Anda di halaman 1dari 26

NAMA ANGGOTA

1. ARNOL BOLIK (216 213 290)


2. NERI TANDI LALONG(216 213 318)
3. JUMITA PATIUNG (216 213 294)
4. JEKY PASERU (216 213 303)
5. Abdul m. hasan (216 213 037)

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA


TORAJA
“AMDAL”
ANALISIS DAMPAK REKLAMASI PANTAI KAWASAN
BAHU MALL, MANADO
1. Reklamasi Pantai
Reklamasi merupakan suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan
yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna
dengan cara dikeringkan, misalnya di kawasan pantai.

Menurut Undang - Undang No. 27 Tahun 2007 Pasal 34 tentang pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil, reklamasi wilayah peisir dan pulau-pulau kecil
dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat dan/ atau nilai tambah wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil ditinjau dari aspek teknis, lingkungan dan sosial ekonomi.

Ada tiga hal wajib dijaga dan diperhatikan dalam reklamasi pantai, antara lain:
a.Keberlanjutan kehidupan dan penghidupan masyarakat;
b.Keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan pelestarian lingkungan pesisir;
c.Persyaratan teknis pengambilan pengerukan dan penimbunan material.
2. Kondisi Lokasi Reklamasi Pantai Kawasan
Bahu Mall, Manado
Kota Manado dikenal sebagai Kota Pantai (Waterfront City), dimana
Pemerintah Kota Manado telah mencanangkan wisata bahari sebagai
jenis wisata andalan. Keindahan alam dan potensi yang ada di kota
Manado digunakan sebagai faktor pendukung dalam mencapai tujuan
pemerintah.

Kegiatan pariwisata yang sedang giatgiatnya digalakkan oleh Dinas


Pariwisata dan Budaya Kota Manado merupakan kegiatan pemanfaatan
kawasan hasil reklamasi. Dari pemanfaatan kawasan tersebut
dibangunlah Kawasan Bisnis Bahu Mall sebagai pusat rekreasi pantai dan
arena pusat hiburan.
Teluk Manado

III
I
II
I V

V VI

VII VIII

Foto Udara Lokasi Reklamasi


Sumber : Google Earth

IX

Gambar 1. Peta lokasi reklamasi di Kel.Bahu Kec.Malalayang Kota Manado


Kota Manado terletak di ujung utara Pulau Sulawesi dan
merupakan kota terbesar di belahan Sulawesi Utara
sekaligus sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Utara.
Secra geografis kota Manado terletak di antara
10°25’88” - 10°39’50” LU dan 1240°56’00” -
1240°56’00”.

Secara administratif kota Manado


bagian utara berbatasan dengan
Kabupaten Minahasa Utara, sebelah
Wilayah kota Manado terdiri dari wilayah
timur berbatasan dengan Kabupaten
daratan dan wilayah kepulauan dengan luas
Minahasa Utara dan Kabpaten
keseluruhan 15.726 ha. Wilayah kepulauan
Minahasa, sebelah selatan
meliputi pulau Bunaken, pulau Manado Tua dan
berbatasan dengan Kabupaten
pulau Siladen (Manado Kota, 2012).
Minahasa dan sebelah barat
berbatasan dengan Laut Sulawesi.
3. Rencana Kegiatan Reklamasi Pantai
A. Tahap Pra Konstruksi

Prosedur awal dalam reklamasi adalah perencanaan (pra). Tahap pra konstruksi,
meliputi kegiatan survey teknis dan lingkungan, pemetaan dan pembuatan pra
rencana, perijinan, pembuatan rencana detail atau teknis. Pada dasarnya unsur
pembentuk lingkungan perkotaan di berbagai tempat relatif sama. Sedangkan
susunannya berlainan, sehingga bentuk, struktur dan pola lingkungan pada tiap
lingkungan kota berbeda-beda.

Oleh karena itu analisa dampak reklamasi pantai terhadap lingkungan perlu dilakukan
guna dijadikan bahan pertimbangan terhadap tindakan reklamasi yang akan dilakukan
kedepan sehingga segala kemungkinan yang baik dan buruk sudah dapat dipikirkan
dan menjadi acuan guna keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan alam yang
terjaga (Mardi, 2014).
B. Tahap Konstruksi

Pada tahapan konstruksi, meliputi kegiatan mobilisasi tenaga kerja, pengambilan dan
transportasi bahan material yang digunakan dalam pembangunan serta proses
pembangunannya, mobilisasi alat berat dan pembangunan sarana penunjang. Dalam
berjalannya kegiatan reklamasi ini tentunya akan memiliki berbagai dampak yang
ditimbulkan.

Tahapan reklamasi ini, pada tahun 2003


lahan reklamasi masih kelihatan kosong,
hanya di beberapa bagian saja terlihat
bangunan dan ruang terbuka masih
mendominasi lahan.
C.Tahap Pasca Konstruksi

Pada tahapan pasca konstruksi,


meliputi kegiatan demobilisasi
peralatan dan tenaga kerja,
pematangan lahan, pemeliharaan
lahan.
Pada tahapan ini erat kaitannya
dengan dampak yang dihasilkan
dari kegiatan reklamasi pantai
4. Rona Lingkungan Awal
A. Komponen Biogeofisik

Wilayah kota Topografi kota Manado Kondisi fisik ini


Manado terdiri dari bervariasi antara 0% menyebabkan
wilayah daratan dan hingga 40% yang pemerintah kota
wilayah kepulauan secara keseluruhan menempuh
dengan luas 94.53% terletak pada kebijakan
keseluruhan 15.726 ketinggian 0-240m pengembangan
ha. Secara umum, dpl.kondisi topografi kota yaitu
kondisi morfologi dan morfologi tersebut dengan
kota Manado menyebabkan reklamasi pantai
terbentuk karena pertumbuhan dan untuk
karakteristik alam perkembangan kota mendukung
kota itu sendiri yang memanjang mulai dari perkembangan
unik dan berbeda kawasan pesisir pantai kota dengan
dari kebanyakan utara sampai pesisir berbagai
kota di Indonesia. pantai selatan. kegiatannya.
B. Sosial Ekonomi

Kota Manado, sebagai kota


yang kondisi geografisnya
terletak di tepi pantai, banyak Tingkat pendapatan nelayan
nelayan tradisional yang sangat bergantung pada hasil
sehari-hari menggantungkan tangkapan mereka di kawasan
hidup dari pantai dan laut. pantai Teluk Manado dimana
Seperti halnya kelurahan Bahu lokasinya pada sekitar
yang letaknya terdapat di terumbu karang yang
sepanjang pesisir pantai Teluk merupakan habitat bagi ikan-
Manado dimana mata ikan tersebut.
pencaharian utama penduduk
setempat sebagai nelayan.
Tabel 1. Pendapatan nelayan di kota Manado sebelum dan sesudah reklamasi

Pendapatan Nelayan per-tahun (Rp)


Penurunan
No Kelurahan
(%)
Sebelum Reklamasi Sesudah Reklamasi

1. Wenang Selatan 6.506.500 2.904.000 55.37

2. Titiwungen 8.943.000 3.283.500 63.28

3. Bahu 7.304.000 3.444.000 52.85

Jumlah 22.763.500 9.631.500 57.67

Rataan 7.584.500 3.210.500

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa kelurahan Bahu sebagai lokasi reklamasi mengalami
penurunan prosentase pendapatan nelayan sebanyak 52.85 %. Sebelum adanya reklamasi, pendapatan
nelayan kelurahan Bahu yaitu Rp. 7.304.000 per tahun. Setelah adanya kegiatan reklamasi ini,
pendapatan mereka turun setengah lipatnya menjadi Rp. 3.444.000 per tahunnya. Hal tersebut
membuktikan bahwa dengan adanya reklamasi di kawasan Bahu Mall sangat berdampak pada
pendapatan nelayan sekitar.
C. Komponen Sosial Budaya

Adanya interaksi sosial


Kondisi sosial
antar masyarakat karena
budaya pada Kota
tersedianya ruang terbuka
Manado, dimana
publik untuk memfasilitasi
terdapat profesi lain
para masyarakat dalam
selain menjadi
bersosialisasi jika ingin
seorang nelayan.
menikmati udara segar,
Bagi nelayan yang
pemandangan laut,
menggantungkan
berolahraga, berkumpul
pendapatnnya dari
dengan kerabat tanpa harus
hasil tangkapan ikan,
menggunakan fasilitas
bagi profesi lain.
komersil.
Tabel 2. Jumlah nelayan di kota Manado

Jumlah Nelayan (KK)


No. Kelurahan
Sebelum Sesudah
Reklamasi Reklamasi

1. Wenang Selatan 63 47

2. Titiwungen 55 23

3. Bahu 35 20

Berdasarkan table diatas diketahui bahwa kelurahan Bahu sebagai lokasi reklamasi
mengalami penurunan jumlah nelayan. Sebelum adanya reklamasi, jumlah nelayan
pada kelurahan Bahu yaitu 35 KK. Setelah adanya reklamasi, jumlah nelayan
kelurahan Bahu menjadi 20 KK. Hal tersebut membuktikan bahwa dengan adanya
reklamasi di kawasan Bahu Mall sangat berdampak pada jumlah nelayan yang
beroperasi mencari ikan.
5. Penapisan (Screening) Kegiatan Reklamasi Pantai di
Kawasan Bahu Mall, Manado
Pada tahap ini dilakukan screening atau penapisan dari kegiatan reklamasi pantai di Kawasan Bahu Mall, Manado.
Identifikasi dampak penting dilakukan berdasarkan 7 kriteria menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Paragraf 5 mengenai Amdal Pasal 22
ayat 2, sebagai berikut:

1). Jumlah manusia yang terkena dampak


Kegiatan reklamasi pantai kawasan Bahu Mall, Manado ini terletak pada tiga lingkungan kelurahan
Bahu di kecamatan Malalayang. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan jumlah penduduk
yang terkena dampak reklamasi:

Tabel 3. Jumlah penduduk yang terkena dampak tahun 2012


No Kelurahan Bahu Jumlah Penduduk

1. Lingkungan I 738

2. Lingkungan II 952

3. Lingkungan III 435

  Total 2.145
3). Intensitas dan lamanya
dampak berlangsung 4). Banyaknya komponen
2). Luas wilayah
Lama pembangunan lingkungan yang terkena
persebaran dampak
reklamasi pantai ini pada dampak
Luas kawasan yang
awalnya dimulai pada tahun Dengan berdirinya bangunan
direklamasi pada pesisir
1990. Pembangunan mall modern konstruksi di daerah pantai Teluk
kelurahan Bahu yaitu 48 ha
pada kawasan Bahu Mall ini Manado yang direklamasi,
yang dilakukan oleh 4
tidak berhenti hanya pada membawa perubahan terhadap
pengembang yaitu PT.
beberapa gedung saja. Kawasan lingkungan yang diantaranya
Megasurya Nusa Lestari (15
bisnis reklamasi teluk Manado ini terjadi perubahan arus laut, yang
ha), PT. Multi Cipta Perkasa
sebagian sudah selesai berakibat menjauhnya ikan yang
Nusantara (24 ha), PT. Bahu
pembangunannya seperti tadinya berdiam dan mencari
Cipta Persada (7.5 ha), dan
kawasan Bahu Mall, Mega Mas, makanan di kawasan reklamasi.
PT. Papetra Perkasa Utama
Manado Town Square, ITC Akibatnya, komunitas nelayan
(1.5 ha). Pada wilayah
Marina Plasa, Boulevard Mall, IT tradisional yang biasanya mencari
reklamasi tersebut,
Centre. Dengan demikian hingga dan menangkap ikan di kawasan
bermukim sejumlah nelayan
tahun 2014, kawasan Bahu Mall tersebut, harus bertolak lebih jauh
tradisonal dengan alat
ini selain menjadi tempat bisnis dalam usaha mencari dan
tangkap yang sederhana
juga merpakan obyek wisata menangkap ikan (Wagiu, 2011).
(Wagiu, 2011).
yang sangat menarik.
5). Kumulatif Dampak 7). Kriteria lain seseuai
Pada dampak kumulatif, 6). Berbalik atau tidaknya dengan perkembangan ilmu
berkaitan dengan dampak yang dampak (reversible or pengetahuan dan teknologi
ditimbulkan di daerah irreversible impact) Keberadaan mall modern
reklamasi pantai ini yang terjadi Pada dampak dari abrasi yang di kawasan Bahu Mall
secara terus-menerus serta dihasilkan dari reklamasi pantai dipastikan akan menambah
dapat pula berasal dari kegiatan ini, termasuk dalam kategori pelik kondisi lalu lintas
lain. Pembangunan reklamasi dampak yang tidak dapat terutama di bagian barat kota
pantai dapat mengakibatkan berbalik (irreversible impact). Manado. Mengingat di
dampak pada lingkungan yang Hal tersebut dikarenakan, kawasan tersebut hanya
berlangsung secara terus- dampak yang ditimbulkan memiliki satu jalan protokol,
menerus sehinggga tidak dapat mengakibatkan adanya sehingga akan mengganggu
diterima lagi oleh lingkungan perubahan pada lingkungan, ketenangan masyarakat sekitar
pada akhirnya banyak biota laut misalnya pada rusaknya karena kebisingan kendaraan
yang mati baik flora maupun ekosistem terumbu karang bermotor. Kerusakan jalan oleh
fauna akibat dari timbunan Acropora sp. akibat penimbunan kendaraan lalu lalang yang
tanah material pembangunan material pembangunan berpusat di satu jalan protokol
kawasan reklamasi pantai reklamasi. juga merupakan dampak yang
tersebut. terlihat jelas.
6. Pelingkupan (Scoping) Studi Kasus

Setelah dilakukan proses penapisan (screening) dalam analisis mengenai dampak penting lingkungan
(AMDAL), proses selanjutnya yaitu proses pelingkupan (scoping). Pada tahap scoping dilakukan
penetapan terhadap dampak yang diperkirakan akan muncul sebagai hasil dari rangkaian proses
identifikasi dari interaksi antara tahapan proyek dengan kondisi rona lingkungan awal. Proses pelingkupan
untuk mengetahui dampak potensial adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Pelingkupan pada Tiap Proses


No Komponen Lingkungan Tahap Pra Konstruksi Tahap Konstruksi Tahap Pasca Konstruksi

Ko mponen Biogeofisik

1 Perubahan Bentuk Lahan √


2 Penurunan Kualitas Air Laut √ √

3 Penurunan Kualitas Udara Bersih √ √


4 Terganggunya Biota √ √
Ko mponen Sosial Ekonomi

1 Perubahan Pendapatan Masyarakat √ √ √

2 Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha √ √

Ko mponen Sosial Budaya

1. Perubahan Sikap Masyarakat √ √

2. Ketenangan Masyarakat √ √
Berdasarkan tabel 4 diketahui macam dampak potensial yang ditimbulkan dari kegiatan reklamasi pantai
Kawasan Bahu Mall Manado. Berikut merupakan hasil evaluasi dari masing-masing dampak potensial
berdasarkan 3 komponen, yaitu berdasarkan dari komponen biogeofisik, sosial ekonomi dan sosial budaya :

1. Komponen Biogeofisik

a). Perubahan Bentuk Lahan b). Penurunan Kualitas Air


Dampak terhadap perubahan Penurunan Kualitas Air disebabkan
bentuk lahan disebabkan oleh oleh beberapa faktor seperti mobilisasi
pembangunan reklamasi pantai di bahan dan alat material yang masuk ke
kawasan Bahu Mall kelurahan Bahu. perairan laut sehingga perairan keruh dan
Dampak ini berlangsung lama dan mengganggu kelangsungan hidup biota laut,
membuat perairan tercemar sehingga terjadinya abrasi di sekitar pesisir akibat
rentan terjadinya sedimentasi. Dengan adanya pengerukan pasir. Dampak ini
kriteria seperti ini maka dampak berlangsung lama dan menyebabkan dampak
perubahan bentuk lahan merupakan lanjutan seperti penurunan kualitas air yang
dampak negatif dan penting. berpengaruh besar pada organisme laut.
d). Penurunan Kualitas Udara Bersih
Penurunan Kualitas Udara
c). Biota Aquatik
disebabkan keberadaan Bahu Mall
Dengan adanya penurunan
sehingga menimbulkan kemacetan,
kualitas air laut akkibat dari
dimana terdapat banyak polusi yang
sedimentasi, akan menyebabkan
mengandung emisi-emisi karbon dan
ekosistem biota aquatik
dapat mengakibatkan pencemaran udara.
terganggu dimana kondisi
Dampak ini berlangsung lama dan
perairan akan keruh. Hal tersebut
menyebabkan dampak lain berupa
akan membuat ikan bermigrasi
perubahan tingkat kesehatan masyarakat,
dari lingkungan tersebut sehingga
sehingga dengan kriteria dampak besar
menyebabkan kelangkaan biota
dan dampak penting, dampak ini
pada perairan tersebut.
tergolong dampak negatif besar dan
penting.
2. Komponen Sosial Ekonomi

a. Pendapatan Masyarakat
Pada tahap kegiatan konstruksi reklamasi pantai Kawasan Bahu Mall, terdapat
beberapa dampak yang merugikan masyarakat sekitar khususnya para nelayan.
Adanya penurunan hasil penangkapan dan pendapatan nelayan merupakan dampak
yang ditimbulkan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya populasi ikan yang
bermigrasi ke wilayah yang lebih jauh. Sehingga nelayan harus melaut dengan jalur
yang lebih jauh dari sebelumnya.
Dengan adanya fasilitas-fasilitas dalam kawasan reklamasi tersebut maka akan
meningkatkan lowongan pekerjaan yang tinggi untuk masyarakat sekitar. Kedua
nelayan dapat menjual hasil tangkapannya pada rumah makan di kawasan Bahu Mall.
Ketiga, adanya kawasan reklamasi Bahu Mall ini mempengaruhi pada nilai jual lahan
di sekitar kawasan tersebut yang semakin tinggi. Keempat, Rumah yang dulunya
difungsikan sebagai rumah tinggal kini sebagiannya sudah berfungsi sebagai tempat
kos dan ada pula yang berfungsi menjadi rumah makan.
b. Kesempatan Kerja dan Peluang Berusaha
Reklamasi pantai Kawasan Bahu Mall ini berpotensi untuk membuka lapang
pekerjaan bagi masyarakat sekitar, nelayan dan khususnya pengangguran. Hal tersebut
ditunjukkan pada tahap kegiatan pra konstruksi dan konstruksi, dimana disediakan
lowongan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja di mall serta peluang
usaha masyarakat sekitar untuk membuka usaha di kawasan Bahu Mall.

3. Komponen Sosial Budaya

a). Sikap Masyarakat Terhadap Proyek


Dengan adanya fasilitas-fasilitas dalam kawasan reklamasi tersebut maka akan
meningkatkan lowongan pekerjaan yang tinggi untuk masyarakat sekitar. Kedua
nelayan dapat menjual hasil tangkapannya pada rumah makan di kawasan Bahu Mall.
Ketiga, adanya kawasan reklamasi Bahu Mall ini mempengaruhi pada nilai jual lahan
di sekitar kawasan tersebut yang semakin tinggi. Keempat, rumah yang dulunya
difungsikan sebagai rumah tinggal kini sebagiannya sudah berfungsi sebagai tempat
kos dan ada pula yang berfungsi menjadi rumah makan.
b). Ketenangan Masyarakat
Reklamasi pantai Kawasan Bahu Mall ini memiliki dampak pada tahap
konstruksi dan pasca konstruksi. Hal tersebut ditunjukkan pada saat transportasi
bahan material pembangunan mall modern di kawasan Bahu Mall akan menambah
kemacetan lalu lintas terutama di bagian barat kota Manado dimana kawasan
tersebut hanya memiliki satu jalan protokol sehingga akan mengganggu
ketenangan masyarakat sekitar karena kebisingan kendaraan motor. Begitupun
ketika pasca konstruksi, jalan protokol kawasan Boulevard ini akan semakin parah
dengan kemacetan di sekitar kawasan penduduk. Selain itu perahu nelayan tidak
memiliki pantai sebagai tambatan, karena seringkali kapal nelayan pecah
terhantam cor beton jalan hasil reklamasi.
Kesimpulan
Berdasarkan studi amdal yang dianalisa dalam studi kasus Reklamasi Pantai Kawasan
Bahu Mall Manado, dapat diambil kesimpulan diantaranya :
 Pada tahap kegiatan konstruksi lebih menimbulkan banyak dampak negatif bila
dibandingkan dengan pada tahap yang lainnya. Dampak yang dihasilkan pada tahap
konstruksi, lebih banyak ditimbulkan saat kegiatan mobilisasi alat dan bahan material
pembangunan kawasan Bahu Mall. Hal tersebut menimbulkan perubahan pada
lingkungan sekitar seperti adanya perubahan kualitas air laut, penurunan kualitas
udara bersih, dan pendapatan nelayan yang semakin berkurang.
 Selain terdapatnya tahap yang menimbulkan dampak negatif, tahap kegiatan yang
menimbulkan banyak dampak positif terdapat pada tahap kegiatan pra konstruksi dan
pasca konstruksi. Hal tersebut terlihat pada tahap pra konstruksi saat perizinan
penggunaan lahan dan pada tahap pasca konstruksi dimana pendapatan masyarakat
sekitar menjadi meningkat.
 dampak penting yang sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah dan segera dilakukan
pembenahan hingga tercapainya kesejahteraan masyarat. Dampak tersebut harus
dilakukan pengelolaan dan pemantauan yang berpedoman pada RKL dan RPL yang
telah dibuat untuk meminimalisir dampak penting yang ditimbulkan dari reklamasi
kawasan Bahu Mall Manado.
Tabel Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall, Manado dan tabel
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
Reklamasi Pantai Kawasan Bahu Mall, Manado

Tabel RKL & RPL.docx


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai