Vol. 17 No.1,
Jurnal Ilmu Administrasi pp (129-144) © 2020.
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi ISSN 1829 - 8974
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020 e-ISSN 2614-2597
Willy Wibowo
Balitbang Hukum dan HAM, Kementerian Hukum dan HAM RI
e-mail : willywibowo70@gmail.com
Article history: Pada era milenial ini survei online banyak digunakan untuk
Dikirim Tgl. : 12 Mei 2020 mendapatkan data, karena efisiensi dan penghematan biaya merupakan
Revisi Pertama Tgl. : 18 Mei 2020 faktor penting dalam penggunaan survei online. Data tersebut dapat
Diterima Tgl. : 13 Juni 2020 dijadikan sebagai bahan membuat kebijakan dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan. Namun, survei online memiliki kelemahan hal itu
diperoleh dari beberapa literatur mengungkapkan bahwa adanya gap yang
dihasilkan dari survei online. Kementerian Hukum dan HAM melakukan
Kata Kunci : survei online dengan diikuti 873 satuan kerja. Artikel ini akan dijelaskan
Kebijakan, Survei IPK-IKM, pelaksanaan survei, problema yang dihadapi serta analisis gap antara hasil
Kementerian Hukum dan HAM survei online dengan hasil verifikasi. Artikel ini menggunakan metode
kualitatif. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena pada Tahun 2020,
Keywords : Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi
Policy, IPK-IKM Survey, Ministry menggunakan survei online dalam penentuan komponen hasil untuk
of Law and Human Rights menetapkan satuan kerja berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi serta
adanya pendemi covid-19 yang membatasi ruang gerak Tim penilai untuk
turun ke daerah. Survei ini juga dapat menjadi alat kontrol monitoring dan
evaluasi untuk kualitas layanan publik. Dapat simpulkan pelaksanaan
survei sudah berjalan optimal, ditemukan beberapa kendala serta adanya
temuan gap antara hasil survei dengan hasil verifikasi perlu menjadi
perhatian, survei ini berhasil untuk mengukur dan meningkatkan kualitas
layanan publik di lingkungan Kemenkumham.
Abstract
In this era, online surveys are widely used to obtain data, because efficiency
and cost savings are important factors in the use of online surveys. The data can be
made as material for policy makers in order to improve service quality. However,
online surveys have the drawbacks obtained from several literature that suggest
differences that result from online surveys. The Ministry of Law and Human Rights
conducted an online survey following 873 work units. This article will discuss
surveys, issues discussed as well as analysis of gaps between online survey results
and verification results. This article uses qualitative methods. This research is
important to be carried out in 2020, the Ministry of Apparatus Empowerment and
Bureaucracy Reform uses an online survey to determine the component of the results
to install work units predicated as Corruption-Free Areas and to show Covid-19
pendemi moving in the motion of the Assessment Team for each region. This survey
can also be a monitoring and evaluation control tool for the quality of public services.
The results of verification need to be a concern, this survey was successful in
measuring and improving the quality of public services in the Ministry of Law and
Human Rights.
Jurnal 129
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
Tingkat kepuasan masyarakat terhadap dari berbagai Unit eselon I, seperti dibidang
pelayanan sektor publik masih cukup rendah hal ini keimigrasian, pemasyarakatan, Pelayanan hukum,
dibuktikan dari beberapa penelitian empiris kekayaan intelektual, pembinaan hukum,
terhadap kualitas pelayanan di birokrasi pengembagangan sumber daya manusia (SDM).
pemerintahan daerah. Perkembangan pengguna Kemenkumham mempunyai satker 11 Eselon I, 33
layanan yang sangat dinamis, tingkat kehidupan Kantor Wilayah (Kanwil), 139 UPT Imigrasi, 680
pengguna layanan yang semakin membaik, UPT Pemasyarakatan, 5 UPT Balai Harta
merupakan indikasi dari empowering yang dialami Peninggalan dan 5 UPT Badan Diklat sehingga
oleh pengguna layanan (Thoha, 2001). Hal ini berjumlah 873 satker.
artinya pengguna layanan semakin sadar akan apa Banyaknya satker di lingkungan
yang menjadi hak dan kewajibannya, masyarakat Kemenkumham membuat tantangan tersendiri
semakin berani untuk mengajukan tuntutan, untuk memetakan/mengukur apa kelebihan dan
keinginan, kritis, berani melakukan kontrol dan kelemahan setiap satker dalam penyelenggaraan
aspirasinya terhadap penyelenggara layanan pelayanan publik. Untuk itu dilakukan Survei
publik. kepuasan masyarakat yang mengacu pada
Salah satu upaya yang harus dilakukan Permenpanrb Nomor 14 Tahun 2017, survei
dalam perbaikan pelayanan publik adalah kepuasan masyarakat merupakan pengukuran
melakukan survei kepuasan masyarakat kepada secara komprehensif kegiatan tentang tingkat
pengguna layanan dengan mengukur kepuasan kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil
pengguna layanan. Berbagai upaya telah dilakukan pengukuran atas pendapat masyarakat, juga
oleh pemerintah untuk memperbaiki citra tersebut, mendukung program Menpanrb dalam
misalnya dengan meningkatkan pelayanan kepada pembangunan Zona Integeritas (ZI) menuju
masyarakat secara langsung maupun melalui Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
kebijakan-kebijakan baik di tingkat pusat maupun Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
daerah. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan
Survei kepada pengguna layanan didasari kegiatan yang dilakukan pada tahun 2019 bahwa
oleh Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur survei yang dilaksanakan pada 113 satker, dalam
Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpanrb) pelaksanaannya masih ditemukan beberapa
Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei kelemahan dan kendala. Seperti mengeluarkan
Kepuasan Masyarakat (SKM) Terhadap biaya besar (Rp.500.974.000) digunakan untuk biaya
Penyelenggara Pelayanan Publik sebagaimana telah perjalanan dinas dan pencetakan kusioner selain itu
diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan juga memakan waktu dalam pengolahan datanya.
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Untuk itu pada tahun 2020, Kemenkumham
Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman merubah metode survei melalui online didasari
Survei Kepuasan Masyarakat. kebijakan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Dalam melakukan SKM diperlukan adanya Manusia (Permenkumham) Nomor 29 Tahun 2019
penilaian terhadap kinerja pelayanan yang pada tentang Pembangunan ZI Menuju WBK dan WBBM
pendapat masyarakat. Kegiatan SKM perlu di lingkungan Kemenkumham. Survei online dinilai
dilaksanakan secara berkesinambungan, dengan efektif dan efisien, karena hasil survei didapat
maksud agar dapat diketahui perkembangan nilai secara realtime, menghemat anggaran, tidak ada
kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik konflik kepentingan, transparan, jangkauan luas
Seperti survei indeks persepsi korupsi (IPK), survei seluruh Indonesia dan margin eror yang rendah.
indeks kepuasan masyarakat (IKM), dan survei Dengan adanya kebijakan ini satker yang berada di
Integeritas Internal organisasi, hasil survei kota maupun pedalaman kabupaten terpencil ikut
dimaksudkan untuk mengetahui kepuasan melaksanakan survei online.
masyarakat, persepsi korupsi dari satuan kerja Dengan adanya perubahan metode survei
(satker) dan evaluasi internal orginasasi. Kemudian yang dilakukan Kemenkumham tentu akan
sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu berimplikasi pada hasil survei, karena hasil survei
diambil untuk langkah perbaikan pelayanan. bisa saja tidak sesuai dengan kondisi dilapangan.
Kementerian Hukum dan HAM Karena, survei online terdapat kelemahan dalam hal
(Kemenkumham) merupakan instansi yang validasi responden. Tidak bertemu secara langsung
mempunyai tugas dan fungsi di bidang antara pihak yang melakukan survei dengan
pembangunan hukum dan HAM. Hal ini tercermin responden menjadikan tidak adanya kontrol
130 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
terhadap responden yang mengisi survei. Terlebih belum melaksanakan survei. Pemahaman
jika pihak pembuat survei tidak melibatkan pelaksana terhadap pentingnya survei masih
surveyor yang secara langsung turun ke lapangan rendah. Resources atau sumber daya, baik sumber
untuk mengawasi persebaran survei. Ditambah jika daya manusia dan sarana prasarana perlu
survei yang dilakukan berkaitan dengan ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan,
pengambilan data terhadap responden yang berada bimbingan teknis dalam teknik-teknik pelaksanaan
pada daerah tertentu. survei, penyusunan instrumen, pengolahan dan
Artikel ini penting karena dapat menjawab penyusunan laporan hasil survei sesuai dengan
apakah hasil survei online beda tipis dengan kondisi kaidah-kaidah yang baku. Kendala dalam proses
lapangan, kemudian dapat sebagai data dukung pelaksanaan survei kepuasan masyarakat yaitu
bagi Kementerian/Lembaga ketika melaksanakan masih kurangnya pemahaman aturan, kurangnya
kegiatan survei online yang serupa sehingga dapat komitmen pimpinan, minimnya kompetensi
mengurangi kendala yang terjadi dilapangan. sumber daya manusia, keterbatasan sarana
Survei yang dikembangkan oleh prasarana. Kendala lain yang dirasakan adalah
Kemenkumham tidak hanya digunakan di kurangnya kesadaran masyarakat untuk
lingkungan Kemenkumham saja tetapi platform ini berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan survei
sudah dikembangkan pada Kementerian tersebut.
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Kedua, penelitian yang dilakukan oleh
Birokrasi, Kejaksaan Republik Indonesia, Maduratna (2016: 197-211 ) bahwa Tingkat kepuasan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, masyarakat terhadap pelayanan dari sektor publik
Pemerintah Provinsi DKI, Kemeterian ATR/BPN masih cukup rendah hal ini dibuktikan dari
dan Mahkamah Agung. beberapa penelitian empiris terhadap kualitas
Berangkat dari latar belakang permasalahan pelayanan di birokrasi pemerintahan daerah.
tersebut diatas, maka artikel “Analisis Pelaksanaan Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan
Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: kalangan akademisi dan birokrat tentang pelayanan
Kementerian Hukum dan HAM Republik publik di Indonesia, ternyata kondisinya masih
Indonesia)” ini hendak membahas dan seringkali “dianggap“ belum baik dan memuaskan.
mendeskripsikan tentang berbagai hal mengenai Hal ini ditunjukkan dari kesimpulan yang dibuat
bagaimana pelaksanaan Kebijakan survei IPK-IKM oleh Agus Dwiyanto, dkk dalam GDS (Governance
online di lingkungan Kemenkumham, apa kendala, and Decentralization) 2002 di 20 propinsi di
dan analisis gap yang terjadi pada hasil survei Indonesia tentang kinerja pelayanan publik
setelah diverifikasi. Kemudian apakah survei ini menyebutkan “secara umum praktek
dapat mengukur dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik masih jauh dari
layanan publik. prinsip – prinsip tata pemerintahan yang baik “ (
2003 : 102 ).
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh
B. LANDASAN TEORITIS Dhamiri (2014: 132-144) bahwa pengukuran kualitas
Pada bagian landasan teori penulis mengutip pelayanan sebagai tolak ukur kualitas pelayanan
tinjauan penulis atas beberapa penelitian dan kajian apakah sudah memenuhi standar pelayanan
ilmiah terdahulu yang relevan serta beberapa minimal yang telah diisyaratkan oleh pemerintah.
konsep yang memiliki keterkaitan dengan Kepuasan masyarakat dapat diketahui dengan
penelitian ini. melihat kualitas pelayanan dari masing-masing
Pertama, pada penelitian terdahulu yang unsur yang telah ditentukan.
dilakukan oleh Imam Lukito (2016: 1-94) Keempat, penelitian yang dilakukan oleh
menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap aturan Siva Durga Prasad Nayak & Narayan (2019: 31-38)
pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat di bahwa alat survei online adalah alat survei berbasis
lingkungan Kemenkumham masih rendah dan internet dengan kelebihan dan kekurangan di setiap
belum optimal. Survei yang dilakukan belum secara tahap survei. Peneliti harus memutuskan untuk
spesifik pada tiap jenis layanan, masih secara menggunakan alat survei online berdasarkan
umum, belum ada format baku laporan hasil survei, pengaturan studinya sendiri, populasi penelitian
masih banyak ditemukannya unit layanan yang dan metodologi penelitian.
Jurnal 131
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
132 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
bandara/pelabuhan (Imigrasi) saat ini sudah 46 Biaya yang besar dan waktu yang lama membuat
satker yang berpredikat WBK dan 4 satker WBBM. survei manual ini tidak efektif dan efisien.
Salah satu upaya percepatan pembangunan Berdasarkan studi kasus tersebut Kemenkumham
ZI di lingkungan Kemenkumham dengan mengembangkan Aplikasi 3A sebagai tranformasi
mengembangkan aplikasi survei yaitu survei IPK- survei secara manual menjadi elektronik dengan
IKM online, aplikasi ini dinamakan 3A karena asas Transparent, Informative, Greate, Action, and
singkatan dari nama pembuat aplikasi ini pada saat Actual, diharapkan menjadi alat bantu kerja sehinga
itu, yaitu Asep Kurnia (Kepala Balitbangkumham), tercapai efesiensi waktu pelaksanaan survei dan
Ade Mulyana (Konsultan IT Balitbangkumham), proses pengolahan hasil survei.
dan Aman Riyadi (Kepala Pusat Kajian Kebijakan Rangkaian proses survei IPK-IKM online
dan Pengembangan Balitbangkumham). Aplikasi terbagi menjadi 7 tahapan yang dilakukan secara
survei ini berbasis online yang dapat menghitung bersamaan. Berikut tata cara survei:
secara otomatis dan real time hasil survei 1. QR Code survey IP-IKM yang telah
berdasarkan indikator penilaian dan pembobotan. didistribusikan wajib dipasang di ruang
Penerapan teknologi informasi dan layanan dan/atau ruang tunggu yang
komunikasi dalam kebijakan pemerintah letaknya strategis (dapat diakses oleh seluruh
ditunjukkan dengan adanya e-Government yang penerima layanan) dan diisi khsusus oleh
merupakan sebuah kebijakan dimana pemerintah penerima layanan;
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi 2. QR Code dapat dikirimkan melalui surat
untuk melayani penduduknya melalui media elektronik (e-mail) kepada penerima
telepon, faximile, atau e-mail/internet (Yeni Denisa layananyang tidak memerlukan kehadiran
Lestari, Joko Tri Nugraha, 2019). fisik di tempat pelayanan(notaris, pemohon
Layanan survei IPK-IKM online merupakan hak cipta dan pengguna layanan lainnya);
suatu layanan yang disediakan untuk menampung 3. Pindai QR Code menggunakan telepon
persepsi kepuasan masyarakat dan persepsi selular/tablet (android ataupun IOS);
korupsi. Layanan ini tergolong dalam tipe aplikasi 4. Setelah memindai QR Code maka akan keluar
Government to Citizens (G-to-C), karena bertujuan laman survei dan pilihan jawaban dapat
untuk membangun interaksi antara pemerintah langsung diisi sesuai dengan pilihan masing-
dengan masyarakatnya. Aplikasi ini bertujuan masing;
untuk mendekatkan pemerintah dengan 5. Terdapat 15 pertanyaan untuk survey IPK-
masyarakatnya melalui indikator-indikator yang IKM. Pertanyaan didahului dengan jenis
beragam dengan tujuan agar masyarakat dapat layanan yang diterima. Apabila telah selesai
memberikan penilaian terhadap penyelenggaraan menjawab, selanjutnya tekan tombol “kirim”
pemerintah. hingga muncul keterangan “sukses”;
Pembuatan kanal-kanal akses untuk aplikas 6. Pelaksanaan Survei IPK-IKM
G-to-C ditujukan untuk mempermudah interaksi direkomendasikan untuk menggunakan satu
masyarakat dan pemerintahnya, bukan gadget (telepon seluler, tablet, laptop
mempersulit interaksi diantara keduanya (Indrajit, danlainnya) untuk satu responden dan satu
2016), juga untuk mendekatkan pemerintah dengan kali pengisian survei;
rakyat (Iskandar, 2017). 7. Pelaksanaan survei IPK-IKM
Pengembangan survei ini didasari oleh direkomendasikan untuk menggunakan
kegiatan survei yang dilakukan secara manual pada jaringan internet masing-masing atau tidak
tahun 2019. Pada survei manual diawali dengan menggunakan akses internet (wifi/lan) yang
melakukan survei ke 113 satker kemudian kuisioner sama.
yang telah diisi responden discan lalu dikirim ke tim
tabulasi untuk di proses pengolahan data. Proses Survei online ini dibatasi ruang lingkupnya
pengolahan data membutuhkan waktu 3 jam untuk dengan beberapa indikator. Antara lain :
survei IPK-IKM dengan 80 responden yang 1. Survei harus dilakukan di jam kerja, Survei
dikerjakan oleh 2 orang. yang dilakukan di luar jam kerja akan ditolak
Survei yang dilakukan secara manual di 113 oleh sistem (tidak valid);
satker mengeluarkan biaya Rp.500.974.000. jumlah 2. Survei hanya bisa dilakukan oleh satu IP atau
yang besar tersebut digunakan untuk cetak satu alat telepon seluler, jika dilakukan
kuisioner manual dan perjalanan dinas ke satker. dengan IP yang sama akan di tolak sistem
Jurnal 133
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
134 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
Jurnal 135
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
136 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Direktorat Namun dalam kenyataannya, ada saja satker
Administrasi Hukum Umum, Direktorat Jenderal yang belum memanfaatkan sepenuhnya kemajuan
Imigrasi, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual aplikasi survei ini. Fakta ini bisa disebabkan oleh
dan Badan Pengembangan Sumber daya Manusia. banyak faktor, antara lain SDM, komitmen
pimpinan dan juga sarana prasarana yang ada
Tabel 4. Hasil Survei dan Verifikasi Kanim tentunya hal ini harus menjadi perhatian.
Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan
Kendala pelaksanaan survei dan Mengefektifkan
Survei
Adanya aplikasi 3A survey IPK-IKM online
hanya sebagai alat untuk mengukur kualitas
pelayanan publik maupun persepsi korupsi pada
satker. Puas tidaknya pengguna layanan tergantung
Sumber : Balitbangkumham, 2020. pada satker itu sendiri dalam memberikan
pelayanan.
Pada tabel 4 dapat dilihat hasil survei IPK- Namun, pada kenyataannya tidak setiap
IKM online pada 2 periode dan hasil verifikasi. layanan yang diberikan oleh satker dapat
Adanya peningkatan hasil survei pada periode memuaskan pengguna, tentu saja ada faktor-faktor
bulan Januari-Maret 2020 dengan responden 1.232. yang menghambat layanan. Begitupun dengan
Metode wawancara yang digunakan dalam pelaksanaan survei IPK-IKM online yang dilakukan
verifikasi survei IPK-IKM ini membuat verifikator di lingkungan Kemenkumham, dalam
dapat menggali secara lebih mendalam jawaban- pelaksanaannya menemui beberapa kendala dan
jawaban responden. Hal ini yang menjadi faktor hambatan. Kendala yang dihadapi oleh satker
yang kuat adanya perbedaan-perbedaan dari hasil terkait pengisian survey IPK-IKM, secara umum
survei IPK-IKM online yang dilakukan secara dapat dikategorikan sebagai berikut :
mandiri. Sarana, hampir semua satker mengalami
Sesuai dengan Permenkumham Nomor 29 kendala ini. (1) Karena tidak semua pengguna
Tahun 2019 tentang Pembangunan ZI Menuju WBK layanan memiliki telepon selular yang kompetibel
dan WBBM di lingkungan Kementerian Hukum dan untuk pengisian survei, seperti yang terjadi di satker
HAM, hasil kegiatan verifikasi ini disampaikan yang lokasinya berada di pedalaman atau
kepada masing-masing unit utama kemudian dapat kabupaten baru mayoritas pengguna layanannya
menjadi acuan bagi unit utama dalam mengusulkan adalah masyarakat yang bekerja sebagai petani,
Satker yang berpotensi meraih WBK/WBBM. nelayan dan pekerjaan tidak tetap, (2) Kemudian
Sasarannya, Satker yang akan diusulkan tersebut tidak semua pengguna layanan bersedia untuk
merupakan Satker yang memenuhi ketentuan baik mengunduh aplikasi scanner barcode/QR code
dalam proses pelaksanaan maupun hasilnya. dengan alasan menghabiskan kuota internet dan
Hal tersebut diatas sudah dilakukan oleh memori yang sudah penuh, (3) Tidak semua
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam surat pengguna layanan memiliki akses internet, ini
keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan merupakan dilema bagi petugas pelayanan karena
Nomor: PAS-32.UM.01.03 Tahun 2020 tentang sudah menjelaskan tata cara pengisian tetapi
penghargaan kepada satker Pemasyarakatan yang pengguna layanan tidak bisa melakukan survei, (4)
telah melaksanakan pembangunan ZI menuju WBK belum tersedianya pertanyaan survei IPK-IKM versi
dan WBBM, dalam surat tersebut diusulkan Bahasa Indonesia populer dan Bahasa inggris, hal
sebanyak 590 satker meraih predikat WBK dan 21 ini menjadi kendala bagi pengguna layanan warga
satker WBBM. negara asing biasanya di kantor imigrasi, rumah
Perkembangan dunia memasuki revolusi detensi imigrasi dan Tempat Pemeriksa Imigrasi di
industri 4.0 memaksa sumber daya manusi (SDM) bandara maupun pelabuhan.
untuk mempunyai kompetensi-kompetensi yang Metode pelaksanaan survei, (1) tidak semua
baru agar bisa bersaing dengan kemajuan yang ada. pengguna layanan di satker mengerti tata cara
Begitupun satker di lingkungan Kemenkumham, pengisian survei dengan menggunakan QR Code,
juga dituntut untuk memanfaatkan tehnologi survei dengan metode baru ini belum membumi
informasi khususnya aplikasi survey 3A Survei IPK- bagi pengguna layanan, hal ini menjadi tantangan
IKM online. sendiri bagi petugas layanan/Duta layanan untuk
Jurnal 137
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
menjelaskan tata caranya walaupun sudah ada Supatmoko, D., & Kurrohman, 2017). (4) Tidak
penjelasannya di banner, (2) Satker sampainya informasi dari Kanwil kepada seluruh
menginformasikan bahwa pengisian survei dapat satker bahwa pengisian survei dilaksanakan secara
dilakukan menggunakan tautan survei sehingga berkelanjutan (setiap triwulan). Menurut Sasmito,
menyebabkan pengguna layanan mengisi survei dkk (2018: 73) Dalam implementasi terkadang ada
diluar jam kerja layanan sehingga survei di terima ketidaksingkronan dengan tujuan program
oleh sistem dianggap tidak valid, kasus ini banyak sehingga diperlukan pengawasan dan pemantauan
terjadi pada satker yang menempelkan Qr Code pada yang lebih mendalam, serta penguatan sumber daya
laman website, atau layanan kenotarisan, layanan manusia kepada penerima manfaat agar bisa lebih
hak cipta dan Tempat Pemeriksaan Imigrasi berkomitmen dengan peraturan yang telah ada
(Bandara dan Pelabhan). (Permana, A. C., Sasmito, C., & Gunawan, 2018).
Kesedian pengguna layanan untuk mengisi Dari beberapa kendala diatas seharusnya
survei, (1) Tidak semua pengguna layanan bersedia dapat diminimalisir karena Survei IPK-IKM online
mengisi survei dikarenakan keterbatasan waktu, yang dilakukan ini berbeda dengan survei dahulu
kebanyakan kasus ini terjadi pada pengguna seperti survei yang sebatas dibagian layanan
layanan ibu-ibu yang sibuk mengurus anak dan kunjungan dengan cara menempatkan 3 buah kotak
barang bawaan ketika di satker, (2) Tidak semua dengan warna hijau, kuning dan merah yang berarti
responden dapat membaca, penulis sendiri sudah baik untuk warna Hijau, cukup untuk warna
beberapa kali menumukan pengguna layanan yang Kuning dan buruk untuk warna merah. Kita masih
mengeluh tidak bisa membaca karena tulisan yang ingat penempatan kotak tersebut di lokasi terbuka
ada di telepon selularnya terlalu kecil atau tidak menimbulkan adanya kecenderungan bahwa
membawa kacamata, (3) Tidak semua responden pengguna layanan merasa tidak aman, segan atau
berkenan menggunakan paket data pribadi untuk bahkan takut untuk memberikan penilaian secara
pengisian survei, sementara ittu survei tidak bisa jujur.
dilakukan dengan menggunakan wifi kantor, (4) Sudah seharusnya aturan dan ketentuan yang
Pengguna layanan takut mengisi survei, biasanya sudah ada dan dibuat di pusat, harus dilaksanakan
kasus ini ditemui pada satker Pemasyarakatan dengan serius dan disiplin. Selain itu diperlukan
karena takut keluarganya dapat masalah. Hal diatas adanya komunikasi dan penyebaran informasi
merupakan salah satu bentuk kurangnya dukungan terkait aturan suatu kebijakan. Komunikasi
masyarakat atau pengguna layanan terhadap merupakan faktor yang penting di dalam
kebijakan (Sulmiah, Herlina Sakawati, Widyawati, implementasi kebijakan, komunikasi sangat
2019). menentukan berjalan tidaknya suatu kebijakan,
Pemahaman petugas pelaksana survei pada yaitu implementasi akan berjalan efektif apabila
satker, (1) Kanwil salah mendistribusikan Qr Code ukuran-ukuran dan tujuantujuan kebijakan
kepada masing-masing satker, dalam dipahami oleh individu individu yang
pendistribusian ini banyak yang tertukar Qr Code bertanggungjawab dalam pencapaian tujuan
masing-masing satker, (2) Petugas satker salah kebijakan. Konsistensi atau keseragaman dari
menempatkan Qr Code untuk survei kebutuhan ukuran dasar dan tujuan perlu dikomunikasikan
konsumen dan survei integritas, contohnya Qr Code sehingga implementors mengetahui secara tepat
untuk pengguna layanan ditempatkan di ruang ukuran maupun tujuan kebijakan itu.
kerja sementara Qr Code Internal organisasi Tabel 5 adalah gambaran kendala teknis
ditempatkan di ruang pendaftaran layanan, (3) tersebut terkait dengan survei yang masuk ditolak
Petugas satker kurang memberikan informasi oleh sistem, tercatat pada periode bulan Oktober-
terkait maksud dan tujuan pengisian survei kepada Desember 2019 sebanyak 10,341 dan pada periode
pengguna layanan, banyak ditemui pengguna Januari-Maret 2020 sebanyak 24,968 hasil survei
layanan setelah selesai urusannya di satker yang tidak valid.
langsung pulang tanpa mengisi survei, semakin Termasuk kedalam data yang tidak valid
baik komunikasi yang dilakukan maka akan karena pengisian survei diluar jam kerja layanan,
semakin dekat pula produk kebijakan dengan nomor telepon selular yang sama dan
tingkat efektifitasnya padahal – (Wida, S. A., menggunakan wifi satker.
138 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
Berdasarkan data pada tabel 5, Jawa Tengah pengguna layanan telah mengisi survei
merupakan provinsi terbanyak yang pengisian sebelumnya. Kemudian untuk responden yang
surveinya tidak valid, kurang lebih 3,060 pengguna berulang mengisi survei dalam batas toleransi jam
layanan. Memang setiap periode ada provinsi yang kerja layanan, karena pada saat pengisian survei
naik dan turun tetapi dengan adanya tren yang sinyal handphone tidak stabil, sehingga
meningkat hal perlunya perhatian dari memungkinkan pengguna layanan mengisi survei
Balitbangkumham untuk mengurangi jumlah. setibanya dirumah pada saat jam layanan sudah
Melihat jumlah data pengisian survei yang tidak habis.
valid begitu besar, hal ini terjadi karena dibatasinya Kemudian tidak diperbolehkannya
ruang lingkup pengisian survei. menggunakan internet satker atau wifi juga
Tujuan dibatasinya survei agar data yang sebaiknya diberikan toleransi, karena bisa saja
masuk benar-benar sudah melewati persyaratan dengan diberikannya wifi gratis pengguna layanan
sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. akan bersedia mengisi survei. Secara umum Survei
Dari ketiga ruang lingkup sebaiknya diberikan IPK-IKM online sudah dilaksanakan pada 2 periode
toleransi karena jika diterapkan survei harus bulan Oktober-Desember 2019 dan Januari-Maret
dilakukan pada jam kerja, maka satker yang 2020, hasilnya sesuai dengan asas Reformasi
termasuk strategi nasional pencegahan korupsi. Birokrasi yaitu efektif dan efisien menghemat
Seperti Imigrasi yang memiliki tempat pemeriksaan waktu, tenaga dan anggaran.
Imigrasi seperti Bandara dan Pelabuhan jam Akan tetapi aplikasi 3A hanyalah sebuat alat
kerjanya 24 jam. untuk membantu melihat kepuasan masyarakat dan
Terkait dengan pengguna layanan yang persepsi korupsi. Sebagai alat tentunya tidak dapat
mengisi survei diluar jam kerja layanan, dengan bekerja sendiri tetapi memerlukan petugas
alasan sangat tergesa-gesa, jadi mereka tidak pelayanan yang menjelaskan kepada pengguna
sempat mengisi survei ketika mereka selesai layanan untuk mengisinya.
menggunakan layanan, akhirnya petugas Dari semua kendala yang dijelaskan diatas
Lapas/Bapas/Rutan mengirimkan link survei ternyata ada juga kendala terkait budaya baik satker
mandiri untuk diisi dari rumah atau tempat kerja maupun pengguna layanan. Budaya kerja pada
pengguna layanan. Untuk responden yang mengisi satker, yaitu belum semua satker sepenuhnya
survei secara berulang pada jam kerja layanan, berorientasi pada budaya kerja kepuasan publik.
karena petugas dan pengguna layanan yang tidak Artinya belum semua satker yang serius akan
mengetahui tata cara dalam mengisi survei, pentingnya kepuasan publik dengan cara
sehingga setiap ada pengguna layanan, petugas memperbaiki pelayanan, otomatis berdampak pada
mengarahkan untuk mengisi survei, padahal rendahnya kesadaran petugas untuk melayani
Jurnal 139
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
penguna layanan dan mengarahkan pengguna survei akan menggambarkan kualitas dari semua
layanan untuk mengisi survei. Perintah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit kerja.
implementasi dalam kebijakan bisa jadi diteruskan Untuk mencapai hasil yang dimaksud perlunya
dengan jelas dan konsisten oleh pelaksana, tetapi mengembangkan pertanyaan survei IPK-IKM online
jika pelaksana kekurangan sumber daya yang sesuai dengan layanan yang ada di satker.
dibutuhkan untuk melaksanakan kebijakan, maka
implementasi cenderung tidak akan efektif Hasil Analisis gap
(Ramadani, 2019). Sumber daya dimaksud Reformasi Birokrasi merupakan salah satu
merupakan pegawai, wewenang dan fasilitas dalam langkah awal untuk mendukung program
melaksanakan kebijakan. pemerintah untuk melakukan penataan sistem
Menurut (Nugraha, 2018) sosialisasi penyelenggaraan organisasi yang baik, efektif dan
penggunaan e-Government yang paling baik dan efisien sehingga dapat melayani masyarakat secara
efektif adalah dari mulut ke mulut, dalam arti cepat, tepat dan professional dalam mewujudkan
bahwa pengalaman sukses seseorang berinteraksi good governance dan clean government. Namun pada
melalui pemerintah melalui fasilitas teknologi kenyataannya terdapat kendala-kendala yang
informasi merupakan hal yang sangat berharga. dihadapi seperti penyalahgunaan wewenang,
Konsep e-Government bukan sekedar menekankan praktek KKN, diskriminasi dan lemahnya
pada adanya perubahan kinerja yang baik dari pengawasan. Untuk mencegah terjadinya hal
pemerintah kepada masyarakatnya, namun lebih tersebut dilakukan lah langkah strategis melalui
jauh berarti adanya transformasi pendekatan pembangunan ZI dengan menetapkan satuan kerja
penyelenggaraan sebuah pemerintahan yang berpredikat WBK dan WBBM.
awalnya berpusat pada pemerintah (eksekutif) Penetapan satker WBK/WBBM
menuju kepada yang berpusat masyarakat dimaksudkan sebagai kompetisi dan area
(demokrasi). percontohan penerapan reformasi birokrasi pada
Budaya masyarakat yang belum terbiasa satker dengan berdasarkan Permenpanrb Nomor 10
mengisi survei setelah menggunakan layanan, Tahun 2019 tentang pedoman pembangunan ZI
padahal ketika penulis bertanya bagaimana kualitas menuju WBK dan WBBM di lingkungan instansi
layanan di satker, rata-rata menjawab baik sekali Pemerintah. Salah satu syarat dalam penetapan
pelayanannya. Perlu adanya edukasi secara rutin satuan kerja berpredikat WBK/WBBM adalah nilai
oleh satker agar pengguna layanan mengisi survei komponen hasil melalui survei IPK, survei IKM.
dan menjadi. Untuk mencapai hal tersebut harus ditempuh
Dari sekian banyak kendala yang sudah dengan proses dan komitmen yang tinggi oleh
dibahas menurut penulis yang harus menjadi setiap pimpinan satker beserta jajarannya. Bukan
perhatian adalah belum terintegrasinya diraih dengan cara yang curang atau tidak etis
pengukuran kepuasan masyarakat dengan layanan seperti pengarahan massa, mobilisasi dan setting,
yang diberikan. Karenanya, muncul asumsi bahwa agar semua dapat tercapai maka perlu adanya
pengukuran kepuasan merupakan langkah pengetesan atau verifikasi pada hasil survei.
evaluatif yang terpisah dari kerangka kerja layanan Dengan memperhatikan pelaksanaan survei
secara keseluruhan. Pertanyaan yang diberikan IPK-IKM online pada periode bulan Oktober-
bersifat umum walaupun jenis layanan yang Desember 2019 dan Januari-Maret 2020,
diselenggarakan oleh satuan kerja berbeda Kemenkumham perlu terus berupaya
(pertanyaan untuk seluruh jenis layanan adalah memaksimalkan aplikasi survei 3A agar dapat
sama), tetapi pengguna layanan sudah paham. memenuhi apa yang telah diamanatkan oleh
Kepuasan terjadi apabila kenyataan yang Permenkumham Nomor 29 Tahun 2019 tentang
diharapkan lebih tinggi sedangkan sebaliknya jika pembangunan ZI menuju WBK/WBBM yaitu
kenyataan kurang dari yang diharapkan maka mendukung percepatan pembangunan ZI di
terjadi ketidakpuasan para pengguna (Raisa, 2019). lingkungan Kemenkumham.
Sesuai dengan Permenpanrb nomor 10 Tahun Menurut penelitian yang dilakukan oleh Turk
2019 tentang Pedoman Pembangunan ZI menuju et al., (2018: 1-15) mengungkapkan bahwa adanya
WBK dan WBBM pada lampiran disebutkan bahwa gap potensial dalam pelaporan banyak item daftar
TIM survei harus memperhatikan komposisi periksa yang diperlukan dalam studi survei berbasis
responden terkait jenis pelayanan yang dimiliki oleh web dan non-web termasuk pengembangan,
unit kerja. Hal ini untuk memastikan bahwa hasil deskripsi dan pengujian kuisioner, iklan dan
140 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
Jurnal 141
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
pendidikan dan pekerjaan. Pengguna Untuk menjamin hasil validitas survei IPK-
layaanan yang berusia 20-45 biasanya lebih IKM online Balitbangkumham telah melakukan
memahami akan pentingnya pengisian verifikasi hasil survei terhadap 342 satker seperti
survei; LAPAS, RUTAN, RUPBASAN, BAPAS,
4. Pemahaman petugas pelaksana survei pada BADIKLAT, BHP, KANIM dan RUDENIM.
satker. Perlunya meningkatkan kualitas dan Hasilnya sebanyak 262 satker yang memiliki nilai
kuantitas SDM Petugas layanan/Duta IPK minimal 13,50 dan nilai IKM 16,00 (berpotensi
layanan agar informatifa dalam memberikan diusulkan satker WBK dan WBBM).
tata cara pengisian survei. Kemudian hasil kegiatan verifikasi ini
Menurut penulis aplikasi survei IPK-IKM disampaikan kepada masing-masing unit utama
online sudah memiliki sistem yang membuat hasil kemudian dapat menjadi acuan bagi unit utama
survei valid, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya dalam mengusulkan Satker yang berpotensi meraih
pembatasan satu telepon seluler saja yang dapat WBK dan WBBM. Sasarannya, Satker yang akan
mengisi survei, tidak bisa menggunakan wifi satker, diusulkan tersebut merupakan Satker yang
adanya penanda lokasi tertentu sehingga tidak memenuhi ketentuan baik dalam proses
dapat diisi di daerah lain dan pembatasan waktu pelaksanaan maupun hasilnya.
pengisian sesuai jam kerja. Sayangnya penggunaa Adapun kendala hasil survei IPK-IKM online
aplikasi ini tidak cocok pada daerah-daerah yang dikelompokkan menjadi 4, yaitu Sarana, metode
pengguna layanannya masih tradisional . pelaksanaan survei, kesediaan pengguna layanan
Sebaiknya survei harus melibatkan pimpinan untuk mengisi survei dan Pemahaman petugas
satker dan seluruh jajarannya agar mengawal pelaksana survei pada satker. Kendala tersebut
jalannya survei ini dengan jujur agar nantinya hasil seharusnya bisa diminimalisir karena survei ini
sruvei dapat dijadikan bahan perbaikan kualitas sudah tidak seperti survei menggunakan kotak dan
pelayanan secara berkelanjutan bukan hanya untuk dimasukkan kertas, solusi dari kendala ini adalah
mencari nilai survei bagus saja. sosialisasi.
Penulis berharap survei IPK-IKM online yang Selain dari kendala umum diatas terdapat
dilaksanakan secara berkelanjutan pada setiap kendala teknis yang harus mendapat perhatian
triwulan. Benar-benar dapat merubah kualitas yaitu sebanyak 38% atau sekitar 43,245 dari 111,395
pelayanan publik di lingkungan Kemenkumham responden yang mengisi survei tetapi tidak valid.
menjadi lebih baik sesuai dengan apa yang Hal ini terjadi karena adanya pembatasan ruang
diharapkan pengguna layanan terlebih lagi lingkup survei, Pertama, survei dilakukan hanya di
reformasi birokrasi di Indonesia. jam kerja tanpa pengecualian satker PK Stranas.
Kedua, survei hanya bisa dilakukan dengan internet
pengguna layanan sendiri tidak boleh
E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI menggunakan internet/wifi satker.
Kesimpulan Kendala yang menjadi perhatian penulis
Pengembangan yang dilakukan oleh adalah belum terintegrasinya pertanyaan survei
Balitbangkumham pada survei mandiri IPK-IKM dengan layanan pada satker, pertanyaan survei
yang semula menggunakan metode klasikal/tatap masih bersifat umum. Hal ini menjadi bias
muka menjadi elektronik dinilai sudah memenuhi dikarenakan 11 Unit utama mempunyai layanan
kaedah Reformasi Birokrasi yakni efisiensi dan yang berbeda-beda tetapi pertanyaannya sama.
efektivitas. Hal itu dapat dilihat dari sisi waktu, Tetapi kurang lebihnya pengguna layanan sudah
tenaga dan penghematan anggaran perjalanan paham akan pertanyaan yang dimaksud.
dinas. Kunci dari keberhasilan pelaksanaan survei
Kemudian terkait pelaksanaan Survei IPK- adalah komitmen dari Kepala satker untuk
IKM online yang dilakukan pada periode Oktober- menjalankan survei dengan sungguh-sungguh
Desember 2019 dan Periode Januari-Maret 2020 bukan karena tuntutan target dari Unit diatasnya
berhasil memetakan sebanyak 757 satker di tetapi karena sungguhan dari diri sendiri. Karena
lingkungan Kemenkumham berpotensi dapat bagaimanapun hasilnya baik mengalami
diusulkan menjadi satker predikat WBK dan peningkatan ataupun penurunan merupakan hasil
WBBM. Adapun hasilnya juga dapat menjadi bahan persepsi yang diberikan pengguna layanan
evaluasi kebijakan masing-masing satker untuk terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh
melakukan perbaikan. satkernya.
142 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
Jurnal 143
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi
Analisis Pelaksanaan Kebijakan Survei IPK-IKM Online (Studi Kasus: Kementerian Hukum dan Ham Republik Indonesia)
u Willy Wibowo
144 Jurnal
Ilmu Administrasi
Volume 17 | Nomor 1 | Juni 2020
Media Pengembangan Ilmu d an Praktek Administrasi