Anda di halaman 1dari 55

MODUL

PRAKTIKUM LABORATORIUM

KEPERAWATAN DASAR 2

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2023

Modul Praktikum Keperawatan Dasar 2 FKes UMMI Page 1


HALAMAN PENGESAHAN
MODUL PRAKTIK KEPERAWATAN DASAR 2
Sukabumi 20 Februari 2023
Penulis

Amir Hamzah M.kep

Menyetujui Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Ka Prodi Pendidikan Profesi Ners,

Hendri Hadiyanto M. Kep Ria Andriani, M.Kep., Sp. Kep. An


NIDN 0405057701 NIDN 0411127901

Modul Praktikum Keperawatan Dasar 2 FKes UMMI Page 2


Kata Pengantar

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Puji serta syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga modul
praktikum Kebutuhan Dasar Manusia ini dapat tersusun. Modul praktikum
ini berisi konsep dan panduan praktikum untuk aplikasi mata kuliah
Keperawatan Dasar 2 yang diperuntukkan bagi mahasiswa program studi
Prodi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan UMMI.
Diharapkan mahasiswa yang mengikuti praktikum dapat mengikuti
semua kegiatan praktikum dengan baik dan dapat melaksanakan semua
prosedur praktikum dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa
dalam prosesnya modul ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga
penulis bersedia menerima saran dan kritik dari berbagai pihak untuk
dapat menyempurnakan modul praktikum ini di kemudian hari.
Semoga dengan adanya modul praktikum ini dapat membantu
proses belajar mengajar khususnya kegiatan praktikum mata kuliah
Keperawatan Dasar 2 dengan lebih baik lagi.

Sukabumi , Februari 2023

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 3


Tata Tertib Praktikum
1 Mahasiswa harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai
2 Mahasiswa harus menggunakan pakaian laboratorium lengkap dengan
name tag, bagi mahasiswa yang tidak menggunakan pakaian
laboratorium tidak diperkenankan untuk mengikuti praktikum
3 Mahasiswa harus menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam
praktikum
4 Selama praktikum mahasiswa tidak diperkenankan untuk :
a Makan dan minum
b Bersenda gurau
c Mendiskusikan masalah yang tidak berkaitan dengan materi praktikum
d Mengerjakan hal lain yang tidak berkaitan dengan praktikum
5 Seluruh mahasiswa harus ikut serta secara aktif dalam praktikum.
6 Setelah selesai praktikum mahasiswa harus mengembalikan alat-alat
yang digunakan dalam keadaan utuh, dan bersih kepada penanggung
jawab laboratorium. Jika terjadi kerusakan alat selama praktikum yang
disebabkan oleh kelalaian mahasiswa, mahasiswa diwajibkan untuk
mengisi formulir kesediaan mengganti, dan secepatnya mengganti alat
tersebut.
7 Setelah praktikum mahasiswa wajib mengikuti test pasca praktikum.
8 Kehadiran mahasiswa dalam praktikum harus 100%. Apabila mahasiswa
tidak dapat mengikuti praktikum karena sakit, atau alasan lain, diwajibkan
untuk mengirimkan surat keterangan yang syah dan harus diserahkan
dalam 1 minggu.
9 Mahasiswa juga harus segera lapor kepada penanggung jawab
praktikum untuk merencanakan praktikum pengganti.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 4


Capaian Pembelajaran (Learning Outcome)

Capaian Pembelajaran Prodi pendidikan profesi Ners berdasarkan Profil Lulusan


sebagai berikut :

No Program Studi CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)


1 SIKAP 1. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu
menunjukkan sikap religius;
2. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam
menjalankan tugas berdasarkan agama,moral, dan
etika;
3. menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik;
4. berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta
tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa
tanggungjawab pada negara dan bangsa;
5. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan
orisinal orang lain;
6. berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan
peradaban berdasarkan pancasila;
7. bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta
kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
8. taat hukum dan disiplin dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara;
9. menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan,
dan kewirausahaan;
10. menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan
di bidang keahliannya secara mandiri.
11. mampu bertanggung gugat terhadap praktik
profesional meliputi kemampuan menerima tanggung
gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional
sesuai dengan lingkup praktik di bawah
tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan
perundangan;
12. mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan
prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik
Perawat Indonesia;
13. memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya
yang dianut dan martabat klien, menghormati hak klien
untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan
keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta
bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan
informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh
dalam kapasitas sesuai dengan lingkup
tanggungjawabnya;
Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 5
14. memiliki nilai-nilai islami yang berkemajuan sesuai Al
Qur’an dan Assunah dalam penerapan asuhan
keperawatan.
PENGETAHUAN 1. menguasai konsep teoritis pengkajian keperawatan
secara komprehensif;
2. menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan
pengkajian keperawatan, pemeriksaan fisik dan
pengukuran tanda-tanda vital;
3. menguasai persiapan & prosedur pemeriksaan
penunjang pada pasien;
KETERAMPILAN 1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan
yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang
minimal setara dengan standar kompetensi kerja
profesinya;
2. Membuat keputusan yang independen dalam
menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan
pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif;
3. Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan
karya desain di bidang keahliannya berdasarkan
kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik
profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat
akademik;
4. Mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya
inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi,
dan kewirausahaan, yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika
profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat
profesinya;
5. Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang
yang khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja;
6. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya
sesuai dengan kode etik profesinya;
7. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja
dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan
pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat;
8. Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah
pada bidang profesinya;
9. Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya;
10. Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja
dengan masyarakat profesi dan kliennya;
11. Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit,
mengamankan, dan menemukan kembali data dan
informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja
profesinya;
12. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secaramandiri.
Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 6
13. Memiliki kemampuan baca tulis al-qur’an, praktik
ibadah sesuai dengan al-qur’an dan sunah, serta
menerapkan nilai-nilai keislaman dan
kemuhammadiyahan dalam kehidupan bermasyarakat.
Mata Kuliah CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran KD II mahasiswa
mampu :
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan secara
komprehensif dan pemeriksaan fisik
2. Mampu melakukan pengukuran tanda vital
3. Mampu mempersiapkan pasien yang akan melakukan
pemeriksaan penunjang
4. Menerapkan prinsip dan prosedur pengendalian infeksi
dan patient safety
5. Mendemonstrasikan prosedur intervensi dalam
pemberian medikasi oral, parenteral, topikal dan
suppositori dengan menerapkan prinsip benar
6. Mendemonstrasikan prosedur intervensi perawatan
luka sederhana pada pasien simulasi
SUB –CP MK : CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
1. Mampu melakukan Pengkajian keperawatan (anamnesa
dan pengumpulan data sekunder), pengukuran tanda
vital, dan pemeriksaan fisik
2. Mampu melakukan prosedur persiapan pemeriksaan
penunjang, mencegah kontaminan dan transmisi
3. Mampu menerapkan prinsip dan prosedur Pengendalian
infeksi dasar
4. Mampu menerapkan prinsip dan prosedur Safe patient
handling
5. Mampu menerapkan prinsip dan prosedur Infeksi
nosokomial
6. Mampu menerapkan Prinsip pemberian medikasi
7. Mampu mendeminstrasikan Prosedur pemberian
medikasi oral
8. Mampu mendemonstrasikan Prosedur pemberian
medikasi parenteral
9. Mampu mendemostrasikan Prosedur pemberian
medikasi topikal
10. Mampu mendemonstrasikan Prosedur pemberian
medikasi suppositoria
11. Mampu menerapkan Prinsip perawatan luka
12. Mampu mendemonstrasikan Prosedur perawatan luka
sederhana

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 7


BAB I

Pendahuluan

1. Deskripsi Mata Ajar


Mata kuliah ini membahas tentang prosedur keperawatan yang menjadi dasar
ilmiah dalam praktik keperawatan yang mencakup pengukuran tanda vital,
pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik, pengendalian infeksi dan prosedur
pemberian medikasi. Pengalaman belajar meliputi pembelajaran di kelas,
laboratorium keperawatan, dan klinik..
2. Tujuan Mata Ajar
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu membuat
asuhan keperawatan dan mendemonstrasikan prosedur pengukuran tanda vital,
pengkajian keperawatan dan pemeriksaan fisik, serta pengendalian infeksi dan
prosedur pemberian medikasi.
3. Kompetensi Mata ajar
a. Pengkajian keperawatan
1) Pemeriksaan Fisik
2) Pemeriksaan tanda vital
b. Pemeriksaan penunjang
1) Pengambilan sampel Sputum
2) Pengambilan sampel Urine
3) Pengambilan sampel darah
c. Prosedur pemberian obat
1) Injeksi intra vena
2) Injeksi intra muskuler
3) Injeksi subcutan
4) Injekasi Intra cutan/dermal
5) Intra bukal
6) Sublingual
7) Topical
8) Tetes mata
9) Tetes telinga
d. Prosedur pengendalian infeksi dan patient safety
1) Pemakaian APD level 1
2) Pemakaian APD level 2
3) Pemakaian APD level 3
4) Perawatan Luka
4. Strategi Perkuliahan
Pendekatan perkuliahan ini adalah pendekatan Student Center Learning. Dimana
Mahasiswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Metode yang
digunakan lebih banyak menggunakan metode ISS (Interactive skill station) dan
Problem base learning. Interactive skill station diharapkan mahasiswa belajar
mencari materi secara mandiri menggunakan berbagai sumber kepustakaan
seperti internet, expert dan lain lain, yang nantinya akan didiskusikan dalam
kelompok yang telah ditentukan. Sedangkan untuk beberapa pertemuan dosen

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 8


akan memberikan kuliah singkat diawal untuk memberikan kerangka pikir dalam
diskusi. Untuk materi-materi yang memerlukan keterampilan, metode yang yang
akan dilakukan adalah simulasi dan demonstrasi di laboratorium
5. Bahan Bacaan
a. Daniels. 2010. Nursing Fundamental: Caring & Clinical Decision Making. New
York. Delmar Cengage Learning
b. Derrickson B. 2013. Essentials of Anotomy Physiology. Singapore. John Willey
& Sons,Inc.
c. Douglas G., Nicol F., Robertson C., Rudijanto A. (2014). Pemeriksaan Klinis
Macleod (dengan 28 online video). Edisi Bahasa Indonesia 13. Churchill
Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte. Ltd.
d. Kozier, Barbara. 2008. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and
Practice. 8th ed. New Jersey. Pearson Education
e. Kozier, B., Erb, G.,Berwan, A.J., & Burke,K. (2008). Fundamentals of
Nursing:Concepts, Process, and Practice. New Jersey: Prentice Hall Health.
f. Lynn, P (2011). Taylor’s Handbook of Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins.Philadelphia.
g. Mosby. (2014). Mosby’s Nursing Video Skills DVD Package: Basic, intermediate
and advanced. 4th Edition. Mosby: Elsevier Inc.
h. Perry A.G., Potter P.A., Ostendorf W. (2014). Clinical Nursing Skills and
Techniques. 8th edition. Mosby: Elsevier Inc.
i. Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (3-vol set) . Edisi
Bahasa Indonesia 7.Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.
j. Potter, P.A.,Perry, A.G., Stockert P., Hall A. (2014). Essentials for Nursing
Practice. 8th Ed. St. Louis, Missouri: Mosby Elsevier.
k. Rebeiro G., Jack L., Scully N., Wilson D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar: Manual Keterampilan Klinis. Edisi Indonesia. Elsevier
(Singapore) Pte Ltd.
l. Waugh A., Grant A., Nurachmah E., Angriani R. (2011). Dasar-dasar Anatomi
dan Fisiologi Ross dan Wilson. Edisi Indonesia 10. Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
m. Waugh A., Grant A. (2014). Buku Kerja Anatomi dan Fisiologi Ross and Wilson.
Edisi Bahasa Indonesia 3. Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.:

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 9


BAB II

PROSEDUR DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


A. Prosedur keperawatan Pengkajian keperawatan
1. Tujuan Pembelajaran Praktikum
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
b. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Pengkajian keperawatan
2. Dasar Teori
Pengkajian keperawatan merupakan tahap pertama dalam proses
keperawatan, dilakukan oleh perawat dalam rangka mengumpulkan data
baik subjektif maupun objektif, dilakukan dengan beberapa cara yaitu metode
wawancara, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan lain/penunjang, nara
sumber dalam pengkajian adalah pasien, keluarga atau sumber lain.
Tujuan dari pengkajian keperawatan ini adalah untuk mengumpulkan data
dasar kesehatan klien, data tentang riwayat keperawatan, Mengidentifikasi
diagnosa keperawatan, Membuat penilaian klinis tentang perubahan status
kesehatan klien dan penatalaksanaan, serta Mengevaluasi hasil fisiologis
dari asuhan keperawatan. Mahasiswa keperawatan perlu menguasai
kompetensi ini untuk membangun kemampuan berpikir kritis
Indikasi pengkajian dilakukan pada klien:
a. Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat.
b. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
c. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
pengkajian keperawatan. Pemeriksaan fisik adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan oleh perawat dengan memeriksa dari ujung rambut sampai
ujung kaki sebagai sebagai dasar informasi objektif tentang klien untuk
melakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan, bahan untuk memberikan,
pemilihan terapi dan penentuan respon terhadap terapi.
3. Petunjuk Umum
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan
c. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul
d. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang
dimengerti
4. Keselamatan Kerja
a. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan
b. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah
dijangkau
c. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya
d. Perhatikan setiap langkah

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 10


5. Prosedur

a. Pemeriksaan Fisik

Definisi Pemeriksaan fisik adalah peninjauan dari ujung rambut sampai


ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi
objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk mebuat
penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi
pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon
terhadap terapi tersebut.(Potter dan Perry, 2010)
Indikasi a. Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk
di rawat.
b. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
c. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien
Tujuan a. Menjelaskan prinsip umum pengkajian
b. Mendemonstrasikan cara pendekatan / anamnese pada klien
c. Menyiapkan alat yang diperlukan dalam pemeriksaan fisik
d. Mengatur posisi klien saat pemerikasaan fisik
e. Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman
f. Mendemonstrasikan tehnik-tehnik pemeriksaan fisik
g. Melakukan pendokumentasian hasil pemeriksaan
Persiapan a. Stetoskop
tempat b. Jam tangan
dan alat c. Lampu kepala
d. Lampu senter
e. Optalmoskop
f. Otoskop
g. Tonometri
h. Metelin
i. Garpu tala
j. Spekulum hidung
k. Snellen card
l. Spatel lidah
m. Kaca laring
n. Pinset anatomi
o. Pinset cirrurgi
p. Sarung tangan
q. Bengkok
r. Timbangan
s. Reflek hammer
t. Botol 3 buah
u. Sketsel
v. Kertas tissue
w. Alat dan buku catatan perawat
Persiapan a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
pasien dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 11


Pelaksanaan
1. Pra a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
interaksi b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Cuci tangan
b. Pakai masker
c. Anamnese
1) Keluhan Utama :
keluhan yang dirasakan klien, sehingga menjadi alasan
klien dibawa ke Rumah Sakit.
2) Riwayat Penyakit Sekarang :
kronologis dari penyakit yang diderita saan ini mulai awal
hingga di bawa ke RS secara lengkap meliputi:
P = Provoking atau Paliatif
Apa penyebab gejala ?, Apa yang dapat mengurangi dan
memperberat penyakitnya ?, Apa yang dilakukan pada saat
gejala mulai dirasakan ?, Keluhan psikologis yang
dirasakan
Q = Quality and Quantity
Seberapa tingkat keparahan yang dirasakan klien
R = Regio or Radiation
Pada area mana gejala dirasakan?, Sejauh mana
penyebarannya?
S = severity
Tingkat/skala keparahan, hal-hal yang memperberat atau
mengurangi keluhan
T=Time
Kapan gejala mulai muncul?, Seberapa sering dirasakan?,
Apakah timbul tiba-tiba atau bertahap?, Kambuhan, dan
lama dirasakan?
3) Riwayat Penyakit Yang Lalu : Penyakit apa saja yang
pernah dialami klien, baik yang ada hubungannya dengan
penyakit yang diderita sekarang atau tidak ada
hubungannya dengan penyakit yang diderita sekarang,
riwayat operasi, dan termasuk riwayat alergi.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga : Apakah ada keluarga yang
menderita penyakit yang sama?, Penyebab kematian bila
ada anggota keluarga yang meninggal?, Apakah ada jenis
penyakit herediter dalam keluarga?
5) Pola Pemeliharaan Kesehatan :
a) Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi :
Mengkaji jenis, jumlah, dan waktu makan selama di
rumah dan di rumah sakit. Pantangan makanan?,
Kesulitan menelan, mengunyah, mual, anoreksia?,
Usaha mengatasi kesulitan yang dialami klien?
b) Pola Eliminasi :
Mengkaji jumlah, warna, bau, konsistensi, Konstipasi,
Incontinentia,frekuensi, BAB dan BAK klien?, Upaya
mengatasi masalah yang dialami klien ?

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 12


c) Pola istirahat tidur :
Mengkaji waktu mulai tidur, waktu bangun, penyulit tidur,
yang mempermudah tidur, gangguan tidur, pemakaian
jenis obat tidur, hal yang menyebakan klien mudah
terbangun?
d) Pola kebersihan diri / Personal Hygiene :
Mengkaji status kebersihan mulai rambut hingga kaki,
frekuensi mandi, gosok gigi, cuci rambut, potong kuku?
e) Aktivitas Lain :
Olah raga yang dilakukan, hobby dsb
f) Status Emosi :
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien, tingkah
laku yang menonjol, suasana yang membahagiakan
klien, stressing yang membuat perasaan klien tidak
nyaman.
g) Gaya Komunikasi :
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara, apakah
pola komunikasinya spontan atau lambat, apakah klien
menolak untuk diajak komunikasi, Apakah komunikasi
klien jelas, apakah klien menggunakan bahasa isyarat.
h) Pola Interaksi :
Kepada siapa klien berspon, Siapa orang yang dekat
dan dipercaya klien, apakah klien aktif atau pasif dalam
berinteraksi, Apakah tipe kepribadian klien terbuka atau
tertutup.
i) Pola Pertahanan :
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasi
masalahnya
j) Dampak di Rawat di Rumah Sakit :
Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis
selama klien di rawat di RS.
6) Riwayat Sosial Ekonomi
a) Latar belakang social, budaya dan spiritual klien :
Apakah klien aktif dalam kegiatan kemasyarakatan,
apakah ada konflik social yang dialami klien, bagaimana
ketaatan klien dalam menjalankan agamanya, apakah
klien mempunyai teman dekat yang senantiasa siap
membantu
b) Ekonomi :
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat,
apakah ada masalah keuangan dan bagaimana
mengatasinya
d. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan Integument, Rambut Dan Kuku Integument
a) Kulit
inspeksi : Adakah lesi, warna, jaringan parut,
vaskularisasi, Warna Kulit
Palpasi : Suhu kulit, tekstur halus/ kasar, turgor /
elastisitas, keriput /tegang, oedema derajat berapa?
Identifikasi luka dan kelainan pada kulit, CRT
b) Pemeriksaan Rambut

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 13


Inspeksi dan Palpasi : penyebaran, bau, rontok ,warna.
Distribusi, merata atau tidak, adakah alopesia, daerah
penyebaran
c) Pemeriksaan Kuku
Inspeksi dan palpasi : Warna ,bentuk, kebersihan
2) Pemeriksaan Kepala, Wajah Dan Leher
a) Pemeriksaan Kepala
Inspeksi: bentukkepala (dolicephalus/lonjong,
Brakhiocephalus/ bulat), kesimetrisan, dan pergerakan.
Adakah hidrochepalus/ pembesaran kepala
b) Pemeriksaan Mata Inspeksi :
(1) Kelengkapan dan kesimetrisan mata, Adakah
ekssoftalmus (mata menonjol), atau Enofthalmus
(mata tenggelam),
(2) Kelopak mata / palpebra : adakah oedem, ptosis,
peradangan, luka, atau benjolan
(3) Bulu mata : rontok atau tidak
(4) Konjunctiva dan sclera : adakah perubahan warna,
kemerahan ,kuning atau pucat.
(5) Warna iris serta reaksi pupil terhadap cahaya :
miosis /mengecil, midriasis/ melebar, pin point / kecil
sekali, nomalnya isokor / pupil sama besar.
(6) Kornea, warna Amati kedudukan kornea
(7) Pemeriksaan Visus : Dengan jarak 5-6 M dengan
snellen card periksa visus OD / OS
5/5 atau 6/6 = normal
1/ 60 = Mampu melihat dengan hitung jari
1/300 = Mampu melihat dengan lambaian tangan
1/~ = Mampu melihat gelap dan terang
0 = Tidak mampu melihat
c) Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi : Amati bagian teliga luar: bentuk,
ukuran, warna, lesi, nyeri tekan, adakah peradangan,
penumpukan serumen.
Pemeriksaan fungsi pendengaran
Tujuan :menentukan adanya penurunan pendengaran
dan menentukan jenis tuli persepsi atau konduksi.
Tehnik pemeriksaan :
(1) Voice Test ( tes bisik )
(a) Dengan suara bilangan
➢ perawat di belakang klien dengan jarak 4-6
meter
➢ bagian telinga yang tidak diperiksa ditutup
➢ bisikkan suatu bilangan ( tujuh enan )
➢ beritahu klien untuk mengulangi bilangan
tersebut
➢ bandingkan dengan telinga kiri dan kanan
(b) Dengan suara detik arloji
➢ pegang arloji disamping telinga klien
➢ beritahu klien menyatakan apakah
mendengar arloji atau tidak

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 14


➢ Kemudian jauhkan, sampai klien tidak
mendengar (normal : masih terdengar pada
jarak 30 cm )
➢ lakukan pada kedua sisi telinga dan
bandingkan
(2) Test garputala
(a) Rinne test
➢ Perawat duduk di sebelah sisi klien
➢ Getarkan garputala, dengan menekan jari
garputala dengan dua jari tangan
➢ letakkan pangkal garputala pada tulang
mastoid, dan jelaskan klien agar
memberitahu bila tidak merasakan getaran.
➢ Bila klien tidak merasakan getaran, dekatkan
ujung jari garputala pada lubang telinga, dan
anjurkan penderita agar memberutahu
mendengar suara getaran atau tidah.
➢ Normalnya : klien masih mendengar saat
ujung garputala didekatkan pada lubang
telinga.
(b) Weber test
➢ getarkan garputala
➢ Letakkan pangkal garputala di tengah-tengah
dahi klien
➢ Tanya kepada klien, sebelah mana telinga
mendengar lebih keras (lateralisasi kana/kiri).
➢ Normalnya getaran didengar sama antara
kanan dan kiri.
(c) Scwabach Test
➢ Getarkan garputala
➢ letakkan ujung jari garputala pada lugang
telinga klien
➢ kemudian sampai klien tidak mendengar, lalu
bandingkan dengan pemeriksa.
d) Pemeriksaan hidung
Inspeksi dan palpasi : Amati bentuk tulang hidung dan
posis septum nasi (adakah pembengkokan atau tidak)
Amati meatus, adakah perdarahan, kotoran,
pembengkakan, mukosa hidung, adakah pembesaran
(polip)
e) Pemeriksaan mulut
(1) Amati orofaring atau rongga mulut, bau mulut, uvula
simetris atau tidak
(2) Adakah pembesaran tonsil, Perhatikan suara klien
ada perubahan atau tidak
(3) Perhatikan adakah lendir dan benda asing atau tidak
f) Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : Perhatikan ekspresi wajah klien, Warna dan
kondisi wajah klien, struktur wajah klien, sembab atau
tidak, ada kelumpuhan otot-otot fasialis atau tidak.
g) Pemeriksaan Leher
Inspeksi : Bentuk leher simetris atau tidak, posisi trakea,
amati bendungan vena jugularis
Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 15
Palpasi :
➢ Letak trakea
➢ Kelenjar tiroid, ada pembesaran atau tidak dengan
meraba pada suprasternal pada saat klien menelan
➢ Pembesaran kelenjar limfe leher ( Adenopati limfe )
menandakan adanya peradangan pada daerah
kepala, orofaring, infeksi TBC, atau syphilis.
➢ Pembesaran tiroid dapat terjadi karena defisiensi
yodium
3) Pemeriksaan Torak Dan Paru
a) Pemeriksaan Payudara Dan Ketiak
Inspeksi : bentuk, dan kesimetrisan, dan adakah
pembengkakan, Kulit payudara, warna, lesi,
vaskularisasi,oedema
Areola : Adakah perubahan warna, pada wanita hamil
lebih gelap.
Putting : Adakah cairan yang keluar, ulkus,
pembengkakan
Inspeksi : Bentuk torak, kesimetrisan, keadaan kulit.
Amati pernafasan klien
Amati ada / tidak cianosis, batuk produktif atau kering.
Palpasi : Pemeriksaan taktil / vocal fremitu
(membandingkan getaran dinding torak antara kanan
dan kiri)
Perkusi : Menempelkan jari tengah pemeriksa pada
intercosta klien dan mengetuk dengan jari tangan yang
satunya
Auskultasi : Bunyi paru (trakeal, bronkhial,
bronkovesikuler dan vesikuler)
b) Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : Bentuk perkordial, Denyut pada apeks kordis,
Denyut nadi pada daerah lain, Denyut vena
auskultasi: Irama dan frekwensi jantung, Intensitas bunyi
jantung, Sifat bunyi jantung, Fase Systolik dan Dyastolik,
Adanya Bising ( Murmur ) jantung, Irama Gallop (gallop
ritme)
palpasi :
➢ Dengan menggunakan 3 jari tangan dan dengan
tekanan ringan, palpasi daerah aorta, pulmo dan
trikuspidalis. catat : adanya pulsasi.
➢ Geser pada daerah mitral, catat : pulsasi, tentukan
letak, lebar, adanya thrill, lift/heave.
➢ normal : teraba, sulit diraba, abnormal : mudah /
meningkat
perkusi
➢ Lakukan perkusi mulai intercota 2 kiri dari lateral (Ant.
axial line) menuju medial, catat perubahan perkusi
redup
➢ Geser jari ke ICS 3 kiri kemudian sampai ICS 5 ,
lakukan perkusi dan catat perubahan suara perkusi
redup.
➢ Tentukan batas-batas jantung
c) Lakukan pemeriksaan thorak bagian belakang:
Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 16
➢ Inspeksi bentuk dada, kesimetrisan pergerakan dada,
adanya retraksi interkosta
➢ Palpasi kesimetrisan pergerakan dada Palpasi taktil
fremitus
➢ Lakukan perkusi dada
➢ Auskultasi suara nafas : trakeal, bronkhial,
bronkovesikuler dan vesikuler
➢ Auskultasi suara nafas tambahan : ronkhi, wheezing,
rales, pleural friction rub
4) Pemeriksaan Abdomen / Perut
Inspeksi :
➢ Bentuk abdomen : Membusung, atau datar
➢ Massa / Benjolan : pada derah apa dan bagaimana
bentuknya
➢ Kesimetrisan bentuk abdomen
➢ Amati adnya bayangan pembuluh darah vena
Auskultasi
➢ Untuk mengetahui peristaltic usus atau bising usus.
Catat frekuensinya dalam satu menit, normalnya 5 – 35
kali per menit, bunyi peristaltic yang panjang dan keras
disebut Borborygmi biasanya terjadi pada klien
gastroenteritis, dan bila sangat lambat (meteorismus)
pada klien ileus paralitik.
Palpasi
➢ Menanyakan pada klien bagian mana yang mengalami
nyeri.
➢ Palpasi Hepar :
Atur posisi klien telentang dan kaki ditekuk
Perawat berdiri di sebelah kanan klien, dan
meletakan tangan di bawah arcus costai 12, pada
saat isnpirasi lakukan palpasi dan diskripsikan :
Ada atau tidak nyeri tekan, ada atau tidak
pembesaran berapa jari dari arcus costae, perabaan
keras atau lunak, permukaan halus atau berbenjol-
benjol, tepi hepar tumpul atau tajam. Normalnya
hepar tidak teraba.
➢ Palpasi Lien :
Posisi klien tetap telentang, buatlah garis bayangan
Schuffner dari midclavikula kiri ke arcus costae-
melalui umbilicus – berakhir pada SIAS kemudian
garis dari arcus costae ke SIAS di bagi delapan.
Dengan Bimanual lakukan palpasi dan diskrisikan
nyeri tekan terletak pada garis Scuffner ke berapa ? (
menunjukan pembesaran lien )
➢ Palpasi Appendik :
Posisi klien tetap telentang, Buatlah garis bayangan
untuk menentukan titik Mc. Burney yaitu dengan cara
menarik garis bayangan dari umbilicus ke SIAS dan
bagi menjadi 3 bagian. Tekan pada sepertiga luar titik
Mc Burney : Bila ada nyeri tekan ,nyeri lepas dan nyeri
menjalar kontralateral berarti ada peradangan pada
appendik.
Perkusi
Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 17
➢ Perkusi dari bagian lateral ke medial, perubahan suara
dari timoani ke dullnes merupakan batas cairan acites
➢ Shiffing Dullnes, dengan perubahan posisi miring kanan
/ miring ke kiri, adanya cairan acites akan mengalir
sesuai dengan gravitasi, dengan hasil perkusi sisi lateral
lebih pekak/ dullness
➢ Normalnya hasil perkusi pada abdomen adalah tympani.
➢ Perkusi Ginjal :
Atur posisi pasien duduk
lakukan perkusi pada area CVA (Costo vertebra
angular)
5) Pemeriksaan Genetalia
Untuk klien pria diperiksa oleh perawat pria, untuk klien
perempuan oleh perawat perempuan
Genetalia Pria
Inspeksi : Amati penyebaran dan kebersihan rambut
pubis, Kulit penis dan scrotum adakah lesi,
pembengkakan atau benjolan Lubang uretra adakah
penyumbatan, lubang uretra pada bagian bawah (
Hipospadia ) lubang uretra pada batang penis (
Epispadia )
Palpasi
Penis : adakah nyeri tekan, benjolan, cairan yang keluar
Scrotum dan testis : Adakah benjolan, nyeri tekan,
ukuran penis, testis normalnya teraba elastis, licin dan
tidak ada benjolan.
Inspeksi dan palpasi Hernia :
Amati daerah inguinal dan femoral, adakah
pembengkakan. Sebelum palpasi, Anjurkan klien berdiri
dengan sebalah kaki, dengan sisi yang akan diperiksa
agak ditekuk.Masukan jari telunjuk ke dalam kulit
scrotum dan dorong ke atas cincin inguina eksternal.
Bila cincin membesar suruh klien mengejan atau batuk,
dengan cara ini hernia inguinalis akan teraba.
Genetalia wanita
Inspeksi genitalia eksternal: mukosa kulit, integritas kulit,
contour simetris, edema, pengeluaran.
Inspeksi vagina dan servik : integritas kulit, massa,
pengeluaran
Palpasi vagina, uterus dan ovarium: letak ukuran,
konsistensi dan, massa
Pemeriksaan anus dan rectum: feses, nyeri, massa
edema, haemoroid, fistula ani pengeluaran dan
perdarahan.
6) Pemeriksaan Neurologis
a) Pemeriksaan tanda-tanda perangsangan selaput
meningen
(1) Tanda kaku kuduk :
Bila leher ditekuk secara pasif terdapat tahanan,
sehingga dagu tidak dapat menempel pada dada ,
kaku kuduk positif (+).
(2) Tanda kerniq :

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 18


Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba
meluruskan tungkai bawah pada sendi lutut. Normal,
bila tungkai bawah membentuk sudut 135° terhadap
tungkai atas. Kernig + bila ekstensi lutut pasif akan
menyebabkan rasa sakit terhadap hambatan.
(3) Tanda laseque
Fleksi sendi paha dengan sendi lutut yang lurus
akan menimbulkan nyeri sepanjang m. ischiadicus
(4) Tanda Brudzinski I
Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala
klien dan tangan lain didada klien untuk mencegah
badan tidak terangkat. Kemudian kepala klien
difleksikan kedada secara pasif. Brudzinski I positif
(+) bila kedua tungkai bawah akan fleksi pada sendi
panggul dan sendi lutut.
(5) Tanda Brudzinski II Tanda Brudzinski II positif (+)
Bila fleksi tungkai klien pada sendi panggul secara
pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada
sendi panggul dan lutut.
b) Pemeriksaan syaraf cranial
(1) Test nervus I (Olfactory) Fungsi penciuman
➢ Test pemeriksaan, klien tutup mata dan minta
klien mencium benda yang baunya mudah
dikenal seperti sabun, tembakau, kopi dan
sebagainya.
➢ Bandingkan dengan hidung bagian kiri dan
kanan.
(2) Test nervus II ( Optikus)
Fungsi aktifitas visual dan lapang pandang
➢ Test aktifitas visual, tutup satu mata klien
kemudian suruh baca dua baris di koran, ulangi
untuk satunya.
➢ Test lapang pandang, klien tutup mata kiri,
pemeriksa di kanan, klien memandang hidung
pemeriksa yang memegang pena warna cerah,
gerakkan perlahan obyek tersebut, informasikan
agar klien langsung memberitahu klien melihat
benda tersebut, ulangi mata kedua.
(3) Test nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlear dan
Abducens) Fungsi koordinasi gerakan mata dan
kontriksi pupil mata (N III).
➢ Test N III Oculomotorius (respon pupil terhadap
cahaya), menyorotkan senter kedalam tiap pupil
mulai menyinari dari arah belakang dari sisi klien
dan sinari satu mata (jangan keduanya),
perhatikan kontriksi pupil kena sinar.
➢ Test N IV Trochlear, kepala tegak lurus, letakkan
obyek kurang lebih 60 cm sejajar mid line mata,
gerakkan obyek kearah kanan. Observasi adanya
deviasi bola mata, diplopia, nistagmus.
➢ Test N VI Abducens, minta klien untuk melihat
kearah kiri dan kanan tanpa menengok.
(4) Test nervus V (Trigeminus)
Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 19
➢ Fungsi sensasi, caranya : dengan mengusap
pilihan kapas pada kelopak mata atas dan bawah.
Refleks kornea langsung maka gerakan
mengedip ipsilateral.
Refleks kornea consensual maka gerakan
mengedip kontralateral.
Usap pula dengan pilihan kapas pada maxilla
dan mandibula dengan mata klien tertutup.
Perhatikan apakah klien merasakan adanya
sentuhan.
➢ Fungsi motorik, caranya : klien disuruh
mengunyah, pemeriksa melakukan palpasi pada
otot temporal dan masseter
(5) Test nervus VII (Facialis)
➢ Fungsi sensasi, kaji sensasi rasa bagian anterior
lidah, terhadap asam, manis, asin pahit. Klien
tutup mata, usapkan larutan berasa dengan
kapas/teteskan, klien tidak boleh menarik masuk
lidahnya karena akan merangsang pula sisi yang
sehat.
➢ Otonom, lakrimasi dan salivasi
➢ Fungsi motorik, kontrol ekspresi muka
dengancara meminta klien untuk : tersenyum,
mengerutkan dahi, menutup mata sementara
pemeriksa berusaha membukanya
(6) Test nervus VIII (Acustikus) Fungsi sensoris :
➢ Cochlear (mengkaji pendengaran), tutup satu
telinga klien, pemeriksa berbisik di satu telinga
lain, atau menggesekkan jari bergantian kanan-
kiri.
➢ Vestibulator (mengkaji keseimbangan), klien
diminta berjalan lurus, apakah dapat melakukan
atau tidak.
(7) Test nervus IX (Glossopharingeal) dan nervus X
(Vagus)
➢ N IX, mempersarafi perasaan mengecap pada
1/3 posterior lidah, tapi bagian ini sulit di test
demikian pula dengan M.Stylopharingeus.
Bagian parasimpatik N IX mempersarafi M.
Salivarius inferior.
➢ N X, mempersarafi organ viseral dan thoracal,
pergerakan ovula, palatum lunak, sensasi
pharynx, tonsil dan palatum lunak.
➢ Test : inspeksi gerakan ovula (saat klien
menguapkan “ah”) apakah simetris dan tertarik
keatas.
➢ Refleks menelan : dengan cara menekan
posterior dinding pharynx dengan tong spatel,
akan terlihat klien seperti menelan.
(8) Test nervus XI (Accessorius)
➢ Klien disuruh menoleh kesamping melawan
tahanan. Apakah Sternocledomastodeus dapat

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 20


terlihat ? apakah atropi ? kemudian palpasi
kekuatannya.
➢ Minta klien mengangkat bahu dan pemeriksa
berusaha menahan —- test otot trapezius.
(9) Nervus XII (Hypoglosus)
➢ Mengkaji gerakan lidah saat bicara dan menelan
➢ Inspeksi posisi lidah (mormal, asimetris / deviasi)
➢ Keluarkan lidah klien (oleh sendiri) dan
memasukkan dengan cepat dan minta untuk
menggerakkan ke kiri dan ke kanan.
7) Refleks
a) Refleks patella
Pasien berbaring terlentang, lutut diangkat ke atas
sampai fleksi kurang lebih 300. Tendon patella
(ditengah-tengah patella dan tuberositas tibiae) dipukul
dengan refleks hammer. Respon berupa kontraksi otot
quadriceps femoris yaitu ekstensi dari lutut.
b) Refleks biceps
(1)Lengan difleksikan terhadap siku dengan sudut 90 0,
supinasi dan lengan bawah ditopang pada alas
tertentu (meja periksa)
(2)Jari pemeriksa ditempatkan pada tendon m. biceps
(diatas lipatan siku), kemudian dipukul dengan refleks
hammer.
(3)Normal jika timbul kontraksi otot biceps, sedikit
meningkat bila terjadi fleksi sebagian dan gerakan
pronasi. Bila hyperaktif maka akan terjadi penyebaran
gerakan fleksi pada lengan dan jari-jari atau sendi
bahu.
c) Refleks triceps
(1)Lengan ditopang dan difleksikan pada sudut 900
,tendon triceps diketok dengan refleks hammer
(tendon triceps berada pada jarak 1-2 cm diatas
olekranon).
(2)Respon yang normal adalah kontraksi otot triceps,
sedikit meningkat bila ekstensi ringan dan hyperaktif
bila ekstensi siku tersebut menyebar keatas sampai
otot-otot bahu atau mungkin ada klonus yang
sementara.
d) Refleks achilles
(1)Posisi kaki adalah dorsofleksi, untuk memudahkan
pemeriksaan refleks ini kaki yang diperiksa bisa
diletakkan / disilangkan diatas tungkai bawah
kontralateral.
(2)Tendon achilles dipukul dengan refleks hammer,
respon normal berupa gerakan plantar fleksi kaki.
e) Refleks abdominal
Dilakukan dengan menggores abdomen diatas dan
dibawah umbilikus. Kalau digores seperti itu, umbilikus
akan bergerak keatas dan kearah daerah yang digores.
f) Refleks Babinski
Merupakan refleks yang paling penting . hanya dijumpai
pada penyakit traktus kortikospinal. Untuk melakukan
Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 21
test ini, goreslah kuat-kuat bagian lateral telapak kaki
dari tumit kearah jari kelingking dan kemudian melintasi
bagian jantung kaki. Respon Babinski timbul jika ibu jari
kaki melakukan dorsifleksi dan jari-jari lainnya tersebar.
Respon yang normal adalah fleksi plantar semua jari
kaki.
8) Lakukan pemeriksaan muskuloskeletal (ekstremitas):
Inspeksi
kesimetrisan otot, struktur dan bentuk tulang leher, tulang
belakang untuk mengetahui adanya lordosis, khyposis dan
scoliosis serta ekstremitas atas dan bawah
Palpasi
Adanya oedem, nyeri tekan, krepitasi
Uji kekuatan otot, Amati ROM dan gaya berjalan
0=Kontraksi otot tidak terdeteksi (paralisis sempurna
1=Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat di palpasi atau
dilihat
2=Gerakan otot penuh melawan gravitasi, dengan
topangan
3=Gerakan yang normal melawan gravitasi
4=Gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan
melawan tahanan minimal
5=Kekuatan otot normal, gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Catat hasil pemeriksaan fisik dengan format SOAPIE, terdiri dari:


1) Subjektif, yaitu apa yang dilaporkan klien
2) Objektif, yaitu apa yang di observasi, inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
oleh perawat.
3) Assessment (pengkajian), yaitu diagnose keperawatan dan pernyataan tentang
kemajuan atau kemunduran klien
4) Plan (Perencanaan), yaitu rencana perawatan klien
5) Implementation (pelaksanaan), yaitu intervensi keperawatan dilakukan
berdasarkan rencana
6) Evaluation (evaluasi), yaitu tinjauan hasil rencana yang sudah di
implementasikan.
a) Pemantauan asuhan keperawatan dari hasil pemeriksaan fisik
b) Mengkaji kondisi klien dapat di gunakan sebagai tindakan evaluasi setelah
asuhan diberikan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 22


b. Pemeriksaan tanda vital

Definisi Pemeriksaaan yang dilakukan terhadap 4 tanda kehidupan


pasien yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan
suhu tubuh
Indikasi a. Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan
untuk di rawat.
b. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
c. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien
Tujuan Tanda vital pasien dapat terpantau
Persiapan a. Tensimeter
tempat b. Termometer
dan alat c. Stetoskop
d. Jam tangan
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Mengukur Tekanan Darah
(1) Atur posisi klien dengan tidur terlentang
(2) Atur tangan dengan posisi supinasi
(3) Keataskan lengan baju
(4) Pasang manset pada lengan atas, 3 cm diatas fossa
cubitti dan jangan pada lengan yang terpasang infuse.
(5) Memasang manset jangan terlalu ketat maupun
longgar tetapi yang pas melekat pada lengan.
(6) Pasang stetokop di bawah manset pas diatas arteri
brakialis untuk memudahkan auskultasi (atau boleh di
luar manset)
(7) Tentukkan denyut nadi radialis
(8) Pompakan balon manset sampai nadi radialis tidak
teraba dan pompakan lagi kira-kira 20-30 mmHg
setelah nadi tidak teraba.
(9) Pasang stetoskop pada telinga sambil memegang
nadi radialis turunkan udara dalam manset sampai
terdengar bunyi koroktoff pertama dan pertama kali
denyut nadi teraba ingat-ingat angka pada tensimeter,
itu adalah tekanan sisitolik, kemudian turunkan lagi
sampai bunyi tidak terdengar pertama kali itu adalah
tekanan diastolic.
(10) Catat hasil pengukuran

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 23


b. Menghitung denyut nadi per-menit, meraba nadi radial
yang termudah, bila tidak teraba nadi carotid atau apical.
(1) Tentukkan posisi arteri radialis yang akan di palpasi
(2) Hitung denyut nadi dengan mempalpasi arteri radialis
dengan mencocokkan denyut pertama dengan jarum
panjang pada arloji.
(3) Lakukan 1 menit penuh
(4) Catat hasil pengukuran.
c. Menghitung frekuensi pernafasan per menit
(1) Lakukan berbarengan dengan menghitung nadi
(2) Hitung inspirasi dan ekspirasi pasien
(3) Pastikan pasien tidak mengetahui sedang di hitung
pernapasannya
(4) Lakukan 1 menit penuh
(5) Catat hasil pengukuran.
d. Mengukur suhu tubuh,
(1) Pemeriksaan suhu melalui oral
(a) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaaan
(b) Cuci tangan
(c) Gunakan sarung tangan (handscond)
(d) Mengatur posisi klien (duduk)
(e) Turunkan suhu pada thermometer sampai angka
35°c
(f) Tentukkan letak bawah lidah
(g) Letakkan termometer di bawah lidah dan sejajar
dengan gusi
(h) Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit
(i) Angkat dan baca hasil (dalam membaca luruskan
dan sejajarkan dengan mata pembaca kemudian
baca hasil dengan seksama sebatas mana air
raksa berhenti, catat hasil)
(2) Pemeriksaan suhu melalui aksila
(a) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
(b) Cuci tangan
(c) Gunakan sarung tangan (handscond)
(d) Mengatur posisi klien (duduk)
(e) Turunkan suhu pada thermometer sampai angka
35°c
(f) Letakkan thermometer pada daerah aksila
kemudian suruh klien menjepit sampai 3-5 menit.
(g) Mencatat hasil
(h) Bersihkan thermometer
(3) Pemeriksaan suhu melalui rektal
(a) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
(b) Cuci tangan
(c) Gunakan sarung tangan (handscond)
(d) Atur posisi dengan klien miring kiri
(e) Turunkan suhu pada thermometer sampai angka
0°c dan oleskan vaslin secukupnya
(f) Turunkan pakaian klien sampai bagian gluteal dan
tetap menjaga privacy klien.
(g) Letakkan telapak tangan pada sisi gluteal klien
dan masukkan thermometer ke dalam rectal,
Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 24
suruh klien menahan sampai 3-5 menit dan
usahakan jangan sampai berubah posisi.
(h) Setelah selesai angkat thermometer dan
baca/catat hasil
(i) Bersihkan thermometer
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 25


B. Prosedur keperawatan Pemeriksaan penunjang
1. Tujuan Pembelajaran Praktikum
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
b. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Pengkajian keperawatan
2. Dasar Teori
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
melengkapi hasil pemeriksaan klinis pasien dalam menunjang penegakan
diagnosis, Pemeriksaan ini umumnya dilakukan setelah pemeriksaan fisik
dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat penyakit pada pasien.
Pemeriksaan penunjang biasa dilakukan
a. Klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat.
b. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
c. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien
Selain untuk mendiagnosis penyakit, pemeriksaan penunjang juga dilakukan
untuk menentukan langkah penanganan yang tepat serta memantau
keberhasilan terapi pada pasien. Ada banyak jenis pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan, umumnya dapat digolongkan dalam 3 jenis yaitu
radiologi, laboratorium dan penunjang lain.
3. Petunjuk Umum
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan
c. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul
d. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang
dimengerti
4. Keselamatan Kerja
a. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan
b. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah
dijangkau
c. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya
d. Perhatikan setiap langkah

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 26


5. Prosedur
a. Pengambilan sampel Sputum
Definisi Pengumpulan dan pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan
dahak yang dikumpulkan dalam 2 hari kunjungan yang
berurutan berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu
Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah – langkah untuk
menunjang suatu diagnosis
Persiapan a. Pot dahak sesuai standar laboratorium
tempat b. Stiker/spidolc.
dan alat c. Formulir
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Anjurkan pasien Kumur- kumur dengan air bersih sebelum
mengeluarkan dahak
b. Bila menggunakan gigi palsu dilepaskan terlebih dahulu
c. Tarik napas dalam 2-3 kali
d. Buka tutup pot dekatkan ke mulut,berdahak dengan kuat
dan ludahkan ke dalam pot-Setelah selesai berdahak
tutup rapat pot dahak tersebut
e. Segera cuci tangan dengan air dan sabun
f. Pasien melakukan pengumpulan dahak di ruangan
pengumpulan dahak
g. Apabila ternyata dahak tidak memenuhi syarat
pemeriksaan seperti air liur atau volume kurang, pasien
diminta berdahak lagi
h. Apabila pasien kesulitan mengeluarkan dahak pasien
dapat diberikan ekspektoran sehari sebelu pengeluaran
dahak dan anjurkan minum banyak
i. Pasien dianjurkan olahraga ringan seperti lari kecil
j. Perawat melakukan tepukan ringan dengan kedua telapak
tangan pada punggung pasien selama 3-5 menit
k. Cuci tangan
l. Dahak dibawa untuk diperiksa di laboratorium disertai
dengan Formulir
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 27


b. Pengambilan sampel Urine
Definisi Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel
untuk pemeriksaan laboratorium
Indikasi
Tujuan a. Mengambil sampel urine yang tidak terkontaminasi untuk
menganalisa urine rutin atau test diagnostik yang meliputi
test kultur dan sensitivitas.
b. Mengetahui adanya mikroorganisme dalam urine.
Persiapan a. botol/wadah tempat sampel urine.
tempat b. botol/wadah steril untuk pemeriksaan urine kultur dan
dan alat sensitivitas.
c. botol/wadah bersih untuk pemeriksaan urine rutin atau urine
lengkap.
d. Handscoen bersih.
e. Pot/urinal.
f. bengkok.
g. Perlak/alas.
h. Etiket.
i. Formulir pemeriksaan.
j. Menurut cara pengambilan sampel urine :
1) Melalui kateter :
a) Spuit 10 cc bila kateter mempunyai port menggunakan
jarum no 21 G atau 22 G.
b) Klem penjepit.
c) Kapas alkohol 70%.
2) Dengan cara mid stream :
a) Baskom berisi air hangat, sabun, washlap dan handuk.
b) Pinset steril dan kapas betadine
Persiapan a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
pasien dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
interaksi b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Menutup sampiran.
b. Mencuci tangan.
c. Memakai handscoen bersih.
d. Melakukan pengambilan sampel urine
1) Melalui Kateter :
a) Mengklem selang urine bag selama kurang lebih 30
menit.
b) Meletakkan perlak/pengalas dibawah tempat
pengambilan urine.
c) Melakukan pengambilan urine

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 28


2) Dengan Cara Mid Stream :
a) Meletakkan perlak/pengalas dibawah bokong klien,
lepaskan pakaian bawah klien dan atur posisi yang
sama seperti saat membersihkan vulva/perineum (bila
klien harus dibantu).
b) Membersihkan daerah perineum dan alat genitalia
dengan menggunakan air hangat + sabun dan washlap,
kemudian keringkan dengan handuk.
c) Membersihkan daerah meatus urethra eksternus
dengan menggunakan kapas betadine dan pinset steril.
d) Menganjurkan kepada klien untuk berkemih dan
tampung urine yang pertama keluar dalam pot/urinal,
kemudian tampung urine yang keluar selanjutnya
kedalam bokal/botol urine sampai 10 – 20 cc dan
anjurkan klien untuk menuntaskan berkemihnya
kedalam pot/urinal.
e. Menempatkan bokal/botol urine ditempat yang aman,
setelah urine untuk pemeriksaan ditampung.
f. Menutup bokal/botol urine.
g. Merapihkan klien dan alat.
h. Melepaskan handscoen.
i. Mencuci tangan
j. Menempelkan etiket pemeriksaan urine pada bokal/botol
urine, dan buatkan formulir pemeriksaannya.
k. Menyerahkan sampel urin beserta formulirnya
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 29


c. Pengambilan sampel darah
Definisi Pada pengambilan darah vena, contoh darah umumnya
diambil dari vena Median cubital, pada anterior lengan (sisi
dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan
permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf
besar. Apabila tidak memungkinkan,vena chepalica atau
vena basilica bisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture
pada venabasilica harus dilakukan dengan hati-hati karena
letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf
mediana
Indikasi
Tujuan a. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan
memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.
b. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah
(infeksi, needle stick injury) akibat vena punctie bagi
petugas maupun penderita
Persiapan a. Spuite atau jarum suntik 3 ml atau 5ml
tempat b. Torniquet
dan alat c. Kapas alcohol
d. Plester
e. Anti koagulan/ EDTA
f. Vacuum tube
g. Bak instrument
h. Bengkok
i. Pengalas
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
interaksi b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Cuci tangan
b. Pakai sarung tangan
c. Salam pada pasien
d. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah,
usahakan pasien senyaman mungkin.
e. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan
dilakukan
f. Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yang
banyak melakukan aktivitas.
g. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
h. Pasangkan torniqket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 30


i. Lakukan perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi
vena. Vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastic dan
memiliki dinding tebal.
j. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit
pada daerah lengan.
k. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan
kapas alkohol 70% dan biarkan kering, dengan catatan
kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi.
l. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum
menghadap ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam
vena, akan terlihat darah masuk kedalam spuit, Usahakan
sekali tusuk vena, lalu torniquet dilepas.
m. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien
membuka kepalan tangannya.
n. Letakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan /
tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester
selama ± 15 menit
o. Buka sarung tangan
p. Cuci tangan
q. Rapikan alat
4. Terminasi f. Evaluasi hasil / respon klien
g. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
h. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
i. Cuci tangan
j. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 31


C. Prosedur keperawatan pemberian obat
1. Tujuan Pembelajaran Praktikum
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
b. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur pemberian obat
2. Dasar Teori
Obat merupakan semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak
dapat menyembuhkan, meringankan, dan mencegah penyakit dan gejalanya,
yang diberikan kepada pasien dengan maksud tertentu sesuai dengan guna
obat tersebut. Pemberian obat yang amancdan akurat adalah tanggung jawab
penting bagi seorang perawat. Meskipun obat menguntungkan, namun bukan
berarti tanpa reaksi yang merugikan. sebagai seorang perawat harus
mengetahui prinsip-prinsip dalam pemberian obat secara aman dan benar.
dalam pemberian obat oleh perawat sering menggunakan konsep enam
benar.
Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di
tempat tidur, gelang identitas atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya) jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non
verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. jika pasien tidak sanggup
mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari cara
identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepadakeluarganya.
Untuk bayi harus selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya
atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada botol
atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca
permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol
dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan
ke bagian farmasi. jika pasien meragukan obatnya, perawat harus
memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu
diberikan.
Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. jika ragu,
perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker
sebelum dilanjutkan ke pasien.jika pasien meragukan dosisnya perawat harus
memeriksanya lagi. Beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis
yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
Benar Cara
Rute Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal dan inhalasi

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 32


Benar Waktu
Benar waktu ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektifitasnya
tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang
memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar
yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus
diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada
lambung misalnya asam mefenamat.
Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau
obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan
3. Petunjuk Umum
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan
c. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul
d. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang
dimengerti
4. Keselamatan Kerja
a. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan
b. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah
dijangkau
c. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya
d. Perhatikan setiap langkah

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 33


5. Prosedur
a. Injeksi intra vena
Definisi Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam
pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit
Indikasi
Tujuan a. Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan
dengan injesi parenteral yang lain.
b. Menghindari kerusakan jaringan.
c. Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
Persiapan a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
tempat b. Alcohol swab
dan alat c. handscone (bersih)
d. Obat yang sesuai
e. Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1-2 inci
f. Bak obat/Bak Instrumen
g. Plester
h. Perlak pengalas
i. Pembendung vena (torniquet)
j. Bengkok
Persiapan a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
pasien dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cek 6 benar dalam pemberian obat
a. Cuci tangan
b. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Cuci tangan
b. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “tujuh benar”
c. Identifikasi klien.
d. Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan
e. Atur klien pada posisi yang nyaman dan sesui dengan
kebutuhan.
f. Pasang perlak pengalas pada area penusukan
g. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja.
h. Letakkan pembendung 15 cm di atas area penusukan.
i. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi, kekakuan,
peradangan dan rasa gatal
j. Pakai handscone
k. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan alcohol
swab dengan gerakan sirkular dari arah dalam ke luar dengan
diameter sekitar 5 cm.
l. Dengan cepat masukkan jarum dengan sudut 30-45o dengan
tangan dominan.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 34


m. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan menahan barel
dari spuit dan tangan dominan menarik plunger.
n. Observasi adanya darah pada spuit.
o. Jika ada darah, masukkan obat perlahan-lahan
p. Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama ketika
menggunakn alcohol swab pada area penusukan.
q. Jika terdapat pendarahan, tekan area tersebut dengan
menggunakan kasa steril/Kapas Alkohol sampai pendarahan
berhenti.
r. Kembalikan posisi klien
s. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan sesuai dengan
tempatnya masing-masing.
t. Buka sarung tangan.
u. Cuci tangan.
v. Rapihkan dan kembalikan alat
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 35


b. Injeksi intra muskuler
Definisi Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam
otot dengan menggunakan spuit
Indikasi
Tujuan a. Memperoleh reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan
dengan cara pemebrain obat lain.
b. Menghindari kerusakan jaringan.
Persiapan a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
tempat b. Alcohol swab
dan alat c. handscone (bersih)
d. Obat yang sesuai
e. Spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1-2 inci
f. Bak obat/Bak Instrumen
g. Bengkok
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
miring.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cek 6 benar dalam pemberian obat
c. Cuci tangan
d. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Cuci tangan
b. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “tujuh benar”
c. Identifikasi klien.
d. Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan
e. Atur klien pada posisi yang nyaman dan sesuai dengan
kebutuhan.
f. Bebaskan daerah yang akan dinjeksi dari pakaian
1) Di lengan atas pada otot deltoideus
2) Di paha luar pada otot quadriceps femor
3) Di bokong pada otot gluteus maximus
g. Pakai handscone
h. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan alcohol
swab dengan gerakan sirkular dari arah dalam ke luar
dengan diameter sekitar 5 cm.
i. Dengan cepat masukkan jarum dengan sudut 90o dengan
tangan dominan.
j. Lakukan aspirasi dengan tangan nondominan menahan
barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger.
k. Observasi adanya darah pada spuit.
l. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan
m. Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama
ketika menggunakn alcohol swab pada area penusukan.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 36


n. Jika terdapat pendarahan, tekan area tersebut dengan
menggunakan kasa steril/Kapas Alkohol sampai
pendarahan berhenti.
o. Kembalikan posisi klien
p. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan sesuai
dengan tempatnya masing-masing.
q. Buka sarung tangan.
r. Cuci tangan.
s. Rapihkan dan kembalikan alat
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 37


c. Injeksi subcutan
Definisi Pemberian obat dengan cara memasukan obat ke dalam
jaringan subkutan di bawah kulit dengan menggunakan spuit
Indikasi
Tujuan Memasukan sejumlah obat untuk diabsorbsi
Persiapan a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
tempat b. Alcohol swab
dan alat c. Handscone (bersih )
d. Obat yang sesuai
e. Spuit 1 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8-1/2 inci
f. Bak spuit
g. Baki obat
h. Plester
i. Kasa steril (jika perlu)
j. Bengkok
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cek 6 benar dalam pemberian obat
c. Cuci tangan
d. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Cuci tangan
b. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “tujuh benar”
c. Atur klien pada posisi yang nyaman
d. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,
peradangan atau rasa gatal
e. Pakai handscone
f. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan alcohol
swab dengan gerakan sirkuler dari dalam ke luar dengan
diameter sekitar 5 cm
g. Buka tutup jarum.
h. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari
tangan nondominan.
i. Dengan unjung jarum mnghadap ke atas dan
menggunakan tangan dominan, masukkan jarum dengan
sudut 45o atau dengan sudut 90o (untuk orang gemuk)
j. Lapaskan tarikan tangan nondominan.
k. Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
l. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan.
m. Jika ada darah:
Tarik kembali jarum dari kulit.
Tekan tempat penusukan selama 2 menit.
Observasi adnya hematoma atau memar.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 38


Jika perlu, berikan plester.
Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah no.1, pilih
area penusukan yang baru.
n. Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum
dimasukkan, sambil melakuan penekanan dengna
menggunakan kapas alcohol pada are penusukan .
o. Jika terdapat pendarahan, tekan area tersebut dengan
menggunakan kasa steril sampai perdarahnnya berhenti.
p. Kembalikan posisi klien.
q. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ketempatnya
masing-masing
r. Buka sarung tangan.
s. Cuci tangan
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 39


d. Intra cutan / dermal
Definisi Pemberian obat dengan cara memasukan obat ke dalam
jaringan dermis, di bawah epidermis kulit dengan
menggunakan spuit
Indikasi
Tujuan a. Masukan sejumlah toksin atau obat yang disimpan di
bawah kulit untuk diabsorbsi
b. Metode untuk tes diagnose terhadap alergi atau adanya
penyakit-penyakit tertentu
Persiapan a. Buku catatan obat atau kartu obat
tempat b. Kapas alcohol
dan alat c. Handscone bersih
d. Obat yang sesuai spuit 1 ml dengan ukuran 25, 26 atau
27, Panjang jarum 1/4 - 5/8 inci
e. Pulpen / spidol
f. Bak spuit
g. Baki obat
h. Bengkok
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
c. Cek 6 benar dalam pemberian obat
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Cuci tangan
b. Siapkan obat sesuai dengan prinsip “7 benar”
c. Atur klien pada posisi yang nyaman
d. Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekauan,
peradangan atau rasa gatal untuk menghindari gangguan
absorbs atau cedera dan nyeri yang berlebihan
e. Pake handscone
f. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas
alcohol dengan gerakan sirkuler dari arah dalam ke luar
dengan diameter 5 cm.
g. Buka tutup jarum
h. Tempatkan ibu jari non dominan sekitar 2,5 cm di bawah
area penusukan kulit
i. Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan
menggunakan tangan dominan, masukan jarum tepat di
bawah kulit dengan sudut 150
j. Masukan obat perlahan-lahan, perhatikan adanya
jendolan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 40


k. Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum
dimasukan
l. Usap pelan-pelan area penyuntikan dengan kapas
alcohol (jangan melakukan masase pada area
penusukan)
m. Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm di sekitar
jendolan dengan menggunakan pulpen, instruksikan klien
untuk tidak menggosok area tersebut.
n. Observasi kulit untuk mengetahui adanya kemerahan
atau bengkak
o. Kembalikan posisi klien
p. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
q. Buka sareng tangan
r. Cuci tangan
s. Dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
t. Kaji kembali klien dan tempat injeksi setelah 5 menit, 15
menit dan selanjutnya secara periodik
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 41


e. Intra bukal
Definisi Pemberian obat dengan cara meletakannya di antara gusi
dengan membrane mukosa di antara pipi.
Indikasi
Tujuan a. Memperoleh efek local
b. Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan
secara oral
c. Menghindari kerusakan obat oleh hepar
Persiapan a. Pengalas atau perlak
tempat b. Obat yang sudah ditentukan
dan alat c. Tongspatel (bila perlu )
d. Kasa untuk membungkus tongspatel
e. Sarung tangan.
f. Buku catatan
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
interaksi b. Cek 6 benar dalam pemberian obat
c. Cuci tangan
d. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Mencuci tangan, gunakan handscone
b. Anjurkan pasien untuk mengangkat lidahnya atau
memasang tongue spatel (jika pasien tidak sadar)
c. Meletakan obat di antara gusi dan selaput mukosa pipi
sampai seluruh obat habis diabsorbsi
d. Memberitahu pasien supaya tidak menelan obat
e. Menganjurkan pasien agar tetap menutu mulut, tidak
minum dan berbicara selam obat belum terlarut seluruhnya
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 42


f. Sublingual
Definisi Pemberian obat dengan cara meletakkannya dibawah lidah
sampai diabsorbsi ke dalam pembuluh darah.
Indikasi
Tujuan a. Memperoleh efek local dan sistemik
b. Memperoleh aksi kerja obta yang lebih cepat dibandingkan
secara oral
c. Menghindari kerusakan obat oleh hepar
Persiapan a. Obat yang sudah ditentukan
tempat b. Tongue spatel (bila perlu)
dan alat c. Handscone
d. Kasa untuk membungkus tongue spatel
e. Buku rencana pengobatan pasien
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cek 6 benar dalam pemberian obat
c. Cuci tangan
d. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Mencuci tangan, gunakan handscone
b. Anjurkan pasien untuk mengangkat lidahnya atau
memasang tongue spatel (jika pasien tidak sadar)
c. Meletakan obat di bawah lidah pasien
d. Memberitahu pasien supaya tidak menelan obat dan
biarkan berada di bawah lidah sampai habis di absorbs
seluruhnya
e. Menganjurkan pasien agar tetap menutu mulut, tidak
minum dan berbicara selam obat belum terlarut seluruhnya
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 43


g. Topical
Definisi Pemberian obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat
pada permukaan kulit atau membran area mata, hidung, lubang
telinga, vagina dan rectum
Indikasi
Tujuan a. Memperoleh efek local
b. Memperoleh aksi kerja obat yang lebih cepat dibandingkan
secara oral
c. Menghindari kerusakan obat oleh hepar
Persiapan a. Troli
tempat b. Perlak
dan alat c. Bengkok (nierbekken)
d. Air DTT dalam kom
e. Sarung tangan
f. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
g. Kassa balutan dan plester (sesuai kebutuhan)
h. Lidi kapas Lampiran 11
i. Obat topikal sesuai yang dipesankan (krim, salep, lotion,
lotion yang mengandung suspensi, bubuk atau powder, spray
aerosol)
j. Buku obat
Persiapan a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
pasien dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
d. Cek 6 benar dalam pemberian obat
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Cuci tangan
b. Atur peralatan disamping tempat tidur klien
c. Tutup tirai
d. Identifikasi klien secara tepat
e. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan hanya
membuka area yang akan diberi obat
f. Inspeksi kondisi kulit.
g. Gunakan sarung tangan
h. Oleskan agen topical :
1) Krim, salep dan losion yang mengandung minyak
a) Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh obat di
telapak tangan kemudian lunakkan dengan menggosok
lembut diantara kedua tangan
b) Usapkan merata diatas permukaan kulit, lakukan
gerakan memanjang searah pertumbuhan bulu.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 44


c) Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa
berminyak setelah pemb
2) Lotion mengandung suspensi
a) Kocok wadah dengan kuat
b) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa balutan atau
bantalan kecil
c) Jelaskan pada klien bahwa area akan terasa dingin dan
kering
3) Bubuk (Powder)
a) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara
menyeluruh
b) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit seperti
diantara ibu jari atau bagian bawah lengan
c) Bubuhkan secara tipis pada area yang bersangkutan
4) Spray aerosol
a) Kocok wadah dengan keras
b) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk
memegang spray menjauhi area (biasanya 15-30 cm)
c) Bila leher atau bagian atas dada harus disemprot, minta
klien untuk memalingkan wajah dari arah spray.
d) Semprotkan obat dengan cara merata pada bagian
yang sakit
e) Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai, buang
peralatan yang sudah tidak digunakan pada tempat
yang sesuai.
f) Cuci tangan
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 45


h. Tetes mata
Definisi meneteskan obat mata atau mengoleskan salep mata. Obat
yang biasa digunakan oleh klien ialah tetes mata dan salep,
meliputi preparat yang biasa dibeli bebas , misalnya air mata
buatan dan vasokonstrikstor.
Indikasi
Tujuan a. Untuk mengobati gangguan pada mata
b. Untuk mendilatasi pupil pada pemeriksaan struktur
internal mata
c. Untuk melemahkann otot lensa mata pada pengukuran
refraksi mata
d. Untuk mencegah kekeringan mata
Persiapan a. Bengkok
tempat b. Handuk
dan alat c. Obat tetes mata
d. Kassa steril/Kapas
e. Sarung tangan
f. Alat tulis
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
e. Cek 6 benar dalam pemberian obat
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Ambil kapas lalu tempelkan kapas dan tekan perlahan
bagian kelopak mata bawah dengan menggunakan ibu jari
kiri atau jari telunjuk di atas tulang orbita
b. Minta klien untuk melihat ke atas
c. Teteskan obat mata dengan tangan dominan anda di dahi
klien,pegang tetes mata kurang lebih 1-2 cm di atas sakus
konjungtiva
d. Teteskan obat sesuai instruksi kedalam sakus konjungtiva
(biasanya 2-3 tetes setiap mata)
e. Anjurkan pasien menutup mata selama 2-3 menit agar
obat dapat masuk
f. Bila klien berkedip atau menutup mata atau bila tetesan
jatuh kepinggiran mata ulangi prosedur
g. Bereskan alat
h. Cuci tangan
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 46


i. Tetes telinga
Definisi Memberikan obat pada telinga melalui kanal eksternal dalam
bentuk cair
Indikasi
Tujuan a. Memberikan efek terapi lokal (mengurangi peradangan,
membunuh organisme penyebab infeksi)
b. Menghilangkan nyeri
c. Melunakkan serumen agar mudah diambil
Persiapan a. Perlak dan pengalas
tempat b. Bengkok
dan alat c. Handuk
d. Kapas bulat.
e. Obat yang sudah ditentukan.
f. Pipet (K/P)
g. Lidi kapas steril
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cek 6 benar dalam pemberian obat
c. Cuci tangan
d. Siapkan alat
2. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Kerja a. Cuci tangan
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
c. Membantu pasien dalam posisi tidur miring, telinga yang
sakit mengerah ke atas
d. Meletakkan handuk dibawah bahu pasien
e. Membersihkan liang telinga dengan lidi kapas
f. Mengisi pipet dengan obat yang sudah disediakan
g. Menarik daun telinga dan di angkat ke atas dengan hati-
hati
h. Menetesi obat melalui sisi atau dinding telinga untuk
mencegah terhalang oleh gelembung udara, sesuai dosis
yang ditentukan
i. Membersihkan bekas cairan obat dengan kapas bulat
j. Merapikan pasien, lingkungan, dan alat
k. Cuci tangan
l. Dokumentasikan nama, konsentrasi, jumlah tetesan,
pemberian dan bagian telinga (kanan, kiri atau keduanya)
yang diobati
4. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 47


D. Prosedur keperawatan pengendalian infeksi dan patient safety
1. Tujuan Pembelajaran Praktikum
a. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat secara lengkap
b. Mahasiswa mampu melakukan Prosedur Pengkajian keperawatan
2. Dasar Teori
Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan kesehatan
memerlukan penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai
"pengendalian". Secara hirarkis hal ini telah di tata sesuai dengan efektivitas
pencegahan dan pengendalian infeksi (Infection Prevention and Control – IPC),
yang meliputi: pengendalian bersifat administratif, pengendalian dan rekayasa
lingkungan, dan alat pelindung diri (APD).
Kewaspadaan Standar meliputi kebersihan tangan dan penggunaan APD untuk
menghindari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, sekret (termasuk
sekret pernapasan) dan kulit pasien yang terluka. Disamping itu juga mencakup:
pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik, pengelolaan limbah
yang aman, pembersihan, desinfeksi dansterilisasi linen dan peralatan
perawatan pasien, dan pembersihan dan desinfeksi lingkungan. Orang dengan
gejala sakit saluran pernapasan harus disarankan untuk menerapkan
kebersihan/ etika pernafasan.
Petugas kesehatan harus menerapkan "5 momen kebersihan tangan",yaitu:
sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan atau
aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan
pasien, dan setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk
permukaan atau barang-barang yang tercemar.
a. Kebersihan tangan mencakup mencuci tangan dengan sabun dan air atau
menggunakan antiseptik berbasis alcohol
b. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir ketika terlihat kotor
c. Penggunaan APD tidak menghilangkan kebutuhan untuk kebersihan tangan.
Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama ketika
melepas APD
Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada
penilaian risiko/ antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit
yang terluka. Ketika melakukan prosedur yang berisiko terjadi percikan ke
wajah dan/ atau badan, maka pemakaian APD harus ditambah dengan,
a. Pelindung wajah dengan cara memakai masker emdis.bedah dan pelindung
mata atau pelindung wajah
b. Gaun dan sarung tangan bersih
Pastikan bahwa prosedur – prosedur kebersihan dan desinfeksi diikuti secara
benar dan konsisten. Membersihkan permukaan – permukaan lingkungan
dengan air dan deterjen serta memakai disinfektan yang biasa digunakan
(seperti hipoklorit) merupakan prosedur yang efektif dan memadai. Pengelolaan
laundry, peralatan makan dan limbah medis sesuai dengan prosedur rutin.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 48


3. Petunjuk Umum
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Baca dan pelajari dengan baik modul praktikum yang diberikan
c. Ikuti petunjuk yang terdapat pada modul
d. Tanyakan kepada dosen bila ada hal-hal yang tidak dipahami atau kurang
dimengerti
4. Keselamatan Kerja
a. Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang dilakukan
b. Susun dan letakkan peralatan atau bahan pada temapat yang mudah
dijangkau
c. Pakailah alat dan bahan sesuai fungsinya
d. Perhatikan setiap langkah

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 49


5. Prosedur
a. Pemakaian APD level 1
Definisi APD adalah Kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja
itu sendiri dan orang di sekelilingnya
Level 1 : Tingkat perlindungan 1 untuk tenaga medis dan tenaga
kesehatan.
Indikasi Lokasi/cakupan : tempat praktik umum, tidak menimbulkan aerosol,
bagian rawat jalan umum
Tujuan Melindungi dari bahaya yang bisa menyebabkan cedera atau
penyakit serius.
Persiapan Alat dan bahan yang harus disiapkan : Baki, Masker Bedah 3ply,
tempat Handscoen sekali pakai, tempat limbah medis, cairan antiseptik
dan alat /Alkohol/alkuta
Pelaksanaan
1. Pra a. Identifikasi kebutuhan alat
interaksi b. Siapkan alat
2. Orientasi a. APD disiapkan
b. APD didekatkan
3. Kerja Memakai APD Level 1
a. Cuci tangan 6 langkah
b. Ganti baju dengan menggunakan baju kerja
c. Gunakan Masker bedah 3 ply
d. Gunakan Sarung tangan
Melepas APD
a. Cuci tangan 6 langkah
b. Buka Masker, lepas dari bagian belakang/pengikat, hindari
menyentuh bagian yang terpapar/bagian depan, buang di tempat
limbah Medis
c. Cuci tangan 6 langkah
d. Lepaskan Handscoen, buang di tempat limbah Medis
e. Cuci tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun di air
mengalir
4. Terminasi a. Mandi Setelah melepas semua APD
b. Mengganti Baju kerja
c. Pastikan APD dibuang sesuai dengan tempat limbah medis atau
APD reusable

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 50


b. Pemakaian APD level 2
Definisi APD : Kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya
Level 2 : Tingkat perlindungan 2 untuk tenaga Medis dan tenaga
kesehatan.
Indikasi Lokasi/cakupan : pemeriksaan pasien dengan gejala infeksi
pernafasan, pengambilan sampel non pernafasan, pemeriksaan
pencitraan pada kasus suspek, probable, dan kontak erat
Tujuan melindungi dari bahaya yang bisa menyebabkan cedera atau
penyakit serius
Persiapan Masker Bedah 3ply, Handscoen sekali pakai, pelindung mata,
tempat pelindung kepala, gown, cairan antiseptik/alcohol/alcuta, tempat
dan alat limbah medis

Pelaksanaan
5. Pra a. Identifikasi kebutuhan alat
interaksi b. Siapkan alat
6. Orientasi a. APD disiapkan
b. APD didekatkan
7. Kerja Memakai APD
a. Cuci tangan 6 langkah
b. Ganti baju dengan menggunakan baju kerja
c. Pakai gown/jubah bersih
d. Gunakan masker bedah 3 ply
e. Pasang pelindung mata
f. Pasang pelindung kepala
g. Pasang sarung tangan
Melepas APD
a. Cuci tangan 6 langkah
b. Buka gown/jubah bersih, lipat dari bagian dalam keluar, buang
di tempat APD reusable
c. Cuci tangan 6 langkah
d. Buka pelindung kepala, buang di tempat limbah medis
e. Cuci tangan 6 langkah
f. Buka pelindung mata, lepas dari bagian belakang/pengikat,
hindari menyentuh bagian yg terpapar, buang di tempat APD
reuseable
g. Cuci tangan 6 langkah
h. Buka Masker, lepas dari bagian belakang/pengikat, hindari
menyentuh bagian yang terpapar/bagian depan, buang di tempat
limbah Medis
i. Cuci tangan 6 langkah
j. Lepaskan Handscoen, buang di tempat limbah Medis
k. Cuci tangan 6 langkah di air mengalir
8. Terminasi a. Mandi Setelah melepas semua APD
b. Mengganti Baju kerja
c. Pastikan APD dibuang sesuai dengan tempat limbah medis atau
APD reusable

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 51


c. Pemakaian APD level 3
Definisi APD : Kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja
itu sendiri dan orang di sekelilingnya
Level 3 : Tingkat perlindungan 3 untuk tenaga medis dan
tenaga kesehatan
Indikasi lokasi/cakupan : ruang prosedur dan tindakan operasi pada
pasien kasus probabe, kontak erat atau terkonfirmasi positif
CoVID-19, kegiatan yang menimbulkan aerosol, pemeriksaan
gigi mulut THT, pengambilan sample pernafasan, ruang
otopsi pasien kasus probable, kontak erat atau konfirmasi
covid-19
Tujuan melindungi dari bahaya yang bisa menyebabkan cedera atau
penyakit serius
Persiapan Masker N95, Handscoen sekali pakai, Handscoen steril,
tempat pelindung mata, pelindung kepala, pelindung wajah,
dan alat gown/coverall, sepatu pelindung cairan
antiseptik/alcohol/alcuta, tempat limbah medis, tempat apd
reusable
Pelaksanaan
1. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan alat
b. Siapkan alat
2. Orientasi a. APD disiapkan
b. APD didekatkan
3. Kerja Memakai APD Level 3
a. Cuci tangan 6 langkah
b. Ganti baju dengan menggunakan baju kerja
c. Cuci tangan 6 langkah dengan cairan antiseptik
d. Kenakan sepatu pelindung
e. Pakai Handscoen
f. Pakai gown/coverall
g. Gunakan masker N95
h. Pasang pelindung mata
i. Pasang pelindung kepala
j. Pasang Face shield
k. Pasang sarung tangan steril
Melepas APD
a. Masuk ke ruang desinfektan
b. Cuci tangan 6 langkah
c. Buka Handscoen luar, buang di tempat limbah medis
infeksius
d. Cuci tangan 6 langkah
e. Buka pelindung wajah, pastikan tangan tidak mneyentuh
bagian depan, buang di tempat APD reusable
f. Cuci tangan 6 langkah
g. Buka tudung kepala coverall
h. Cuci tangan 6 langkah
i. Buka gown/coverall, lipat dari bagian dalam keluar, buang
di tempat APD reusable
j. Cuci tangan 6 langkah
k. Buka pelindung kepala, buang di tempat limbah medis
l. Cuci tangan 6 langkah

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 52


m. Buka pelindung mata, lepas dari bagian
belakang/pengikat, hindari menyentuh bagian yg terpapar,
buang di tempat APD reuseable
n. Cuci tangan 6 langkah
o. Buka sepatu pelindung, buang di tempat APD reusable
p. Cuci tangan 6 langkah
q. Melepas sarung tangan kedua, buang di tempat limbah
medis
r. Cuci tangan 6 langkah
s. Gunakan sarung tangan bersih
t. Buka Masker N96, lepas dari bagian belakang/pengikat,
hindari menyentuh bagian yang terpapar/bagian depan,
buang di tempat limbah Medis
u. Cuci tangan 6 langkah
v. Lepaskan Handscoen, buang di tempat limbah Medis
w. Cuci tangan 6 langkah dengan sabun dan di air mengalir
4. Terminasi a. Mandi Setelah melepas semua APD
b. Mengganti Baju kerja
c. Pastikan APD dibuang sesuai dengan tempat limbah medis
atau APD reusable

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 53


d. Perawatan Luka
Definisi Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau
hilang
Perawatan luka adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan prinsip steril dengan beberapa teknik tertentu dan
bahan tertentu
Indikasi
Tujuan Meningkatkan hemostasis luka, Mencegah infeksi,
Mencegah cedera jaringan yang lebih lanjut, Meningkatkan
penyembuhan luka, Mempertahankan integritas kulit,
Mendapatkan kembali fungsi normal dan Memperoleh rasa
nyaman
Persiapan Alat yang harus disiapkan : Bak Instrumen, kain pembungkus
tempat steril, Pinset steril, Gunting kassa, gunting
dan alat jaringan/necrotomy, klem arteri, kom steril, Bengkok
Bahan yang harus disiapkan : Masker, Sarung tangan steril
dan bersih, Kassa Steril, Kassa Gulung steril, Larutan NaCl
0,9%, alcohol swab, Salep, Plester, underpad
Persiapan pasien a. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
b. Atur posisi pasien dalam keadaan rileks semi fowler atau
fowler.
Persiapan a. Mengatur pencahayaan.
lingkungan b. Tutup pintu dan jendela.
c. Mengatur suasana yang nyaman (tenang/tidak berisik).
Pelaksanaan
5. Pra interaksi a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
6. Orientasi a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
7. Kerja a. Cuci tangan
b. Gunakan sarung tangan yang bersih
c. Lepaskan plester, ikatan atau balutan
d. Buka balutan lama, lalu buang ke bengkok atau kantung
sampah
e. Observasi karakteristik luka
f. Lepaskan sarung tangan
g. Buka set balutan steril
h. Tempatkan pada meja tempat tidur atau sisi klien. Balutan,
gunting dan pinset harus tetap pada bak instrumen steril
atau dapat ditempatkan pada penutup steril yang terbuka
digunakan sebagai area steril
i. Tuangkan larutan NaCl 0,9 % ke dalam kom steril
j. Isi kassa steril secukupnya ke dalam kom
k. Gunakan sarung tangan steril
l. Siapkan dan peras kassa yang digunakan untuk
membersihkan luka

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 54


m. Bersihkan luka dengan kassa lembab dari area yang
kurang terkontaminasi ke area terkontamiasi. Gerakan
dalam tekanan progresif menjauh dari tepi luka
n. Pijat area sekitar luka jika diperlukan untuk mengeluarkan
pus yang tertahan di bagian dalam
o. Bersihkan luka kembali dengan kassa lembab
p. Kompres area luka dengan kassa lembab NaCl 0,9 %, lalu
tutup dengan kassa kering
q. Buka sarung tangan, kemudian buang
r. Pasang plester dengan rapi
s. Bereskan alat, atur posisi klien
t. Cuci tangan
8. Terminasi a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
d. Cuci tangan
e. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar I FKes UMMI Page 55

Anda mungkin juga menyukai