Anda di halaman 1dari 29

1

PROPOSAL SKRIPSI

NAMA : NOPRA ZULFAN PRATAMA


NIM : 102190041
SEMESTER : TUJUH (VII)
FAKULTAS/JURUSAN : SYARI’AH/ HUKUM PIDANA ISLAM
JUDUL : UPAYA PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN LEM AIBON OLEH
ANAK REMAJA (STUDI KASUS DI DESA
TELUK KUALI KECAMATAN TEBO ULU
KABUPATEN TEBO)

A. Latar Belakang Masalah

Fase remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak

menuju dewasa. Masa peralihan ini sering disebut masa pubertas. Secara

psikologi usia remaja atau purbertas ini berada pada suatu kehidupan

transisi yang belum memiliki suatu pedoman hidup. Usia remaja sedang

mencari identitas diri, mereka mendapati banyak sumber nilai yang ditiru

dan diparktikkan baik dari lingkungan dalam rumah maupun di luar

rumah. Nilai yang sangat berpengaruh pada usia remaja adalah teman

sebayanya beserta public figur yang mereka kenali lewat berbagai

media massa. Banyak teman-teman dan public figur tersebut

menyodorkan nilai-nilai baik, maka upaya pencarian identitas diri tidak

menjadi masalah, namun sebaliknya ketika nilai-nilai itu tidak baik, maka

besar kemungkinan akan menimbulkan konflik dalam dirinya. Dalam

situasi seperti ini mereka bagaikan kapal yang kehilangan kompas.

dampaknya mereka mungkin akan lebih cenderung mengembangkan


2

perilaku-prilaku yang menyimpang atau yang biasa di kenal (deliquency),

dan melakukan kriminalitas termasuk penyalahgunaan narkoba1.

Pada saat ini selain pecandu narkoba dijumpai juga tren baru

yaitu perilaku menghirup lem aibon. Prilaku menghirup lem aibon ini

sudah menjadi sebuah kebiasaan, dan menyebabkan ketergantungan bagi

para remaja. Salah satu penyebabnya adalah karena dukungan keluarga,

teman sebaya, lingkungan dan kondisi ekonomi keluarga. Situasi

menghirup lem aibon oleh kalangan remaja saat ini bukan saja terjadi di

kota-kota tapi sudah merambah sampai di desa-desa tidak terkecuali di

Desa Teluk Kuali. Di Desa Teluk Kuali sendiri prilaku menghirup lem

aibon ini sudah sangat memprihatinkan. Berdasarkan survei awal yang

penulis lakukan di Desa Teluk Kuali, prilaku menghirup uap lem aibon ini

banyak penulis jumpai baik pada malam hari maupun di siang hari.

Beberapa penyebab anak remaja menghirup lem aibon di Desa

Teluk Kuali di antaranya adalah Pengaruh lingkungan, Pengaruh medsos,

Ekonomi, Ikut-ikutan atau pengen coba-coba.

Secara Umum dampak dari menghirup lem aibon berupa mabuk

dan pusing. Sesudah itu ia akan merasa bahwa dirinya tenang, namun pada

akhirnya tidak jarang melakukan tindakan anti-sosial dan tindakan impulsif

dan agresif.

Zat yang terkandung dalam lem aibon(zat lysergic acid diethyilamide

atau LSD) dan sejenisnya bukan hanya dapat memabukan dan merusak

sel-sel saraf otak penggunanya. Bahkan, jika digunakan dalam jangka

1
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000 ), hlm. 71
3

waktu lama, dapat membuat penggunanya tidak normal dan sakit

kemudian meninggal dunia.

Undang-Undang 35 tahun 2009 tentang narkotika dan prekursor

narkotika, menjelaskan bahwa toluene termasuk salah satu prekusor /

bahan baku pembuat narkotika dan zat lysergic acid diethyilamide atau

LSD adalah narkotika golongan 1 yang peredaranya di awasi ketat oleh

pemerintah. dimana jika terjadi pelanggaran akan dikenakan sangsi hukum

penjara paling lama 20 tahun dan denda sampai 5 miliar rupiah yang sudah

diatur dalam pasal 129-132 UU 35 Tahun 2009

Lebih rincinya dampak atau bahaya menghirup uap lem aibon ini

adalah bisa mengakibatkan pusing, halusinasi, hingga hilangnya

kesadaran. Selain itu bisa mengalami gangguan seperti: mual muntah,

iritasi, gangguan jantung dan dapat merusak janin bahkan kematian.2

Selanjutnya dalam Agama Islam juga dijelaskan sangat rinci terkait

makanan dan minuman yang halal dan haram seperti yang dijelaskan

dalam merdeka.com aturan mengenai makanan halal dan haram tersebut

bukan berasal dari ucapan para tokoh, melainkan dijelaskan secara

langsung di dalam Alquran dan Hadist yang shahih. Hal tersebut salah

satunya diatur pada QS. Al-Maidah ayat 88 yang berbunyi, “Dan makanlah

yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu.”Maka

dari itu, pengertian hingga jenis makanan halal dan haram dalam

Agama Islam tersebut menjadi wajib untuk diketahui dan dipahami.

2
Anugerah Ayu Sundari, “Bahaya Lem Aibon bagi Kesehatan, Jangan Disalahgunakan”
Hot Liputan6.com, 2019, diakses 27 Septembet 2022.
4

Diantara makanan yang haram adalah Bangkai, Babi, Anjing, Minuman

keras, dan lain-lain.

Menghirup lem aibon adalah salah satu yang diharamkan dalam

Islam karena dampak dari menghirup lem aibon sangatlah berbahaya bagi

kesehatan tubuh seperti yang sudah penulis jelaskan di atas.

Oleh karena itu Islam sangat melarang dan mengcam terhadap

perbuatan seseorang yang sengaja merusak orang lain maupun dirinya

sendiri, seperti yang dijelaskan dalam beberapa ayat dan hadits berikut:

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-‘araf ayat 157 yang

berbunyi: “

Artinya: Dan mnghalalkan bagi mereka segala hal yang baik dan

mengharamkan bagi mereka segala hal yang buruk.3

Selanjutnya Nabi Muhammad SAW. bersabda: Semua yang

memabukkan adalah khamr dan semua khamar hukumnya adalah haram.4

Bertolak dari realita tersebut dan melihat fenomena yang terjadi

maka penulis tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian yang berjudul

“Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Lem Aibon oleh Anak

Remaja (Studi Kasus Di Desa Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu

Kabupaten Tebo)”

B. Rumusan Masalah

3
Al-Qur’an Surat Al-‘Araf ayat (2): 157
4
Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy’as al-Sijistaany, sunan Abu Daud ( Beirut Darl al-Fikr,
1424/2003 M), jilid 3, hadist no 3680 hlm 737
5

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apa faktor penyebab anak usia remaja menggunakan lem aibon Di

Desa Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo?

2. Apa upaya dari pemerintah Desa dalam mendanggulangi anak usia

remaja menggunakan lem aibon Di Desa Teluk Kuali Kecamatan

Tebo Ulu Kabupaten Tebo?

C. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini agar pembahasan tidak melebar ke pokok

permasalahan yang lain dan lebih terarah, maka penulis perlu membatasi

permasalahan yang akan diteliti. Dalam pembahasan ini, penulis hanya

membahas tentang upaya yang dilakukan oleh pemerintah Desa dalam

rangka penanggulangan anak usia remaja menggunakan lem aibon Di Desa

Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada hakikatnya mengungkapkan apa yang hendak

di capai oleh penulis dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi

tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk Mengetahui bagaimana upaya Pemerintah Desa dalam

menanggulangi anak usia remaja menggunakan lem aibon Di Desa

Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo.


6

b. Untuk Mengetahui faktor-faktor penyebab anak usia remaja

menggunakan lem aibon Desa Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu

Kabupaten Tebo.

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Akademis

1) Untuk menambah referensi dan sumber informasi dari ilmu

pengetahuan bagi kalangan mahasiswa, dosen, dan berbagai

kalangan lainnya yang membutuhkan informasi tentang

Bagaimana upaya yang dilakukan Pemerintah Desa dalam

menanggulani penyalahgunaan lem Aibon oleh anak remaja Di

Desa Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo.

2) Sebagai syarat menyelesaikan Strata satu (S.1) pada Program

Studi Hukum Pidana Islam Fakultas Syari’ah Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

b. Kegunaan Praktis

1) Diharapkan bisa berguna untuk menjadi acuan/pertimbangan

bagi penerapan suatu ilmu dilapangan atau dikehidupan

masyarakat.

2) Hasil dari penlitian ini akan memberikan gambaran secara

lengkap tentang bagaimana upaya yang dilakukan oleh

Pemerintah Desa terkait penanggulangan penyalahgunana Lem

Aibon oleh anak usia remaja.


7

E. Kerangka Teori dan Koseptual

1. Kerangka Teori

a. Teori Lingkungan

Lingkungan adalah istilah yang mencakup segala makluk hidup di

alam yang ada di bumi. Lingkungan secara umum adalah segala Sesutu

yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan

kehidupan manusia. Lingkungan merupakan kombinasi dari fisik

meliputi keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energy surya,

mineral serta flora dan fauna.

Pengertian lingkungan menurut beberapa ahli

1. Menurut Darsono pengertian lingkungan adalah bahwa semua

benda dan kegiatan mereka, yang tekandung dalam ruang di mana

manusia dan mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan

manusia dan bada- badan hidup lainya. dan mempengaruhi hal

yang hidup termasuk kehidupan manusia.

2. Menurut Emil Salim pengertian lingkungan menurut Salim di

artikan sebagai segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang

terdapat dalam ruangan yang kita tempat dan mempengaruhi hal

yang hidup termasuk kehidupan manusia.

3. Menurut Soedjono definisi lingkungan mencakup segala unsur dan

faktor fisik jasmaniah, yang berada di dalam alam meliputi hewan,

tmbuh- tumbuhan, dan manusia.

4. Menurut Munadjat Danusaputro arti lingkungan adalah seluruh

benda dan daya serta keadaan termasuk yang ada di dalamnya


8

manusia dan segala tingkah perbuatannya yang berada dalam ruang

di mana manusia memang berada dan mempengaruhi suatu

kelangsungan hidp serta pada kesejahteraan manusia dan jasah

hidup yang lainya.5

Dari beberapa pendapat ahli di atas lingkungan dapat di artikan

lingkungan merupakan hal yang mempengaruhi keberlangsungan

kehidupan baik

kehidupan yang positif maupun kehidupan yang menyelimpang dari

aturan Agama dan Undang-undang.

b. Teori Kenakalan Remaja

Istilah buku perdana dalam konsep psikologi adalah juvenile

delinquency yang secara etimlogis dapat di jabarkan bahwa juvenile

berarti anak sedangkan delinquency berarti kejahatan. Dengan demikian

pengertian secara etimologis adalah kejahatan anak. Jika menyangkut

subyek/pelakunya, maka menjadi juvenile delinquency yang berarti

penjahat anak atau kejahatan anak6 Masalah deliknwensi anak-anak atau

remaja di Indonesia ternyata banyak menarik perhatian beberapa ahli

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan anak atau remaja.

Soerjono Soekanto menguraikan secara singkat

sebagai berikut;

“Delinkwensi anak-anak yang terkenal di Indonesia adalah masalah

5
http//gurupendidikan .co.id diakses pada tanggal 02 Maret 2023
6
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Pt Rineka Cipta, 1989), Hlm. 10
9

“cross boy” dan Cross girls” yang merupakan sebutan bagi anak-

anak yang tergabung dalam suatu ikatan atau organisasi formil atau

semi formil dan yang memepunyai tingkah laku yang kurang atau

tidak di sukai oleh masyarakat pada umunya. Delinkwensi anak di

Indonesia meningkat pada tahun-tahun 1956 dan 1958 dan juga pada

tahun 1968-1969, hal mana sering di sinyalir pernyataan-pernyataan

resmi penjabat penjabat maupun petugas-petugas penegak hukum.

Delinkwensi anak-anak tadi meliputi pencurian, perampokan,

pencopetan, penganiayann, pelanggaran susila, penggunaan obat-

obatan dan mengendarai mobil atau motor, tanpa mengindahkan

norma lalu lintas.

Perbuatan-perbuatan anak remaja tersebut pada akhirnya akan

menimbulkan keresahan social sehingga kehidupan masyarakat tidak

harmonis lagi, ikatan solidaritas menjadi runtuh. Secara yuridis formal

perbuatan-perbuatan mereka jelas melawan hukum tertulis atau undang-

undang.

Jika ditinjau dari segi moral dan kesusilaan, perbuatan-perbuatan

tersebut melanggar moral, menyalahi norma-norma social dan bersifat

anti social dan bersifat anti susila. Kenakalan remaja yang di rasakan

sangat mengganggu kehidupan masyarakat, sebenarnya bukanlah suatu

keadaan yang berdri sendiri. Kenakalan remaja akan muncul karena

beberapa sebab, baik karena salah satu maupun bersamaan.


10

2. Kerangka Konseptual

a. Remaja

Remaja adalah suatu usia di mana individu terintegritas ke dalam

masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwah dirinya

berada di bawah tingkat orang lebih tua melainkan merasa sama, atau

paling tidak sejajar

Masa remaja menurut Mapipare berlangsung antara umur 12 tahun

sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi

pria. Rentang usia remaja ini dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu

usia 12/13

7
Muhammad Ali, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Hlm. 9.

tahun sampai 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun ke

atas adalah usia remaja akhir. Menuerut hukum di Amarika Serikat saat

ini individu di anggap dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun dan

bukan 21 tahun sperti ketetntuan sebelumnya. Pada usia ini, umumnya

anak sedang duduk di bangku sekolah menengah.

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka

sudah tidak termasuk golongan anak-anak tetapi belum juga dapat

diterima secara penuh untuk masuk kegolongan orang dewasa remaja

ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu remaja sering

sekali dikenal dengan fase ”mencari jati diri” atau fase “topan dan

badai”. Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

(high curiosity). Karena didorong ingin tahu yang tinggi, remaja


11

cenderung ingin berpetualang, menjalani segala sesuatu, dan mencoba

segala sesuatu yang belum pernah dialaminya. Ada

beberapa bentuk kenakalan yang dilakukan remaja dalam

proses perkembanganya, salah satunya adalah kenakalan sosial dapat

meliputi: seks bebas, minum-minuman keras, obat- obatan, penggunaan

lem dan sebagainya. Remaja yang penulis maksud dalam penelitian ini

adalah remaja usia 15 tahun sampai 19 tahun. Pada usia tersebut remaja

masih labil dalam emosi,

perasaan maupun tingkah lakunya.

b. Lem Aibon

Lem Aibon adalah lem serbaguna, untuk merekatkan berbagai

alat atau barang. Lem ini berguna untuk merekatkan barang dari bahan

kulit

binatang (tas, sepatu), plastik, kayu, kertas, aluminium, karet, tembaga, besi dan

lain-lain. Jenis lem ini sering disalahgunakan oleh anak-anak jalanan untuk

membuat mereka mabuk karena lem ini termasuk kategori Narkotika,

Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA).

Lem Aibon itu sendiri merupakan salah satu jenis NAPZA yang digunakan

dengan cara dihirup hingga kondisi tertentu dan berpotensi amat kuat untuk

menimbulkan ketergantungan bagi si pengguna. Zat yang ada dalam lem Aibon

adalah zat kimia yang bisa merusak sel-sel otak dan membuat kita menjadi tidak

normal, sakit bahkan bisa meninggal. Salah satu zat yang terdapat di dalam lem

aibon adalah Lysergic Acid Diethyilamide (LSD.


12

Zat ini pertama kali dibuat secara sintetis pada tahun 1940-an untuk

menghilangkan hambatan yang merintangi pada kasus kejiwaan. Halusinogen

yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, seperti kaktus peyote, telah dipakai

golongan pribumi Meksiko selama beberapa ratus tahun untuk kegiatan

keagamaan dan hiburan. Halusinogen juga dikenal sebagai psikedelik, yakni

bertindak pada susunan saraf pusat untuk membuat perubahan bermakna dan

sering radikal pada kondisi kesadaran pengguna dan juga dapat mengacaukan

perasaan nyata, waktu dan emosi para pengguna.7

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian yang lebih integral maka penyusun

berusaha untuk melakukan analisis lebih awal terhadap pustaka atau karya

yang lebih memiliki relevansi terhadap topik yang diteliti.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Institut Fakultas

Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta yang bernama Ilona Hiariej

dan dan Dewi Indah Lestari yang meneliti tentang Faktor-faktor yang

berhubungan dengan prilaku Ngelem pada layanan inklusi SMA Negeri 1

Marauke .8

Skripsi ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti tentang

penyalahgunaan Lem Aibon oleh anak remaja. Tapi penelitian ini lebih

focus pada factor-faktor yang berhubungan dengan prilaku Ngelem

sementara penulis meneliti bagaimana upaya pemerintah Desa dalam

mendanggulangi anak usia remaja menggunakan lem aibon.


7

88
Ilona Hiariej dan Dewi Indah Lestari, “Faktor-faktor yang berhubungan dengan prilaku Ngelem
pada layanan inklusi SMA Negeri 1 Marauke” Skripsi Universitas Tarumanagara Jakarta, (2021).
13

Hasil penelitian ini adalh didapatkan faktor yang paling dominan

berpengaruh buruk adalah faktor teman sebaya sebanyak 82 responden

(98,8%) dan faktor tersedianya zat adiktif sebanyak 82 responden (98,8%)

sedangkan faktor yang paling dominan berpengaruh sangat buruk adalah

faktor teman sebaya sebanyak 1 responden (1,2%) dan faktor tersedianya zat

adiktif sebanyak 1 responden (1,2%). Secara statistik tidak ada hubungan

kepribadian dengan perilaku ngelem (p value= 0,231), tidak ada hubungan

keluarga dengan perilaku ngelem (p value= 0,413), tidak ada hubungan

teman sebaya dengan perilaku ngelem (p value= 0,918), tidak ada hubungan

tersedianya zat adiktif dengan perilaku ngelem (p value= 0,469).

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Syari’ah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang bernama Yesi Iryani

yang meneliti tentang Peran Polisi dalam Menangani Kenakalan Remaja

Terhadap Bahaya Penyalahgunaan Lem Aibon Perspektif Hukum Islam.9

Skripsi ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama meneliti tentang

penyalahgunaan Lem Aibon oleh anak remaja. Tapi penelitian ini lebih

fokus pada peran polisi dalam Menangani Kenakalan Remaja Terhadap

Bahaya Penyalahgunaan Lem Aibon Perspektif Hukum Islam sementara

penulis meneliti bagaimana upaya pemerintah Desa dalam mendanggulangi

anak usia remaja menggunakan lem aibon.

Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa peran polisi sangat

penting dalam menangani perilaku menyimpang yang dilakukan remaja di

Kecamatan Kampung Melayu dengan telah menerapkan berbagai macam


9
Yesi Iryani, “Peran Polisi dalam Menangani Kenakalan Remaja Terhadap Bahaya
Penyalahgunaan Lem Aibon Perspektif Hukum Islam” , Skripsi Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bengkulu, (2021).
14

upaya mengenai penanganan remaja yang menghisap lem aibon, beberapa

upaya yang dilakukan antara lain: melakukan survey ke lingkungan

Kecamatan Kampung melayu untuk memastikan penyimpangan-

penyimpangan atau permasalahan yang mungkin dapat terjadi, memberikan

teguran awal untuk remaja yang menghisap lem aibon, menertibkan pelaku

kenakalan remaja yang menyalahgunakan lem aibon jika teguran pertama

tidak dihiraukan serta memberikan sanksi-sanksi yang setimpal. Dari

perilaku tersebut memberikan beberapa akibat buruk bagi pelaku

diantaranya kerusakan fisik, organ dalam, dan masa depan. Meskipun

demikian remaja sebagai pelaku penyimpangan tersebut tidak lepas dari

beberapa faktor yang menyebabkan mereka seperti itu, diantaranya seperti

kurangnya perhatian orang tua, pengaruh teman dan perekonomian yang

rendah.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas Syari’ah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang bernama M.

Syahrul yang meneliti tentang Penyalahgunaan Lem Aibon oleh Anak

Remaja (Studi Kasus di Desa Teluk Leban Kecamatan Muaro Sebo Ulu

Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi 10

Jika dikaitkan dengan penelitian yang akan penulis teliti, keduanya

sama-sama membahas mengenai penyalahgunaan Lem Aibon oleh anak

remaja. Namun, penelitian yang ditulis oleh M. Syahrul ini selain fokus

pada penyalahgunaan Lem Aibon oleh anak remaja, juga mengkaji tentang
10
M. Syahrul, “Penyalahgunaan Lem Aibon oleh Anak Remaja(Studi Kasus di Desa
Teluk Leban Kecamatan Muaro Sebo Ulu Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi” , Skripsi
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Jambi, (2021).
15

bagaimana pandangan hukum positif dan hukum Islam terhadap

penyalahgunaan Lem Aibon oleh anak remaja, sedangkan penelitian yang

akan penulis teliti tidak membahas tentang bagaimana pandangan hokum

positif dan hokum Islam terhadap penyalahgunaan Lem Aibon oleh anak

remaja.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 20 kasus remaja

menyalahgunakan lem aibon factor yang paling dominan membuat anak

remaja menyalahgunakan lem aibon adalah factor lingkungan di samping itu

juga factor ingin tahu juga membuat anak remaja menyalahgunakan lem

aibon karna lem aibon mudah di dapat cukup membawa uang 6-10.000

sudah dapat membawa pulang lem aibon tanpa harus bertransaksi secara

sembunyi dan keberadaanya legal sebagai lem , upaya penanggulanganya

adalah dengan cara membubarkan anak remaja yang berkumpul agar tidak

saling mengajak satu sama lain menggunakan lem aibon dan membatasi jam

keluar malam bagi anak remaja sampai jam 21.00 malam serta penanaman

modal akhlak

yang baik terhadap anak remaja Desa teluk Leban , dalam hukum positif di

Indonesia belum ada Undang-udang yang mengatur tentang penyalahgunaan

lem aibon karna lem sendiri jenis narkoba baru yang belum di atur kedalam

tiga golongan Narkotika pada Undang-undang Nomor 35 tahun 2009

Tentang

Narkotika, dalam Islam sudah lazim di ketahui bahwa mabuk adalah haram,

entah itu mabuk minuman keras, narkotika, zat sintesis seperti lem atau zat

apapun yang bisa membuat seseorang mabuk atau tidak sadarkan diri
16

G. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu prosedur penyelesaian masalah guna

mencari kebenaran yang dituangkan dalam bentuk perumusan masalah,

studi literature, asumsi-asumsi, dan hipotesis pengumpulan dan

penganalisisan data, hingga penarikan kesimpulan.11

Metode penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian atau

pemahaman berdasarkan metodologi yang menyelidiki fenomena sosial dan

masalah manusia.12

Adapun jenis penelitian adalah sebagi berikut:

1. Penelitian Emperis yaitu suatu pendekatan penelitian yang

digunakan untuk menggambarkan kondisi yang dilihat di lapangan

secara apa adanya. Dimana data yang diperoleh melalui

wawancara, kuisioner dan interview

2. Penelitian Normatif yaitu penelitian yang datanya langsung

diambil dari perpustakaan

3. Penelitian Normatif-Empiris yaitu pendekatan yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau sumber data yang bersifat

teori yang berguna untuk memecahkan masalah.13

1. Lokasi Dan Waktu Penelitian


11
M. Subama dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005),
hlm. 11
12
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, cet Ke-1, (Jakarta: Gunung Persada, 2009), hlm.
11
13
Ishaq, Metode Penelitian Hukum…, hlm. 66.
17

a. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Teluk Kuali,

Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Dengan

pertimbangan bahwa lokasi tersebut adalah tempat tinggal

penulis sehingga memudahkan penulis untuk memperoleh data

yang diperlukan dalam penelitian dan penulisan proposal skripsi

ini. Selain itu penulis memiliki keinginan untuk meneliti tentang

Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Lem Aibon oleh Anak

Remaja (Studi Kasus Di Desa Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu

Kabupaten Tebo).

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini akan dilakukan pada Nopember

2022-April 2023.

2. Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan

penelitian pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif pada

umumnya adalah data yang bukan angka, akan tetapi merupakan

suatu kalimat-kalimat, catatan, foto, rekaman suara dan

gambar.14

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah untuk menggambarkan

14
Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi,
(Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 102.
18

apa adanya suatu gejala atau keadaan yang terdapat dalam suatu

permasalahan untuk mengumpulkan data.15 Tipe Pendekatan

yang digunakan adalah tipe Normatif-Empiris. Pendekatan

normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara

meneliti bahan pustaka atau sumber data yang bersifat teori yang

berguna untuk memecahkan masalah.16

Sementara itu Pendekatan emperis adalah

suatu pendekatan penelitian yang digunakan untuk

menggambarkan kondisi yang dilihat di lapangan secara apa

adanya.17

3. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

1) Data Primer

Data primer adalah data pokok yang diperlukan

dalam penelitian, yang diperoleh secara langsung dari

sumbernya atau pun dari lokasi objek penelitian, atau

keseluruhan data atau hasil penelitian yang diperoleh

dilapangan.18

2) Data Sekunder

Data sekundr adalah data yang diperoleh dengan

melakukan studi pustaka yakni dengan melakukan

15
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-ruzz Media),
hlm. 206.
16
Ishaq, Metode Penelitian Hukum…, hlm. 66.
17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006) hal. 142
18
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, (Jambi: Fakultas Syari’ah
IAIN STS Jambi Dan Syari’ah Press, 2012), hlm. 45.
19

serangkaian kegiatan membaca, mengutif, mencatat buku-

buku, menelaah perundang-undangan yang berkaitan

dengan permasalahan penelitian.19

b. Sumber Data

Adapun sumber data penelitian ini adalah:

1) Perangkat Desa 2 Orang

2) Babinsa 2 Orang (1 Polisi dan 1 TNI)

3) Buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI)

yang berarti pengamatan atau peninjauan secara cermat.

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti

mencatat informasi sebagaimana peneliti saksikan selama dalam

penelitian.20 Sehingga peneliti mendapatkan data utama tentang

bagaimana Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Lem Aibon

oleh Anak Remaja Di Desa Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu

Kabupaten Tebo.

19
Ishaq, Metode Penelitian Hukum…, hlm. 99.
20
W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Grafindo, 2007), hlm. 116.
20

Kedudukan peneliti hanya sebagai partisipan dalam suatu

lingkungan masyarakat yang diteliti. Selama proses observasi,

peneliti akan membuat catatan-catatan untuk keperluan analisis

dan pengecekan data kembali.21

b. Wawancara

Instrument ini digunakan untuk mendapatkan data mentah

dan informan, sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak

terdapat dalam dokumen. Data mentah ini adalah data utama

dalam penelitian ini yang diperoleh oleh peneliti secara

langsung dari informan yang bermanfaat untuk menjawab

persoalan penelitian diatas. Informan dalam penelitian ini adalah

orang yang mengetahui dengan pasti persoalan yang terjadi.22

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah berupa pengambilan foto-foto atau

catatan-catatan penting yang didapat pada saat penelitian

berlangsung dengan tujuan untuk penunjang dan penguat data

penelitian tentang Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Lem

Aibon oleh Anak Remaja Di Desa Teluk Kuali Kecamatan Tebo

Ulu Kabupaten Tebo

5. Teknik Analisis Data

21
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
hlm. 69
22
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi…,hlm.38.
21

Ada dua Jenis analisis data yaitu analisis kualitatif dan analisis

kuantitatif. Pada penelitian ini menggunkan Analisis kualitatif yaitu

analisis secara sistematis yang tidak menggunakan model matematika

atau statistika. Ini berarti analisis ini dilakukan dengan membaca

tabel, grafik, atau data lainnya yang sudah tersedia yang diperoleh dari

berbagai sumber dengan teknik pengumpulan data tertentu. Tujuan

analisis kualitatif adalah untuk menemukan arti dan makna dari data-

data tersebut. 23

a. Reduksi Data

Dalam suatu penelitian seorang peneliti mendapat data

dari lapanagn dalam jumlah yang banyak dan data tersebut perlu

dicatat secara teliti dan rinci dan itu diperlukan reduksi data.

Reduksi data adalah merangkum dan memfokuskan pada hal

yang penting dan membuang hal yang tidak perlu.24

Reduksi data diperlukan untuk menentukan hal-hal pokok

yang sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data adalah

analisis yang dilakukan untuk menggolongkan, mengurutkan,

dan membuang data yang dianggap tidak perlu.

b. Penyajian Data adalah

Penyajian data adalah informasi yang dibuat dan disusun

dengan tujuan mempermudah untuk penarikan kesimpulan dan

tindakan dalam sebuah penelitian. Sehingga bisa

23
https://www.dqlab.id/analisis-data-adalah-mengenal-pengertian-jenis-dan-prosedur-
analisis-data diakses 23 Oktober 2022.
24
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 338
22

memperlihatkan secara gamlang gambaran keseluruhan atas

bagian-bagian tertentu dari hasil penelitian yang dilakukan. Data

suatu penelitian dapat disajikan dalam bentuk matriks, grafik,

jaringan, dan bangun.

c. Penarikan Simpulan atau Verifikasi

Dalam sebuah penelitian setelah data dikumpulkan maka

langkah selanjutnya adalah melakukan verifikasi, untuk

ditetapkan sebagai data dan bahan dalam pengambilan

kesimpulan yang disepakati oleh subyek tempat penelitian itu

dilaksanakan.

H. Sistematika Penulisan.

Penyusun proposal skripsi ini terbagi menjadi lima bab, antar babnya

ada yang terjadi sub-bab. Masing-masing membahas permasalahan

tersendiri tetapi akan tetap saling berkaitan. Untuk mempermudah maka

gambaran dari sistematika penulisannya ialah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penlitian,

kerangka teori, tinjauan penelitian terdahulu, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

Bab II Zat Adiktif dan Remaja. Bab ini mencakup Pengertian Zat

Adiktif, Remaja dan permasalahannya


23

Bab III Gambaran Umum Lokasi Penelitian, mencakup Sejarah

Umum Desa Teluk Kuali, Letak Geografis Desa Teluk Kuali, Visi dan Misi

Desa Teluk Kuali, dan profil Desa Teluk Kuali.

Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian. Pada bab ini akan

memaparkan apa saja faktor penyebab anak usia remaja menggunakan lem aibon

Di Desa Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo dan bagaimana upaya

dari pemerintah Desa dalam mendanggulangi anak usia remaja menggunakan lem

aibon Di Desa Teluk Kuali Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo.

Bab V Penutup. Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran.


24

DAFTAR ISI SEMENTARA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................

C. Batasan Masalah........................................................................

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian................................................

E. Kerangka Teori..........................................................................

F. Tinjauan Penelitian Terdahulu..................................................

G. Metode Penelitian......................................................................

H. Sistematika Penulisan

BAB II Zat Adiktif dan Remaja

A. Pengertian Remaja

B. Pengertian Lem Aibon/ Zat adiktif...........................................

C. Bahaya Zat adiktif

D. Hukum Penyalahgunaan Zat Adiktif

BAB III GAMBARAN UMUM DESA TELUK KUALI

A. Sejarah Singkat Desa Teluk Kuali............................................

B. Aspek Geografis .......................................................................

C. Aspek Demografis.....................................................................

D. Aspek Pemerintahan…………………………………………..

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN


25

A. Faktor penyebab penyalahgunaan Lem Aibon oleh anak remaja

............................................................................................................

B. Upaya yang dilakukan pemerintah Desa terhadap penanggulangan

Penyalahgunanaan Lem Aibon oleh anak Remaja Di Desa Teluk Kuali

Kecamatan Tebo Ulu Kabupaten Tebo.................................................

BAB V PENUTUPAN

A. Kesimpulan...............................................................................

B. Saran..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA...........................................................


26

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

A. Literatu

Al-Qur’an dan Terjemahan, Jakarta Maghfirah Pustaka, 2006

Gulo.W, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Grafindo, 2007.

Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta


Disertasi, Bandung: Alfabeta, 2017.

Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif, cet Ke-1, Jakarta: Gunung


Persada, 2009.

M. Subama dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, Bandung: Pustaka


Setia, 2005

Prastowo Andi, Memahami Metode-Metode Penelitian, Yogyakarta:


Ar-ruzz Media.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,


Jakarta: Rineka Cipta, 2006

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,


dan R&D), Bandung: Alfabeta, 2016.

Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2000.

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Edisi Revisi, Jambi: Fakultas


Syari’ah IAIN STS Jambi Dan Syari’ah Press, 2012.

Waluyo Bambang, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar


Grafika, 2008.

B. Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang nomor 3 tahun 2002 Tentang Penanggulngan


Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, Psikotropika,
Prekursor, dan Zat Adktif lainnya.

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.


27

C. Lain-lain

Anugerah Ayu Sundari, Bahaya Lem Aibon bagi Kesehatan, Jangan


Disalahgunakan - Hot Liputan6.com, 2019, diakses 27 Septembet
2022

Ilona Hiariej dan Dewi Indah Lestari, Faktor-faktor yang berhubungan


dengan prilaku Ngelem pada layanan inklusi SMA Negeri 1 Marauke,
Penelitian Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Jakarta, tahun 2021.

M. Syahrul, “Penyalahgunaan Lem Aibon oleh Anak Remaja (Studi


Kasus di Desa Teluk Leban Kecamatan Muaro Sebo Ulu Kabupaten
Batang Hari Provinsi Jambi)”, Skripsi Mahasiswa Hukum Pidana
Islam, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Jambi, Tahun 2021.

Yesi Iryani, “Peran Polisi dalam Menangani Kenakalan Remaja


Terhadap Bahaya Penyalahgunaan Lem Aibon Perspektif Hukum
Islam”, Skripsi Mahasiswa Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu, Tahun 2021.
28

JADWAL PENELITIAN

Tahun 2022-2023
No Kegiatan Nov Des Jan Peb Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Pembuatan Proposal
Perbaikan Propsal dan
3
Seminar
4 Surat Izin Penelitian
5 Pengumpulan Data
Pengolahan Data dan
6
Analisis
7 Pembuatan Laporan
8 Bimbingan dan Perbaikan
9 Agenda dan Ujian Skripsi
10 Perbaikan dan Penjilidan
29

Anda mungkin juga menyukai