Anda di halaman 1dari 7

Tugas 2

HUKUM BISNIS

Nama : ANDI TENRI VEGAYANTI


NIM : 4522012017

1. Apa perbedaan perikatan dan perjanjian ?


Jawaban :
Perikatan dan perjanjian adalah dua istilah yang sering digunakan dalam konteks hukum
kontrak. Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun terdapat
perbedaan mendasar antara keduanya.

Perikatan adalah sebuah kewajiban hukum yang terdiri atas dua unsur, yaitu kewajiban untuk
melakukan sesuatu (debitum) dan kewajiban untuk menerima sesuatu (creditum). Dalam hal ini,
perikatan melibatkan dua pihak, yaitu kreditur yang memiliki hak untuk menerima sesuatu dan
debitur yang memiliki kewajiban untuk memberikan sesuatu tersebut.

Sementara itu, perjanjian adalah sebuah kesepakatan antara dua pihak atau lebih yang
mengikat mereka untuk melakukan atau tidak melakukan suatu hal tertentu. Dalam perjanjian,
terdapat kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat mengenai apa yang harus dilakukan atau
tidak dilakukan, dan biasanya dibuat secara tertulis dan diatur oleh hukum kontrak.

Dengan demikian, perbedaan mendasar antara perikatan dan perjanjian adalah bahwa perikatan
melibatkan kewajiban untuk melakukan sesuatu dan menerima sesuatu, sedangkan perjanjian
melibatkan kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat untuk melakukan atau tidak
melakukan suatu hal tertentu. Perikatan dapat timbul secara hukum atau kontrak, sedangkan
perjanjian hanya dapat timbul melalui kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat.

2. Jelaskanlah syarat sah suatu perjanjian


Jawaban :
Untuk memenuhi syarat sah suatu perjanjian, harus dipenuhi beberapa syarat berikut ini:

Kesepakatan (consensus ad idem) Para pihak yang terlibat dalam perjanjian harus saling sepakat
mengenai isi dan syarat-syarat dalam perjanjian yang akan dibuat. Kesepakatan ini harus
dilakukan secara sukarela dan tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak lain.

Objek yang jelas dan halal Objek perjanjian harus jelas dan dapat dipastikan. Objek yang tidak
jelas atau tidak pasti dapat menyebabkan perjanjian batal. Selain itu, objek perjanjian harus
halal, yaitu tidak bertentangan dengan hukum, moral, dan norma-norma yang berlaku.
Kepastian Perjanjian harus menghasilkan kewajiban yang pasti dan jelas bagi kedua belah pihak.
Dalam hal ini, perjanjian harus dapat menimbulkan hak dan kewajiban yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Kemampuan dan kecakapan pihak Para pihak yang terlibat dalam perjanjian harus memiliki
kemampuan dan kecakapan yang cukup untuk membuat perjanjian. Hal ini mengacu pada
kemampuan hukum, keuangan, dan mental dari masing-masing pihak.

Tertulis Perjanjian tertulis lebih diutamakan daripada perjanjian lisan. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari adanya kesalahpahaman atau ketidakjelasan mengenai isi dan syarat-syarat
perjanjian yang dibuat.

Disetujui oleh pihak yang berwenang Perjanjian harus disetujui oleh pihak yang berwenang
untuk membuat perjanjian tersebut. Pihak yang berwenang dapat berupa orang yang memiliki
kekuasaan, wewenang, atau kewenangan untuk membuat perjanjian.

Tidak bertentangan dengan hukum Perjanjian harus sesuai dengan hukum yang berlaku dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perjanjian yang
bertentangan dengan hukum dianggap tidak sah dan tidak mengikat.

Dalam menjalankan perjanjian tersebut, masing-masing pihak harus mematuhi isi perjanjian
tersebut agar tidak terjadi pelanggaran terhadap isi perjanjian. Jika salah satu pihak melanggar
isi perjanjian, maka pihak lain berhak untuk mengambil tindakan hukum sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati.

3. Apa itu wanprestasi


Jawaban :

Wanprestasi adalah suatu pelanggaran terhadap perjanjian atau kontrak yang telah disepakati
oleh para pihak. Wanprestasi terjadi apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajiban yang
telah disepakati dalam perjanjian atau kontrak tersebut.

Wanprestasi dapat terjadi jika ada salah satu atau beberapa syarat yang tidak dipenuhi atau jika
salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban yang telah disepakati. Contohnya, jika dalam
perjanjian dijelaskan bahwa pihak A harus memberikan barang kepada pihak B dalam waktu 7
hari setelah pembayaran, namun pihak A tidak melakukannya, maka pihak A melakukan
wanprestasi.

Akibat dari wanprestasi, pihak yang merasa dirugikan berhak untuk mengambil tindakan hukum
untuk meminta ganti rugi atau penghentian perjanjian. Selain itu, wanprestasi juga dapat
mengakibatkan pemutusan perjanjian atau kontrak yang telah disepakati.
Untuk menghindari terjadinya wanprestasi, penting bagi para pihak yang terlibat dalam
perjanjian untuk memahami dan mematuhi isi perjanjian dengan baik serta menjaga komunikasi
yang baik antara kedua belah pihak. Selain itu, jika ada perubahan kondisi yang dapat
mempengaruhi kinerja pihak-pihak yang terlibat, maka perlu dilakukan perubahan atau
perpanjangan perjanjian agar tidak terjadi wanprestasi.

4. Buatlah contoh surat perjanjian / kontrak perjanjian kerja sama (minimal 10 pasal )
Jawaban :

SURAT PERJANJIAN SEWA-MENYEWA (TIME CHARTER)


Nomor :0482/TM/RJP/MKI /VI/2023

Pada hari ini selasa tanggal 22 bulan 03 tahun 2023 ( tanggal dua puluh dua bulan tiga tahun
dua dua puluh tiga ) di Makassar oleh dan antara kami masing-masing Pihak sebagai berikut
:

1. Nama Perusahaan : CV. RUTEN JAYA PERKASA


Alamat : KOMP MAKKIO BAJI B1 NO.8
ANTANG, MANGGALA, BANGAKALA. KOTA MAKASSAR

Nomor HP/ WA : 081382920207


Email : cvrutenjayaperkasa@gmail.com

Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama Perusahaan : CV. MITRA KOSMETIK INDO


Alamat : ASMIL KOSTRAD KARIANGO
MAROS

Nomor HP/ WA : 085343622476


Email : emmisetiawati094@gmail.com

Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Kedua belah Pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Sewa Menyewa Kapal TK BG. PHS
214 dengan syarat dan kondisi sebagaimana tersebut pada pasal-pasal dibawah ini :

PASAL 1. JENIS DAN KONDISI ARMADA KAPAL

PIHAK PERTAMA menyewa 1 (satu) unit armada Kapal kepada PIHAK kedua dengan kondisi
layak jalan dan layak pakai yaitu :

No Kapal Flag GRT NRT Rebuit Power


1 BG. PHS 214 Indonesia 3.143 943 2002

PASAL 2. HARGA SEWA DAN MASA SEWA

a. PIHAK KEDUA diharuskan menyerahkan DP pada awal sewa sejumlah Rp.


200.000.000,- /Bulan ( Dua Ratus Juta Rupiah ).
b. 100 % dari biaya sewa per bulan dan menyerahkan security deposit sejumlah Rp.
200.000.000,- /Bulan ( Dua Ratus Juta Rupiah ).
Sebagai jaminan pembayaran selama periode sewa dan akan diperhitungkan akhir
masa sewa.
c. PIHAK PERTAMA menyewakan 1 (satu) Unit armada kapal Tongkang seperti
tercantum dalam pasal I diatas dengan harga sewa per bulan (30 hari ) sebesar Rp.
200.000.000,- ( Dua Ratus Juta Rupiah ).dan belum termasuk ppn 10 % dibayar
diawal sewa.
d. Masa sewa dimulai pada tanggal 22 Maret 2023 saat berita acara ON HIRE ditanda
tangani bersama di Makassar.
e. Area lokasi pengoperasian armada kapal : Wilayah Indonesia.

PASAL 3. CARA PEMBAYARAN


PIHAK KEDUA melunasi biaya sewa 2 ( Dua) bulan = 60 hari didepan pada saat masa sewa
dimulai dan selanjutnya setiap hari pertama dari bulan sewa berikutnya. Pelunasan biaya sewa
perbulan maximum 1 minggu setelah tanggal jatuh tempo.

PIHAK KEDUA membayar uang sewa Kapal dengan cara mentransfer ke rekening PIHAK
PERTAMA

PASAL 4. DAERAH OPERASI DAN PERSYARATAN LAINNYA

1. PIHAK KEDUA mengoperasikan Kapal milik PIHAK PERTAMA di perairan Pelayaran Alur
Indonesia.
2. Apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi salah satu pasal-pasal yang ada dalam perjanjian
ini yang mana dapat dinyatakan batal secara sepihak dan PIHAK PERTAMA berhak
menarik kapal dan segala resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA;
PASAL 5. KERUSAKAN KAPAL

1. Apabila terjadi kerusakan mesin Kapal dan Kapal tidak dapat beroperasi atau out of order
sesuai laporan Nakhoda dan KKM, PIHAK KEDUA berhak langsung menyatakan Kapal Off
Hire, apabila ada laporan tertulis yang disampaikan kepada PIHAK PERTAMA, untuk itu
PIHAK PERTAMA wajib segera memperbaiki dan akan On Hire kembali setelah Kapal
berjalan;
2. PIHAK KEDUA memastikan alur dan Dermaga/Pelabuhan yang akan disinggahi oleh Kapal
aman untuk disinggahi;
3. Apabila terjadi kerusakan Kapal yang disebabkan karena tidak layaknya
dermaga/pelabuhan yang disinggahi maka biaya perbaikannya menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA;
4. Apabila terjadi kerusakan pada kapal yang nominal perbaikan sebesar Rp. 10.000.000,-
(Sepuluh Juta Rupiah) beban tersebut akan ditangung oleh PIHAK KEDUA;

PASAL 6. HAK DAN KEWAJIBAN

a. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap operational kapal, securing dan gaji Crew.
b. PIHAK KEDUA menanggung biaya Pelabuhan, Clearence, BBM, Keagenan, Premi Crew
Kapal, Incentif, Lembur, Air tawar, Uang makan crew, Asuransi Muatan.
Pembelian BBM diharuskan dari sumber yang sah/resmi (Pertamina)
berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
c. Biaya Maintenance kapal selama jangka waktu kontrak akan menjadi tanggungan
PIHAK KEDUA. Bilamana selama periode waktu perbaikan kerusakan tersebut pada
kapal kurang dari 1 x 24 jam, maka periode waktu perbaikan tersebut akan tetap
diperhitungkan sebagai sewa.
d. Bilamana terjadi musibah kecelakaan kapal selama periode sewa, maka akan menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA, dan PIHAK PERTAMA dapat membantu PIHAK KEDUA
dalam pemberian data/informasi guna membantu kelancaran penyelesaian masalah
tersebut bilamana diperlukan.
e. Bilamana PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi persyaratan pembayaran pada pasal II,
III dan IV tersebut diatas maka PIHAK PERTAMA akan menarik armadanya kembali dan
biaya yang berkenaan dengan penarikan kembali akan diperhitungkan dan menjadi
beban PIHAK KEDUA.

PASAL 7. FORCE MAJEURE

a. Yang disebut dengan Force Majeure adalah setiap peristiwa/keadaan yang terjadi di
luar kekuasaan dan/atau kemampuan PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA yang dapat
mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai
ketentuan kontrak kegiatan ini, antara lain bencana alam dll, perang, pemberontakan
sipil, kerusakan massal.
b. Para pihak menyatakan keadaan Force Majeure kepada pihak lain secara tertulis
dalam tempo 1 x 24 jam dengan disertakan bukti-bukti yang sah dan dapat
dipertanggung jawabkan.
c. Atas keadaan tersebut maka segala kerugiaan yang ditimbulkan menjadi tanggung
jawab masing-masing pihak.

PASAL 8. PERSELISIHAN

a. Setiap perselisihan yang ditimbul sehubungan dengan perjanjian ini akan diselesaikan
secara musyawarah.
b. Apabila dengan cara musyawarah tidak dapat dicapai mufakat, maka kedua pihak
setuju untuk menyelesaikan melalui Pengadilan Negeri.
c. Apabila dalam perkara sesuai Pasal VI.b belum dicapai penyelesaiannya maka kedua
belah pihak setuju untuk membawa mnyelesaikan melalui Badan Arbitrase Nasional
Indonesia.

PASAL 9. BERITA ACARA SERAH TERIMA

Serah terima Unit dilakukan di Samarinda, Kalimantan Timur dan dibuatkan berita acara ON
HIRE yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
Dan pada saat masa sewa berakhir, Unit Kapal akan dikembalikan ke PIHAK PERTAMA di
pelabuhan Ujung Pandang Sulawesi dan dibuatkan berita acara OFF HIRE yang
ditandatangani kedua belah pihak.

PASAL 10. PENUTUP

Hal-hal berupa tambahan, perubahan dan lain-lain dari isi perjanjian ini akan dibicarakan
oleh kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat dan akan dituangkan dalam bentuk
addendum dari perjanjian ini dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dengan perjanjian kerjasama ini.

Demikian Perjanjian Kerja Sama ini dibuat rangkap dua, diberi Materai secukupnya dan
ditanda tangani kedua belah pihak dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Di buat di : Makassar
Pada tanggaL : 22 Maret 2023
PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,
CV. MITRA KOSMETIK INDO CV RUTEN JAYA PERKASA

EMMI SETIAWATI ANDI TENRI VEGAYANTI


Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai