tanggal 26 Oktober 2016 yang telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tanjungkarang Nomor : 728/SK/2016/PN.Tjk
tanggal 31 Oktober 2016
Setelah Membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Tanjung Karang
Nomor: 1039 /Pid.B/2016/ PN.Tjk. tanggal 18 Oktober 2016 tentang Penunjukan
Majelis Hakirn;
Setelah Membaca Surat Penetapan Majelis Hakim Nomor :
1039/Pid.B/2016/PN.Tjk tanggal 18 Oktober 2016 tentang penetapan hari sidang;
Berkas perkaraa dan surat-surat lain yang bersangkutan;
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi dan Terdakwa serta memperhatikan
barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar Surat Tuntutan Pidana dari Penuntut Umum pada Kejaksaan,
Negeri Bandar Lampung yang pada pokoknya menuntut supaya majelis hakim
Pengadiian Negeri Tanjung Karang yang mengadili perkara ini rnemutuskan
sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar tidak terbukti
melakukan tindak pidana "Memfitnah", sebagaimana diatur dan diancam
dalarn Pasal 311 Ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
sebagaimana yang telah diuraikan didalam dakwaan Primair kami;
2. Membebaskan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar dari dakwaan
Primair;
3. Menyatakan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar telah terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana "Menista dengan
tulisan", sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 310 Ayat (1), Ayat
(2) Kitab Undang-undang Hukum Pidana, sebagaimana yang telah
diuraikan didalam dakwaan Subsidiair kami;
4. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M
Zubir Umar selama 6 (enam) Bulan dan perintah agar Terdakwa segera
ditahan;
5. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan FEDI ASU
DAJAL SERING GONGGONG;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDI TITISAN
LONDO IRENG;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDY, UCAN
BANYAK OMONG COCOT CODOT;
- 1 (satu) Iembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDY
PUDIANSYAH MANAJER MALING!!!;
- 1 (satu) Iembar kertas karton putih yang bertuliskan UCAN, VEDI
RAJA MALING.
- Dirampas untuk dimusnahkan.
6. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani biaya perkara sebesar
Rp.2.000,- (dua ribu rupiah).

Setelah mendengar Pembelaan dari Terdakwa dan Penasihat hukum Terdakwa


yang pada pokoknya:
1. Menyatakan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana
didakwa dalam dakwaan kedua yaitu Pasal 310 ayat (1) clan ayat (2)
KUHP oleh Jaksa Penuntut Umum;
2. Membebaskan (Vrijspraak) Terdakwa dari segala dakwaan Jaksa Penuntut
Umum, sesuai dengan Pasal 191 ayat (1) KUHAP;
3. Atau setidak-tidaknya melepaskan Terdakwa dari semua tuntutan hukum
(Onstlag van alle rechtsvervolging), sesuai dengan Pasal 191 Ayat (2)
KUHAP;
4. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, harkat serta
rnartabatnya di Masyarakat;
5. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

Menimbang, bahwa setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum yang diajukan


secara tertuiis terhadap pembelaan dari Penasihat Hukum Terdakwa yang pada
pokoknya tetap pada tuntutannya;
Setelah mendengar tanggapan Penasihat Hukum Terdakwa terhadap tanggapan
Penuntut Umum yang pada pokoknya tetap pada pembelaannya;
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum
didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:
:
Bahwa Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar, Pada hari Rabu tanggal 10
Februari 2016 sekitar jam 13.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu
dalam bulan Februari 2016, bertempat di depan kantor PTPN VII Bandar
Lampung yang beralamat di Jalan Teuku Umar No.300, Kel. Kedaton, Kec.
Kedaton, Kota Bandar Lampung atau setidak-tidaknya di suatu ternpat yang
masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kelas 1A
Tanjungkarang, telah "Sengaja menyerang kehonnatan atau nama baik seseorang
dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu
diketahui umum, jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang
disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan di muka umum, jika dibolehkan untuk
membuktikan apa yang dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya, dan tuduhan
dilakukan bertentangan dengan apa yang diketahui", yang dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
- Bahwa pada hari Senin tanggal 08 Februari 201/5 sekitar jam 19.00 WIB,
Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar selaku Pendamping dan
Penanggung Jawab atas unjuk rasa yang dilakukan oleh Para Buruh sadap
karet Way Beluruh, Kec. Gedong Tataan, Kab. Pesawaran, telah menuliskan
beberapa kalimat yang ditujukan kepada saksi Ir Vedy Pudiansyah Bin H
Nero Mersyah selaku Manajer Unit Usaha Way Beruluh PTPN VII, Kec.
Gedong Tataan, Kab. Pesawaran diantaranya yaitu "FEDI ASU DAJAL
SERING GONGGONG", VEDI TITISAN L.ONDO IRENG", "VEDI UCAN
BANYAK OMONG COCOT CODQT', "VEDY PUDIANSYAH MANAJER
MALING !!!", "UCAN, VEDI RAJA MALING", dimana tulisan tersebut,
ditulis oleh Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar di rumah Terdakwa
Fabiyan Jaya Bin MZubir Umar yang beralamat di Tamansari Rt./Rw.
001/001, Kel./Desa Taman Sari, Kec. Gedong Tataan, Kab. Pesawaran
dengan menggunakan kertas karton berwarna putih dan ditulis dengan
menggunakan spidol berwarna hitam, merah dan biru, lalu kertas-kartas
yang telah bertuliskan kalimat tersebut diatas, pada hari Rabu tanggal 10
Februari 2016 sekitar jam 13.30 WIB, dibawa ke depan kantor PTPN VII
Bandar Lampung yang beralamat di Jalan Teuku Umar No.300, Kel.
Kedaton, Kec. Kedaton, Kota Bandar Lampung dan di bagikan kepada para
pengunjuk rasa buruh sadap karet Way Beluruh, Kec. Gedong Tataan, Kab.
Pesawaran untuk di pertunjukkan atau di pertontonkan kepada khalayak
umum yang berada di sekitar kantor PTPN VII Bandar Lampung tersebut,
kemudian para pengunjuk rasa buruh sadap karet Way Beluruh, Kec.
Gedong Tataan, Kab. Pesawaran melakukan unjuk rasa di depan kantor
PTPN VII Bandar Lampung tersebut, sambil menunjukkan kertas-kertas
yang bertuliskan kalimat tersebut diatas, kearah orang-orang yang berada di
sekitar kantor PTPN VII Bandar Lampung tersebut;
Bahwa akibat perbuatan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin MZubir Umar tersebut
diatas, saksi Ir Vedy Pudiansyah Bin H Nero Mersyah yang merasa bukan seperti
apa yang ada di kalimat yang telah ditulis Terdakwa Fabiyan Jaya Bin MZubir
Umar tersebut diatas, mengadukan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar
kepada pihak Kepolisian agar peristiwa pidana tersebut diatas dituntut;

Bahwa Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam pidana dalam Pasal 310 Ayat (1),
Ayat (2) Kitab Undang undang Hukum Pidana.

Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa dan atau


Penasihat Hukum Terdakwa telah mengajukan keberatan dan telah diputus dengan
Putusan Sela Nomor 1039 tanggal 22 November 2016 yang amarnya sebagai
berikut:
1. Menyatakan keberatan dari Terdakwa dan Penasihat Hukum Terdakwa
Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar ditolak;
2. Memerintahkan Jaksa Penuntut Urnum untuk melanjutkan pemeriksaan
perkara No:1039/Pid.B/2016/Pn.Tjk atas nama Terdakwa Fabiyan Jaya
Bin M Zubir Umar tersebut diatas;
3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir;

Bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan dakwaan


Subsidiairitas sebagaimana diatur yaitu: Dakwaan Primair: melanggar Pasal 311
ayat (1) KUHP ; Dakwaan Subsidiair: melanggar Pasal 310 ayat (1), (2) KUHP
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dakwaannya, Penuntut Umum telah
mengajukan Saksi-Saksi yang memberikan keterangan di muka persidangan di
bawah sumpah pada pokoknya sebagaimana termuat dalam Berita Acara
perneriksaan perkara ini.

Keputusan Majelis Hakim


Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, maka perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang
meringankan Terdakwa:
Keadaan yang mernberatkan
- Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat ;
- Perbuatan Terdakwa memberikan contoh kurang baik. bagi penyampaian
pendapat dimuka umum ;
- Terdakwa tidak mengakui kesalahan di dalam perkara ini;
Keadaan yang meringankan
- Terdakwa berlaku sopan dipersidangan;
- Terdakwa belum pernah dihukum;

Mengadili:
1. Menyatakan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar, tidak terbukti sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Memfitnah"
sebagairnana dakwaan Primair;
2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari dakwaan Primair tersebut;
3. Menyatakan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar, Terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana "Penistaan dengan
tulisan" sebagairnana dakwaan Subsidiair;
4. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 4 (empat) Bulan;
5. Menetapkan barang bukti berupa:
- (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan FEDI ASU DAJAL
SERING GONGGONG;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDI TITISAN
LONDO IREMG;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDY, UCAN
BANYAK OMONG COCOT CODOT;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDY
PUDIANSYAH MANAJER MALING!!!;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan UCAN, VEDI RAJA
MALING;
- Dirampas untuk dimusnahkan;
6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
Rp.2000,00 (dua ribu rupiah);

Demikiari diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan


Negeri Tanjung karang, pada hari Senin, tanggal 13 Februari 2017 oleh Nirmala
Dewita, SH..MH selaku Hakim Ketua, Firza Andriansyah, SH.,MH. dan Salman
Alfarasi, S.H., M.H. masing-rnasing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga, oleh Hakim Ketua derigan
didampingi para Hakirn Anggota tersebut, dibantu oleh Hj.Herlinawati, SH.,MH
Panitera Pengganti Pengadilan Negeri Tanjungkarang, serta dihadiri oleh Adi
Wibowo, SH Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Bandar I.ampung dan
Terdakwa serta Penasihat Hukumnya;

Pembahasan
Berdasarkan fakta-fakta hukum dalam persidangan di atas, majelis hakim dalam
menentukan dapat tidaknya seseorang dinyatakan terbukti bersalah dan dapat
dipidana, maka keseluruhan dari unsur-unsur yang didakwakan oleh Jaksa
Penuntut umum kepadanya haruslah dapat dibuktikan dan terpenuhi seluruhnya.
Majelis hakim menjatuhkan hukuman kepada terdakwa, terlebih dahulu akan
dipertimbangkan mengenai hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang
meringankan bagi diri terdakwa.
Hal-hal yang memberatkan:
- Perbuatan terdakwa tidak mendukung usaha pemerintah dalam pemberantasan
penggunaan Narkotika secara ilegal ;
- Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat ;
Hal-hal yang meringankan:
- Terdakwa belum pernah dihukum;
- Terdakwa sopan dipersidangan ;
- Terdakwa merupakan tulang punggung keluarganya ;
- Terdakwa merasa bersalah dan menyesali perbuatannya
Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa selama ini ditahan dan selama
persidangan Majelis Hakim tidak menemukan alasan untuk membebaskan
terdakwa dari tahanan, oleh karenanya pidana yang dijatuhkan akan dikurangi
seluruhnya dengan masa tahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dengan
ketentuan terdakwa tetap berada di dalam tahanan.

Dari pertimbangan hakim diatas, dapat dilihat bahwa hakim telah


mempertimbangkan berbagai hal, yakni mengenai tuntutan Jaksa Penuntut Umum,
keterangan saksi, keterangan terdakwa, barang bukti, dakwaan Jaksa Penuntut
Umum, masa penahanan terdakwa, serta hal-hal yang memberatkan dan
meringankan terdakwa. Oleh karena terdakwa melakukan tindak pidana narkotika
maka hakim memperhatikan Pasal 113 ayat (2) UU No.35 Tahun 2009 tentang
Narkotika dalam penerapan sanksi dan pidananya.
Dalam menjatuhkan pidana, hakim harus berdasarkan pada dua alat bukti yang
sah kemudian dua alat bukti tersebut hakim memperoleh keyakinan bahwa tindak
pidana yang didakwakan benar-benar terjadi dan terdakwalah yang
melakukannya.

Selain dari apa yang dijelaskan penulis diatas, yang perlu dilakukan oleh Hakim
adalah untuk dapat dipidananya si pelaku, disyaratkan bahwa tindak pidana yang
dilakukannya itu memenuhi unsur-unsur yang telah ditetapkan dalam Undang-
undang. Dilihat dari sudut terjadinya tindakan dan kemampuan bertanggung
jawab, seseorang akan dipertanggungjawabkan atas tindakan dan perbuatannya
serta tidak adanya alasan pembenar/pemaaf atau peniadaan sifat melawan hukum
untuk pidana yang dilakukannya.

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan dari penelitian ini adalah :
Penerapan hukum pidana meteril terhadap kasus penyalahgunaan narkotika
golongan 1 oleh terdakwa, penerapan hukumnya sudah sesuai dengan perundang-
undangan sebagaimana diatur dalam Pasal 113 ayat (2) UU No.35 Tahun 2009
tentang Narkotika. Berdasarkan fakta-fakta hukum baik mengenai keterangan
saksi dan keterangan terdakwa, terdakwa dianggap sehat jasmani dan rohani, tidak
ada gangguan mental sehingga dianggap mampu mempertanggungjawabkan
perbuatannya. Berdasarkan penjabaran keterangan saksi, keterangan terdakwa,
dan alat bukti serta adanya pertimbangan-pertimbangan yuridis, hal-hal yang
memberatkan dan hal-hal yang meringankan terdakwa.

Saran dari penelitian ini adalah :


Pemerintah dalam meningkatkan kesadaran hukum masyarakat tentang bahaya
Narkoba harus mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam pemberantasannya.
Hal ini dapat dilakukan melalui penyuluhan Narkoba mengenai bahaya Narkoba
dalam upaya penanggulangan dan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika

Penulis berharap agar pihak masyarakat dan pemerintah setempat bersedia


menerima dan membantu mengawasi para pelaku penyalahgunaan narkotika yang
terjadi di tengah-tengah kehidupan mereka, dengan tujuan mencegah terjadinya
perbuatan yang sama pada khususnya, sesuai dengan tujuan pemidanaan yang
bersifat memperbaiki diri para pelaku penyalahgunaan narkotika.

REFERENSI
Adami Chazawi, 2005, Pelajaran Hukum Pidana bagian 2, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta

Amir Ilyas, Asas-asas Hukum Pidana., Rangkang Education Yogyakarta dan


PuKA, Yogyakarta, 2012.

AW Widjaja. 1985. Masalah kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkotika.


Bandung: armico

Bassar, S. 1986. Tindak tindak pidana tertentu didalam KUHP. Bandung:CV


Remadja Karya.

BNN. 2007. P4GN di lingkungan pendidikan dan tempat hiburan, seminar


penanggulangan narkoba sebagai upaya mempertahankan eksistensi
bangsa.
Lamintang.1984. Hukum Penitersier Indonesia. Bandung: Alumni.

1984 Dasar- dasar Hukum Pidana Indonesia, (bandung: SinarBaru).

Lydia Harlina Marton.2006. Membantu Pencandu Narkotika dan


Keluarga,Jakarta: Balai Pustaka.

Moeljatno. 2000.Azas-azas hukum pidana. Jakarta: Bineka cipta.

Ruby hardiati Jhony. 2000.Diktat kuliah hukum pidana Khusus Tindak Pidana
narkotika, Purwokerto: Fakultas Hukum.Unsoed.

Soedarto ,1975.Hukum Pidana jilid IA dan IB. Purwekerto: Universitas Jenderal


Soedirman.

Soedjono Dirjosisworo.1990. Hukum narkotika di Indonesia. Bandung: PT. citra


Aditya bakti.

Suharto RM. 1996.Hukum Pidana Materiil Unsur-unsur Obyektif Sebagai Dasar


Dakwaan Edisi Kedua.Jakarta: Sinar Grafika.

SupramonoG. 2001. Hukum Narkotika Indonesia.Djambatan, Jakarta.

Sumaryanti, 1987.Peradilan Koneksitas Di Indonesia Suatu Tinjauan


Ringkas.Jakarta: Bina Aksara.

Zainun Buchari. 1995. Administrasi dan Managemen Kepegawaian Pemerintah


Negara Indonesia. PT.Toko Gunung Agung

Anda mungkin juga menyukai