Anda di halaman 1dari 10

Nama : Dela Misela

NPM : 2011051
Kelas : Teknik Sipil C
Mata kuliah : Perencanaan Bangunan Gedung

MEREVIEW

SAP2000 : ANALISIS DAN DESAIN PENULANGAN STRUKTUR RUKO 2 LANTAI


DENGAN BEBAN GEMPA SNI 1726 : 2019 (Hasan Asyari)

Mendesain bangunan ruko 2 lantai lengkap dengan penulangannya di SAP 2000


Berikut adalah gambar desain struktur ruko

Struktur ruko ini memiliki lebar 6 meter, panjang ke belakang 18 meter, dengan jarak antar
kolom 6 meter, dn tginggi total 7,5 meter dengan tinggi dari lantai 1 ke lantai 2 yaitu 4 meter,
dan dari lantai 2 ke lantai atap atau dak 3,5 meter.
Untuk kolom sendiri direncanakan 50 dan balok anak 25x 40 .
Untuk tebal pelat lantai 2 :
- Tebal 15 cm
- Pelat lantai atap atau dak tebal 12 cm
Material yang digunakan :
1. Mutu beton =
k-300/fc’25 Mpa
modulus elastisitas, 47006fc’= 23500 Mpa
bert jenis beton bertulang 2400 kg/m^3
2. Baja tulangan =
BJTS 40 => tegangan leleh fy 390 Mpa
Modulus elastisitas = 200000 Mpa
Tegangan putus Fu 560 Mpa
Berat jenis baja 7850 kg/m^3
PLAT ATAP/DAK, T = 120
PLAT LANTAI 2, T = 150
Program SAP 2000
Tutorial penggunaan SAP 2000 : Analisis dan Desain Penulangan Struktur Ruko 2 Lantai
Dengan Beban Gempa SNI 1726:2019 (Hasan Asyari)
1. Membuka Aplikasi SAP2000
2. Menu file
3. New model
4. Konversi ke satuan kN, m ,c
5. 3D frames
6. Sesuaikan desain yang direncanakan
- Number of stories = 2
- Number of bays, x = 3 roham
- Story of bays, y = 1 roham
- Story height =4
- Bay width, x = 6
- Bay width, y = 6
7. Klik “use costume grid spacing and locate origin” dan “edit grid”.
8. Z grid data
9. Ordinate (m)
0
4
7,5
Dan klik “ok” dan “ok”
10. Merencanakan material
- Klik menu “define”
- Material
- Add new material
- Region “user”
- Material type “concrete”
- Klik “ok”
11. Genral data
- Material name and display color (concrete) diganti dengan k300/fc 25 Mpa
- Ubah units kgf, m, c
- Weight per unit volume diganti “2400”
- Modulus
- Mengganti units ke kN, lalu diganti jadi 4700x akar 25 Mpa
- Mengganti 2 kolom angka dibawahnya menjadi 25
- Klik “ok”
12. Menentukan material baja tulangan
- Add new material
- User
- Rebard “ok”
- Beri nama BJTS 40
- Ubah satuan ke kg
- Berat jenis baja 7850
- Ubah satuan ke KN
- F, 200000
- Fy = 390 Mpa
- 560 Mpa
- 390 Mpa
- 560 Mpa
- Klik “ok”
13. Membuat penampang
- Define
- Section properties
- Frame section
Menentukan penampang kolom
- Add new property
- Still ganti jadi concrete
- Rectangle (kotak)
- K 400x400
- Dimensi = 0,4
- 0,4
- Warna biru
- Material ganti ke k300
- Property modiv, reduksi :
Kolom = 0,7
Torsi = 0,25
Sesuai SNI
- Klik “ok”
Menentukan penampang balok
- Add new property
- Rectangle
- B1 350x500
- Display colour hijau
- Dimensi = 0,5
- 0,33
- Material k300
- Balok = 0,35
- 0,35
- Torsi = 0,25
- Congrate
- Design type diganti ke beam
- Tebal selimut 5 cm
- 5 cm
- Klik “ok” dan “ok”
Menentukan plat
- Define
- Section properties
- Area section
- Sheel
- Add new section
- E15, colour abu tua
- Type sheel tin kanan 0,15
- 0,15
- Material k300
- Stipness modiv, reduksi
- Plat = 0,25 sampe banding
- Klik “ok”
Menentukan p12
- Klik sebelah kiri
- Coppy
- Ganti jadi p12
- Warna 12, 12 klik “ok”
Pengaturan tersebut bisa diihat pada SNI 2019 mimen inersianya harus di reduksi, karena
penampang efektif momen inersia kurang dari 100 %
Nilai reduksinya adalah :

Bagian dan Momen inersia Luas


kondisi penampang
Kolom 0,70 Is
Dinding Tidak retak 0,70 Is
retak 0,35 Is 1,0 fs
Balok 0,35 Is
Pelat datar dan 0,25 Is
ziab datar

Aplikasikan penampang tadi ke geometri


1. Kolom
- Pilih kolom
- Klik kanan tarik ke kiri (dari atas ke bawah)
- Design
- Frame
- Frame section
- K400
- Apply
- Ok
2. Balok
- Klik kanan tarik ke kiri (atas ke bawah)
- Design
- Frame
- Frame section
- P1
- Apply
- Ok
3. Tambahkan balok anak
- Dikiri, klik second a reading
- Section pilih B2
- Momen rilis “continues”
- Number of mind “1’
- Arah x
- Klik di denah yang sebelah kanan
- Arah vertikal ganti x menjadi y, klik di denah
Dengan cara yang sama dilantai 2 dengan membuat balok anak, arah x, lalu arah y sama
seperti cara tadi (horizontal dan vertikal )
Pengaplikasian plat pad z = 7,5 pada tap DAK, select object
- Masuk ke “the of p12”
- Select lagi
- Lantai bawah z = 4, plat p15, select object
- Lihat hasilnya pada 3D, general options, extrude, select, apply to all windows, ok
- Kolom = warna biru
- Balok utama = warna hijau
- Balok anak = warna ungu
- Pelat tebal 15 = abu tua
- Plat DAK = abu muda
Memberikan penyatuan (saling menyatu)
- Normalkan tampilan
- Standard (view type)
- Select pool
- Assign
- Frame
- Automatic
- Tambah mesh at intersection with other (agar batang semua menyatu)
- Apply, and ok
- Tentukan tumpuan dibawah ke jepit (asumsi)
- Select (tumpuan bawah)
- Assign, join, jepit, apply, and ok
- Section
- P12 dan p15
- Masuk assign
- Area
- Automatic area mesh
- Pilih “automesh area into…. Along 1 to 2 and 1 to 3
- 10, 10, apply
Menginput beban :
Jenis beban yang bekerja pada bangunan
a. Beban mati sendiri elemen atruktur (dead load)
Misalnya : balok, kolom, dan plat
b. Beban mati elemen tambahan (super dead load)
Seperti : dinding, keramik, plesteran, plumping, ME (mechanical eletrical)
c. Beban atap (live load)
Beban luasan permeter (m^2) yang ditinjau berdasarkan fungdi bangunan
d. Beban gempa (earthquake load)
Beban gempa statik ekuivalen dan dinamik (respons spectrum)
Pembebanan :
1. Beban mati tambahan pada lantai (SDL)
- Berat pasir setebal 1 cm = 0,16 kN/m^2
- Berat spesi setebal 3 cm = 0,66 kN/m^2
- Berat keramik setebal 1 cm = 0,24 kN/m^2
- Berat plafon dan penggantung = 0,2 kN/m^2
- Berat instalasi ME = 0,25 kN/m^2
- Total beban mati tambahan pada lantai = 1,51 kN/m^2
Beban mati tambahan pada lantai atap (SDL)
- Berat water prooing = 0,28 kN/m^2
- Berat plafon dan penggantung = 0,2 kN/m^2
- Berat instalasi ME = 0,25 kN/m^2
- Total beban mati tambahan pada lantai atap = 0,73 kN/m^2
Beban mati pada balok lantai
- Beban dinding tinggi 3,15 m = 7,9 kN/m^2
- Beban dinding parapet tinggi 1 m = 2,5 kn/m^2
Beban hidup pada lantai atap
- Beban orang dan perlengkapannya = 1,0 kN/m^2
Define load patterns
+ SDL, super dead, 0, add new
+ Live, live, 0, add new, and “oke”
Input lantai atap
- Hilangkan “yes”. Z= 7,5 m
- Select object, assign, area load, uniform sheel, 0,73 kN/m^2, and klik “ok”
- Get preveus select (kiri tab)
- Assign
- Area load
- General
- Live, 1 kN/m^2
- Apply and klik “ok”
Lakukan hal yang sama dengan cara memasukkan pembebanan tersebut.
Menentukan lokasi bangunan
Misal :
Di kota bandung
- Pilih klik
- Tampilkan (desain spektra indonesia)
- Akan muncul nilai (angka)
- SE tanah sedang (kelas)
- SS (1,2427)
- SI (0,5291)
- Long period (6)
- Respons modification, R
- Harus mengetahui dulu, 2 metode :
- Sps < 0,167 (tabel)
Tinggi resiko gempa
- KDS : A,B (rendah)
- KDS : C (menengah)
- KDS : D, E, F (tinggi)
Bangunan rumah toko (RUKO)
Termasuk kategori resiko (II)
Kategori resiko = I-II
Faktor keutamaan gempa =1,0
SDS = 0,8325
Berarti 0,50 < SDS kategori D (sistem)
KDS = tinggi
- Masukan angka “1” pada bagian factors “ occupancy importance “1”
- Kemudian pada bagian “time period” pilh “user define”
- Nilai t, diambil dari rumus Ta = Ct hn^x
- Ct (0,0466) , x ( 0,9) pad rangka beton pemikul momen
- Ada penjelasan bahwa :
Period minimum (Tmin)
Tmin = Ct x Hn^x
Tmin = 0,28572 detik

Periode maksimum (Tmax)


Tmax = Cu x Tmin
Tmax = 0,40001 detik
Jadi T = 0,4, and klik “ok”
Kemudian dengan cara yang sama untuk arah “Y”
Load direction diafraghm eccentricity “global y direction”
Setelah itu menentukkan beban dinamik responspektrum
- Masuk menu “define”
- Klik functions, respons spectrum
- Pilih ASCE 7.16
- Add new functions
- Pada bagian “function name” diberi nama “RS Bandung”
- Pada bagian parameters, klik yang “02 sec spectral…. Dengan nilai 1,2474
- Nilai S1 = 0,5291
- Long period transtion period = 6
- Dengan site class = D
- And klik “ok” , “ok”
- Masuk menu “define”
- Load cases
- Add new load cases “Eqdx” dengan load case type “response spectrum
- Loads applied, pilih U1, arah x : RS Bandung
- Scale factor : 1,2263
- Klik “oke” dan “oke”
Menentukan massa structure
- Menu “define”
- Mass source
- Modify
- Diganti dengan “specifed load patterns”
- Add, dead = 1, SDL = 1, live = 0,3
- “ok”, “ok”, dan “ok”
Setelah itu harus menentukan untuk setiap lantai sebagai diafragma artinya ketika terjadi
gempa atau gaya arah lateral. Maka plat plat ini akan menyeimbangkan kekakuan.
Untuk mengaturnya, pilih select all
- Kemudian masuk ke assign
- Joint
- Constrains
- Define joint constrains
- Pilih diafragm
- Add new
- Pilih “z”
- Bagian bawah “ assign a differens…. Di klik
- Kemudian “ok” dan “ ok”, di klik “apply” dan “ok”
Untuk mengetahui bahwa diafragma tadi sudah terdefinisikan strukturnya lalu bisa kita cek pada
salah satu titik bebas, lalu klik kanan. Maka muncul diafragma dengan nilai “1,75”
Kemudian cek pada lantai bawahnya, diafragma dengan emevasi “4”
Setelah itu paling terakhir pada desain ini badalah kombinasi beban.
Kombinasi beban dengan berdasarkan SNI 2847 : 2019 pasal 5.3.1
Karena ditambahkan gempa maka perlu dilakukan modifikasi pada beban matinya seperti pda
SNI
Yang ditambahkan beban gempa (1,2 + 0,2SDS)D + Emh + L
Maka didapat 1,37 D .
Langkah selanjutnya adalah denagn mengecek kembali
- Define
- Define load combination
Analisis :
- Masuk menu analyze
- Pilih space frame, dan “ok”
- Masuk ke set laod cases to run…
- Dan klik “run now”
- Lalu klik “save” untuk menyimpannya
untuk kontrol pertama berdaskan hasil analisis desain tadi sudah aman
ada catatan “jika tidak terpenuhi tambahkan jumlah mode “modal modify load case”
apabila periode fundamental hasil analisis lebih besar dari CuTa pada suatu arah tertentu, maka
periode struktur T harus diambil sebesar CuTa. Apabila kombinasi untuk gaya geser dasar hasil
analisis ragam (v1) kurang dari 100 % dari gaya geser (v) yang dihitung melalui metode statik
ekivalen.
Untuk mengambil data pada penskalaan gaya terlebih dahulu masuk ke
- Display
- Show tables
- Pilih structure output
- Base reaksi, “ok”
- Klik select load “Eqdx, Eqdy, Eqsx, Eqsy” , klik “ok” dan “ok”
- Coppy yang dari excel ke file tadi dan mengecek arah x dan y, satatik dan
dinamik.
- Catatan : jika tidak terpenuhi maka perlu dikalikan faktor skala “load case”
- Untuk mengeceknya buka Apk SAP2000
- Lalu buka kunci
- Kemudian masuk ke “define”
- Load case
- Pilih Eqdx
- Modify, nilai accel pada bagian load appled pada bagian “scale factor” nilainya
dikali dengan faktor pada arah x. (1,2263 x 1,07 2242) lalu modify dan klik “ok”
- Kemudian untuk arah y lakukan hal yang sama. (1,2263 x 1,083224), “ok” dan
“ok”
- Lalu analisis kembali pada gambar
- Masuk ke “display”
- Show tables
- Pilih bestreaction
- Pilih 4 item yang tadi
- Kemudian klik “ok”
- Dan kemudian hasil dari file excel sudah “ok”.
Contuh untuk satu sample, dengan mengklik pada bagian ujung atas, tengah dan bawah

Lihat pada joint, table dan klik “ok”


Tahap desain penulangan struktur
- Masuk icon atas kanan “kotak”
- Pastikan desain codenya adalah “ACI 318.14 sudah menjadi acuan SNI 2019
- Pastikan desain kategorinya adalah “D”
Untuk penulangan balok utama
Hanya perlu isi dengan mengecek ke menu beton tadi
- Display
- Pilih shear reinforcing lalu klik “ok”
- Lalu lenglai tabel yang berada pada tabel tulangan geser balok (penulangan
komponen struktur-excel)
ini kesimpulannya untuk sengkang tumpuan dipakai 2 kaki diameter 13 jarak 100 dan lapangan
dipakai 2 kaki diameter 13 jarak 200, kemudian untuk balok anak pada daerah tumpuan dipakai
atau dipasang 2 D 10 dengan jarak 100 dan daerah lapangan jum;ah 2 kaki dengan diameter 10
jarak 200
kemudian desain utama tulangan kolom
- Tinggi kolom = 4 m
- Sisi pendek kolom, b = 400 mm
- Sisi pendek panjang, h = 200 mm
- Kuat tekan beton, fc = 25 Mpa
- Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 Mpa
- Gaya axial pu (kolom) = 647,199 kN
Jadi kesimpulannya dipasang 12 D 25 menurut SNI.
Cek hasil tulangan tidak boleh lebih dari 6 %

Anda mungkin juga menyukai