Anda di halaman 1dari 1

GO CELEBES.

COM

Benteng Otanaha didirikan sebagai benteng pertahanan, benteng ini dibangun oleh Raja Ilato
pada tahun 1522 Masehi. Dengan prakarsa pemimpin-pemimpin kapal Portugis yang berhenti di
pelabuhan Gorontalo. Benteng yang terbuat dari pasir, batu kapur dan telur Burung Maleo ini
sangat kuat meskipun semennya terbuat dari telur.

Terdapat cerita tentang Benteng Otanaha ini, dulu kala Raja Ilato mempunyai 3 orang anak, 2
orang putri dan 1 orang putra yang bernama Ndoba, Naha dan Tiliaya. Pada saat usianya menginjak
remaja, Naha pergi ke negeri seberang untuk merantau, dan kedua saudara perempuan yang
lainnya tetap tinggal di Kerajaan Gorontalo. Pada tahun 1585, Naha berniat kembali ke Gorontalo
dan mempersunting Ohihiya. Singkat cerita, mereka dikaruniai 2 orang anak, Paha dan Limonu.
Suatu hari terjadilah perang dengan Hemuto, pemimpin transmigran. Naha dan Paha pun akhirnya
tewas dalam peperangan tersebut. Limonu yang tidak terima atas kematian kakak dan ayahnya
pun menuntut balas.
Untuk mengenang perjuangan mereka dalam perang melawan Hemuto, maka dari itu benteng
tersebut diberi nama benteng Ulupahu, benteng Otahiya dan benteng Otanaha. Di dalam
perkembangannya, benteng tersebut lebih populer dengan sebutan Benteng Otanaha.

WIKIPEDIA

Literatur lainnya berbeda dalam menceritakan sosok Naha. Kononnya tokoh ini adalah anak dari
Raja Ilato dan Permaisuri Tilangohula yang memerintah Kerajaan Gorontalo pada abad 15.
Naha memiliki dua saudara, Ndoba dan Tiliaya. Ketika dirinya remaja, ia memilih merantau
negeri seberang. Sampai suatu masa, Ndoba dan Tiliaya memimpin perlawanan mengusir
Portugis yang dianggap memperalat mereka dalam mengusir para bajak laut. Padahal,
sebelumnya Portugis meminta bantuan dan sepakat dengan pihak kerajaan Gorontalo, setelah
pelayaran mereka terganggu oleh cuaca buruk dan bajak laut serta kehabisan makanan.
Kesepakatan dengan kerajaan gorontalo adalah guna memperkuat pertahanan dan keamanan
negeri, maka dibuatlah 3 benteng di Kelurahan Dembe sekarang. Pertempuran mengusir
Portugis, Ndoba dan Tiliaya dibantu oleh angkatan laut yang dipimpin 4 orang, yakni, Apitalao
Lakoro, Apitalao Lagona, Apitalao Lakadjo, dan Apitalao Djailani. Sekitar 1585, Akhirnya Naha
kembali dan menemukan benteng tersebut, dan kemudian memperisteri seorang perempuan
bernama Ohihiya. Dari pasangan lahirlah dua putera, Paha (Pahu) dan Limonu.

Anda mungkin juga menyukai