Anda di halaman 1dari 5

ANGKA PENGENAL IMPORTIR

Mendaftar melalui web http://inatrade.kemendag.go.id/ atau dating langsung ke Kepala Badan


Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di provinsi/kota/kabupaten dimana perusahaan berdomisili.

- API-U (Umum)
Hanya diberikan kepada perusahaan yang melakukan impor barang tertentu untuk tujuan
diperdagangkan. Persyaratan pembuatan API-U:
1. fotocopy akta pendirian dan akta perubahan
2. fotocopy SK Kemenkumham pendirian dan SK perubahan
3. fotocopy domisili perusahaan yang masih berlaku
4. fotocopy NPWP perusahaan
5. fotocopy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
6. fotocopy Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
7. fotocopy KTP semua pemegang saham dan FC NPWP Direktur Utama
8. referensi Bank Devisa
9. pas foto penanggung jawab (3x4) sebanyak 4 lembar dengan latar belakang warna merah
- API-P (Produsen)
Hanya diberikan kepada perusahaan yang melakukan impor barang untuk dipergunakan sendiri
sebagai barang modal, bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan untuk mendukung proses
produksi. Barang yang diimpor tersebut dilarang untuk diperdagangkan atau dipindahtangankan
kepada pihak lain.
Jika barang impor itu merupakan barang yang diberikan fasilitas pembebasan bea masuk dan telah
dipergunakan sendiri dalam jangka waktu paling singkat 2 tahun sejak tanggal pemberitahuan
pabean impor, barang impor tersebut dapat dipindahtangankan kepada pihak lain.
Persyaratan API-P:
1. fotocopy akta pendirian dan akta perubahan
2. fotocopy SK Kemenkumham pendirian dan SK perubahan
3. fotocopy domisili perusahaan yang masih berlaku
4. fotocopy NPWP perusahaan
5. fotocopy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
6. fotocopy Tanda Daftar perusahaan (TDP)
7. fotocopy KTP semua pemegang saham dan FC NPWP Direktur utama
8. pas foto penanggung jawab (3x4) sebanyak 4 lembar dengan latar belakang berwarna merah

- Syarat dan tata cara pengurusan API


- Surat permohonan yang didalamnya terdapat pernyataan kebenaran dan keabsahan dokumen
dan data di atas kertas bermaterai RP 6000
- Identitas penanggung jawab/pemohon : WNI : Fotokopi KTP dan fotokopi NPWP Penanggung
Jawab ; WNA : IMTA dan Paspor yang masih berlaku.
- Jika pengurusan dikuasakan, Surat kuasa di atas kertas bermaterai RP 6000 dan KTP penerima
dan pemberi kuasa.
- Jika Badan Hukum / Badan Usaha : NPWP Badan Hukum / Badan Usaha, Akta pendirian dan
perubahan (Kantor Pusat dan Kantor Cabang, jika ada), SK pengesahan pendirian dan perubahan
yang dikeluarkan oleh : Kemenkumham, jika PT dan Yayasan; Kementerian, jika koperasi;
Pengadilan Negeri, jika CV
- Izin Usaha Industri (IUI), jika memohon untuk API-P (Produsen)
- Surat Keterangan Domisili Perusahaan
- Izin Usaha Perdagang (SIUP) dan Tanda daftar Perusahaan (TDP)
- Referensi dari Bank Devisa, jika memohon untuk Angka Pengenal Importir Umum (API-U)
- Bukti Kepemilikan tempat Usaha (FC Sertifikat)
- Untuk tanah atau bangunan disewa: Perjanjian sewa tanah/bangunan, Surat pernyataan diatas
kertas bermaterai RP 6000 dari pemilik tanah atau bangunan yang menyatakan tidak keberatan
tanah atau bangunannya digunakan, KTP pemilik tanah/bangunan
- Pas photo penanggung jawab perusahaan latar belakang merah (ukuran 3x4cm sebanyak 2
buah)
- Angka Pengenal Importir (API) terdahulu (untuk API Perubahan atau perpanjangan)
- Surat kuasa dari direksi jika penandatanganan dokumen impor tidak dilakukan oleh direksi.
- Foto perusahaan (tampak plang, tampak depan, tampak dalam)
- Formulir isian API-U atau API-P yang ditandatangani oleh Direktur diatas materai serta distempel
perusahaan.

Impor dapat dilaksanakan tanpa API untuk:

- Barang pindahan
- Barang impor sementara
- Barang promosi
- Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
- Barang kiriman, hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, social, kebudayaan atau untuk
kepentingan penanggulangan bencana alam
- Obat-obatan yang menggunakan anggaran pemerintah yang diperuntukkan bagi kepentingan
masyarakat
- Barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan pengujian
- Barang ekspor yang ditolak oleh pembeli di luar negeri kemudian diimpor kembali dalam kuantitas
yang sama dengan kuantitas pada saat diekspor
- Barang perwakilan Negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan
asas timbal balik
- Barang untuk keperluan badan international beserta pejabatnya yang bertugas diindonesia; atau
- Barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan.
Impor dapat dilaksanakan tanpa API apabila:

- Impor tidak dilakukan secara terus menerus dan yang tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan
atau yang tidak dimaksudkan untuk dipindahtangankan; dan
- Barang yang diimpor adalah barang untuk keperluan lainnya yang berupa alat penunjang
kelancaran produksi atau alat pembangunan infrastruktur.

Impor tanpa API wajib memperoleh persetujuan impor yang ditandatangani direktur impor.

API terdiri dari:

- Angka Pengenal importir Umum (API-U)


- Angka Pengenal Importir Produsen (API-P)
- Angka Pengenal Importir Terbatas (API-T)
- Angka Pengenal Importir Khusus (API-K)

- API berlaku untuk setiap kegiatan impor di seluruh daerah pabean Indonesia
- API-U, API-P dan API-T berlaku untuk kantor pusat dan seluruh kantor cabangnya.
- API-K berlaku untuk setiap kontrak yang dimiliki oleh kontraktor KKS.
- API-U wajib dimiliki oleh setiap perusahaan dagang yang melakukan impor
- API-P wajib dimiliki oleh setiap perusahaan industry yang melakukan impor
- API-T wajib dimiliki oleh setiap perusahaan penanaman modal yang melakukan impor
- API-K wajib dimiliki oleh setiap kontraktor KKS yang melakukan impor.

API-P diberikan kepada perusahaan industry yang mengimpor barang modal dan bahan baku atau
penolong untuk keperluan proses produksinya sendiri, atau barang lainnya sepanjang digunakan untuk
keperluan perusahaan industry yang bersangkutan.

- Setiap perusahaan dagang hanya boleh memiliki 1 API-U dan tidak boleh memiliki jenis API lainnya.
- Setiap perusahaan industry hanya boleh memiliki 1 API-P dan tidak boleh memiliki jenisAPI lainnya.
- Setiap Kontraktor KKS hanya boleh memiliki 1 API-K dan tidak boleh memiliki jenis API lainnya.
- Perusahaan dagang yang akan memiliki API-U wajib mengajukan permohonan dengan mengisi
formulir isian sebagaimana contoh dalam lampiran I peraturan ini, kepada kepala dinas propinsi
dengan tembusan kepada kepala dinas kabupaten/kota di tempat kedudukan kantor pusat
perusahaan dengan melampirkan:
a. fotokopi akte notaris pendirian perusahaan dan perubahannya
b. nama dan susunan pengurus/direksi perusahaan (asli)
c. fotokopi surat keterangan domisili kantor pusat perusahaan yang masih berlaku dari kantor
kelurahan setempat atau fotokopi perjanjian sewa/ kontrak tempat berusaha
d. fotokopi surat izin usaha perdagangan (SIUP)/ijin yang setara dari instansi terkait
e. fotokopi tanda daftar perusahaan (TDP)
f. fotokopi NPWP perusahaan atau perseorangan dan penanggung jawab perusahaan
g. referensi dari bank devisa
h. pasfoto berwarna masing-masing pengurus/direksi perusahaan 2 lembar ukuran 3 X 4; dan
i. fotokopi paspor/KTP dari pengurus/direksi
- Perusahaan industry yang akan memiliki API-P wajib mengajukan permohonan dengan mengisi
formulir isian sebagaimana contoh dalam lampiran I peraturan ini kepada kepala dinas propinsi,
dengan tembusan kepada kepala dinas kabupaten/kota di tempat kantor pusat perusahaan
berdomisili dengan melampirkan:
a. fotokopi akte notaris pendirian perusahaan dan perubahannya
b. nama dan susunan pengurus/direksi perusahaan (asli)

Rekomendasi PI-B2 bagi Pemilik NIB dengan API-P

Dokumen persyaratan:

1. bagi pemegang API-P mengisi formulir isian perusahaan, sesuai format yang telah disediakan

2. surat pernyataan dengan format disediakan di atas kertaas bermaterai Rp. 6.000,-

3. NPWP

4. lembar data keselamatan bahan (LDKB)/Material Safety Data Sheet (MSDS)

5. realisasi dan rencana kebutuhan impor barangberbahaya

6. pengakuan sebagai IP-B2

7. diagram alir, uraian proses produksi serta penjelasan kegunaan bahan berbahaya dalam proses
produksi

8. angka pengenal importir produsen (API-P)

9. surat permohonan (harus mencantumkan nama barang, kode HS, No.CAS, kegunaan barang, kuota
impor untuk 1 tahun, Negara asal/muat barang dan pelabuhan tujuan) yang ditujukan kepada Direktur
Industri Kimia Hulu, Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil. (ditandatangani oleh
penanggungjawab perusahaan)

10. laporan hasil verifikasi yang diterbitkan oleh lembaga pelaksana verifikasi

11. NIB

12. surat permohonan rekomendasi bahan berbahaya kepada direktur jenderal industry kimia, farmasi,
dan tekstil kementerian perindustrian

13. salinan izin usaha industry (IUI) / izin usaha pertambangan (IUP)
14. kartu kendali impor

15. surat persetujuan impor B2 terakhir

16. surat pernyataan bermaterai dari penanggung jawab perusahaan yang menyatakan bahwa B2
yangdiimpor tidak diperdagangkan dan/atau dipindahtangankan ke pihak lain

17. surat rekomendasi IP B2

Anda mungkin juga menyukai