Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 2019, 10(3), 550-568

EFEKTIVITAS PROBITY AUDIT DALAM MENCEGAH KECURANGAN


PENYEDIAAN BARANG DAN JASA
Muh Syahru Ramadhan, Johan Arifin

Universitas Islam Indonesia, Jl. Kaliurang No.Km. 14,5, Yogyakarta 55584

Surel: johan.arifin@uii.ac.id

Volume 10 Abstrak: Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan Pe­


Nomor 3
Halaman 550-568
ngadaan Barang dan Jasa. Studi ini berupaya meneliti efektivitas pe­
Malang, Desember 2019 nerapan probity audit dalam pencegahan kecurangan penyediaan barang
ISSN 2086-7603 dan jasa. Pendekatan studi kasus digunakan sebagai metode pada In­
e-ISSN 2089-5879 spektorat Provinsi DKI Jakarta tahun 2016. Hasil studi menunjukkan
bahwa probity audit yang dilaksanakan oleh Inspektorat Provinsi DKI
Jakarta selama tahun 2016 belum optimal. Hal tersebut disebabkan ma­
Tanggal Masuk: sih digunakannya sampling data dalam proses probity audit dan tahap­
20 Maret 2019 an probity audit juga belum dilakukan secara keseluruhan. Selain itu,
Tanggal Revisi: terdapat hambatan pada penerapan probity audit berupa adanya keter­
20 Desember 2019 batasan sarana dan prasarana, anggaran, kompetensi auditor, waktu,
Tanggal Diterima: sumber daya manusia, dan dokumentasi.
31 Desember 2019
Abstract: The Effectiveness of Probity Audit in Preventing Procure-
Kata kunci: ment Fraud. This study seeks to examine the effectiveness of applying
probity audits in preventing the fraudulent provision of goods and services.
audit, The case study approach was used as a method in the DKI Jakarta Provin-
kecurangan, cial Inspectorate in 2016. The results show that the probity audit was not
pencegahan, optimal. This is because sampling data was still used in the probity audit
pengadaan process, and the probity audit stage has not been carried out as a whole.
Also, there are obstacles to the implementation of the audit probity in the
form of limited facilities and infrastructure, budget, auditor competence,
time, human resources, and documentation.

Mengutip ini sebagai: Ramadhan, M. S., & Arifin, J. (2019). Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah
Kecurangan Penyediaan Barang dan Jasa. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 10(3), 550-568. https://
doi.org/10.21776/ub.jamal.2019.10.3.32

Sesuai dengan Perpres No. 4 tahun bahan sebanyak 4 kali pada pemangkasan
2015 seluruh kegiatan dan proses untuk prosedur penyediaan barang dan jasa.
mendapatkan barang atau jasa diawali de­ Perubahan peraturan penyediaan ba­
ngan perencanaan hingga memperoleh ba­ rang dan jasa ke arah yang lebih memudah­
rang atau jasa. Kegiatan ini disebut dengan kan tidak berarti prosesnya juga menjadi
penyediaan barang dan jasa. Hal tersebut lebih baik. Sebaliknya, perubahan ini justru
sesuai dengan Kepres No. 80 Tahun 2003 memberikan ke­sempatan pada pihak-pihak
dan Perpres No. 54 tahun 2010. Namun, tertentu untuk melakukan tindakan curang
seiring dengan perkembangan zaman, pera­ (fraud) yang tinggi tingkat kasusnya di In­
turan tersebut mengalami perubahan sesuai donesia. Hal ini berdasarkan data penanga­
dengan kompleksitas sistem penyediaan ba­ nan perkara oleh Komisi Pemberantasan Ko­
rang dan jasa. Hingga saat ini terdapat peru­ rupsi (KPK) sesuai dengan tingkat jabatan.
550
551 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568

Berdasarkan data KPK tahun 2016, selama jadi fraud di penyediaan barang dan jasa. Hal
tahun 2004 hingga 2016, sebanyak 124 tersebut sesuai dengan temuan beberapa pe­
ang­gota DPR/DPRD, 117 gubernur, dan 58 neliti yang menjelaskan bahwa fraud melalui
walikota/bupati/wakilnya telah melakukan e-procurement karena adanya tekanan pada
fraud penyediaan barang dan jasa (dikenal lingkungan kerja serta lemahnya sistem
dengan istilah PBJ). Selain itu, berdasarkan pengendalian internal, sehingga memuncul­
jenis tindak pidana perkara pada fraud pada kan kesempatan fraud dilakukan (Guarnieri
tahun 2004 hingga 2019, kasus fraud ber­ & Gomes, 2019; Nesti, 2014; Prabowo, 2013;
jumlah 171 dari 685 kasus. Jumlah tersebut Rendon & Rendon, 2016). Berdasarkan data
menunjukkan tingginya tingkat kasus fraud rekapitulasi yang berasal dari Ikhtisar Hasil
penyediaan barang dan jasa setelah kasus Pemeriksaan Semester (IHPS) semester 1 Ta­
penyuapan. Koordinator Divisi Investigasi hun 2017, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Indonesia Corruption Watch menyatakan menemukan bahwa Pemerintah Provinsi
bahwa hampir 80% kasus kecurangan ber­ DKI Jakarta tidak patuh terhadap ketentu­
asal dari penyediaan barang dan jasa pada an peraturan perundang-undangan dalam
proses perencanaan dan penganggaran. melaksanakan penyediaan barang dan jasa
Wakil Ketua KPK juga turut memberikan yang mengakibatkan kerugian negara. Keti­
keterangan bahwa kolusi merupakan salah dakpatuhan tersebut di antaranya adalah
satu penyebab adanya kecurangan pada menaikkan harga penyediaan panel untuk
penyediaan barang dan jasa antara penyedia pemeliharaan/perawatan lampu Penerang­
dengan pihak penyelenggara lelang serta se­ an Jalan Umum (PJU) serta pemeliharaan
sama pengusaha. Saat hal itu terjadi sistem pompa cideng dan flyover Tomang. Proyek
penyediaan tidak dapat terlaksana sehingga tersebut menuai indikasi adanya pengge­
memunculkan pemalsuan doumen lelang. lembungan harga pada penyediaan mate­
Pemerintah tengah berupaya membe­ rial pendukung. Selain itu, ditemukannya
rantas fraud penyediaan barang dan jasa perbedaan harga dalam kontrak penyediaan
melalui penerbitan pedoman pelaksanaan peralatan olahraga pada ajang PON XIX ta­
probity audit. Probity audit dapat menga­ hun 2016. Kasus tersebut menimbulkan
rah pada proses penilaian yang independen potensi kerugian sebesar Rp3,69 miliar. Per­
untuk meyakinkan bahwa kegiatan penye­ masalahan lainnya juga terjadi tahun 2013
diaan barang dan jasa telah dilaksanakan pada Dinas Perhubungan dan Transportasi
dengan konsisten dan sesuai dengan prinsip Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai po­
pe­negakan kejujuran, kebenaran, dan inte­ tensi kerugian senilai Rp106,89 miliar beru­
gritas. Selain itu, kegiatan penyediaan harus pa kehilangan uang muka kerja karena keti­
dipastikan telah memenuhi ketentuan pera­ dakjelasan penyelesaian 8 paket penyediaan
turan dan perundangan demi meningkat­ busway (Badan Pemeriksa Keuangan, 2017).
kan akuntabilitas dalam penggunaan dana Selanjutnya Dinas Perindustrian dan
sektor publik. Probity audit dikeluarkan oleh Energi DKI Jakarta diduga melakukan
pemerintah karena didasari dari banyaknya penyim­ pangan dalam proyek lampu pe­
kasus fraud yang terkait pada penyediaan nerangan jalan umum (PJU) sebesar Rp13,6
barang dan jasa. Penelitian yang dilaku­ miliar pada Tahun 2016. Hal ini terjadi kare­
kan oleh Detkova, Podkolzina, & Tkachenko na Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tidak
(2018), Ng & Ryan (2001), dan Ryan & Ng cermat dalam menyusun acuan kerja serta
(2002) membuktikan bahwa probity audit harga penawaran sementara. Berdasarkan
adalah salah satu metode yang efektif guna Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK, kecu­
mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. rangan tersebut tidak sesuai dengan prinsip
Hal ini sesuai dengan penelitian dari Capalbo penyediaan barang dan jasa, di antaranya
& Palumbo (2013), Doig (2018), Keerasunton­ adalah efektif, efisien, transparan, terbu­
pong, Manowan, & Shutibhinyo (2019), Silva ka, bersaing, adil, serta akuntabel. Padahal
(2016), serta Westhausen (2017) yang men­ proses penyediaan tersebut sudah sesuai
jelaskan bahwa probity audit paling efektif dengan kaidah probity audit. Selanjut­nya,
dalam pencegahan dan pendeteksian fraud munculnya kasus penyediaan e-KTP oleh
karena dilakukan secara real time pada saat Rp2,3 triliun. Padahal, pada tahun 2015 su­
proses penyediaan barang dan jasa. dah dilaksanakan proses probity audit pada
Sejak tahun 2012 probity audit telah di­ tahap persiapan penyediaan e-KTP. Hal ini
terapkan di Indonesia khususnya di peme­ mengindikasikan bahwa praktik probity au-
rintah daerah, tetapi tetap masih banyak te­r­ dit belum berjalan secara efektif. Selain itu,
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 552

praktik probity audit mengalami kendala ta hambatan-hambatan yang terjadi dalam


disebabkan oleh keterbatasan sumber daya praktiknya. Hal ini dilakukan sesuai de­
auditor, waktu praktik, biaya yang belum ngan pendapat Cibangu (2013) dan Parker
memadai, dan belum sepenuhnya diterap­ & Northcott (2016) yang menyatakan bahwa
kan. Fenomena tersebut mengindikasikan metode studi kasus merupakan metode yang
bahwa penerapan probity audit dalam kegiat­ tepat untuk mengeksplorasi dan memahami
an penyediaan barang dan jasa pemerintah suatu makna yang pada awalnya berasal dari
DKI Jakarta belum optimal. masalah yang dianggap sebagai masalah so­
Oleh karena itu, kajian mengenai prak­ sial. Selain itu, metode ini juga menjelaskan
tik probity audit sangat diperlukan khusus­ dan menggali fenomena dengan sedalam-da­
nya pada Inspektorat DKI Jakarta dalam lamnya tentang objek penelitian sehingga
upaya pencegahan kecurangan penyediaan sangat cocok diterapkan dengan topik dan
barang dan jasa. Selain itu, probity audit tujuan penelitian ini. Selanjutnya, pemilih­
merupakan aturan yang baru diterapkan an partisipan dilakukan dengan metode
di Indonesia, sehingga penelitian mengenai purposive sampling, yang diarahkan kepada
probity audit pada instansi pemerintah perlu partisipan yang terkait pada praktik probity
dilakukan. Selanjutnya, objek yang diteliti audit. Kriteria partisipan yang diwawancarai
juga membutuhkan evaluasi praktik probity adalah auditor yang pernah melaksanakan
audit yang selama ini belum pernah dilaku­ probity audit pada instansi pemerintah. Un­
kan secara akademik. Hasil penelitian di­ tuk memenuhi etika penelitian yang baik,
harapkan dapat memberikan manfaat baik nama setiap narasumber dalam pembahas­
praktis maupun akademis. Manfaat praktis an menggunakan nama samaran.
penelitian ini adalah dapat digunakan untuk Teknik analisis yang digunakan sesuai
perbaikan sistem pengelolaan pengadaan dengan Kraus, Kennergren, & Unge (2017)
barang dan jasa yang baik pada Pemerintah dan Neely & Tinkelman (2014) yaitu perta­
Daerah di Indonesia, khususnya di Inspek­ ma, pengolahan dan persiapan data untuk
torat Provinsi DKI Jakarta. Sementara itu, dianalisis meliputi analisis dokumen dan
manfaat akademisnya berupa pengemba­ hasil wawancara yang diperoleh dari infor­
ng­an ilmu di bidang audit forensik khusus­ man. Kemudian, hasil wawancara ditrans­
nya perkembangan teknik pendeteksian dan krip pada bentuk tulisan tanpa mengubah
pencegahan fraud melalui penerapan probity isi dan makna yang disampaikan oleh infor­
audit guna mencegah serta menanggulangi man. Data yang dikumpulkan dari hasil wa­
kecurangan dalam kegiatan penyediaan ba­ wancara dan dokumentasi tersebut disusun
rang dan jasa di instansi pemerintah. dan dipilah berdasarkan sumber informasi
sehingga siap dianalisis. Kedua, membaca
METODE keseluruhan data yaitu penulis membaca
Metode yang digunakan dalam peneli­ keseluruhan data agar mendapat gagasan
tian ini adalah analisis dokumen dan wawan­ umum dari apa yang sudah disampaikan
cara dengan pihak Inspektorat Provinsi DKI oleh informan. Ketiga, mengoding semua
Jakarta. Kedua analisis tersebut dilakukan data. Pada tahap ini penulis melakukan
untuk menggali informasi tentang pelaksa­ pengolahan data serta mengategorikan data
naan probity audit dalam penyediaan barang sesuai dengan problem riset dan memaknai
dan jasa. Partisipan terdiri dari 6 personel data tersebut. Keempat, mendeskripsikan
pelaksana probity audit, meliputi 1 orang tema atau kategori yang akan dianalisis. Hal
Inspektur Pembantu Bidang Pembangunan ini merupakan usaha untuk menyampaikan
Inspektorat Provinsi DKI Jakarta (Winata), 2 informasi secara detail mengenai fenome­
orang ketua tim probity audit (Deny dan San­ na yang terjadi melalui tema atau kategori
tosa), dan 3 orang anggota tim probity audit yang telah dihasilkan sebelumnya. Kelima,
(Rina, Hermawan dan Suryanto). Pengam­ menginterpretasikan atau memaknai data,
bilan partisipan tersebut diharapkan dapat setiap tema didefinisikan dan diberi nama
memberikan informasi mendetail mengenai yang jelas. Selanjutnya, hasil interpretasi
probity audit pada Inspektorat Provinsi DKI dibandingkan dengan hasil penelitian yang
Jakarta. didapatkan dari literatur ataupun teori.
Pendekatan studi kasus dilakukan
dalam penelitian ini untuk menjawab per­ HASIL DAN PEMBAHASAN
tanyaan mengenai praktik probity audit Praktik probity audit penyediaan ba­
pada Inspektorat Provinsi DKI Jakarta ser­ rang dan jasa. Praktik probity audit harus
553 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568

Tabel 1. Jenis Perkara Fraud Tahun 2004-2017

Tahun 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 Jumlah
(Dalam Tahun 2000-an)
Penyediaan 2 12 8 14 18 16 16 10 8 9 15 14 14 15 171
Barang/Jasa
Perijinan 0 0 5 1 3 1 0 0 0 3 5 1 1 2 22
Penyuapan 0 7 2 4 13 12 19 25 34 50 20 38 79 93 396
Pungutan 0 0 7 2 3 0 0 0 0 1 6 1 1 0 21
Penyalahgunaan 0 0 5 3 10 8 5 4 3 0 4 2 1 1 46
Anggaran
TPPU 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7 5 1 3 5 22
Merintangi Proses KPK 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 3 0 0 2 7
Jumlah 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 58 57 99 118 685

dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Pre­ di Indonesia. Tabel 1 menyajikan data ten­
siden Indonesia Nomor 54 tahun 2010. Ke­ tang berbagai jenis fraud yang terjadi di in­
sesuaian praktik probity audit dengan prin­ stansi pemerintah Indonesia selama kurun
sip-prinsip dan prosedur akan memberikan waktu 2004 sampai dengan 2017.
dampak yang signifikan pada penyediaan Berdasarkan pada Tabel 1 kasus fraud
barang dan jasa, sehingga potensi fraud atau pada penyediaan barang dan jasa termasuk
penyimpangan akan dapat diminima­ lisasi. tinggi jika dibandingkan dengan kasus lain­
Prinsip-prinsip penyediaan barang dan jasa nya seperti perizinan, pungutan, penyalah-
menurut Badan Pengawasan Keuangan gunaan anggaran, pencucian uang, dan
dan Pembangunan (2012) adalah efisiensi perintangan proses KPK (Komisi Pemberan­
dan efektifitas untuk memaksimalkan nilai tasan Korupsi, 2017). Probity audit menjadi
uang publik (best value for public money), audit khusus dalam penyediaan barang dan
transparansi, keterbukaan, keadilan/tidak jasa yang sangat diperlukan dalam mengu­
diskriminatif, berdaya saing, serta akuntabel rangi tingkat fraud atau penyimpangan pada
pada seluruh proses penyediaan barang dan proses penyediaan barang dan jasa.
jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta me­
sesuai dengan peraturan perundangan yang rupakan salah satu steward, yaitu orang
berlaku. yang mempunyai tanggung jawab dan jujur
Menurut Badan Pengawasan Keuang­ dalam melaksanakan tugas untuk kepen­
an dan Pembangunan (2012) praktik probi- tingan masyarakat, sehingga auditor akan
ty audit pada penyediaan barang dan jasa melalukan pengawasan yang baik agar bisa
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melindungi hak masyarakat. Oleh karena­
diawasi oleh Inspektorat dari awal perenca­ nya, Inspektorat dapat mengarahkan prak­
naan kebutuhan hingga pemanfaatan untuk tik penyediaan sesuai dengan aturan yang
menghindari konflik dan permasalahan ser­ berlaku. Adapun prosedur probity audit dan
ta praktik korupsi, peningkatan integritas pelaporannya terdiri dari beberapa jenis
pada lembaga sektor publik yang dapat di­ tahapan pada Tabel 2.
upayakan baik melalui perubahan perilaku Pada Inspektorat Provinsi DKI Ja­
maupun perubahan organisasi, peningkatan karta probity audit dilakukan tidak pada
keyakinan kepada masyarakat bahwa pe­ keseluruh­an tahap karena inspektorat keku­
layanan masyarakat dilaksanakan dengan rangan SDM dan tugas inspektorat banyak.
proses yang terpercaya, dan terintegritas, Hal tersebut mengindikasikan bahwa prak­
pemberian keyakinan secara objektif, ter­ tik probity audit oleh Inspektorat Provinsi
percaya dan independen atas transparansi DKI Jakarta belum optimal. Untuk menca­
dalam proses penyediaan barang dan jasa, pai hasil yang maksimal seharusnya Inspek­
serta penurunan potensi masalah hukum. torat Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan
Namun, dalam realisasinya masih banyak probity audit menggunakan seluruh tahapan
terjadi pelanggaran pada proses penyediaan yang ada, sehingga pada setiap tahapannya
barang dan jasa dalam instansi pemerintah bisa diketahui hambatan objek pemeriksaan.
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 554

Tabel 2. Tahap-Tahap Praktik Probity Audit

Tahap Perencanaan Tahap Pemilihan Tahap Praktik Tahap Pemanfaatan


dan Persiapan Penyedia Barang Kontrak Barang dan Jasa
dan Jasa
Identifikasi Pengumunan Penyusunan ran­ Penyerahan barang
kabutuhan cangan kontrak, dan jasa
penandatanganan
kontrak, dan
penyerahan
jamin­an praktik
Penyusunan Pendaftaran dan Surat perintah Pencatatan barang
penetapan rancana pengambil­an dokumen mulai kerja, dan jasa dalam
penganggaran program mutu, daftar inventaris
mobilitas, peme­
riksaan lapangan
Penetapan kebi­ Pemberian penjelasan/ Pembayaran, pe­ Pemanfaatan ba­
jakan umum dan Aanwijzing rubahan lingkup rang dan jasa
Penyusun­an KAK pekerjaan,
penyelesaian
pekerjaan
Pembahasan anggar­ Pemasukan dokumen
an dengan DPR/D penawaran
Pengumuman RUP Pembukaan dokumen,
evaluasi, dan pembuktian
Pembentukan or­ Penetapan pemenang,
ganisasi penyediaan; pengumuman pemenang,
Sistem Penyediaan; dan sanggahan
Penyusunan HPS

Berikut ini kajian mengenai praktik probity kadang di rencana umum penye­
audit yang dilakukan Inspektorat Provinsi diaan (RUP) sudah ada apa belum,
DKI Jakarta pada 2 SKPD. terus rencana anggaran biaya
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumah­ (RAB), harga perkiraan sendiri
an Rakyat (DPUPR) DKI Jakarta. Aplikasi (HPS). Makanya kalau kita lihat
probity audit pada Dinas Pekerjaan Umum dari delapan item, di item peren­
dan Perumahan Rakyat (DPUPR) dilakukan canaan bisa lebih besar sendiri
hanya pada tahap perencanaan saja, se­ 40% sampai 60%. Oleh karena
dangkan pada tahap pemilihan penyedia, itu, kita hanya pegang pada pere­
praktik dan pemanfaatan tidak dilaksanakan canaan karena sudah mencakup
probity audit. Alasan praktik probity audit semuanya di situ....” (Santosa).
pada tahap perencanaan karena 90% kasus
penyimpang­ an PBJ terjadi pada tahap pe­ Berdasarkan hasil wawancara de­
rencanaan. Pada tahap perencanaan auditor ngan partisipan diketahui bahwa praktik
melakukan probity audit dengan meminta probity audit pada DPUPR tidak dilakukan
dokumen perencanaan penyediaan, rencana pada keseluruhan tahap, yakni hanya pada
anggaran biaya, dan harga perkiraan sendi­ tahapan tertentu saja seperti hanya pada
ri. Hal tersebut diungkapkan oleh Santosa tahapan pemilihan penyedia barang/jasa,
melalui pernyataan sebagai berikut. praktik pemilihan penyedia barang/jasa,
penandatanganan kontrak, praktik kon­

“Kemarin kita hanya melakukan trak atau hingga pemanfaatan barang dan
audit pada tahap perencanaan jasa tesebut. Di samping itu, praktik audit
karena BPKP bilang kita tekankan tidak dilakukan setiap hari. Alasannya ada­
di perencanaan, sebab kadang- lah pengawasan oleh auditor tidak dilaku­
555 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568

kan setiap hari karena auditor mempunyai ini juga yang manjadi kendala dalam praktik
penugasan lain, seperti audit kinerja dan probity audit karena auditor tidak melaku­
bedah kasus. Kemudian, satu orang auditor kan pendampingan secara penuh. Dampak
bisa memegang 4 sampai 5 program dan itu tidak didampingi secara penuh oleh auditor
harus diselesaikan dengan cepat, sehingga akan berpotensi terjadinya fraud pada tahap
auditor mendapat kesulitan membagi waktu yang lain, sehingga dibutuhkan auditor in­
dan menghambat praktik probity audit. Hal ternal dalam mengawasi proses penyediaan
tersebut dapat menjadi kelemahan dalam konstruksi. Keterlibatan auditor internal
praktik probity audit oleh Inspektorat DKI dapat menghasilkan manfaat bagi orga­nisasi
Jakarta. Kelemahan lain yaitu probity au- (Aikins, 2013; Schillemans & Twist, 2016;
dit masih atas permintaan kepala dinas dan Vermeer & Styles, 2019). Salah sa­tunya
tidak dilakukan pada keseluruhan tahap adalah meminimalisasi terjadinya kesalah­
se­hingga pada tahap yang lain terbuka pe­ an dalam proses penyediaan konstruksi
luang untuk terjadinya fraud. Hal ini juga dan pengarahan auditee dalam melakukan
terjadi pada dinas yang lain, seperti Dinas penyediaan barang dan jasa sesuai dengan
Pendidikan dan Olahraga DKI. prosedur dan prinsip yang telah diatur. Dari
Dinas Pendidikan dan Olahraga DKI telaah kasus pada Dinas Pendidikan dan
Jakarta. Berdasarkan pada hasil wawan­ Olahraga DKI Jakarta tersebut dapat dilihat
cara kasus penyediaan barang dan jasa di bahwa praktik probity audit yang dilakukan
Dinas Pendidikan dan Olahraga DKI Jakar­ oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta belum
ta pada tahun 2016, diperoleh data bahwa maksimal. Hal tersebut dikarenakan probi-
praktik probity audit hanya dilakukan pada ty audit hanya dilakukan pada satu tahap­
tahap pemilihan penyedia. Tahap pemilihan an proses PBJ saja yaitu tahap pemilihan
penyedia ini dilakukan pada paket pekerjaan penyedia, sedangkan proses pemeriksaan­
rehab total, yaitu sebanyak 178 bangunan nya dibatasi.
sekolah di 5 wilayah DKI Jakarta. Hal terse­ Beberapa peneliti berargumentasi bah­
but diungkapkan oleh Tarmidzi pada kutip­ wa perlu praktik audit pada setiap tahap­
an pernyataan sebagai berikut. an proses penyediaan barang dan jasa
(Quah, 2015; Rotchanakitumnuai, 2013;
“Kemarin kita melakukan probi- Tumuramye, Ntayi, & Muhwezi, 2018; Wil­
ty audit pada tahap pemilihan liams-Elegbe, 2018). Hal tersebut bertujuan
penyedia, walaupun waktu itu agar memastikan proses penyediaan telah
proses PBJ sedang berjalan pada sesuai dengan prosedur sehingga mening­
tahap perencanaan. Waktu itu katkan pengendalian internal dan memasti­
ada pendampingan dari BPKP dan kan peraturan penyediaan telah terpenuhi.
memberikan masukan ke kita, Dengan adanya pengendalian internal yang
memang idealnya praktik probity kuat akan memudahkan pendeteksian dan
audit dari setiap tahapan-tahap­ pencegahan terjadinya fraud. Danuta (2017)
an yang ada, sehingga kita tahu dan King & Doig (2016) juga menjelaskan
ada masalah apa tidak dari se­ bahwa penyediaan secara transparan dan
tiap tahapan tersebut. Kita ha­ akuntabel dapat menekan segala aktivitas
nya melakukan­ nya pada tahap yang mendorong terjadinya penyimpangan
pemilih­an penyedia saja, selain atau tidak sesuai prosedur dan prinsip-prin­
itu, kita mengerjakan penugasan sipnya.
yang lain sehingga kita batasin pe­ Kartini (2018) dan Nurhidayat & Kusu­
meriksaannya” (Tarmidzi). masari (2018) berargumentasi bahwa pence­
gahan fraud dapat dilakukan salah satunya
Praktik probity audit pada Dinas Pen­ melalui pengendalian internal yang baik.
didikan dan Olahraga DKI Jakarta dimu­ Pengendalian internal merupakan salah
lai pada tahap pemilihan penyedia. Auditor satu bagian penting dari upaya pemerin­
tetap harus melakukan pemeriksaan pada tah untuk mencegah terjadinya fraud. Se­
tahap perencanaan dengan meminta doku­ lain pengendalian internal, usaha lain yang
men perencanaan penyediaan tahun 2016 dapat dilakukan adalah dengan penyeleng­
kepada auditee. Praktik probity audit Di­ garaan probity audit. Penerapan probity au-
nas Pendidikan dan Olahraga DKI Jakarta dit diharapkan mampu meminimalisir resiko
dilakukan hanya pada tahap penyediaan dan yang berpotensi menjadi temuan, karena
tidak dilakukan pada tahapan lainnya. Hal probity audit yang dilakukan oleh Inspek­
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 556

torat Provinsi DKI Jakarta merupakan audit ing Lembaga Kebijakan Penyediaan Barang/
yang berbasis risiko dan mempunyai risiko Jasa Pemerintah (LKPP). Hal ini sejalan
yang sangat besar. Oleh karena itu, penga­ dengan penerapan teori stewardship dalam
wasan pada setiap proses penyediaan ba­ sektor publik. Inspektorat selaku steward
rang dan jasa sangat penting. Hal tersebut akan melakukan tugasnya dengan baik dan
diungkapkan oleh Winata pada kutipan per­ mengembangkan organisasinya menjadi
nyataan sebagai berikut. le­bih besar karena perilaku steward cen­
derung lebih mementingkan organisasi, bu­
“Probity audit dapat mencegah kan kepentingan pribadi (Bernstein, Buse, &
terjadinya kecurangan. Kemarin Bilimoria, 2016; Hamilton, 2016; Kern & We­
ada pihak yang diputus kontrak­ ber, 2016; Satyawan & Khusna, 2017). Selain
nya. Saat ini hanya satu yang kita itu, principal dan steward mempunyai sifat
rekomendasikan untuk diputus manusia yang dapat dipercaya, bertang­gung
kontraknya. Hal ini bukan kare­ jawab, berintegritas, dan jujur terhadap
na kualitasnya, tapi lebih kepada pihak lainnya (Gilbert & Wakefield, 2018;
yang bersangkutan pada saat ikut Rahman & Anwar, 2014; Wijayanti & Hana­
penandatanganan kontrak penye­ fi, 2018). Hal tersebut membuktikan bahwa
dia dalam keadaan ter-blacklist jika inspektorat melakukan probity audit se­
dan sudah tayang di sistem moni­ cara transparan, akan mengurangi tingkat
toring Lembaga Kebijakan Penye­ kecurangan pada organisasi. Namun, hal
diaan Barang/Jasa Pemerintah tersebut masih belum dapat menghilangkan
(LKPP)...” (Winata). secara keseluruhan kecurangan yang terjadi
meskipun kenyataannya peningkatan per­
Pendapat tersebut didukung pula oleh hatian auditor dalam hal ini Inspektorat se­
partisipan lain. Deny yang merupakan Ketua bagai steward terhadap praktik penyediaan
Tim probity audit pada Inspektorat Provinsi barang dan jasa dapat mencegah terjadi­
DKI turut berargumentasi mengenai urgen­ nya kecurangan karena steward melakukan
si probity audit. Hal ini ditegaskan melalui pengawasan pada setiap prosesnya (Kajimb­
kutipan pernyataan sebagai berikut. wa, 2018; McGowan, Chan, Yurova, Liu, &
Wong, 2018; Namukasa, 2017).
“Probity audit dapat mencegah dan Pada kasus di Inspektorat Provinsi DKI
mengurangi penyimpangan, na­ Jakarta, walaupun probity audit yang dilak­
mun belum dapat menghilangkan sanakan sudah dapat mencegah terjadinya
secara keseluruhan kecurang­ kecurangan, praktiknya belum optimal. Hal
an yang terjadi. Tapi, jika untuk ini salah satunya karena probity audit sela­
meminimalisir terjadinya kecu­ ma ini dilakukan bermula atas permintaan
rangan dapat dipastikan karena SKPD (pihak auditee). Dalam hal ini SKPD
dari awal prosesnya telah diawasi. meminta kepada Inspektorat untuk dilaku­
Untuk di wilayah DKI, sudah men­ kan probity audit hanya pada satu atau be­
capai 90% alur proses yang telah berapa tahapan saja, tidak dilakukan secara
sesuai aturan...”(Deny). keseluruhan. Sementara itu, sebenarnya
ada beberapa tahapan penting yang sebe­
Peraturan BPKP menyebutkan bahwa narnya tidak bisa saling dipisahkan, seper­
syarat untuk mencegah kecurangan ada­ ti tahap persiapan pemilihan penyedia ba­
lah transparansi, keterbukaan, adil/tidak rang/jasa, penandatanganan kontrak, serta
diskriminatif, berdaya saing, dan akuntabel tahap praktik kontrak yang berakhir dengan
agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai pemanfaatan barang dan jasa. Hal ini ber­
peraturan perundangan yang berlaku. Na­ potensi untuk memicu terjadinya kecurang­
mun, pada kenyataannya Inspektorat sudah an yang tidak terdeteksi oleh proses probi-
melakukan probity audit dalam PBJ secara ty audit, karena kemungkinan pihak SKPD
transparan sehingga terbukti Inspektorat memilih tahapan probity audit yang “aman”
dapat mencegah terjadinya kecurangan. di mana kemungkinan terjadinya kecurang­
Salah satu temuan auditor yaitu Inspektorat an sa­ngat kecil, atau bahkan kemungkinan
memutuskan satu kontrak penyedia karena untuk menutupi adanya kecurangan yang
pada saat penandatanganan kontrak penye­ sudah terjadi.
dia dalam keadaan ter-blacklist yang telah Sebagai contoh kasus E-KTP yang ter­
ditayangkan pada katalog sistem monitor­ jadi tahun 2016. Dalam proses penyediaan
557 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568

E-KTP tersebut sudah dilakukan probity au- kan penugasan probity audit. Sementara itu,
dit pada tahap persiapan pemilihan penye­ Biswan & Zarnedi (2018) dan Doig (2014)
dia. Akan tetapi, karena auditee hanya me­ menyatakan bahwa sarana dan prasarana
minta dilakukan pada tahapan tersebut, menjadi faktor dominan sebagai kunci ke­
pada tahap-tahap yang lain di mana potensi berhasilan praktik audit barang dan jasa
terjadinya fraud bisa terjadi tidak tersentuh pada instansi pemerintah. Oleh karena itu,
aktivitas probity audit. Akhirnya, diketa­ Inspektorat harus memperbaiki itu semua
hui bahwa dalam proses penyediaan E-KTP agar praktik probity audit selanjutnya dapat
tersebut terjadi fraud dan menyebabkan ke­ berjalan dengan lebih baik. Dengan de­
rugian negara yang cukup besar. mikian, praktik probity audit dapat optimal
Evaluasi praktik probity audit. Prak­ mencegah kecurangan penyediaan barang
tik probity audit di Inspektorat DKI Jakarta dan jasa instansi pemerintah.
setiap tahun dievaluasi. Tidak hanya probity Pelaporan hasil probity audit oleh In­
audit saja yang dievaluasi, tetapi semua ke­ spektorat Provinsi DKI Jakarta. Praktik
giatan yang dilakukan oleh Inspektorat se­ probity audit yang telah dilakukan oleh In­
hingga auditor tahu kekurangan yang harus spektorat Provinsi DKI Jakarta terhadap
diperbaiki untuk praktik probity audit selan­ penyediaan konstruksi, hasilnya langsung
jutnya. Hal ini diungkapkan oleh Santosa disampaikan dalam rapat koordinasi yang
pada kutipan pernyataan sebagai berikut: dilaksanakan satu minggu sekali. Auditor
meminta semua temuan segera ditindaklan­

“Kalau evaluasi biasa dari juti oleh penyedia dan SKPD. Tindak lanjut
pimpinan misalnya kita ada ken­ ini akan selalu dipantau oleh auditor Ins­
dala seperti belum dibuat studi pektorat Provinsi DKI Jakarta pada saat ra­
kelayakan, auditee tidak disiplin, pat koodinasi berikut­nya. Oleh karena itu,
keterlambatan penghapusan aset, hasil probity audit yang dilaksanakan oleh
keterbatasan SDM, kompetensi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta lebih ber­
auditor, sarana dan prasarana, sifat sebagai evaluasi dan peringatan. Hal
benturan dengan warga, serta te­ ini diungkapkan oleh Santosa pada kutipan
lat melakukan penghapusan aset. pernyataan sebagai berikut.
Kita setiap hari Senin ada rapat
koordinasi, di situ masing-ma­sing “Temuan kemarin yaitu audi­
kepala bidang menyampaikan tee belum membuat feasibility
kendala-kendala yang dihadapi study (FS). Padahal di dalam pe­
saat kita melakukan probity au- rencanaan penyediaan ada feasi-
dit, dan di situ ada evaluasi dari bility study. Akan tetapi hampir
pimpinan bagaimana solusinya semuanya tidak membuat feasi-
termasuk juga peraturan BPKP bility study atau studi kelayakan.
ketika kita ada kendala atau ham­ Studi kelayakan yang banyak
batan atau apa kita evaluasi ber­ temuan kemarin misalnya seper­
sama dengan BPKP” (Santosa). ti yang saya bilang bahwa jadwal
harus memuat Rencana Umum
Hasil wawancara dengan Santosa Penyediaan (RUP) yang mana hal
menunjukkan adanya indikasi kendala dan ini belum dilakukan oleh auditee,
hambatan pada praktik probity audit pada sehingga sering mengakibatkan
inspektorat provinsi DKI Jakarta. Kendala praktik kegiatan mundur. Jadwal
yang dihadapi oleh auditor di lapangan se­ waktu mereka yang tidak disiplin,
perti kekurangan SDM, auditee belum mem­ karena mungkin mereka mem­
buat studi kelayakan, kompetensi auditor, punyai kesibukan yang lain ju­
sarana dan prasarana, konflik dengan war­ ga...”(Santosa).
ga, dan terlambat melakukan penghapusan
aset. Penelitian Wuysang, Nangoi, & Pontoh Berdasarkan hasil wawancara dengan
(2016) mengungkapkan bahwa kuantitas Santosa, penulis menemukan dua temuan
dan kualitas SDM sangat mempengaruhi ke­ yang didapat oleh auditor di lapangan, ya­
berhasilan praktik probity audit. Auditor ha­ itu auditee belum membuat studi kelayakan
rus fokus dalam melaksanakan probity audit dan tidak disiplin. Rekomendasi diberikan
sehingga pikiran dan tenaganya tidak ter­ oleh auditor langsung di lapangan agar au­
pecah dengan aktivitas lain ketika melaku­ ditee bisa menindaklanjuti secara langsung
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 558

saran auditor. Beberapa peneliti menun­ dievaluasi, laporan tersebut diserahkan ke­
jukkan bahwa kualitas audit berpengaruh pada Inspektur Inspektorat DKI Jakarta se­
terhadap tindak lanjut rekomendasi audit bagai penanggung jawab dan tembusan ke­
(Aikins, 2012; Andon, Free, & Scard, 2015; pada Gubernur dan SKPD terkait. Laporan
Hayes & Baker, 2014; Lassou, 2017). Hal ini ini berguna untuk pengambilan keputusan.
menunjukkan bahwa auditor yang berkua­ Selain itu, laporan ini berguna sebagai dasar
litas tinggi akan mampu memberikan re­ dalam perbaikan aktivitas perencanaan, ak­
komendasi yang tepat, dan dengan mudah tivitas praktik, dan aktivitas pengendalian
dapat diikuti oleh auditee. Apabila auditee dalam proses penyediaan barang dan jasa,
tidak menindaklanjuti rekomendasi dari au­ serta sebagai dasar evaluasi praktik PBJ
ditor, hal tersebut menjadi pekerjaan rumah berikutnya.
buat auditee dan bisa menjadi temuan oleh Laporan hasil pemeriksaan probity au-
BPK. Hal tersebut menjadi kendala dalam dit memaparkan temuan sebagaimana audi­
praktik probity audit oleh Inspektorat Provin­ tor di lapangan seperti belum dibuat studi
si DKI Jakarta. Oleh karena itu, agar praktik kelayakan, penyelesaian tidak tepat waktu,
penyediaan barang dan jasa sesuai dengan auditee tidak disiplin, perencanaan yang ku­
aturan, auditee harus melengkapi data yang rang matang, keterlambatan penghapusan
diperlukan dalam proses penyediaan. aset, penentuan harga anggaran, kekurang­
Apabila didasarkan pada pedoman pro- an SDM, kompetensi auditor, sarana dan
bity audit dinyatakan bahwa laporan hasil prasarana, atau terlambat melakukan peng­
pemeriksaan disusun sesuai dengan format hapusan aset. Hal ini yang menjadi perha­
laporan, simpulan atau pendapat auditor tian auditor dalam melakukan rapat evaluasi
atas penyediaan barang dan jasa disam­ agar praktik probity audit berikutnya dapat
paikan kepada auditee/SKPD. Hasil audit berjalan optimal guna mencegah terjadinya
yang dilakukan oleh Inspektorat DKI Jakar­ kecurangan penyediaan barang dan jasa.
ta diarahkan untuk memberikan kesimpul­ Aspek dominan penghambat praktik
an bahwa proses praktik PBJ sudah sesuai probity audit. Probity audit yang dilakukan
dengan prosedur atau prinsip-prinsip PBJ oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta me­
yaitu efisien, efektif, transparan, terbuka, rupakan audit yang baru dan praktiknya
adil atau tidak diskriminatif, bersaing, dan dilakukan sejak Tahun 2016. Berdasarkan
akuntabel. Laporan hasil pemeriksaan pro- hasil wawancara peneliti dengan beberapa
biy audit dibuat sesuai dengan tahapannya partisipan ditemukan beberapa hambatan
dan jika sudah selesai, Inspektorat membuat yang dihadapi oleh tim probity dalam praktik
laporan penuh. Laporan tersebut ditujukan probity audit.
kepada Inspektur Inspektorat Provinsi DKI Hambatan yang pertama adalah ada­
Jakarta selaku penanggung jawab, kemu­ nya keterbatasan sumber daya manusia
dian tembusan ditujukan kepada Gubernur (SDM). Sumber daya manusia merupakan
DKI Jakarta dan auditee/SKPD yang ber­ faktor pendukung kunci dalam kegiatan
sangkutan. Hal ini diungkapkan oleh Santo­ praktik probity audit pada sebuah instansi.
sa pada kutipan pernyataan sebagai berikut. Jika sumber daya manusia terpenuhi, prak­
tik pemeriksaan menjadi optimal. Probity au-
“Hasilnya kita laporkan, bahkan dit yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi
dalam bentuk laporan kita sam­ DKI Jakarta salah satunya berkaitan dengan
paikan kepada pak gubernur dan penyediaan konstruksi. Jenis audit bidang
kita sampaikan kepada dinas atau penyediaan konstruksi ini cukup rumit kare­
SKPD juga. Jadi, proses penyam­ na banyak hal yang bersifat teknis yang ha­
paian laporan kami ke Inspektur, rus diketahui oleh auditor, seperti membaca
SKPD, dan Gubernur” (Santosa). gambar, membaca laporan konsultan, titik
kritis ketika ada keterlambatan pekerjaan,
Berdasarkan argumentasi dari Santo­ dan cara menentukan besarnya denda atas
sa, penulis menangkap bahwa Inspektorat keterlambatan pembangunan. Oleh karena
Provinsi DKI Jakarta seharusnya menyusun itu, diperlukan auditor yang paham menge­
laporan hasil pemeriksaan probity audit. Ter­ nai audit konstruksi dan orang-orang yang
lebih dahulu laporan tersebut dievaluasi se­ mempunyai background teknik sipil ataupun
cara bersama-sama dengan kepala bidang, teknik perencanaan konstruksi dalam jum­
ketua dan anggota tim probity audit, dan lah yang mencukupi. Inspektorat Provinsi
BPKP di kantor Inspektorat. Setelah selesai DKI Jakarta mempunyai keterbatasan SDM
559 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568

yang terkait pada praktik probity audit. Hal litan untuk melakukan pemeriksaan probity
ini disampaikan oleh Winata pada kutipan audit secara rutin.
pernyataan sebagai berikut. Hasil penelitian Shead (2001) dan
Wuysang, Nangoi, & Pontoh (2016) mengung­

“Masalahnya adalah, pertama saya kapkan bahwa keterbatasan jumlah auditor
kekurangan orang secara jumlah, menjadi kendala utama dalam praktik pro-
karena yang diperiksa banyak dan bity audit. Praktik probity audit penyediaan
beragam baik secara lokasi mau­ barang dan jasa cukup kompleks, terlebih
pun volumenya, gedung dan tower objek pemeriksaan cukup banyak sehingga
semua jumlahnya ada 18. Kedua, muatan tugas kerja auditor semakin berat.
secara kompetensi saya hanya pu­ Selain itu, hasil penelitian Akbar, Pilcher, &
nya insinyur teknik sipil 2 orang, Perrin (2015) dan Harun, Van-Peursem, &
sisanya orang hukum, akuntansi, Eggleton (2015) juga mengungkapkan bah­
dan lainnya...”(Winata). wa di Indonesia sumber daya manusia in­
spektorat baik dari sisi kuantitas maupun
Pernyataan Winata menunjukkan bah­ kualitas yang mempunyai penguasaan dan
wa jumlah auditor yang terbatas pada Ins­ pemahaman terkait bidang penyediaan ba­
pektorat Provinsi DKI Jakarta menjadi fak­ rang dan jasa masih sangat minim.
tor penghambat dalam praktik probity audit. Selanjutnya, hambatan yang kedua
Keterbatasan SDM dapat dipengaruhi oleh adalah keterbatasan anggaran. Probity audit
belum adanya penerimaan pegawai negeri yang dilaksanakan oleh Inspektorat Provin­
sipil (PNS) di DKI Jakarta. Kebutuhan tena­ si DKI Jakarta berdasarkan permintaan dari
ga Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Gubernur dan Kepala dinas yang terkait.
(APIP) diperlukan tambahan 162 tenaga Badan Pengawasan Keuangan dan Pem­
APIP, jumlah APIP saat ini sebanyak 110 bangunan (2012) menjelaskan bahwa apa­
orang. Perbandingan jumlah auditor yang bila biaya praktik probity audit dituangkan
dimiliki tidak sebanding dengan lingkup pe­ pada dokumen anggaran unit kerja yang
meriksaan yang harus dilakukan oleh Ins­ melakukan probity audit atau bisa juga da­
pektorat Provinsi DKI Jakarta. lam dokumen anggaran instansi yang men­
Berdasarkan telaah hasil wawancara, jalankan fungsi pengawasan internal. Bia­
objek yang di probity audit oleh Inspektorat ya seharus­ nya dianggarkan Inspektorat
Provinsi DKI Jakarta cukup banyak, baik se­ Provinsi DKI Jakarta untuk praktik probity
cara lokasi maupun volume pekerjaan. Se­ audit. Akan tetapi, Inspektorat tidak meng­
lain itu, pemeriksaan yang dilakukan oleh anggarkan secara khusus untuk praktik
inspektorat tidak hanya fokus pada probity probity audit pada dokumen perencanaan
audit, tetapi juga penugasan lain seperti au­ keuangan tahun tersebut. Hal ini mengaki­
dit kinerja, bedah kasus, dan pemeriksaan batkan anggar­ an untuk praktik audit ter­
reguler. Akibatnya, terjadi tumpang tindih batas. Biaya yang dianggarakan oleh pe­
penugasan yang diberikan kepada auditor. rencanaan keuang­an untuk semua program
Satu auditor bisa memegang 2-3 program pemeriksaan seperti peme­ riksaan kasus,
dalam satu bulan atau bahkan sampai 4 pemeriksaan khusus, reguler, dan audit ki­
penugasan. nerja sebesar Rp150.000,00 per hari/per
Hal ini yang menjadi perma­ salahan orang. Informasi tersebut berdasarkan hasil
dalam praktik probity audit. Permasalah­ analisis wawancara peneliti dengan bebera­
an tersebut dapat membuka peluang bagi pa partisipan. Berikut penjelasan mengenai
auditee untuk melakukan kecurangan. Se­ anggaran probity audit yang sampaikan oleh
bagaimana dalam teori fraud, penyebab Winata dan Deny pada kutipan berikut ini.
terjadinya kecurangan karena sistem pe­
ngendalian internal yang lemah dapat mem­ “Di inspektorat kita tidak ada
buka peluang terjadinya fraud dalam proses anggaran khusus untuk praktik
penyediaan barang dan jasa. Selain itu, be­ probity audit. Khusus reguler ti­
ban pekerjaan yang banyak dapat menim­ dak ada. Yang ada itu hanya ang­
bulkan tekanan yang akan mempengaruhi garan transportasi pengawasan
kinerja auditor. Hal tersebut dikarenakan dan anggaran tenaga ahli, jika
jumlah auditor yang ada saat ini pada Ins­ kita perlu pendapat ahli. Teman-
pektorat Provinsi DKI Jakarta masih sa­ngat teman auditor di sini sudah dapat
terbatas, sehingga auditor mengalami kesu­ tunjangan kinerja daerah atau
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 560

remunerasi sesuai dengan level konstruksi dilaksanakan sepanjang tahun


auditornya. Yang ada itu hanya dan dilakukan pada SKPD yang mempunyai
transportasi pengawasan sebesar risiko besar dan berdampak langsung pada
Rp150.000,00 per hari”(Winata). ma­ syarakat. Jika inspektorat tidak meng­
anggarkan dengan baik, ada peluang audi­
“Anggaran masih kurang mema­ tor tidak akan melaksanakan tugas dengan
dai. Kenapa saya bilang kurang? baik, sehingga berdampak pada praktik pro-
Karena dalam surat tugas ada ka­ bity audit yang tidak optimal. Hasil peneli­
limat dan nama instansi terkait. tian Parker, Jacobs, & Schmitz (2019) dan
Ketika kita ada kaitan dengan per­ Wuysang, Nangoi, & Pontoh (2016) menun­
masalahan penugasan, dan kita jukkan bahwa praktik probity audit membu­
akan koordinasi dengan satuan tuhkan pendanaan yang besar. Oleh karena
kerja perangkat daerah (SKPD) itu, Inspektorat Provinsi DKI Jakarta seha­
terkait tersebut, ternyata instan­ rusnya merencanakan anggaran khusus
si tersebut anggarannya minim probity audit agar auditor lebih semangat
(kurang). Satu lagi ini tidak bayar dalam menjalankan tugasnya.
langsung, dan tidak dibayar di Keterbatasan kompetensi auditor men­
muka. Jadi, kita tugas pakai uang jadi hambatan yang ketiga. Dalam praktik
pribadi dulu. Kemudian gantinya probity audit seorang auditor akan melaku­
setelah laporan selesai, dan pem­ kan beberapa tahapan yaitu peninjauan fisik,
bayaran tidak tepat waktu.”(De­ observasi, diskusi atau wawancara untuk
ny). mendapatkan kepastian yang tinggi bahwa
seluruh proses penyediaan barang dan jasa
Berdasarkan pernyataan Winata dan telah dilakukan sesuai dengan peraturan
Deny, penulis memperoleh informasi bah­ yang berlaku serta memenuhi prinsip-prin­
wa anggaran untuk objek pemeriksaan sip probity. Hal ini disebabkan probity audit
(obrik) ditetapkan dalam peraturan guber­ PBJ dilakukan dari awal perencanaan SKPD
nur untuk uang pengawasan sehari sebesar sampai dengan pemanfaatan barang dan
Rp425.000,00 yang mencakup uang trans­ jasa. Dengan demikian, kompetensi auditor
portasi, uang makan, dan uang harian. Akan sangat dibutuhkan dalam pemeriksaan spe­
tetapi peraturan gubernur tersebut sudah sifik seperti audit khusus.
dihapus karena ada Surat Keputusan Gu­ Menurut Badan Pengawasan Keuangan
bernur Nomor 101 tentang anggaran yang dan Pembangunan (2012) ada beberapa kri­
menyatakan bahwa tidak ada tunjangan se­ teria yang harus dimiliki oleh auditor pro­
lain tunjangan kinerja daerah (TKD). Oleh bity dalam pemeriksaan probity audit PBJ.
karena itu, penetapan anggaran mengikuti Kriteria tersebut meliputi: berpendidikan
peraturan menteri keuangan yang menetap­ minimal level Sarjana (S-1); independen dan
kan uang transportasi untuk pengawasan objektif, meliputi sifat tidak berpihak, ter­
sebesar Rp150.000,00 per hari/orang, se­ bebas dari bias dan pengaruh kepentingan
hingga anggaran yang dibuat dalam peren­ tertentu dari pihak mana pun baik pihak pe­
canaan keuangan tahunan Inspektorat be­ merintah maupun pihak ketiga; mempunyai
lum cukup. Hal ini disebabkan penugasan penguasaan profesional dan kewaspadaan
untuk melakukan pengawasan sangat jauh, dalam praktik penugasan; mempunyai ke­
biaya untuk ke lapangan bisa mencapai mampuan interpersonal skills yang andal
Rp350.000,00 dan terkadang auditor meng­ serta kemampuan berkomunikasi yang efek­
gunakan uang pribadi untuk biaya trans­ tif baik lisan maupun tulisan; tidak mempu­
portasi. Berdasarkan hal tersebut dapat nyai konflik kepentingan dengan pihak yang
disimpulkan bahwa anggaran tidak mencu­ diaudit; mampu mengambil keputusan yang
kupi untuk objek pemeriksaan probity audit tepat, bertindak tegas dan mempunyai kete­
penyediaan konstruksi. ladanan dalam sikap perilaku serta tidak
Anggaran khusus untuk praktik pro- pernah terlibat KKN; mempunyai kepan­
bity audit tidak ada, tetapi anggaran dibuat daian dan kemampuan yang mencukupi
secara keseluruhan baik itu anggaran pro­ terkait dengan proses penyediaan barang
gram pemeriksaan kasus, reguler, kinerja, jasa; mempunyai kepandaian tentang isu-
maupun khusus. Hal tersebut menjadi ken­ isu probity audit serta isu-isu korupsi dalam
dala yang dialami oleh auditor inspektorat proses penyediaan barang dan jasa; mempu­
karena praktik probity audit penyediaan nyai disiplin dan tanggung jawab yang tinggi
561 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568

serta kualifikasi teknis yang mencukupi un­ punyai tingkat kepandaian serta kemam­
tuk melaksanakan penugasan; mempunyai puan (knowledge and skills) yang terkait
integritas yang tinggi dalam praktik penu­ pada proses PBJ dan ditunjang dengan ada­
gasan, mempunyai karakter yang baik, ser­ nya sertifikat PBJ. Namun, auditor pada Ins­
ta menjunjung tinggi etika dan moral sesuai pektorat Provinsi DKI Jakarta belum familiar
rekam jejak yang bisa dipertangungjawab­ dengan probity audit karena merupakan hal
kan; mempunyai pengalaman yang mencu­ yang masih baru dan sebagian besar belum
kupi dalam bidang audit penyediaan barang mempunyai kepandaian mengenai PBJ. Se­
jasa; bersedia menandatangani Pakta Integri­ lain itu, masih banyak auditor yang belum
tas sebelum menjalankan penugasan; mam­ mempunyai pengalaman mengenai audit
pu menjaga rahasia atas seluruh informasi penyediaan barang dan jasa. Hal ini meng­
yang didapatkan terkait dengan kegiatan akibatkan praktik probity audit belum opti­
probity audit; mempunyai sertifikat keahlian mal. Keadaan ini menjadi hambatan dalam
bidang Penyediaan Barang dan Jasa; serta penerapan probity audit yang dilaksanakan
mempunyai sertifikat Jabatan Auditor. oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.
Auditor yang berkompeten sangat di­ Penerapan teori fraud pentagon dalam
butuhkan dalam praktik probity audit pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebuah
setiap tahap pengadan barang dan jasa. De­ kompetensi menggambarkan kemampuan
ngan melakukan pemeriksaan setiap tahap karyawan untuk memahami pengendalian
dapat mencegah terjadinya fraud. Abdulla­ internal yang ada di dalam suatu organi­
tif (2013) dan Utami, Jori, & Hapsari (2017) sasi, kemudian mampu mengembangkan
ber­ argumentasi bahwa staf yang mempu­ strategi penggelapan yang canggih, serta
nyai kompeten dan kepandaian yang baik dapat melakukan kontrol terhadap situasi
dapat memberikan praktik penyediaan men­ sosial yang bisa memberikan keuntungan
jadi efektif. Namun, pada Inspektorat Provin­ yaitu dengan mempengaruhi pihak lain agar
si DKI Jakarta belum semua auditor familiar bersedia melakukan kerja sama dengannya
dengan probity audit dan belum semuanya (Abuazza, Mihret, James, & Best, 2015; Ako­
mempunyai sertifikat penyediaan barang mea-Frimpong, Andoh, & Ofosu-Hene, 2016;
dan jasa. Keterbatasan kompetensi auditor Boyle, DeZoort, & Hermanson, 2015; Desai &
diungkapkan Rina dan Hermawan sebagai Nagar, 2016). Hal ini mengindikasikan bah­
berikut. wa sistem pengendalian yang dilakukan oleh
Inspektorat masih lemah sehingga bisa mem­
“Terdapat beberapa kesulitan buka peluang bagi auditee untuk melakukan
yang kita hadapi dalam perenca­ fraud. Selain itu, kepandaian auditor me­
naan probity audit. Pertama, kare­ ngenai probity audit masih kurang memadai,
na ini sesuatu yang baru buat mengakibatkan praktik probity audit menja­
kita sehingga muncul kesulitan. di tidak optimal. Kemudian, tekanan dalam
Kemudian auditor belum semua­ kehidupan yang terkait pada keuangan serta
nya mempunyai sertifikat PBJ, tekanan dari atasan, memotivasi auditee un­
karena memang keterbatasan au­ tuk melakukan penyimpang­an dalam proses
ditor kita yang mempunyai penge­ penyediaan barang dan jasa karena auditee
tahuan penyediaan barang dan melihat sistem internal pemerintah masih
jasa.....”(Rina). lemah.
Auditor dituntut mempunyai kepan­
“....pendidikan yang bersifat subs­ daian yang lebih mengenai probity audit,
tantif seperti probity masih ku­ seperti mempunyai sertifikat ahli penyediaan
rang. Pemahaman auditor menge­ barang dan jasa (PBJ) dan sertifikat auditor.
nai probity masih kurang, sehingga Dengan mempunyai kepandaian yang baik
menghambat dalam praktik probi- mengenai PBJ akan berpengaruh terhadap
ty audit” (Hermawan). praktik probity audit guna mencegah terjadi­
nya kecurangan dalam proses PBJ. Semakin
Pernyataan Rina dan Hermawan tinggi kompetensi auditor dapat memberi­
menunjukkan urgensi pentingnya kompe­ kan kualitas audit yang baik (Alqudah, Am­
tensi bagi para auditor. Berdasarkan pera­ ran, & Hassan, 2019; Kusumawati & Syam­
turan dari Badan Pengawasan Keuangan suddin, 2018; Pearson, 2014; Syamsuddin,
dan Pembangunan (2012) salah satu syarat 2017). Selain itu, kompetensi merupakan
untuk menjadi tim probity audit yaitu mem­ faktor yang penting dalam praktik probity
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 562

audit, sehingga memberikan hasil yang efek­ bat dalam penerapan probity audit. Kondisi
tif (Brunette, Klaaren, & Nqaba, 2019; Park­ tersebut dikarenakan pemeriksaan probity
er, Jacobs, & Schmitz, 2019; Thomas & Pur­ yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi
cell, 2019; Usman, 2017; Wuysang, Nangoi, DKI Jakarta cukup banyak, seperti pemba­
& Pontoh, 2016). Dengan kata lain, kompe­ ngunan rumah susun sebanyak 2 tower dan
tensi auditor dapat ditingkatkan melalui tiga 7.900 unit dan dinas pendidikan sebanyak
hal, yaitu kepandaian, keterampilan, dan 100 rehap total gedung. Penugasan yang
pengalaman (Abbott, Daugherty, Parker, & banyak menjadi penghambat dalam prak­
Peters, 2016; Chen, Dai, Kong, & Tan, 2017; tik probity audit, karena auditor sulit untuk
Ghebremichael, 2019; Kabuye, Nkundaban­ membagi waktu, sehingga berdampak pada
yanga, Opiso, & Nakabuye, 2017; Sampet, praktik probity. Selain itu, pemeriksaan
Sarapaivanich, & Patterson, 2019). probity membutuhkan waktu yang panjang
Selanjutnya, hambatan keempat ada­ sehingga auditor tidak bisa fokus pada pro-
lah keterbatasan waktu. Berdasarkan Badan bity audit saja karena auditor mempunyai
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan penugasan yang lain, seperti audit kinerja
(2012) praktik probity audit dilakukan mulai dan audit kasus. Hal ini sejalan dengan te­
dari identifikasi kebutuhan dalam Rencana ori fraud pentagon yang terdiri dari, pertama
Umum Penyediaan (RUP) yang menjadi salah tekanan dikarena kebutuhan keuangan yang
satu dari proses penyusunan rencana kerja kurang dan tekanan dari atasan, sehingga
anggaran-kementerian dan lembaga (dising­ memotivasi auditee untuk melakukan kecu­
kat RKA-KL/SKPD) sampai dengan peman­ rangan. Kedua, peluang terjadinya fraud ter­
faatan barang tersebut. Inspektorat Provinsi buka dengan lebar karena auditor tidak bisa
DKI Jakarta melakukan probity audit mulai melakukan pengawasan setiap hari, sehing­
dari kegiatan perencanaan sampai dengan ga mengakibatkan ada peluang bagi auditee
aktivitas pemanfaatan barang atau jasa. untuk melakukan fraud. Berdasarkan hasil
Pada tahun 2016 Inspektorat melakukan penelitian yang dilakukan oleh Cordery &
probity audit dalam bidang penyediaan kon­ Hay (2019), Putri (2017), dan Wuysang, Nan­
struksi sehingga prosesnya rumit dan mem­ goi, & Pontoh (2016) bahwa keterbatasan
butuhkan orang teknik sipil yang memaha­ waktu menjadi faktor dalam menghambat
mi konstruksi tersebut. Dalam probity audit praktik probity audit sehingga praktik be­
dilakukan pengawasan setiap hari, tetapi lum pada tahap optimal. Hasil penelitian ini
inspektorat tidak melakukan setiap hari mendukung hasil penelitian tersebut karena
karena ada penugasan yang lain yang sudah faktor keterbatasan waktu memang terbukti
terprogram, misalnya rapat dan pemerik­ cukup mempengaruhi praktik probity audit
saan kinerja. Oleh karena itu, auditor susah sehingga tidak optimal.
membagi waktu khusus untuk melakukan Hambatan yang kelima adalah keter­
probity audit dan auditor tidak bisa fokus batasan sarana dan prasarana. Hasil wa­
dalam satu pemeriksaaan saja. Hal tersebut wancara peneliti dengan partisipan menun­
diungkapkan oleh Suryanto pada kutipan jukkan bahwa sarana dan prasarana adalah
sebagai berikut: salah satu aspek yang seharusnya mendapat
perhatian dari Inspektorat Provinsi DKI Ja­

“Kemarin kita sulit bagi waktu karta dalam menunjang proses praktik probi-
karena selain probity audit kita ty audit. Fitri, Syukur, & Justisa (2019) dan
punya program yang sudah ter­ Rustiarini & Novitasari (2014) menyebutkan
jadwal atau sudah terprogram jadi bahwa dengan adanya sarana dan prasara­
tugasnya numpuk, satu peker­ na yang cukup, praktik probity audit dapat
jaan belum selesai dan kita juga berjalan dengan efektif. Pada umumnya
melakukan tugas yang lain se­ sarana pemeriksaan mencakup semua hal
hingga kurang efektifnya di situ. yang secara langsung dipergunakan oleh
Kemudian keterbatasan lain auditor agar dapat meningkatkan kualitas
seperti SDM, waktu, anggaran, proses praktik probity audit PBJ. Berikut
kepandaian dan kompetensi dari pernyataan yang diungkapkan oleh Winata
auditnya”(Suryanto). terkait dengan sarana dan prasarana prak­
tik probity audit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan

partisipan diperoleh petunjuk bahwa wak­ “Kita memang kurang alat-alat
tu yang terbatas menjadi faktor pengham­ untuk berbagai pengujian secara
563 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568

langsung. Kalau di lapangan kita jadinya kecurang­ an proses penyediaan ba­


membutuhkan alat seperti am­ rang dan jasa.
bertes, meteran elektronik, alat Terakhir, hambatan yang dihadapi
ukur, laptop, printer, jaringan in­ adalah dokumen yang kurang lengkap. Data
ternet dan ruang rapat, sehingga atau dokumen merupakan hal mendasar
menghambat dalam praktik probi- yang sangat penting dalam proses probity
ty audit...”(Winata). audit. Inspektorat Provinsi DKI Jakarta men­
jalankan penugasan probity audit dimulai
Argumentasi Winata menunjukkan bah­ dari awal perencanaan penyediaan barang
wa sarana dan prasarana merupakan salah dan jasa (PBJ) oleh SKPD. Oleh karena itu,
satu faktor yang menjadi pendukung praktik Inspektorat membutuhkan data yang terkait
probity audit oleh Inspektorat DKI Jakarta. pada proses PBJ seperti dokumen perenca­
Dengan tersedianya sarana dan prasarana naan penyediaan, dokumen paket PBJ, dan
yang memadai akan memberikan dorongan pemilihan barang. Akan tetapi, pada ke­
kepada auditor untuk melaksanakan aktivi­ nyataannya pihak auditee belum siap dan
tas probity audit secara optimal. Akan teta­ tidak memberikan data secara lengkap, ser­
pi, dalam kasus ini inspektorat DKI Jakarta ta pemberian data kepada auditor selalu ter­
mempunyai keterbatasan sarana dan prasa­ lambat. Padahal, kegiatan probity audit ini
rana sehingga menghambat praktik probity atas pemintaan kepala dinas masing-masing
audit. sehingga seharusnya audite bersikap terbu­
Hasil penelitian Danuta (2017) dan ka. Jika auditor dan audite selalu bekerja
Fitzpatrick 92017) menyatakan bahwa de­ sama, praktik pemeriksaan akan berjalan
ngan mempunyai sarana dan prasarana secara efektif. Hal tersebut disampaikan oleh
yang memadai, praktik probity audit dapat Deny dan Santosa peda kutipan pernyataan
berjalan dengan optimal. Dengan tersedian­ sebagai berikut.
ya sarana dan prasarana yang memadai da­
lam praktik probity audit, dapat membantu “Auditor sangat susah mendapat­
auditor dalam melakukan pengecekan ter­ kan berkas dari auditee sehingga
hadap vo­lume bangunan, spesifikasi mate­ menghambat dalam melakukan
rial, kesesuaian dengan perencanaan, dan periksaan” (Deny).
lain-lain. Pada kenyataannya sarana dan
prasarana yang disediakan oleh Inspektorat “Hambatan yang terjadi salah sa­
Provinsi DKI Jakarta memang masih kurang tunya adalah ketersediaan data
sehingga dapat memberikan peluang terjad­ dari SKPD, seperti tidak lengkap
inya fraud pada setiap aktivitas penyediaan dalam memberikan data, kecen­
barang dan jasa. Ketika implementasi probi- derungannya demikian sampai
ty audit tidak dilengkapi dengan sarana dan sekarang. Selain itu, cukup sering
prasarana yang memadai, faktor opportunity terlambat memberikan data” (San­
menjadi dominan penyebab terjadinya fraud. tosa).
Dalam hal ini, opportunity merupakan kes­
empatan yang dapat dimanfaatkan oleh ses­ Hasil wawancara dengan beberapa par­
eorang untuk melakukan kecurangan atau tisipan menunjukkan bahwa audite mem­
penyimpangan dalam proses penyediaan punyai peran penting dalam praktik probity
konstruksi gedung. Hal ini disebabkan au­ audit karena auditor sangat membutuhkan
ditor tidak dapat menjalankan prosedur data yang berhubungan dengan proses PBJ
pengecekan dengan maksimal karena ke­ dari audite untuk mendukung praktik probi-
terbatasan alat bantu yang tersedia. Oleh ty audit. Permasalahan yang sering terjadi di
karena itu, Inspektorat Provinsi DKI Ja­ lapangan yaitu auditee tidak terbuka dalam
karta seharusnya menyediakan sarana dan memberikan data dan tidak kooperatif. Hal
prasarana dengan baik dan lengkap dalam ini menunjukkan bahwa audite membuka
kaitannya dengan praktik probity audit, seh­ perilaku opportunity melalui keterlambatan
ingga auditor dapat melakukan pengecekan memberikan data dan bersifat tidak koope­
terhadap penyediaan barang ataupun akti­ ratif terhadap auditor. Beberapa hasil riset
vitas pembangunan. Hal ini pada akhirnya sebelumnya seperti Pilcher (2014), Suther­
berdampak pada praktik probity audit yang land (2003), serta Taft (2016) mengungkap­
berjalan secara optimal guna mencegah ter­ kan bahwa kerja sama yang baik antara au­
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 564

ditor dengan audite merupakan salah satu ty audit sehingga auditor bisa fokus dalam
faktor penentu keberhasilan praktik probity menjalan tugasnya. Kelima, meningkatkan
audit. Sehubungan dengan hal tersebut, Ins­ sarana dan prasarana untuk mendukung
pektorat Provinsi DKI Jakarta perlu melaku­ penerapan probity audit. Keenam, aktivitas
kan berbagai upaya agar para auditornya probity audit seyogyanya wajib diterapkan
bisa menjalin kerja sama secara profesio­ pada keseluruhan tahap sesuai pedoman
nal dengan pihak auditee khususnya terkait praktik probity audit, agar dapat diketahui
dengan penyediaan data demi suksesnya kecurangan yang terjadi sedini mungkin
praktik aktivitas probity audit. pada setiap tahapan penyediaan barang dan
jasa, serta dapat menjadi dasar untuk per­
SIMPULAN baikan praktik probity audit berikutnya.
Berdasarkan penjelasan pada ba­ Terlepas dari minimnya informan yang
gian sebelumnya dapat disimpulkan bah­ bersedia, penelitian ini membukakan celah
wa Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam bagi peneliti selanjutnya dan pengembangan
mengimplementasikan probity audit belum akuntansi. Saran untuk peneliti selanjutnya
optimal. Kondisi ini disebabkan probity au- diharapkan dapat melakukan analisis kom­
dit dilaksanakan hanya berdasar pada per­ parasi praktik probity audit pada berbagai
mintaan kepala dinas (pihak auditee), yang unit/instansi pemerintah lain, di antaran­
praktiknya tidak dilakukan terhadap semua ya meliputi Unit Layanan Penyediaan (ULP)
tahapan yang ada seperti yang terdapat dan Layanan Penyediaan Secara Elektronik
pada pedoman probity audit. Meskipun be­ (LPSE). Hal tersebut sebaiknya dilakukan
lum optimal, dengan segala keterbatasan agar bisa terlihat gambaran praktik probi-
yang ada probity audit yang dilakukan oleh ty audit dari berbagai instansi yang berbe­
Inspektorat Provinsi DKI Jakarta terbukti da. Selain itu, materi probity audit yang te­
dapat mencegah terjadinya kecurangan da­ lah terbukti efektif dalam mendeteksi dan
lam penyediaan konstruksi bangunan. Hal mencegah fraud pada aktivitas penyediaan
ini karena auditor melakukan pengawasan barang dan jasa instansi pemerintah perlu
secara real time. Penelitian ini juga berha­ dimasukkan ke dalam kurikulum program
sil mengungkapkan beberapa aspek domi­ studi akuntansi, khususnya untuk mata
nan yang menjadi faktor penghambat proses kuliah Auditing Sektor Publik.
penerapan probity audit yang dilakukan oleh
Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, meliputi DAFTAR RUJUKAN
keterbatasan sarana-prasarana atau fasil­ Abbott, L. J., Daugherty, B., Parker, S., & Pe-
itas, belum maksimalnya kompetensi audi­ ters, G.F. (2016). Internal Audit Qual­
tor tentang probity audit, kurangnya jumlah ity and Financial Reporting Quality:
auditor probity yang berpengalaman, sangat The Joint Importance of Independence
terbatasnya anggaran praktik probity audit, and Competence. Journal of Account-
waktu praktik probity audit yang sangat ter­ ing Research, 54(1), 3-40. https://doi.
batas, serta dokumen praktik probity audit org/10.1111/1475-679X.12099
yang masih kurang lengkap. Abdullatif, M. (2013). Fraud Risk Factors
Berdasarkan berbagai hambatan terse­ and Audit Programme Modifications:
but solusi yang dapat diberikan kepada Evidence from Jordan. Australasian Ac-
Inspektorat Provinsi DKI Jakarta adalah counting, Business and Finance Journal,
sebagai berikut. Pertama, meningkatkan 7(1), 59-77. https://doi.org/10.14453/
kuantitas SDM yang andal dalam penerapan aabfj.v7i1.5
probity audit sehingga praktik audit bisa Abuazza, W. O., Mihret, D. G., James, K., &
lebih efektif. Kedua, meningkatkan anggaran Best, P. (2015). The Perceived Scope of
praktik probity audit, khususnya pada audit Internal Audit Function in Libyan Pub­
penyediaan konstruksi. Ketiga, meningkat­ lic Enterprises. Managerial Auditing
kan kompetensi auditor dengan memberi­ Journal, 30(6–7), 560–581. https://doi.
kan pelatihan secara rutin berkelanjutan org/10.1108/MAJ-10-2014-1109
dan mendorong untuk mempunyai sertifikat Aikins, S. K. (2012). Determinants of Auditee
penyediaan barang dan jasa. Keempat, usa­ Adoption of Audit Recommendations:
hakan jangan memberikan penugasan lain Local Government Auditors’ Perspec­
ketika auditor mendapat penugasan probi- tives. Journal of Public Budgeting, Ac-
565 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568

counting & Financial Management, 24(2), Brunette, R., Klaaren, J., & Nqaba, P. (2019).
195-220. https://doi.org/10.1108/JP­ Reform in the Contract State: Embed­
BAFM-24-02-2012-B002 ded Directions in Public Procurement
Akbar, R., Pilcher, R, & Perrin, B. (2015). Im- Regulation in South Africa. Develop-
plementing Performance Measurement ment Southern Africa, 36(4), 537-554.
Systems: Indonesian Local Government https://doi.org/10.1080/037683
under Pressure. Qualitative Research in 5X.2019.1599712
Accounting & Management, 12(1), 3-33. Capalbo, F., & Palumbo, R. (2013). The Im-
https://doi.org/10.1108/QRAM-03- perfect Match of Public Accountability
2013-0013 of State-Owned Enterprises and Pri­
Akomea-Frimpong, I., Andoh, C., & Ofo- vate-Sector-Type Financial Reporting:
su-Hene, E. D. (2016). Causes, Effects The Case of Italy. Australasian Account-
and Deterrence of Insurance Fraud: Ev­ ing, Business and Finance Journal, 7(4),
idence from Ghana. Journal of Finan- 37-50. https://doi.org/10.14453/aab­
cial Crime, 23(4), 678-699. https://doi. fj.v7i4.4
org/10.1108/JFC-11-2015-0062 Chen, X., Dai, Y., Kong, D., & Tan, W. (2017).
Alqudah, H., Amran, N., & Hassan. (2019). Effect of International Working Expe­
Factors Affecting the Internal Auditors’ rience of Individual Auditors on Audit
Effectiveness in the Jordanian Pub­ Quality: Evidence from China. Journal of
lic Sector: The Moderating Effect of Business Finance & Accounting, 44(7-8),
Task Complexity. EuroMed Journal of 1073-1108. https://doi.org/10.1111/
Business, 14(3), 251-273. https://doi. jbfa.12257.
org/10.1108/EMJB-03-2019-0049 Cibangu, S. (2013). A Memo of Qualita-
Andon, P., Free, C., & Scard, B. (2015). tive Research for Information Science:
Pathways to Accountant Fraud: Austra­ Toward Theory Construction. Journal of
lian Evidence and Analysis. Accounting Documentation, 69(2), 194-213. https://
Research Journal, 28(1), 10-44. https:// doi.org/10.1108/00220411311300048
doi.org/10.1108/ARJ-06-2014-0058 Cordery, C. J., & Hay, D. (2019). Supreme
Bernstein, R., Buse, K., & Bilimoria, D. Audit Institutions and Public Value:
(2016). Revisiting Agency and Steward­ Demonstrating Relevance. Financial
ship Theories: Prespectives From Non­ Accountability & Management, 35(2),
profit Board Chairs and CEOS. Nonprof- 128-142. https://doi.org/10.1111/
it Management and Leadership, 26(4), faam.12185
489–498. https://doi.org/10.1002/ Danuta, K. S. (2017). Crowe’s Fraud Penta-
nml.21199 gon Theory dalam Pencegahan Fraud
Biswan, A., & Zarnedi, E. (2018). Rantai Nilai pada Proses Pengadaan melalui E-Pro­
pada Audit Sektor Publik. Jurnal curement. Jurnal Kajian Akuntansi, 1(2),
Akuntansi Multiparadigma, 9(2), 280- 161–171. https://doi.org/10.33603/
298. https://doi.org/10.18202/ja­ jka.v1i2.826
mal.2018.04.9017 Desai, N., & Nagar, N. (2016). A Research
Boyle, D. M., DeZoort, F. T., & Herman- Note: Are Auditors Unable to Detect
son, D. R. (2015). The Effect of Alter­ Classification Shifting or Merely Not
native Fraud Model Use on Auditors’ Willing to Report It? Evidence from In­
Fraud Risk Judgments. Journal of Ac- dia. Journal of Contemporary Accounting
counting and Public Policy, 34(6), 578- & Economics, 12(2), 111-120. https://
596. https://doi.org/10.1016/j.jac­ doi.org/10.1016/j.jcae.2016.06.002
cpubpol.2015.05.006 Detkova, P., Podkolzina, E., & Tkachenko, A.
Badan Pemeriksa Keuangan. (2017). Ikhtisar (2018). Corruption, Centralization and
Hasil Pemeriksaan Semester 1 Ta- Competition: Evidence from Russian
hun 2017. Jakarta: Badan Pemeriksa Public Procurement. International Jour-
Keuangan. nal of Public Administration, 41(5-6),
Badan Pengawasan Keuangan dan Pemba- 414-434. https://doi.org/10.1080/019
ngunan. Pedoman Probity Audit Pen­ 00692.2018.1426014
gadaan Barang/Jasa Pemerintah bagi Doig, A. (2014). Roadworks Ahead? Address-
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah ing Fraud, Corruption and Conflict of
(APIP). Peraturan No. 362/K/D4/2012. Interest in English Local Government.
(2012). Indonesia. Local Government Studies, 40(5), 670-
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 566

686. https://doi.org/10.1080/030039 in Government Tax Compliance Audits.


30.2013.859140 Qualitative Research in Accounting &
Doig, A. (2018). Fraud: From National Stra- Management, 11(4), 416-439. https://
tegies to Practice on the Ground—A Re- doi.org/10.1108/QRAM-02-2013-0003
gional Case Study, Public Money & Man- Kabuye, F., Nkundabanyanga, S. K., Opiso,
agement, 38(2), 147-156. https://doi.or J., & Nakabuye, Z. (2017). Internal Au­
g/10.1080/09540962.2018.1407164 dit Organisational Status, Competen­
Fitri, F. A., Syukur, M., & Justisa, G. (2019). cies, Activities and Fraud Management
Do the Fraud Triangle Components in the Financial Services Sector. Mana-
Motivate Fraud in Indonesia? Austra­ gerial Auditing Journal, 32(9), 924-944.
lasian Accounting, Business and Fi- https://doi.org/10.1108/MAJ-09-
nance Journal, 13(4), 63-72. https:// 2016-1452
doi.org/10.14453/aabfj.v13i4.5 Kajimbwa, M. G. A. (2018). Benchmarking
Fitzpatrick, D. (2017). A “Think Piece” on Accountability of Local Government
Intelligence, Investigation and Prosecu­ Authorities in Public Procurement in
tion. Journal of Financial Crime, 24(3), Tanzania: A Methodological Approach.
449-460. https://doi.org/10.1108/ Benchmarking: An International Jour-
JFC-03-2017-0018 nal, 25(6), 1829-1843. https://doi.
Ghebremichael, A. A. (2019). Determinants org/10.1108/BIJ-08-2016-0120
of Behavioural Intentions in the Au­ Kartini. (2018). Developing Fraud Prevention
dit Market. International Journal of Model in Regional Public Hospital in
Quality and Service Sciences, 11(1), West Sulawesi Province. International
87-103. https://doi.org/10.1108/ Journal of Law and Management, 60(2),
IJQSS-10-2017-0091 210-220. https://doi.org/10.1108/IJL­
Gilbert, M., & Wakefield, A. (2018). Tack- MA-04-2017-0095
ling Fraud Effectively in Central Gov­ Keerasuntonpong, P., Manowan, P., &
ernment Departments: A Review of the Shutibhinyo, W. (2019). Reforming
Legal Powers, Skills and Regulatory En­ Government Public Accountability:
vironment of UK Central Government The Case of Thailand. Journal of Public
Counter Fraud Teams. Journal of Finan- Budgeting, Accounting & Financial Man-
cial Crime, 25(2), 384-399. https://doi. agement, 31(2), 237-263. https://doi.
org/10.1108/JFC-01-2017-0006 org/10.1108/JPBAFM-05-2018-0051
Guarnieri, P., & Gomes, R. (2019). Can Public Kern, S.M., & Weber, G.J. (2016). Imple-
Procurement be Strategic? A Future menting a “Real-World” Fraud Inves­
Agenda Proposition. Journal of Public tigation Class: The Justice for Fraud
Procurement, 19(4), 295-321. https:// Victims Project. Issues in Accounting
doi.org/10.1108/JOPP-09-2018-0032 Education, 31(3), 255-289. https://doi.
Hamilton, E.L. (2016). Evaluating the In- org/10.2308/iace-51287
tentionality of Identified Misstatements: King, J., & Doig, A. (2016). A Dedicated
How Perspective Can Help Auditors in Place for Volume Fraud within the Cur­
Distinguishing Errors from Fraud. Au- rent UK Economic Crime Agenda? The
diting: A Journal of Practice & Theory, Greater Manchester Police Case Study.
35(4), 57-78. https://doi.org/10.2308/ Journal of Financial Crime, 23(4), 902-
ajpt-51452 915. https://doi.org/10.1108/JFC-07-
Harun, H., Van-Peursem, K., & Eggleton, I R. 2015-0036
C. (2015). Indonesian Public Sector Ac­ Komisi Pemberantasan Korupsi. (2017). Tin-
counting Reforms: Dialogic Aspirations dak Pidana Korupsi Berdasarkan Jenis
a Step too Far? Accounting, Auditing & Perkara. Jakarta: Komisi Pemberan­
Accountability Journal, 28(5), 706-738. tasan Korupsi.
https://doi.org/10.1108/AAAJ-12- Kraus, K., Kennergren, C., & Unge, A. V.
2012-1182 (2017). The Interplay between Ideolog­
Hayes, R. S., & Baker, R. (2014). A Partici­- ical Control and Formal Management
pant Observation Study of the Resolu­ Control Systems – A Case Study of a
tion of Audit Engagement Challenges Non-Governmental Organization. Ac-
567 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568

counting, Organizations and Society, Audit: Evidence from the Australian


63, 42-59. https://doi.org/10.1016/j. Case. Accounting, Auditing & Account-
aos.2016.02.001 ability Journal, 32(1), 280-306. https://
Kusumawati, A., & Syamsuddin. (2018). doi.org/10.1108/AAAJ-06-2017-2964
The Effect of Auditor Quality to Profes­ Parker, L. D., & Northcott, D. (2016). Quali­-
sional Skepticsm and Its Relationship tative Generalising in Accounting Re­
to Audit Quality. International Journal search: Concepts and Strategies. Ac-
of Law and Management, 60(4), 998- counting, Auditing & Accountability
1008. https://doi.org/10.1108/IJL­ Journal, 29(6), 1100-1131. https://doi.
MA-03-2017-0062 org/10.1108/AAAJ-04-2015-2026
Lassou, P. (2017). State of Government Ac- Pearson, D. (2014). Significant Reforms in
counting in Ghana and Benin: A “Ten­ Public Sector Audit – Staying Relevant
tative” Account. Journal of Accounting in Times of Change and Challenge.
in Emerging Economies, 7(4), 486-506. Journal of Accounting & Organizational
https://doi.org/10.1108/JAEE-11- Change, 10(1), 150-161. https://doi.
2016-0101 org/10.1108/JAOC-06-2013-0054
McGowan, M. M., Chan, S. H., Yurova, Y. V., Pilcher, R. (2014). Role of Internal Audit in
Liu, C., & Wong, R. M. K. (2018). The In­ Australian Local Government Gover­
fluence of Institutional Regulatory Pres­ nance: A Step in the Right Direction.
sure on Nonprofit Hospital Audit Quali­ Financial Accountability & Manage-
ty. Journal of Governmental & Nonprofit ment, 30(2), 206-237. https://doi.
Accounting, 6(1), 1–35. https://doi.org/ org/10.1111/faam.12034
doi.org/10.2308/ogna-52327 Prabowo, H. Y. (2013). Better, Faster, Smarter:
Namukasa, J. (2017). Records Management Developing a Blueprint for Creating
and Procurement Performance: A Case Forensic Accountants. Journal of Mon-
of NAADS Program in the Central Re­ ey Laundering Control, 16(4), 353-378.
gion of Uganda. Records Management https://doi.org/10.1108/JMLC-05-
Journal, 27(3), 256-274. https://doi. 2013-0017
org/10.1108/RMJ-04-2016-0011 Quah, J. (2015). Singapore’s Corrupt Practices
Neely, D. G., & Tinkelman, D. P. (2014). A Investigation Bureau: Four Suggestions
Case Study in the Net Reporting of Spe­ for Enhancing Its Effectiveness. Asian
cial Event Revenues and Costs. Journal Education and Development Studies,
of Governmental & Nonprofit Accounting, 4(1), 76-100. https://doi.org/10.1108/
3(1), 1-19. https://doi.org/10.2308/ AEDS-10-2014-0049
ogna-50647 Rahman, R. A., & Anwar, I. S. K. (2014). Ef-
Nesti, L. (2014). The 2010 “Agreement on fectiveness of Fraud Prevention and De­
Mutual Enforcement of Debarment De­ tection Techniques in Malaysian Islam­
cisions” and Its Impact for the Fight ic Banks. Procedia - Social and Behav-
against Fraud and Corruption in Pub­ ioral Sciences, 145, 97-102. https://
lic Procurement. Journal of Public Pro- doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.06.015
curement, 14(1), 62-95. https://doi. Rendon, J., & Rendon, R. (2016). Procure-
org/10.1108/JOPP-14-01-2014-B003 ment Fraud in the US Department of
Ng, C., & Ryan, C. (2001). The Practice Defense: Implications for Contracting
of Probity Audits in One Australian Processes and Internal Controls. Man-
Jurisdiction. Managerial Auditing agerial Auditing Journal, 31(6/7), 748-
Journal, 16(2), 69-75. https://doi. 767. https://doi.org/10.1108/MAJ-
org/10.1108/02686900110365391 11-2015-1267
Nurhidayat, I., & Kusumasari, B. (2018). Rotchanakitumnuai, S. (2013). The Gover
Strengthening the Effectiveness of nance Evidence of E-Government Pro­
Whistleblowing System: A Study for curement. Transforming Government:
the Implementation of Anti-Corruption People, Process and Policy, 7(3), 309-
Policy in Indonesia. Journal of Finan- 321. https://doi.org/10.1108/TG-01-
cial Crime, 25(1), 140-154. https://doi. 2013-0004
org/10.1108/JFC-11-2016-0069 Rustiarini, N. W., & Novitasari, N. L. H.
Parker, L. D., Jacobs, K., & Schmitz, J. (2014). Persepsi Auditor atas Tingkat
(2019). New Public Management and Efektivitas Red Flags untuk Mendetek­
the Rise of Public Sector Performance si Kecurangan. Jurnal Akuntansi Multi-
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 568

paradigma, 5(3), 345-354. https://doi. Thomas, K., & Purcell, A. J. (2019). Local
org/10.18202/jamal.2014.12.5025 Government Audit Committees: A Be­
Ryan, C., & Ng, C. (2002). Australian Auditors- haviour Framework for Effective Audit
General Involvement in Probi­ Committee Performance. Australian
ty Auditing: Evidence and Impli­ Accounting Review, 29(2), 418-437.
cations. Managerial Auditing Jour- https://doi.org/10.1111/auar.12229
nal, 17(9), 559-567. https://doi. Tumuramye, B., Ntayi, J., & Muhwezi, M.
org/10.1108/02686900210447551 (2018). Whistle-Blowing Intentions
Sampet, J., Sarapaivanich, N., & Patterson, P. and Behaviour in Ugandan Public Pro­
(2019). The Role of Client Participation curement. Journal of Public Procure-
and Psychological Comfort in Driving ment, 18(2), 111-130. https://doi.
Perceptions of Audit Quality: Evidence org/10.1108/JOPP-06-2018-008
from an Emerging Economy. Asian Usman, F. (2017). Evaluasi Kesesuaian
Review of Accounting, 27(2), 177-195. Pelaksanaan Probity Audit pada BPKP
https://doi.org/10.1108/ARA-09- Pusat dengan Pedoman Probity Audit
2017-0144 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Satyawan, M., & Khusna, K. (2017). Meng- Jurnal Info Artha, 1(1), 17-34. https://
ungkap Korupsi melalui Bukti Audit doi.org/10.31092/jia.v1i1.17
Menjadi Bukti Menurut Hukum. Jur- Utami, I., Jori, A., & Hapsari, A. N. S. (2017).
nal Akuntansi Multiparadigma, 8(1), Sudikah Akuntan Mengungkap Aib
183-199. https://doi.org/10.18202/ Kecurangan? Jurnal Akuntansi Multi-
jamal.2017.04.7048 paradigma, 8(3), 458-469. https://doi.
Schillemans, T., & Twist, M. V. (2016). Coping org/10.18202/jamal.2017.12.7066
with Complexity: Internal Audit and Vermeer, B. Y., & Styles, A. K. (2019). Online
Complex Governance. Public Perfor- Availability and Accessibility of Local
mance & Management Review, 40(2), Government Financial Statements: Is
257-280. https://doi.org/10.1080/153 the Public Interest Being Served? Ac-
09576.2016.1197133 counting and the Public Interest, 19(1),
Shead, B. (2001). Probity Auditing: Keeping 57-82. https://doi.org/10.2308/apin-
the Bureaucrats Honest? Australian 52579
Journal of Public Administration, 60(2), Westhausen, H. U. (2017). The Escalating
66-70. https://doi.org/10.1111/1467- Relevance of Internal Auditing as An­
8500.00210 ti-Fraud Control. Journal of Financial
Silva, P. (2016). ‘A Poor but Honest Country’: Crime, 24(2), 322–328. https://doi.
Corruption and Probity in Chile. org/10.1108/JFC-06-2016-0041
Journal of Developing Societ- Wijayanti, P., & Hanafi, R. (2018). Pencegahan
ies, 32(2), 178–203. https://doi. Fraud di Pemerintah Desa. Jurnal
org/10.1177/0169796X15609712 Akuntansi Multiparadigma, 9(2), 331-
Sutherland, S. L. (2003). “Biggest Scandal in 345. https://doi.org/10.18202/ja­
Canadian History”: HRDC Audit Starts mal.2018.04.9020
Probity War. Critical Perspectives on Ac- Williams-Elegbe, S. (2018). Systemic Corrup-
counting, 14(1-2), 187-224. https://doi. tion and Public Procurement in Develop­
org/10.1006/cpac.2002.0522 ing Countries: Are There Any Solutions?
Syamsuddin. (2017). The Government Whistle- Journal of Public Procurement, 18(2),
blowers in Generating Audit Quality 131-147. https://doi.org/10.1108/
(A survey on Provincial Audit Boards JOPP-06-2018-009
in South, Central, and West Sulawe­ Wuysang, R. V., Nangoi, G., & Pontoh, W.
si, Indonesia). International Journal (2016). Analisis Penerapan Akuntansi
of Law and Management, 59(6), 1046- Forensik dan Audit Investigatif terh­
1058. https://doi.org/10.1108/IJL­ adap Pencegahan dan Pengungkapan
MA-08-2016-0069 Fraud dalam Pengelolaan Keuangan
Taft, J. (2016). From Change to Stability: Daerah pada Perwakilan BPKP Provin­
Investigating Canada’s Office of the Au­ si Sulawesi Utara. Jurnal Riset Akun-
ditor General. Canadian Public Admin- tansi dan Auditing Goodwill, 7(2), 31-
istration, 59(3), 467-485. https://doi. 53. https://doi.org/10.35800/jjs.
org/10.1111/capa.12176 v7i2.13551

Anda mungkin juga menyukai