Anda di halaman 1dari 3

SENJATA PUSAKA GORONTALO

PENDAHULUAN
Sejarah panjang masyarakat Gorontalo terdapat keunikan.
Hal itu tampak pada cara yang dipakai orang Gorontalo dalam
mempertahankan pusaka selama 500 tahun. Cara musyawarah
mufakat (demokrasi) ternyata mampu mempertahankan pusaka
kerajaan tersebut. Hal ini merupakan simbol kearifan lokal meski
di tekan oleh kekuasaan penjajahan. Para penjajah tersebut
adalah

Ternate, V.O.C., E.I.C. kemudian pemerintahan Hindia

Belanda. Semangat kemerdekaan begitu kuat bahkan Gorontalo


pernah melakukan proklamasi kemerdekaan terlebih dahulu di
tahun

1942

sebelum

Indonesia

merdeka.1

Sesuai

yang

dikemukakan Farha Daulima bahwa orang Gorontalo tidak mau


tunduk oleh peraturan yang mengekang jiwa dan kepribadian
mereka.2
Pusaka Gorontalo terdiri dari Tombak Juwele, Perisai Pariso
dan Payung Katun Jingga. Dari kronik yang berhasil dituliskan
B.J. Haga pusaka ini memiliki sejarah yang panjang yang menjadi
benda budaya Gorontalo.

Tombak Juwele dan beberapa pusaka

lain diperoleh oleh seorang olongiya (pembesar) Gorontalo yamg


merupakan hadiah dari Kerajaan Goa. Raja Goa pada saat itu
bernama Raja Kraeng Goa.4 Mauputu mendapat hadiah pusaka
Tombak Juwele, karena mampu memberantas pemberontakan
yang terjadi di kerajaan Goa. Mauputu menggunakan akal
1Periksa R Monoarfa, Weeskamer di Gorontalo, Manuskrip
(KITLV Leiden,1942).
2Farha Daulima, Terbentuknya Kerajaan Limboto Gorontalo, 7.
3Haga, 27.
4Haga, 28.

muslihatnya

sehingga

pemberontakan.5

mampu

Pusaka

Tombak

membunuh
Juwele

pemimpin

menjadi

lambang

kebesaran Gorontalo. Setiap pemberontakan berhasil diredam


hanya

dengan

menunjukkan

Juwele

kepada

pemberontak.

Pemberontak lalu mengurungkan niat pemberontakannya saat


melihat benda pusaka Juwele dari Gorontalo.

Pusaka Tombak Juwele memiliki nilai yang berarti seperti


pusaka yang lain, rencong emas dari Bugis dan sebilah keris
gading yang bersarung emas buatan Bugis.7 Saat menghadapi
peperangan benda pusaka itu akan selalu dibawa oleh para
pengiring. Benda pusaka ditempatkan dalam wadah terbuat dari
perak. Pusaka tersebut dihiasi dengan daun sirih dan bunga.
Pusaka

tersebut

merupakan

lambang

keberanian

dalam

menghadapi musuh.8
Semua pusaka berhasil didokumentasi oleh Sekretaris
Bataviasch

Genootschap

menggambarkan

pusaka

pada

tahun

tersebut

1858.

Sekretaris

Dalam
Bataviash

Genootschap menggambarkan dengan detail bentuk dari pusaka.9


Pemerintahan Hindia Belanda pada saat itu berkuasa 39 tahun
apabila dihitung semenjak EIC menyerahkan Gorontalo yaitu
tahun 1816.10
Selama hampir 500 tahun para pembesar Gorontalo
menggunakan

pusaka

tersebut

untuk

pelengkap

pakaian

kebesaran dalam pesta-pesta dan upacara adat. 11 Usia pusaka ini

5Haga

28-31.
27
7Haga 30.
8Haga 31.
9Haga 29-31.
10Harto Juwono, xx.
11Haga 27.
6Haga

dihitung dari tahun perdamaian Gorontalo-Limboto hingga diambil


untuk disimpan di museum Bataviasch Genootschap.
Gorontalo

menjadi

magnet

bagi

berlangsungnya

percampuran kebudayaan atau akulturasi. Hal ini disebabkan


oleh kekayaan alam Gorontalo yang melimpah. Beberapa daya
tarik tersebut adalah emas di Suwawa, beras yang melimpah di
sekitar Limboto, rotan yang banyak terdapat di hutan dan kayu
terutama di daerah Gunung Tellu yang berguna untuk pembuatan
kapal. Potensi alam Gorontalo juga baik untuk perkebunan di
antaranya adalah perkebunan coklat, jagung dan lainnya. Inilah
yang akan membuat bangsa lain tertarik untuk menguasai
Gorontalo.
Pada tahun 1678 VOC datang ke Gorontalo dan kemudian
melakukan kontrak dengan para raja di Gorontalo dari sinilah
awal mula Gorontalo lepas dari kekuasaan Ternate dan kemudian
di bawah kekuasaan VOC di tahun 1681. Walaupun dalam
genggaman penjajahan VOC semangat demokrasi tetap ditegakkan
untuk memilih raja yang berkuasa di Gorontalo. Yang kemudian
raja tersebut menjadi perwakilan untuk berhubungan dengan
kekuasaan VOC.12

Kelanjutannya silahkan menghubungi writer


Fendi Adiatmono
087739441000

12Ariobimo,

357.

Anda mungkin juga menyukai