Anda di halaman 1dari 21

PJ.

DOK
NO.
DISTRIBUSI

KERANGKA ACUAN
PROGRAM KESEHATAN JIWA

DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK


UNIT PELAKSANA TEKNIS
PUSKESMAS PAL LIMA
TAHUN 2023

DINAS KESEHATAN KOTA PONTIANAK


UNIT PELAKSANA TEKNIS
PUSKESMAS PAL LIMA
TAHUN 2023
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PAL LIMA
Jl.Tabrani Ahmad
Email : puskesmas.pal5@gmail.com.

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan dan kesejahteraan jiwa merupakan hal penting untuk
diperhatikan dan diupayakan oleh berbagai pihak, terutamna oleh para tenaga
professional di bidang kesehatan kota hingga tingkat puskesmas.
Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kualitas pelayanan
bagi pasien jiwa di Puskesmas, maka pelayanan kesehatan mental atau jiwa
yang menyeluruh menjadi salah satu syarat untuk menjamin tercapainya
kebutuhan pasien gangguan jiwa.
Keberhasilan pelayanan terhadap pasien dengan gangguan jiwa sangat
ditentukan oleh pendamping terhadap pasien, keluarga dan masyarakat dan
lintas sector terkait melalui kegiatan kunjungan rumah dan edukasi terhadap
keluarga. Kunjungan rumah pasien jiwa adalah mengunjungi tempat tinggal
pasien jiwa dan bertemu dengan keluarga untuk mendapatkan berbagai
informasi penting yang diperlukan dalam rangka membantu paien dalam proses
penyembuhan, serta melakukan penyuluhan / edukasi kesehatan fisik / mental /
social kepada keluarga terkait dengan kebutuhan pasien selama menjalani
perawatan kesehatan dan dukungan keluarga dalam pengobatan pasien.
Kunjungan rumah merupakan alternative yang baik untuk dilakukan sebagai
salah satu upaya membantu proses perubahan respon yang lebih adaptif.
Sampai saat ini, 2 tenaga kesehatan terlatih telah melakukan skrining
dan pelayanan kesehatan kepada 31 Orang Dengan gangguan Jiwa (ODGJ) di
wilayah kerja UPT Puskesmas Pal lima ,namun belum berjalan secara
maksimal, karena kurangnya dukungan , pengawasan dan pengetahuan dari
keluarga, masyarakat dan lintas sektor. Oleh karena itu, perlu dilakukan
kunjungan rumah, pendampingan pasien ODGJ dan keluarga dengan
melibatkan lintas sektor terkait dalam hal ini tokoh masyarakat / tokoh agama.
B. DASAR HUKUM
1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Hak
Asasi manusia
2..Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
3. Peraturan Walikota Pontianak Nomor : 66 Tahun 2016 tentang
kedudukan, struktur organisasi, tugas pokok, fungsi, uraian tugas dan tata
kerja Dinas Kesehatan Kota Pontianak
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
5. Peraturan Menteri Kesehatan No.43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat

C. GAMBARAN UMUM
Di Indonesia, kondisi kesehatan jiwa masih menjadi salah satu isu
yang belum mendapatkan perhatian yang optimal.. Padahal secara
jumlah, penderita gangguan jiwa terus meningkat.Menurut WHO (2016),
terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21
juta orang terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Jumlah
penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini adalah 236 juta orang, dengan
kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan 0,17% menderita
gangguan jiwa berat,14,3% diantaranya mengalami pasung. Tercatat sebanyak
6% pendudukberusia 15-24 tahun mengalami gangguan jiwa.
Dari 34 provinsi di Indonesia, Sumatera Barat merupakan peringkat ke
9 dengan jumlahGanggua jiwa sebanyak 50.608 jiwa dan prevalensi masalah
skizofrenia pada urutan ke-2 sebanyak 1,9 permil. Diwilayah bina Puskesmas
Pal lima tahun 2022 ditemukan 31 orang dengan gangguan jiwa yang
memerlukan pembinaan secara berkala untuk memantau dan pengawasan
minum obat secara teratur.
Ada beberapa masalah kesehatan jiwa dan napza yang menjadi
sasaran program dan kegiatan, yaitu deteksi dini pada orang dengan
gangguan jiwa berat, depresi, gangguan mental emosional dan rehabilitasi
pencandu narkotika. Untuk deteksi dini keswa dan napza, juga kegiatan
kunjungan rumah untuk memberikan edukasi terhadap keluarga yang
memberikan Perawatan dan pengawasan minum obat secara teratur pada
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dirumah .
Sudah adanya tenaga kesehatan terlatih keswa di puskesmas adalah
potensi untuk meningkatkan pelayanan lebih baik lagi untuk program ODGJ
didukung dengan masuknya ODGJ dalam SPM dan Program PIS-PK yang
ditangani daerah. Sedangkan untuk permasalahan terkait depresi adalah
tingginya prevalensi penderita depresi di Indonesia tahun 2018 pada penduduk
usia > 15 tahun yaitu 6,1 % (sekitar 12 juta orang), Rendahnya cakupan
penderita Depresi yang mendapatkan pengobatan menurut Riskesdas 2018
yaitu hanya 9 %,sehingga perlu dilaksanakan deteksi dini pada anak usia 10-
18 tahun melalui kegiatan skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/
Lembaga ( Lapas, Panti, Pesantren, sekolah)pada tahun 2023 ini

D. TUJUAN
Tujuan Kegiatan ini adalah :
a. Tujuan Umum
meningkatkan derajat kesehatan jiwa pada masyarakat.
b. Tujuan Khusus
1.Terpaparnya deteksi dini gangguan jiwa kepada masyarakat dan remaja
sehingga mencegah gangguan jiwa ringan tidak menuju kearah
gangguan jiwa berat.
2.Terpaparnya informasi kesehatan jiwa kepada pasien dan keluarga agar
menambah pengetahuan dan terbangun pandangan dan sikap yang
positif
3. Berkurangnya dampak sosial akibat penyakit gangguan jiwa seperti
menurunnya stigma, diskriminasi, isolasi dan tertanganinya kasus
pasung.-Terbangunnya sistem rujukan yang baik sehingga pelayanan
kesehatan jiwadapat berkesinambungan
4.Terlaksananya pembinaan kepada keluarga yang mempunyai anggota
keluarga dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan terlaksananya
pengawasan minum obat secara teratur terhadap orang dengan
GANGGUAN JIWA.(ODGJ)

E. STRATEGI PENCAPAIN KELUARAN

Output Metode
NO Rincian Tahapan
Satuan Volume Pelaksanaan

1 Kunjungan Rumah Edukasi Keluarga Untuk Perawatan dan Berobat Teratur Pada Orang
Dengan Gangguan Jiwa ( ODGJ )
1. Identifikasi kasus gangguan jiwa di
Belanj perjalanan
2oh/ hari 12x/th Swakelola wilayah Puskemas Pal lima
Dinas Dalam
Daerah 2. Petugas mempersiapkan Dokumen
dan Peralatan kunjungan Rumah
3. Petugas melakukan home visite
kepada keluarga yang mempunyai
Orang dengan gangguan jiwa
4. Petugas menjelaskan tujuan
kegiatan kunjungan rumah kepada
keluarga ODGJ
5. Petugas meminta persetujuan
kepada keluarga untuk melakukan
tindakan pemeriksaan kesehatan
dan pemantauan obat-obatan pasien
6. Petugas memberikan Edukasi
kepada pasien dan keluarga tentang
kesehatan jiwa dan keharusan
minum obat secara teratur pada
pasien ODGJ
7. Petugas membuat laporan hasil
kegiatan
2 Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/ Lembaga ( Lapas, Panti,
Pesantren, sekolah)
1. Petugas menyurati untuk
Belanja perjalanan Swakelola
2oh/ hari 12x/th x memberitahu pihak sekolah,Panti
Dinas dalam
Daerah 6 lokasi dan Pesantren tentang kegiatan
screening masalah kesehatan jiwa
untuk mengatur jadwal kegiatan
2. Petugas menyiapkan perlengkapan
serta dokumen termasuk Form
skrening kesehatan jiwa anak remaja
untuk dibawa pada waktu kegiatan
3. Petugas melakukan kunjungan ke
sekolah ,Panti dan pesantren untuk
meminta dan melakukan koordinasi
serta izin sebelum memulai kegiatan
4. Petugas Membagikan Formulir dan
memberikan Sosialisasi tentang cara
melakukan pengisian formulir serta
melakukan interaksi ketika peserta
ada yang mengajukan pertanyaan
ataupun kesulitan dalam
melaksanakan pengisian form
5. Petugas mengumplkan form dan
berpamitan pada pihak sekolah,panti
dan pesantren
6. Petugas memberikan penilaian dan
penjumlahan pada form peserta
yang potensial mengalami gejala
awal gangguan kesehatan jiwa untuk
ditindak lanjuti
7. Petugas membuat laporan Hasil
Kegiatan /LHK

F. KURUN WAKTU PENCAPAIAN


Pelaksanaan kegiatan dilakukan mulai pada bulan Januari sd Desember
2023

G. Biaya Yang Diperlukan


Biaya yang di perlukan untuk pencapaian kegiatan ini adalah sebesar Rp
No Rincian Output Harga Jumlah Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Satuan Rincian Satuan

1.
Kunjungan Rumah Edukasi Keluarga Untuk Perawatan dan Berobat Teratur Pada Orang Dengan Gamgguan Jiwa ( ODGJ )sia
Belanja 2Oh/ 12 lok/th 100.000 2.400.000 800.000 400.000 400.000 400.000 400.000

Perjalanan hari
Dinas
dalam
Daerah

2
Pelaksanaan Skrining Masalah Kesehatan Jiwa di UKBM/ Lembaga ( Lapas, Panti, Pesantren, sekolah)
Belanja 2 Oh/ 12x 6 lok 100.000 14.400.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000

Perjalanan hari / th
Dinas
dalam
Daerah

Pontianak, 17 Januari 202


Kepala Bidang P3 Kepala UPT Puskesmas PaL Lima

Dayang Yuliani,SKM .M.PH dr.Sri Samariah


NIP.19720209 19920 2 002 NIP. 19830422 200902 2 003

KepalaDinasKesehatan
Kota Pontianak

dr. SaptikoM.Med MPH


NIP.19661113 199603 1 003
Output Harga
Rincian Jumlah Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Satuan Rincian Satuan

Kunjungan rumah edukasi


keluarga untuk perawatan dan
berobat teratur pada orang 2.865.000
dengan gangguan jiwa
(ODGJ)

- Jaldin Orang/hari 2 or x Hr x 12 lokasi x 1 kali 100.000 2.400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000

- Penggandaan Lembar/ tahun 1550 or x Hr x 1 kali x 1 kali 300 465.000 465.000

Kepala Bidang Pontianak, Januari 2023


Kepala UPT Puskesmas Tanjung Hulu

Dayang Yuliyani,SKM.M.PH Eko Budi Santoso,SKM,MP.H


NIP.19720209 199202 2 002 NIP.19810907 200501 1008
Kepala Dinas Kesehatan
Kota Pontianak

dr. Saptiko,M.Med.PH
NIP. 19661113 199603 1 003
Angka morbiditas skizloprenia di Kalimantan Barat khususnya Kota Pontianak cendrung mengalami peningkatan, berdasarkan data yang ada di Dinas
Kesehatan Kota Pontianak pada Tahun 2016 jumlah gangguan Psikotik sebanyak 864 kunjungan dan kasus skizoprenia sebanyak 1.872 kunjungan. Diwilayah
Puskesmas Tanjung Hulu pada saat ini tahun 2019 terdapat 32 pasien, di tahun 2020 terdapat 43 pasien dan di tahun 2021 terdapat 43 pasien gangguan jiwa
dengan status rawat jalan yang masih harus rutin melakukan konsultasi dengan psikiater di RS Jiwa Alianyang .Untuk itulah kami melakukan kegiatan Kesehatan Jiwa
dengan melakukan pendampingan dan sweeping penderita gangguan Jiwa dan Napza diwilayah bina Puskesmas Tanjung Hulu, agar penderita dengan gangguan
jiwa segera mendapatkan penanganan dan perawatan untuk memperoleh pengobatan dan kesembuhannya.

Tujuan Umum
Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa. Dan Napza.Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit gangguan jiwa
dimasyarakat , sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun pengobatan disemua jenjang pelayanan.
Tujuan Khusus
1. Meningkatakan derajat kesehatan jiwa masyarakat di wilayah binaan Puskesmas Tanjung Hulu
2. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap Kesehatan Jiwa.
3. Meningkatkan upaya untuk mencegah gangguan jiwa terdeteksi dan tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara komprehensip

H. Penerima Manfaat
A. PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN
A. Pengorganisasian

Kepala Puskesmas Tanjung Hulu Lurah/ LS

Koordinator
Program Jiwa Kader RW/RT

B. Tata Hubungan dan alur pelaporan


1. Tata Hubungan kerja
- Kepala Puskesmas bertugas melaksanakan kerjasama lintas sektoral dengan Kelurahan untuk menghimbau masyarakat agar melaporkan jika ada
masyarakat disekitar yang mengalami gangguan jiwa.
- Lurah dan Lintas sektor bertugas menyampaikan dan mengkoordinir untuk menggerakkan RT dan RW untuk melaporkan jika ada masyarakat
diwilayahnya yang mengalami gangguan jiwa.
- RW / RT melaporkan kepuskesmas atau kader jiwa jika ada masyarakatnya yang mengalami gannguan jiwa.
- Kader jiwa melaporkan ke Koordinator jiwa jika ditemukan penderita gangguan jiwa diwilayahnya.
- Koordinator program jiwa bersama kader melakukan sosialisasi kesehatan jiwa di masyarakat.
2. Pelaporan
Pelaporan hasil pelaksanaan dikerjakan oleh koordinator Program. Hasil dari kegiatan tersebut untuk selanjutnya dilaporkan ke Kepala Puskesmas kemudian
dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kota Pontianak.

B. TATA NILAI
1. Orientasi pelayanan
2. Integritas
3. Komitmen
4. Disiplin
5. Kerjasama

C. TUJUAN
Tujuan Umum
Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa. Dan Napza.Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit gangguan jiwa
dimasyarakat , sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun pengobatan disemua jenjang pelayanan.

Tujuan Khusus
1. Meningkatakan derajat kesehatan jiwa masyarakat di wilayah binaan Puskesmas Tanjung Hulu
2. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap Kesehatan Jiwa.
3. Meningkatkan upaya untuk mencegah gangguan jiwa terdeteksi dan tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara komprehensip.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No KegiatanPokok RincianKegiatan
1 Program Kesehatan Sweeping dan Pendampingan penderita jiwa dan
Jiwa dan Napza Napza diwilayah bina UPT Puskesmas Tanjung
Hulu
E. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
Koordinator program kesehatan jiwa dan Napza mengunjungi penderita gangguan jiwa yang ada di wilayah binaan UPT Puskesmas Tanjung Hulu, dan melakukan
anamesa kepada keluarga dan memantau kepatuhan penderita dalam meminum obat.

F. SASARAN
Masyarakat di wilayah bina Puskesmas Tanjung Hulu

G. JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan Tahun 2022


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sep Okt Nop Des

1 Sweeping/ 1 1 6 2
penemuan dan
Pendampingan
kasus gangguan
jiwa

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Koordinator kesehatan jiwadan Napza membuat laporan hasil kegiatan dan mengirimkan laporan ke Dinas Kesehatan Kota.

I. PEMBIAYAAN
Tahun 2022 di anggarkan dibeban bok:
a. Pendampingan penderita gangguan jiwa = Rp. 8.000.000,00
b. Sweeping / penemuan kasusu gangguan jiwa = Rp. 1.200.000,00

J. PENUTUP
Demikianlah Laporan kegiatan ini dibuat untuk dapat menjadi panduan pelaksanaan kegiatan program kesehatan jiwa dan Napza di wilayah UPT Puskesmas
Tanjung Hulu Kota Pontianak

Kepala UPT Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak, Juni 2022


Kota Pontianak Koordinator Jiwa

Eko Budi Santoso,SKM.M.PH Yuni Verawaty, A.Md,Kep


Nip.19810907 200501 1 008 Nip. 19800416 200003 2 001
KERANGKA ACUAN KEGIATAN KESEHATAN JIWA
WILAYAH UPK PUSKESMAS TANJUNG HULU
TAHUN 2019

K. PENDAHULUAN
Sehat adalah keadaan sejahtera, fisik, mental dan sosial dan tidak sekedar terbebas dari keadaan cacat dan kematian.Definisi sehat ini berlaku bagi perorangan
maupun penduduk ( masyarakat ). Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor yang saling berinteraksi yaitu, lingkungan , prilaku, keturunan dan
pelayanan kesehatan. Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari
kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi
tekanan hidup yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi kehidupan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa
yang ada pada dirinya merasa nyaman bersama orang lain. Jadi kesehatan jiwa ( mental ) merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan secara
keseluruhan. Gangguan Jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan utama, meskipun gangguan Jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan
kematian secara langsung, namun beratnya gangguan dalam arti ketidakmampuan secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunankarena
mereka tidak produktif dan tidak efisien.
L. LATAR BELAKANG
Angka morbiditas skizloprenia di Kalimantan Barat khususnya Kota Pontianak cendrung mengalami peningkatan, berdasarkan data yang ada di Dinas
Kesehatan Kota Pontianak pada Tahun 2016 jumlah gangguan Psikotik sebanyak 864 kunjungan dan kasus skizoprenia sebanyak 1.872 kunjungan. Diwilayah UPK
Puskesmas Tanjung Hulu pada saat ini tahun 2017 terdapat 16 pasien gangguan jiwa, dan di tahun 2018 terdapat 17 pasien dengan status rawat jalan yang masih
harus rutin melakukan konsultasi dengan psikiater di RS Jiwa Alianyang .Untuk itulah kami melakukan kegiatan Kesehatan Jiwa dengan melakukan pendampingan
dan sweeping penderita gangguan Jiwa diwilayah bina UPK Puskesmas Tanjung Hulu, agar penderita dengan gangguan jiwa segera mendapatkan penanganan dan
perawatan untuk memperoleh pengobatan dan kesembuhannya.

M. DASAR HUKUM
6. Peraturan presiden Nomor : 75 Tahun 2015 tentang rencana Aksi Nasional Hak Asasi manusia
7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Hak Asasi manusia
8. Peraturan Daerah Pontianak : Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
9. Peraturan Walikota Pontianak Nomor : 66 Tahun 2016 tentang kedudukan, struktur organisasi, tugas pokok, fungsi, uraian tugas dan tata kerja Dinas Kesehatan
Kota Pontianak

N. PENGORGANISASIAN DAN TATA HUBUNGAN


C. Pengorganisasian

Kepala Puskesmas Tanjung Hulu Lurah/ LS


Koordinator
Program Jiwa Kader RW/RT

D. Tata Hubungan dan alur pelaporan


3. Tata Hubungan kerja
- Kepala Puskesmas bertugas melaksanakan kerjasama lintas sektoral dengan Kelurahan untuk menghimbau masyarakat agar melaporkan jika ada
masyarakat disekitar yang mengalami gangguan jiwa.
- Lurah dan Lintas sektor bertugas menyampaikan dan mengkoordinir untuk menggerakkan RT dan RW untuk melaporkan jika ada masyarakat
diwilayahnya yang mengalami gangguan jiwa.
- RW / RT melaporkan kepuskesmas atau kader jiwa jika ada masyarakatnya yang mengalami gannguan jiwa.
- Kader jiwa melaporkan ke Koordinator jiwa jika ditemukan penderita gangguan jiwa diwilayahnya.
- Koordinator program jiwa bersama kader melakukan sosialisasi kesehatan jiwa di masyarakat.
4. Pelaporan
Pelaporan hasil pelaksanaan dikerjakan oleh koordinator Program. Hasil dari kegiatan tersebut untuk selanjutnya dilaporkan ke Kepala Puskesmas kemudian
dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kota Pontianak.

O. TATA NILAI
6. Orientasi pelayanan
7. Integritas
8. Komitmen
9. Disiplin
10. Kerjasama
P. TUJUAN
Tujuan Umum
Tercapainya penurunan angka penderita gangguan kesehatan jiwa. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit gangguan jiwa dimasyarakat
, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun pengobatan disemua jenjang pelayanan.

Tujuan Khusus
4. Meningkatakan derajat kesehatan jiwa masyarakat di wilayah binaan UPK Puskesmas Tanjung Hulu
5. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap Kesehatan Jiwa.
6. Meningkatkan upaya untuk mencegah gangguan jiwa terdeteksi dan tertanggulanginya masalah kesehatan jiwa secara komprehensip.

Q. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No KegiatanPokok RincianKegiatan
1 Program Kesehatan Sweeping penderita jiwa diwilayah bina UPK
Jiwa Puskesmas Tanjung Hulu

R. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


Koordinator program kesehatan jiwa bersama kader mengunjungi penderita gangguan jiwa yang ada di wilayah binaan UPK Puskesmas Tanjung Hulu, dan
melakukan anamesa kepada keluarga dan memantau kepatuhan penderita dalam meminum obat.

S. SASARAN
Masyarakat di wilayah bina UPK Puskesmas Tanjung Hulu

T. JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan Tahun 2019


Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agst Sep Okt Nop Des

1 Sweeping/ 4 4 4 4 4
penemuan
kasus gangguan
jiwa
4 4 4 4 4

U. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Koordinator kesehatan jiwa membuat laporan hasil kegiatan dan mengirimkan laporan ke Dinas Kesehatan Kota.

V. PEMBIAYAAN
Tahun 2019 di anggarkan dibeban bok:
a. Pendampingan penderita gangguan jiwa = Rp. 8.000.000,00
b. Sweeping / penemuan kasusu gangguan jiwa = Rp. 1.200.000,00

W. PENUTUP
Demikianlah Laporan kegiatan ini dibuat untuk dapat menjadi panduan pelaksanaan kegiatan program kesehatan jiwa di wilayah UPK Puskesmas Tanjung Hulu
Kota Pontianak
Kepala UPK Puskesmas Tanjung Hulu Pontianak, 8 Januari 2019
Kota Pontianak Koordinator Jiwa

Eko Budi Santoso,SKM.M.PH Yuni Verawaty, A.Md,Kep


Nip.19810907 200501 1 008 Nip. 19800416 200003 2 001

Anda mungkin juga menyukai