Anda di halaman 1dari 3

KASUS PENERIMAAN GRATIFIKASI PROYEK MANTAN BUPATI

KEPULAUAN TALAUD PERIODE TAHUN 2014-2019 SRI WAHYUMI


MARIA MANALIP

Oleh

Lerrio Sanjaya Ligawan


NIM : D1A118138

TIPIKOR ( A1)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM

2022
a. Kasus Gratifikasi

Pada hari kamis (29/4/2021), komisi pemberantasan korupsi (kpk) menahan mantan bupati
kepulauan talaud periode tahun 2014-2019 sri wahyumi maria manalip.
Sri wahyumi maria manalip ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara dugaan korupsi
penerimaan gratifikasi oleh penyelenggara negara terkait proyek pekerjaan infrastruktur di
kabupaten kepulauan talaud tahun 2014-2017.

"untuk kepentingan penyidikan, kpk melakukan penahanan tersangka swm (sri wahyumi
maria manalip) selama 20 hari terhitung sejak tanggal 29 april 2021 sampai dengan 18 mei 2021
di rutan cabang kpk pada gedung merah putih," kata deputi penindakan kpk karyoto dalam
konferensi pers, kamis (29/4/2021).

Karyoto menyebut, kpk telah menyelesaikan penyelidikan dengan mengumpulkan


berbagai informasi dan data, sehingga telah dipenuhinya bukti permulaan yang cukup sejak
september 2020.
selama proses penyidikan, kata karyoto, kpk telah melakukan pemeriksaan sebanyak 100 orang
saksi dan juga telah dilakukan penyitaan berbagai dokumen dan barang elektronik yang terkait
dengan perkara."perkara ini adalah kali kedua swm (sri wahyumi maria manalip) ditetapkan
sebagai tersangka," kata karyoto.

Adapun perkara ini merupakan pengembangan dari perkara dugaan korupsi suap lelang
pekerjaan revitalisasi pasar lirung dan pekerjaan revitalisasi pasar beo tahun 2019 yang
menetapkan sri wahyumi maria manalip sebagai tersangka dan saat ini perkaranya telah
berkekuatan hukum tetap.

Bupati periode 2014-2019 itu sudah menjalani hukuman 2 tahun penjara di lapas wanita
kelas II-A Tangerang. Hukuman itu merupakan putusan majelis dalam kasus suap lelang
pekerjaan revitalisasi pasar lirung dan pekerjaan revitalisasi pasar beo tahun 2019.
sri wahyumi dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan menerima gratifikasi dalam proyek
infrastruktur pemerintah daerah tahun 2014-2017.

Sri wahyumi menerima gratifikasi atau commitment fee sebesar 10 persen dari nilai berbagai
pekerjaan atau proyek yang dilelang kepada beberapa pengusaha. Selama itu, dia terbukti
menerima rp 9.303.500.000 melalui empat ketua kelompok kerja (pokja) pengadaan barang dan
jasa.
"commitment fee diterima oleh terdakwa dari mantan ketua pokja john rianto majampoh,
frans lua, azaria mahatuil, dan jelbi eris di rumah dinas bupati maupun rumah pribadi," ucap
hakim ad hoc edy darma putra, dikutip dari tribun manado.

b. Sanksi dan pidana

Atas perbuatannya, Sri Wahyumi Maria Manalip disangkakan melanggar pasal 12 b undang-
undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana telah
diubah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001 tentang perubahan atas undang-undang
nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi . Majelis hakim Pengadilan
Tipikor Manado menjatuhkan vonis 4 tahun penjara dan denda Rp200 juta subsider 3 bulan
kurungan kepada mantan Bupati Kepulauan Talaud itu serta membebankan uang pengganti
senilai Rp9,3 miliar. 

Anda mungkin juga menyukai