Oleh :
Sri Rahayu
NIM. 030151305
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
ABSTRACK
Sri Rahayu
ssri77069@gmail.com
Tindak pidana narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan, tetapi telah
melibatkan sindikat yang terorganisir secara rapi dan sangat rahasia baik nasional
maupun internasional, bahkan tidak jarang melibatkan pejabat negara khususnya
aparat penegak hukum itu sendiri.Disertai banyaknya juga pejabat negara yang
mengkomsumsi narkotika untuk dirinya sendiri, mulai dari polisi, anggota militer,
PNS, bahkan sampai anggota DPR. Hukuman yang sesuai untuk pengguna dan
pengedar Narkotika adalah hukuman mati. Hukuman atau pidana mati adalah
penjatuhan pidana dengan mencabut hak hidup seseorang yang telah melakukan
tindak pidana yang diatur dalam undang-undang yang diancam dengan hukuman
mati. Hukuman mati berarti telah menghilangkan nyawa seseorang. Pidana mati
adalah suatu hukuman atau vonis yang dijatuhkan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap sebagai bentuk hukuman terberat yang dijatuhkan atas seseorang
akibat perbuatannya.Pidana mati adalah pidana yang terberat menurut perundang-
undangan pidana kita (Indonesia) dan tidak lain berupa sejenis pidana yang
merampas kepentingan umum yaitu jiwa atau nyawa manusia
Indonesia termasuk sebagai salah satu negara yang ditengarai sebagai tempat
lintas narkotika, sehingga kejahatan narkotika bukan lagi kejahatan yang sifatnya
lokal akan tetapi telah merebak sampai ke seluruh wilayah Indonesia dan sering
dijadikan sebagai daerah transit oleh para pelaku sebelum sampai ke tempat tujuan
(negara lain). Oleh sebab itu angka perkembangan kasus narkotika dari tahun ke
tahun semakin meningkat.
Tindak pidana narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan, tetapi telah
melibatkan sindikat yang terorganisir secara rapi dan sangat rahasia baik nasional
maupun internasional, bahkan tidak jarang melibatkan pejabat negara khususnya
aparat penegak hukum itu sendiri.Disertai banyaknya juga pejabat negara yang
mengkomsumsi narkotika untuk dirinya sendiri, mulai dari polisi, anggota militer,
PNS, bahkan sampai anggota DPR.
Tindak pidana adalah “Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan
disertai ancamam (sanksi) dan menurut wujudnya atau sifat perbuatan perbuatan
atau tindak pidana ini adalah perbuatan – perbuatan yang melawan hukum,
perbuatan – perbuatan ini juga merugikan masyarakat, dalam arti bertentangan
dengan atau menghambat akan terlaksananya tata dalam pergaulan masyarakat
yang dianggap baik dan adil”(Moejatno, 1993: 56).
Pidana mati adalah pidana yang terberat menurut perundang-undangan pidana kita
(Indonesia) dan tidak lain berupa sejenis pidana yang merampas kepentingan
umum yaitu jiwa atau nyawa manusia (Barda, 2005).
Hukuman atau pidana mati adalah penjatuhan pidana dengan mencabut hak hidup
seseorang yang telah melakukan tindak pidana yang diatur dalam undang-undang
yang diancam dengan hukuman mati. Hukuman mati berarti telah menghilangkan
nyawa seseorang. Pidana mati adalah suatu hukuman atau vonis yang dijatuhkan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap sebagai bentuk hukuman terberat yang
dijatuhkan atas seseorang akibat perbuatannya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan hukum terhadap Tindak Pidana
Tinjauan Hukuman Mati Terhadap Tindak Pidana Narkotika (Studi Kusus
Putusan Nomor 1051/Pid.Sus/2017/PN Tjk).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Tanjung Karang berlokasi pada Pengadilan Tanjung
Karang. Alasan di pilihnya tempat tersebut sebagai tempat penelitian adalah
karena Pengadilan Negeri Tanjung Karang merupakan tempat diajukannya
perkara dan tempat memutuskan perkara-perkara yang diajukan oleh jaksa
penuntut umum.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui
wawancara terbuka dan pertanyaan langsung. Sedangkan data sekunder diperoleh
dan di kumpulkan malalui literatur, internet, buku-buku ilmu hukum, hasil
penelitian, aturan perundang-undangan, koran, majalah dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
Di depan sidang Pengadilan Negeri Tanjung Karang Terdakwa Fabiyan Jaya Bin
M Zubir Umar didampingi oleh Penasihat Hukum yaitu Allan Setiadi, SH,
Chandra Muliawan, SH..MH, Chandra Bangkit Saputra, SH, Hassanudin, SH,
Ekayanti, SH pada kantor "Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia-
Lembaga Bantuan Hukum Bandar Lampung" yang beralamat Jl Amir Hamzah
No. 35 Gotong Royong, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung Berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tanggal 26 Oktober 2016 yang telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tanjungkarang Nomor : 728/SK/2016/PN.Tjk
tanggal 31 Oktober 2016
Setelah Membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Tanjung Karang
Nomor: 1039 /Pid.B/2016/ PN.Tjk. tanggal 18 Oktober 2016 tentang Penunjukan
Majelis Hakirn;
Setelah Membaca Surat Penetapan Majelis Hakim Nomor :
1039/Pid.B/2016/PN.Tjk tanggal 18 Oktober 2016 tentang penetapan hari sidang;
Berkas perkaraa dan surat-surat lain yang bersangkutan;
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi dan Terdakwa serta memperhatikan
barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar Surat Tuntutan Pidana dari Penuntut Umum pada Kejaksaan,
Negeri Bandar Lampung yang pada pokoknya menuntut supaya majelis hakim
Pengadiian Negeri Tanjung Karang yang mengadili perkara ini rnemutuskan
sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar tidak terbukti
melakukan tindak pidana "Memfitnah", sebagaimana diatur dan diancam
dalarn Pasal 311 Ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
sebagaimana yang telah diuraikan didalam dakwaan Primair kami;
2. Membebaskan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar dari dakwaan
Primair;
3. Menyatakan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar telah terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana "Menista dengan
tulisan", sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 310 Ayat (1), Ayat
(2) Kitab Undang-undang Hukum Pidana, sebagaimana yang telah
diuraikan didalam dakwaan Subsidiair kami;
4. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M
Zubir Umar selama 6 (enam) Bulan dan perintah agar Terdakwa segera
ditahan;
5. Menyatakan barang bukti berupa :
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan FEDI ASU
DAJAL SERING GONGGONG;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDI TITISAN
LONDO IRENG;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDY, UCAN
BANYAK OMONG COCOT CODOT;
- 1 (satu) Iembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDY
PUDIANSYAH MANAJER MALING!!!;
- 1 (satu) Iembar kertas karton putih yang bertuliskan UCAN, VEDI
RAJA MALING.
- Dirampas untuk dimusnahkan.
6. Menetapkan supaya Terdakwa dibebani biaya perkara sebesar
Rp.2.000,- (dua ribu rupiah).
Bahwa Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam pidana dalam Pasal 310 Ayat (1),
Ayat (2) Kitab Undang undang Hukum Pidana.
Mengadili:
1. Menyatakan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar, tidak terbukti sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Memfitnah"
sebagairnana dakwaan Primair;
2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari dakwaan Primair tersebut;
3. Menyatakan Terdakwa Fabiyan Jaya Bin M Zubir Umar, Terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana "Penistaan dengan
tulisan" sebagairnana dakwaan Subsidiair;
4. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 4 (empat) Bulan;
5. Menetapkan barang bukti berupa:
- (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan FEDI ASU DAJAL
SERING GONGGONG;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDI TITISAN
LONDO IREMG;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDY, UCAN
BANYAK OMONG COCOT CODOT;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan VEDY
PUDIANSYAH MANAJER MALING!!!;
- 1 (satu) lembar kertas karton putih yang bertuliskan UCAN, VEDI RAJA
MALING;
- Dirampas untuk dimusnahkan;
6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
Rp.2000,00 (dua ribu rupiah);
Pembahasan
Berdasarkan fakta-fakta hukum dalam persidangan di atas, majelis hakim dalam
menentukan dapat tidaknya seseorang dinyatakan terbukti bersalah dan dapat
dipidana, maka keseluruhan dari unsur-unsur yang didakwakan oleh Jaksa
Penuntut umum kepadanya haruslah dapat dibuktikan dan terpenuhi seluruhnya.
Majelis hakim menjatuhkan hukuman kepada terdakwa, terlebih dahulu akan
dipertimbangkan mengenai hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang
meringankan bagi diri terdakwa.
Hal-hal yang memberatkan:
- Perbuatan terdakwa tidak mendukung usaha pemerintah dalam pemberantasan
penggunaan Narkotika secara ilegal ;
- Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat ;
Hal-hal yang meringankan:
- Terdakwa belum pernah dihukum;
- Terdakwa sopan dipersidangan ;
- Terdakwa merupakan tulang punggung keluarganya ;
- Terdakwa merasa bersalah dan menyesali perbuatannya
Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa selama ini ditahan dan selama
persidangan Majelis Hakim tidak menemukan alasan untuk membebaskan
terdakwa dari tahanan, oleh karenanya pidana yang dijatuhkan akan dikurangi
seluruhnya dengan masa tahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dengan
ketentuan terdakwa tetap berada di dalam tahanan.
Selain dari apa yang dijelaskan penulis diatas, yang perlu dilakukan oleh Hakim
adalah untuk dapat dipidananya si pelaku, disyaratkan bahwa tindak pidana yang
dilakukannya itu memenuhi unsur-unsur yang telah ditetapkan dalam Undang-
undang. Dilihat dari sudut terjadinya tindakan dan kemampuan bertanggung
jawab, seseorang akan dipertanggungjawabkan atas tindakan dan perbuatannya
serta tidak adanya alasan pembenar/pemaaf atau peniadaan sifat melawan hukum
untuk pidana yang dilakukannya.
REFERENSI
Adami Chazawi, 2005, Pelajaran Hukum Pidana bagian 2, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Ruby hardiati Jhony. 2000.Diktat kuliah hukum pidana Khusus Tindak Pidana
narkotika, Purwokerto: Fakultas Hukum.Unsoed.