Anda di halaman 1dari 5

“ANALISIS DAMPAK REKLAMASI PANTAI SERUNI, KELURAHAN

TAPPANJENG KABUPATEN BANTAENG”

DISUSUN OLEH :
RIZHA AGIL BAIHAQI SALAMPESSY
D051201089

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Indonesia merupakan negara keplauan yang rentan akan dampak peralihan
iklim yang dimana akan berimbas pada risiko tinggi kehilangan daratan akibat adanya
kenaikan paras laut. Masyarakat pinggiran terutama pada nelayan-nelayan kecil dan
juga pada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitaran daerah pesisir dan pulau-
pulau kecil yang termasuk salah satu terkena dampak sehigga pelaksanaan
pembangunan reklamasi di Indonesia merupakan salah satu alternatif yang dapat
dipilih untuk melindungi serta menambah nilai dari suatu lahan akibat adanya
kerusakan lingkungan di daerah pesisir atau pulau-pulau kecil. Adanya reklamasi di
daerah pesisir di Indonesia relatif semakin dibutuhkan di masa mendatang untuk
memenuhi kebutuhan akan ruang lahan yang semakin banyak bermunculan
dikarenakan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan paras laut.
Menurut UU No. 27 Tahun 2007 menyebutkan bahwa reklamasi dilakukan
dalam rangka meningkatkan sumber daya lahan yang ditinjau dari sudut lingkungan
dan sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan atau drainase.
Selanjutnya menurut Max Wagiu (2011), Adapun tujuan dari reklamasi adalah : (1)
Untuk mendapatkan Kembali tanah yang hilang akibat gelombang pantai; (2) Untuk
mendirikan bangunan yang akan difungsikan sebagai benteng perlindungan garis
pantai ; (3) Untuk alasan ekonomis, pembangunan atau untuk mendirikan konstruksi
bangunan dalam skala yang lebih besar.
Secara umum reklamasi bermanfaat untuk memperluas wilayah daratan
sehingga dapat dibangun lebih banyak fasilitas untuk menunjang kebutuhan sebuah
kawasan. Kebutuhan ini dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, aspek pengelolaan
pantai maupun aspek ekonomi. Untuk pantai yang diorientasikan sebagai Pelabuhan
industri wisata dan permukiman yang perairan pantainya dangkal, cocok dilakukan
reklamasi untuk dapat dimanfaatkan lagi. Namun dibalik adanya manfaat reklamasi,
ada juga beberapa dampak negative dari Reklamasi, contohnya :
• Wilayah pantai yang awalnya merupakan ruang bagi publik akan hilang
karena dimanfaatkan untuk kegiatan privat. Dari segi lingkungan akan
ada banyak gangguan terhadap ekosistem laut dengan banyaknya biota
laut yang mati, serta flora maupun fauna yang mati akibat dari urugan
tanah reklamasi.
• Gelombang air laut yang jatuh ke pantai akan berubah dari kondisi
alamiahnya. Berubahnya aliran inilah yang dapat mengakibatkan
adanya abrasi pada pantai-pantai lain yang terkadang juga dapat
menimbulkan banjir akibat genangan air yang banyak dan dalam waktu
yang lama.
• Kegiatan masyarakat di sekitar wilayah reklamasi yang tadinya banyak
menjadi petani tambak, nelayan maupun petani rumput laut akan
terpengaruh. Kegiatan reklamasi akan mempengaruhi aktivitas ikan
yang ada di laut dan berakibat pada menurunnya pendapatan pada
nelayan.
Analisis Pola Pengembangan Reklamasi Pantai Seruni di Kelurahan Tappanjeng

Penggunaan lahan merupakan akumulasi dari berbagai jenis guna lahan yang
terstruktur yang terdapat pada suatu wilayah/kota. Jenis pola pengunaan lahan pada
Kelurahan Tappanjeng ini pada dasarnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu kawasan
terbangun dan kawasan belum terbangun. Kelurahan Tappanjeng merupakan daerah
yang mulai berkembang dengan akselerasi pembangunan fisik yang mulai tumbuh
secara signifikan seiring dengan peningkatan pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah, swasta, dan masyarakat.

1. Sebelum Reklamasi Tahun 2009


Pengunaan lahan sebelum reklamasi pantai Seruni hanyalah pantai biasa
seperti pantai pada umumnya, dengan pesisir pantai yang dilengkapi dengan
pemecah ombak, dermaga dengan kapal-kapal nelayan yang bersandar,
Peruntukan campuran (Café dengan arsitektur tradisional berbentuk rumah
panggung), dan peruntukan lainnya (warun-warung tenda pinggir jalan hingga
permukiman). Kawasan reklamasi pantai seruni berdasarkan penggunaan
lahan sebelum reklamasi pada tahun 2009 seluas 9,35 Ha. Berikut tabel rincian
penggunaan lahan sebelum reklamasi Pantai Seruni.
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Jalan 1.30 13.92
2 Peruntukan Campuran 4.92 52.62
3 Peruntukan Khusus 0.95 10.21
4 Peruntukan Lainnya 0.74 7.88
5 Ruang Terbuka Hijau (RTH) 0.40 4.27
6 Sarana Pelayanan Umum 0.71 7.60
7 Sempadan Sungai 0.06 0.69
8 Sungai 0.26 2.82
Total 9.35 100.00
Dari tabel diatas terlihat bahwa penggunaan lahan di lokasi tersebut sebelum
reklamasi (tahun 2009) di dominasi oleh peruntukan campuran seluas 4,92 Ha
atau sekitar 52,62% dari total luas kawasan.
2. Setelah Reklamasi tahun 2009
Penggunaan lahan reklamasi pantai seruni saat ini telah menjadi salah satu
kawasan favorit masyarakat. Kawasan multiguna ini memang bisa dengan
mudah memanjakan pengunjungnya. Kawasan reklamasi pantai Seruni
berdasarkan penggunaan lahan setelah reklamasi yaitu pada tahun 2019
seluas 19,76 Ha.
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
1 Jalan 1.30 13.92
2 Peruntukan Campuran 4.92 52.62
3 Peruntukan Khusus 0.95 10.21
4 Peruntukan Lainnya 0.74 7.88
5 Ruang Terbuka Hijau (RTH) 0.40 4.27
6 Sarana Pelayanan Umum 0.71 7.60
7 Sempadan Sungai 0.06 0.69
8 Sungai 0.26 2.82
Total 9.35 100.00

Dalam hal ini terlihat dampak positif dari reklamasi yang dilakukan di daerah pantai
Seruni, yaitu membuka beberapa lapangan kerja serta menambahkan pendapatan
masyarakat sekitar daerah pantai seruni.
Berdasarkan penggunaan lahan di lokasi pantai seruni dengan melihat perbandingan
sebelum reklamasi tahun 2009 luas lahan pantai seruni adalah 9,35 Ha dan setelah
reklamasi tahun 2009 luas kawasan pantai seruni adalah 19,76 Ha. Dari pertambahan
luas areal kawasan reklamasi dalam hal pengunaan lahan tidak memanfaatkan areal
atau lahan yang memiliki nilai potensual tetapi pengembangan reklamasi
memanfaatkan lahan yang dinilai memiliki nilai ekonomis yaitu pola pengembangan
ke arah pesisir pantai.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengembangan reklamasi pantai seruni
telah mempertimbangkan berbagai macam aspek bagi pengelolaan wilayah pesisir
pantai bagi kegiatan pembangunan.

Gambar pertama merupakan peta penggunaan lahan sebelum reklamasi pantai,


sedangkan gambar kedua merupakan peta penggunaan lahan setelah reklamasi
pantai. Dapat terlihat jelas bahwa hal tersebut membuat daerah penggunaan lahan
pada pantai seruni lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya.

Dengan demikian keberadaan pantai seruni dalam hal perencanaan penataan ruang
Kab. Bantaeng yang memanfaatkan area yang sebelumnya merupakan area yang
tidak memiliki potensi telah berubah menjadi suatu kawasan yang saat ini menjadi
potensi andalan Kab. Bantaeng khususnya pada sektor pariwisata. Selain itu
keberadaan Pantai Seruni yang berada pada lokasi yang strategis serta mudah
dijangkau dari segala arah memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial,
ekonomi dan budaya.

Dampak menurut Soemarwoto adalah suatu perunahan yang terjadi akibat dari
adanya suatu aktivitas yang dilakukan, dampak tersebut dapat bersifat posited
maupun negative. Tetapi dalam pendapatnya, di negara maju lebih banyak orang
hanya mempertahankan dampak negatif dibandingkan dengan tampak positifnya,
bahkan pada umumnya masih banyak sekali orang yang mengabaikan dampak
positifnya.

Anda mungkin juga menyukai