Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Ramdan

NIM : 2111E2028
Kelas : A Non-Reguler
Resume Kelompok 9, 10, 11 dan 12

 Kelompok 9 (Kromatografi Patrisi)

 Metode kromatografi adalah metode yang digunakan untuk memisahkanzat-


zat penyusun suatu campuran berdasarkan perbedaan kemampuan melarut
dalam pelarut tertentu dengan menggunakan kertas sebagai medianya

 Langkah-langkahnya adalah :

1. Buat garis pada salah satu ujung kertas


2. Teteskan zat yang diuji pada garis
3. Garis ditetapkan sebagai garis acuan
4. Celupkan ujung kertas yang dekat dengan garis kedalam pelarut
5. Tunggu beberapa saat dan ukur jarak antara batas pelarut dan noda
terhadap garis
6. Buat perbandingan jarak tersebut yang disebut nilai Rf (retardation
faktor)
7. Nilai Rf bergantung pada beberapa faktor ( jenis kertas, ketebalan
kertas, jenis pelarut, suhu & banyaknya tetesan)
8. Apabila 2 zat pewarna berbeda dicampur, apakah nilai Rf masing-
masing zat pewarna tsb masih bisa terbaca? Utk mengetahuinya
lakukan langkah berikut :

 Teteskan campuran pada kertas


 Celupkan ketas tsb pada pelarut
 Amati? Terjadi pemisahan zat pewarna, terjadi karena masing-
masing zat pewarna mempunyai kemampuan melarut yang
berbeda dalam pelarut yang sama, sehingga zat pewarna yang
lebih mudah larut memiliki kecepatan yang lebih tinggi.
 Selama percobaan dilakukan pada kondisi yang sama, nilai Rf
masing-masing zat penyusun campuran masih tetap sama
dengan nilai Rf zat murninya
 Maka, metode ini dapat digunakan utk identifikasi zat pewarna
penyusun campuran dengan membandingkan nilai Rf yang
dimiliki masing-masing zat pewarna.
 Kelompok 10 (Pertukaran Ion)

 Proses pertukaran ion melibatkan reaksi kimia antara ion dalam fase cari dan
ion dalam fase lambat.Dalam aplikasi pengolahan air limbah, ion dalam fase
cair merupakan ion yang terkandung dalam air limbah dan ion dalam fase
padat merupakan ion yang terdapat dalam resin, baik resin alami maupun resin
sintesis.

 Resin mengandung kation A⁺ akan di pertukarkan dengan kation B⁺ dalam


larutan. Kation A⁺ dan B⁺ akan terdifusi karena perbedaan konsenterasi antara
resin dan larutan. Pertukaran ion dalam reaksi kimia dapat ditulis :
 
nR⁻A⁺ + Bn⁺ ↔ Rₙ⁻ Bn⁺ nA⁺

 Prinsip yang digunakan pada pertukaran ion adalah selektifitas, artinya ion
yang mempunyai koefesien selektifitas lebih besar mampu menggantikan ion
lain diresin yang koefesien selektifitasnya lebih kecil. Pada reaksi yang
sebelumnya dijelaskan nR⁻A⁺ + Bn⁺ ↔ Rₙ⁻ Bn⁺ nA⁺.

 Type Resin

1. Resin pertukaran kation (mengandung kation yang dapat


dipertukarkan)
 Resin pertukaran asam kuat
 Resin pertukaran asam lemah

2. Resin pertukaran anion (mengandung anion yang dapat dipertukarkan)


 Resin pertukaran basa kuat
 Resin pertukaran basa lemah
Penukar kation (asam kuat) dan penukar anion (basa kuat)
disintesis dari kopolimerisasi stirena dan divinilbenzena (DVB).
Penukar kation (asam lemah) kadang disintesis dari kopolimerisasi
asam akrilat dan asam metakrilat.
 Penurunan Kesadahan
Water softening dengan pertukaran ion melibatkan pebukar kation,
dimana reaksi berikut terjadi untuk menggantikan ion kalsium dengan ion
natrium.
 Kelompok 11 (Elektroforesis)

 Elektroforesis berasal dari bahasa yunani, artinya transport atau perpindahan


melalui partikerl-partikel listrik. Elektroforesis adalah suatu tehnik pemisahan
komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya
dalam sebuah medan listrik.

 Prinsip kerja elektroforesis

 Banyak senyawan dalam bentuk molekul yang mudah terionkan seperti


asam amino, protein, nukleotida dan asam nukleat
 Senyawa (partikel) bermuatan dalam medan listrik yang bermuatan
negatif (-) bergerak ke anode (+), begitu sebaliknya (pergerakkan yang
terjadi disebut elektrokinetik)
 Hasil yang didapatkan dari elektroforesis adalah elektroforegram yang
memberikan informasi mengenai seberapa cepat perpindahan
komponen (tm) atau biasa disebut perpindahan migrasi
 Besaran yg digunakan sama dengan proses kromatografi

 Tehnik elektroforesis ada 2 :


1. Elektroforesis larutan
2. Elektroforesis zona ( elektroforesis kertas, kapiler dan gel)

 Elektroforesis dalam berbagai bidang


1. Forensik, DNA finger printing.
2. Genetika, mendeteksi kelainan genetika, membandingkan gen homolog
dari spesies yang berbeda, mengetahui susuan skuens berbagai genom, dan
lain-lain.
3. Biokimia, menentukan atau mengidentifikasi berat moleku DNA, RNA
dan protein tertentu
4. Mikrobiologi, mengetahui jumlah fragmen DNA
5. Biologi molekular, mempelajari tingkat evaluasi melekuler, menganalisa
fragmen DNA yang di amflifikasi melalui PCR, mendeteksi lokasi dan
jumlah mRNA dalam sel atau jaringan tertentu, dan lain-lain.
6. Farmasi, analisa formulasi farmesetika dan cairan biologis dengan
elektroforesis kapiler.
 Kelompok 12 (Hemodialis)

 Penyakit ginjal kronis merupakan penyebab kematian ke-27 (tahun 1990), dan
ke-18 (tahun 2010) di dunia. Tahun 2015 di perkirakan 1,2 juta orang
meninggal karena gagal ginjal.
 Fungsi utama ginjal adalah mengatur kestabilan cairan tubuh dan elektrolit,
juga mengatur kinerja beberapa hormone penting bagi tubuh. Kegagalan pada
ginjal, baik akut maupun kronis dapat menyebabkan fungsinya terganggu
bahkan hilang.

Saat ginjal mengalami kegagalan yang parah, dibutuhkan tindakan


hemodialisis (cuci darah) untuk menggantikan fungsi ginjal. Terapi
hemodialisis akan berlangsung seumur hidup untuk menggantikan fungsi
ginjal yang telah rusak yang masuk dalam fase terminal.
Tindakan hemodialisis akan menyaring dan membuang limbah serta air
dalam darah layaknya fungsi normal ginjal. Proses ini akan membantu untuk
kendalikan tekanan darah, mengatur keseimbangan mineral dalam tubuh.
Proses hemodialisis yang sering digunakan adalah hemodialisis yaitu
cuci darah di rumah sakit atau klinik hemodialisis. Dilakukan 2-3 kali per
minggu, selama 4-5 jam, kemudian ada Dialisis Peritoneal yaitu cuci darah
yang di lakukan dengan memasang akses di perut dan dapat di lakukan
mandiri oleh pasien.
Hemodialisis dapat menggantikan fungsi penyaringan oleh ginjal, tapi
tidak menggantikan ginjal seutuhnya. Asupan cairan yang masuk ke tubuh
tetap harus dibatasi, sehingga tidak ada kelebihan cairan yang menumpuk
dalam tubuh.
Obat-obatan juga tetap dibutuhkan untuk membantu menjaga
keseimbangan tubuh selama menjalani terapi hemodialisis. Seiring dengan
kemajuan teknologi, alat hemodialisis pun makin canggih. Pasien cuci darah
bisa optimis menjalani kehidupan yang lebih berkualsitas.

Anda mungkin juga menyukai