BAB II
PERSAMAAN KEADAAN
Continued
Keadaan setimbang dari gas ideal di Gambarkan oleh titik-titik pada koordinat P-v-T.
Garis lengkung mengabarkan proses isotermal (temperature konstan), garis merah
proses isobaric (tekanan tetap) dan garis biru merupakan proses isokhorik (isovolum:
volume tetap). Permukaan P-V-T untuk gas ideal dapat diplot seperti Gambar 2-23.
p2
c
b
p1
a d
Pada proses isotermal dengan massa yang tetap, persamaan gas ideal dapat ditulis
𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐
Fakta ini dikenal dengan hukum boyle. Kurva 2-24 (a) adalah grafik proses isotermal
untuk berbagai macam harga temperatur.
(b)
(a)
Gambar 2-24. (a). Permukaan P-v gas ideal pada proses isotermal
(b). Permukaan P-T gas ideal pada proses isovolume
Contoh 2-2
Suatu gas ideal terdiri dari 4 mol, mula-mula pada tekanan 2 atm dan volume 4 m3.
Gas dipanaskan pada volume konstan (isokhorik) sehingga tekanannya menjadi
dua kali tekanan mula-mula. Kemudian gas diekspansikan pada temperatur konstan
(isotermal) hingga tekanannya kembali ke tekanan mula-mula, kemudian gas di
kompresi pada tekanan konstan (isobarik) hingga volumenya kembali ke volume
mula-mula. Gambar proses tersebut pada diagram (a). P–V (b). Diagram P–T (c).
Diagram V–T dan (d). Tentukan temperatur pada akhir proses isokhorik di atas.
Solusi 2-2
a. Diagram P-V
b. Diagram P-T
c. Diagram V-T
Keterangan :
1-2 = Proses isokhorik;
2-3 = Proses isothermal;
3-1 = Proses Isobarik
d. Selanjutnya akan dicari temperature akhir dari proses yaitu temperature dititik 2
misalkan sebagai T2 (temperatur pada akhir proses isokhorik) sebagai berikut :
Pada keadaan 1, temperatur T1 dapat dicari dengan :
Atau
Karena proses ini adalah isovolum kita dapat menggunakan persamaan
𝑃𝑃1 . 𝑃𝑃2 . 𝑃𝑃2 𝑇𝑇1 2𝑃𝑃1 𝑇𝑇1
= → 𝑇𝑇2 = = = 2𝑇𝑇1 = 2(24390 𝐾𝐾) = 48780 𝐾𝐾
𝑇𝑇1 𝑇𝑇2 𝑃𝑃1 𝑃𝑃1
Berapa temperature dititik 3?
a
P + 2 (v − b ) = RT
v
Diamana a dan b adalah sebuah konstanta gas yang berbeda untuk setiap gas yang
harganya ditentukan berdasarkan tingkah laku gas pada titik kritis seperti Tabel 2-2.
Van Der Waals memperbaharui persamaan gas ideal dengan memasukkan dua efek
yang tidak diperhitungkan dalam gas ideal yaitu gaya tarik antar molekul (a/v2) dan
volume yang tempati oleh molekul gas (b) per satuan massa, sebagai koreksi
dari persamaan gas ideal. Pada temperatur ruangan dan tekanan atmosfir, volume
sebenarnya yang tempati oleh molekul hanya kira-kira 1/1000 dari volume ruangan.
Pada saat tekanan naik, volume yang ditempati molekul gas juga naik secara
signifikan terhadap total volume. Gambar 2-26. Adalah bentuk permukaan P-v-T gas
Van Der Waals.
d c b
a
Pada gas ideal setiap pemampatan ( pengecilan volume ) selalu diikuti oleh kenaikan
tekanan. Gas nyata pada tekanan rendah (volume besar) pemampatan juga diikuti
oleh kenaikan tekanan garis (a-b). Jika volume diperkecil lagi tekanan tidak berubah
(garis b-c-d: gas nyata). Tapi untuk gas Van Der Waals pada saat volume di c
kemudian dimampatkan lagi tekanan turun kemudian terus naik sampai di titik d.
Garis b-d adalah garis cair-uap yaitu fase cair dan gas dapat berada bersama. Titik a
adalah Gas (uap), titik b mulai terbentuk cairan, titik c semua uap sudah menjadi cair.
Pemampatan berikutnya akan diikuti oleh kenaikan tekanan karena zat cair sangat
susah untuk dimampatkan.
Jika pemampatan dilakukan pada suhu yang lebih tinggi garis b-d akan memendek
dan suatu saat titik b-d akan brimpit. Pada titik ini disebut titik kritis, tekanan, volume
dan Temperatur kritis. Di atas Temperatur kritis, gas nyata tidak dapat dicairkan
dengan dimampatkan.
Nilai titik kritis terjadi pada saat tidak terjadinya perubahan tekanan terhadap
perubahan volume gas dan temperatur konstan. Seperti pada gambar 2-29 pada titik
kritis kemiringan atau gradient sama dengan nol.
Titik kritis
Tc= konstan
𝑣𝑣
Gambar 2-29. Titik kritis
∂P ∂2P
= 0 dan 2 = 0
∂v T ∂v T
a
P + 2 (v − b ) = RT
v
RT a
P= − 2
v−b v
Sehingga
∂P RT 2a
=− + 3 =0
∂v T (v − b ) v
2
∂2P 2 RT 6a
2 = − 4 =0
∂v T (v − b )
3
v
𝑣𝑣𝑐𝑐 = 3𝑏𝑏
48𝑎𝑎 8𝑎𝑎
𝑇𝑇𝑐𝑐 = =
162𝑅𝑅𝑅𝑅 27𝑅𝑅𝑅𝑅
𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑎𝑎 𝑅𝑅𝑇𝑇𝑐𝑐 𝑎𝑎
𝑃𝑃 = − 2 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘𝑘 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑃𝑃𝑐𝑐 = − 2
𝑣𝑣 − 𝑏𝑏 𝑣𝑣 𝑣𝑣𝑐𝑐 − 𝑏𝑏 𝑣𝑣𝑐𝑐
Sehingga diperoleh
𝑎𝑎
𝑃𝑃𝑐𝑐 =
27𝑏𝑏 2
2. Persamaan Virial
𝐵𝐵 𝐵𝐵
𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝐴𝐴 + + +⋯
𝑣𝑣 𝑣𝑣 2
A, B, C adalah koefisien yang fungsi temperature dan disebut sebagai koefisien virial.
Untuk gas ideal 𝐴𝐴 = 𝑅𝑅𝑅𝑅 dan 𝐵𝐵 = 𝐶𝐶 = 𝐷𝐷 … = 0. Persamaan Van Der Waals dapat
ditulis dalam bentuk virial menjadi
𝑏𝑏 −1 𝑎𝑎
𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑅𝑅𝑅𝑅 �1 − � −
𝑣𝑣 𝑣𝑣
𝑏𝑏 −1 𝑏𝑏 𝑏𝑏 2
�1 − � = 1 + + 2 + ⋯
𝑣𝑣 𝑣𝑣 𝑣𝑣
Jadi dalam bentuk koefisien virial persamaan Van Der Waals dapat ditulis
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 − 𝑎𝑎 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 2
𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑅𝑅𝑅𝑅 + + 2 +⋯
𝑣𝑣 𝑣𝑣
3. Persamaan Beattie-Bridgeman
Persamaan ini adalah persamaan keadaan berdasarkan 5 eksperimen
𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐶𝐶 𝐴𝐴
𝑃𝑃 = 2
�1 − 3
� (𝑉𝑉 + 𝐵𝐵) − 2
𝑉𝑉 𝑉𝑉𝑇𝑇 𝑣𝑣
𝑎𝑎 𝑏𝑏
Dimana 𝐴𝐴 = 𝐴𝐴0 (1 − ); 𝐵𝐵 = 𝐵𝐵0 (1 − ). Harga konstanta-konstanta ini berbeda untuk
𝑣𝑣 𝑣𝑣
Contoh 2-3
Sebuah tangki dengan volume 3,27 m3 berisi 100 kg nitrogen pada temperatur 175
K.Tentukan tekanan di dalam tangki, dengan menggunakan (a) gas persamaan ideal,
(b) persamaan van der Waals, dan (c) persamaan Beattie-Bridgeman. Bandingkan
hasil Anda dengan sebenarnya yaitu 1505 kPa. Dengan R = 0.2968 kPa·m3/kg·K,
M = 28,013 kg/kmol, Tcr = 126,2 K, Pcr = 3,39 MPa
Solusi
Volume spesifik nitrogen adalah
𝑉𝑉 3,27 m 3
𝑣𝑣 = = = 0,0327 𝑚𝑚3 /𝑘𝑘𝑘𝑘
𝑚𝑚 100 𝑘𝑘𝑘𝑘
a). Persamaan gas ideal
Zat nyata dapat berada pada fase gas hanya saat temperatur cukup tinggi dan
tekanan randah. Pada temperatur rendah dan tekanan tinggi dapat terjadi transisi ke
fase cair dan padat. Uap adalah gas yang temperaturnya dibawah temperature kritis.
Ada dua macam zat nyata, yaitu zat yang mengerut dan mengembang jika
didinginkan. Gambar 2-27 dan 2-28 adalah skematik untuk tiga fase zat yang
menyusut jika didinginkan contoh gas CO2 dan mengembang jika didinginkan Contoh
Air.
• Gaya terik menarik antar molekul gas • Molekul gas tarik menarik
diabaikan • Mempunyai volume
• Total volume molekul gas diabaikan • Dapat menjadi cair dan padat
terhadap volume ruangan • Pemampatan diikuti kenaikan
• Tidak dapat menjadi cair dan padat tekanan pada saat tekanan
• Pemampatan selalu diikuti kenaikan rendah(vol besar)
tekanan • Hukum boyle gay-lussac berlaku
pada tekanan yang jauh dari
keadaan cairnya
Sebuah kawat logam atau batang yang diregang, panjang kawat L tergantung pada
gaya regang F dan temperature T, dan hubungan hungan ini dinytakan dala bentuk
persamaan keadaan dari kawat. Jika kawat tidak melampaui batas elastisitas dan
temperature tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan temperature awal T0,
persamaan keadaan kawat dapat ditulis
𝐹𝐹
𝐿𝐿 = 𝐿𝐿0 �1 + + 𝛼𝛼(𝑇𝑇 − 𝑇𝑇0 )�
𝑌𝑌𝑌𝑌
Dengan L0 panjang awal kawat pada temperature T0, Y adalah modulus young, A
adalah luas penampang kawat, 𝛼𝛼 = koefisien ekspansi liner. Sebagai variable intensif
adalah F dan ekstensif adalah L. Jika kawat mengalami perubahan sangat kecil dari
keadaan setimbang ke keadaan setimbang lain L=(F,T), perubahan panjang dapat
ditulis:
𝜕𝜕𝜕𝜕 𝜕𝜕𝜕𝜕
𝑑𝑑𝑑𝑑 = � � 𝑑𝑑𝑑𝑑 + � � 𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑑𝑑 𝐹𝐹 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝑇𝑇
1 𝜕𝜕𝜕𝜕
Turunan ini berkaitan erat dengan kemuaian liner 𝛼𝛼 = � � , percobaan menujukkan
𝐿𝐿 𝑑𝑑𝑑𝑑 𝐹𝐹
bahwa α sedikit tergantung pada F dan berubah terutama tehadap T. namun dalam
temperature yang kecil α dapat diangap tetap. Modolus young isothermal Y dapat
ditulis
𝐿𝐿 𝜕𝜕𝐹𝐹
𝑌𝑌 = � �
𝐴𝐴 𝑑𝑑𝐿𝐿 𝑇𝑇
Momen magnetic M dari bahan paramagnetic didalam medan magnetic yang serba
sama dengan intensitas H, tergantung pada H dan temperature T, kecuali pada
temperature rendah dan medan yang luas, momem magnetic dapat ditulis dengan
persamaan
𝐻𝐻
𝑀𝑀 = 𝐶𝐶𝐶𝐶
𝑇𝑇
Dengan Cc adalah konstanta karakteristik bahan yang diberikan, atau dikenal dengan
kostanta Curie, hubungan ini dikenal sebagai hukum Curie. Momen magnetic M
(A.m2) sebagai variable ekstensif dan intensitas medan H (A/m) sebagai variable
intensif.
Momen dipole total bahan dielektrik P dalam medan listik eksternal E dapat ditulis
𝑏𝑏
𝑃𝑃 = �𝑎𝑎 + � 𝐸𝐸
𝑇𝑇
Referensi