Anda di halaman 1dari 6

1

ESSAY

MUH FADHIL SYAFAAT

2020222608

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS NOBEL INDONESIA


MAKASSAR
2022/2023
2

COVID 19; UJIAN BAGI POPULISME INDONESIA


3

PENDAHULUAN
Pandemi corona virus decease 2019 (covid 19) Nampak mulai
mengkhawatirkan secara statistik. Meskipun disisi lain,beberaapa negara sudah
mulai bernafas lega menuruni kurva pandemi, namun situs jaringan yang menjadi
salah satu acuan utama dalam mencermati pandemi ini, yaitu woldemeters-
dotifnfo terus melaporkam update bahwa secara global,terdapat sekitar hampir
empat juta orang yang terpapar covid 19 dengan jumlah yang meninggal dunia
kurang lebih sekitar dua ratus ribu orang,paling tidak itulah statistik yang
terpotret.
Membayangkan pergerakan data statistik tersebut dari waktu ke
waktu,sulit rasanya percaya jika negara sebesar amerika serikat (AS) atau negara
eropa yang relatif stabil,tidak mampu berbuat banyak untuk menekan laju
pandemi.
Akan tetapi persoalan pengendalian wabah ini memang sangat
problematik,terutama jika kita menelisik ke konteks masalah,yaitu persoalan
leadership atau kepemimpinan,persoalan sinergi antar Lembaga yang
berwenang,persoalan kemampuan memobilisasi segala sumber daya dan
kemampuan memaksimalisasi kapasitas dan kapabilitas nasional yang merujuk
kepada karakter kepemimpinan di berbagai level dalam sebuah negara.
4

PEMBAHASAN

Dalam berbagai literatur ilmiah dan juga dari laporan berbagai


pemberitaan media massa,kita bisa menyimpulkan secara sederhana bahwa
COVID-19 berdampak lebih luas karena karakteristik penyakitnya yang menular
langsung antarmanusia.
Selain itu,karakter dan perkembangan virus itu sendiri serta pola penularannya
yang berubah-ubah.
Mengambil sebuah kebijakan rasional yang bersifat jangka Panjang untuk
merespon pandemi,tergantikan oleh Langkah politik dan kebijakan yang
berorientasi kepada popularitas politik jangka pendek dan berorientasi pada
kepentingan kekuasaan semata,Bagi banyak pemimpin populis dengan karakter
ini,COVID-19 menjelma menjadi komoditas politik personal atau kelompok,
dengan mengorbankan esensi penanganan krisis,yaitu kemanuasiaan.
Dalam sistem internasional saat ini, AS,Spanyol, dan italia adalah contoh
negara dengan kapasitas dan kapabilitas,yang dalam banyak hal,relatif lebih baik
bila dibandingkan dengan negara lain. Mereka memiliki hampir semua indicator
kekuatan relative dari sebuah negara seperti militer,ekonomi,demografi,dan
teknologi yang mungkin tidak dimiliki negara lain. Namun ternyata,dalam
menghadapi covid 19 ini mereka nyaris tak berdaya sama sekali. Hal itu dapat
dilihat dari terus bertenggernya negara-negara ini sebagai tiga besar pemimpin
klasemen liga-covid 19.
5

KESIMPULAN
Dari berbagai fenomena itu,Nampak sekali bahwa kapasitas dan
kapabilitas kepemimpinan sebuah negara menemukan tantangannya. Negara
seperti dilucuti oleh pandemi covid-19,tapi yang terjadi sebenarnya adalah
kepemimpinan politik yang sedang ditelanjangi oleh ketidakmampuanya sendiri
merumuskan secara Bersama,sebuah consensus nasional tentang bagaimana
penyakit ini dapat dikelola.
Indonesia juga menghadapi tantangan yang serupa,bahkan diperparah
dengan hadirnya nuansa kental pencitraan,politisasi pandemic,keterbatasan
kapasitas ekonomi,sistem pelayanan Kesehatan dan sistem jarring pengaman
sosial yang sangat minimal dimana-mana. Yang paling terakhir kita juga sangat
terkesan bagaimana dua kepala daerah yang saling beradu karena bantuan
social,yang satu membela Menteri,yang satunya lagi menyalahkan Menteri,dan
tidak ada satupun yang mengangkat harkat kemanusiaan masyarakatnya yang
hidupnya serba sulit.
6

DAFTAR PUSTAKA

7 Tantangan dan Peluang Digital di Era Pandemi Covid-19 - Medcom.id

Tantangan dan Peluang Percepatan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Akibat


Teknologi Digital dan Pandemi Covid-19 Halaman 1 - Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai