Surel: johan.arifin@uii.ac.id
Mengutip ini sebagai: Ramadhan, M. S., & Arifin, J. (2019). Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah
Kecurangan Penyediaan Barang dan Jasa. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 10(3), 550-568. https://
doi.org/10.21776/ub.jamal.2019.10.3.32
Sesuai dengan Perpres No. 4 tahun bahan sebanyak 4 kali pada pemangkasan
2015 seluruh kegiatan dan proses untuk prosedur penyediaan barang dan jasa.
mendapatkan barang atau jasa diawali de Perubahan peraturan penyediaan ba
ngan perencanaan hingga memperoleh ba rang dan jasa ke arah yang lebih memudah
rang atau jasa. Kegiatan ini disebut dengan kan tidak berarti prosesnya juga menjadi
penyediaan barang dan jasa. Hal tersebut lebih baik. Sebaliknya, perubahan ini justru
sesuai dengan Kepres No. 80 Tahun 2003 memberikan kesempatan pada pihak-pihak
dan Perpres No. 54 tahun 2010. Namun, tertentu untuk melakukan tindakan curang
seiring dengan perkembangan zaman, pera (fraud) yang tinggi tingkat kasusnya di In
turan tersebut mengalami perubahan sesuai donesia. Hal ini berdasarkan data penanga
dengan kompleksitas sistem penyediaan ba nan perkara oleh Komisi Pemberantasan Ko
rang dan jasa. Hingga saat ini terdapat peru rupsi (KPK) sesuai dengan tingkat jabatan.
550
551 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568
Berdasarkan data KPK tahun 2016, selama jadi fraud di penyediaan barang dan jasa. Hal
tahun 2004 hingga 2016, sebanyak 124 tersebut sesuai dengan temuan beberapa pe
anggota DPR/DPRD, 117 gubernur, dan 58 neliti yang menjelaskan bahwa fraud melalui
walikota/bupati/wakilnya telah melakukan e-procurement karena adanya tekanan pada
fraud penyediaan barang dan jasa (dikenal lingkungan kerja serta lemahnya sistem
dengan istilah PBJ). Selain itu, berdasarkan pengendalian internal, sehingga memuncul
jenis tindak pidana perkara pada fraud pada kan kesempatan fraud dilakukan (Guarnieri
tahun 2004 hingga 2019, kasus fraud ber & Gomes, 2019; Nesti, 2014; Prabowo, 2013;
jumlah 171 dari 685 kasus. Jumlah tersebut Rendon & Rendon, 2016). Berdasarkan data
menunjukkan tingginya tingkat kasus fraud rekapitulasi yang berasal dari Ikhtisar Hasil
penyediaan barang dan jasa setelah kasus Pemeriksaan Semester (IHPS) semester 1 Ta
penyuapan. Koordinator Divisi Investigasi hun 2017, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Indonesia Corruption Watch menyatakan menemukan bahwa Pemerintah Provinsi
bahwa hampir 80% kasus kecurangan ber DKI Jakarta tidak patuh terhadap ketentu
asal dari penyediaan barang dan jasa pada an peraturan perundang-undangan dalam
proses perencanaan dan penganggaran. melaksanakan penyediaan barang dan jasa
Wakil Ketua KPK juga turut memberikan yang mengakibatkan kerugian negara. Keti
keterangan bahwa kolusi merupakan salah dakpatuhan tersebut di antaranya adalah
satu penyebab adanya kecurangan pada menaikkan harga penyediaan panel untuk
penyediaan barang dan jasa antara penyedia pemeliharaan/perawatan lampu Penerang
dengan pihak penyelenggara lelang serta se an Jalan Umum (PJU) serta pemeliharaan
sama pengusaha. Saat hal itu terjadi sistem pompa cideng dan flyover Tomang. Proyek
penyediaan tidak dapat terlaksana sehingga tersebut menuai indikasi adanya pengge
memunculkan pemalsuan doumen lelang. lembungan harga pada penyediaan mate
Pemerintah tengah berupaya membe rial pendukung. Selain itu, ditemukannya
rantas fraud penyediaan barang dan jasa perbedaan harga dalam kontrak penyediaan
melalui penerbitan pedoman pelaksanaan peralatan olahraga pada ajang PON XIX ta
probity audit. Probity audit dapat menga hun 2016. Kasus tersebut menimbulkan
rah pada proses penilaian yang independen potensi kerugian sebesar Rp3,69 miliar. Per
untuk meyakinkan bahwa kegiatan penye masalahan lainnya juga terjadi tahun 2013
diaan barang dan jasa telah dilaksanakan pada Dinas Perhubungan dan Transportasi
dengan konsisten dan sesuai dengan prinsip Provinsi DKI Jakarta yang mempunyai po
penegakan kejujuran, kebenaran, dan inte tensi kerugian senilai Rp106,89 miliar beru
gritas. Selain itu, kegiatan penyediaan harus pa kehilangan uang muka kerja karena keti
dipastikan telah memenuhi ketentuan pera dakjelasan penyelesaian 8 paket penyediaan
turan dan perundangan demi meningkat busway (Badan Pemeriksa Keuangan, 2017).
kan akuntabilitas dalam penggunaan dana Selanjutnya Dinas Perindustrian dan
sektor publik. Probity audit dikeluarkan oleh Energi DKI Jakarta diduga melakukan
pemerintah karena didasari dari banyaknya penyim pangan dalam proyek lampu pe
kasus fraud yang terkait pada penyediaan nerangan jalan umum (PJU) sebesar Rp13,6
barang dan jasa. Penelitian yang dilaku miliar pada Tahun 2016. Hal ini terjadi kare
kan oleh Detkova, Podkolzina, & Tkachenko na Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tidak
(2018), Ng & Ryan (2001), dan Ryan & Ng cermat dalam menyusun acuan kerja serta
(2002) membuktikan bahwa probity audit harga penawaran sementara. Berdasarkan
adalah salah satu metode yang efektif guna Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK, kecu
mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. rangan tersebut tidak sesuai dengan prinsip
Hal ini sesuai dengan penelitian dari Capalbo penyediaan barang dan jasa, di antaranya
& Palumbo (2013), Doig (2018), Keerasunton adalah efektif, efisien, transparan, terbu
pong, Manowan, & Shutibhinyo (2019), Silva ka, bersaing, adil, serta akuntabel. Padahal
(2016), serta Westhausen (2017) yang men proses penyediaan tersebut sudah sesuai
jelaskan bahwa probity audit paling efektif dengan kaidah probity audit. Selanjutnya,
dalam pencegahan dan pendeteksian fraud munculnya kasus penyediaan e-KTP oleh
karena dilakukan secara real time pada saat Rp2,3 triliun. Padahal, pada tahun 2015 su
proses penyediaan barang dan jasa. dah dilaksanakan proses probity audit pada
Sejak tahun 2012 probity audit telah di tahap persiapan penyediaan e-KTP. Hal ini
terapkan di Indonesia khususnya di peme mengindikasikan bahwa praktik probity au-
rintah daerah, tetapi tetap masih banyak ter dit belum berjalan secara efektif. Selain itu,
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 552
Tahun 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 Jumlah
(Dalam Tahun 2000-an)
Penyediaan 2 12 8 14 18 16 16 10 8 9 15 14 14 15 171
Barang/Jasa
Perijinan 0 0 5 1 3 1 0 0 0 3 5 1 1 2 22
Penyuapan 0 7 2 4 13 12 19 25 34 50 20 38 79 93 396
Pungutan 0 0 7 2 3 0 0 0 0 1 6 1 1 0 21
Penyalahgunaan 0 0 5 3 10 8 5 4 3 0 4 2 1 1 46
Anggaran
TPPU 0 0 0 0 0 0 0 0 2 7 5 1 3 5 22
Merintangi Proses KPK 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 3 0 0 2 7
Jumlah 2 19 27 24 47 37 40 39 48 70 58 57 99 118 685
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Pre di Indonesia. Tabel 1 menyajikan data ten
siden Indonesia Nomor 54 tahun 2010. Ke tang berbagai jenis fraud yang terjadi di in
sesuaian praktik probity audit dengan prin stansi pemerintah Indonesia selama kurun
sip-prinsip dan prosedur akan memberikan waktu 2004 sampai dengan 2017.
dampak yang signifikan pada penyediaan Berdasarkan pada Tabel 1 kasus fraud
barang dan jasa, sehingga potensi fraud atau pada penyediaan barang dan jasa termasuk
penyimpangan akan dapat diminima lisasi. tinggi jika dibandingkan dengan kasus lain
Prinsip-prinsip penyediaan barang dan jasa nya seperti perizinan, pungutan, penyalah-
menurut Badan Pengawasan Keuangan gunaan anggaran, pencucian uang, dan
dan Pembangunan (2012) adalah efisiensi perintangan proses KPK (Komisi Pemberan
dan efektifitas untuk memaksimalkan nilai tasan Korupsi, 2017). Probity audit menjadi
uang publik (best value for public money), audit khusus dalam penyediaan barang dan
transparansi, keterbukaan, keadilan/tidak jasa yang sangat diperlukan dalam mengu
diskriminatif, berdaya saing, serta akuntabel rangi tingkat fraud atau penyimpangan pada
pada seluruh proses penyediaan barang dan proses penyediaan barang dan jasa.
jasa sehingga dapat dipertanggungjawabkan Inspektorat Provinsi DKI Jakarta me
sesuai dengan peraturan perundangan yang rupakan salah satu steward, yaitu orang
berlaku. yang mempunyai tanggung jawab dan jujur
Menurut Badan Pengawasan Keuang dalam melaksanakan tugas untuk kepen
an dan Pembangunan (2012) praktik probi- tingan masyarakat, sehingga auditor akan
ty audit pada penyediaan barang dan jasa melalukan pengawasan yang baik agar bisa
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) melindungi hak masyarakat. Oleh karena
diawasi oleh Inspektorat dari awal perenca nya, Inspektorat dapat mengarahkan prak
naan kebutuhan hingga pemanfaatan untuk tik penyediaan sesuai dengan aturan yang
menghindari konflik dan permasalahan ser berlaku. Adapun prosedur probity audit dan
ta praktik korupsi, peningkatan integritas pelaporannya terdiri dari beberapa jenis
pada lembaga sektor publik yang dapat di tahapan pada Tabel 2.
upayakan baik melalui perubahan perilaku Pada Inspektorat Provinsi DKI Ja
maupun perubahan organisasi, peningkatan karta probity audit dilakukan tidak pada
keyakinan kepada masyarakat bahwa pe keseluruhan tahap karena inspektorat keku
layanan masyarakat dilaksanakan dengan rangan SDM dan tugas inspektorat banyak.
proses yang terpercaya, dan terintegritas, Hal tersebut mengindikasikan bahwa prak
pemberian keyakinan secara objektif, ter tik probity audit oleh Inspektorat Provinsi
percaya dan independen atas transparansi DKI Jakarta belum optimal. Untuk menca
dalam proses penyediaan barang dan jasa, pai hasil yang maksimal seharusnya Inspek
serta penurunan potensi masalah hukum. torat Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan
Namun, dalam realisasinya masih banyak probity audit menggunakan seluruh tahapan
terjadi pelanggaran pada proses penyediaan yang ada, sehingga pada setiap tahapannya
barang dan jasa dalam instansi pemerintah bisa diketahui hambatan objek pemeriksaan.
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 554
Berikut ini kajian mengenai praktik probity kadang di rencana umum penye
audit yang dilakukan Inspektorat Provinsi diaan (RUP) sudah ada apa belum,
DKI Jakarta pada 2 SKPD. terus rencana anggaran biaya
Dinas Pekerjaan Umum dan Perumah (RAB), harga perkiraan sendiri
an Rakyat (DPUPR) DKI Jakarta. Aplikasi (HPS). Makanya kalau kita lihat
probity audit pada Dinas Pekerjaan Umum dari delapan item, di item peren
dan Perumahan Rakyat (DPUPR) dilakukan canaan bisa lebih besar sendiri
hanya pada tahap perencanaan saja, se 40% sampai 60%. Oleh karena
dangkan pada tahap pemilihan penyedia, itu, kita hanya pegang pada pere
praktik dan pemanfaatan tidak dilaksanakan canaan karena sudah mencakup
probity audit. Alasan praktik probity audit semuanya di situ....” (Santosa).
pada tahap perencanaan karena 90% kasus
penyimpang an PBJ terjadi pada tahap pe Berdasarkan hasil wawancara de
rencanaan. Pada tahap perencanaan auditor ngan partisipan diketahui bahwa praktik
melakukan probity audit dengan meminta probity audit pada DPUPR tidak dilakukan
dokumen perencanaan penyediaan, rencana pada keseluruhan tahap, yakni hanya pada
anggaran biaya, dan harga perkiraan sendi tahapan tertentu saja seperti hanya pada
ri. Hal tersebut diungkapkan oleh Santosa tahapan pemilihan penyedia barang/jasa,
melalui pernyataan sebagai berikut. praktik pemilihan penyedia barang/jasa,
penandatanganan kontrak, praktik kon
“Kemarin kita hanya melakukan trak atau hingga pemanfaatan barang dan
audit pada tahap perencanaan jasa tesebut. Di samping itu, praktik audit
karena BPKP bilang kita tekankan tidak dilakukan setiap hari. Alasannya ada
di perencanaan, sebab kadang- lah pengawasan oleh auditor tidak dilaku
555 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568
kan setiap hari karena auditor mempunyai ini juga yang manjadi kendala dalam praktik
penugasan lain, seperti audit kinerja dan probity audit karena auditor tidak melaku
bedah kasus. Kemudian, satu orang auditor kan pendampingan secara penuh. Dampak
bisa memegang 4 sampai 5 program dan itu tidak didampingi secara penuh oleh auditor
harus diselesaikan dengan cepat, sehingga akan berpotensi terjadinya fraud pada tahap
auditor mendapat kesulitan membagi waktu yang lain, sehingga dibutuhkan auditor in
dan menghambat praktik probity audit. Hal ternal dalam mengawasi proses penyediaan
tersebut dapat menjadi kelemahan dalam konstruksi. Keterlibatan auditor internal
praktik probity audit oleh Inspektorat DKI dapat menghasilkan manfaat bagi organisasi
Jakarta. Kelemahan lain yaitu probity au- (Aikins, 2013; Schillemans & Twist, 2016;
dit masih atas permintaan kepala dinas dan Vermeer & Styles, 2019). Salah satunya
tidak dilakukan pada keseluruhan tahap adalah meminimalisasi terjadinya kesalah
sehingga pada tahap yang lain terbuka pe an dalam proses penyediaan konstruksi
luang untuk terjadinya fraud. Hal ini juga dan pengarahan auditee dalam melakukan
terjadi pada dinas yang lain, seperti Dinas penyediaan barang dan jasa sesuai dengan
Pendidikan dan Olahraga DKI. prosedur dan prinsip yang telah diatur. Dari
Dinas Pendidikan dan Olahraga DKI telaah kasus pada Dinas Pendidikan dan
Jakarta. Berdasarkan pada hasil wawan Olahraga DKI Jakarta tersebut dapat dilihat
cara kasus penyediaan barang dan jasa di bahwa praktik probity audit yang dilakukan
Dinas Pendidikan dan Olahraga DKI Jakar oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta belum
ta pada tahun 2016, diperoleh data bahwa maksimal. Hal tersebut dikarenakan probi-
praktik probity audit hanya dilakukan pada ty audit hanya dilakukan pada satu tahap
tahap pemilihan penyedia. Tahap pemilihan an proses PBJ saja yaitu tahap pemilihan
penyedia ini dilakukan pada paket pekerjaan penyedia, sedangkan proses pemeriksaan
rehab total, yaitu sebanyak 178 bangunan nya dibatasi.
sekolah di 5 wilayah DKI Jakarta. Hal terse Beberapa peneliti berargumentasi bah
but diungkapkan oleh Tarmidzi pada kutip wa perlu praktik audit pada setiap tahap
an pernyataan sebagai berikut. an proses penyediaan barang dan jasa
(Quah, 2015; Rotchanakitumnuai, 2013;
“Kemarin kita melakukan probi- Tumuramye, Ntayi, & Muhwezi, 2018; Wil
ty audit pada tahap pemilihan liams-Elegbe, 2018). Hal tersebut bertujuan
penyedia, walaupun waktu itu agar memastikan proses penyediaan telah
proses PBJ sedang berjalan pada sesuai dengan prosedur sehingga mening
tahap perencanaan. Waktu itu katkan pengendalian internal dan memasti
ada pendampingan dari BPKP dan kan peraturan penyediaan telah terpenuhi.
memberikan masukan ke kita, Dengan adanya pengendalian internal yang
memang idealnya praktik probity kuat akan memudahkan pendeteksian dan
audit dari setiap tahapan-tahap pencegahan terjadinya fraud. Danuta (2017)
an yang ada, sehingga kita tahu dan King & Doig (2016) juga menjelaskan
ada masalah apa tidak dari se bahwa penyediaan secara transparan dan
tiap tahapan tersebut. Kita ha akuntabel dapat menekan segala aktivitas
nya melakukan nya pada tahap yang mendorong terjadinya penyimpangan
pemilihan penyedia saja, selain atau tidak sesuai prosedur dan prinsip-prin
itu, kita mengerjakan penugasan sipnya.
yang lain sehingga kita batasin pe Kartini (2018) dan Nurhidayat & Kusu
meriksaannya” (Tarmidzi). masari (2018) berargumentasi bahwa pence
gahan fraud dapat dilakukan salah satunya
Praktik probity audit pada Dinas Pen melalui pengendalian internal yang baik.
didikan dan Olahraga DKI Jakarta dimu Pengendalian internal merupakan salah
lai pada tahap pemilihan penyedia. Auditor satu bagian penting dari upaya pemerin
tetap harus melakukan pemeriksaan pada tah untuk mencegah terjadinya fraud. Se
tahap perencanaan dengan meminta doku lain pengendalian internal, usaha lain yang
men perencanaan penyediaan tahun 2016 dapat dilakukan adalah dengan penyeleng
kepada auditee. Praktik probity audit Di garaan probity audit. Penerapan probity au-
nas Pendidikan dan Olahraga DKI Jakarta dit diharapkan mampu meminimalisir resiko
dilakukan hanya pada tahap penyediaan dan yang berpotensi menjadi temuan, karena
tidak dilakukan pada tahapan lainnya. Hal probity audit yang dilakukan oleh Inspek
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 556
torat Provinsi DKI Jakarta merupakan audit ing Lembaga Kebijakan Penyediaan Barang/
yang berbasis risiko dan mempunyai risiko Jasa Pemerintah (LKPP). Hal ini sejalan
yang sangat besar. Oleh karena itu, penga dengan penerapan teori stewardship dalam
wasan pada setiap proses penyediaan ba sektor publik. Inspektorat selaku steward
rang dan jasa sangat penting. Hal tersebut akan melakukan tugasnya dengan baik dan
diungkapkan oleh Winata pada kutipan per mengembangkan organisasinya menjadi
nyataan sebagai berikut. lebih besar karena perilaku steward cen
derung lebih mementingkan organisasi, bu
“Probity audit dapat mencegah kan kepentingan pribadi (Bernstein, Buse, &
terjadinya kecurangan. Kemarin Bilimoria, 2016; Hamilton, 2016; Kern & We
ada pihak yang diputus kontrak ber, 2016; Satyawan & Khusna, 2017). Selain
nya. Saat ini hanya satu yang kita itu, principal dan steward mempunyai sifat
rekomendasikan untuk diputus manusia yang dapat dipercaya, bertanggung
kontraknya. Hal ini bukan kare jawab, berintegritas, dan jujur terhadap
na kualitasnya, tapi lebih kepada pihak lainnya (Gilbert & Wakefield, 2018;
yang bersangkutan pada saat ikut Rahman & Anwar, 2014; Wijayanti & Hana
penandatanganan kontrak penye fi, 2018). Hal tersebut membuktikan bahwa
dia dalam keadaan ter-blacklist jika inspektorat melakukan probity audit se
dan sudah tayang di sistem moni cara transparan, akan mengurangi tingkat
toring Lembaga Kebijakan Penye kecurangan pada organisasi. Namun, hal
diaan Barang/Jasa Pemerintah tersebut masih belum dapat menghilangkan
(LKPP)...” (Winata). secara keseluruhan kecurangan yang terjadi
meskipun kenyataannya peningkatan per
Pendapat tersebut didukung pula oleh hatian auditor dalam hal ini Inspektorat se
partisipan lain. Deny yang merupakan Ketua bagai steward terhadap praktik penyediaan
Tim probity audit pada Inspektorat Provinsi barang dan jasa dapat mencegah terjadi
DKI turut berargumentasi mengenai urgen nya kecurangan karena steward melakukan
si probity audit. Hal ini ditegaskan melalui pengawasan pada setiap prosesnya (Kajimb
kutipan pernyataan sebagai berikut. wa, 2018; McGowan, Chan, Yurova, Liu, &
Wong, 2018; Namukasa, 2017).
“Probity audit dapat mencegah dan Pada kasus di Inspektorat Provinsi DKI
mengurangi penyimpangan, na Jakarta, walaupun probity audit yang dilak
mun belum dapat menghilangkan sanakan sudah dapat mencegah terjadinya
secara keseluruhan kecurang kecurangan, praktiknya belum optimal. Hal
an yang terjadi. Tapi, jika untuk ini salah satunya karena probity audit sela
meminimalisir terjadinya kecu ma ini dilakukan bermula atas permintaan
rangan dapat dipastikan karena SKPD (pihak auditee). Dalam hal ini SKPD
dari awal prosesnya telah diawasi. meminta kepada Inspektorat untuk dilaku
Untuk di wilayah DKI, sudah men kan probity audit hanya pada satu atau be
capai 90% alur proses yang telah berapa tahapan saja, tidak dilakukan secara
sesuai aturan...”(Deny). keseluruhan. Sementara itu, sebenarnya
ada beberapa tahapan penting yang sebe
Peraturan BPKP menyebutkan bahwa narnya tidak bisa saling dipisahkan, seper
syarat untuk mencegah kecurangan ada ti tahap persiapan pemilihan penyedia ba
lah transparansi, keterbukaan, adil/tidak rang/jasa, penandatanganan kontrak, serta
diskriminatif, berdaya saing, dan akuntabel tahap praktik kontrak yang berakhir dengan
agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai pemanfaatan barang dan jasa. Hal ini ber
peraturan perundangan yang berlaku. Na potensi untuk memicu terjadinya kecurang
mun, pada kenyataannya Inspektorat sudah an yang tidak terdeteksi oleh proses probi-
melakukan probity audit dalam PBJ secara ty audit, karena kemungkinan pihak SKPD
transparan sehingga terbukti Inspektorat memilih tahapan probity audit yang “aman”
dapat mencegah terjadinya kecurangan. di mana kemungkinan terjadinya kecurang
Salah satu temuan auditor yaitu Inspektorat an sangat kecil, atau bahkan kemungkinan
memutuskan satu kontrak penyedia karena untuk menutupi adanya kecurangan yang
pada saat penandatanganan kontrak penye sudah terjadi.
dia dalam keadaan ter-blacklist yang telah Sebagai contoh kasus E-KTP yang ter
ditayangkan pada katalog sistem monitor jadi tahun 2016. Dalam proses penyediaan
557 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568
E-KTP tersebut sudah dilakukan probity au- kan penugasan probity audit. Sementara itu,
dit pada tahap persiapan pemilihan penye Biswan & Zarnedi (2018) dan Doig (2014)
dia. Akan tetapi, karena auditee hanya me menyatakan bahwa sarana dan prasarana
minta dilakukan pada tahapan tersebut, menjadi faktor dominan sebagai kunci ke
pada tahap-tahap yang lain di mana potensi berhasilan praktik audit barang dan jasa
terjadinya fraud bisa terjadi tidak tersentuh pada instansi pemerintah. Oleh karena itu,
aktivitas probity audit. Akhirnya, diketa Inspektorat harus memperbaiki itu semua
hui bahwa dalam proses penyediaan E-KTP agar praktik probity audit selanjutnya dapat
tersebut terjadi fraud dan menyebabkan ke berjalan dengan lebih baik. Dengan de
rugian negara yang cukup besar. mikian, praktik probity audit dapat optimal
Evaluasi praktik probity audit. Prak mencegah kecurangan penyediaan barang
tik probity audit di Inspektorat DKI Jakarta dan jasa instansi pemerintah.
setiap tahun dievaluasi. Tidak hanya probity Pelaporan hasil probity audit oleh In
audit saja yang dievaluasi, tetapi semua ke spektorat Provinsi DKI Jakarta. Praktik
giatan yang dilakukan oleh Inspektorat se probity audit yang telah dilakukan oleh In
hingga auditor tahu kekurangan yang harus spektorat Provinsi DKI Jakarta terhadap
diperbaiki untuk praktik probity audit selan penyediaan konstruksi, hasilnya langsung
jutnya. Hal ini diungkapkan oleh Santosa disampaikan dalam rapat koordinasi yang
pada kutipan pernyataan sebagai berikut: dilaksanakan satu minggu sekali. Auditor
meminta semua temuan segera ditindaklan
“Kalau evaluasi biasa dari juti oleh penyedia dan SKPD. Tindak lanjut
pimpinan misalnya kita ada ken ini akan selalu dipantau oleh auditor Ins
dala seperti belum dibuat studi pektorat Provinsi DKI Jakarta pada saat ra
kelayakan, auditee tidak disiplin, pat koodinasi berikutnya. Oleh karena itu,
keterlambatan penghapusan aset, hasil probity audit yang dilaksanakan oleh
keterbatasan SDM, kompetensi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta lebih ber
auditor, sarana dan prasarana, sifat sebagai evaluasi dan peringatan. Hal
benturan dengan warga, serta te ini diungkapkan oleh Santosa pada kutipan
lat melakukan penghapusan aset. pernyataan sebagai berikut.
Kita setiap hari Senin ada rapat
koordinasi, di situ masing-masing “Temuan kemarin yaitu audi
kepala bidang menyampaikan tee belum membuat feasibility
kendala-kendala yang dihadapi study (FS). Padahal di dalam pe
saat kita melakukan probity au- rencanaan penyediaan ada feasi-
dit, dan di situ ada evaluasi dari bility study. Akan tetapi hampir
pimpinan bagaimana solusinya semuanya tidak membuat feasi-
termasuk juga peraturan BPKP bility study atau studi kelayakan.
ketika kita ada kendala atau ham Studi kelayakan yang banyak
batan atau apa kita evaluasi ber temuan kemarin misalnya seper
sama dengan BPKP” (Santosa). ti yang saya bilang bahwa jadwal
harus memuat Rencana Umum
Hasil wawancara dengan Santosa Penyediaan (RUP) yang mana hal
menunjukkan adanya indikasi kendala dan ini belum dilakukan oleh auditee,
hambatan pada praktik probity audit pada sehingga sering mengakibatkan
inspektorat provinsi DKI Jakarta. Kendala praktik kegiatan mundur. Jadwal
yang dihadapi oleh auditor di lapangan se waktu mereka yang tidak disiplin,
perti kekurangan SDM, auditee belum mem karena mungkin mereka mem
buat studi kelayakan, kompetensi auditor, punyai kesibukan yang lain ju
sarana dan prasarana, konflik dengan war ga...”(Santosa).
ga, dan terlambat melakukan penghapusan
aset. Penelitian Wuysang, Nangoi, & Pontoh Berdasarkan hasil wawancara dengan
(2016) mengungkapkan bahwa kuantitas Santosa, penulis menemukan dua temuan
dan kualitas SDM sangat mempengaruhi ke yang didapat oleh auditor di lapangan, ya
berhasilan praktik probity audit. Auditor ha itu auditee belum membuat studi kelayakan
rus fokus dalam melaksanakan probity audit dan tidak disiplin. Rekomendasi diberikan
sehingga pikiran dan tenaganya tidak ter oleh auditor langsung di lapangan agar au
pecah dengan aktivitas lain ketika melaku ditee bisa menindaklanjuti secara langsung
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 558
saran auditor. Beberapa peneliti menun dievaluasi, laporan tersebut diserahkan ke
jukkan bahwa kualitas audit berpengaruh pada Inspektur Inspektorat DKI Jakarta se
terhadap tindak lanjut rekomendasi audit bagai penanggung jawab dan tembusan ke
(Aikins, 2012; Andon, Free, & Scard, 2015; pada Gubernur dan SKPD terkait. Laporan
Hayes & Baker, 2014; Lassou, 2017). Hal ini ini berguna untuk pengambilan keputusan.
menunjukkan bahwa auditor yang berkua Selain itu, laporan ini berguna sebagai dasar
litas tinggi akan mampu memberikan re dalam perbaikan aktivitas perencanaan, ak
komendasi yang tepat, dan dengan mudah tivitas praktik, dan aktivitas pengendalian
dapat diikuti oleh auditee. Apabila auditee dalam proses penyediaan barang dan jasa,
tidak menindaklanjuti rekomendasi dari au serta sebagai dasar evaluasi praktik PBJ
ditor, hal tersebut menjadi pekerjaan rumah berikutnya.
buat auditee dan bisa menjadi temuan oleh Laporan hasil pemeriksaan probity au-
BPK. Hal tersebut menjadi kendala dalam dit memaparkan temuan sebagaimana audi
praktik probity audit oleh Inspektorat Provin tor di lapangan seperti belum dibuat studi
si DKI Jakarta. Oleh karena itu, agar praktik kelayakan, penyelesaian tidak tepat waktu,
penyediaan barang dan jasa sesuai dengan auditee tidak disiplin, perencanaan yang ku
aturan, auditee harus melengkapi data yang rang matang, keterlambatan penghapusan
diperlukan dalam proses penyediaan. aset, penentuan harga anggaran, kekurang
Apabila didasarkan pada pedoman pro- an SDM, kompetensi auditor, sarana dan
bity audit dinyatakan bahwa laporan hasil prasarana, atau terlambat melakukan peng
pemeriksaan disusun sesuai dengan format hapusan aset. Hal ini yang menjadi perha
laporan, simpulan atau pendapat auditor tian auditor dalam melakukan rapat evaluasi
atas penyediaan barang dan jasa disam agar praktik probity audit berikutnya dapat
paikan kepada auditee/SKPD. Hasil audit berjalan optimal guna mencegah terjadinya
yang dilakukan oleh Inspektorat DKI Jakar kecurangan penyediaan barang dan jasa.
ta diarahkan untuk memberikan kesimpul Aspek dominan penghambat praktik
an bahwa proses praktik PBJ sudah sesuai probity audit. Probity audit yang dilakukan
dengan prosedur atau prinsip-prinsip PBJ oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta me
yaitu efisien, efektif, transparan, terbuka, rupakan audit yang baru dan praktiknya
adil atau tidak diskriminatif, bersaing, dan dilakukan sejak Tahun 2016. Berdasarkan
akuntabel. Laporan hasil pemeriksaan pro- hasil wawancara peneliti dengan beberapa
biy audit dibuat sesuai dengan tahapannya partisipan ditemukan beberapa hambatan
dan jika sudah selesai, Inspektorat membuat yang dihadapi oleh tim probity dalam praktik
laporan penuh. Laporan tersebut ditujukan probity audit.
kepada Inspektur Inspektorat Provinsi DKI Hambatan yang pertama adalah ada
Jakarta selaku penanggung jawab, kemu nya keterbatasan sumber daya manusia
dian tembusan ditujukan kepada Gubernur (SDM). Sumber daya manusia merupakan
DKI Jakarta dan auditee/SKPD yang ber faktor pendukung kunci dalam kegiatan
sangkutan. Hal ini diungkapkan oleh Santo praktik probity audit pada sebuah instansi.
sa pada kutipan pernyataan sebagai berikut. Jika sumber daya manusia terpenuhi, prak
tik pemeriksaan menjadi optimal. Probity au-
“Hasilnya kita laporkan, bahkan dit yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi
dalam bentuk laporan kita sam DKI Jakarta salah satunya berkaitan dengan
paikan kepada pak gubernur dan penyediaan konstruksi. Jenis audit bidang
kita sampaikan kepada dinas atau penyediaan konstruksi ini cukup rumit kare
SKPD juga. Jadi, proses penyam na banyak hal yang bersifat teknis yang ha
paian laporan kami ke Inspektur, rus diketahui oleh auditor, seperti membaca
SKPD, dan Gubernur” (Santosa). gambar, membaca laporan konsultan, titik
kritis ketika ada keterlambatan pekerjaan,
Berdasarkan argumentasi dari Santo dan cara menentukan besarnya denda atas
sa, penulis menangkap bahwa Inspektorat keterlambatan pembangunan. Oleh karena
Provinsi DKI Jakarta seharusnya menyusun itu, diperlukan auditor yang paham menge
laporan hasil pemeriksaan probity audit. Ter nai audit konstruksi dan orang-orang yang
lebih dahulu laporan tersebut dievaluasi se mempunyai background teknik sipil ataupun
cara bersama-sama dengan kepala bidang, teknik perencanaan konstruksi dalam jum
ketua dan anggota tim probity audit, dan lah yang mencukupi. Inspektorat Provinsi
BPKP di kantor Inspektorat. Setelah selesai DKI Jakarta mempunyai keterbatasan SDM
559 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568
yang terkait pada praktik probity audit. Hal litan untuk melakukan pemeriksaan probity
ini disampaikan oleh Winata pada kutipan audit secara rutin.
pernyataan sebagai berikut. Hasil penelitian Shead (2001) dan
Wuysang, Nangoi, & Pontoh (2016) mengung
“Masalahnya adalah, pertama saya kapkan bahwa keterbatasan jumlah auditor
kekurangan orang secara jumlah, menjadi kendala utama dalam praktik pro-
karena yang diperiksa banyak dan bity audit. Praktik probity audit penyediaan
beragam baik secara lokasi mau barang dan jasa cukup kompleks, terlebih
pun volumenya, gedung dan tower objek pemeriksaan cukup banyak sehingga
semua jumlahnya ada 18. Kedua, muatan tugas kerja auditor semakin berat.
secara kompetensi saya hanya pu Selain itu, hasil penelitian Akbar, Pilcher, &
nya insinyur teknik sipil 2 orang, Perrin (2015) dan Harun, Van-Peursem, &
sisanya orang hukum, akuntansi, Eggleton (2015) juga mengungkapkan bah
dan lainnya...”(Winata). wa di Indonesia sumber daya manusia in
spektorat baik dari sisi kuantitas maupun
Pernyataan Winata menunjukkan bah kualitas yang mempunyai penguasaan dan
wa jumlah auditor yang terbatas pada Ins pemahaman terkait bidang penyediaan ba
pektorat Provinsi DKI Jakarta menjadi fak rang dan jasa masih sangat minim.
tor penghambat dalam praktik probity audit. Selanjutnya, hambatan yang kedua
Keterbatasan SDM dapat dipengaruhi oleh adalah keterbatasan anggaran. Probity audit
belum adanya penerimaan pegawai negeri yang dilaksanakan oleh Inspektorat Provin
sipil (PNS) di DKI Jakarta. Kebutuhan tena si DKI Jakarta berdasarkan permintaan dari
ga Aparat Pengawasan Internal Pemerintah Gubernur dan Kepala dinas yang terkait.
(APIP) diperlukan tambahan 162 tenaga Badan Pengawasan Keuangan dan Pem
APIP, jumlah APIP saat ini sebanyak 110 bangunan (2012) menjelaskan bahwa apa
orang. Perbandingan jumlah auditor yang bila biaya praktik probity audit dituangkan
dimiliki tidak sebanding dengan lingkup pe pada dokumen anggaran unit kerja yang
meriksaan yang harus dilakukan oleh Ins melakukan probity audit atau bisa juga da
pektorat Provinsi DKI Jakarta. lam dokumen anggaran instansi yang men
Berdasarkan telaah hasil wawancara, jalankan fungsi pengawasan internal. Bia
objek yang di probity audit oleh Inspektorat ya seharus nya dianggarkan Inspektorat
Provinsi DKI Jakarta cukup banyak, baik se Provinsi DKI Jakarta untuk praktik probity
cara lokasi maupun volume pekerjaan. Se audit. Akan tetapi, Inspektorat tidak meng
lain itu, pemeriksaan yang dilakukan oleh anggarkan secara khusus untuk praktik
inspektorat tidak hanya fokus pada probity probity audit pada dokumen perencanaan
audit, tetapi juga penugasan lain seperti au keuangan tahun tersebut. Hal ini mengaki
dit kinerja, bedah kasus, dan pemeriksaan batkan anggar an untuk praktik audit ter
reguler. Akibatnya, terjadi tumpang tindih batas. Biaya yang dianggarakan oleh pe
penugasan yang diberikan kepada auditor. rencanaan keuangan untuk semua program
Satu auditor bisa memegang 2-3 program pemeriksaan seperti peme riksaan kasus,
dalam satu bulan atau bahkan sampai 4 pemeriksaan khusus, reguler, dan audit ki
penugasan. nerja sebesar Rp150.000,00 per hari/per
Hal ini yang menjadi perma salahan orang. Informasi tersebut berdasarkan hasil
dalam praktik probity audit. Permasalah analisis wawancara peneliti dengan bebera
an tersebut dapat membuka peluang bagi pa partisipan. Berikut penjelasan mengenai
auditee untuk melakukan kecurangan. Se anggaran probity audit yang sampaikan oleh
bagaimana dalam teori fraud, penyebab Winata dan Deny pada kutipan berikut ini.
terjadinya kecurangan karena sistem pe
ngendalian internal yang lemah dapat mem “Di inspektorat kita tidak ada
buka peluang terjadinya fraud dalam proses anggaran khusus untuk praktik
penyediaan barang dan jasa. Selain itu, be probity audit. Khusus reguler ti
ban pekerjaan yang banyak dapat menim dak ada. Yang ada itu hanya ang
bulkan tekanan yang akan mempengaruhi garan transportasi pengawasan
kinerja auditor. Hal tersebut dikarenakan dan anggaran tenaga ahli, jika
jumlah auditor yang ada saat ini pada Ins kita perlu pendapat ahli. Teman-
pektorat Provinsi DKI Jakarta masih sangat teman auditor di sini sudah dapat
terbatas, sehingga auditor mengalami kesu tunjangan kinerja daerah atau
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 560
serta kualifikasi teknis yang mencukupi un punyai tingkat kepandaian serta kemam
tuk melaksanakan penugasan; mempunyai puan (knowledge and skills) yang terkait
integritas yang tinggi dalam praktik penu pada proses PBJ dan ditunjang dengan ada
gasan, mempunyai karakter yang baik, ser nya sertifikat PBJ. Namun, auditor pada Ins
ta menjunjung tinggi etika dan moral sesuai pektorat Provinsi DKI Jakarta belum familiar
rekam jejak yang bisa dipertangungjawab dengan probity audit karena merupakan hal
kan; mempunyai pengalaman yang mencu yang masih baru dan sebagian besar belum
kupi dalam bidang audit penyediaan barang mempunyai kepandaian mengenai PBJ. Se
jasa; bersedia menandatangani Pakta Integri lain itu, masih banyak auditor yang belum
tas sebelum menjalankan penugasan; mam mempunyai pengalaman mengenai audit
pu menjaga rahasia atas seluruh informasi penyediaan barang dan jasa. Hal ini meng
yang didapatkan terkait dengan kegiatan akibatkan praktik probity audit belum opti
probity audit; mempunyai sertifikat keahlian mal. Keadaan ini menjadi hambatan dalam
bidang Penyediaan Barang dan Jasa; serta penerapan probity audit yang dilaksanakan
mempunyai sertifikat Jabatan Auditor. oleh Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.
Auditor yang berkompeten sangat di Penerapan teori fraud pentagon dalam
butuhkan dalam praktik probity audit pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebuah
setiap tahap pengadan barang dan jasa. De kompetensi menggambarkan kemampuan
ngan melakukan pemeriksaan setiap tahap karyawan untuk memahami pengendalian
dapat mencegah terjadinya fraud. Abdulla internal yang ada di dalam suatu organi
tif (2013) dan Utami, Jori, & Hapsari (2017) sasi, kemudian mampu mengembangkan
ber argumentasi bahwa staf yang mempu strategi penggelapan yang canggih, serta
nyai kompeten dan kepandaian yang baik dapat melakukan kontrol terhadap situasi
dapat memberikan praktik penyediaan men sosial yang bisa memberikan keuntungan
jadi efektif. Namun, pada Inspektorat Provin yaitu dengan mempengaruhi pihak lain agar
si DKI Jakarta belum semua auditor familiar bersedia melakukan kerja sama dengannya
dengan probity audit dan belum semuanya (Abuazza, Mihret, James, & Best, 2015; Ako
mempunyai sertifikat penyediaan barang mea-Frimpong, Andoh, & Ofosu-Hene, 2016;
dan jasa. Keterbatasan kompetensi auditor Boyle, DeZoort, & Hermanson, 2015; Desai &
diungkapkan Rina dan Hermawan sebagai Nagar, 2016). Hal ini mengindikasikan bah
berikut. wa sistem pengendalian yang dilakukan oleh
Inspektorat masih lemah sehingga bisa mem
“Terdapat beberapa kesulitan buka peluang bagi auditee untuk melakukan
yang kita hadapi dalam perenca fraud. Selain itu, kepandaian auditor me
naan probity audit. Pertama, kare ngenai probity audit masih kurang memadai,
na ini sesuatu yang baru buat mengakibatkan praktik probity audit menja
kita sehingga muncul kesulitan. di tidak optimal. Kemudian, tekanan dalam
Kemudian auditor belum semua kehidupan yang terkait pada keuangan serta
nya mempunyai sertifikat PBJ, tekanan dari atasan, memotivasi auditee un
karena memang keterbatasan au tuk melakukan penyimpangan dalam proses
ditor kita yang mempunyai penge penyediaan barang dan jasa karena auditee
tahuan penyediaan barang dan melihat sistem internal pemerintah masih
jasa.....”(Rina). lemah.
Auditor dituntut mempunyai kepan
“....pendidikan yang bersifat subs daian yang lebih mengenai probity audit,
tantif seperti probity masih ku seperti mempunyai sertifikat ahli penyediaan
rang. Pemahaman auditor menge barang dan jasa (PBJ) dan sertifikat auditor.
nai probity masih kurang, sehingga Dengan mempunyai kepandaian yang baik
menghambat dalam praktik probi- mengenai PBJ akan berpengaruh terhadap
ty audit” (Hermawan). praktik probity audit guna mencegah terjadi
nya kecurangan dalam proses PBJ. Semakin
Pernyataan Rina dan Hermawan tinggi kompetensi auditor dapat memberi
menunjukkan urgensi pentingnya kompe kan kualitas audit yang baik (Alqudah, Am
tensi bagi para auditor. Berdasarkan pera ran, & Hassan, 2019; Kusumawati & Syam
turan dari Badan Pengawasan Keuangan suddin, 2018; Pearson, 2014; Syamsuddin,
dan Pembangunan (2012) salah satu syarat 2017). Selain itu, kompetensi merupakan
untuk menjadi tim probity audit yaitu mem faktor yang penting dalam praktik probity
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 562
audit, sehingga memberikan hasil yang efek bat dalam penerapan probity audit. Kondisi
tif (Brunette, Klaaren, & Nqaba, 2019; Park tersebut dikarenakan pemeriksaan probity
er, Jacobs, & Schmitz, 2019; Thomas & Pur yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi
cell, 2019; Usman, 2017; Wuysang, Nangoi, DKI Jakarta cukup banyak, seperti pemba
& Pontoh, 2016). Dengan kata lain, kompe ngunan rumah susun sebanyak 2 tower dan
tensi auditor dapat ditingkatkan melalui tiga 7.900 unit dan dinas pendidikan sebanyak
hal, yaitu kepandaian, keterampilan, dan 100 rehap total gedung. Penugasan yang
pengalaman (Abbott, Daugherty, Parker, & banyak menjadi penghambat dalam prak
Peters, 2016; Chen, Dai, Kong, & Tan, 2017; tik probity audit, karena auditor sulit untuk
Ghebremichael, 2019; Kabuye, Nkundaban membagi waktu, sehingga berdampak pada
yanga, Opiso, & Nakabuye, 2017; Sampet, praktik probity. Selain itu, pemeriksaan
Sarapaivanich, & Patterson, 2019). probity membutuhkan waktu yang panjang
Selanjutnya, hambatan keempat ada sehingga auditor tidak bisa fokus pada pro-
lah keterbatasan waktu. Berdasarkan Badan bity audit saja karena auditor mempunyai
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan penugasan yang lain, seperti audit kinerja
(2012) praktik probity audit dilakukan mulai dan audit kasus. Hal ini sejalan dengan te
dari identifikasi kebutuhan dalam Rencana ori fraud pentagon yang terdiri dari, pertama
Umum Penyediaan (RUP) yang menjadi salah tekanan dikarena kebutuhan keuangan yang
satu dari proses penyusunan rencana kerja kurang dan tekanan dari atasan, sehingga
anggaran-kementerian dan lembaga (dising memotivasi auditee untuk melakukan kecu
kat RKA-KL/SKPD) sampai dengan peman rangan. Kedua, peluang terjadinya fraud ter
faatan barang tersebut. Inspektorat Provinsi buka dengan lebar karena auditor tidak bisa
DKI Jakarta melakukan probity audit mulai melakukan pengawasan setiap hari, sehing
dari kegiatan perencanaan sampai dengan ga mengakibatkan ada peluang bagi auditee
aktivitas pemanfaatan barang atau jasa. untuk melakukan fraud. Berdasarkan hasil
Pada tahun 2016 Inspektorat melakukan penelitian yang dilakukan oleh Cordery &
probity audit dalam bidang penyediaan kon Hay (2019), Putri (2017), dan Wuysang, Nan
struksi sehingga prosesnya rumit dan mem goi, & Pontoh (2016) bahwa keterbatasan
butuhkan orang teknik sipil yang memaha waktu menjadi faktor dalam menghambat
mi konstruksi tersebut. Dalam probity audit praktik probity audit sehingga praktik be
dilakukan pengawasan setiap hari, tetapi lum pada tahap optimal. Hasil penelitian ini
inspektorat tidak melakukan setiap hari mendukung hasil penelitian tersebut karena
karena ada penugasan yang lain yang sudah faktor keterbatasan waktu memang terbukti
terprogram, misalnya rapat dan pemerik cukup mempengaruhi praktik probity audit
saan kinerja. Oleh karena itu, auditor susah sehingga tidak optimal.
membagi waktu khusus untuk melakukan Hambatan yang kelima adalah keter
probity audit dan auditor tidak bisa fokus batasan sarana dan prasarana. Hasil wa
dalam satu pemeriksaaan saja. Hal tersebut wancara peneliti dengan partisipan menun
diungkapkan oleh Suryanto pada kutipan jukkan bahwa sarana dan prasarana adalah
sebagai berikut: salah satu aspek yang seharusnya mendapat
perhatian dari Inspektorat Provinsi DKI Ja
“Kemarin kita sulit bagi waktu karta dalam menunjang proses praktik probi-
karena selain probity audit kita ty audit. Fitri, Syukur, & Justisa (2019) dan
punya program yang sudah ter Rustiarini & Novitasari (2014) menyebutkan
jadwal atau sudah terprogram jadi bahwa dengan adanya sarana dan prasara
tugasnya numpuk, satu peker na yang cukup, praktik probity audit dapat
jaan belum selesai dan kita juga berjalan dengan efektif. Pada umumnya
melakukan tugas yang lain se sarana pemeriksaan mencakup semua hal
hingga kurang efektifnya di situ. yang secara langsung dipergunakan oleh
Kemudian keterbatasan lain auditor agar dapat meningkatkan kualitas
seperti SDM, waktu, anggaran, proses praktik probity audit PBJ. Berikut
kepandaian dan kompetensi dari pernyataan yang diungkapkan oleh Winata
auditnya”(Suryanto). terkait dengan sarana dan prasarana prak
tik probity audit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan
partisipan diperoleh petunjuk bahwa wak “Kita memang kurang alat-alat
tu yang terbatas menjadi faktor pengham untuk berbagai pengujian secara
563 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568
ditor dengan audite merupakan salah satu ty audit sehingga auditor bisa fokus dalam
faktor penentu keberhasilan praktik probity menjalan tugasnya. Kelima, meningkatkan
audit. Sehubungan dengan hal tersebut, Ins sarana dan prasarana untuk mendukung
pektorat Provinsi DKI Jakarta perlu melaku penerapan probity audit. Keenam, aktivitas
kan berbagai upaya agar para auditornya probity audit seyogyanya wajib diterapkan
bisa menjalin kerja sama secara profesio pada keseluruhan tahap sesuai pedoman
nal dengan pihak auditee khususnya terkait praktik probity audit, agar dapat diketahui
dengan penyediaan data demi suksesnya kecurangan yang terjadi sedini mungkin
praktik aktivitas probity audit. pada setiap tahapan penyediaan barang dan
jasa, serta dapat menjadi dasar untuk per
SIMPULAN baikan praktik probity audit berikutnya.
Berdasarkan penjelasan pada ba Terlepas dari minimnya informan yang
gian sebelumnya dapat disimpulkan bah bersedia, penelitian ini membukakan celah
wa Inspektorat Provinsi DKI Jakarta dalam bagi peneliti selanjutnya dan pengembangan
mengimplementasikan probity audit belum akuntansi. Saran untuk peneliti selanjutnya
optimal. Kondisi ini disebabkan probity au- diharapkan dapat melakukan analisis kom
dit dilaksanakan hanya berdasar pada per parasi praktik probity audit pada berbagai
mintaan kepala dinas (pihak auditee), yang unit/instansi pemerintah lain, di antaran
praktiknya tidak dilakukan terhadap semua ya meliputi Unit Layanan Penyediaan (ULP)
tahapan yang ada seperti yang terdapat dan Layanan Penyediaan Secara Elektronik
pada pedoman probity audit. Meskipun be (LPSE). Hal tersebut sebaiknya dilakukan
lum optimal, dengan segala keterbatasan agar bisa terlihat gambaran praktik probi-
yang ada probity audit yang dilakukan oleh ty audit dari berbagai instansi yang berbe
Inspektorat Provinsi DKI Jakarta terbukti da. Selain itu, materi probity audit yang te
dapat mencegah terjadinya kecurangan da lah terbukti efektif dalam mendeteksi dan
lam penyediaan konstruksi bangunan. Hal mencegah fraud pada aktivitas penyediaan
ini karena auditor melakukan pengawasan barang dan jasa instansi pemerintah perlu
secara real time. Penelitian ini juga berha dimasukkan ke dalam kurikulum program
sil mengungkapkan beberapa aspek domi studi akuntansi, khususnya untuk mata
nan yang menjadi faktor penghambat proses kuliah Auditing Sektor Publik.
penerapan probity audit yang dilakukan oleh
Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, meliputi DAFTAR RUJUKAN
keterbatasan sarana-prasarana atau fasil Abbott, L. J., Daugherty, B., Parker, S., & Pe-
itas, belum maksimalnya kompetensi audi ters, G.F. (2016). Internal Audit Qual
tor tentang probity audit, kurangnya jumlah ity and Financial Reporting Quality:
auditor probity yang berpengalaman, sangat The Joint Importance of Independence
terbatasnya anggaran praktik probity audit, and Competence. Journal of Account-
waktu praktik probity audit yang sangat ter ing Research, 54(1), 3-40. https://doi.
batas, serta dokumen praktik probity audit org/10.1111/1475-679X.12099
yang masih kurang lengkap. Abdullatif, M. (2013). Fraud Risk Factors
Berdasarkan berbagai hambatan terse and Audit Programme Modifications:
but solusi yang dapat diberikan kepada Evidence from Jordan. Australasian Ac-
Inspektorat Provinsi DKI Jakarta adalah counting, Business and Finance Journal,
sebagai berikut. Pertama, meningkatkan 7(1), 59-77. https://doi.org/10.14453/
kuantitas SDM yang andal dalam penerapan aabfj.v7i1.5
probity audit sehingga praktik audit bisa Abuazza, W. O., Mihret, D. G., James, K., &
lebih efektif. Kedua, meningkatkan anggaran Best, P. (2015). The Perceived Scope of
praktik probity audit, khususnya pada audit Internal Audit Function in Libyan Pub
penyediaan konstruksi. Ketiga, meningkat lic Enterprises. Managerial Auditing
kan kompetensi auditor dengan memberi Journal, 30(6–7), 560–581. https://doi.
kan pelatihan secara rutin berkelanjutan org/10.1108/MAJ-10-2014-1109
dan mendorong untuk mempunyai sertifikat Aikins, S. K. (2012). Determinants of Auditee
penyediaan barang dan jasa. Keempat, usa Adoption of Audit Recommendations:
hakan jangan memberikan penugasan lain Local Government Auditors’ Perspec
ketika auditor mendapat penugasan probi- tives. Journal of Public Budgeting, Ac-
565 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 550-568
counting & Financial Management, 24(2), Brunette, R., Klaaren, J., & Nqaba, P. (2019).
195-220. https://doi.org/10.1108/JP Reform in the Contract State: Embed
BAFM-24-02-2012-B002 ded Directions in Public Procurement
Akbar, R., Pilcher, R, & Perrin, B. (2015). Im- Regulation in South Africa. Develop-
plementing Performance Measurement ment Southern Africa, 36(4), 537-554.
Systems: Indonesian Local Government https://doi.org/10.1080/037683
under Pressure. Qualitative Research in 5X.2019.1599712
Accounting & Management, 12(1), 3-33. Capalbo, F., & Palumbo, R. (2013). The Im-
https://doi.org/10.1108/QRAM-03- perfect Match of Public Accountability
2013-0013 of State-Owned Enterprises and Pri
Akomea-Frimpong, I., Andoh, C., & Ofo- vate-Sector-Type Financial Reporting:
su-Hene, E. D. (2016). Causes, Effects The Case of Italy. Australasian Account-
and Deterrence of Insurance Fraud: Ev ing, Business and Finance Journal, 7(4),
idence from Ghana. Journal of Finan- 37-50. https://doi.org/10.14453/aab
cial Crime, 23(4), 678-699. https://doi. fj.v7i4.4
org/10.1108/JFC-11-2015-0062 Chen, X., Dai, Y., Kong, D., & Tan, W. (2017).
Alqudah, H., Amran, N., & Hassan. (2019). Effect of International Working Expe
Factors Affecting the Internal Auditors’ rience of Individual Auditors on Audit
Effectiveness in the Jordanian Pub Quality: Evidence from China. Journal of
lic Sector: The Moderating Effect of Business Finance & Accounting, 44(7-8),
Task Complexity. EuroMed Journal of 1073-1108. https://doi.org/10.1111/
Business, 14(3), 251-273. https://doi. jbfa.12257.
org/10.1108/EMJB-03-2019-0049 Cibangu, S. (2013). A Memo of Qualita-
Andon, P., Free, C., & Scard, B. (2015). tive Research for Information Science:
Pathways to Accountant Fraud: Austra Toward Theory Construction. Journal of
lian Evidence and Analysis. Accounting Documentation, 69(2), 194-213. https://
Research Journal, 28(1), 10-44. https:// doi.org/10.1108/00220411311300048
doi.org/10.1108/ARJ-06-2014-0058 Cordery, C. J., & Hay, D. (2019). Supreme
Bernstein, R., Buse, K., & Bilimoria, D. Audit Institutions and Public Value:
(2016). Revisiting Agency and Steward Demonstrating Relevance. Financial
ship Theories: Prespectives From Non Accountability & Management, 35(2),
profit Board Chairs and CEOS. Nonprof- 128-142. https://doi.org/10.1111/
it Management and Leadership, 26(4), faam.12185
489–498. https://doi.org/10.1002/ Danuta, K. S. (2017). Crowe’s Fraud Penta-
nml.21199 gon Theory dalam Pencegahan Fraud
Biswan, A., & Zarnedi, E. (2018). Rantai Nilai pada Proses Pengadaan melalui E-Pro
pada Audit Sektor Publik. Jurnal curement. Jurnal Kajian Akuntansi, 1(2),
Akuntansi Multiparadigma, 9(2), 280- 161–171. https://doi.org/10.33603/
298. https://doi.org/10.18202/ja jka.v1i2.826
mal.2018.04.9017 Desai, N., & Nagar, N. (2016). A Research
Boyle, D. M., DeZoort, F. T., & Herman- Note: Are Auditors Unable to Detect
son, D. R. (2015). The Effect of Alter Classification Shifting or Merely Not
native Fraud Model Use on Auditors’ Willing to Report It? Evidence from In
Fraud Risk Judgments. Journal of Ac- dia. Journal of Contemporary Accounting
counting and Public Policy, 34(6), 578- & Economics, 12(2), 111-120. https://
596. https://doi.org/10.1016/j.jac doi.org/10.1016/j.jcae.2016.06.002
cpubpol.2015.05.006 Detkova, P., Podkolzina, E., & Tkachenko, A.
Badan Pemeriksa Keuangan. (2017). Ikhtisar (2018). Corruption, Centralization and
Hasil Pemeriksaan Semester 1 Ta- Competition: Evidence from Russian
hun 2017. Jakarta: Badan Pemeriksa Public Procurement. International Jour-
Keuangan. nal of Public Administration, 41(5-6),
Badan Pengawasan Keuangan dan Pemba- 414-434. https://doi.org/10.1080/019
ngunan. Pedoman Probity Audit Pen 00692.2018.1426014
gadaan Barang/Jasa Pemerintah bagi Doig, A. (2014). Roadworks Ahead? Address-
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah ing Fraud, Corruption and Conflict of
(APIP). Peraturan No. 362/K/D4/2012. Interest in English Local Government.
(2012). Indonesia. Local Government Studies, 40(5), 670-
Ramadhan, Arifin, Efektivitas Probity Audit dalam Mencegah Kecurangan. .. 566
paradigma, 5(3), 345-354. https://doi. Thomas, K., & Purcell, A. J. (2019). Local
org/10.18202/jamal.2014.12.5025 Government Audit Committees: A Be
Ryan, C., & Ng, C. (2002). Australian Auditors- haviour Framework for Effective Audit
General Involvement in Probi Committee Performance. Australian
ty Auditing: Evidence and Impli Accounting Review, 29(2), 418-437.
cations. Managerial Auditing Jour- https://doi.org/10.1111/auar.12229
nal, 17(9), 559-567. https://doi. Tumuramye, B., Ntayi, J., & Muhwezi, M.
org/10.1108/02686900210447551 (2018). Whistle-Blowing Intentions
Sampet, J., Sarapaivanich, N., & Patterson, P. and Behaviour in Ugandan Public Pro
(2019). The Role of Client Participation curement. Journal of Public Procure-
and Psychological Comfort in Driving ment, 18(2), 111-130. https://doi.
Perceptions of Audit Quality: Evidence org/10.1108/JOPP-06-2018-008
from an Emerging Economy. Asian Usman, F. (2017). Evaluasi Kesesuaian
Review of Accounting, 27(2), 177-195. Pelaksanaan Probity Audit pada BPKP
https://doi.org/10.1108/ARA-09- Pusat dengan Pedoman Probity Audit
2017-0144 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Satyawan, M., & Khusna, K. (2017). Meng- Jurnal Info Artha, 1(1), 17-34. https://
ungkap Korupsi melalui Bukti Audit doi.org/10.31092/jia.v1i1.17
Menjadi Bukti Menurut Hukum. Jur- Utami, I., Jori, A., & Hapsari, A. N. S. (2017).
nal Akuntansi Multiparadigma, 8(1), Sudikah Akuntan Mengungkap Aib
183-199. https://doi.org/10.18202/ Kecurangan? Jurnal Akuntansi Multi-
jamal.2017.04.7048 paradigma, 8(3), 458-469. https://doi.
Schillemans, T., & Twist, M. V. (2016). Coping org/10.18202/jamal.2017.12.7066
with Complexity: Internal Audit and Vermeer, B. Y., & Styles, A. K. (2019). Online
Complex Governance. Public Perfor- Availability and Accessibility of Local
mance & Management Review, 40(2), Government Financial Statements: Is
257-280. https://doi.org/10.1080/153 the Public Interest Being Served? Ac-
09576.2016.1197133 counting and the Public Interest, 19(1),
Shead, B. (2001). Probity Auditing: Keeping 57-82. https://doi.org/10.2308/apin-
the Bureaucrats Honest? Australian 52579
Journal of Public Administration, 60(2), Westhausen, H. U. (2017). The Escalating
66-70. https://doi.org/10.1111/1467- Relevance of Internal Auditing as An
8500.00210 ti-Fraud Control. Journal of Financial
Silva, P. (2016). ‘A Poor but Honest Country’: Crime, 24(2), 322–328. https://doi.
Corruption and Probity in Chile. org/10.1108/JFC-06-2016-0041
Journal of Developing Societ- Wijayanti, P., & Hanafi, R. (2018). Pencegahan
ies, 32(2), 178–203. https://doi. Fraud di Pemerintah Desa. Jurnal
org/10.1177/0169796X15609712 Akuntansi Multiparadigma, 9(2), 331-
Sutherland, S. L. (2003). “Biggest Scandal in 345. https://doi.org/10.18202/ja
Canadian History”: HRDC Audit Starts mal.2018.04.9020
Probity War. Critical Perspectives on Ac- Williams-Elegbe, S. (2018). Systemic Corrup-
counting, 14(1-2), 187-224. https://doi. tion and Public Procurement in Develop
org/10.1006/cpac.2002.0522 ing Countries: Are There Any Solutions?
Syamsuddin. (2017). The Government Whistle- Journal of Public Procurement, 18(2),
blowers in Generating Audit Quality 131-147. https://doi.org/10.1108/
(A survey on Provincial Audit Boards JOPP-06-2018-009
in South, Central, and West Sulawe Wuysang, R. V., Nangoi, G., & Pontoh, W.
si, Indonesia). International Journal (2016). Analisis Penerapan Akuntansi
of Law and Management, 59(6), 1046- Forensik dan Audit Investigatif terh
1058. https://doi.org/10.1108/IJL adap Pencegahan dan Pengungkapan
MA-08-2016-0069 Fraud dalam Pengelolaan Keuangan
Taft, J. (2016). From Change to Stability: Daerah pada Perwakilan BPKP Provin
Investigating Canada’s Office of the Au si Sulawesi Utara. Jurnal Riset Akun-
ditor General. Canadian Public Admin- tansi dan Auditing Goodwill, 7(2), 31-
istration, 59(3), 467-485. https://doi. 53. https://doi.org/10.35800/jjs.
org/10.1111/capa.12176 v7i2.13551